• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 3.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kota Makassar (KSK) berdasarkan RTRW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tabel 3.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kota Makassar (KSK) berdasarkan RTRW"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

III - 1

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

3.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIIDANG CIPTA KARYA DAN

ARAHAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA MAKASSAR

Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

A. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan:

1) Pertahanan keamanan 2) Ekonomi

3) Lingkungan hidup 4) Sosial budaya

5) Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

B. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: 1) Arahan pengembangan pola ruang:

a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

2) Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

(2)

III - 2

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

D. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Kawasan Strategis Kota Makassar (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 5.2 memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus untuk Bidang Cipta Karya.

Tabel 3.1

Arahan RTRW Kota Makassar untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan RTH privat pada kawasan kota yang sudah terbangun

 Pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi RTH publik pada kawasan kota yang sudah terbangun..

 pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi fungsi RTH privat pada kawasan kota yang belum terbangun.

 pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi fungsi RTH publik pada kawasan kota yang belum terbangun.

 pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi RTH privat pada kawasan reklamasi.

 pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi RTH publik pada kawasan reklamasi.

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan unit produksi air minum melalui Instalasi Pengolahan Air Minum

KAWASAN BUDI DAYA

 pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi kawasan peruntukan perumahan dengan kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan sedang, dan perumahan dengan kepadatan rendah.

Sistem Jaringan Air Limbah

(3)

III - 3

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Sistem Pengelolaan Persampahan

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan Tempat Penampungan Sementara (TPS)

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kota Makassar

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tamangapa  Pengembangan dan peningkatan sistem

pengangkutan persampahan

Sistem Jaringan Drainase

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas sistem jaringan drainase primer

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas sistem saluran drainase primer

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan sistem saluran drainase primer AREA V (wilayah timur kota)

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas sistem saluran drainase sekunder.  Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan

kualitas sistem jaringan drainase kota lama.

Tabel 3.2

Identifikasi Kawasan Strategis Kota Makassar (KSK) berdasarkan RTRW KAWASAN STRATEGIS

Kawasan Strategis Bisnis Pusat Kota

Ekonomi Kecamatan Bontoala, Kecamatan Makassar,

Kecamatan Mamajang, sebagian Kecamatan Mariso, sebagian Kecamatan Panakkukang, sebagian Kecamatan Rappocini, sebagian Kecamatan Rappocini, sebagian Kecamatan Tallo, sebagian Kecamatan Tamalate, Kecamatan Ujung Pandang, sebagian Kecamatan Ujung Tanah, dan Kecamatan Wajo

Kawasan Strategis Bisnis Losari Ekonomi terletak di kawasan pusat kota lama membujur di

bagian Barat sepanjang koridor Pantai Losari (Jalan Penghibur) Kecamatan Ujungpandang berbatasan dengan Jl. Penghibur di bagian Utara, di bagian Selatan ditetapkan disebagian Kecamatan Mariso berbatasan dengan Jl. Rajawali, dan bagian Timur berbatasan dengan Jl. Usman Jafar, Jl. Ranggong, Jl. Mochtar Lutfi, Jl. Maipa, Jl. Kenari, dan Jl. Haji Bau

Kawasan Strategis Bisnis Global Ekonomi mencakup sebagian wilayah Kecamatan Mariso dan

sebagian Kecamatan Tamalate

Kawasan Strategis Bisnis dan Pariwisata

Ekonomi Kawasan strategis bisnis dan pariwisata ini

(4)

III - 4

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Kawasan Strategis Pelabuhan Ekonomi mencakup Pelabuhan Soekarno-Hatta yang berada

pada bagian tengah Barat dan Utara kota (mencakup wilayah Kecamatan Ujung Tanah dan Wajo)

Kawasan Strategis Bandar Udara Ekonomi berada pada bagian timur kota (Kecamatan

Biringkanaya) serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros

Kawasan Strategis Maritim Ekonomi berada di pesisir Utara Kota Makassar tepatnya

berada di Kelurahan Untia (Kecamatan

Biringkanaya) dan sebagian berada pada kawasan pesisir Kecamatan Tamalanrea

Kawasan Strategis Koridor Pesisir Ekonomi ditetapkan di sepanjang koridor pesisir mencakup: 1. kawasan reklamasi utara di Kecamatan

Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea; 2. kawasan reklamasi pelabuhan di Kecamatan

Tallo, Kecamatan Ujung Tanah, dan Kecamatan Wajo;

3. kawasan reklamasi barat di Kecamatan Ujung Pandang dan Kecamatan Mariso; dan 4. kawasan reklamasi selatan di Kecamatan

Tamalate.

Kawasan Strategis Wisata Pulau Sosial-Budaya berada di pesisir sebelah barat Kota Makassar dengan luas perairan 966,04 km2. Keberadaan 12 pulau-pulau yang termasuk dalam Kepulauan

Kawasan Strategis Fort Rotterdam Sosial-Budaya berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar tepatnya di Kecamatan Ujung Pandang

Kawasan Strategis Energi Center Pendayagunaan

Sumber Daya Alam

(SDA) dan/atau

Teknologi Tinggi

berada di sebelah Utara kota yang mencakup wilayah Kecamatan Tallo, tepatnya di depan muara Sungai Tallo yang berdekatan dengan kawasan strategis maritim terpadu

Kawasan Strategis Sungai

Je’neberang Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan

mencakup wilayah Kecamatan Tamalate dan bermuara di sebelah selatan Kota Makassar

Kawasan Strategis Sungai Tallo Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan

melintasi bagian tengah kota mencakup sebagian wilayah Kecamatan Panakkukang, sebagian Kecamatan Tamalanrea, dan sebagian Kecamatan Tallo

Kawasan Strategis Lindung Lakkang Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan

(5)

III - 5

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Kawasan Strategis Koridor Pesisir Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan

ditetapkan di sepanjang koridor pesisir sebagai salah satu upaya mitigasi bencana meliputi: a. kawasan reklamasi utara di Kecamatan

Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea; b. kawasan reklamasi pelabuhan di Kecamatan

Tallo, Kecamatan Ujung Tanah, dan Kecamatan Wajo;

c. kawasan reklamasi barat di Kecamatan Ujung Pandang dan Kecamatan Mariso; dan d. kawasan reklamasi selatan di Kecamatan

Tamalate.

Tabel 3.3

Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Makassar terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

NO USULAN

1 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan unit produksi air minum melalui Instalasi Pengolahan Air Minum

Kec. Mamajang,

2 Sistem Jaringan Air Limbah

Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kota, baik IPAL setempat maupun IPAL Komunal.

3 Sistem Pengelolaan Persampahan  Pengembangan, peningkatan, dan

pemantapan Tempat Penampungan Sementara (TPS)

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kota Makassar

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tamangapa

(6)

III - 6

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

4 Sistem Jaringan Drainase

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas sistem jaringan drainase primer

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas sistem saluran drainase primer

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan sistem saluran drainase primer AREA V (wilayah timur kota)

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas sistem saluran drainase sekunder.

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas sistem jaringan drainase kota lama.

Tersebar Merata

5 Ruang Terbuka Hijau (RTH)

 Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan RTH privat pada kawasan kota yang sudah terbangun

 Pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi RTH publik pada kawasan kota yang sudah terbangun..

 pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi fungsi RTH privat pada kawasan kota yang belum terbangun.

 pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi fungsi RTH publik pada kawasan kota yang belum terbangun.

 pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi RTH privat pada kawasan reklamasi.

 pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi, dan rehabilitasi RTH publik pada kawasan reklamasi.

6 KAWASAN BUDI DAYA

pengembangan, peningkatan,

(7)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

E. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Sebagaimana diamanatkan dalam Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, secara normatif, proses penyusunan sinkronisasi program keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur PUPR menerima masukan/input dari Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR (Pusat 1).

Dengan adanya dinamika perubahan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR, sehingga proses tersebut dilaksanakan secara paralel, untuk itu proses penyusunan sinkronisasi program keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur PUPR, saat ini mengacu pada dokumen Rencana Strategis Kementerian PUPR 2015-2019 (data rincian Renstra Sektor ), data tersebut dipadukan untuk pengembangan kawasan didalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis.

Pembangunan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan pembangunan yang:

1. memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”; 2. mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan; 3. memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju wilayah strategis;

4. mendukung percepatan pertumbuhan kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS; 5. mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS.

Untuk itu diperlukan:

• Keterpaduan Perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS.

• Sinkronisasi Program antar infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).

Terdapat 2 Wilayah Pengembangan Strategis di Propinsi Sulawesi Selatan : 1. WPS 27 (Mamuju-Makale-Palopo-Kendari-Bau Bau-Wangi Wangi) adalah (Kab

(8)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Gambar . 3.3 Esensi Wilayah Pengembangan Strategis

Gambar 3.4 Cakupan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 27 dan 28 Arus

Perdagangan Ekspor & Antarwilayah

Arus PerdaganganEkspor &Antarwilayah Kawasa

n

Kawasan Perkotaa Klaster

Industri Klaster Industri

Klaster Industr Pelabuha

n/Kawas an

Pelabuha n/Kawas

an

Jal

u

r

In

frastru

kt

u

r

(Ja

lan

/Ke

ret

a)

P

WPS 27 dalam Cakupan Provinsi Sul Sel

(9)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Kawasan strategis dalam WPS 28 Wilayah Sulawesi Selatan sesuai dengan fungsi, tujuan dan kedudukan pengembangan kawasan :

(What)

• Kawasan dalam Wilayah Mamminasata merupakan kawasan yang berkembang pesat secara nasional dan Internasional, sehingga dapat meningkatkan Perekonmian Kawasan, dengan sektor unggulan dalam bidang Industri, Jasa dan Perdagangan yang cakupannya multinasional.

(When)

• Tujuan pengembangan wilayah tahun 2015-2019 adalah untuk mengurangi kesenjangan KBI dan KTI, dimulai dengan pengembangan Kawasan Maminasata, Kawasan Industri yang menjadi Prioritas yang diharapkan mampu untuk meningkatkan perokonomian Kawasan secara keselurahan Sulawesi selatan.

(Where)

• Kawasan Maminasata mencakup Makassar, Gowa, Maros dan Takalar. (Who)

• Pengembangan wilayah Kawasan Strategis dalam kawasan Maminasata dan Kawasan Industri dilakukan Oleh Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten sesuai dengan Kewenangannya, dengan melibatkan Investor.

(Why)

• Kedudukan Kawasan Maminasata yang sangat strategis dengan akses Pelabuhan dan Bandara yang terus dikembangkan, menjadikan kawasan Maminasata merupakan kawasan yang dapat berkembang sebagai pusat kegiatan Jasa, Industri, Perdagangan, dan Pariwisata yang berdaya saing Internasional. Dengan Sumber Daya Alam yang sangat mendukung dan melimpah, kawasan ini akan menjadi kawasan metropolitan baru

(How)

(10)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

• Penyedian dan Penyiapan Sarana dan Prasarana wilayah guna menunjang perkembangan penduduk akibat adanya pergerakan tenaga kerja yang besar.

Gambar 3.5 Wilyah Pengembangan Strategis 28 (Propinsi Sulawesi Selatan)

(11)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

F. Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Penyusunan RPJMD dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang- undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

(12)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

1. RPJMD Kota Makassar Tahun 2013-2018 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah 5 (lima) tahunan yang menjabarkan visi, misi dan program Walikota terpilih hasil Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2013.

2. Penyusunan RPJMD Kota Makassar tahun 2014-2019 berpedoman pada Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 3. RPJMD Kota Makassar tahun 2014-2019 menjadi acuan bagi seluruh

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra-SKPD), dan dalam pelaksanaannya akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

4. RPJMD Kota Makassar Tahun 2014-2019 disusun dengan Mainstreaming Pro-Poor, Pro-Gender, dan Pro-Environment

5. RPJMD Kota Makassar tahun 2014-2019 merupakan separuh dari pelaksanaan tahap kedua RPJPD (Tahun 2010 s/d Tahun 2014) dan tahap ketiga RPJPD (Tahun 2015 s/d 2020).

6. Mengacu pada RTRW Kota Makassar Tahun 2012-2032, RTRW Sulawesi Selatan tahun 2009 – 2029,

7. RPJM Nasional tahun 2010-2014, RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018.

8. Penyusunan RPJMD juga memperhatikan amanat nasional, seperti Standar Pelayanan Minimal (SPM), Millenium Development Goal’s (MDG’s) dan Inpres Nomor 3 tahun 2010 tentang Pembangunan Berkeadilan, Perpres No. 15 Thn 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan kemudian dijabarkan dalam Perbup No. 38 Thn 2012 tentang SPKD Kota Makassar, Inpres No. 9 Thn 2000 tentang PUG, Permendagri No. 67 Thn 2012 Tentang KLHS dan Permendagri No. 77 Thn 2012 tentang Parameter HAM.

(13)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

10. Memberikan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD tahun 2014-2019.

i. Visi Kota Makassar Tahun 2014-2019

Visi adalah gambaran tentang kondisi Kota Makassar yang akan diwujudkan pada akhir periode 2014-2019. Substansi utama dari visi ini adalah rumusan visi Kapala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang penjelasan visinya dijabarkan secara teknokratis sesuai sistem perencanaan pembangunan daerah. Selain itu, rumusan visi ini juga memperhatikan visi RPJPD Kota Makassar 2005-2025 dan visi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018.

Visi RPJPD Kota Makassar 2005-2025 adalah “Makassar sebagai Kota Maritim, Niaga, Pendidikan, Budaya dan Jasa yang Berorientasi Global, Berwawasan

Lingkungan dan Paling Bersahabat”. Visi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018

adalah “Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul

Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018”. Terhadap visi RPJPD Kota

Makassar 2005-2025, perhatian difokuskan pada prioritas kebijakan yang menjadi arahan RPJPD untuk RPJMD periode 2014-2019. Terhadap visi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, perhatian difokuskan pada prioritas kebijakan yang relevan dengan isu strategis Kota Makassar.

Berdasarkan analisis terhadap permasalahan pembangunan dan isu strategis daerah Kota Makassar dengan memperhatikan sepenuhnya visi kepala daerah terpilih, maka Visi RPJMD Kota Makassar 2014-2019 adalah:

“Makassar Kota Dunia yang Nyaman Untuk Semua pada Tahun 2019”

Visi RPJMD Kota Makassar 2014-2019 ini memiliki konsistensi dengan visi RPJPD Kota Makassar 2005-2025, khususnya dengan penekanan visi RPJPD pada “orientasi global”, yang dalam visi RPJMD dirumuskan sebagai “kota dunia”, serta penekanan “berwawasan lingkungan” dan “paling bersahabat” pada visi RPJPD yang pada visi RPJMD dirumuskan sebagai “yang nyaman untuk semua”. Pokok visi “kota maritim, niaga, pendidikan, budaya dan jasa” pada visi RPJPD, dalam visi RPJMD 2013-2018 ditempatkan sebagai bagian dari substansi “kota dunia”. Dihubungkan dengan visi

(14)

2014-RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

2019 terletak pada posisi “Makassar kota dunia yang nyaman untuk semua” yang merupakan bagian penting dari terwujudnya “Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama

Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018”.

Pernyataan visi RPJMD Kota Makassar 2014-2019 memiliki tiga pokok visi yang merupakan gambaran kondisi yang ingin dicapai Kota Makassar pada akhir periode 2014-2019. Penjelasan masing-masing pokok visi tersebut, adalah sebagai berikut.

Kota Dunia, dimaksudkan adalah Kota Makassar yang memiliki keunggulan komparatif, kompetitif dan inklusifitas yang berdaya tarik tinggi atau memukau dalam banyak hal. Diantaranya potensi sumberdaya alam dan infrastruktur sosial ekonomi yang menjanjikan terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan standar dunia. Pokok visi ini dapat dikristalkan sebagai terwujudnya “masyarakat sejahtera standar dunia”.

Nyaman, dimaksudkan adalah terwujudnya proses pembangunan yang semakin menyempitkan kesenjangan dan melahirkan kemandirian secara stabil, dalam struktur dan pola ruang kota yang menjamin kenyamanan bagi berkembangnya masyarakat yang mengedepankankan prinsip inklusifitas serta pola hubungan yang setara antara stakeholder dan stakeowner dalam pembangunan. Pokok visi ini dapat dikristalkan sebagai terwujudnya “kota nyaman kelas dunia”.

Untuk Semua, dimaksudkan adalah proses perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan pembangunan yang dapat dinikmati dan dirasakaan seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi berdasarkan jenjang umur, jenis kelamin, status sosial dan kemampuan diri (termasuk kelompok difabel). Pokok visi ini dapat diristalkan sebagai terwujudnya “pelayanan publik kelas dunia bebas korupsi”.

ii. Misi Kota Makassar Tahun 2014-2019

Misi dalam RPJMD ini dimaksudkan sebagai upaya umum yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Setiap misi akan dijalankan untuk mewujudkan pokok visi yang relevan. Rumusan misi RPJMD Kota Makassar 2014-2019 adalah sebagai berikut.

(15)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Misi ini mencakup berbagai upaya umum dalam hal: (1) pengurangan pengangguran, (2) pemberian jaminan sosial keluarga, (3) pelayanan kesehatan gratis (4) pelayanan pendidikan gratis, (5) penukaran sampah dengan beras, (6) pelatihan keterampilan dan pemberian dana bergulir, (7) pembangunan rumah murah, dan (8) pengembangan kebun kota. Misi ini diarahkan untuk mewujudkan pokok visi “masyarakat sejahtera standar dunia”.

(2) Merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berkelas dunia

Misi ini mencakup berbagai upaya umum dalam hal: (1) penyelesaian masalah banjir, (2) pembentukan badan pengendali pembangunan kota, (3) pembangunan waterfront city, (4) penataan transportasi publik, (5) pengembangan infrastruktur kota, (6) pengembangan pinggiran kota, (7) pengembangan taman tematik, (8) penataan lorong. Misi ini diarahkan untuk mewujudkan pokok visi “kota nyaman kelas dunia”.

(3) Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia bebas

korupsi

Misi ini mencakup upaya umum dalam hal: (1) peningkatan pendapatan asli daerah, (2) peningkatan etos dan kinerja aparat RT/RW, (3) peningkatan pelayanan di kelurahan, (4) pelayanan publik langsung ke rumah, (5) pengembangan pelayanan publik terpadu di kecamatan, (6) modernisasi pelayanan pajak dan distribusi, (7) pengembangan akses internet pada ruang publik, (8) penguatan badan usaha milik daerah. Misi ini diarahkan untuk mewujudkan pokok visi “pelayan publik kelas dunia bebas korupsi.

3.2 RENCANA STRATEGIS INFARSTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA.

(16)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

A. Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

B. Rencana Induk Penyediaan Air Minum

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi- dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi.

Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air.

Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini untuk dijadikan arahan pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM adalah bagian Rencana Pengembangan SPAM yang terdiri dari:

a. Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah; b. Rencana Sistem Pelayanan;

c. Rencana Pengembangan SPAM; dan

d. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum.

C. Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kota Makassar didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kota Makassar berpedoman pada prinsip:

(17)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan); c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan

d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Makassar maka Kebijakan Umum Pembangunan Sektor Sanitasi adalah sebagai berikut :

1) Meningkatnya upaya pengelolaan sampah perkotaan terutama pada

pengurangan timbunan sampah (zero waste) sehingga sampah yang harus

dikelola semakin sedikit;

2) Meningkatnya sistem pengelolaan dan pelayanan limbah B3 (bahan berbahaya

beracun) pada kegiatan-kegiatan tertentu yang dianggap berpotensi

menghasilkan limbah B3 seperti rumah sakit, bengkel, laboratorium uji dan

lain-lain;

3) Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara sumberdaya

alam dan lingkungan hidup;

4) Pemerintahan yang berorientasi pada Tata Praja Lingkungan yang berwawasan

lingkungan (Good Environmental Governance);

5) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang

bersih.

Sedangkan Prioritas Arah Kebijakan adalah :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara

Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan hidup didasarkan pada agenda

21 (nasional dan global) dalam merencanakan dan melaksanakan

pembangunan nasional yang berkelanjutan (sustainable development);

2. Mengarusutamakan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan;

3. Meningkatkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup;

4. Meningkatkan upaya pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan

pembangunan;

5. Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup, terutama

dalam menangani permasalahan yang bersifat akumulasi, fenomena alam

(18)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

6. Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup

dan berperan aktif sebagai kontrol-sosial dalam memantau kualitas

lingkungan hidup;

7. Ketersediaan lokasi Tempat Pembuangan Akhisr (TPA) sampah.

8. Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat;

Adapun Program Pembangunan terkait sanitasi adalah :

1. Program Pembangunan Kinerja Pengelolaan Persampahan.

2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. 3. Program Peningkatan Pengendalian Polusi.

4. Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan.

5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat.

7. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Bersih. 8. Program Lingkungan Sehat Perumahan.

A. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Tujuan

1) Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik.

2) Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestic melalui IPAL komunal dan on site. Salah satunya adalah rencana pembangunan IPAL Losari dan IPAL Kawasan

Sasaran

1) Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan air limbah domestik dalam bentuk KSM di 80 lokasi dalam program USRI dan KSM / BPS pada program SLBM DAK & IEG AusAid sampai tahun 2017.

2) Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 261.958 unit menjadi 295.439 unit sampai tahun 2017 (100%).

(19)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Strategi

1) Mengoptimalkan kader lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik.

2) Optimalisasi/implementasi program sanitasi dan jaringan air limbah rumah sehat.

3) Implementasi program air limbah terhadap masyakat yang masih BABS. 4)Melibatkan sektor swasta dalam pengelolaan air limbah.

B. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan

Tujuan

1) Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah diwilayah perkotaan.

2) Mengoptimalkan kinerja pelayanan pengelolaan sampah dan meningkatkan cakupan diwilayah perkotaan.

Sasaran

1) Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan dalam bentuk kelompok (masyarakat), Pengolahan bank sampah, TPST, Green clean di wilayah perkotaan sampai tahun 2017.

2) Meningkat cakupan pelayanan sampah dari 90% menjadi 95% pada tahun 2017 diwilayah perkotaan.

Strategi

1) Mengoptimalkan fungsi pokja dan kader lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat.

2) Membangun komunikasi kader lingkungan melalui kegiatan sharing dan diskusi. 3) Melibatkan sektor swasta dalam pengelolaan sampah.

4) Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah sesuai dengan kebutuhan.

5) Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan sampah.

C. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase

(20)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

1) Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman.

2) Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.

3) Meningkatkan akses drainase pada kelurahan-kelurahan yang tidak / belum mempunyai drainase

4) Mengoptimalkan system drainase primer dan sekunder.

Sasaran

1) Meningkatkan jumlah cakupan (kelurahan) dalam penataan drainase melalui program kemitraan.

2) Mengurangi wilayah genangan

3) Mereview dokumen teknik system Drainase

4) Mengoptimalkan Pokja AMPL dalam mengkoordinasi program drainase sebanyak 2 bulan sekali.

Strategi

1) Pengoptimalisasi SDM SKPD terkait satu koordinasi dalam perencanaan drainase yang tepat guna.

2) Meningkatkan alokasi pendanaan pembangunan drainase kota dengan melibatkan peran serta instansi terkait

3) Miningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan

D. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene

Tujuan

1) Meningkatkan kehidupan masyarakat yang bersih, sehat melalui perubahan perilaku dan pembangunan sarana sanitasi dan air minum

2) Meningkatkan jumlah rumah sehat

3) Meningkatkan kapasitas tenaga SDM yang kompetensi dengan dukungan pemerintah dan perguruan tinggi.

(21)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Sasaran

1) Meningkatkan cakupan ODF dari 11 kelurahan menjadi 143 kelurahan sampai tahun 2017.

2) Mengurangi resiko penyakit yang berbasis lingkungan

3) Meningkatkan kapasitas SDM (Sanitarian) untuk melakukan pemicuan sebagai bagian dari program STBM

4) Meningkatkan kapasita dari kader lingkungan menjadi kader pemicuan dari 190 kader menjadi 240 kader tahun 2017.

Strategi

1) Meningkatkan pemicuan di kelurahan yang masih beresiko tinggi.

2) Mengoptimalkan kader lingkungan di masing-masing kelurahan untuk menjadi kader pemicuan

3) Mengoptimalkan Pokja Sanitasi di Kelurahan dengan memberikan peran dan tugas monitoring kegiatan STBM dan penyusunan program AMPL.

E. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Air Bersih dan Minum

Tujuan

1) Melaksanakan rehabilitasi dan perlindungan sumber air baku milik PDAM 2) Mencari sumber-sumber air baku alternative

3) Melakukan program penurunan kehilangan air

4) Meningkatkan akses layanan air minum melalui penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.

5) Meningkatkan kualitas pelayanan air bersih menjadi air minum

6) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM pengelolaan air bersih

Sasaran

1) Konservasi wilayah-wilayah sumber air baku PDAM 2) Meningkatkan kapasitas air baku PDAM pada tahun 2017

3) Meningkatkan cakupan layanan air minum perkotaan dari 54,4% menjadi 95% pada tahun 2017.

(22)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

5) Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPSPAMS dari 31% menjadi 100%

Strategi

1) Tersusunnya peraturan (Perda) pengelolaan dan pemeliharaan system penyediaan air minum PDAM pada tahun 2017

2) Tersusunnya peraturan (Perda) Pengambilan Air Bawah Tanah

3) Meningkatkan keterlibatan masyarakat baik dalam pembangunan sarana dan prasarana air minum, maupun perbaikan kinerja kelembagaannya melalui kemitraan maupun sumber dana lainnya.

4) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan air bersih melalui optimalisasi pemanfaatan sumber air yang ada

3.3 ARAHAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG

Arahan peraturan daerah tentang bangunan dan gedung diatur dalam NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG TATA BANGUNAN dalam perda ini nantinya tidak hanya mengatur tentang aspek bangunan, tata ruang dan lingkungan saja, namun juga berpotensi menghasilkan PAD baru. Misalnya setiap gedung yang akan dibangun harus sesuai dengan standar bangunan dalam perda. Standar itu akan dikenakan pajak termasuk ketinggian gedung. Hal ini hampir sama dengan mekanisme pengaturan gedung di Jakarta. Lebar dan tinggi gedung dihitung untuk menghasilkan pajak atau retribusi baru.

3.4 ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:

(23)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

c. Rencana Investasi;

d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPI2JM yaitu Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:

 Visi Pembangunan;

 Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan;

 Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan

 Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.

