• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran Usmani Muda Turki Muda dan Kem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemikiran Usmani Muda Turki Muda dan Kem"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia Islam terutama pada awal abad ke 19, ketika sejarah Islam dipandang sebagai permulaan periode modern. Kontak dengan dunia barat membawa ide-ide baru ke dunia Islam seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Hal ini pun terjadi di kerajaan Turki.

Pada awalnya Turki merupakan kawasan anatolia yang dihuni oleh penduduk Haiti yang berasal dari Eropa Tengah, kemudian wilayahnya diperluas ke daerah Mesopotania dan Suriah. Kemudian kawasan anatolia jatuh ke tangah Romawi yang asal mulanya terletak di wilayah barat, dipindah ke Konstatinopel yang sekarang disebut Istanbul dan berganti nama dengan menjadi kerajaan Bizantium. Pada tahun 1953 Ottoman (kelompok intelektual Usmani Muda) berhasil menaklukkan Bizantium dan merebut ibukota Konstatinopel dan beberapa wilayah, namun setelah raja Sulaiman turun tahta kejayaan Ottoman berangsur memudar.

Menjelang abad ke 19, Ottoman kehilangan wilayah kekuasaan di Mesir dan kawasan Bulhan. Pada tahun 1923 ditetapkan konverensi tentang batas-batas wilayah, dan dalam konverensi ini pula menetapkan bahwa Turki secara resmi menjadi negara republik dan Mustafa Kemal Pasha Ataturk resmi menjadi presiden pertama Turki.

B. Rumusan Masalah

(2)

BAB II PEMBAHASAN A. USMANI MUDA

Golongan intelegensia Kerajaan Usmani yang banyak menentang kekuasaan absolut sultan dikenal dengan nama Usmani muda (Yeni Usmanlilar- Young Ottoman). Pemikiran-pemikiran yang diajukan pemuka-pemuka Usmani mudalah yang mempengaruhi pembaharuan yang diadakan sesudah zaman Tanzimat.1

Usmani muda pada asalnya merupakan perkumpulan rahasia yang didirikan di tahun 1865 dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintahan absolut kerajaan Usmani menjadi pemerintahan konstitusional. Para tokoh Usmani muda banyak melakukan gerakan rahasia. Namun akhirnya sikap mereka diketahui oleh sultan, mereka pun melarikan diri ke Eropa. Disana mereka membangun kekuatannya dan disana pula mereka mendapat julukan sebagai Usmani muda. Setelah dirasa bahwa Turki telah aman, akhirnya mereka kembali untuk melanjutkan cita-cita mereka yang sebelumnya. .

Pergaulan tokoh-tokoh Usmani Muda dengan pemikir-pemikir dari Perancis dan Inggris yang cukup liberal sedikit banyak membawa pengaruh bagi gerakan Usmani Muda ini. Maka beberapa pembaharuan mereka pun cukup bersifat liberal. Untuk melancarkan usaha pembaharuannya ini, kalangan Usmani Muda memanfaatkan media masa sebagai saluran penyebarannya. Antara lain surat kabar Tasvir-i-Efkar (gambaran pemikiran) yang didirikan Ibrahim Sinasi Effendi. Ketika Ibrahim lari ke luar negri karena tekanan dari sultan, surat kabar ini dipimpin oleh Namik Kemal, salah satu tokoh Usmani Muda yang lain.2

Beberapa tokoh dan para pembaharu dalam gerakan Usmani Muda antara lain sebagai berikut:3

1. Ziya Pasha

Zia lahir pada tahun 1825 di Istanbul dan meninggal pada tahun 1880. Ia anak seorang pegawai Kantor Bea Cukai Istanbul. Setelah menyelesaikan pendidikannya pada sekolah Sulaymaniye yang didirikan Sultan Mahmud II.

1 Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.1998) h.21

2 Zakiya Darajat, Pemikiran Lokomotif Pembaharuan Di Dunia Islam, (Jakarta: Rabbani Press. 2009) h. 46

(3)

Kemudian Ia diangkat menjadi pegawai pemerintah saat masih berusia muda. Atas usaha Mustafa Rasyid Pasha, pada tahun 1854 Ia diterima menjadi salah satu sekrtaris sultan. Namun permusuhannya dengan Ali Pasha membuat Ia terpaksa pergi ke Eropa di tahun 1867 dan tinggal disana selama lima tahun.

