28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Seting Penelitian
Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri Sampetan pada semester II
tahun pelajaran 2014/2015. SD ini terletak di Desa Sampetan Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali. Akses menuju SD Negeri Sampetan ini tergolong masih sulit
dikarenakan letaknya yang berada di daerah lereng Gunung Merbabu, sehingga
untuk menuju tempat tersebut harus melewati jalan yang sempit dan berliku.
Selain itu sebagian besar akses jalan yang digunakan untuk menuju ke SD Negeri
Sampetan juga rusak. Karena letaknya yang jauh dari jalan utama tidak ada
kendaraan umum yang menuju secara langsung ke SD tersebut. Meskipun
demikian lokasi SD Negeri Sampetan masih tetap dapat dicapai. Sebagian besar
siswa menuju kesekolah dengan berjalan kaki atau di antar oleh orang tua mereka.
Sedangkan guru dan staf menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat
transportasi.
Suasana di SD Negeri Sampetan sangat tenang. Hal ini dikarenakan
letaknya yang jauh dari perkotaan sehingga tidak terganggu oleh suara bising
kendaraan. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Sampetan adalah 202 siswa yang
terdiri dari 18 siswa kelas 1, 17 siswa kelas 2, 11 siswa kelas 3, 29 siswa kelas 4,
49 siswa kelas 5, dan 27 siswa kelas 6. Staf pengajar SD Negeri Sampetan ini
terdiri dari 9 guru, 3 guru wiyata bakti, 1 penjaga dan 1 kepala sekolah.
Terdapat berbagai fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa.
Fasilitas tersebut terdiri dari sarana dan prasarana yang memadai. Prasarana yang
terdapat di SD Negeri Sampetan terdiri dari gedung sekolah yang dilengkapi
dengan, lapangan sekolah serta ruang kelas yang bersih dan terdapat beberapa
washtafel. Sedangkan sarana yang terdapat di SD ini yaitu tersedianya berbagai
buku yang dapat digunakan siswa untuk belajar.
Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hasil belajar
dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based
Learning (PBL) pada siswa kelas IV SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sampetan
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari
14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas IV SD
Negeri Sampetan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran cenderung pasif dan
pada saat guru menjelaskan materi pelajaran banyak siswa yang ramai sendiri. Hal
tersebut mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah.
Tempat tinggal siswa kelas IV SD Negeri Sampetan berada di sekitar desa
Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Dikarenakan lokasi sekolah
yang berdekatan dengan tempat tinggal siswa, maka sebagian besar siswa kelas IV
menuju ke sekolah dalah berjalan kaki. Latar belakang siswa kelas IV SD Negeri
Sampetan berbeda-beda. Mata pencaharian orang tua siswa juga beragam.
Rata-rata pekerjaan orang tua siswa kelas IV SD Negeri Sampetan adalah petani, buruh
pabrik, hanya 1 saja orang tua siswa yang orangtuanya bekerja sebagai pegawai
negeri sipil. Sebagian besar orang tua siswa belum menyadari arti penting
pendidikan, sehingga mereka kurang memberikan pengawasan kepada anak pada
saat dirumah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tidak
mengerjakan Pekerjaan Rumah yang diberikan guru.
Kelas IV SD Negeri Sampetan di wali kelasi oleh salah satu guru yang
bernama Sugiyartono A.Ma.Pd. Bapak Sugiyartono merupakan guru kelas IV
yang sudah memiliki masa kerja selama 28 tahun di SD Negeri Sampetan.
3.1.3 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April
semester II tahun ajaran 2014/2015. Pada bulan Januari sampai Maret peneliti
kelas siklus I dan siklus II serta dilanjutkan dengan membuat laporan hasil
penelitian.
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas disebut juga dengan variabel independen, sedangkan
variabel terikat disebut juga variabel dependen. Variabel bebas merupakan
variabel yang memperngaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. (Sugiyono, 2013:39)
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendekatan
scientific melalui model Problem Based Learning (PBL). Sedangkan yang
menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Untuk
memberikan arahan yang jelas mengenai definisi masing-masing variabel maka
dibuatlah definisi operasional masing-masing pada sub bab 3.3.