3.5 ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN K A W A S A N

PERMUKIMAN (RP2KP)

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. SPPIP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastrukturpermukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada;

b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang Cipta Karya di daerah;

c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPI2JM;

(24)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

3.5.1 Potensi Dan Permasalahan Permukiman Infrastruktur Perkotaan

A. Potensi Pengembangan Kawasan 1. Simpul Transportasi Darat

Transportasi pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas penduduk, pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi terhadap pusat-pusat pelayanan dan pemasaran, baik yang berada di dalam maupun di luar Wilayah Kota Makassar, yang dilakukan dengan pengembangan, peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana transportasi darat, laut, dan udara.

Sistem transportasi darat ditingkatkan dengan membangun jalur "Outer Ring Road" yang menghubungkan internal Wilayah Kota Makassar, jaringan jalan di dalam dan ke luar Wilayah Kota Makassar.Membangun dan memfungsikan terminal regional bagian Utara dan Selatan Wilayah Kota Makassar.Memfungsikan sistem transportsi sungai dan membangun prasarana dan sarananya.

2. Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKN) dalam Struktur Ruang. Nasional Metropolitan Mamminasata yang terdiri dari Kota Makassar, Kota Maros, Kota Sungguminasa dan Kota Takalar ditetapkan sebagai PKN dan relatif terletak di pantai barat Sulsel. Mamminasata berfungsi sebagai pusat jasa pelayanan perbankan yang cakupan pelayanannya berskala nasional; pusat pengolahan dan atau pengumpul barang secara nasional khususnya KTI, menjadi simpul transportasi udara maupun laut skup pelayanan nasional, pusat jasa publik lainnya seperti pendidikan tinggi dan kesehatan yang skup pelayanannya nasional khususnya KTI, berdaya dorong pertumbuhan wilayah sekitarnya, dan menjadi pintu gerbang internasional terutama jalur udara dan laut.

3. Lahan

(25)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

/ tebat/empang, lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan untuk tanaman kayu-kayuan, perke-bunan dan sawah. Penggunaan lahan kota Makassar didominasi oleh kawasan budidaya yaitu permukiman, perkantoran, perdagangan, jasa komersial, pendidikan, peribadahan, olah raga, sosial, pemerintahan, dan jaringan prasarana jalan, dan lain

4. Jaringan prasarana

Prasarana dasar lingkungan permukiman pada kawasan perencanaan relatif belum memadai, jika dikaitkan dengan status kawasan sebagai kawasan perkotaan dengan fungsi dan peran sebagai PKW. Meskipun belum memadai namun keberadaannya telah dapat dirasakan sebagian masyarakat di kawasan ini. Adapun jenis infrastruktur yang telah tersedia di kawasan perencanaan terdiri atas :

i. Jaringan jalan; arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang terhirarki membentuk satu sistem jaringan transportasi darat perkotaan.

ii. Jaringan air bersih; kawasan ini telah terlayani oleh jaringan air bersih melalui perpipaan yang bersumber dari PDAM Kota Makassar.

iii. Prasarana sanitasi/ limbah; sebagian besar rumah telah memiliki MCK individu lengkap dengan septictanknya, yang belum memiliki MCK individu umumnya permukiman masyarakat berpenghasilan rendah yang berada di daerah pesisir Kota Makassar dan pada daerah pinggiran kota.

iv. Prasarana dan sarana persampahan ketersediaan dan pelayanannya belum optimal; hal ini terindikasi dari masih banyaknya sampah-sampah yang berserakan di dalam kota, ataupun sampah yang menumpuk di TPS namun belum diangkut hingga berhari-hari lamanya.

v. Jaringan drainase, khususnya saluran tersier dengan geometris ukuran lebar atas 30 – 80 cm banyak yang tidak berfungsi optimal, bahkan banyak yang sudah rusak.

B. Prasarana Permukiman dan Penataan Bangunan dan Lingkungan

(26)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

memusat berorientasi pada komponen tertentu cukup memudahkan dan lebih ekonomis dalam mengembangkan prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti pembangunan jalan setapak, hidran kebakaran, taman tempat bermain, taman, prasarana olah raga, tanggul penahan ombak pada daerah pesisir, dan talud tebing sungai dimana terdapat jejeran rumah, dan sebagainya.

Demikian pula dengan upaya penataan bangunan dan lingkungan kawasan, seperti pengaturan orientasi bangunan rumah, jarak antar bangunan rumah, kelayakan bangunan rumah baik secara sosial maupun konstruksinya. Dengan pola perkembangan yang linear hal-hal tersebut akan lebih memudahkan dalam pengaturan dan pengendalian, serta peningkatan kualitas lingkungannya. C. Permasalahan Kawasan

1. Air Bersih

 Tersedia jaringan perpipaan dari PDAM, namun sebagian masyarakat

belum mampu secara ekonomi menjangkau layanan air bersih tersebut, terutama golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

 Kapasitas pelayanan SPAM dari PDAM masih terbatas, terutama

kawasan pinggiran kota.

 Kualitas air bersih alternatif (untuk mandi, cuci) yang bersumber dari air

tanah (sumur bor) dan air permukaan (sungai dan sumur terbuka) sangat rendah, terutama akibat interusi air laut dan seringnya banjir akibat luapan sungai.

