• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS pembelajaran IPA materi pesawat sederhana Berbasis Model Inkuiri Terbimbing untuk siswa kelas 5 SD Semester II.

Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian yaitu studi kasus yang berarti penelitian yang difokuskan pada satu fenomena yang dipilih dan yang ingin dipahami secara lebih mendalam, dan dengan mengabaikan fenomena yang lainnya. Satu fenomena tersebut dapat berupa seorang pemimpin sekolah atau pimpinan dalam instansi pendidikan, suatu program, kelompok siswa, suatu proses, satu penerapan kebijakan.

Penelitian kuatitatif menurut perencanaan yang matang bertujuan menentukan tempat, partisipan serta memulai pengumpulan data. Rencana yang seperti ini bersifat berubah(emergent)serta berkembang sesuai perubahan yang ditemukan di lapangan. Desain ini berubah atau emergent tersebut bersifat sirkuler karena penentuan sampel bersifat purposif, pengumpulan dan analisis data dilakukan dengan cara simultan merupakan langkah bersifat interaktif dan bukan terpisah- pisah.

(2)

3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan

Pengembangan ini terdiri dari tiga tahap, dimana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan yang sudah dimodifikasi menurut Sukmadinata (2011:184-189) dengan uraian dan penjelasan yang telah dimodifikasi dan diselaraskan dengan tujuan dan kondisi penelitian. Adapun penelitian yang dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: 1) Studi pendahuluan, 2) Pengembangan model, dan ke 3) Uji model.

A. Studi Pendahuluan

Dalam tahap ini terdiri atas tiga langkah, yaitu: 1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan.

2. Survai Lapangan

Survai lapangan dilaksanakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar, terutama yang berkenaan dengan produk yang akan dikembangkan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumenter dan pengamatan pada waktu guru mengajar. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik wawancara dan agket sebagai cara untuk mengumpulkan data dalam pembelajaran IPA di kelas 5 SD N Simpar. 3. Penyusunan Produk Awal atau Draf model

(3)

B. Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas

Penyusunan satpel. Dilakukan sebelum melakukan uji coba. Uji coba terbatas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelaksana uji coba melaksanakan pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal penting yang dilakukan guru, baik hal-hal baik maupun kekurangan, kelemahan, kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan guru. Selain kegiatan guru, pengamatan dan pencatatan juga dilakukan terhadap respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Berdasarkan pengamatan, masukan dari guru dan responden yaitu siswa, peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap draf model yang pembelajaran yang dilakukan dan dikembangkan sebelum dilakukan pada uji coba lebih luas. Uji coba terbatas dilakukan pada subjek penelitian kelas 5 SD N Tlogo yang melibatkan 10 siswa.

Uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan dengan sampel sekolah dan responden yang lebih banyak yaitu dilakukan di kelas 5 SD N Simpar yang berjumlah 22 responden atau siswa. Langkah yang dilakukan sama dengan uji coba terbatas, dimulai dengan penyusunan satpel, pembelajaran di kelas dan pengamatan peneliti serta terhadap respon siswa pada pelaksanaan pembelajaran uji coba dan dilakukan penyempurnaan. Pada kegiatan ini peneliti melakukan penyempurnaan draf terakhir dan setelah kegiatan ini draf sudah dinilai final.

C. Uji Produk dan Sosialisasi Hasil

(4)

Dengan gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti di atas desain eksperimen yang digunakan termasuk “The Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design”.

Pokok bahasan yang diajarkan, LKS dan alat yang digunakan relatif sama. Sebelum dimulai pembelajaran diberikan pretest yang sama dan setelah selesai seluruh pembelajaran pokok bahasan juga diberi post test yang sama. Dalam kegiatan eksperimen tidak ada perbaikan model pembelajaran maupun satpel, keduanya menggunakan model yang telah dikembangkan pada uji coba lebih luas.

Secara visual langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 1.2 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan

O M X2 O

O M X2 O

Sukmadinata (2011:188)

Sukmadinata (2011:189)

STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN PENGUJIAN

Studi pustaka

Survai lapangan

Penyus unan draf produk

Uji coba

terbatas Uji coba lebih luas

Pre test

Perlakuan

(5)

Berdasarkan prosedur penelitian yang dilakukan oleh Sukmadinata(2011: 189) peneliti dapat menyimpulkan bahwa prosedur penelitian pengembangan meliputi 3 tahap yaitu:

1. Studi pendahuluan yang berisi tentang studi pustaka, survei lapangan, penyusunan draf produk.

2. Tahap pengembangan yang berisi tentang uji coba terbatas dan uji coba luas.

3. Tahap pengujian yang berisi pre test, perlakuan, dan post test dimana dalam tahap ini digunakan metode eksperimen untuk menguji produk yang dikembangkan.

3.2.1 Tahap dan prosedur penelitian

Tahap dan prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti mengacu pada tahap pengembangan yang dilakukan oleh Sukmadinata(2011:189) namun tidak semua tahap dan prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti sama dengan ketiga tahap tersebut.

Peneliti hanya melakukan tahap penelitian pengembangan sebagai berikut: 1. Studi pendahuluan yang terdiri dari survei lapangan, studi

kepustakaan yang dilakukan hingga penyusunan produk. Pada tahap ini dilakukan survey lapangan dengan observasi atau pengamatan dalam pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar, serta menelaah penelitian-penelitian sebelumnya dan juga melakukan studi pustaka dengan membaca buku, makalah dan artikel yang relevan. Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan perlunya pengembangan LKS mata pelajaran IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana.

(6)

b. Uji validitas oleh ahli desain pembelajaran berupa RPP dan ahli bahan ajar yaitu validasi bahan ajar yang digunakan dan materi yang terdapat didalam LKS. Pada tahap ini terdapat dua kegiatan, yang pertama adalah pengembangan produk awal dan validitas ahli. Pada pengembangan produk awal dilakukan perencanaan dengan identifikasi mata pelajaran, merumuskan kompetensi dasar, menetapkan indikator membuat desain produk, menyusun sumber bahan dan materi serta pembuatan LKS. Setelah semua keperluan diidentifikasi dan dijalankan selanjutnya dilakukan evaluasi formatif. Hasil dari pengembangan produk awal tersebut untuk kemudian dilakukan uji validitas yang melibatkan 2 orang ahli, 1 orang ahli desain pembelajaran dan 1 orang ahli bahan ajar. Pengembangan rancangan produk, dengan membuat prototipe LKS berdasar panduan penyusunan. Hal-hal yang diacu dan dijadikan pertimbangan adalah sebagai berikut:

Tahap pembuatan LKS menurut (Diknas, 2004), meliputi: 1. Melakukan analisis kurikulum.

2. Menyusun peta konsep kebutuhan LKS. 3. Menentukan judul-judul LKS.

4. Penulisan LKS

Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. merumuskan kompetensi dasar. 2. menentukan alat penilaian. 3. menyusun materi.

4. memperhatikan struktur LKS.

(7)

2. Tahap pengembangan. Pada tahap ini dilakukan aplikasi bahan ajar pembelajaran oleh ahli desain dan ahli bahan ajar. Nilai dan komentar serta saran dari para ahli akan digunakan dalam melakukan revisi produk. Setelah produk direvisi, maka dilakukan uji produk terbatas kepada subjek penelitian kelas V SD N Tlogo melibatkan guru kelas V dan 10 siswa. Kekurangan dan kelebihan dari uji coba akan diambil sebagai data untuk melakukan revisi, setelah produk direvisi kemudian produk diuji coba lebih luas yang melibatkan guru kelas V dan 22 siswa kelas V SD N Simpar untuk menggunakan bahan ajar LKS Mata Pelajaran IPA materi pesawat sederhana berbasis model inkuiri terbimbing pada kegiatan belajar mengajar dan mengevaluasinya dengan menggunakan angket yang telah diberikan oleh peneliti dan soal evaluasi yang terdapat pada LKS sebagai cara untuk mengetahui hasil belajar kelas V di kedua Sekolah Dasar tersebut.

Peneliti hanya melakukan penelitian hingga tahap 2 tersebut sehingga dalam melakukan penelitian pengembangan dapat digambarkan skema atau bagan sebagai berikut:

Perancangan konsep bahan ajar LKS

Uji validasi yang melibatkan ahli desain dan ahli bahan ajar.

Revis i

Uji coba bahan ajar LKS

(8)

3. 2. 2 Validasi Ahli

Validasi merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk lebih efektif atau tidak. Uji ahli dilakukan oleh ahli desain pembelajaran dan ahli bahan ajar untuk memberikan penilaian dan masukan terhadap produk yang dikembangkan. Uji ahli dilakukan bertujuan untuk memvalidasi produk sebelum diuji cobakan di lapangan. Uji validasi produk oleh dua ahli atau pakar yaitu 1 orang ahli desain pembelajaran berupa validasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar LKS yang dihasilakan sesuai dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, ahli desain pembelajaran yaitu Dra. Deasy Kristina R. S, M. Pd. Ahli bahan ajar divalidasi oleh 1 orang ahli bahan ajar berupa validasi bahan ajar atau materi yang terkandung dalam produk LKS yang akan diuji cobakan di lapangan, ahli bahan ajar yaitu Adi Winanto, M. Pd

Kedua pakar dan ahli tersebut melakukan validasi. Peneliti menggunakan kisi-kisi dan acuan lembar validasi yang pernah digunakan dalam penelitian peneliti lain atau yang terdapat dalam BSNP agar sesuai standar yang ditetapkan dalam melakukan validasi. Validasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilakukan oleh ahli desain pembelajaran peneliti memberikan kisi-kisi untuk ahli desain pembelajaran menurut Rahmat Syaputra (2013) yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 1.4

Lembar kisi –kisi validasi RPP untuk Ahli Desain Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Nomor item

Skor

1 2 3 4 5

A. Perumusan tujuan pembelajaran 1, 2, 3, 4, 5

B. Isi yang disajkan 6, 7, 8

C. Bahasa 9, 10

D. Waktu 11

(9)

Dari kisi-kisi pada tabel diatas maka akan didapatkan hasil dan penilaian yang akan digunakan sebagai penilaian RPP dan pengembangan produk yang akan diuji cobakan di lapangan.

Teknik analisis data untuk mengetahui seberapa nilai dari produk yang telah divalidasi oleh ahli desain pembelajaran berupa validasi RPP pada produk yang akan diuji cobakan seperti berikut:

Tabel 1.5

Acuan Konversi Skala Penilaian Produk

Nilai Interval Skor Kriteria

A 5 > 4,20 Sangat baik/ sangat menarik

B 3,40 < X ≤ 4,20 Baik/ menarik

C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup

D 1,80 < X ≤ 2,60 Kurang/ kurang menarik

E 1 ≤ 1,80 Sangat kurang/ tidak menarik

Keterangan :

Skor tertinggi = 5 X= rentang nilai Skor terendah = 1

Tingkat ketertarikan/penilaian =

Tingkat ketertarikan atau penilaian tersebut merupakan rata-rata dari nilai angket yang telah dilakukan penilaian dan validasi oleh ahli desain pembelajaran. Nilai rata-rata tersebut menjadi acuan skala penilaian produk.

Peneliti juga memberikan kisi-kisi penilaian validasi oleh ahli bahan ajar yang bertujuan untuk memvalidasi bahan ajar dan materi dalam produk draf LKS yang dikembangkan sehingga produk yang divalidasi bisa digunakan untuk uji coba lapangan. Kisi-kisi tersebut menurut Bulletin BSNP (2007: 21) kisi-kisi untuk ahli bahan ajar untuk pengembangan LKS sesuai yang dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

(10)

Tabel 1.6

Lembar Kisi-kisi Validasi Produk untuk Ahli Bahan Ajar

No. Aspek Penilaian Indikator

Skor

1 2 3 4 5

1. Kelayakan isi 1, 2, 3, 4, 5, 6

2. Kebahasaan 7, 8, 9, 10

3. Sajian 11, 12, 13, 14, 15

4. Kegrafikan 16, 17, 18, 19

5. Aspek kegiatan/ tugas siswa 20, 21, 22

6. Aspek penilaian hasil belajar 23,24

Dari kisi-kisi tersebut akan digunakan sebagai angket untuk memvalidasi produk yang akan diujikan pada uji lapangan. Untuk mengetahui tingkat penilaian produk tersebut digunakan teknik analisis data untuk mengetahui seberapa nilai dari produk yang telah divalidasi oleh ahli bahan ajar berupa validasi bahan ajar draf LKS pada produk yang akan diuji cobakan seperti berikut:

Tabel 1.7

Acuan Konversi Skala Penilaian Produk

Nilai Interval Skor Kriteria

A 5 > 4,20 Sangat baik/ sangat menarik

B 3,40 < X ≤ 4,20 Baik/ menarik

C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup

D 1,80 < X ≤ 2,60 Kurang/ kurang menarik

E 1 ≤ 1,80 Sangat kurang/ tidak menarik

Keterangan :

Skor tertinggi = 5 X= rentang nilai Skor terendah = 1

(11)

Tingkat ketertarikan atau penilaian tersebut merupakan rata-rata dari nilai angket yang telah dilakukan penilaian dan validasi oleh ahli bahan ajar. Nilai rata-rata tersebut menjadi acuan skala penilaian produk. Maka dari hasil penilaian validasi dari kedua ahli dan pakar tersebut akan dijadikan sebagai penilaian untuk pengembangan draf produk LKS yang akan diuji cobakan di lapangan ayitu pada uji coba terbatas dan uji lebih luas.

3.3 Uji Coba Produk 3.3.1 Desain Uji Coba

Uji coba yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menyempurnakan produk berupa lembar kerjas siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing ini meliputi:

1. Uji coba terbatas

Uji coba terbatas dilakukan pada guru kelas V SD N Tlogo Kota Temanggung dan siswa yang berjumlah 10 siswa. Pada tahap uji coba terbatas, peneliti mengumpulkan data dari angket kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa. Angket yang diberikan kepada guru dan siswa berisikan penilaian terhadap lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing. Sedangkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa peneliti memberikan soal evaluasi yang terdapat dalam LKS sebagai penilaian kognitif pencapaian hasil belajar.

2. Uji coba luas

(12)

sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan produk sehingga menghasilkan produk akhir berupa lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing kelas V sekolah dasar khususnya materi tentang pesawat sederhana.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba pada penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing kelas V sekolah dasar adalah sebagai berikut: 1. Uji coba terbatas: 1 kelas yaitu kelas V SD N Tlogo Kota Temanggung

yang berjumlah 10 siswa.

2. Uji coba luas: 1 kelas yaitu kelas V SD N Simpar Kota Temanggung yang berjumlah 22 siswa.

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tlogo dan SDN Simpar Kota Temanggung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Juni 2015, untuk perincian waktu penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa seperti digambarkan pada tabel di bawah ini :

(13)

3.5 Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian dan pengembangan media interaktif berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berasal dari masukan ahli desain pembelajaran, dan ahli bahan ajar. Data kuantitatif diperoleh dari peniliaian ahli desain pembelajaran, ahli bahan ajar, lembar angket guru dan siswa kelas V terhadap produk yang dikembangkan serta hasil belar siswa yang diperoleh melalui penilaian soal evaluasi pada LKS yang dikembangkan. Data yang diperoleh digunakan untuk mengevaluasi dan menyempurnakan produk lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penilaian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian dan hipotesis, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1.Teknik Tes a. Tes

(14)

2. Teknik Non Tes

Pengumpulan data dengan teknik nontes yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis, yaitu dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Kuesioner (angket)

Menurut sugiyono (2012:219) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

b. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini adalah foto-foto kegiatan uji coba baik ujicoba kelompok terbatas maupun uji coba kelompok luas.

3.7 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data uji validitas dari ahli desain pembelajaran dan ahli bahan ajar yang telah disinggung dalam poin 3.2 tentang validasi ahli, dan pengumpulan data hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik tes dan lembar angket guru serta lembar angket respon siswa pada saat uji coba produk.

3.7.1 Kisi-kisi Soal Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA materi pesawat sederhana setelah sesudah diberi perlakuan. Jenis tes yang diberikan adalah pilihan ganda. Agar instrument yang berupa tes pilihan ganda terjamin baik untuk dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data maka tes harus disusun sesuai dengan langkah-langkah menyusun soal.

(15)

sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Kisi-kisi untuk mengukur hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.6

Tabel 1.9

3.7.2.1 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrument

(16)

Uji validitas instrument dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrument tiap item soal pilihan ganda yang nantinya akan digunakan dalam tes individual untuk siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Pada kelas uji terbatas dan uji luas.

Untuk mengetahui validitas instrument terlebih dahulu diuji cobakan dikelas V SDN Tretep Temanggung. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 20 dengan menggunakan Corrected Item- Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai rtabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai rtabel atau nilai r hitung > nilai nilai rtabel, maka item

tersebut adalah valid (Riduwan dan Sunarto, 2012: 353)

Dari 35 item soal, setelah dilakukan penghitungan uji validitas dapat diperoleh hasil akhir uji validitas seperti pada tabel berikut

Tabel 1.10 Hasil Validitas Instrument Butir Soal Bentuk

Dari soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki dan mengeliminasi soal berdasarkan indikatornya.

(17)

Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker, sebagai berikut:

Tabel 1.11 Koefisien Realibilitas

Nilai Reliabilitas

0,90 ≤... Sangat Reliabel

0,71- 0,89 Reliabel

0,41- 0,70 Cukup Reliabel

0,21- 0,40 Kurang Reliabel

... ≤ 0,20 Tidak Reliabel

Berdasarkan tehnik alpha, nialai relabilitas yang dapat diterima harus lebih dari 0,07. Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas yang disajikan adalah

Dari pengujian reliabilitas diatas, diketahui bahwa pada kolom Cronbach’s

Alpha untuk 35 soal pilihan ganda tingkat reliabilitasnya adalah sebesar 0,889. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument soal reliabel dengan tingkat reliabilitasnya memuaskan karena 0,889 lebih besar dari 0,8. Uji validitas soal dengan jumlah responden 40, maka r tabel = 0,312

3.7.2.2 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrument

Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat soal termasuk dalam kategori soal yang sukar, sedang, atau mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, digunakan persamaan berikut:

I =

Keterangan:

I= Indeks kesukaran

B= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N= jumlah siswa peserta tes

Adapun indeks kesukaran soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

(18)

Tabel 1.12 Kategori Tingkat Kesukaran Soal

Nilai F Tingkat Kesukaran

0,00- 0,30 Sukar

0,31- 0,70 Sedang

0,70- 1,00 Mudah

Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, menunjukkan semua item soal berada pada tingkat kesukaran yang berbeda. Berikut hasil perhitungan tingkat kesukaran soal :

Tabel 1.13 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat Kesukaran Butir Soal

Mudah 1, 6, 10, 15, 17, 23, 27, 28, 29, 32, 33,34,35

Sedang 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 30, 31

Sulit 12, 25

Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas serta analisis tingkat kesukaran butir soal yang telah dilakukan maka dipilih 25 butir soal yang valid dan reliabel. Untuk dipakai sebagai soal test untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS. Untuk rincian soal dapat dilihat pada lampiran.

