• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS BIDANG KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM PERKARA PIDANA Oleh Annisa Dian Permata Herista, Nikmah Rosidah, Deni Achmad email: (nissapermatayahoo.co.id) Abstrak - EFEKTIVITAS BIDANG KO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIVITAS BIDANG KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM PERKARA PIDANA Oleh Annisa Dian Permata Herista, Nikmah Rosidah, Deni Achmad email: (nissapermatayahoo.co.id) Abstrak - EFEKTIVITAS BIDANG KO"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS BIDANG KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG DALAM

MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM PERKARA PIDANA Oleh

Annisa Dian Permata Herista, Nikmah Rosidah, Deni Achmad email: (nissapermata@yahoo.co.id)

Abstrak

Bantuan hukum merupakan instrumen penting dalam Sistem Peradilan Pidana karena merupakan bagian dari perlindungan Hak Asasi Manusia bagi setiap individu. Permasalahan dalam tulisan ini adalah: (1) Bagaimanakah efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana; (2) Faktor penghambat apa yang dihadapi oleh Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam melaksanaan pemberian bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum. Metode pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris. Pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian: (1) Bahwa Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum telah efektif (2) Faktor penghambat Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana ada lima, yaitu: faktor hukumnya sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat dan faktor kebudayaan. Saran: (1) Perlunya dukungan dari berbagai pihak yaitu masyarakat dan aparat penegak hukum terhadap Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum, sehingga tujuan untuk memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu lebih dirasakan oleh masyarakat luas; (2) Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung harus lebih aktif memberikan bantuan hukum ke daerah pelosok, agar masyarakat daerah tersebut mengetahui adanya keberadaan organisasi bantuan hukum.

(2)

THE EFFECTIVENESS OF BIDANG KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM LAW FACULTY OF LAMPUNG UNIVERSITY IN PROVIDING

LEGAL AID CRIMINAL CASE By

Annisa Dian Permata Herista, Nikmah Rosidah, Deni Achmad Email: nissapermata@yahoo.co.id

Abstract

Legal aid is an important instrument in the Criminal Justice System as a part of the protection of human rights for each individual. Problem in this text are (1) How was the effectiveness Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Law Faculty of Lampung University in providing legal aid criminal case; (2) Inhibitory factor faced by Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Law Faculty of Lampung University in carrying out the provision of legal assistance to legal aid recipients. The method used juridical normative and juridical emperical. Collecting data used library research and field research. Analysis of data in a qualitative and quantitative. The results of research are : (1) Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Law Faculty of Lampung University in providing legal aid has been effective (2) inhibiting factor Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Law Faculty of Lampung University in providing legal aid criminal case there are five, namely: its own legal factors, enforcement legal factors, facilities and infrastructure factors, community factors and culltural factors. Suggestions: (1) Need for support from various parties, namely the public and law enforcement officials on Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Law Faculty of Lampung University in providing legal aid, so aim to provide legal assistance to people who are not able to be perceived by the general public; (2) Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Law Faculty of Lampung University to be more active in providing legal assistance to rural areas, so that the local community aware of the existence of legal aid organizations.

(3)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bantuan hukum merupakan

instrumen penting dalam Sistem Peradilan Pidana karena merupakan bagian dari perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi setiap individu, termasuk hak atas bantuan hukum. Hak atas bantuan hukum merupakan salah satu hak yang terpenting yang dimiliki oleh setiap warga negara. Karena dalam setiap proses hukum, khususnya hukum pidana, pada umumnya setiap orang yang di tetapkan sebagai tertuduh dalam suatu perkara pidana, tidaklah

mungkin dapat melakukan

pembelaan sendiri dalam suatu

proses hukum dan dalam

pemeriksaan hukumterhadapnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, bantuan hukum merupakan sebuah jasa hukum yang diberikan oleh pemberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum yang menghadapi masalah hukum. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, bantuan hukum pada pokoknya memiliki arti bantuan hukum yang diberikan oleh para ahli bagi warga masyarakat yang memerlukan untuk mewujudkan hak-haknya serta juga mendapatkan perlindungan hukum yang wajar.1 Penyelenggaraan pemberian bantuan hukum yang diberikan kepada penerima bantuan hukum merupakan upaya untuk mewujudkan hak-haknya dan sekaligus sebagai implementasi negara hukum yang

1

IGN. Ridwan Widyadharma, Profesional Hukum dalam Pemberian Bantuan Hukum, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2010, hlm. 26.

mengakui dan melindungi serta menjamin hak asasi warga negara akan kebutuhan akses terhadap keadilan (access to justice) dan kesamaan di hadapan hukum (equality before the law).