Usaha-usaha pembaharuannya antara lain bahwa kerajaan Usmani harus dibangun dengan sistem pemerinatahan konstitusional, tidak dengan kekuasaan absolut. Menurutnya Negara Eropa maju disebabkan tidak adanya lagi pemerintahan yang absolut, semuanya dengan sistem pemerintahan konstitusional. Dalam sistem kontitusional, harus ada Dewan Perwakilan Rakyat. Alasan perlu adanya DPR ini adalah agar perbedaan pendapat dapat ditampung dan kritik terhadap pemerintah diperlukan untuk kepentingan pemerintah dan rakyat. DPR-lah yang nantinya memperjuangkan perbedaan pendapat diakalangan umat Islam. Sebagai orang yang taat menjalankan agama Islam, Ziya sebenarnya tidak sepenuhnya setuju terhadap pembaharuan yang hanya mencomot ide-ide barat tanpa sikap kritis. Menurutnya, umat Islam harus tetap mengkritisi setiap kebudayaan barat dan nilai-nilai kemajuan yang dibawanya. Itulah sebabnya Ia lebih menilik kepada kesesuaian antara kepentingan rakyat dengan ide pembaharuan yang datangnya dari barat. Dalam hal demikian, Ia juga tidak sependapat dengan orang yang mengatakan bahwa agama Islam dapat dianggap sebagai penghalang kemajuan.

2. Midhat Pasya

(4)

Sebagai tokoh gerakan Usmani Muda, oleh sahabat seperjuangannya Ia dipercayakan memegang pemerintahan dan sekaligus memperjuangkan cita-cita gerakan itu. Maka ia pada tahun 1872 berhasil menjadi menteri Kehakiman dan kemudian menjadi Perdana Mentri. Midhat Pasha adalah Mentri Kehakiman dalam Kabinet Muhammad Rusydie Pasha pada masa Kekhalifahan Abdul Aziz. Dia pernah membujuk Khalifah Abdul Aziz untuk menyusun suatu rancangan konstitusi berdasarkan sistem demokrasi barat. Dia pernah menulis surat pada khalifah dan mendorongnya memperbaiki status quo4 dengan menetapkan suatu konstitusi baru.

Sultan Abdul Aziz menemui Midhat Pasha sebagaimana mestinya dan menerima suratnya tersebut. Setelah membaca surat tersebut, Abdul Aziz sangat murka. Ia memerintahkan untuk segera memecat Midhat Pasha dari pemerintahan dan mengasingkannya sebagai wali (gubernur) di Salonika. Namun demikian, Ia tidak tinggal lama disana dan segera kembali ke Istanbul. Ia bersekongkol dengan Husni Awni Pasha; Mentri Kepolisian Negara untuk memberhentikan Sultan Abdul Aziz dari kursi kekuasaan. Akhirnya, pada malam tanggal 30 Mei 1876 Sultan Abdul Aziz di berhentikan dengan tanda pembacaan fatwa pemberhentian dari Syaikhul Islam. Pada malam itu juga Murad V diangkat sebagai Khalifah. Setelah itu pemerintahan Khalifah Murad V digantikan oleh Sultan Abdul Hamid.

Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, Midhat Pasha diangkat menjadi perdana menteri. Midhat Pasha mengumumkan berlakunya sebuah Undang-Undang yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan unsur agama atau apapun. Karena menurutnya, segala perbaikan yang dilakukan oleh Daulah Usmaniyyah harus berdasarkan atas hukum demokrasi. Untuk itu perlu dibentuk Undang-Undang dan Majelis Perwakilan Rakyat yang mewakili semua unsur masyarakat. Dengan demikian, rakyatlah yang menentukan suatu hukum, bukan sultan maupun penguasa. Dan setiap penguasa harus bertanggungjawab di depan majelis. Inilah yang dimaksudkan dalam Islam sebagai prinsip syura, yang oleh Barat disebut sebagai parlemen. Akhirnya pada tanggal 23 Desember 1876 lahirlah sebuah konstitusi yang bertujuan untuk membatasi kekuasaan sultan.