3.7.3 Pedoman Wawancara

(19)

3.7.4 Lembar Angket Penilaian oleh Guru

Angket digunakan bertujuan untuk menilai lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing pada uji coba terbatas maupun pada uji lebih luas. Angket diberikan kepada guru yang terlibat dalam tahap uji coba. Berikut adalah kisi-kisi instrumen untuk angket yang akan diberikan kepada guru kelas V SD N Tlogo dan SD N Simpar Kota Temanggung. Menurut Sidig Budisetyawan (2012) lembar angket untuk guru dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 1.14

Lembar Angket Penilaian oleh Guru

No Aspek

Penilaian Nomer Item

Skor

1 2 3 4 5

1. Tampilan 1, 2, 3, 4, 5 2. Isi Materi 6, 7, 8, 9, 10 3. Kebahasaan 11, 12, 13, 14, 15

Dari kisi-kisi pada tabel diatas maka akan didapatkan hasil dan penilaian yang akan digunakan sebagai penilaian dari guru kelas tentang pengembangan produk yang diuji cobakan.

Teknik analisis data untuk mengetahui seberapa nilai dari produk yang di uji cobakan di lapangan pada produk yang diuji cobakan seperti berikut:

Tabel 1.15

Acuan Konversi Skala Penilaian Produk

Nilai Interval Skor Kriteria

A 5 > 4,20 Sangat baik/ sangat menarik

B 3,40 < X ≤ 4,20 Baik/ menarik

C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup

D 1,80 < X ≤ 2,60 Kurang/ kurang menarik

E 1 ≤ 1,80 Sangat kurang/ tidak menarik

Keterangan :

Skor tertinggi = 5 X= rentang nilai Skor terendah = 1

(20)

Tingkat ketertarikan atau penilaian tersebut merupakan rata-rata dari nilai angket yang telah dilakukan penilaian oleh guru kelas V pada uji coba produk di lapangan. Nilai rata-rata tersebut menjadi acuan skala penilaian produk.

3.7.5 Uji Prasyarat Lembar Angket Siswa (Validitas dan Reliabilitas)

a. Kisi-kisi Instrumen lembar angket siswa

Angket digunakan untuk menilai lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing pada uji coba terbatas maupun pada uji lebih luas. Angket diberikan kepada siswa yang terlibat dalam tahap uji coba yaitu siswa kelas V. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah : 1. Penyusunan kisi-kisi, 2. Uji coba instrument, 3. Uji validitas.

Berikut adalah kisi-kisi instrumen untuk angket yang akan diberikan kepada siswa kelas V SD N Tlogo dan SD N Simpar Kota Temanggung. Menurut Sidig Budisetyawan (2012) lembar angket untuk Siswa dapat dilihat pada tabel 3.13 sebagai berikut:

Tabel 1.16

Kisi-kisi Lembar Angket Siswa

No Aspek Penilaian Nomer Item

Skor

1 2 3 4 5

1. Tampilan 1, 2, 3, 4, 5, 6

2. Isi Materi

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21

3. Kebahasaan 22, 23, 24, 25

4. Aspek kegiatan/ tugas siswa 26, 27, 28 5. Aspek penilaian/ hasil belajar

(21)

b. Uji Prasyarat

Uji prasyarat angket siswa dengan pengujian validitas dan reliabilitas untuk mengetahui validitas instrument, terlebih dahulu diuji cobakan dikelas V SDN 2 Bendungan, kecamatan Tretep, kabupaten Temanggung. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian validitas dan reliabilitas angket respon siswa dengan menggunakan aplikasi software SPPS 20 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis. Pada uji prasyarat lembar angket respon siswa melalui uji validitas angket, dengan 30 butir soal didapatkan hasil 30 yang valid. Berikut output pengujian validitas dan reliabilitas angket:

Tabel 1.17 Hasil Validitas Instrument Angket Siswa Bentuk

Berdasarkan tehnik alpha, nilai relabilitas yang dapat diterima harus lebih dari 0,07 agar termasuk reliabel. Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas yang disajikan adalah

Dari pengujian reliabilitas diatas, diketahui bahwa pada kolom Cronbach’s

(22)

3.8 Teknis Analisis Data

a. Analisis data angket

Analisis data angket dengan berdasarkan penilaian dari angket respon siswa saat uji coba produk pada skala terbatas dan skala lebih luas dengan menghitung skor yang diperoleh dari penilaian produk yang dikembangkan. Data yang terkumpul berupa data kuantitatif berupa skor dari 1-5 dengan kategori : sangat baik untuk skor 5, baik untuk skor 4, cukup baik untuk skor 2, dan tidak baik untuk skor 1. Skor kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan mengacu pada pedoman konversi skala sebagai berikut:

Tabel 1.18

Acuan Konversi Skala Penilaian

Nilai Interval Skor Kriteria

A 5 > 4,20 Sangat baik/ sangat menarik

B 3,40 < X ≤ 4,20 Baik/ menarik

C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup

D 1,80 < X ≤ 2,60 Kurang/ kurang menarik

E 1≤ 1,80 Sangat kurang/ tidak menarik

Keterangan :

Skor maksimal ideal = 5 X= Rentang nilai Skor minimal ideal = 1

b. Analisis data hasil belajar

(23)

p = x 100 1. Batas minimal nilai ketuntasan

Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan siswa digunakan KKM mata pelajaran IPA di SDN Tlogo dan SDN Simpar.

Tabel 1.19

KKM SDN Tlogo (Uji coba terbatas)

Kriteria ketuntasan Kualifikasi

≥ 68 Tuntas

< 68 Tidak tuntas

Sumber : KKM SDN Tlogo

Tabel 1.20

KKM SDN Simpar (Uji coba lebih luas)

Kriteria ketuntasan Kualifikasi

≥ 70 Tuntas

< 70 Tidak tuntas

Sumber : KKM SDN Simpar

2. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut :

Gambar

Gambar 1.3 Prosedur Penelitian
Tabel 1.5 Acuan Konversi Skala Penilaian Produk
Lembar Kisi-kisi Validasi Produk untuk Ahli Bahan AjarTabel 1.6
Tabel 1.8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemiskinan (UPT-P2K) di Kabupaten Kebumen pada Tahun 2016. Teknik Pengumpulan Data.. Untuk dapat memperoleh data yang valid dan dapat. dipertanggungjawabkan, maka

Setelah peraturan tarif pajak impor itu berlaku, rata-rata devisa impor harian barang-barang tersebut menurun 41,05 persen yaitu dari rata-rata US$31,1 juta pada periode 1

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa merek adalah suatu nama atau simbol atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal

Antara momokan yang sering kedengaran adalah ia adalah sebuah agama baharu (Ong Han Sean 2014), atau merupakan gaya hidup Barat (Hasbullah Awang Chik 2013); kedua, terdapat

Tunas adventif dihasilkan atau terbentuk dari eksplan buku kotiledon lima varietas kedelai yang dievaluasi&#34; Proporsi eksplan yang membentuk tunas adventif (PEMT)

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 18 mei 2014 yang dilakukan pada 10 ibu hamil melalui wawancara di Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

20 Hal ini menunjukkan bahwa dengan memberikan pelayanan kefarmasian yang komprehensif diluar pelayanan kefarmasian umum yang telah diperoleh pasien di fasilitas kesehatan

Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifkasi ini sudah tercakup dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang ditawarkan untuk