• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS 4 SD

Dina Candra Anugrahwati 1) , Nyoto Harjono 2) , Gamaliel Septian Airlanda 3)

Universitas Kristen Satya Wacana

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com

© 2018 Kresna BIP. e-ISSN 2550-0481 p-ISSN 2614-7254

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dikirim : 22 Juli 2018 Revisi pertama : 26 Juli 2018 Diterima : 28 Juli 2018 Tersedia online : 30 Juli 2018

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 menggunakan model pembelajaran PBL siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun pelajaran 2017/2018. Hasil observasi aktivitas guru pada prasiklus dengan rata-rata persentase 75,7%, kemudian aktivitas siswa prasiklus dengan rata-rata 72,8%. Hasil belajar muatan IPA pada prasiklus nilai rata-rata 64,03. Ketuntasan belajar prasiklus sebanyak 16 siswa dinyatakan belum mencapai KKM atau 53%, sedangkan yang dinyatakan tuntas sebanyak 14 siswa atau 47% dari keseluruhan siswa. Penerapan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1, persentase ketercapaian aktivitas guru siklus I sebesar 91,4% yang meningkat pada siklus II menjadi 100%. Ketercapaian aktivitas siswa siklus I sebesar 88,2% yang meningkat pada siklus II menjadi 100%. Peningkatan hasil belajar muatan IPA dilihat dari aspek kognitif persentase ketuntasan untuk siklus I mencapai 73,3% dan meningkat pada siklus II menjadi 93,3%.

Kata Kunci : Proses, Hasil Belajar, Muatan IPA, Problem Based Learning

Email : 292014215@student.uksw.edu 1) , har.john59@gmail.com 2) ,

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kebijakan kurikulum 2013 memiliki fungsi dan peran yang penting, meskipun bukan satu-satunya faktor utama keberhasilan dalam suatu proses Pendidikan. Kurikulum menjadi petunjuk terhadap suatu keberhasilan Pendidikan. Kurikumum menjadi padoman para pelaksana Pendidikan, tenaga Pendidikan agar mengembangkan kreativitas dan menjelaskan berbagai materi pembelajaran. Kurikulum 2013 menggabungkan tiga ranah kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam implementasinya teringkas dalam kompetensi inti. Kompetensi inti terdiri atas spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Kehadiran kurikulum 2013 diharapkan dapat melengkapi kekurangan- kekurangan pada kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 dirancang dengan mengembangkan dan memperkuat sikap, pengetahuan dan keterampilan secara seimbang. Pengembangan kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, memperkuat tata kelola kurikulum, perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian suatu beban belajar agar menjamin kesesuaian antara yang diinginkan dan dihasilkan. Oleh karena itu, implementasi kurikulum 2013 dipercaya sebagai langkah strategis dalam mempersiapkan dan menghadapi tantangan globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. (Machali, 2014)

Hasil pengamatan pada kegiatan pembelajaran muatan IPA tema 8 subtema 1 kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun pelajaran 2017/2018 ditemukan masalah dalam proses pembelajaran yaitu siswa lupa dengan materi yang sudah dijelaskan sebelumnya dan siswa tidak berani untuk bertanya. Aktivitas belajar yang belum optimal dapat berdampak pada nilai muatan IPA tema 8 subtema 1 masih kurang maksimal, hal ini dapat dilihat berdasarkan data ulangan harian, ada 16 siswa nilai masih di bawah KKM yang ditentukan yaitu 7,00. Kurang maksimalnya hasil belajar dikarenakan siswa tidak berani untuk bertanya saat pembelajaran sehingga siswa sulit untuk memahami pembelajaran IPA. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap guru kelas 4 yang mengungkapkan bahwa siswa kelas 4 pada saat diberi pertanyaan tentang pembelajaran materi sebelumnya siswa aktif untuk menjawab tetapi jawaban siswa ada yang benar dan ada yang kurang tepat, dan yang kurang tepat menampakan ekspresi kebingungan dikarenakan siswa lupa dengan materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran siswa memperhatikan materi yang dijelaskan, kurang lebih 18 siswa tidak berani untuk bertanya saat diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan, karena siswa tidak tahu apa yang ingin ditanyakan.

Rumusan Masalah

Dari masalah yang ditemukan, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sabagai berikut.