(5)

Konstitusi Turki Usmaniyah yang pertama ini mengambil model konstitusi Perancis dan Belgia mengatur sistem kerajaan konstitusional yang terdiri dari dua parlemen, yaitu Balai Tinggi dan Balai Rendah. Namun pada prakteknya, banyak kendala yang menyertainya. Sultan Abdul Hamid II tampaknya hanya mau mereformasi bidang militer pada bidang politik, dan menghidupkan kembali sebutan Khalifah untuknya, serta menuntut dukungan kaum muslim untuk menghalau pemberontak nasionalis Kristen yang muncul di wilayah Balkan. Akhirnya sultan ini pun menindak dan menangkap tokoh-tokoh reformasi, tidak terkecuali Midhat Pasha. Di bidang pertahanan, Midhat melihat bahwa Usmaniyah adalah salah satu tanah tersubur didunia. Akan tetapi kenyataannya sangat kontradiktif dengan rakyatnya yang tetap miskin. Menurut Midhat, penerapan pajak yang memberatkan dan kerakusan negara-negara Eropa yang selalu menghalangi kemajuan Turki Usmani adalah salah satu penyebabnya. Dikepalanya, Midhat memiliki banyak pemikiran yang berupaya untuk memulihkan kondisi ini. Sayangnya beberapa pihak menentang upaya dan cita-citanya. Sultan yang merasa posisinya terancam para ulama yang menganggap bahwa pembaharuan adalah hal yang bertentangan dengan agama, juga negara asing yang terncam kepentingannya di Turki Usmani. Ahirnya Midhat Pasha seorang pribadi yang didalamnya bersatu jiwa ketaqwaan dan kemoderenan pun harus disingkirkan, dibuang dan dibunuh di tempat pembuangannya pada tahun 1884 M.

3. Namik Kemal

(6)

Hurriyet ketika basis perjuangan mereka berpindah ke Perancis. Akhirnya Ia dikucilkan di Famagusta, Cyprus. Ketika Sultan Murad berkuasa, Ia dibebaskan tetapi gerak geriknya kembali diawasi oleh Sultan Abdul Hamid II setelah Ia naik tahta menggantikan kepemerintahan Sultan Murad yang hanya 93 hari. Bersama Midhat Pasha dan Ziya Pasha, Ia menyiapkan Undang-Undang dan proses liberalisasi. Ia sendiri sebenarnya amat menyadari beberapa kesulitan yang akan menghadangnya dikemudian hari. Tetapi ia juga yakin bahwa ia akan berhasil. Kritik Namik Kemal terhadap pembaharuan Turki pada periode tanzimat adalah adopsi mereka secara besar-besaran terhadap pembaharuan yang ada didunia Barat, sehingga menjurus ke sekulerisasi yang belum tentu sejalan dengan ajaran Islam dan kebutuhan masyarakat Turki. Padahal menurut Namik bahwa landasan yang semestinya dalam pembaharuan kelembagaan dapat ditemukan dalam berbagai ajaran Islam. Namik Kemal banyak dipengaruhi oleh pemikiran Ibrahim Sinasih (1826-1871) yang berpendidikan Barat dan banyak mempunyai pandangan modernisme. Namik mempunyai jiwa Islami yang tinggi, sehingga walaupun ia berpengaruh pemikiran Barat namun masih menjunjung tinggi moral Islam dalam ide-ide pembaharuannya5. Menurutnya Turki saat ini mundur karena

lemahnya politik dan ekonomi. Untuk bisa memajukan ekonomi dan politik Turki harus ada perubahan dalam sistem pemerintahan. Untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang ideal, penguasa harus menjunjung tinggi kepentingan rakyat. Karena kepentingan rakyat menjadi asas negara, maka negara mesti demokratis, yaitu pemerintahan yang didasarkan atas dukungan dan kepentingan. Ia berkeyakinan bahwa Islam dapat disejajarkan dengan peradaban modern. Syari’at Islam mampu membenahi bentuk pemerintahan dan menghadapi gempuran dunia barat.

B. PEMIKIRAN TURKI MUDA

Setelah dibubarkannya parlemen dan hancurnya gerakan Usmani Muda, Sultan Abdul Hamid terus memerintah dengan kekuasaan yang lebih absolut. Kebebasan berbicara dan menulis tidak ada. Dalam menentang lawan ia memakai kekerasan, sehingga ada

(7)

pengarang yang memberi sifat tirani kepadanya. Yanng menyokong sultan dalam pemerintahan absolut dan kekerasan hanya beberapa pembesar-pembesar kerajaan usmani.

Rasa tidak senang timbul, bukan hanya pada kaum intelegensia yang dipengaruhi pemikiran liberal, tetapi juga digolongan pegawai sipil dan kemudian juga dikalangan kaum militer. Bahkan diperguruan-perguruan tinggi rasa tidak senang itu juga kelihatan meluap keluar. Dalam kelas, guru bercerita tentang pemuka-pemuka Usmani Muda dan ide-ide mereka. Murid merasa rindu ke zaman Usmani Muda yang baru dan dengan penuh perhatian membaca tulisan-tulisan Namik Kemal. Nyanyi-yanyian yang memuji Sultan mereka ubah mejadi kecaman. Guru-guru yang membawa ide-ide liberal, dipindahkan atau dipecat.