 Belum tersedia kran umum air minum yang dapat melayani

masyarakat kurang mampu pada kawasan tersebut. 2. Sanitasi/ Limbah

 Sebagian rumah tangga belum memiliki MCK individu.

 Air Limbah rumah tangga menggenang di halaman belakang atau

samping rumah. 3. Persampahan

 Sampah rumah tangga dibuang di sungai, laut, atau di lahan-lahan

(27)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

 Ketersediaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah sesuai

jangkauan layanannya yakni per-RW belum memadai, juga frekuensi pengangkutan sampah ke TPA Sampah masih sangat rendah.

 SDM yang menangani persampahan terutama tenaga lapangan masih

kurang, sehingga terlihat sampah-sampah di TPS hingga berhari-hari belum diangkut, sehingga mencemari udara dan mengganggu visualisasi lingkungan.

4. Drainase

 Saluran drainase yang ada belum terpadu dalam sebuah sistem drainase

perkotaan. Masih banyak terlihat saluran drainase tersier tidak terintegrasi kedalam saluran yang lebih besar, demikian pula saluran sekunder ke saluran primer, hingga ke outlet sungai dan/atau laut.

 Kurangnya kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi saluran drainase yang

telah rusak dan tersedimentasi , sehingga banyak terlihat saluran-saluran drainase telah tertimbun tanah atau sampah namun belum di bersihkan.

5. Prasarana permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik diperkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah : (1) memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan selaras, dan (2) memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

D. Permasalahan Umum

(28)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung :

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung.

2. Permasalahan dan tantangan di bidang Gedung dan Rumah Negara :

 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan

efisien.

 Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasi dengan baik.

3. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan :

 Masih banyaknya sebaran permukiman kumuh.

 Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan

gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.

 Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk

mendorong pertumbuhan kota.

 Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga,

dan lain-lain kurang diperhatikan hampir di semua kota, terutama kota metro dan besar.

4. Permasalahan dan tantangan di bidang Pemberdayaan Masyarakat di perkotaan :

 Jumlah penduduk miskin diperkotaan kurang lebih 6,8 % dari penduduk

Indonesia (data BPS tahun 2008).

 Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran

masyarakat.

 Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan

dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya. 5. Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan :

 Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan

(29)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

 Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun

2015, 200 kabupaten/kota bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua kabupaten/kota bebas kumuh.

E. Permasalahan Prasarana Permukiman dan Penataan Bangunan dan Lingkungan pada Kawasan Perencanaan :

1. Sulitnya mengendalikan pertumbuhan permukiman liar di daerah pesisir yang notabene dilakukan oleh masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan, perkembangannya cukup tinggi hingga memasuki daerah sempadan laut.

2. Sulitnya mengembangkan jaringan jalan setapak pada kawasan permukiman padat, terutama pada kawasan pesisir karena umumnya rumah-rumah masyarakat setempat orientasinya semrawut.

3. Beberapa bangunan rumah (belakang bangunan rumah) berada pada daerah bantaran sungai yang rawan erosi.

4. Masih terdapat beberapa bangunan rumah dalam kategori tidak layak huni. 5. Jarak antar bangunan terlalu rapat (selubung bangunan) beberapa unit

bangunan rumah saling bersinggungan, sehingga jika terjadi kebakaran akan dengan mudah cepat meluas.

6. Arah orientasi bangunan rumah (muka bangunan rumah) sebagian berorientasi pada belakang bangunan rumah lainnya.

7. Belum tersedia ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai

(30)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

3.5.2 Arah Pengembangan dan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Tabel 3.4.

Arahan Pengembangan dan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman Perkotaan berdasarkan Visi Kota Makassar

No. Sumber

darurat serta merehabilitasi dan merekonstruksi kembali berbagai sarana dan prasarana

pemerintahan yang telah hancur akibat gempa bumi pada tahun 2004. Rehabilitasi dan

rekonstruksi di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan masyarakat Kota Makassar yang kenyang, sehat, dan pintar , serta beriman dan bertakwa

(31)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

sumber daya alam yang diimbangi dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup.

meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung oleh manajemen

pelayananan pendidikan yang efisien dan efektif; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat.

meningkatnya kesetaraan gender.

meningkatnya tumbuh kembang optimal serta kesejahteraan dan perlindungan anak tercapainya kondisi penduduk tumbuh

seimbang; serta mantapnya budaya dan karakter masyarakat.

Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan Terwujudnya infrastruktur pariwisata; terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber yang baik dan bersih;

meningkatkan pelayanan publik; meningkatkan aksesibilitas daerah; serta pencapaian daya saing perekonomian berdasarkan

Kota Makassar diharapkan berkarakter cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral yang dicirikan dengan watak dan perilaku masyarakat Kota Makassar yang beragama, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran terhadap

keberagaman, bergotong royong, patriotik,

dinamis, dan berorientasi iptek.