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL)
Penerapan pembelajaran menggunakan Pendekatan scientific melalui
model Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu kegiatan
pembelajaran dimana dalam pelaksanaanya menekankan pada pemberian
masalah melalui tahapan: 1). orientasi siswa pada masalah, 2).
mengorganisasi siswa untuk belajar, 3). membantu investigasi kelompok,
4). mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5). menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menemukan pengalaman belajarnya baik
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari
yang akan diukur adalah hasil belajar yang menyangkut aspek kognitif
yang diperoleh dari skor evaluasi pada akhir pembelajaran IPA.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan prosedur pelaksanaan
penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Kemmis
dan Mc Taggart dalam Rochiati Wiriaatmadja (2005:66) dalam satu siklus
penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan (plan), tindakan
(act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Alur dalam penelitian ini
sesuai dengan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang disajikan dalam
gambar berikut.
Gambar 1: Bagan Model PTK Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)
Berdasarkan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart maka penelitian ini
akan dilaksanakan melalui beberapa siklus sampai indikator proses belajar dan
indikator hasil belajar mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyusun perencanaan (plan). Dalam
tahap ini peneliti menyusun serangkaian persiapan penelitian yang, kemudian
tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan (act) yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah disusun. Bersama dengan
tindakan dalam pembelajaran. Dan yang kemudian berdasarkan hasil
pengamatan-pengamatan pada saat pelaksanaan tindakan dilaksanakan refleksi. Hasil dari
refleksi ini akan digunakan untuk menemukan kekurangan dari siklus I yang
kemudian akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I
Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan. Pada siklus I
materi yang diajarkan adalah tentang faktor-faktor penyebab perubahan
lingkungan fisik. Pada pertemuan pertama rencana yang disusun membahas
tentang faktor penyebab perubahan lingkungan fisik yaitu “hujan” dan “angin”.
Pertemuan kedua membahas tentang penyebab perubahan lingkungan fisik yaitu “cahaya matahari” dan “gelombang air laut”. Pada pertemuan ketiga membahas materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan II kemudian siswa mengerjakan
soal evaluasi akhir siklus I. Berdasarkan pembelajaran menggunakan pendekatan
scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA
maka kegiatan siklus I dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Adapun tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan SK, KD dan indikator pembelajaran IPA berdasarkan
materi IPA yang akan diajarkan.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based
Learning (PBL).
c. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan respon siswa.
d. Menyusun lembar evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus I.
2. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific melalui
model Problem Based Learning (PBL). Pelaksanaan tindakan dilakukan
bersamaan dengan observasi. Pada penelitian ini guru kelas IV berperan
sebagai observer. Observer berperan untuk melakukan pengamatan pada saat
peneliti melaksanakan implementasi dari RPP yang telah disusun. Setelah
melakukan pengamatan selanjutnya observer mencatat hasil pengamatan
tentang aktivitas guru dan siswa pada lembar observasi yang telah disusun oleh
peneliti. Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun gambaran pelaksanaan adalah
sebagai berikut:
I. Kegiatan Awal
a. Mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
b. Melakukan apersepsi.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
e. Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan mengorintasikan siswa
pada masalah.
II. Kegiatan Inti
a. Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang aktivitas belajar
untuk menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal.
b. Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi yang tepat
untuk mencari penjelasan dan solusi.
c. Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa menyiapkan karya yang
sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.
d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
dan ditanggapi kelompok lain
e. Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian masalah,
III. Kegiatan penutup
a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.
c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran I dan II dilakukan
observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan respon
siswa terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan scientific
melalui model Problem Based Learning (PBL). Hasil dari observasi akan
digunakan untuk bahan perbaikan pada siklus berikutnya.
3. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi
pada siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis
terhadap kelebihan dan kelemahan pada pelaksanaan tindakan ini akan
dijadikan sebagai tindak lanjut pada siklus II kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada siklus I kemudian akan diperbaiki pada siklus II. Sedangkan
kelebihan dalam siklus I tetap dipertahankan dalam siklus II.