Dalam suasana demikian timbulah gerakan-gerakan oposisi terhadap pemerintahan absolut Sultan Abdul Hamid, sebagaimana halnya di masa lampau dengan Sulatan Abdul Aziz. Oposisi dikalangan Perguruan Tinggi, mengmbil bentuk perkumpulan-perkumpulan rahasia. Di kalangan intelegensia pemimpin-pemimpinya lari keluar negeri dan dari sana melanjutkan oposisi mereka. Gerakan di kalangan militer menjelama dalam bentuk komite-komite rahasia. Oposisi yang berbagai kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan nama Turki Muda.

Ide perjuangan Turki Muda, antara lain dimajukan oleh tiga pemimpin, Ahmed Riza (1859-1931), Pangeran Sabahuddin (1877-1948), Mehmed Murad (1853-1912), Zia Gökalp (1875 – 1924), dan Sayid Nursi.

1. Ahmed Riza

Ahmed riza adalah anak seorang bekas anggota parlemen pertama bernama Injiliz Ali. Di masa mudanya Ahmed Riza pernah berkunjung ke desa-desa di Turki dan kemelaratan yang diderita kaum petani menusuk hatinya. Ia pun bertekad akan melanjutkan studi di sekolah pertanian untuk kelak dapat bekerja dan berusaha merobah nasib kaum petani yang malang itu. Studi mengenai pertanian dilanjutkan di Paris.

(8)

Ia pindah ke Kementrian Pendidikan, karenadengan pendidikanlah, begitu pendapatnya, mata rakyat dapat dibuka dan dengan demikian perubahan nasib mereka dapat diwujudkan. Juga pengalaman di Kementrian ini sama. Orang sibuk dengan soal-soal birokrasi dan bukan soal pendidikan6. Dalam masyarakat Usmani tradisional, sekolah-sekolah

Islam ( madrasah ) memiliki monopoli yang kental di dalam bidang pendidikan. Lulusannya menjadi pejabat tinggi negara, tidak hanya pada departemen ilmiyye, tetapi juga pada departemen seyfiyye dan kalemiyye7.

Karena sensor ketatat, ia tidak dapat mengeluarkan pendapat dan fikirannya dalam surat kabar atau buku, maka ia melihat lebih baik pergi ke Paris kembali. Di sana ia berjumpa dan bekerjasama dengan pemimpin-pemimpin yang telah terlebih dahulu menjauhkan diri dari pemerintahan absolut Sultan Adul Hamid. Di Perancis ia mengeluarkan surat kabar

Mesveret yang diselundupka ke Istambul untuk dapat dibaca oleh orang-orang Turki di Tanah air.

Selama di Perancis Ahmed Riza banyak membaca buku-buku pemikir-pemikir Perancis, dan ia amat tertarik pada falsafat positvisme Aguste Comte (1796-1857). Oleh karena itu ia berpendapat jalan yang harus ditempuh untuk menyelamatkan kerajaan Usmani dari keruntuhan ialah pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Pangeran Sabahuddin

Pangeran Sabahuddin adalah masih keluarga kerajaan. Dari pihak bapak adalah salah seorang cucu dari Sultan Mahmud II dan dari pihak ibu adalah keponakan Sultan Abdul Hamid. Ibunya bersaudara dengan Sultan. Sabahuddin ikut dengan ibu-bapaknya menjauhkan diri dari kekuasaan Abdul Hamid. Mereka pergi ke Eropa, yaitu ke Paris Prancis.

Di Paris Sabahuddin dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran dalam bidang sosiologi dan problema yang dihadapi oleh kerajaan Usmani yang ia tinjau dari sudut sosiologi. Yang diperlukan ialah perubahan sosial, dan bukan oleh penggantian Sultan. Masyarakat Turki sebagai masyarakat timur lainnya mempunyai corak kolektif dan masyarakat kolektif tidak mudah berubah dalam menuju kemajuan. Dalam masyarakat kolektif orang tidak bisa percaya pada diri sendiri, dan oleh karena itu tidak dapat berdiri sendiri, tetapi senantiasa bergantung pada kelompoknya, baik kelompok itu berbentuk keluarga maupun suku-bagsa, pemerintah 6 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam ( Jakarta : Bulan Bintang, 1992 ), h. 118-119.