(3)

2. Apakah peningkatan proses melalui model PBL dapat meningkatkan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun pelajaran 2017/2018.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menerapkan model PBL untuk peningkatan proses pembelajaran muatan IPA tema 8 subtema 1 kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun 2017/2018.

2. Peningkatan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun pelajaran 2017/2018 melalui peningkatan proses menggunakan model PBL.

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Pembelajaran tematik di sekolah dasar yang digunakan pada kurikulum 2013 merupakan pembelajaran terpadu yaitu dengan mengintegrasikan beberapa bagian baik mata pelajaran maupun antarmata pelajaran. Dengan perpaduan tersebut, siswa mendapat pengetahuan dan keterampilan secara lengkap sehingga pembelajaran menjadi lebih bermanfaat bagi siswa. Dalam pembelajaran tematik, tema yang dikembangkan terikat dengan lingkungan sekeliling siswa sehingga siswa akan belajar melewati pengalaman secara langsung dan nyata yang sesuai dengan prinsip perkembangan belajar siswa. Demikian, siswa lebih cepat memahami konsep. Pengetahuan belajar disekolah yang langsung dengan kehidupan siswa akan membantu siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan- sehari-hari (Purnawati, 2016).

Menurut Su’udiah, Degeng, & Kuswandi (2016), Pembelajaran tematik merupakan pemisahan antarmata pelajaran yang tidak jelas karena pembelajaran berpusat pada pembahasan tema yang ada disekitar kehidupan siswa. Sedangkan menurut Rusman (2011), pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memperbolehkan siswa baik secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali , mengeksplorasi, dan menemukan konsep serta prinsip- prinsip holistik, autentik, dan berkelanjutan. Menurut Mulyasa (2014), pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan menggunakan tema yang digunakan untuk mengkaitkan berberapa mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman pada siswa. Berdasarkan pedapat diatas dapat disimpulkan tematik adalah pembelajaran berpusat pada pembahasan tema yang dilaksanakan siswa baik secara individu maupun kelompok untuk mencari, menggali, menumukan konsep dan yang berkelanjutan sehingga memberikan pengalaman pada siswa.

Muatan IPA

(4)

Menurut Samatowa (2010), IPA merupakan ilmu tentang alam yang mempelajari kejadian yang terjadi di alam. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan ilmu yang mempelajari kejadian di alam semesta dari usaha manusia dengan melewati sebuah observasi, menggunakan prosedur dan menjelaskan penalarannya untuk mendapatkan kesimpulan.

Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2009), Hasil belajar merupakan pola perbutan, sikap, nilai- nilai, pengertian, penghargaan dan keterampilan yang dimiliki siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan menurut Sudjana, (2009) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa sesudah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengukur terpenuhinya tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelum siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Rusman, (2012) Hasil belajar merupakan pengalaman belajar yang diperoleh siswa sesudah melaksanakan proses pembelajaran yang mencakup tiga ranah ialah ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Menurut Dimyati & Mudjiono, (2009) hasil belajar merupakan pencapaian akhir proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan hasil belajar merupakan pencapaian akhir proses pembelajaran yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran yang mencakup tiga ranah ialah ranah kognitif, efektif dan psikomotorik.

Problem Based Learning (PBL)

Menurut Muhson (2009), Problem Based Learning (PBL) adalah metode belajar yang memakai masalah sebagai tahap awal dalam mengumpulkan pengetahuan baru. Metode PBL, siswa diberikan permasalahan. Kemudian membentuk kelompok (lima sampai delapan orang), siswa berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut. Untuk memecahkan masalah, siswa diharapkan aktif untuk mencari informasi yang diperlukan dari berbagai sumber. Menurut Dewi, Harjono, & Gunawan (2016), PBL model pembelajaran yang dimulai dari suatu permasalahan pada kehidupan sehari- hari dan mencari pemecahan masalah melalui kegiatan penyelidikan dan melaksanakan proses mengevakuasi penyelidikan. Menurut Suyadi (2013), PBL diartikan sebagai susunan aktivitas pembelajaran yang memfokuskan pada proses penyelesaian masalah secara ilmiah.pembelajaran yang meletakan masalah sebagai kata kunci dalam proses pembelajaran. Menurut Trianto (2012), PBL merupakan suatu model pembelajaran didasarkan berbagai macam permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik, yaitu penyelidikan yang membutuhkan pemecahan secara nyata dari permasalahan yang nyata.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan PBL merupakan proses pembelajaran yang memfokuskan untuk memecahkan berbagai macam permasalahan pada kehidupan sehari-hari dan mencari pemecahan masalah secara nyata dari permasalahan yang nyata.