3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II
Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran juga akan dilakukan 3 kali
pertemuan. Pada pertemuan I siklus II ini materi yang direncanakan akan disampaikan adalah “dampak dan cara penanggulangan banjir dan tanah longsor” kemudian pada pertemuan II siklus II materi yang akan disampaikan adalah “dampak dan cara penanggulangan erosi dan abrasi”, kemudian pada pertemuan ketiga akan membahas materi pada pertemuan I dan II siklus II secara singkat
kemudian dilanjutkan tes evaluasi akhir siklus II. Berdasarkan hasil refleksi
pembelajaran menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based
maka dilakukan perbaikan pada pembelajaran pada siklus II. Peneliti menyusun
rencana pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Adapun tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan berdasarkan refleksi
siklus I.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based
Learning (PBL).
c. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
d. Menyusun lembar evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus II.
2. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi
Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan, setiap
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun gambaran pelaksanaan
adalah sebagai berikut:
I. Kegiatan Awal
a. Mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
b. Melakukan apersepsi.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
e. Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan mengorintasikan siswa
pada masalah.
II. Kegiatan Inti
a. Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang aktivitas belajar
untuk menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal.
b. Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi yang tepat
c. Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa menyiapkan karya yang
sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.
d. Masing-masing kelompok mempresentasikan jawabannya kemudian
ditanggapi kelompok lain.
e. Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian masalah,
mengambil keputusan mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari.
III. Kegiatan penutup
a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.
c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan observasi.
Observasi dilakukan pada pertemuan I dan II siklus II untuk mengamati aktivitas
guru dan respon siswa dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning
(PBL).
3. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi
pada siklus II. Pada siklus II ini, hasil yang diharapkan adalah semua tahapan
pembelajarn menggunakan scientific melalui model Problem Based Learning
(PBL) sudah terlaksana dalam pembelajaran dengan baik, dan terjadi peningkatan
hasil belajar siswa. Apabila hasil yang diharapkan belum nampak, maka akan
dilaksanakan siklus selanjutnya hingga hasil yang diharapkan tercapai.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
ditentukan teknik dan instrumen pengumpulan data, adapun penjabarannya adalah
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas
Tekhnik pengumpulan data pendekatan scientific melalui model Problem
Based Learning (PBL) dilakukan dengan teknik non tes yaitu observasi. Teknik
observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan aktivitas guru dan respon
siswa dalam penerapkan Pembelajaran IPA menggunakan pendekatan scientific
melalui model Problem Based Learning (PBL). Observer bertugas untuk
melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi
kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan.
3.5.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabe Terikat
Tekhnik pengumpulan data variabel terikat yaitu menggunakan tes. Teknik
tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menerapkan
Pembelajaran IPA menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem
Based Learning (PBL). Tes tersebut digunakan untuk mengukur aspek kognitif.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar
observasi untuk mengukur aktivitas guru dan respon siswa pada saat menerapkan
pembelajaran IPA menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem
Based Learning (PBL), dan butir soal tes uraian digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa.
3.5.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas
Instrumen pengumpulan data untuk variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk
mengukur aktivitas guru dan respon siswa dalam menerapkan pembelajaran IPA
dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based
Learning (PBL). Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan tahap pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based
Adapun kisi-kisi pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan
pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) terdapat
pada tabel 6 dan tabel 7.
Tabel 6
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model ProblemBased Learning
No Aspek Indikator Item
1. Melakukan
kegiatan pendahuluan
Guru mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.
1
Guru melakukan apersepsi. 2
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 4
Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan mengorintasikan siswa pada masalah.
5
2. Melakukan
kegiatan inti
Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang aktivitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal.
6
Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.
7
Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.
8
Guru mengatur jalannya presentasi dari masing-masing kelompok.
9
Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian masalah, mengambil keputusan mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari.
10
3. Melakukan
kegiatan penutup
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.
11
Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi. 12
Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Tabel 7
Kisi-kisi Lembar Observasi Respon Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model ProblemBased Learning
No Aspek Indikator Item
1. Melakukan
kegiatan pendahuluan
Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran 1
Siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. 2
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
3
Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing. 4
Siswa memperhatikan masalah yang dimunculkan guru.
5
2. Melakukan
kegiatan inti
Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.
6
Semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok.
7
Siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.
8
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
9
Siswa yang tidak presentasi menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain yang sedang presentasi.
10
Siswa dengan bimbingan guru membahas
penyelesaian masalah, mengambil keputusan
mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari
11
3. Melakukan
kegiatan penutup
Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.
12
Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi. 13
Siswa menyimak informasi mengenai pembelajaran selanjutnya yang disampaikan guru.
14
3.5.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat
Instrumen pengumpulan data untuk variabel terikat adalah tes dalam
bentuk uraian. Tes dilakukan pada pertemuan ketiga masing-masing siklus untuk
mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Kisi – kisi tes hasil
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV (Empat) / II (Dua)
Standar Kompetensi : 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
Kompetensi Dasar : 10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan
gelombang air laut).
Indikator : 1. Menyebutkan berbagai faktor penyebab perubahan lingkungan fisik.
2. Menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan lingkungan fisik.
3. Menjelaskan pengaruh faktor penyebab perubahan lingkungan terhadap daratan (angin, hujan, cahaya
matahari dan gelombang laut).
Tekhnik Pengukuran : Tes Uraian
Indikator Tujuan Pembelajaran Soal
1. Menyebutkan
1. Diberikan gambar tentang
perubahan kenampakan alam siswa dapat Menyebutkan 3 dari 4 faktor penyebab perubahan lingkungan fisik dengan benar.
2. Diberikan gambar tentang
proses terjadinya hujan, siswa dapat mengemukakan proses
1. Amatilah gambar yang terletak di tabel sebelum perubahan
lingkungan fisik dan setelah perubahan lingkungan fisik di bawah ini! Kemudian sebutkan faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan pada kolom yang telah disediakan!
perubahan
3. Disediakan gambar tentang
peristiwa terjadinya angin darat dan angin laut siswa dapat menyebutkan pengertian angin darat dan angin laut serta manfaat angin darat dan angin laut dengan benar.
4. Diberikan kesempatan bercerita
siswa dapat menjelaskan
pengaruh hujan yang
menguntungkan dan merugikan bagi lingkungan fisik dengan benar.
5. Disediakan tabel tentang
pengaruh angin siswa dapat
menjelaskan pengaruh yang
menguntungkan dan merugikan akibat angin dengan benar.
6. Disediakan tabel tentang
pengaruh cahaya matahari siswa dapat menjelaskan pengaruh
cahaya matahari terhadap
lingkungan fisik dengan benar. 7. Diberikan kesempatan bercerita
siswa dapat menjelaskan
pengaruh gelombang air laut
terhadap lingkungan fisik
2. Amatilah gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa lingkungan dapat berubah karena faktor-faktor tertentu. Sebut dan jelaskan 4 faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan!
3. Berdasarkan gambar di bawah ini, ceritakanlah bagaimana proses terjadinya hujan!
4. Berdasarkan gambar di bawah ini, sebutkan pengertian angin darat, kemudian tuliskan salah satu manfaat angin darat!
5. Berdasarkan gambar di bawah ini, sebutkan pengertian angin laut, kemudian tuliskan salah satu manfaat angin
laut!
6. Berdasarkan pengalamanmu sehari-hari, jelaskan 2 pengaruh hujan yang menguntungkan dan 2 pengaruh hujan merugikan bagi lingkungan fisik!
7. Lengkapilah tabel tentang pengaruh angin di bawah ini! Pengaruh angin yang
menguntungkan
Pengaruh angin yang merugikan
8. Lengkapilah tabel tentang pengaruh cahaya matahari di bawah ini! Pengaruh cahaya matahari
yang menguntungkan
Pengaruh cahaya matahari merugikan
10.Sebutkan 3 upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah abrasi! 11.Sebutkan 3 manfaat gelombang air laut yang kamu ketahui!
Tabel 9
Kisi-kisi Soal Post Test Siklus II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV (Empat) / II (Dua)
Standar Kompetensi : 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
Kompetensi Dasar : 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).
Indikator : 1. Menjelaskan dampak perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).
2. Menjelaskan upaya pencegahan kerusakan lingkungan. (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).
Tekhnik Pengukuran : Tes Uraian
Indikator Tujuan Pembelajaran Soal
1. Menjelaskan dampak
mereview pengalaman siswa dapat menjelaskan dampak banjir dengan benar.
2. Diberikan gambar bencana
alam tanah longsor siswa dapat menjelaskan dampak
tanah longsor terhadap
lingkungan fisik dengan
1. Pernahkah kalian melihat banjir secara langsung ataupun di Televisi? Jelaskan 4 dampak banjir yang kamu ketahui!
2. Ceritakan 4 dampak peritiwa yang ditunjukan pada gambar
disamping terhadap lingkungan fisik?
abrasi, banjir, dan
bercerita siswa dapat
mejelaskan 3 cara
pencegahan banjir.
