• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Alat Bantu KomunikasiBagi Anak Penderita Celebral Palsy (CP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perancangan Alat Bantu KomunikasiBagi Anak Penderita Celebral Palsy (CP)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ALAT BANTU KOMUNIKASI BAGI ANAK PENDERITA

CELEBRAL PALSY (CP)

Linda Herawati Gunawan, Silky Perdanawati, Carolynn Jurusan Teknik Industri-Desain Manajemen Produk

Raya Kalirungkut, Surabaya 60293, Indonesia E-mail: lindawala@gmail.com

Abstrak

Cerebral Palsy adalah suatu kelainan yang terjadi pada kurun waktu perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif. Penderita Cerebral Palsy mengalami gangguan bicara yang disebabkan oleh saraf bicara yang terkena spastik yaitu gerakan yang terjadi dengan sendirinya dibibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot tersebut sehingga anak sulit membentuk kata-kata. Gangguan tersebut membatasi penderita dalam berkomunikasi, terutama pada saat menyampaikan pesan terkait komunikasi akan kebutuhan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu penderita Cerebral Palsy agar memperoleh kemudahan dalam mengutarakan keinginannya, serta memudahkan lawan bicara dalam memahami pesan penderita Cerebral Palsy mengingat sejauh ini belum pernah ada alat bantu komunikasi bagi penderita CP.

Oleh karena itu dirancang sebuah sarana alat bantu komunikasi bagi penderita Cerebral Palsy dengan mengambil responden di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) bersifat penelitian eksplanasi yaitu ingin menggali informasi mengenai aktivitas penderita Cerebral Palsy dan permasalahan yang dihadapi saat ingin menyampaikan pesan-pesan penting yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari. Pemilihan responden dilakukan secara purposive berdasarkan kriteria memiliki pengetahuan tentang penderita Cerebral Palsy. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara (In Depth Interview) dan kuesioner, studi dokumentasi dan observasi langsung. Alat bantu komunikasi ini meliputi 12 pesan yakni 5 pesan untuk menyatakan kebutuhan dan 7 pesan untuk menyatakan emosional.

Dengan penelitian ini maka produk yang dihasilkan dapat menjadi salah satu implementasi dalam upaya membantu penderita Cerebral Palsy dalam menyampaikan pesan terkait komunikasi akan kebutuhan sehari-hari serta mempermudah pengasuh, pengajar, atau lawan bicara dalam memahami pesan penderita.

Kata kunci : Cerebral Palsy, Motorik/gerak, Komunikasi, Sarana Alat Bantu

Pendahuluan

Desain Produk Industri menghubungkan pengetahuan tentang teknologi dan seni visual dengan pengetahuan tentang manusia. Karena itu tidak jarang para desainer produk cenderung mempelajari hal-hal umum seperti manusia dan lingkungan sekitar yang membutuhkan produk tertentu yang berguna. Cerebral Palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya. Penderita Cerebral Palsy mengalami gangguan bicara yaitu gerakan yang terjadi dengan sendirinya di bibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot tersebut sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur. Gangguan tersebut membatasi penderita dalam berkomunikasi, terutama pada saat menyampaikan pesan seperti jika ingin makan, buang air, sakit, dan sebagainya. peneliti mengambil

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa penderita Cerebral Palsy (CP) membutuhkan alat bantu komunikasi untuk memudahkan penderita dalam menyampaikan pesan. Selain itu juga karena mengingat bahwa sejauh ini belum pernah ada alat bantu komunikasi bagi para penderita CP. Karena kebutuhan khusus dan karakteristik yang tidak umum dari penderita CP ini, maka untuk dapat menggali informasi dan untuk mengaplikasikan penggunan produk, diperlukan interaksi langsung dengan penderita CP dan para terapis, sehingga pada penelitian ini akan dilakukan survei di YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Surabaya.

Tinjauan Pustaka

Pengertian Cerebral Palsy

(2)

adanya kerusakan atau cacat, luka, penyakit yang ada didalam otak. Selanjutnya pengertian CP ditinjau dari segi istilah berarti kekakuan organ gerak yang disebabkan oleh karena sebab-sebab yang ada di otak. Pengertian ditinjau dari segi epistemologis tampaknya kurang tepat mengingat gejala CP tidak saja kekakuan, tetapi juga kelumpuhan, gerak tidak disadari, dan ada pula gejala gangguan keseimbangan. Di samping itu dilihat dari bagian otak yang rusak, tidak saja pada cerebrum atau otak besar, tetapi juga pada otak kecil atau cerebellum.