(9)

dan sebagainya. Masyarakat yang dapat maju ialah masyarakat yang anggotanya tidak banyak tergantung kepada orang lain, tetapi sanggup berdiri sendiri untuk merobah keadaannya.

Selama masyarakat Turki masih bersifat Kolektif, sultan tetap akan mempunyai kekuasaan absolut. Sebagai jalan sementara dalam mengatasi kekuasaan absolut itu yaitu sebelum corak masyarakat Turki berobah. Ia mengajukan diadakan desentralisasi dalam bidang pemerintahan. Daerah-daerah diberi otonomi, dan sistem otonomi itu sebaiknya dilaksanakan sampai ke tingkat desa.

Jalan yang ampuh untuk merobah sifat masyarakat dari kolektif menjadi individual adalah pendidikan. Rakyat Turki harus dididik dan dilatih dapat berdiri sendiri untu merobah nasibnya. Salah satu jalan lain lagi ialah merobah sistem hak milik dari kolektif menjadi hak milik pribadi. Dengan demikian anggotaa masyarakat tiak baanyak lagi bergantung pada kelompoknya. Pangeran Sabahuddin juga menerbitkan majalahnya sendiri yang diberi nama

Terekki (kemajuan).

3. Mehmed Murad

Mehmed Murad, berasal daari Kaukasus dan lari ke Istanbul di tahun 1873 setelah gagalnya pemberontakan Syeikh Syamil di daerah itu. Ia belajar di Rusia dan disanalah ia berjumpa dengan ide-ide Barat, tetapi ajaran-ajaran Islam masih mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pemikirannya. Ia mencoba memberi nasihat kepada Sultan agar diadakan perobahan-perobahaan dalam sistem pemerintahan, tetapi ditolak dan akhirnya ia juga lari ke Eropa. Sebagaimana Ahmed Riza dan Pangeran Sabahuddin, ia juga menerbitkan majalah dengan nama Mizzan (timbangan).

(10)

halnya dengan badan pengawas, Dewan Syar’at Agung bertugas untuk menjaga agar sistem musyawarat dalam pemerintahannya tidak dilanggaar oleh Sultan.

Mehmed Murad mempunyai paham Pan-Islam. Ia melihat bahwa salah satu sebab kelemahan dari kerajaan usmani adalah renggangnya hubungan Istanbul dengan daerah-daerah lain, terutama yang berada dibawah kekuasaan Turki. Ia ingin menghidupkan kembali rasa saling percaya antara pemertintah pusat dan daerah.

Sungguh pun ada perbedaan pandangan dan politik antara ketiga pemuka diatas beserta pengikut masing-masing, mereka sepakat untuk menggulingkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid. Keputusan ini diambil setelah diadakan dua kali konfrensi di Eropa, yang terakhir pada tahun 1907 di Paris8.

4. Zia Gökalp

Selain tokoh Turki Muda di atas, ada lagi tokoh lain yang tak kalah berpengaruhnya, yaitu Ziya Gökalp (1875 – 1924). Zia Gökalp lahir dengan nama Mehmed Ziya di Dayrbakr. Ia masuk salah satu sekolah tinggi modern pada waktu itu di Diyarbakr untuk memperoleh ilmu pengetahuan modern dan untuk belajar bahasa Perancis. Dari pamannya ia belajar bahasa Arab serta Persia dan pengetahuan tentang agama Islam, termasuk di dalamnya teologi, falsafah dan tasawuf. Selanjutnya ia meneruskan studi sekolah dokter hewan di Istanbul9.

Berkat ilmu pengetahuan dan pengalamannya tersebut, ia mencoba menggabungkan model dinasti Usmani yang sekuler yang berdasarkan pada persatuan perspektif penyatuan aspek-aspek terbaik tradisi Islam dan Turki dengan modernitas barat. Kekuasaan Barat dianggap sebagai ancaman bagi Islam dan Kerajaan, Imperium Usmani yakin bahwa mereka harus mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi sumber kekuatan negeri-negeri barat agar dapat mengalahkan ancaman-ancaman itu. Sebagai seorang sosiolog ia berusaha mengkombinasikan sosiologi barat dengan fiqih Islam dalaam disiplin ilmu baru yang disebut dengan “Ilmu-ilmu Dasar Hukum” ( içtimama’i usulü fikyh) yang dıdalamnya ulama dan sosiolog akan bekerjasama untuk memodernisasi hukum Islam10.