(32)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

3.5.3 Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

1. Pemenuhan Rumah Layak Huni untuk semua golongan masyarakat; 2. Relokasi Permukiman;

3. Pengendalian pertumbuhan permukiman ; 4. Pengembangan Kawasan Permukiman Baru; 5. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia; 6. Penyelesaian Persoalan Tanah Bermasalah; 7. Pengadaaan Sumber Daya Air Minum; 8. Pembinaan manajemen teknis air minum;

9. Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih secara merata kesegenap kawasan permukiman;

10. Pengembangan air minum perkotaan yang belum memiliki sistem dan rawan air;

11. Sosialisasi pelestarian sumber daya air;

12. Penciptaan Lingkungan Permukiman yang Sehat; 13. Pengembangan sistem pembuangan limbah komunal; 14. Peningkatan kapasitas pelayanan pembuangan limbah; 15. Peningkatan kapasitas pelayanan persampahan;

16. Penyusunan Masterplan Persampahan;

17. Peningkatan Kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan; 18. Integrasi kawasan permukiman;

19. Peningkatan Aksesbilitas Pergerakan; 20. Pengurangan Daerah Genangan dan Banjir;

21. Revitalisasi kawasan bersejarah sebagai pusat budaya (bugis); 22. Penciptaan Estetika Bangunan dan Lingkungan yang Asri dan

Sejuk;dan

23. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Publik Maupun Privat.

3.5.4 Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala

Kawasan

(33)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

b. Pengendalian pertumbuhan permukiman; c. Penataan kawasan permukiman;

d. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh pesisir;

e. 5. Pembatasan pertumbuhan bangunan di kawasan yang bukan peruntukannya;

f. Pengendalian perluasan kawasan permukiman pesisir; g. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia;

h. Penyelesaian persoalan tanah daerah pesisir;

i. 9. Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih secara merata kesegenap kawasan permukiman;

j. Sosialisasi pelestarian sumber daya air;

k. Penciptaan Lingkungan Permukiman yang Sehat; l. Peningkatan kapasitas pelayanan persampahan;

m. Peningkatan Kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan; n. Peningkatan Aksesbilitas Pergerakan;

o. Peningkatan cakupan layanan draenase;

p. Penciptaan Estetika Bangunan dan Lingkungan yang Asri dan Sejuk; Dari SPPIP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), dimana keduanya tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada. RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan.

(34)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

program serta peta pengembangan kawasan dalam RPKPP yang didetailkan pada program tahunan.

Adapun arahan pengembangan kawasan yang dituangkan dalam dokumen RPKPP pada kawasan permukiman prioritas perkotaan di Kota Makassar diuraikan sebagai berikut

3.6 ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI

KAWASAN STRATEGIS KOTA MAKASSAR (RTBL KSK)

Dari RP2KP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kota Makassar (RTBL KSK), dimana keduanya tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada. RTBL KSK merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RTBL KSK merupakan rencana terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RTBL KSK disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPI2-JM. Oleh karena itu, dalam hal ini RPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan kawasan dalam RTBL KSK yang didetailkan pada program tahunan.

(35)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

3.7 INTEGRASI STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA MAKASSAR DAN SEKTOR

Perkembangan wilayah Kota Makassar secara khusus tidak terlepas dari adanya peran faktor eksternal dan internal yang dapat diarahkan sebagai pendorong peningkatan kualitas pemanfaatan ruang, dan kawasan permukiman serta infrastruktur perkotaan menjadi lebih produktif, harmonis, selaras, dan terpadu menjawab kedinamisan kegiatan-kegiatan masyarakat perkotaan.

Kedinamisan perkembangan komponen kawasan perkotaan, termasuk permukiman dan infrastruktur perkotaan didalamnya sebagai dampak dari

Matriks Keterpaduan Program rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kota Makassar

ADA Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)

Kawasan Strategis

Bisnis Pusat Kota Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/ Kawasan Strategis

Bisnis Losari Kota Makassar Bangkim/PB L *)AM/PLP/ Kawasan Strategis

Bisnis Global Kota Makassar

AM/PLP/ Bangkim/PB L *)

Kawasan Strategis Bisnis dan Pariwisata

Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/

Kawasan Strategis

Pelabuhan Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/ Kawasan Strategis

Bandar Udara Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/ Kawasan Strategis

Maritim Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/ Kawasan Strategis

Koridor Pesisir Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/ Kawasan Strategis

Wisata Pulau Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/ Kawasan Strategis

Fort Rotterdam Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/ Kawasan Strategis

Energi Center Kota Makassar

AM/PLP/ Bangkim/PB L *)

Kawasan Strategis

Sungai Je’neberang Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/

Kawasan Strategis

(36)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Kawasan Strategis

Lindung Lakkang Kota Makassar Bangkim/PB L *) AM/PLP/ Indikasi Program

Bidang Cipta Karya

Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM) Kota Makassar

AM/PLP/ Bangkim/PB L *)

Sistem Pengelolaan

Persampahan Kota Makassar AM/PLP/

Bangkim/PB L

Ruang Terbuka Hijau

(RTH) Kota Makassar Bangkim/PB L *)AM/PLP/ KAWASAN BUDI

DAYA Kota Makassar Bangkim/PB L *)AM/PLP/

Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM) Kota Makassar Bangkim/PB L *)AM/PLP/ Sistem Pengelolaan

Perpipaan (Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit

3 Strategi Sanitasi Kota (SSK) Makassar

ADA Sektor Air Limbah

Domestik

Pasca Konstruksi Kota Makassar PLP Program Penguatan

TIDAK ADA Kawasan Permukiman

ADA Rencana Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Permukiman Baru

Perumahan Swadaya

Kota Makassar AM/PLP/

Bangkim/PB L *)

Pembangunan Perumahan Baru oleh Developer/ Pemerintah

Kota Makassar AM/PLP/

Bangkim/PB L *)

Rencana Pengembangan Jaringan Sarana dan Prasarana

Kota Makassar AM/PLP/

(37)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Gambar 3.4 Cakupan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 27 dan 28
+3

Referensi

Dokumen terkait