Perkembangan transportasi sangat berkaitan erat dengan aspek ekonomi, demikian juga tingkat ekonomi suatu wilayah menjadi salah satu katalisator terbangunnya sistem transportasi yang memadai. Pergerakan orang maupun barang timbul sebagai akibat dari adanya demand suatu kegiatan/aktiitas
yang membutuhkan perpindahan. Perpindahan orang dan barang tersebut akan menghasilkan suatu nilai dalam berbagai bentuk seperti kepuasan; mata uang; kegunaan dan lain sebagainya yang tak jarang tidak bisa diukur karena bersifat abstrak. Sebuah wilayah yang memiliki sistem transportasi yang baik maka tingkat aksesibilitasnya akan semakin baik dan secara otomatis tingkat ekonominya akan bertambah positif.
Gambar 1. Hubungan ekonomi transportasi dengan teknik transportasi dan ilmu ekonomi
Ekonomi transportasi adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari perpindahan orang dan barang dalam hubungannya dengan pengalokasian sumber daya sektor transportasi.
1. Analisis ekonomi kebutuhan perjalanan dan biaya transportasi
"Travel is a derived demand."
Setiap perpindahan adalah akibat dari permintaan (demand) kegiatan/aktifitas, sebagai contoh:
- Pak Bagus menempuh perjalanan dari rumah ke kantor A sebagai akibat dari keputusan dia untuk bekerja di kantor A.
pelaku perjalanan = Pak Bagus
demand = bekerja di kantor A
travel = rumah – kantor A – rumah
Pertemuan VI
MATERI PERTEMUAN :
Aspek Ekonomi Dalam Sistem Transportasi
1.
Analisis ekonomi kebutuhan perjalanan dan biaya transportasi
2.
Tarif jasa sistem transportasi
2 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ
- Bu Rina mengirim satu lusin batik tulis hasil produksinya di Yogyakarta ke Lombok karena ada konsumen yang memesan.
pelaku perjalanan = selusin batik tulis
demand = memenuhi pesanan konsumen
travel = Yogyakarta – Lombok
Hukum ekonomi menyatakan bahwa semakin mahal sebuah barang maka semakin sedikit barang tersebut dikonsumsi masyarakat, sementara itu semakin murah suatu barang maka tingkat konsumsinya akan meningkat. Kondisi seperti ini dalam ilmu ekonomi dapat digambarkan dalam kurva permintaan. Begitu juga dalam ilmu ekonomi transportasi. Semakin murah biaya perjalanan maka semakin tinggi permintaan perjalanan dan sebaliknya jika semakin mahal biaya perjalanan maka semakin sedikit permintaan perjalanan. Untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan maka harus terjadi suatu kondisi equilibrium atau kesetimbangan antara permintaan perjalanan dan harga.
Gambar 2. Kurva equilibrium permintaan dan biaya perjalanan
3 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ
yang mempengaruhi pengeluaran pelaku perjalanan yang dapat dikonversikan menjadi nilai (dalam hal ini mata uang), antara lain:
- Biaya pokok transportasi (karcis/tiket)
- Waktu perjalanan, meliputi: waktu berjalan kaki, waktu tunggu, waktu efektif di atas moda transportasi
- Kenyamanan - Keamanan
- Kemudahan berganti moda transportasi - Faktor-faktor lain yang tidak terlihat
Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang mesti dilakukan oleh setiap pelaku kegiatan ekonomi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dalam suatu transaksi (pasar). Biaya ini bisa berbentuk:
- Modal (investasi) - Biaya operasional - Biaya produksi
- Biaya lain yang tidak bisa dihitung secara langsung dengan nilai uang seperti: kerusakan lingkungan, stress, waktu yang terbuang, dll
Hasil dari pengeluaran biaya tersebut berupa: - Keuntungan
- Konsumsi barang (tingkat kepuasan) - Hasil penjualan (omset)
- Bunga modal
- Hasil lain yang tidak dapat diuangkan seperti: manfaat bagi lingkungan, kebahagiaan
Lalu bagaimana konsep biaya ini dibahas dalam konteks sistem transportasi?
(Morlok, 1988) menyatakan bahwa dalam mengidentifikasikannya, biaya ini harus dikaitkan kepada kelompok masyarakat (pihak) mana yang melakukan pengorbanan dan pengeluaran tersebut.
