• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU)

di Indonesia

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu sebagai

Syarat Mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kewarganegaraan Semester Satu yang Diampu oleh Dr. Ani Purwanti, SH, M. Hum

OLEH :

Fina Irodatul Afiyah [24020117120002/2017]

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Partai politik adalah salah satu komponen yang penting di dalam dinamika perpolitikan sebuah bangsa. Peran partai politik dalam sistem perpolitikan nasional merupakan wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, karena rakyat dapat mencalonkan diri sebagai kandidat politik dalam Pemilu melalui partai politik meskipun ada diantaranya yang mencalonkan diri melalui independen.

Pengalaman dalam rangkaian penyelenggaraan seleksi kepemimpinan nasional dan daerah melalui pemilu membuktikan keberhasilan partai politik sebagai pilar demokrasi. Penyelenggaraan pemilu tahun 2004 dinilai cukup berhasil oleh banyak kalangan, termasuk kalangan internasional. Dengan gambaran ini dapat dikatakan bahwa sistem perpolitikan nasional dipandang mulai sejalan dengan penataan kehidupan berbangsa dan bernegara yang di dalamnya mencakup penataan partai politik.

(3)

setiap sistem politik yang demokratis. Bahkan, oleh Schattscheider dikatakan pula, “Modern democracy is unthinkable save in terms of the parties”.

Di Indonesia dapat terlihat secara jelas banyaknya partai politik di Indonesia dengan demikian partai politik merupakan peranan penting didalam kondisi perpolitikan di Indonesia. Dengan semakin banyaknya partai politik ini pulalah, juga semakin tumbuh nilai-nilai demokrasi dalam percaturan politik Indonesia yang awalnya agak sedikit sewenang-wenang menjadi lebih demokratis. Dengan alasan ini penulis memutuskan untuk menulis paper dengan judul “Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia"

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu partai politik serta fungsi-fungsinya ?

2. Bagaimana hubungan partai politik dan pemilu di Indonesia ?

3. Bagaimana kaitan/hubungan antara demokrasi, partai politik dan partisipasi masyarakat dalam pemilu di Indonesia ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan apa itu partai politik serta fungsi-fungsinya 2. Menjelaskan hubungan partai politik dan pemilu di Indonesia

(4)

BAB II

PEMASALAHAN

A. Masalah

1. kasus-kasus korupsi yang melibatkan banyak anggota partai politik yang kemudian menduduki jabatan politik.

2. Lemahnya penegakan hukum oleh aparatur pemerintah menimbulkan ketidakpercayaan dan ketiadaan rasa aman bagi masyarakat tertentu.

3. Fenomena perekrutan publik figur dari kalangan artis untuk mendulang suara partai.

B. Solusi

1. Perekrutan kader politik harus ditinjauu ulang kembali demi mendapatkan kualitas kader yang benar-benar baik.

2. Melakukan pendidikan politik kepada kader-kader politik sehingga menghasilkan kader yang berkualitas dan matang, tidak mudah terjerumus pada jebakan-jebakan korupsi

(5)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Partai Politik

Partai politik adalah salah satu komponen yang penting di dalam dinamika perpolitikan sebuah bangsa yang merupakan sekelompok orang dengan ideology yang sama. Partai politik dipandang sebagai salah satu cara seseorang atau sekelompok individu untuk meraih kekuasaan.

Pengertian ini mengungkapkan bahwa partai politik merupakan sebuah organisasi artikulasi yang didalamnya terdapat orang-orang yang memilikikepentingan politik yaitu menguasai pemerintah dan bersaing untukmendapatkan dukungan dari masyarakat. Jadi partai politik disini merupakanpenghubung kekuasaan antara pemerintah dengan masyarakat, tentunya sebagai media penghubung dan penampung aspirasi masyarakat. Sedangkan menurut pandangan Neumann (Budiardjo, 1981: 14), “Partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada pengendalian kekuasaan pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat, dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan berbeda-beda. Dengan demikian parpol merupakan perantara yang besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi-ideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan yang mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat yang lebih luas”.

(6)

Fungsi partai politik di Indonesia dapat dibedakan menjadi fungsi partai politik di Indonesia sebagai negara demokrasi dan Indonesia sebagai negara berkembang. Hal ini terjadi karena partai politik merupakan salah satu kelompok kepentingan yang bersifat multifungsional dan juga setiap kriteria negara pasti memerlukan fungsi dari partai politik dengan porsi yang berbeda.