(5)

belajar, (3) membimbing siswa secara individu maupun kelompok,(4) menolong siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menolong siswa menganalisis dan mengevaluasi cara pemecahan masalah.

Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang pertama penulis dapatkan dari Rismaerista Rini dan Mawardi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Proses Saintifik Dan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN Slungkep 02 Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Menggunakan Model Problem Based Learning. Hasil belajar IPA pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 77 dengan ketuntasan belajar kategori tinggi (70%) dan siklus II meningkat sebesar 86 dengan ketuntasan belajar kategori sangat tinggi (87%). (Rini & Mawardi, 2015).

Penelitian relevan yang kedua penulis mendapatkan Yudha Widhiatma dan Warsitohadi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul” Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN

Kalinanas 01”. Meningkatnya persentase ketuntasan hasil belajar. Pada prasiklus ketuntasan hanya 41% dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Leraning (PBL) pada siklus I ketuntasan meningkat menjadi 65,51%, pada siklus IImengalami peningkatan lagi ketuntasan siswa mencapai 93,11%. Nilai rata- rata kelas kenaikan dari 64 pada prasiklus menjadi 72,32 dan siklus II menjaddi 79,82%. (Widhiatma & Warsitohadi, 2017).

Berdasarkan beberapa penelitian adanya persamaan dengan peneliti penulis yaitu dengan menggunakan model PBL, penuingkatan hasil belajar, dan yang diteliti siswa SD. Perbedaannya dengan peneliti penulis yaitu jumlah siswa yang berbeda, penulis dengan jumlah 30 siswa. Sekolah yang berbeda, penelitian penulis di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga.

Hipotensis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir, dapat di rumuskan hipotensis penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Penerapan model problem based learning (PBL) diduga dapat meningkatkan proses pembelajaran muatan IPA tema 8 subtema 1 pada siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 04 Semester II tahun 2017/2018 pada langkah petama yaitu Melaksanakan orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing siswa secara individu maupun kelompok, menolong siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menolong siswa menganalisis dan mengevaluasi cara pemecahan masalah.

(6)

METODE PENELITIAN

Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanaan di SD Negeri Kutowinangun 04 yang terletak dekat dengan makam pahlawan kelurahan Kutowinangun di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Jarak antara jalan raya dengan lokasi sekolah kurang lebih 400 meter. Sekolah berdekatan dengan SD Negeri Kutowinangun 01 dan SD Negeri Kutowinangun 11. Lingkungan yang ada di sekitar sekolah cukup nyaman untuk proses belajar mengajar.penelitian dilakukan pada semester II, tahun pelajaran 2017/2018 di SD Negeri Kutowinangun 04. Penelitian tindakan kelas siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, 2 kali tatap muka dan 1 ambil data yang dimulai pada minggu ketiga bulan April sampai bulan Mei 2018. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 tahun pelajaran 2017/2018. Siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 sejumlah 30 siswa terdiri dari 21 siswa laki- laki dan 9 siswa perempuan dengan karakteristik siswa yang bervariasai dan rata- rata umur 10 tahun ada 1 anak yang 11 tahun.

Rencana Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan ini dilakukan dalam dua siklus dengan tiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan yang terdiri dari dua pertemuan penyampaian materi dan satu pertemuan evaluasi. Siklus I terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi. Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II. Tahap siklus II yaitu, tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi. Apabila pembelajaran siklus II sudah memenuhi pencapaian aktivitas belajar meningkat secara signifikan minimal 15%, dan ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata- rata hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 meningkat dari nilai KKM ( ≥ 70) yang telah ditentukan atau ketuntasan belajar klasikal sebesar 80% dari 30 siswa, maka tidak perlu diadakan perbaikan kembali dalam penerapan model pembelajaran PBL pada pembelajaran IPA tema 8 subtema 1 dinyatakan berhasil.

