1
Perspektif Islam tentang Deviasi sosial
Kecenderungan untuk menyimpang
Muhamad Ghorihiro
Pengembangan Masyarakat Islam
muhamad.ghorihiro@gmail.com
A. Abstrak
Buku Sosiologi islam karanagan . Agus Ahmad Safei, M.Ag. yang saya pelajari ini dan saya pahami sangat menarik dan mudah di mengerti khususnya umat islam yang membacanya. Disini saya mengambil salah satu bab dalam bukunya yaitu deviasi sosial, kecenderungan untuk menyimpang. Salah satunya penyimpangan yang baru-baru ini, masyarakat dikejutkan oleh kasus e-ktp yang melibatkan para pejabat yang dipandang orang-orang yang bersih. Namun manusia selalu tidak akan lepas dengan keburukannya yang berada di balik cover nya. Manusia selalu memiliki sisi gelapnya yang akan muncul seiring dengan kehidupannya yang masih berjalan. Tidak dapat dipungkiri manusia ialah pelaku penyimpangangan sosial. Padahal manusia sadar dan tahu akan kesepakatan sosial yang ada pada masyarakat, dan pada diri masing-masing. Disinilah manusia terlihat unik untuk prilaku yang bisa berubah-ubah dan penuh misteri.
B. Pembahasan
2
Masyarakat sendiri terdirir dari kumpulan manusia, dimana manusia memiliki sifat baik dan buruk yang fitrah secara manusiawi. Sifat yang dibawa sejak lahir ini tidak akan hilang sampai manusia itu mati.
Asumsi ini mengacu pada pernyataan menurut . Agus Ahmad Safei (2017:29) manusia terdiri dari unsur-unsur yang berlawanan. Dalam wujudnya, Allah mencampurkan keburukan dan kebaikan. Dalam bukunya pernyataan ini berdasarkan pemahaman beliau terhadap Al-Quran. Yaitu salah satu surat yang dikutip ialah (QS.Ar-Rahman: 14; Al-Hijr: 26 ; Al-An’am: 2 ; Al-Mu’minun: 112; Al-Isra’: 16; Al-Hajj: 5).
Manusia punya dua sifat ini, baik dan buruk yang akan muncul di kalangan masyarakat. Dan prilaku yang diluar kesepakatan masyarakat akan dianggap tidak terpuji, inilah yang biasa disebut patologi sosial. Kejadian prilaku menyimpang ini karna sudah bawaan lahir manusia sudah ada, maka dari masa ke masa manusia tahu dan melewati semua prilaku menyimpang ini. Seperti kekerasan bukan hal baru dalam kehidupan manusia, meskipun demikian, pada abad ilmu pengetahuan dan peradaban manusia yang semakin mapan, bukanlah perilaku manusia itu semakin sopan dan beradab, tetapi semakin rapuh dan biadab (. Acep Aripudin,2013:108).
3
alkhamru atau peminum arak, alkhiyanaah atau khianat, adhulmu atau aniyaya,
aljubun atau pengecut, alghadab atau pemarah, alghibah atau pengumpat, alghina
atau merasa tidak perlu orang lain, alhasad atau dengki, alhiqdu atau dendam, alifsaad atau membuat kerusuhan, alintihar atau membunuh diri, alisraf atau
berlebih-lebihan, alistikhbar atau takabur, alliwath atau homo seksual, alamakhru atau penipuan, anamimah atau mengadu domba, qatlunnafsi atau membunuh, assikhriyah atau berolok-olok, asyirqah atau mencuri, asysyahwat atau pengikut
hawa nafsu, attabdzir atau menyia-nyiakan.
4
masyarakat selain individu, seperti para tokoh masyarakat, pejabat, alat komunikasi, dan lingkungan, dan banyak lagi yang lainnya.
Penyimpangan sosial muncul dari masyarakat yang sepakat secara bersama dan pada suatu daerah maka penyimpangan sosial juga bisa beragam disetiap daerah yang berbeda. Karena setiap daerah sendiri memiliki budayanya masing-masing yang mungkin ukuran normal dan abnormalnya berbeda dengan daerah tersebut. Menurut Agus Ahmad Safei (2017:33) penyimpangan sosial dikalangan masyarakat juga disebabkan oleh proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yang juga menyimpang. Disini ada contoh budaya yang di tuliskan yaitu seperti kumpul kebo yang mungkin di masyarakat indonesia adalah penyimpangan namun berbeda dengan situasi negara eropa dan liberal dimana hal tersebut termasuk hal yang wajar.
C. Kesimpulan
Jadi penyimpangan sosial atau deviasi sosial dalam buku sosiologi islam karanagan bapak . Dr Agus Ahmad safei,M.Ag. dalam bukunya yang berangkat dari sosiologi dan didasari oleh teori-teori para ahli sosiologi dan di perkuat oleh sumber umat islam yaitu Al-Quran. Pembahasan penyimpangan sosial dalam kacamata islam lebih jelas dan berdasarkan nilai yang ada. Dan pembahasannya yang menurut saya mudah dipahami meskipun ada ayat-ayat Al-Quran namun setelah dibandingkan dengan buku Sosiologi lainnya tidak jauh berbeda dan selaras dengan apa yang di amati oleh Sosiologi itu sendiri.
D. Referensi
Safei, Agus Ahmad. 2017. Sosiologi islam. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Aripudin, Acep. 2013. Sosiologi dakwah. Bandung: PT Remaja Rosda.
Katuuk , Neltje F. 1991. Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: