• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN POTENSI DALAM PENGELOLAAN P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN POTENSI DALAM PENGELOLAAN P"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER

PENGEMBANGAN POTENSI DALAM

PENGELOLAAN PERBATASAN PULAU-PULAU

KECIL DI SULAWESI

(Study Kasus Pulau Dolagan Provinsi Sulawesi Tengah)

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Wilayah provinsi Sulawesi Tengah, sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan

Hindia Belanda, merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15

kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah

Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan

Kerajaan di Barat. Provinsi Sulawesi Tengah terletak di bagian tengah Pulau

Sulawesi, Indonesia. Kedudukan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah berada di

Kota Palu dengan luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 61.841,29 km².

Tahun 1964 dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

Nomor 2 Tahun 1964 terbentuklah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang

meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso,

Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Selanjutnya Pemerintah Pusat

menetapkan Propinsi Sulawesi Tengah sebagai Provinsi yang otonom berdiri

sendiri yang ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang

Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan selanjutnya tanggal

pembentukan tersebut diperingati sebagai Hari Lahirnya Provinsi Sulawesi

Tengah. Selain itu Provinsi Sulawesi tengah memiliki Batas-batas Provinsi yang

bekenaan langsung dengan Provinsi lainnya yaitu:

o Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo;

o Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku dan Maluku Utara;

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi selatan dan Provinsi

Sulawesi Tenggara;

o Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar dan Provinsi Sulawesi

Barat.

(3)

laut sbb:

o Daratan rendah dengan ketinggian 0 – 100 meter dari permukaan laut

sekitar 20,20 persen.

o Wilayah dengan ketinggian 100 – 500 meter dari permukaan laut sekitar

27,20 persen dan

o Wilayah dengan ketinggian diatas 500 – 1000 meter dari permukaan laut

sekitar 26,27 persen.

o Wilayah dengan ketinggian 1000 meter dari permukaan laut 25.90 persen.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, Pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil adalah suatu pengoordinasian perencanaan, pemanfaatan,

pengawasan, dan pengendalian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang

dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, antarsektor, antara ekosistem

darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

Dengan demikian, Provinsi Sulawesi Tengah wajib mengelola pulau-pulau

kecil yang terdapat pada kawasan daerahnya. Pulau-pulau kecil tersebut harus

mampu menjaga eksistensi dalam pengelolaan perbatasan dengan daerah atau

wilayah lainya. Bahkan, ada beberapa pulau yang terdapat di Kabupaten Toli-Toli

Sulawesi Tengah yang berkenaan langsung dengan Batas Negara Malaysia dan

Filipina, Pulau tersebut dinamakan Pulau Dolangan.

Pulau Dolangan merupakan pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut

Sulawesi dan berbatasan dengan negara Malaysia dan Filipina. Pulau Dolangan

ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Toli-Toli, provinsi

(4)

koordinat 1° 22′40″ LU, 120° 53′4″ BT.

Tabel. Data desa-desa di sekitar Kawasan Pulau Dolagan

No DESA KECAMATAN

1 Santigi Tolitoli Utara 1.360 66 21

2 Laulalang Tolitoli Utara 2.999 62 48

3 Kapas Dako Pamean 1.165 42 28

4 Lingadan Dako Pamean 2.172 77 28

JUMLAH TOTAL 7.696 247 65

Sumber : BPS Kabupaten Tolitoli Tahun 2009

Berkaitan dengan Pasal 1 ayat (16) UU No. 1 Tahun 2014 Tentang Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil yang menyatakan bahwasanya Rencana

Aksi Pengelolaan adalah tindak lanjut rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil yang memuat tujuan, sasaran, anggaran, dan jadwal untuk satu

atau beberapa tahun ke depan secara terkoordinasi untuk melaksanakan berbagai

kegiatan yang diperlukan oleh instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan

pemangku kepentingan lainnya guna mencapai hasil pengelolaan sumber daya

(5)

Oleh sebab itu dengan adanya Undang-Undang yang mengatur tentang

pengelolaan wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan negara lain, maka

dibutuhkan kinerja dari pemerintah daerah dalam mengelolah perbatasan yang ada

di Pulau Dolangan Provinsi Sulawesi Tengah. Bahkan pengelolaan tersebut wajib

melibatkan pemerintah agar dapat meningkatkan prestasi kerja yang harus dicapai

oleh setiap organisasi pemerintahan daerah, serta dapat mewujudkan efektivitas

operasional organisasi berkenaan dengan aspek manajerial maupun ekonomis

operasional, (Chabib Soleh S, 2011:5).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji sebagai obyek

acuhan yaitu sebagai berikut

1. Bagaimana Pengembangan Potensi Dalam Pengelolaan Perbatasan Di

Pulau Dolangan Provinsi Sulawesi Tengah?

2. Upaya Apakah yang harus dilakukan dalam Pengembangan Potensi Dalam

Pengelolaan Perbatasan Di Pulau Dolangan Provinsi Sulawesi Tengah?

1.3 Maksud Dan Tujuan

Dari hasil penulisan ini diharapkan akan berguna untuk upaya-upaya

perbaikkan terhadap peningkatan pelayanan administrasi desa terhadap

masyarakat dan sebaliknya, dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Pengembangan Potensi Dalam Pengelolaan Perbatasan

Di Pulau Dolangan Provinsi Sulawesi Tengah?

(6)

Pengelolaan Perbatasan Di Pulau Dolangan Provinsi Sulawesi Tengah?

1.4 Kegunaan

Hasil tulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai Prospek

pengembangan pengetahuan bagi seluruh masyarakat dan Pemerintah Daerah

Sulawesi Tngah dalam prospeknya mengelolah Perbatasan yang ada di Daerah

tersebut, sehingga dapat mewujudkan Nawacita ke-3 Republik Indonesia.

(7)

2.1 Gambaran Umum Pulau Dolagan

Secara geografis, Pulau Panjang terletak LU 10 22’ 00” dan BT 1200 53‘

10”, yaitu di sebelah Utara Desa Santigi Laut Sulawesi. Dengan Luas 171,9 Ha

.Secara administratif, Pulau Dolangan Pulau yang tidak berpenduduku masuk

dalam Desa Santigi, wilayah Kecamatan Tolitoli Utara, Kabupaten Tolitoli. Pulau

Panjang / Dolangan salah satu pulau di Propinsi Sulawesi Tengah merupakan

pulau terluar yang menjadi titik pangkal (base point) pengukuran wilayah perairan

Kabupaten Tolitoli (Pulau-pulau perbatasan RI Propinsi Sulawesi Tengah, yang

merupakan titik dasar perbatasan dengan negara Malaysia). Pulau ini memiliki

status sebagal suaka margasatwa (berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor :

441/Kpts/Um/5/81).

Aksesibilitas menuju lokasi pulau dapat dijangkau melalui transportasi

darat dan laut. Melalui darat, dapat dicapai dengan kendaraan umum baik roda

dua maupun roda empat dari Tolitoli-Santigi (± 60 km/2 jam) dilanjutkan ke

kampung Tora Gusung ,(± 8 km/1 5 menit) dan selanjutnya dengan Speed Boat

dari kampung Tora Gusung ke Pulau Panjang(± 10 menit) atau dengan sampan (±

20 menit). Untuk kendaraan dari Tolitoli-Santigi menggunakan kendaraan umum

yang sering lewat kampung Santigi atau dapat juga dengan carter kendaraan dan

dilanjutkan dengan carter motor boat atau perahu nelayan sekitar P. Dolangon.

Karakteristik geologi Pulau Dolagan atau Pulau Panjang adalah pulau

koral massif yang terangkat secara orogenetis sehingga memunculkan pulau

berbatuan karang dengan topografi yang terjal. Koral massif yang terangkat dalam

jangka ribuan tahun kemudian mengalami proses geomorfologi berupa abrasi dan

(8)

beberapa tempat, kombinasi antara pengangkatan dan proses abrasi yang

berlangsung secara terus menerus menghasilkan gerong-gerong laut (sea caves)

pada tebing-tebing tepian pulau.

Selain itu, Perairan Pulau Panjang merupakan salah satu perairan arus

lintas Indonesia (ARILINDO) . Arus lintas Indonesia Adalah arus yang bergerak

melintasi perairan Indonesia sebagai akibat perbedaan tinggi muka laut antara

samudra Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia dan arahnya cenderung tetap

sepanjang tahun . ARLINDO yang melintas laut Sulawesi dan Selat Makassar

merupakan massa air yang berasal dari Samudra Pasifik dan kecepatan arusnya

sangat dipengaruhi oleh system arus ekuatorial sebagai akibat dari hembusan

angin pasat timur laut di samudra Pasifik. Massa air di Samudra Pasifik

membentuk arus ekuator utara melewati perairan Mindanao dan masuk kelaut

Sulawesi. Arus di Laut Sulewesi yang bergerak ke Barat terhalang oleh Pulau

Kalimantan sehingga sebagian massa air akan membelok ke selatan masuk ke

perairan Selat Makssar dan sebagian lainnya membalik kea rah timur menyulusuri

pesisir pantai wilayah Sulawesi Utara.

2.2 Pengelolaan Perbatasan di Pulau Dolagan

Pulau Dolagan merupakan pulau kecil yang tidak berpenduduk. Pulau ini

tidak memiliki sarana dan infrastruktur dasar. Akan tetapi terdapat 2 bangunan

buatan manusia yang terdapat pada sisi Utara dan Selatan perairan pulau ini.

Bangunan lampu navigasi pelayaran untuk kebutuhan pelayaran di bangun di

perairan sisi Utara Pulau, sedangkan di sisi Selatan terdapat bangunan antenna

(9)

menandakan adanya potensi bagi pengembangan wisata terhadap aspek komersial

untuk daerah dan masayarakat, untuk itu dibutuhkan pengelolaan yang lebih

terarah dan terstruktur.

Menurut Sandy Nur Ikfal Raharjo1 Dalam pendekatan kesejahteraan, peran

pemerintah terepresentasikan dalam kegiatan-kegiatan BNPP. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan

BNPP, inti kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan adalah sebagai berikut: 1)

mempercepat upaya pengamanan dan pengembangan sarana prasarana Custom,

Immigration, Quarantine and Security (CIQS) di Pos Pemeriksaan Lintas Batas

(PPLB); 2) mempercepat peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan di kawasan

perbatasan; 3) mempercepat peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di

kawasan perbatasan; dan 4) mempercepat penguatan kapasitas kelembagaan

pembangunan kawasan perbatasan.

Maka dari itu dibutuhkan kebijakan pemerintah Indonesia dalam

mengelola kawasan perbatasan laut yang berupa pulau-pulau kecil yang terluar

dengan Filipina. Kebijakan ini penting karena pembiaran masalah bisa

mengakibatkan kehilangan wilayah kedaulatan, runtuhnya rasa nasionalisme

warga perbatasan, perpindahan kewarganegaraan dari WNI ke WN Filipina secara

masif, ketegangan politik antarnegara, dan yang paling ekstrim adalah konflik

yang berujung pada hilangnya pulau Indonesia serta perang dua negara yang

terjadi pada Konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1962.

Oleh sebab itu, dibutuhkan peran langsung pemerintah daerah provinsi

Sulawesi Tengah dalam mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi di perbatasan.

1 Dapat dilihat pada Kebijakan Pengelolaan Perbatasan Indonesi: Sebuah Catatan dalam

(10)

Apalagi, perbatasan tersebut menyangkut territorial maritime Indonesia. Menurut

Undang-Undang No 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau

Kecil menjelaskan bahwasanya Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

adalah sumber daya hayati, sumber daya nonhayati; sumber daya buatan, dan

jasa-jasa lingkungan; sumber daya hayati meliputi ikan, terumbu karang, padang

lamun, mangrove dan biota laut lain; sumber daya nonhayati meliputi pasir, air

laut, mineral dasar laut; sumber daya buatan meliputi infrastruktur laut yang

terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan

alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan

kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di Wilayah

Pesisir.

2.3 Upaya Pengembangan Potensi Pulau Dolagan

Pengembangan Pulau Dolagan sebagai pulau kecil terluar, antara lain

melalui rekonstruksi dan pemeliharaan Titik Referensi (TR) dan Titik Dasar.

Selanjutnya adalah pemeliharaan dan pengawasan keamanan yang dilakukan

bersama antara aparat yang berwenang. Berbagai keanekaragaman yang terdapat

di Pulau Dolagon dan perairan di sekitarnya merupakan potensi yang semestinya

dikelolah dengan baik. Ekosistem pantai berbatu, ekosistem terumbu karang,

ekosistem padang lamun, ekosistem rataan pasir putih dengan segala biota yang

berasosiasi didalamnya merupakan potensi yang mesti dijaga kelestariannya.

Keberadaan beberapa biota yang dilindungi di sekitar Pulau Dolagan

(11)

baik hingga baik, dan berbagai jenis ikan, karang yang merupakan potensi

sumberdaya perikanan yang sangat penting untuk dijaga kelestariannya. Potensi

sumberdaya perikanan sedianya dikelolah dengan baik untuk menjamin

kesejahteraan ekonomi masyarakat disekitarnya dan juga sejalan dengan itu

dikelolah untuk menjamin keberlanjutan.

Selanjutnya, dapat dijabarkan beberapa kendala yang harus diketahui oleh

pemerintah daerah untuk meningkatkan pengembangan potensi dalam mengelolah

pulau Dolagan yang berbatasan dengan negara Filipina, kendala tersebut dapat

terurai sebagai berikut:

a. Air Bersih

Ketersediaan air bersih menjadi kendala utama dalam pengembangan

pulau dolagan. Tidak adanya air bersih ini merupakan hasil dari pengaruh

bebatuan, bebatuan yang hanya dipenuhi oleh air asin serta batuan gamping

terumbu. Sehingga, menjadi permasalahan yang harus segera dituntaskan demi

maksimalnya penggunaan sumber daya alam ini untuk meningkatkan pendapatan

daerah terkhususnya untuk Kabupaten Toli-Toli.

b. Pengambilan Karang

Karang merupakan bagian yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

destinasi pariwisata yang ada pada suatu daerah, terkhususnya daerah yang

memiliki pantai serta pulau. Akan tetapi pulau Dolagan, digunakan oleh

masyarakat setempat sebagai tambang karang yang dikuras setiap sebulan sekali.

Maka dari itu, untuk pengembangan serta pemanfaatan yang baik, dibutuhkan

pengelolaan yang lebih terarah dari masyarakat dan pemerintah setempat dalam

(12)

c. Pengambilan Fauna yang Dilindungi

Di perairan Pulau Dolagan dan sekitarnya terdapat beberapa jenis biota

laut yang dilindungi. Selanjutnya, terdapat beberapa burung Maleo yang merupak

hewan emdemik yang terdapat di Pulau Sulawesi. Selain itu, terdapat banyak

biota laut yang dilindungi seperti Kima dan Kerang Kambing-Kambing.

Khususnya untuk kedua biota laut ini, eksploitasnya masih kerap kali terjadi

dalam frekuensi yang cukup meresahkan. Hingga terhitung setiap sebulan sekali

terjadi tiga kali aktifitas pengambilan biota ini oleh masyarakat sekitar. Oelh

sebab itu, peran pemerintah untuk melakukan pengawasan dengan melibatkan

dinas pariwisata kabupaten atau provinsi untuk menanggulangi hal yang cukup

menganggu ekosistem laut, sehingga dapat berdampak pada pengelolaan Sumber

Daya Alam yang terdapat di Pulau Dolagan.

d. Lemahnya Pengawasan

Penetapan Pulau ini sebagai kawasan suaka margasatwa menjadikan Pulau

Dolagan seharusnya terproteksi dari berbagai macam bentuk eksploitas dan

pemanfaatan sumber daya lainnya. Akan tetapi, pengawasan yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah terhadap Pulau yang berabatasan dengan Filipina ini tidak

diantisipasi, sehingga hal-hal yang menyangkut pengurasan sumber daya alam

menjadi halal tanpa paying hukum yang benar.

(13)

Luasnya wilayah perbatasan laut dan darat Indonesia tentunya

membutuhkan dukungan sistem manajemen perbatasan yang terorganisir dan

profesional, baik itu ditingkat pusat maupun daerah. Akan tetapi minimnya

infrastruktur di kawasan perbatasan telah menunjukkan bahwa pemerintah tidak

memiliki sebuah sistem manajemen perbatasan yang baik. Perbandingan kondisi

tersebut diperparah dengan adanya beberapa pulau-pulau kecil yang terdapat di

kawasan Indonesia, tetapi tidak terurus, sehingga mengakibatkan pengurasan

Sumber Daya Alam bawah laut.