Teknik Analisis Data

(7)

Teknik Pengumpulan Data

Uji validitas bertujuan untuk menguji kuesioner yang valid dan yang tidak valid. Tes dapat dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji coba Instrumen dilaksanakan di SD Negeri Kutowinangun 04 dengan jumlah 30 siswa. Nilai pada = 5% adalah 0,413 (Sugiyono 2010). Pada siklus I diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach's Alpha sebesar 0,874 diuji dari 35 item yang diuji . Pada siklus II di uji tingkat sebesar Cronbach's Alpha sebesar 0,891 diuji dari 35 item yang diujikan.

Data yang diperoleh hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu data kuantitatif. Penelitian menggunakan analisis kuantitatif dengan statistika deskriptif. Sedangkan data hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 dianalisis dengan menggunakan Teknik deskriptif komparatif untuk membandingkan hasil belajar stelah melakukan tindakan siklus I dan siklus II

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pra Siklus

Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar muatan IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 sebelum dilakukan tindakan dilihat adanya permasalahan. Proses pembelajaran muatan IPA siswa tidak berani untuk bertanya saat diberi kesempatan untuk bertanya. Terlihat dari observasi aktivitas guru pada prasiklus dengan rata- rata presentase 75,7%. Kemudian aktivitas siswa prasiklus rata-rata 72,8%.

Aktivitas belajar yang belum optimal berdampak pada rendahnya hasil belajar. Hasil tes ulangan harian pada muatan IPA dilihat nilai rata-rata klasikal 64,03 yang berarti belum mencapai KKM (70). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 sedangkan nilai terendah 38. Kemudian ketuntasan belajar prasiklus sebanyak 16 siswa dinyatakan belum mencapai KKM atau 53% dari keseluruhan siswa, sedangkan yang dinyatakan tuntas sebanyak 14 siswa atau 47% dari keseluruhan siswa.

Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari tiga pertemuan, meliputi pertemuan 1, 2, dan 3 yang berlangsung pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis tanggal 17, 18 dan 19 April 2018. Hal- hal yang dilaksanakan pada kegiatan siklus I yaitu perencanaan yang meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru saat mengajar dalam menerapkan model pembelajaran PBL.

(8)

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Kegiatan Langkah PBL Keterangan

Pertemuan I Pertemuan II

1 Kegiatan awal Pendahuluan 80 % 100 % Orientasi Masalah 100 % 100 % Mengorganisasi siswa 100 % 100 % 2 Kegiatan inti Membimbing siswa

secara individu maupun

Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018)

Berdasarkan data tebel 1 dapat dilihat aktivitas guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus I mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama memperoleh rata- rata persentase 86,4% meningkat menjadi rata-rata persentase 96,4%. Sehingga diperoleh rata- rata aktivitas guru siklus I sebesar 91,4%.

Kemudian aktivitas siswa yaitu aktivitas siswa, meliputi kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran. Observasi dilaksanakan menggunakan aspek pengamatan aktivitas. Observasi dilaksanakan menggunakan aspek pengamatan aktivitas yang terdiri dari 18 indikator. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa siklus I, diperoleh data hasil observasi yang disajikan dalam tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Kegiatan Langkah PBL Keterangan

Pertemuan 1 Pertemuan II

1 Kegiatan awal Pendahuluan 80 % 80% Orientasi Masalah 100 % 100 % Mengorganisasi siswa 100 % 100 % 2 Kegiatan inti Membimbing siswa

secara individu maupun

(9)

Berdasarkan data tebel 2 dapat dilihat aktivitas siswa pada pertemuan pertama dan kedua siklus I mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama memperoleh rata- rata persentase 86,4% meningkat menjadi rata-rata persentase 90%. Sehingga diperoleh rata- rata aktivitas siswa siklus I sebesar 88,2%.

Selanjutnya data hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 pada siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 diperoleh setalah melakukan tes evaluasi di akhir siklus I. Nilai rata- rata kelas 74,03 dengan nilai tertinggi 85, sedangkan nilai terendah 42. Ketuntasan belajar siklus I diperoleh data sebanyak 22 siswa atau 73,3 % dari keseluruhan siswa telah tuntas mencapai KKM (70), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 8 siswa atau 26,7 % dari keseluruhan siswa. Artinya hasil belajar IPA siklus I belum memenuhi indikator hasil pencapaian 80% dari 30 siswa tuntas, maka perlu dilaksankan tindak lanjut pada siklus II.

Deskripsi Siklus II

Perencanaan siklus II yang dilakukan peneliti adalah untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan mempersiapkan alat untuk membantu kegiatan yang perlu dilakukan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2,dan 3 yang berlangsung pada hari Senin, Selasa, dan Rabu tanggal 23,24, dan 25 April 2018. Hal- hal yang dilaksanakan pada kegiatan siklus II yaitu perencanaan antara lain: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II, Lembar observasi aktivitas guru saat mengajar menerapakan model pembelajaran PBL.

Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran muatan IPA tema 8 subtema 1 menggunakan model PBL pada siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 diperoleh aktivitas siklus II. Aktivitas belajar antara lain aktivitas guru dan aktivitas siswa. Aktivitas guru adalah melakukan sintaks model PBL oleh guru dalam pembelajaran muatan IPA tema 8 subtema 1 disajikan tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Kegiatan Langkah PBL Keterangan

Pertemuan 1 Pertemuan II

1 Kegiatan awal Pendahuluan 100 % 100 % Orientasi Masalah 100 % 100 % Mengorganisasi siswa 100 % 100 % 2 Kegiatan inti Membimbing siswa

secara individu maupun kelompok

100 % 100 %

Mengembangkan dan menyajikan karya

100 % 100 %

Menganalisis dan mengevaluasi

100 % 100 %

3 Kegiatan akhir Penutup 100 % 100 %

Rata-Rata 100 % 100%

Rata-Rata siklus II 100%

(10)

Berdasarkan data tebel 3 dapat dilihat aktivitas guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus II mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama memperoleh rata- rata persentase 100 % dan pertemuan kedua rata- rata persentase100%. Sehingga diperoleh rata- rata aktivitas guru siklus II sebesar 100%. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa siklus II, diperoleh data hasil observasi yang disajikan dalam tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Kegiatan Langkah PBL Keterangan

Pertemuan 1 Pertemuan II

1 Kegiatan awal Pendahuluan 100 % 100% Orientasi Masalah 100 % 100 % Mengorganisasi siswa 100 % 100 % 2 Kegiatan inti Membimbing siswa

secara individu maupun kelompok

100 % 100 %

Mengembangkan dan menyajikan karya

100% 100 %

Menganalisis dan mengevaluasi

100 % 100 %

3 Kegiatan akhir Penutup 100 % 100 %

Rata-Rata 100 % 100 %

Rata-Rata siklus II 100%

Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018)

Berdasarkan data tabel 4 dapat dilihat aktivitas siswa pada pertemuan pertama dan kedua siklus II mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama memperoleh rata-rata persentase 100%, dan pertemuan kedua rata-rata persentase 100%. Sehingga diperoleh rata-rata aktivitas siswa siklus II sebesar 100%.

Selanjutnya data hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 pada siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 diperoleh setalah melakukan tes evaluasi di akhir siklus II. Nilai rata- rata kelas 81,16 dengan nilai tertinggi 100, sedangkan nilai terendah 60. Ketuntasan belajar siklus II diperoleh data sebanyak 28 siswa atau 93,3% dari keseluruhan siswa telah tuntas mencapai KKM (70), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau 6,7% dari keseluruhan siswa. Artinya hasil belajar IPA tema 8 Subtema 1 siklus II sudah memenuhi indikator hasil perencanaan 80% dari 28 siswa tuntas. Sehingga penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran muatan IPA pada kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 dinyatakan berhasil meningkat proses dan hasil belajar.

Analisis Komparatif

a. Aktivitas Balajar

(11)

Tabel 5. Perbandingan Analisis Rata- rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru 91,4% 100%

Aktivitas Siswa 88,2% 100%

Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018) b. Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh dengan melalui tes evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II telah terjadi peningkatan rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1. Data perbandingan disajikan dalam tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Perbandingan Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar

Nilai KKM

Prasiklus Siklus I Siklus II

Banyak

Berdasarkan tabel 6 tentang perbandingan ketuntasan belajar muatan IPA, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang tuntas mencapai

KKM ≥ 70. Ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari kondisi awal yang sudah

mencapai KKM ≥ 70 sejumlah 47%, yang belum mencapai KKM sejumlah 16 siswa atau 53% dengan rata-rata hasil balajar muatan IPA 64,03. Ketuntasan belajar pada siklus I siswa yang mencapai KKM sejumlah 22 siswa atau 73,3%, yang belum mencapai KKM sejumlah 8 siswa atau 26,7% dengan rata-rata hasil belajar IPA 74,03.

Sedangkan katuntasan siswa pada siklus II siswa yang mencapai KKM sejumlah 28 siswa atau 93,3% yang belum mencapai KKM 2 siswa atau 6,7%, dengan rata-rata hasil belajar IPA 81,16. Dari hasil belajar IPA dan kertuntasan belajar siswa siklus II tersebut diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran PBL yang telah ditentukan peneliti sudah tercapai ( ketuntasan belajar siswa ≥ 80%)

Pembahasan

(12)

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 dengan menerapkan model pembelajaran PBL.

Setelah pembelajaran muatan IPA tema 8 subtema 1 dengan menerapkan model pembelajaran PBL dilaksanakan secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. terlihat dari data hasil observasi aktivitas siswa yang telah dipaparkan pada tabel 4. Meningkatnya aktivitas belajar siswa diikuti dengan meningkatnya hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 yang terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas siklus I sebesar 74,03 dengan ketuntasan mencapai 73,3%. Pencapaian tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan peneliti yaitu sebesar 80%. Pada pembelajaran siklus I, hal- hal yang perlu diperbaiki yaitu langkah membimbing siswa secara individu maupun kelompok, siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS siswa tidak berani untuk bertanya kepada guru. Menolong mengembangkan dan menyajikan hasil karya, siswa tidak berani untuk bertanya dan memberi tanggapan kepada temannya yang maju kedepan kelas. oleh karena itu diadakan refleksi untuk perbaikan pada siklus II.

Siklus II diperoleh nilai rata- rata kelas meningkat menjadi 81,16 dengan pencapaian ketuntasan belajar mencapai 93,3% tuntas. Berdasarkan pencapaian ketuntasan pada siklus II, maka hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah mencapai indikator kentuntasan yang sudah ditetapkan peneliti sebesar 80% siswa tuntas.

Model PBL membuat siswa fokus pada saat pembelajaran untuk memecahkan berbagai macam masalah pada kehidupan sehari-hari dan mencari pemecaham masalah secara nyata dari permasalah yang nyata. Pembelajaran dengan menggunakan model PBL juga dapat mejadikan siswa dapat berkerja sama dengan baik bersama dengan siswa lainnya. Selain itu siswa berani untuk maju kedepan kelas menyajikan hasil karya atau presentasi dan siswa lebih berani berbicara, berani untuk bertanya, latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar muatan IPA, yaitu sebagai penerapan muatan IPA pada masalah- masalah secara nyata dari permasalahan yang berkaitan dengan peristiwa alam, hal ini dimaksudkan untuk menambah daya ingat siswa dan menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Dengan melakukan tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran PBL siswa dapat memecahkan berbagai macam masalah dan mencari permasalahan masalah nyata dan diselesaikan secara nyata, dan dapat membuat siswa mengingat materi sebelumnya, siswa berani untuk bertanya pada saat diberi kesempatan untuk bertanya dan berbicara didepan kelas dan guru bisa melaksanakan inovasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA tema 8 daerah tempat tinggalku subtema lingkungan tempat tinggalku.

Penelitian yang disusun oleh Dona Syafriana dalam Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam

Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN 63 Surabayo” (Syafriana, 2017) Penelitian kedua yang di susun oleh Widi Listiani dan

Elvira Hoesin Radia dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Upaya

Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning

(13)

kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 salatiga tahun pelajaran 2017/2018 terbukti penerapan pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Setelah menerapkan model pembelajaran PBL dengan langkah-langkah yang meliputi tahap melaksanakan orientasi pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing siswa secara individu maupun berkelompok, menolong siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menolong siswa menganalisis dan mengevaluasi cara pemecahan masalah. Pada muatan IPA tema 8 subtema 1 bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 tahun pelajaran 2017/2018. Dilihat hasil observasi aktivitas guru siklus I rata-rata aktivitas guru 91,4%, pada siklus II rata-rata aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 100%. Peningkatan juga terlihat pada hasil observasi aktivitas siswa. Hasil observasi siswa siklus I rata-rata aktivitas siswa 88,2%, pada siklus II rata-rata-rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 100%.