Sebuah gerakan Islam penting yang pada mulanya muncul dalam periode konstitusional ke dua adalah gerakan Nurculuk ( para penganut nur atau cahaya : di Indonesia

8 Nasution, Pembaharuan Dalam Islam,h. 121-122. 9 Ibid, h. 128.

(11)

terkenal dengan istilah Risalah an-Nur ), yang didirikan oleh seorang alim Kurdi dan anggota sayap modernis ordo mistik Nakşabandiah (Tarekat Naksyabandiyah), yaitu Sayid Nursi. Dia bergabung dengan persatuan Muhammad tahun 1909, namun pada waktu yang sama dia pun berhubungan erat dengan orang-orang penting Unions dan kemudian sebagai penebar propaganda KPK dengan Teşkileti Mahsusa. Namun pertumbuhan riil pergerakannya baru mulai pada periode berikutnya, yang dibina dengan sebaik-baiknya11.

Selain itu di tanah air sendiri gerakan golongan militer dengan komote-komite atau sel-sel rahasia mereka, mulai meningkat. Di Damsyik terdapat komite Tanah Air dan kemerdekaan yang mempunyai cabang antara lain di Yaffa dan Yerusalem. Mustafa Kemal, yang kemudian terkenal dengan panggilan Ataturk, adalah salah satu pemimpinnya. Komite atau sel lain berdiri di tempat-tempat lain seperti Salonika, Macedonia dan Edirne. Tapi yang termasyhur diantara semua itu adalah Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan ( Ittihad ve Terekki )12

C. MUSTAFA KEMAL ATATURK

Dilahirkan dengan nama Mustafa Kemal Pasha di sebuah kota bernama Salonika pada tahun 1881. Orang tuanya Ali Riza bekerja sebagai pegawai biasa di salah satu kantor pemerintahan di kota tersebut. Ibunya bernama Zubeyde, seorang wanita yang amat perasa dalam keagamaannya. Ketika dipindahkan ke suatu desa di lereng gunung Olimpus, Ali Riza berhenti dari pekerjaannya dan memasuki lapangan dagangan kayu. Tetapi dagangannya banyak mendapat gangguan dari kaum perampok yang berkeliaran di daerah tersebut. Kemudian ia pindah ke perusahaan lain, tetapi gagal juga dan dalam keadaan tersebut ia ditimpa suatu penyakit dan tidak lama kemudian meninggal dunia.

Pada mulanya Mustafa belajar di sebuah madrasah atas desakan ibunya, namun karena merasa tidak senang ia selalu melawan guru dan kemudian dipindahkan oleh ibunya ke sekolah modern di Salonika. Kemudian ia melanjutkan ke sekolah militer atas usahanya sendiri dan lulus ketika umurnya berusia empat belas tahun, dan melanjutkan ke sekolah Latihan Militer di Monastir. Setelah lulus pada tahun 1899, ia memasuki Sekolah Tinggi Militer di Istanbul selama enam tahun dan memperoleh ijazah serta diberi pangkat kapten. Semasa belajar, Mustafa Kemal sudah mengenal politik melalui temannya yang bernama Ali

11 Erik J. Zürcher, Sejarah Modern Turki ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003 ), h. 166.

(12)

Fethi. Ali mendorongnya untuk memperkuat dan memperdalam pengetahuan tentang bahasa Prancis, sehingga Mustafa dapat membaca karangan para filosof Prancis seperti Rousseau, Voltaire, August Comte, Montesquieu, dan lain-lain. Tak luput pula ia menarik dengan sejarah dan sastra Prancis.

Masa studi Mustafa Kemal di Istanbul merupakan masa meluasnya tantangan terhadap kekuasaan absolut Sultan Abdul Hamid dan pembentukan perkumpulan rahasia yang didirikan oleh beberapa kalangan, termasuk pula dari kalangan politisi. Mustafa bersama teman-temannya pernah membentuk suatu komite rahasia dan menerbitkan surat kabar tulisan tangan yang mendukung kritik terhadap pemerintahan Sultan. Sehingga dia bersama teman-temannya pernah ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara untuk beberapa bulan. Setelah keluar dari tahanan, Mustafa dan seorang temannya bernama Ali Fuad dibebaskan dan diasingkan ke Suriah.13

Gagasan dan Gerakan Politik

Mustafa Kemal melihat bahwa pemerintahan Turki Usmani bukan tipe ideal pmerintahan modern. Sultan berkuasa mutlak dan tidak dibatasi oleh hukum. Tidak ada parlemen yang akan mengontrol kekuasaan sultan. Di samping itu pula, Sultan tidak berdaya menghadapi kekuataan Barat dalam hubungan bilateral yang sedikit demi sedikit telah menguasai wilayah kekuasaan Turki Usmani. Kemudian Mustafa Kemal mendirikan gerakan anti –pemerintah melalui perkumpulan Vatan-nya, dan dengan berani ia melawan Barat dan berhasil merebut kembali wilayah kekuasaan Turki dari sekutu. Mustafa pun menjadi terkenal di kalangan masyarakat dan dianggap sebagai pahlawan, ia juga mendapat dukungan dan simpati dari rakyat Turki.

Pada tahun 1920, Mustafa Kemal dan teman-temannya mendirikan Majelis Nasional Agung. Dan dalam sidang di Ankara, majelis sepakat memilihnya sebagai presiden untuk melakukan upaya pembaharuan yang telah lama dicita-citakannya. Posisi Mustafa Kemal pun menjadi semakin kuat dan dunia internasional mengakui eksistensinya sebagai penguasa Turki. Dalam sidang yang pertama, Majelis Nasional Agung memutuskan beberapa hal penting, yaitu:

1) Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat Turki.

2) Perwakilan rakyat tertinggi berada di tangan Majelis Nasional Agung.

(13)

3) Majelis Nasional Agung berfungsi sebagai lembaga legislatif dan sekaligus eksekutif.

4) Tugas pemerintahan dilakukan oleh Majelis Negara yang anggotanya dipilih dari Majelis Nasional Agung.

5) Ketua Majelis Nasional Agung merangkat jabatan sebagai Ketua Majelis Negara.14

Dalam pemikiran Mustafa Kemal, Turki Usmani tidak bisa maju karena terdapat hubungan yang erat antara Islam dan negara. Penguasa Usmani ketika itu menggunakan dua gelar sekaligus untuk kekuasaannya, yaitu gelar khalifah untuk kekuasaan agama dan gelar sultan untuk kekuasaan politik. Menurut Mustafa Kemal, ikut campurnya Islam dalam berbagai lapangan publik, termasuk politik, telah membawa kemunduran bagi Islam. Kemudian ia juga membandingkan bahwa Barat berani meninggalkan agama dari lapangan politik dan melakukan sekularisasi sehingga melahirkan peradaban yang tinggi. Oleh karena itu, jika Turki ingin maju dan modern, tidak ada jalan lain kecuali meniru Barat.

Sebagai realisasi atas gagasannya, hal pertama yang dilakukannya ialah menghapus jabatan sultan sebagai pemegang kekuasaan politik pada tahun 1922, dan kemudian disetujui oleh Majelis Nasional Agung. Selanjutnya pada akhir tahun 1923, terjadi perubahan mendasar dalam pemerintahan Turki. Majelis Nasional Agung memutuskan Turki sebagai negara republik, meskipun masih tetap mencantumkan Islam sebagai agama negara. Karena terdapat kerancuan dalam hal ini Mustafa Kemal berpendapat bahwa jabatan khalifah harus dihapuskan. Dan secara resmi penghapusan khalifah disetujui pada 3 Maret 1924. Khalifah Abdul Madjid sebagai penguasa terakhir dinasti Turki Usmani beserta keluarganya diperintahkan untuk meninggalkan Turki, dan pindah ke Swiss. Inilah akhir riwayat Turki Usmani yang pernah berjaya sejak tahun 1300 M dan digantikan dengan Republik Turki Modern oleh Mustafa Kemal.15

Penghapusan khilafah Usmani merupakan awal bagi pemberlakuan sekularisasi dalam kenegaraan Turki. Perubahan drastis dan radikal yang dilakukan oleh Mustafa Kemal menimbulkan pertentangan dari masyarakat Turki. Diantara perubahannya yaitu dengan menghapus Kementerian Syariah dan Awqaf, menyatukan sistem pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan, dan juga menghapus jabatan Syaikh al- Islam, pembantu utama Khalifah Usmani dalam masalah-masalah agama, serta sekolah-sekolah dan perguruan tinggi