1. Fungsi partai politik di negara demokrasi

a. Sebagai sarana komunikasi politik, yaitu di satu pihak merumuskan kepentingan (interest articulation) dan menggabungkan atau menyalurkan kepentingan (interet aggregation) masyarakat untuk disampaikan dan diperjuangkan kepada pemerintah, sedangkan di pihak lain juga berfungsi menjelaskan dan menyebarluaskan kebijaksanaan pemerintah kepada masyarakat (khususnya anggota parpol yang bersangkutan.

b. Sebagai sarana sosialisasi politik, yaitu proses dimana seseorang memperoleh pandangan, orientasi dan nilai-nilai dari masyarakat di mana dia berada. Proses tersebut juga mencakup proses di mana masyarakat mewariskan norma-norma dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya.

c. Sebagai sarana rekrutmen politik (instrument of political recruitment), yakni proses melalui mana partai mencari anggota baru dan mengajak orang yang berbakat untuk berpartisipasi dalam proses politik. Rekrutmen politik akan menjamin kontinuitas dan kelestarian partai, dan sekaligus merupakan salah satu cara untuk menyeleksi para calon pimpinan partai atau pemimpin bangsa.

(7)

pendapat sangatlah wajar, akan tetapi sering menimbulkan konflik sosial yang sangat luas. Oleh karena itu, konflik harus bisa dikendalikan atau dijinakan agar tidak berlarut-larut yang bisa menggoyahkan dan membahayakan eksistensi bangsa. Dalam hal ini, parpol dapat berperan menekan konflik seminimal mungkin.

2. Fungsi partai politik di negara berkembang

Satu peran yang sangat diharapkan dari partai politik adalah sebagai sarana untuk mengembangkan integrasi nasional dan memupuk identitas nasional. Akan tetapi, pengalaman dibeberapa negara menunjukkan bahwa, partai politik sering tidak mampu membina integrasi, tetapi malah menimbulkan pengotaan dan pertentangan. Di negara-negara berkembang partai politik, partai politik tetap dianggap penting meskipun memiliki berbagai kelemahan. Usaha melibatkan partai politik dan golongan-golongan politik lainnya dalam proses pembangunan dalam segala aspek dan dimensinya, merupakan hal yang amat utama dalam negara yang ingin membangun suatu masyarakat atas dasar pemerataan dan keadilan sosial. Jika partai dan golongan-golongan politik lainya diberi kesempatan untuk berkembang, mungkin ia dapat mencari bentuk partisipasi yang dapat menunjang untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di negara itu. Mungkin bentuk ini dalam banyak hal akan berbeda dengan partai di negara yang sudah mapan, karena disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan dalam negeri masing-masing.

C. Pemilu Sebagai Ciri Negara Demokrasi

(8)

salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga Negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat tidak mungkin memerintah secara langsung. Karena itu, diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu Negara selama jangka waktu tertentu.

Sejumlah negara yang menerapkan atau mengklaim diri sebagai negara demokrasi (berkedaulatan rakyat), pemilu memang dianggap sebagai lambang sekaligus tolah ukur utama dan pertama dari demokrasi. Artinya, pelaksanaan dan hasil pemilu merupakan refleksi dari susasana keterbukaan dan aplikasi dari nilai dasar demokrasi, di samping perlu adanya kebebasan berpendapat dan berserikat yang dianggap cerminan pendapat warga negara. Menurut Triwulan (2011: 329-330), pemilu memang dianggap akan melahirkan suatu representatif aspirasi rakyat yang tentu saja berhubungan erat dengan legitimasi bagi pemerintah. Melalui pemilu demokrasi sebagai sistem yang menjamin kebebasan warga negara terwujud melalui penyerapan suara sebagai bentuk partisipasi publik secara luas. Dengan kata lain bahwa pemilu merupakan simbol daripada kedaulatan rakyat1.

(9)

Seperti yang telah dikemukakan di atas, pemilu-pemilu di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Pemilu yang selalu berubah-ubah karena kebutuhan perbaikan kualitas, karena pengaruh konfigurasi politik, dan karena perubahan demografi kependudukan dan peta pemerintahan daerah.

Pemilu diadakan sebagai sarana untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dan juga salah satu instrument yang mencerminkan negara demokrasi, pemilu juga untuk menentukan dan memilih siapa-siapa saja yang pantas yang akan mewakili rakyat dan juga untuk memilih pemimpin yang akan memimpin dan membawa negeri ke arah yang lebih baik.

Indonesia sebagai negara demokrasi sudah selayaknya mengadakan pemilu. Sejak kemerdekaan hingga tahun 2014 bangsa Indonesia telah menyeleng-garakan 11 kali pemilihan umum, yaitu 1945, 1971, 1977, 1982, 1992, 1997, 1999, 2004 ,2009 dan 2014. Akan tetapi pemilihan pada tahun 1955 merupakan pemilihan umum yang dianggap istimewa karena ditengah suasana kemerdekaan yang masih tidak stabil Indonesia melakukan PEMILU , bahkan dunia internasional memuji pemilu pada tahun tersebut. Pemilihan umum berlangsung dengan terbuka, jujur dan fair, meski belum ada sarana komunikasi secanggih pada saat ini ataupun jaringan kerja KPU.