Seiring dengan hasil aktivitas guru dan aktivitas siswa yang meningkat maka berpengaruh terhadap hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 siswa yang juga mengalami peningkat. Hal ini terlihat dari perolehan nilai siswa muatan IPA pada kondisi awal hingga pelaksanaan masing- masing siklusnya yang mengalami peningkatan. Kondisi awal nilai rata-rata hasil tes muatan IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 adalah 64,03 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 47%. Kemudian setelah pelaksanaan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran PBL hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 mengalami peningkatan dari perolehan kondisi awal, nilai rata- rata yang diperoleh siswa setelah melakukan tindakan siklus I menjadi 74,03 dengan persentase ketuntasan 73,3%, kemudian setelah melakukan tindakan pembelajaran pada siklus II nilai rata- rata hasil evaluasi muatan IPA tema 8 subtema 1 mengalami peningkatan menjadi 81,16 dengan persentase ketuntasan 93,3%. Sehingga penerapan model PBL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 SD Negeri Kutowinangun 04 tahun pelajaran 2017/2018.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Guru di dalam perencanaan sebuah pembelajaran hendaknya memberikan motivasi siswa agar lebih berani untuk bertanya dan siswa lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran PBL tersebut. 2. Bagi Siswa

(14)

pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan, sehingga hasil belajar dapat meningkat, khususnya hasil belajar muatan IPA.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, S. M., Harjono, A., & Gunawan. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis masalah Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMA N 2 Mataram. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume II No.3 Juli, 124.

Dimyati, & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Listiani, W., & Radia, E. H. 2017. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model

Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas 4.

e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1,Nomor 6, Agustus 2017, 694-707.

Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Belajar Dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based Learning. Jurnal pendidikan Volume XXXIX Nomor 2 November , 173.

Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purnawati, E. 2016. Implementasi Penggunaan SSP (Subject Specific Pedagogy) Tematik Integratif Untuk Menanamkan Tanggung Jawab, Kerja Keras, dan Kejujuran. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar Volume 3 Nomor 2, 365. Rini, R., & Mawardi. 2015. Peningkatan Keterampilan Proses Saintifik dan Hasil

Belajar Siswa Kelas 4 SDN Slungkep 02 Tema Perduli Terhadap Makhluk Hidup Menggunakan Model Problem Based Learning. Scholaria, Vol. 5, No.1, 103- 113.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada. Samatowa, U. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pikem. Surabaya: Pustaka pelajar.

Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Pernadamedia Group.

Su'udiah, F., Degeng, I., & Kuswandi, D. 2016. Pengembangan Buku Teks Tematik Berbasis Kontekstual. Jurnal Pendidikan, 1744- 1748.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(15)

Surabayo. Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar e-ISSN 2579-3403, Volume 1, Nomor 1, Juli 2017, 30-43.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Widhiatma, Y., & Warsitohadi. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01. e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017, 447-459.

Gambar

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Tabel 6. Perbandingan Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tindakan siklus III meliputi hasil observasi aktivitas guru, hasil aktivitas siswa, ketuntasan belajar klasikal dan daya serap klasikal diperoleh dari hasil

problem posing meningkat, karena ketuntasan hasil belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 58,6% (tidak tuntas), siklus II 75,0% (tuntas) dan siklus III

Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, rata- rata hasil belajar Matematika siklus I meningkat menjadi 77,29 dengan persentase ketuntasan 79,2%, setelah

Jika dilihat dari persentase ketuntasan klasikal bahwa indikator keberhasilan untuk minimal 50% siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan memperoleh nilai ≥

Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian dengan ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai minimal 65%, maka

Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai rata-rata daya serap klasikal minimal 65% dan ketuntasan belajar

Setelah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran example non example aktivitas, daya serap dan ketuntasan belajar siswa meningkat.. Aktivitas siswa

Tabel Perbandingan Hasil Belajar Secara Klasikal Setiap Siklus Siklus Siklus Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Ketuntasan belajar klasikal Keterangan I 75,84 23