Karakteristik CP

a. Ditinjau dari jumlah anggota gerak yang kelainan, ada CP tipe monoplegia, diplegia, triplegia, tetraplegia/quadriplegia. Atau CP yang mengalami kelumpuhan satu atau dua, atau tiga, atau empat anggota geraknya.

b. Ditinjau dari gejala pergerakan otot, ada CP tipe rigid, spastik, athetoid, ataxia, dan CP tipe tremor.

c. Karakteristik penyerta pada anak CP, diantaranya ada CP yang disertai gangguan penglihatan, pendengaran, retradasi mental, gangguan bicara dan bahasa, dan sebagainya.

Karakteristik Kecerdasan

Sesungguhnya pada waktu pemeriksaan, anak tersebut mengerti segalanya dengan terang, hanya saja ia tidak dapat menyatakan kemauannya oleh karena ada rintangan dalam pembicaraan atau gerak tangan untuk menulis jawaban.

Menurut Soeharso (1989), berdasarkan hasil pemeriksaan para ahli, bahwa tiap-tiap 100 anak CP yang diperiksa tingkat 30-40% anak yang memang termasuk bodoh atau kurang cerdas. Dibalik angka tersebut berarti tiap 100 anak CP terdapat antara 60-70% yang kecerdasannya normal atau bahkan cerdas, walaupun mereka memiliki kesulitan dalam bicara atau menulis.

Karakteristik Kemampuan Bicara

Anak-anak cerebral palsy banyak yang sukar atau tidak dapat bicara, seakan-akan alat- alat untuk bicaranya tidak dapat dikoordinasikan. Kadang-kadang kelihatan jelas sekali anak yang bersangkutan berusaha sekuat tenaga untuk berbicara, akan tetapi suaranya tidak jelas, tidak keras, terputus-putus, sehingga orang lain yang mendengarnya tidak dapat mengerti maksudnya. Juga pada saat berbicara, mereka menggerakkan bibir dan mulut secara tidak normal. Mulutnya kelihatan miring ke kanan atau ke kiri, lidahnya kelihatan keluar masuk tidak menentu, bahkan kepalanya juga ikut digerak-gerakkan.

Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa nonverbal atau isyarat. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Produk Eksisting

(3)

ANALISIS DATA

Analisa Hasil Observasi Anak CP Saat Terapi Wicara di YPAC Surabaya

a. Profil anak : b. Nama : Valencia c. Umur : 11 tahun d. Kelas : 3 SD e. IQ ≥ 50

Gambar 1. Responden Valemcia

Maria Magdalena Valencia merupakan penderita CP kategori spastik tetraplegi. Dia mengalami kesulitan dalam mengkoordinasi gerakan tubuhnya karena mengalami kekakuan tingkat sedang – berat. Namun Valencia tidak mengalami gangguan konsentrasi, dia dapat mendengar dan mengerti dengan jelas pertanyaan yang diberikan tetapi dia tidak dapat berbicara karena organ bicaranya mengalami spastik juga mengalami gangguan pernapasan.

Valencia telah mengikuti terapi selama 5 tahun, perkembangan yang dialami saat ini adalah dapat bersuara dengan terbata-bata namun kata yang diucapkan tidak jelas. Dia kesulitan untuk menyampaikan pesan bila ingin ke toilet atau pesan lainnya.

Diperlukan sarana alat bantu untuk menyampaikan pesan saat ingin melakukan sesuatu aktivitas.

In Depth Interview

Dari hasil wawancara kepada terapis wicara maka diperoleh kesimpulan yaitu kemudahan dalam penyampaian pesan yang mudah dipahami sangat diperlukan untuk penderita CP. Masih banyak masalah yang terkait dengan penyampaian pesan oleh penderita CP dan sarana penunjangnya. Sedangkan perkembangan dari hasil terapi itu sendiri membutuhkan waktu yang sangat lama. Masalah yang ada yaitu : penyampaian pesan yang sulit dipahami. Belum adanya sarana komunikasi yang tepat untuk mempermudah komunikasi antara pengajar/pengasuh dengan penderita CP berkaitan dengan komunikasi akan kebutuhan sehari-hari.

Pengajar mengalami kesulitan dalam memahami keinginan penderita dan sering terjadi kesalahpahaman maksud oleh pengajar. Keterbatasan penderita CP membuat mereka membutuhkan orang lain dalam melakukan keinginannya tersebut, sehingga mereka menuntut orang lain mengerti dan segera melakukan apa yang dia inginkan. Dominan anak CP terbatas dalam kemampuan motoriknya, oleh karena itu mereka tidak dapat memegang sesuatu dengan ukuran kecil atau tipis.

Kuesioner

Dari hasil kuesioner, dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak ketidakpastian pada perkembangan penderita CP. Pada penderita CP usia tidak menentukan perkembangan kemampuan anak seperti anak normal pada umumnya. Hal itu juga yang membuat komunikasi mereka tidak sepenuhnya lancar namun demikian mereka mengalami perubahan tingkah laku.