D. Hubungan Parta Politik dalam Partisipasi Masyarakat pada Pemilu

(10)

umum. Pada pemilu tahun 2009, partai politik peserta pemilu mencapai jumlah yang paling banyak dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, yaitu sebanyak 38 parpol. Peran parpol dalam membangun demokrasi di Indonesia ini memungkinkan partisipasi rakyat berlangsung secara penuh dalam urusan-urusan negara . Rakyat sebagai elemen utama dalam sebuah negara secara mutlak diberikan kebebasan dan kedudukan strategis yang dijamin oleh konstitusi untuk menjalankan peran-perannya sebagai bentuk partisipasi aktif pada Indonesia.

Pada masyarakat yang demokrasinya sedang berkembang seperti Indonesia, rendahnya partisipasi politik mengindikasikan berbagai makna atau arti. Terdapat banyak alasan mengapa partisipasi politik masih rendah. Salah satu alasannya di sini karena adanya performa institusi demokrasi yang buruk.

Berdasarkan fakta data-data yang diperoleh pada pemilu Kepala Daerah tahun 2008 tercermin rendahnya masyarakat yang menggunakan hak pilih, misalnya angka golput yang terjadi pada Pilkada di Jawa Tengah 45,25 persen, Jawa Barat 32,6 persen, DKI 37 persen, Kaltim 34,4 persen, Sumatera Utara 43 persen, Sulawesi Selatan 33 persen dan Sumatera Barat 39,9 persen2. Sementara

itu pada pemilihan presiden tahun 2014 kemarin, angka Golput juga masih terbilang sangat tinggi yaitu 56.7 juta pemiilih atau 29,8% dari seluruh pemilih 3.

Angka ini bahkan terbilang lebih tinggi dari angka Golput pada tahun 2009 yang mencapai 27,7%, dan jauh diatas angka Golput pada pemilu 2004 yang hanya mencapai 24%.

Sebagai catatan tersendiri, partai politik harus mewaspadai gejala melemahnya partisipasi politik masyarakat. Fenomena yang semakin meningkatnya angka pemilih yang memilih untuk tidak memilih atau sering kali yang disebut dengan golput ini harus dipandang dalam dua perspektif. Pertama,

(11)

munculnya ketidakpercayaan terhadap saluran politik dalam bentuk partai, yang kemudian berakibat pada perspektif kedua yakni keinginan warga Negara untuk melakukan delegitimasi politik terhadap kekuasaan 4. Partisipasi politik dalam hal

ini bukan merupakan suatu kewajiban, melainkan suatu hak yang dilaksanakan berdasarkan kesadaran masyarakat. Jika masyarakat memandang penggunaan hak politiknya akan memberikan manfaat bagi kehidupannya, dengan sendirinya mereka akan berpartisipasi dalam politik. Sebaliknya jika tidak mereka akan mengabaikan dan memilih golput.

Alasan yang dikemukakan oleh masyarakat yang memilih untuk Golput salah satunya adalah karena banyaknya parpol yang sekarang ada di Indonesia. Sehingga masyarakat menjadi bingung dan berada pada ketidakpastian, mana parpol yang benar-benar mengutamakan rakyat, mana yang hanya memanipulasi rakyat. Munculnya berbagai parpol di Indonesia merupakan sebuah konsekuensi dari penerapan sistem demokrasi secara konsisten, namun di sisi lain banyaknya jumlah partai politik tidak otomatis membuat kualitas pelaksanaan sistem demokrasi menjadi lebih baik, bahkan cenderung menjadi semakin buruk.

Di dalam konteks pemerintahan, demokrasi adalah kesadaran dari rakyat untuk terlibat langsung dalam politik dan pemerintahan, namun terkadang hal ini menjadi hal sulit untuk diwujudkan, karena masyarakat sebagai warga Negara belum mempunyai kesadaran untuk turut aktif dalam perpolitikan dan urusan pemerintahan. Kesulitan ini disebabkan berbagai macam faktor yang mendasarinya seperti kesadaran masyarakat.

(12)

kepercayaan rakyat .Dari kasus korupsi tersebut masyarakat akan secara otomatis akan memberikan cap negatif kepada partai politik.