No. Kelompok Masyarakat (Pihak) Nama/Istilah Biaya I. TERLIBAT LANGSUNG
1. Pengguna jasa/pelaku perjalanan - Orang secara individu - Perusahaan
pengirim/penerima barang
Biaya pindah (biaya angkut) yang terdiri dari:
- Bentuk rupiah sesuai jarak tempuh dan pelayanan tambahan extra
- Bentuk non rupiah seperti tenggat waktu tunggu, ketidaknyamanan, stress dll
4 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ
No. Kelompok Masyarakat (Pihak) Nama/Istilah Biaya
3. Pemerintah (pembina dan pengatur pengoperasian sistem transportasi)
Biaya untuk mensubsidi dan membangun komponen sistem transportasi (jalan & terminal, kendaraan dan manajemen) dan pajak
4. Wilayah (daerah) Biaya pengalokasian penggunaan lahan dan sumber daya alam untuk pengoperasian sistem transportasi
II. TERLIBAT TIDAK LANGSUNG
5. Lingkungan (fisik dan masyarakat) Biaya non rupian (dampak negatif terhadap lingkungan) berupa kerusakan lingkungan, polusi udara, kebisingan, getaran, pencemaran air laut dll.
2. Tarif jasa sistem transportasi
Secara sederhana, tarif (harga) jasa sistem transportasi merupakan nilai (harga) pelayanan pindah dari tempat asal ke tempat tujuan tertentu yang diberikan oleh pihak penyedia jasa sistem transportasi yang berupa moda tertentu kepada pelaku perjalanan. Ilustrasi tarif jasa transportsi dpat dilihat dalam contoh sebagai berikut:
Contoh 1:
Mobil avanza dengan trayek Bandara Soekarno Hatta – Kampus UNJ berjarak 40 km mematok tarif borongan sebesar Rp. 160.000,- sekali perjalanan untuk satu mobil.
Harga jasa transportasi dari Bandara ke UNJ adalah Rp.160.000,−
40km = Rp. 4.000/km
Contoh 2:
Kapal laut dengan trayek Pelabuhan Tanjung Priok – Pelabuhan Makassar berjarak 1500 mil laut mematok tarif Rp. 15.000.000,- untuk 50 ton barang.
Harga jasa transportasi dari Pelabuhan Tanjung Priok – Pelabuhan Makassar adalah
Rp.15.000.000,−
50ton = Rp. 300.000/ton
Rp.300.000/ ton
1500millaut = Rp. 200/ton/mil laut
Apa yang mendasari ditentukannya sebuah harga jasa transportasi? Tarif jasa transportasi dapat ditentukan atas dasar:
- Total biaya untuk menyediakan jasa sistem transportasi ditambah dengan laba maksimum, lihat skema dibawah ini:
Bahan mentah
5 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ
- Perilaku pasar dalam menjual jasa sistem transportasi (monopoli, oligopoli dll) - Kebijakan tarif atau campur tangan pemerintah
- Tujuan manajemen perusahaan penyedia jasa sistem transportasi (keuntungan maksimal, jumlah konsumen maksimal, dll)
- Pertimbangan tujuan-tujuan sosial kemasyarakatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan tarif jasa sistem transportasi - Volume, bobot dan luas lantai yang digunakan
- Sifat barang yang diangkut
- Kondisi prasarana dan sarana yang tersedia - Nilai barang yang diangkut
- Situasi pasar jasa transportasi - Pungutan tambahan
- Jadwal angkutan
- Keamanan, ketertiban dan keselamatan selama perjalanan - Kenyamanan
Bentuk-bentuk tarif jasa sistem transportasi - Tarif menurut skala jarak asal-tujuan - Tarif menurut zona
- Tarif menurut golongan barang
- Tarif menurut jasa tertentu dan persaingan
Gambar 4. Pihak yang berkepentingn terhadap tarif jasa transportasi
6 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ
- Persaingan yang sehat dan wajar
- Menjamin kelangsungan usaha transportasi dengan memperhatikan daya beli masyarakat - Menunjang pengalokasian sumber daya secara optimal
- Mengusahakan supaya tarif tetap terjangkau bagi para penggunanya 3. Investasi sistem tranportasi
PROSES PERENCANAAN Kajian kebutuhan transportasi
Kajian mekanisme pengembalian modal pembangunan Kajian dampak lingkungan
Proses pemeliharaan dan penyerapan tenaga kerja dalam investasi INVESTASI
PMDN
PMA
Jangka panjang > 25 tahun
PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN Jalan raya
Jalan tol Pelabuhan
Jalan rel Terminal penumpang
Armada transportasi dll