14 Ibid., hlm 147

(14)

agama pun ditutup. Beberapa teman Mustafa Kemal berusaha melakukan kudeta, bahkan mendirikan Partai Republik Progresif. Walaupun mendapat tantangan yang sangat kuat, Mustafa Kemal tetap bersikeras menjalankan gerakan sekularisasinya. Berturut-turut ia menutup gerakan tarekat (1925), mengganti hukum Islam dengan hukum sipil Swiss (1926), mengganti kalender Hijriyah dengan kalender Masehi (1926), menghapus Islam sebagai agama negara (1928), menetapkan sumpah sekuler untuk anggota Majelis Nasional Agung (1928), menghapus tugas parlemen dalam menerapkan hukum Islam (1928), dan menggantikan aksara Arab dengan aksara Latin (1928). Hal tersebut ia lakukan terhadap Turki modern di atas pijakan westernisasi, sekularisasi, dan nasionalisasi.16

Westernisasi, karena dalam perkembangannya ia menginginkan Turki modern seperti Barat. Ia membuang simbol-simbol tradisi masyarakat Turki yang telah mengakar sebelumnya. Ia melarang pemakaian tarbus (topi tradisional Turki) dan menggantikannya dengan topi ala Barat, dan ia melarang penggunaan pakaian keagamaan. Ia hendak menerapkan nilai-nilai Barat dalam segala aspeknya, dan menjadikan Barat sebagai barometer kemajuan peradaban modern abad ke-20. Dalam prinsip negara pun harus netral dari agama, dengan mengganti pranata sosial berbau agama dengan pranata sekuler. Hal ini menunjukkan sekularisasi yang dilakukan Mustafa Kemal agar keagamaan tidak memasuki wilayah publik.17

Sementara dalam prinsip nasionalisasi, pada tahun 1931 Mustafa Kemal memerintahkan untuk menggantikan azan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Turki sebagai wujud nasionalis tersebut. Ia juga memerintahkan penerjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Turki, dan khutbah Jum’at juga menggunakan bahasa Turki.

Usaha pembaharuan yang dimulai oleh Mustafa Kemal terus dijalankan oleh pengikut-pengikutnya setelah ia meninggal dunia pada tahun 1938. Tetapi bagaimanapun, di kalangan masyarakat Turki masih merasakan dan mendalami rasa keagamaan. Islam telah mempunyai akar yang kuat dan mendalam bagi masyarakat Turki sendiri. Kemudian pada tahun 1940 imam-imam tentara mulai bertugas di Angkatan Bersenjata Turki, dan pada tahun 1949 pendidikan agama dimasukkan kembali ke dalam kurikulum.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bahy Muhammad, Pemikiran Islam Modern, Jakarta : Pustaka Panjimas. 1986

An-Na’im, Abdullahi Ahmed, Islam dan Negara Sekuler, Bandung: Mizan. 2007.

Asmuni Yusran, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. 1998.

Darajat Zakiya, Pemikiran Lokomotif Pembaharuan Di Dunia Islam, Jakarta: Rabbani Press. 2009.

Mughni, Syafiq A., Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997. Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta:

Bulan Bintang. 1992.

Zürcher, Erik J., Sejarah Modern Turki, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2003.

Referensi

Dokumen terkait

Kerusakan lahan pertanian oleh abu volkan di Kecamatan Selo berjarak 2,9 km dari puncak Gunung Merapi dengan ketebalan abu 2-3 cm, sehingga tanaman pangan (jagung),

Kolom Produsen Obat Jadi harus dipilih dari daftar yang ada (ketik minimal 2 huruf awal nama produsen untuk memunculkan pilihan). Kolom Produsen Produk Antara

 Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)  Hiperemesis

Neurofibromatosis-1 (NF-1) adalah penyakit genetik yang memiliki gejala khas berupa lesi Café-au-lait multipel dan tumor neuroektodermal yang dapat muncul dalam jumlah

Berkah Dana Fadhlillah belum sepenuhnya menerapkan prinsip 5C seperti survey yang dilakukan kurang efisien, seperti pihak bank kurang memperhatikan kapasitas nasabah,

terjadi di luar terjadi di luar endometrium rahim, endometrium rahim, disebut sbg KET  disebut sbg KET  Pada thn 2007, Pada thn 2007, terdapat 20 kasus terdapat 20 kasus setiap

tersebut sejalan dengan Wahida dkk (2011) bahwa varietas numbu lebih Interaksi varietas dan kombinasi pupuk kandang dan mikoriza menunjukkan bahwa pertumbuhan

Antroposentrisme dalam dimensi kajian Islam diduga bersumber dari prinsip-prinsip dasar Islam yang berkaitan dengan konsep hakikat manusia sebagai makhluk istimewa (super