Mereka akan menunjukkan reaksi dari ekspresi mereka saat mereka tidak dapat menyampaikan keinginannya. Komunikasi yang paling sering adalah menyangkut kebutuhan yakni ke WC (buang air kecil dan buang air besar), makan, minum, sakit, pulang dan emosional mereka yakni marah, senang, sedih, takut, malu, ngantuk, bosan, diluapkan dengan isyarat yang berbeda-beda. Dari hasil kuesioner pula dapat disimpulkan bahwa produk sarana alat bantu komunikasi yang diharapkan dapat bermanfaat, membantu komunikasi, dan disesuaikan dengan keadaan penderita CP. Disesuaikan di sini terutama adalah bentuk dan material yang praktis serta aman, juga bentuk yang sederhana mengingat mereka adalah anak berkebutuhan khusus.

KONSEP DESAIN Deskripsi Produk

Nama produk : Sarana alat bantu komunikasi bagi penderita Cerebral Palsy Sebutan produk : Commed

(4)

Fungsi :

Sebagai sarana alat bantu komunikasi untuk menyampaikan keinginan anak penderita Cerebral Palsy terkait kebutuhan sehari-hari

Membantu anak CP untuk lebih aktif.

Sebagai sarana yang memudahkan anak CP dalam menyampaikan maksud dari keinginan mereka

Sasaran : Dicapainya sebuah desain sarana komunikasi yang friendly dan praktis. Keunggulan:

Safety, dalam hal ini diutamakan keamanan anak CP karena persentase produk bersama dengan anak akan lebih besar sehingga produk harus dipastikan aman, baik dari segi material maupun bentuk yang tajam dan perkiraan-perkiraan yang sekiranya berbahaya bagi anak CP.

Desain disesuaikan dengan karakteristik fisik anak CP.

Dapat digunakan oleh berbagai macam kondisi anak CP, dalam hal ini biasanya desain hanya dikhususkan untuk satu anak saja.

Pengguna:

primer : anak CP

sekunder : terapis, orang tua, pengasuh/pengajar

Usia pengguna primer : diatas 5 tahun

Usia pengguna sekunder : diatas 17 tahun

Jenis kelamin, Suku, Agama, Pekerjaan, Area, Golongan : Tidak dibatasi

Spesifikasi Desain

Berdasarkan analisis, survei dan penelitian yang dilakukan penulis terdapat beberapa spesifikasi desain dari produk ini :

Sarana alat bantu komunikasi di desain secara khusus sesuai dengan karakteristik anak CP dengan bentuk kotak berukuran 45 x 38 x 9 cm.

Tempat penyimpanan sarana penyampai pesan masing-masing berjarak 2 cm agar mudah dijangkau oleh anak CP.

Material menggunakan multipleks dengan tebal 6, 9, dan 12 mm agar kuat dan tahan lama serta diberi kaki plastik 2 cm (setengah lingkaran) pada keempat sudut produk sebagai penyangga produk saat digunakan.

Sarana pemanggil menggunakan keping tambourine dengan diameter 4cm yang dapat dibunyikan dengan cara dipukul.

Produk disesuaikan dengan kondisi tangan anak CP (dapat memegang sesuatu dengan ukuran yang besar), sehingga sarana penyampai pesan dibuat dengan diameter 7cm.

Menggunakan mekanisme sliding sejauh 28 cm (saat dibuka) untuk membuka tempat sarana penyampai pesan dan diberi handle dengan panjang 12 cm untuk membuka dan menutup tempat penyimpanan sarana penyampai pesan.

Desain Awal dan Pengembangan Rupa

(5)

Product Testing

Dari ke-5 alternatif desain di atas, yang kemudian dikembangkan menjadi studi model adalah 3 alternatif terpilih (1,2,dan 3). Penentuan alternatif terpilih berdasarkan pada eliminasi dari hasil IDI kedua dengan pihak YPAC. Ke-2 alternatif yang dieliminasi (alternatif 4 dan 5) dinilai kurang praktis dan kurang menarik.

Tabel 1. Hasil Product Testing

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Ide Kalender meja Poster edukatif Bola smile

Material utama

Multiplek, kawat besi Multiplek Multiplek, bola plastik

Komponen - Pegas dan bulatan > bunyi-bunyian

- Besi sliding > membuka & menutup tempat + Material aman, disesuaikan

dengan karakter pengguna yang cenderung melempar benda di sekitarnya apabila keinginannya tidak segera

Tabel 3. Hasil Desain Terpilih Product Testing

DESAIN TERPILIH >> Alternatif 3

Kekurangan Alternatif Solusi

- Mekanisme sliding ke arah kanan, sehingga terbatas bagi pengguna yang dominan menggunakan tangan kiri - Bola tidak elastis, sehingga tidak sesuai

dengan karakteristik pengguna

- Mengubah mekanisme sliding ke arah atas, sehingga memungkinkan bagi siapa saja - Bola plastik diganti dengan ukuran yang

(6)

Gambar 3. Alternatif Desain Terpilih Dari Product Testing

Studi Model Awal

Studi model awal atau pembuatan mock up awal bertujuan untuk mengetahui bisa tidaknya bentuk/rupa, peletakan, dan konfigurasi yang telah dirancang dapat benar-benar diaplikasikan. Di samping itu, dapat dimulai proses pengukuran dimensi, pembuatan mal awal dan pengujian produk.