5. Diberikan gambar siswa
dapat menjelaskan cara
pencegahan tanah longsor atau erosi dengan benar.
6. Diberikan kesempatan
bercerita siswa dapat
menjelaskan cara
pencegahan abrasi dengan benar.
dilakukan di daerah yang memiliki lereng miring? Kemukakan 3 dampak jika kegiatan tersebut terus menerus dilakukan di daerah lereng miring?
4. Kemukakan perbedaan pengertian erosi
dan abrasi pada tabel yang telah tersedia di bawah ini!
Perbedaan Pengertian
Erosi Abrasi
Setelah kamu mengemukakan perbedaan erosi dan abrasi, berilah tanda centang (√) pada gambar yang menunjukan peristiwa erosi di kotak yang tersedia!
5. Kemukakan perbedaan erosi dan abrasi pada tabel yang telah tersedia di bawah ini!
Perbedaan Erosi Abrasi
berilah tanda centang (√) pada gambar yang menunjukan peristiwa abrasi di kotak yang tersedia!
6. Ketika terjadi bencana banjir maka banyak aktivitas manusia yang terganggu. Selain itu lingkungan fisik juga akan
mengalami kerusakan. ceritakanlah 3 upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah bencana banjir tersebut?
7. Jelaskan 4 upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari bencana seperti gambar disamping!
8. Berdasarkan pengalamanmu.
Jelaskan 3 upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahadanya erosi di daerahmu!
9. Berdasarkan informasi yang kamu ketahui ceritakan 4 upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah abrasi!
Tabel 10
Rambu-rambu Penilaian Soal Uraian Siklus I
No.
Curah hujan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan banjir.
1
d.Gelombang air laut
Gelombang air laut dapat mengakibatkan abrasi, bencana tsunami, dll.
1
3. a.Air yang berada dipermukaan bumi seperti air laut terkena sinari matahari.
b.Air yang terkena sinar matahari menguap.
c.Uap tersebut lama-kelamaan membentuk awan.
d.Awan bergumpal yang akan menjadi mendung.
e.Perubahan suhu menyebabkan awan mendung
mencair menjadi hujan.
(Siswa menjawab proses terjadinya hujan tetapi tidak tepat dan kurang urut)
2
Tidak benar tidak runtut.
(Siswa menjawab proses terjadinya hujan dengan salah dan tidak urut)
1
4. Angin darat adalah angin yang berhembus dari darat menuju ke laut.
1 3
Angin darat terjadi pada malam hari. 1
5. Angin laut adalah angin yang berhembus dari laut menuju ke daratan.
1 3
Angin laut terjadi pada siang hari. 1
Angin laut dimanfaatkan nelayan untuk kembali ke daratan setelah pergi melaut.
1
6. Pengaruh hujan yang menguntungkan: 4
a. Membantu pertumbuhan tanaman 1
b. Membuat udara menjadi segar. 1
Pengaruh hujan yang merugikan:
a. Menyebabkan bencana banjir. 1
b. Menyebabkan bencana tanah longsor. 1
7. Pengaruh angin yang menguntungkan 4
a. Angin kencang dapat dimanfaatkan untuk
menggerakan kincir angin.
1
b. Angin dapat membuat udara menjadi segar. 1
Pengaruh angin yang merugikan:
a. Angin yang terlalu kencang dapat mengakibatkan kerusakan bangunan.
1
b. Angin yang terlalu kencang dapat menyebabkan korban jiwa.
1
8. Pengaruh cahaya matahari yang menguntungkan: 4
a. Membantu mengeringkan pakaian yang basah. 1
b. Dimanfaatkan tumbuhan untuk melakukan
fotosintesis.