Partai politik yang memiliki sejumlah kepentingan dengan rakyat harus berkaca dari fenomena perilaku pemilih yang mulai kehilangan kepercayaan dan memilih apatis dan golput. Setidaknya, partai politik perlu melakukan beberapa langkah peninjauan kembali seperti melakukan pendidikan politik kepada kader-kader politik sehingga menghasilkan kader-kader yang matang. Kematangan berpolitik para kader diharapkan agar mereka tidak mudah terjerumus pada jebakan-jebakan korupsi saat mereka menduduki jabatan publik. Lewat pendidikan politik terlebih mengenai pendidikan kebangsaan, di harapkan segenap masyarakat dapat lebih matang dalam menjalankan demokrasi itu sendiri. Pendidikan politik berfungsi untuk menyembuhkan disfungsionalitas anggota partai yang telah melakukan perilaku menyimpang karena tersandung kasus-kasus pidana seperti korupsi. Kemudian diperlukan pula meninjau ulang dalam perekrutan kader politik. Fenomena perekrutan publik figur dari kalangan artis untuk mendulang suara partai, terbukti tidak menghasilkan berbagai perubahan signifikan yang disodorkan partai politik melalui kader-kadernya. Masuknya kader dari kalangan artis ini kerap dimanfaatkan oleh partai itu sendiri yaitu partai mencoba untuk meraup sebanyak mungkin suara tanpa memperhatikan kualitas dari sang kader artis. Fenomena ini juga menunjukan bahwa sistem kaderisasi dan kepemimpinan di partai politik tersebut tidak berjalan dengan baik.

(13)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara indonesia adalah Negara yang berbentuk demokrasi. Oleh karena itu kedaulatan berada di tangan rakyat, sehingga partai politik sebagai sarana politik yang paling besar juga harus turut andil dalam memainkan peranan yang besar itu dengan memaksimalkan fungsinya secara optimal dan sebagai wadah penyalur aspirasi masyarakat maupun sebagai sarana membangun pemerintahan demokratis. Partai politik juga memiliki peranan sebagai media penyampaian pesan, jadi posisinya semakin menguat sebagai perangkat pembentuk opini yang ampuh, terutama dalam proses politik yang sedang atau akan berjalan. Dengan demikian partai politik berada dalam posisi utama meskipun masyarakat juga memiliki peranan penting dalam menentukan baik kebijakan atau mengendalikan politik di Indonesia.

Oleh sebab itu, tidak ada salahnya jikalau keberadaan partai politik di pergunakan untuk mewujudkan tatanan kehidupan kenegaraan yang lebih beradab. Partai politik, pemilihan umum dan demokrasi adalah bagaikan rantai yang saling terikat satu sama lain dimana salah satunya tidak akan berjalan maksimal tanpa didukung oleh yang lainnya.

(14)

Angga. (Rabu, 23 Juli 2014 10:29 WIB). Terburuk Sepanjang Sejarah, Golput Pilpres Capai 56,7 Juta. Politik.

(

http://www.harianterbit.com/read/2014/07/23/5622/26/26/Terburuk-Sepanjang-Sejarah-Golput-Pilpres-Capai-567-Juta. Diakses pada 12

Desember 2017)

Budiardjo, Miriam. 1981. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: PT. Gramedia

Gusti. 2008. Fenomena Golput, Ketidakpercayaan Pada Partai Politik dan Figur Kandidat: Universitas Gajah Mada (online),

(http://www.ugm.ac.id/id/berita/361-

fenomena.golput.ketidakpercayaan.pada.partai.politik.dan.figur.kandidat,

diakses pada 12 Desember 2017)

Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mukthie, Abdul F. 2012. Partai Politik Dalam Perkembangan Ketatanegaraan Indonesia. Malang: Setara Press

Ramlan, Surbakti. 2010, Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengambil data, meliputi nomer rekam medik, identitas pasien, indikasi dilakukannya bedah sesar, antibiotik yang

Pengembangan spiritual masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses kegiatan bersama yang dilaksanakan oleh pembina, pengurus serta anggota anggota

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aktivitas ekonomi istri, peran istri terhadap pendapatan rumah tangga dan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan istri,

BBM, bahkan bermain game.9 Maka melihat dari uraian di atas kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari baik administrasi perpajakan, kualitas layanan fiskus, dan perilaku wajib pajak secara langsung memiliki pengaruh yang

ULN yang terdiri atas utang publik (pemerintah dan bank sentral) dan swasta tumbuh sekitar 4,5% bila dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.. ULN pemerintah dan bank

Dari hasil pengolahan data didapatkan nilai untuk tingkat trofik sebesari 1,0156 an 1,0101 yang berarti ikan lalawak dan ikan seren yang diamati angkatan termasuk ikan

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kandungan dan profil mineral pada makanan hasil laut (seafood) yang umum dikonsumsi yaitu cumi-cumi (Loligo sp) dan udang