Bantuan hukum pula merupakan pelayanan hukum (legal service) yang bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum dan pembelaan

terhadap hak-hak asasi

tersangka/terdakwa sejak ia ditahan sampai diperolehnya putusan pengadilan yang tetap. Yang dibela dan diberi perlindungan hukum bukan kesalahan tersangka/terdakwa

melainkan hak asasi

tersangka/terdakwa agar terhindar dari perlakuan dan tindakan tidak terpuji atau tindakan sewenang-wenang dari aparat penegak hukum.2

Bantuan hukum juga merupakan jasa yang diberikan oleh pemberi bantuan hukum. Pemberi bantuan hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi kemasyarakatan yang memberi layanan bantuan hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Dimana pemberi bantuan

hukum dapat melakukan

pendampingan bantuan hukum secara formil maupun materil.

Apabila kita melihat ruang lingkup pemberian bantuan hukum, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum telah memberikan acuan tersendiri dalam proses pemberian bantuan hukum dari pemberi bantuan hukum kepada

penerima bantuan hukum.

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang

2

(4)

Bantuan Hukum dijelaskan bahwa bantuan hukum diberikan kepada penerima bantuan hukum yang menghadapi masalah hukum. Area bantuan hukum dalam Pasal 4 ini dapat diberikan meliputi kasus-kasus pidana, perdata, dan tata usaha negara. Aktivitas bantuan hukum yang diberikan bisa dalam bentuk litigasi dan non litigasi.3

Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung adalah salah satu pihak yang merupakan bagian dari proses pemberi bantuan hukum/jasa hukum. Dimana Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum

Universitas Lampung ini

berkewajiban untuk memberikan bantuan hukum kepada orang yang tidak mampu atau buta hukum, baik secara litigasi maupun non-litigasi. Karena setiap orang berhak mendapatkan peradilan yang adil dan tidak memihak (fair and impartial court). Hak ini juga merupakan hak dasar setiap manusia. Hak ini bersifat universal, berlaku di mana pun, kapan pun dan pada siapa pun tanpa ada diskriminasi.4 Pemenuhan hak ini juga merupakan tugas dan kewajiban negara, karena bantuan hukum juga merupakan kewajiban negara dan setiap warga negara tanpa memandang suku, warna kulit, status sosial, kepercayaan dan pandangan

3

Forum Akses Keadilan untuk Semua (FOKUS), Bantuan Hukum Untuk Semua, Jakarta: Open Society Justice Initiative, 2012, hlm. 7.

4

YLBHI dan PSHK, “Panduan Bantuan

Hukum di Indonesia”Edisi 2006, Jakarta :YLBHI dan PSHK, 2006, hlm. 47.

politik berhak mendapatkan akses terhadap keadilan. Indonesia sebagai negara hukum menjamin kesetaraan bagi warga negaranya di hadapan hukum dalam dasar negara dan konstitusi.

Pemberian bantuan hukum dalam proses perkara pidana adalah suatu kewajiban negara yang dalam taraf pemeriksaan pendahuluan di wujudkan dengan menentukan bahwa untuk keperluan menyiapkan pembelaan tersangka terutama sejak saat dilakukan penangkapan atau penahanan, berhak untuk menunjuk dan menghubungi serta meminta ban tuan penasihat hukum. Bantuan hukum itu bersifat membela masyarakat. Untuk mendapatkan pengukuhan tentang jalan yang dapat ditempuh dalam menegakkan haknya, seorang tersangka atau terdakwa diberi kesempatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang dapat memberikan bantuan hukum sejak ia ditangkap atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan.

Namun, dalam kenyataannya banyak pengalaman yang mengakibatkan seorang tersangka atau terdakwa menerima suatu putusan pengadilan, dinilaikan tidak sesuai dengan rasa keadilan. Hal tersebut sering terjadi hanya disebabkan

ia tidak mampu

mendapatkan (“membayar”)

penasihat hukum yang dapat memberikan bantuan hukum

terhadap keadilan yang

(5)

dipergunakan untuk meringankan atau menunjukkan kebenarannya dalam perkara itu, padahal bantuan hukum merupakan hak orang miskin yang dapat diperoleh tanpa bayar (probono publico).5 Frans Hendra Winarta mengemukakan, bahwa seringkali tersangka yang miskin karena tidak tahu hak-haknya sebagai tersangka atau terdakwa disiksa, diperlakukan tidak adil atau dihambat haknya untuk didampingi advokat.6

Oleh karena itu peranan organisasi bantuan hukum khususnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Hukum dalam memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma dalam proses perkara pidana bagi orang yang tidak mampu/golongan lemah adalah sangat penting. Seorang pemberi bantuan hukum dalam menjalankan profesinya harus selalu berdasarkan pada suatu kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan guna mewujudkan suatu pemerataan dalam bidang hukum yaitu kesamaan kedudukan dan kesempatan untuk memperoleh suatu keadilan.

Pemberian bantuan hukum oleh organisasi bantuan hukum memiliki peranan yang sangat besar yaitu untuk mendampingi kliennya sehingga dia tidak akan

5

Yudha Pandu, Klien & Penasehat Hukum Dalam Perspektf Masa Kini, Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing, 2001, hlm. 87.

6

Frans Hendra Winarta, Bantuan Hukum Suatu Hak Asasi Manusia Bukan Belas Kasihan, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2000, hlm. 97.

diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh aparat, demikian juga untuk membela dalam hal materinya yang mana di sini diharapkan dapat tercapainya keputusan yang mendekati rasa keadilan dari pengadilan.

Dengan adanya bantuan hukum secara cuma-cuma/gratis maka orang yang tidak mampu yang dalam hal ini dimaksudkan pada tingkat perekonomian, yang terlibat dalam proses perkara pidana akan mendapat keringanan untuk memperoleh penasihat hukum sehingga hak-haknya dapat terlindungi dan proses pemeriksaan perkara pidana tersebut dapat berlangsung sebagaimana mestinya.

Namun, pada realitanya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam menjalankan pelaksanaan pemberian bantuan hukum mengalami beberapa hambatan seperti halnya masalah dana yang terkadang dana yang diberikan oleh negara tidak sesuai dengan dana yang telah ditalangi, lalu hambatan lainnya sering terjadinya penolakan yang dilakukan oleh hakim terhadap pemberi bantuan hukum yang berasal dari organisasi bantuan hukum serta hambatan-hambatan lain yang dapat mengganggu pelaksanaan pemberi bantuan hukum yang diberikan oleh Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang tidak mampu.

Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimanakah

(6)

Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana dan juga untuk mengetahui faktor penghambat apa saja yang dihadapi oleh Bidang Konsultasi dan Baantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam melaksanakan pemberian bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum.

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh secara langsung dari wawancara dan data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan. Data-data tersebut lalu dilakukan pengolahan melalui tahap seleksi data, klasifikasi data, dan sistematika data. Data yang sudah diolah tersebut kemudian disajikan dalam bentuk uraian, yang lalu diinterprestasikan atau ditafsirkan untuk dilakukan pembahasa

n dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, kemudian untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan dengan menggunakan metode induktif.

II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam Memberikan Bantuan Hukum Perkara Pidana

Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung sebagai pemberi bantuan hukum mempunyai peran yang

sangat penting terhadap masyarakat

yang tidak mampu dalam

mewujudkan persamaan hak didepan hukum. Dalam memberikan bantuan hukum Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung sebagai suatu media yang dapat digunakan oleh semua lapisan masyarakat dalam rangka menuntut hak atas adanya perlakuan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku.

Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam menjalankan perannya di masyarakat sebagai pemberi bantuan hukum memiliki wewenang yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum yang sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor

M.HN-02.HN.03.03 Tahun 2013.

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Bantuan Hukum dijelaskan bahwa bantuan hukum diberikan kepada penerima bantuan hukum yang menghadapi masalah hukum.

(7)

menanggung biaya-biaya seperti halnya transportasi atau kebutuhan operasional.

Bekerjanya suatu organisasi bantuan hukum dalam memberikan bantuan hukum sangat penting dan sangat diharapkan oleh masyarakat untuk itu efektivitas organisasi bantuan hukum itu harus terjaga dengan baik dan untuk mengukur suatu efektivitas organisasi bantuan hukum khususnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana dapat diukur dengan teori efektivitas suatu organisasi yang dimana teori efektivitas yang digunakan penulis adalah teori yang dikemukakan oleh Richard M. Steers yang terdiri dari 4 faktor karakteristik yaitu:7

1. Karakteristik organisasi, terdiri dari struktur dan teknologi organisasi. Struktur adalah hubungan yang relatif tetap sifatnya seperti dijumpai dalam organisasi.

2. Karakteristik lingkungan mencakup dua aspek. Pertama adalah lingkungan ekstern, yaitu semua kekuatan yang timbul di luar batas-batas organisasi dan mempengaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi. Kedua adalah Lingkungan intern. Lingkungan ini pada umumnya dikenal sebagai iklim organisasi, meliputi macam-macam atribut lingkungan kerja.

3. Karakteristik pekerja, perhatian harus diberikan kepada peranan perbedaan individual antara para pekerja dalam hubungannya

7

Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi, Terjemahan: Magdalena Jamin, Jakarta: Erlangga, 1985, hlm. 209.

dengan efektivitas. Pekerja yang berlainan mempunyai pandangan,

tujuan, kebutuhan dan

kemampuan yang berbeda.

4. Kebijakan dan praktek manajemen, di sini kita akan memperhatikan betapa variasi gaya, kebijakan dan praktek

kepemimpinan dapat

memperhatikan atau merintangi pencapaian tujuan.

Berdasarkan hasil penelitian, efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana dapat dilihat dari 4 faktor karakteristik yaitu :

1. Karakteristik Organisasi

Menurut Heni Siswanto,8 berpendapat bahwa Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung ini merupakan sebuah organisasi bantuan hukum yang memiliki tujuan memberi bantuan hukum baik secara litigasi maupun non litigasi kepada masyarakat yang tidak mampu, dimana Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung memiliki struktur yang jelas, dimana diketuai oleh Eko Raharjo dan tergabung beberapa dosen lainnya serta mahasiswa yang ikut terlibat dalam pelaksanaan pemberian bantuan hukum tersebut. Hal ini menunjukan bahwa sejauh ini Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung telah banyak menangani kasus baik pidana, perdata maupun tata usaha negara. Dengan berperan

8

(8)

aktifnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum dapat dikatakan efektif, sebagaimana telah dijelaskan diatas dengan terlibatnya dosen dan mahasiswa serta beberapa kasus yang telah ditangani.

Penulis pun sependapat dengan Heni Siswanto bahwa efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum ini dapat dikatakan efektif, karena Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung sendiri memiliki tujuan dan rencana yang jelas, artinya tujuan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung disini itu sebagai pelaksana pemberi bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu telah tercapai dalam memberikan bantuan hukum pada masyarakat yang tidak mampu. Dan pemberian bantuan hukum yang diberikan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung sudah 100% (seratus persen), artinya setiap orang yang datang ke Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung untuk meminta bantuan hukum selalu diberikan bantuan hukum, meskipun itu hanya bersifat konsultasi itu sudah termasuk 1 (satu) bantuan hukum yang diberikan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampun, karena konsultasi merupakan bantuan hukum non-litigasi.

2. Karakteristik Lingkungan

Menurut Shafruddin,9 berpendapat bahwa salah satu keefektivitasan

suatu organisasi memang

dipengaruhi oleh lingkungan, dimana lingkungan ini terbagi menjadi 2 yaitu lingkungan eksternal dan internal. Di dalam lingkungan eksternal sendiri yaitu adanya masyarakat yang tidak mampu yang disebut dengan pengguna jasa dari bantuan hukum yang diberikan oleh Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung yang merupakan pengguna utama dari produk jasa bantuan hukum yang dihasilkan dari organisasi bantuan hukum, yang mempunyai salah satu peran penting dalam keefektivitasan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung, karena keefektivitasan organisasi bantuan hukum ini khususnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dipengaruhi oleh kepuasan dari pengguna jasa dalam merasakan bantuan hukum yang diberikan. Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung disini dikatakan sudah efektif karena apa yg dimohonkan oleh klien sepenuhnya diberikan oleh Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam pelaksanaan bantuan hukum ini.

Lalu terkait lingkungan internal itu dipengaruhi oleh ketua dan anggota pengurus Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung, dimana ketua dari Bidang Konsultasi dan Bantuan

9

(9)

Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung inilah yang bertanggung jawab untuk menentukan tujuan organisasinya dan yang menentukan strategi untuk mencapai tujuan sehingga dapat mencapai kata efektif dan anggota pengurus dari Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung yang merupakan faktor

penting dalam penunjang

keberhasilan organisasi yang memberikan bantuan hukum dengan seluruh keahlian yang dimiliki, sehingga dengan bantuan hukum yang selama ini diberikan oleh Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dirasa sudah efektif.

Penulis juga sependapat bahwa Efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum memang dipengaruhi juga oleh lingkungan eksternal dan internal. Dimana dari lingkungan eksternal di lihat dari kepuasaan seseorang pengguna jasa dan dari lingkungan internal dilihat dari tanggung jawab ketua Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung serta kinerja

anggota pengurus yang

mengeluarkan seluruh keahliannya untuk memberikan bantuan hukum dalam perkara yang sedang ditangani. Melihat dari kedua faktor lingkungan tersebut, jika dikaitkan dengan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung maka dirasakan sudah cukup efektif keberadaan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung selama ini.

3. Karakteristik Pekerja

Menurut Adil Jaya Negara,10 kefektivitasan suatu organisasi dapat dilihat dari pekerjanya, artinya pekerja itu penting dalam mengembangangkan keahliannya yang harus mempunyai pengetahuan, kecakapan dan pengalaman dan integeritas Terkait Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum dirasakan sudah cukup efektif, karena karakteristik pekerja Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung ini sudah diisi dengan orang yang memilki keahlian dibidangnya dan mempunyai pengalaman hal ini dapat dilihat pada pemberi bantuan hukum itu yang melibatkan dosen serta mahasiswa dalam pelaksanaan pemberian bantuan hukum tersebut yang berkoordinasi satu sama lainnya serta berkoordinasi dalam menyelesaikan suatu kasus atau perkara yang sedang ditanganinya.

Hal ini ditambahkan oleh Susilowati,11 ia mengatakan bahwa Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum khususnya perkara pidana dimana didalamnya terlibat pekerja seperti dosen yang mempunyai keahlian dibidangnya dan mahasiswa yang ikut berperan aktif dalam kegiatan tersebut dirasakan sudah cukup efektif.

Sebab Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum

10

Staff Bidang Penyuluhan Hukum Kanwil Kemenkum dan HAM Provinsi Lampung.

11

(10)

Universitas Lampung disini memberikan solusi terhadap klien yang mempunyai masalah hukum yang dihadapinya, dengan keberadaan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung disini dapat memberikan penerangan dan membantu seseorang yang sedang menghadapi masalah hukum dengan berkonsultasi serta diberikan arahan atau langkah-langkah yang akan dipersiapkan untuk kedepannya serta dilakukan pendampingan artinya ada kordinasi antara pemberi bantuan hukum dengan penerima bantuan hukum dalam menyelesaikan proses perkara yang sedang ditangani meskipun terdapat beberapa kendala bagi pemberi bantuan hukum khususnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung, namun hal ini tidak menggangu hubungan antara pemberi bantuan hukum dengan penerima bantuan hukum. Bantuan hukum yang diberikan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung selama ini cukup efektif.

Menurut penulis terkait karakteristik pekerja, Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung disini, diisi oleh orang-orang yang berkompeten dibidangnya, bukan hanya berkompeten dalam beracara namun para pekerja di Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung juga berkompeten dalam teorinya karena para pekerja tersebut berlatar belakang sebagai akademisi, sehingga dirasa bantuan hukum yang diberikan sudah efektif, dengan melihat orang-orang yang terlibat didalam Bidang Konsultasi dan

Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas itu sendiri, seperti dosen dan mahasiswa yang ikut berperan dengan arahan dari dosen yang beracara.

4.Kebijakan dan Praktek Manajemen Menurut Satrio Prayoga,12 kebijakan dan praktek manajemen suatu organisasi khususnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dipegang oleh ketua dari organisasinya tersebut. Karena ketua dari organisasi tersebutlah yang memiliki peranan sentral dalam keberhasilan organisasi. Dimana kebijakan dan praktek manajemen yang dapat mempengaruhi efektivitas organisasi meliputi penyusunan tujuan, proses komunikasi serta kepimpinan dan pengambilan keputusannya.

Terkait hal ini kebijakan dan praktek manajemen Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung sudah terlaksana dengan baik seperti tujuan yang telah terimplementasi yaitu memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu

melalui konsultasi dan

pendampingan yang diberikan pemberi bantuan hukum di Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas

Lampung kususnya kepada

masyarakat yang tidak mampu dengan begitu proses komunikasi dapat dikatakan berjalan dengan baik diantara pemberi bantuan hukum maupun penerima bantuan hukum serta adanya koordinasi antara pemberi bantuan hukum dan penerima bantuan hukum tersebut.

12

(11)

Maka dirasakan keberadaan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung disini sudah efektif.

B. Faktor Penghambat Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Universitas Lampung dalam Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Perkara Pidana

Aparat penegak hukum tentunya akan menemui hambatan-hambatan atau kendala-kendala dalam upaya penegakan hukum pidana, baik formil maupun hukum pidana materiil. Begitu pula halnya dalam pelaksanaan bantuan hukum yang diberikan oleh Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung bagi orang atau kelompok orang miskin dalam perkara pidana. Pelaksanaan bantuan hukum bagi orang atau kelompok orang miskin dalam perkara pidana juga akan menemui suatu kendala atau hambatan-hambatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soerjono Soekanto, yang berkaitan dengan

bantuan hukum penulis

menggunakan teori, antara lain: 1. Faktor hukumnya sendiri yaitu

berupa undang-undang;

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan hukum; 3. Faktor sarana atau fasilitas yang

mendukung penegakan hukum; 4. Faktor masyarakat, yakni

lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan; 5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai

hasil karya, cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.13

Berdasarkan hasil penelitian, faktor penghambat Bidang Konsultasi Bantuan Hukum Universitas Lampung dalam Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Perkara Pidana, sebagai berikut :

1. Faktor Hukumnya Sendiri

Faktor hukum sendiri, yang dalam tulisan ini akan dibatasi pada perundang-undangannya saja. Undang-undang dalam arti material adalah peraturan tertulis yang berlaku umum dan dibuat oleh penguasa pusat maupun daerah yang sah.

Menurut Budi Setiyono,14 bahwa terdapat aturan pasal yang dapat menimbulkan multitafsir atau cara pandang yang berbeda antara hakim dengan pemberi bantuan hukum khususnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum dimana multitafsir itu terdapat di dalam Pasal 2 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan Pasal 9 a,b,c Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum .

Menurut penulis, berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber diatas, pasal-pasal tersebutlah yang membuat pandangan hakim dan pemberi bantuan hukum berbeda, dimana masih ada hakim yang tetap menganggap bahwa hanya Undang-Undang tentang Advokatlah yang

13

Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum, cetakan ke-11, Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2012, hlm. 3.

14

(12)

berlaku untuk memberikan bantuan hukum, namun pemberi bantuan hukum pun bersikeras bahwa dengan adanya Undang-Undang tentang Bantuan Hukum pemberi bantuan hukum yang ada di organisasi bantuan hukum dapat memberikan bantuan hukum.

Hal ini juga ditambahkan oleh Satrio Prayoga,15 faktor penghambat lainnya adalah adanya ketidakjelasan yang dapat menimbulkan presepsi negatif akibat dari penjelasan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, bahwasanya Pemberi Bantuan Hukum yang terbukti menerima atau meminta pembayaran dari Penerima Bantuan Hukum dan/atau pihak lain yang terkait dengan perkara yang sedang ditangani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sementara itu dalam Pasal 16 Ayat (2) dijelaskan selain pendanaan dari APBN, sumber pendanaan Bantuan Hukum dapat berasal dari: hibah atau sumbangan; dan/atau sumber pendanaan lain yang sah dan tidak mengikat. Hal inilah yang menimbulkan pandangan negatif tersebut, misalnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung memberikan bantuan hukum terhadap klien ke suatu daerah yang jaraknya lumayan jauh dan membutuhkan waktu yang cukup lama lalu klien tersebut memberikan uang bensin atau klien mengajak makan siang, lalu disaat Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas

15

Dosen Petugas BKBH FH UNILA

Lampung menerima uang bensin tersebut apakah dapat dikatakan sebagai bayaran dan dikenakan sanksi pidana, tentu ini menimbulkan sebuah dilema pada Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum.

2. Faktor Penegak Hukum

Penegakan hukum secara langsung atau tidak langsung berkecimpung di bidang penegakan hukum. penegak hukum tersebut mempunyai kedudukan dan peranan tertentu yang dibatasi pada peranan yang seharusnya dan peranan aktual di dalam penegakan hukum.

Menurut Shafruddin,16 bahwa faktor penghambat Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum adalah Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung sering mengalami penolakan oleh hakim ketua persidangan dalam hal mendampingi di persidangan karena Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dianggap tidak memiliki izin beracara, hal inilah yang sering menjadi penghambat Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan pembelaan didalam persidangan.

Adapun pendapat lain, menurut Satrio Prayoga,17 faktor penghambat dari Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung adalah pengadilan terlalu

16

Dosen Petugas BKBH FH UNILA

17

(13)

berpaku kepada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, tanpa memandang Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Dimana hanya advokatlah yang hanya diperbolehkan melakukan pendampingan di persidangan, padahal apabila kita melihat Pasal 13 Ayat 2 dan 3 PP Nomor 42 Tahunn 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum dan Penyaluran dana Bantuan Hukum

dikatakan dengan

mempertimbangkan jumlah advokat yang terbatas di organisasi bantuan hukum tersebut maka advokat dapat

membuat bukti tertulis

pendampingan terhadap (Dosen, Paralegal dan Mahasiswa).

Hal inipun senada dengan apa yang disampaikan oleh Budi Setiyono,18

bahwasanya memang tidak

dipungkiri penolakan terhadap pemberi bantuan hukum dalam suatu organisasi bantuan hukum sering mengalami penolakan, hal itu dikarenakan masih ada hakim yang berpandangan bahwasanya hanya seorang advokatlah yang telah di ambil sumpah di Pengadilan Tinggi yang dapat membela di persidangan sebagaimana yang diatur oleh Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, yaitu:

“Sebelum menjalankan profesinya, Advokat wajib bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh-sungguh di sidang terbuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya”.

Adapun faktor lain adalah kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh

18

Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Tanjung Karang

pemberi bantuan hukum khususnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung kepada hakim.

Penulis sependapat bahwasanya faktor penghambat Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana di pengaruhi oleh sikap hakim yang sering melakukan penolakan, hal itu dikarenakan masih ada hakim yang berpandangan bahwasanya hanya seorang advokatlah yang telah disumpah di Pengadilan Tinggi yang dapat membela di persidangan, dan penulis juga melihat hambatan tersebut timbul karena cara pandang atau penilaian hakim terhadap pemberi bantuan hukum seperti tata krama dan sopan santun seorang pemberi bantuan hukum didalam persidangan.

3. Faktor Sarana dan Fasilitas

Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut, tidak akan mungkin penegak hukum menyerasikan peranan yang seharusnya dan peranan yang aktual. Sehingga sarana atau fasilitas mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penegakan hukum.

Menurut Shafruddin,19 ia mengatakan bahwa yang menjadi hambatan dalam sarana atau fasilitas adalah biaya transportasi atau biaya operasional, dimana Undang-Undang Bantuan Hukum tegas mengatakan tidak boleh meminta biaya kepada klien, karena itu merupakan tindak pidana. Inilah yang terkadang

19

(14)

menghambat Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum dalam akomodasi kecuali kliennya memberikan dana hibah.

Pendapat diataspun dibenarkan oleh Satrio Prayoga,20 ia menambahkan bahwasanya terkadang pemberian dana oleh negara kepada organisasi bantuan hukum dilakukan dengan sistem rembes sehingga organisasi bantuan hukum terpaksa harus mengeluarkan dana talangan yang telah ditalangi oleh Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung namun terkadang dana yang diberikan oleh negara tidak sesuai dengan dana yang telah ditalangi, dimana dana organisasi bantuan hukum yang memberikan bantuan hukum dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan membatasi bantuan biaya perkara maksimal Rp. 5.000.000,00. dan pencairan dana tersebut juga memakan waktu yang lama.

Selain itu, menurut Masriakromi,21 terkait dana tersebut ia mengatakan bahwasanya proses pencairan dana yang tidak sebentar itu bukan merupakan faktor kesengajaan melainkan dikarenakan prosesnya yang panjang sehingga memakan waktu yang lama serta proses pencairannya yang agak rusmit sehingga menyebabkan terhambatnya turunnya dana tersebut. Dimana proses pencairan dana tersebut dimulai dari Bidang Konsultasi dan

20

Dosen Petugas BKBH FH UNILA

21

Kepala Sub Bidang Penyuluhan Hukum Kanwil Kemenkum dan HAM Provinsi Lampung

Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung melengkapi seluruh persyaratan untuk proses pencairan dana, lalu Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Lampung memeriksa berkas tersebut kemudian mengabarkan kepada Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung apabila ada berkas-berkas yang belum lengkap, Kantor Wilayah Kemeterian Hukum dan HAM Provinsi Lampung memberikan waktu untuk dilengkapi lalu setelah semua sudah dilengkapi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Lampung mengirimkan berkas tersebut Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI untuk diseleksi kembali setelah menjalani tahap-tahap seleksi lalu Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI mentransfer uang ke Organisasi Bantuan Hukum sesuai berkas yang telah disetujui oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI.

(15)

pemberian bantuan hukum karena terbatasnya dana yang diberikan oleh Pemerintah dan proses pencairan dana yang memakan waktu lama itulah yang menjadi salah satu faktor penghambat.

4. Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. Masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum. Penegakan hukum yang berasal dari masyarakat bertujuan untuk mencapai kedamaian di dalam masyarakat.

Menurut Masriakromi,22 faktor penghambat Bidang Konsultasi Bantuan Hukum dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana dipengaruhi oleh pandangan masyarakat yang masih melihat bahwasanya seorang advokatlah atau pengacara yang sudah memiliki kantor hukum yang dapat memberikan bantuan hukum, hal ini tidak terlepas dari kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakutas Hukum Universitas Lampung sehingga masyarakat lebih memilih untuk menggunakan jasa advokat yang sudah memiliki kantor hukum.

Hal ini ditambahkan juga oleh Adil Jayanegara,23 Bekerjanya efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung tidak terlepas dari peran

22

Kepala Sub Bidang Penyuluhan Hukum Kanwil Kemenkum dan HAM Provinsi Lampung

23

Staff Bidang Penyuluhan Hukum Kanwil Kemenkum dan HAM Provinsi Lampung

serta masyarakat, namun faktor penghambat yang ditimbulkan dari masyarakat ditimbulkan karena kurang tersosialisasinya mengenai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum di daerah pelosok, sehingga masyarakat banyak yang kurang mengetahui tentang fungsi suatu organisasi bantuan hukum.

5. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum karena faktor kebudayaan dalam hal ini muncul dari persperktif atau pemikiran masyarakat artinya masyarakat masih berpandangan bahwasanya seseorang yang berhadapan dengan hukum yang telah masuk ketahap proses dikepolisian maupun tahap persidanagan di pengadilangan itu di anggap atau dinyatakan telah bersalah artinya opini yang terbentuk di tengah-tengah masyarakat untuk apa membela seseorang yang telah bersalah. Sehingga hal ini dapat

menghambat peran Bidang

Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum.

III. SIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab terdahulu, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

(16)

memberikan bantuan hukum di pengaruhi oleh empat faktor, yaitu: Karakteristik organisasi, Karakteristik lingkungan, Karakteristik pekerja, Kebijakan dan praktek manajemen, dalam memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi. Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dapat dikatakan efektif 100% (seratus persen) karena setiap orang yang datang ke Bidang Konsultasi dan Bantuan

Hukum Fakultas Hukum

Universitas Lampung selalu diberikan bantuan hukum, meskipun itu hanya konsultasi.