Gambar 4. Studi Model Alternatif 1, 2, dan 3 Rendering Digital

Rendering digital awal dapat digunakan sebagai contoh gambar produk saat proses diskusi dan pra-prototype dengan pembuat/tukang/manufacturer.

Gambar 5. Rendering Digital Awal Prototype

Gambar 6. Prototype

KESIMPULAN

(7)

Penderita CP seringkali kesulitan dalam menyampaikan apa yang mereka inginkan atau pun rasakan. Biasanya mereka akan menarik baju, memukul meja, atau mendorong seseorang jika ingin menyampaikan sesuatu, serta seringkali mereka menangis jika merasakan sakit atau lelah. Hal ini menyimpulkan bahwa mereka sangat sulit untuk menyampaikan pesan yg berisi keinginan atau kebutuhan mereka.

Adanya kesulitan dalam menangkap maksud penderita CP oleh orang lain, dalam hal ini bagi pengajar atau pengasuh sehingga kadangkala membuat penderita CP marah karena pesan mereka tidak segera dimengerti.

Penderita dan terapis menyatakan perlunya media komunikasi yang dapat membantu penderita CP dalam menyampaikan pesan yang sekaligus dapat dengan mudah dimengerti oleh orang lain (pengasuh atau pengajar).

Produk yang dirancang adalah memudahkan penderita CP selaku pengguna langsung serta terdapat sentuhan desain yang menampilkan estetika rupa dari media alat bantu komunikasi. Produk ini menggunakan sistem sliding serta media panggil yang memudahkan penderita saat menggunakannya. Sarana penyampai pesan yang berupa bola-bola dapat membantu penderita CP untuk menyampaikan pesannya terkait komunikasi akan kebutuhan sehari-hari. Dengan produk ini, tidak ada lagi miss communication antara penderita dan pengasuh/pengajar/terapis karena persepsi telah disamakan melalui media ini.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi tentang Pendidikan bagi Anak Cerebral Palsy

Dinata,Trisianti. 45 Kreasi Dengan Kain Flannel. Tiara Aksa. Surabaya: 2010

Djuarsa Sendjaja, P.D dkk. Teori Komunikasi-ikom4230/3SKS/ Modul 1-9. Universtas Terbuka 1998.

Effendi D, Yusuf Prof., 2002. Warna: Teori dan Kreatifitas Penggunaanya, Edisi Kedua, Bandung: ITB

Efendi, Mohammad, 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : Sinar Grafika Offset

Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Penerbit Kanisius

Ishak, Darwis, 1992. Memilih Warna Kemasan. Jakarta : PT. Karya Unipress

http://students.ukdw.ac.id/~22043559/Desain.Pro%20171.htm

Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran

Mulyana, Deddy Prof. Imu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. 2007

Nurmianto, Eko, 2008, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua, Surabaya:Guna Madya

Rohim,Syaiful.2009. Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Somantri, Sutjihati.2006. Psikologi Anak Luar Biasa.Bandung: Refika Aditama

Gambar

Tabel 1. Hasil Product Testing
Gambar 5. Rendering Digital Awal

Referensi

Dokumen terkait

Dengan didukung semangat belajar dan motivasi yang tinggi maka siswa akan lebih mandiri dan mempunyai keyakinan yang tinggi dalam memecahkan masalah dalam belajar

Struktur APBD Kota Bandung sebagaimana mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, terdiri dari: (1) Pendapatan Daerah;

Upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah mulai dari pemberian kompensasi ganti rugi bagi anggota polisi yang menempati bangunan itu sudah lama yang dijadikan asrama

kota Pontianak. Peran pembinaan ini sangat diperlukan dan dijalin secara berkesinambungan dalam membangun dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Tujuan pembinaan ini antara

Yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer, seperti hasil-hasil penelitian, hasil seminar,

(6) Dalam hal Proyek Kerjasama layak secara finansial, Badan Usaha pemenang lelang dapat membayar kembali biaya pengadaan tanah yang telah dilaksanakan oleh Menteri/

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perempuan yang menyusui belum mendapatkan perlindungan dalam memperoleh ruang laktasi yang layak pada pusat perbelanjaan modern

[r]