Maka dari itu terjadi perbedaan antara daerah-daerah pesisir pantai yang

dekat dengan kota, dibandingkan dengan kawasan atau pulau-pulau kecil yang

jauh dari jangkauan pemerintah daerah. Hal ini memperlihatkan tingkat

kesenjangan yang tinggi antara Kawasan Pedalaman dekat dengan Kawasan

Pedalaman Jauh. Padahal kawasan-kawasan tersebut khususnya daerah perbatasan

sangat perlu untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah kita. Karena

itulah dibutuhkan pengelolaan daerah perbatasan dalam mengelolah pulau-pulau

kecil yang terdapat pada daerah perbatasan tersebut.

Oleh karena itu Pemerintah daerah dimohon untuk, melengkapi

terpenuhnya infrastruktur yang ada pada daerah perbatasan, khususnya pada

pulau-pulau kecil yang nantinya dapat membawa penghasilan untuk pendapatan

asli daerah. Maka dari itu dibutuhkan kerjasama dari setiap unsur yang ada dalam

pengelolaan pulau-pulau kecil yang ada pada daerah perbatasan khususnya pulau

Dogalan Provinsi Sulawesi Tengah. Sehingga, dapat mewujudkan nawa cita

presiden dengan membangun bangsa lewat daerah-daerah perbatasan.

(14)

A. Buku Bacaan

S Soleh, Chabib. 2011. Menilai Kinerja Pemerintah Daerah. Penerbit:

Fokusmedia. Bandung,

B. Undang-Undang

Republik Indonesia. 2015. UU Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

Nomor 2 Tahun 1964

Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang

Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah

C. Internet

Profil Provinsi Sulawesi Tengah dalam http://www.palu.bpk.go.id/?page_id=6258

[diakses pada 0940.26052017]

Profil Sulawesi Tengah dalam

http://www.palugate.com/in/investasi/peluang-investasi-di-sulawesi-tengah/profil-sulawesi-tengah.html [diakses pada

0955.26052017]

Pulau Dolangan dalam

http://bola-q.dj.web.id/ind/1356-1250/Pulau-Dolangan_88300_stti-stieni_bola-q-dj.html [diakses pada 1014.26052017]

E-Jurnal Tim Ekspedisi KR.BJ VIII; 2009. Laporan Perjalanan Ekpsedisi

Biodevesitas Selat Makassar.

Kebijakan Pengelolaan Perbatasan Indonesi: Sebuah Catatan dalam

(15)

http://www.politik.lipi.go.id/in/kolom/politik-nasional/755-kebijakan-pengelolaan-perbatasan-indonesia-sebuah-catatan.html [diakses pada

1213.26052017]

Suaka Margasatwa Pulau Dolangon Provinsi Sulawesi Tengah dalam

http://www.bksdasulteng.com/Suaka-Margasatwa-Pulau-Dolangon

Gambar

Tabel. Data desa-desa di sekitar Kawasan Pulau Dolagan

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah ini turut dibuktikan melalui data yang dikeluarkan oleh CIDB (2005) berkaitan penggunaan IBS dalam sektor pembinaan iaitu majoriti pemaju di Malaysia masih gemar

Data primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung selama penelitian meliputi konstruksi jaring (Lampiran 1), jenis spesies ikan hasil tangkapan utama dan

Metafora sebagai salah satu wujud daya kreatif bahasa di dalam penerapan makna, artinya berdasarkan kata-kata tertentu yang telah dikenalnya dan berdasarkan keserupaan atau

PT Greenspan Packaging System sudah baik, hal ini dapat dilihat dari pembagian tanggung jawab fung- sional diantaranya fungsi penjualan terpisah dengan fungsi gudang untuk

Tabel 4. Jumlah pendapatan di Kab.. Adapun untuk menghitung persentase jumlah kumulatif kelas dengan cara. jumlah penduduk tiap kecamatan dibagi jumlah penduduk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang remaja mengakses situs pornografi di Kecamatan Jebres Surakarta. Untuk mengetahui habitus perilaku remaja dalam

Membangun Karakter Siswa (Studi Multisitus di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek)” yang ditulis oleh Syafi‟i