2. Faktor penghambat Bidang Konsultasi Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan Bantuan hukum perkara pidana yaitu:

a. Faktor hukumnya sendiri Bahwa terdapat aturan pasal yang dapat menimbulkan multitafsir atau cara pandang yang berbeda antara hakim dengan pemberi bantuan hukum khususnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum.

b. Faktor Penegak Hukum

Sikap hakim yang sering melakukan penolakan, hal itu dikarenakan masih ada hakim

yang berpandangan

bahwasanya hanya seorang advokatlah yang telah disumpah di Pengadilan Tinggi yang dapat membela di persidangan, dan juga hambatan tersebut timbul karena cara pandang atau

penilaian hakim terhadap pemberi bantuan hukum seperti tata krama dan sopan santun seorang pemberi bantuan hukum didalam persidangan. c. Faktor Sarana dan Fasilitas

Dana Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dibatasi biaya satu perkara litigasi maksimal Rp.5.000.000,-

d. Faktor Masyarakat

Masyarakat yang tidak mampu masih banyak yang tidak mengetahui mengenai apa fungsi suatu organisasi bantuan hukum sehingga masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum tetapi tidak mengetahui tentang organisasi bantuan hukum pasrah saja tanpa bisa memperjuangkan hak atas bantuan hukumnya dan masyarakat masih beranggapan bahwa hanya advokatlah yang dapat memberikan bantuan hukum.

e. Faktor Kebudayaan

Bahwasanya masyarakat masih berpandangan seseorang yang berhadapan dengan hukum dinyatakan bersalah padahal belum tentu seseorang yang berhadapan dengan hukum itu bersalah karena kita mengenal asas praduga tak bersalah.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2011. Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika.

(17)

Bantuan Hukum Masih Sulit Diakses. Jakarta: Kontras dan PSHK.

Kuffal, H.M.A. 2004. Penerapan

KUHAP Dalam Praktek

Hukum. Malang: UMM Press.

Kurniawan, Agung. 2005.

Transformasi Pelayanan

Publik. Yogyakarta:

Pembaruan.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:

Akademi Manajemen

Perusahaan YKPN.

Muhammad, Abdulkadir. 2004.

Hukum dan Penelitian

Hukum. Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Nasution, Adnan Buyung. 1976. Bantuan Hukum di Negara-negara berkembang ( Sebuah Kasus di Indonesia, dalam 5

tahun Lembaga Batuan

Hukum. Jakarta: LBH.

---. 1988. Bantuan Hukum di

Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Ridwan Widyadharma, IGN. 2010. Profesional Hukum dalam Pemberian Bantuan Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku

Organisasi. Terjemahan

Benyamin Molan. Jakarta: Salemba Empat.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Soekanto, Soerjono. 1981. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press

--- , Heri Tjandrasari dan Tien Handayani. 1987. Bantuan Hukum

Suatu Tinjauan Sosio Yuridis.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

---. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakkan

Hukum. cetakan ke-11.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Steers, Richard M. 1985. Efektivitas

Organisasi. Terjemahan:

Magdalena Jamin. Jakarta: Erlangga.

Sunggono, Bambang dan Aries Harianto. 2009. Bantuan

Hukum dan Hak Asasi

Manusia. Bandung: Mandar Maju.

Widhayanti, Emi. 1988. Hak-Hak

Tersangka/Terdakwa Di

Dalam KUHAP. Yogyakarta: Liberty.

Winarta, Frans Hendra. 2000. Bantuan Hukum Suatu Hak Asasi Manusia Bukan Belas

Kasihan. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Forum Akses Keadilan untuk Semua (FOKUS). 2012. Bantuan

Hukum Untuk Semua.

Jakarta: Open Society Justice Initiative.

YLBHI dan PSHK. 2006. “Panduan

Bantuan Hukum di

Referensi

Dokumen terkait

Asropuddin (2013:6), “Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Ms-Word, Ms-Excel.”..

134 Dengan penggabungan beberapa aspek tersebut diharapkan bangunan Hotel Resort dan Spa ini dapat memunculkan citra arsitektural yang dapat menarik para wisatawan

29-31 Pada penelitian ini, secara analisa statistik, tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian Spondilitis Tb dengan nilai kualitatif

Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) Periode 2000-2003 menyususn Protokol Penatalaksanaan

Bentuk tindakan dalam penelitian ini berupa suervisi ( Bimbingan Kelompok) kepada guru guru melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP ), agar mampu menyusun

Demikian pula halnya dengan DPRD, meskipun bukan sebagai stakholder yang berada pada level pelaksana kebijakan, namun fungsi legislasi dan penganggaran yang dimilikinya,

Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana kinerja Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam menyelenggarakan Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat)

ESD ( education for sustainable development ) yakni suatu konsep dinamis melalui pendidikan yang memiliki nilai luhur demi terwujudnya masa depan yang