1
Pengaruh cahaya matahari yang merugikan:
a. Menyebabkan kebakaran hutan. 1
b. Menyebabkan batuan menjadi lapuk. 1
9. a. Lebar pantai semakin menyempit. 1 5
b. Menyebabkan kerusakan hutan bakau. 1
c. Merusak ekosistem pantai. 1
d. Merusak keindahan pantai. 1
e. Penduduk yang rumahnya berada di daerah pantai akan kehilangan tempat tinggal
1
10. a. Membuat tanggul-tanggul di daerah pantai. 1 3
b. Menanam tumbuhan bakau di daerah pantai. 1
c. Melestarikan terumbu karang. 1
11. a. Untuk Olah raga air seperti berselancar. 1 3
b. Dapat dijadikan energi alternatif. 1
Tabel 11
Rambu-rambu Penilaian Soal Uraian Siklus II
No Soal
Kunci Jawaban Skor Skor
Maksimal
1. a.Menimbulkan bibit penyakit. 1 4
b.Aktivitas manusia menjadi terganggu. 1
c.Sulit mendapatkan air bersih. 1
d.Lingkungan menjadi kotor.
2. a.Menimbulkan korban jiwa. 1 4
b.Merusak bangunan. 1
c.Merusak lahan pertanian. 1
d.Merusak sarana umum
3. a.Yang akan terjadi = Tanah longsor 1 4
b.Dampak
Dapat merusak lingkungan fisik.
1
Menimbulkan kerugian material. 1
Dapat menimbulkan korban jiwa. 1
4. Perbedaan
a. Erosi
Erosi adalah suatu proses penghanyutan partikel tanah oleh kekuatan air atau angin, dapat terjadi secara alamiah.
2 5
b. Abrasi = Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak.
2
c. Gambar peristiwa erosi adalah gambar A. 1
5. Erosi 5
Penyebab : gelombang air laut 1
Dampak : mengikis lapisan permukaan tanah 1
Abrasi
Penyebab : air hujan 1
Dampak : mengikis batuan di pinggir pantai\ 1
Gambar peristiwa abrasi adalah gambar A. 1
6. a. Tidak membuang sampah sembarangan. 1 3
b. Tdak menebang pohon sembarangan. 1
c. Tidak menyemen semua tanah karena karena bisa
mengurangi resapan air.
1
7. a. Membuat terasering. 1 4
b. Menanam pohon pada lahan yang miring. 1
c. Melaksanakan tebang pilih. 1
d. Tidak mengambil air secara besar-besaran di daerah rawan longsor
1
8. a. Melakukan reboisasi. 1 3
c. Membuat sengkedan 1
9. a. Memasang pemecah gelombang di daerah pantai. 1 4
b. Menanam pohon bakau di pinggiran pantai. 1
c. Pelestarian terumbu karang. 1
d. Pelarangan penggalian pasir di daerah pantai. 1
10. a. Mencegah abrasi. 1 3
b. Mencegah pasir agar tidak ikut hanyut terbawa gelombang air laut.
1
c. Sebagai tempat hidup ekosistem laut, misalnya ikan.
1
3.6 Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Analisis Kesukaran 3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji tiap butir soal
yang nantinya akan digunakan sebagai soal evaluasi setelah pembelajaran IPA
dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based
Learning (PBL) dilaksanakan. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sukardi,
2008:131). Untuk mengetahui tingkat validitas, instrumen terlebih dahulu diuji
cobakan pada 39 siswa kelas V SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen uji validitas dan reliabilitas dengan
bantuan SPSS 16.0 for windows dengan cara mencari korelasi antara
masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan teknik korelasi product
moment. Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total
diperoleh selanjurnya nilai korelasi tersebut tersebut dibandingkan dengan nilai r
table. Jika nilai korelasi yang didapat lebih besar atau sama dengan nilai r tabel,
berarti korelasi bersifat signifikan, artinya instrumen tes dapat dikatakan valid.
Namun jika nilai yang didapat lebih kecil dari nilai r tabel maka soal tersebut
dapat dinyatakan tidak valid.
Untuk mencari nilai korelasi tersebut dilakukan dengan program SPSS 16.0.
Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh nilai
lebih besar atau sama dengan r tabel, berarti korelasi bersifat signifikan, artinya
instrumen tes dapat dikatakan valid. Namun jika nilai yang didapat lebih kecil dari
nilai r tabel maka soal tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Nilai r tabel untuk jumlah responden 39 siswa yaitu 0,316 dengan taraf
signifikan 5%. Jika nilai korelasi ≥ 0,316 menyatakan bahwa soal tersebut valid.
Sedangkan, Jika nilai korelasi < 0,316 menyatakan bahwa soal tersebut tidak
valid. Berikut ini merupakan rekap hasil uji validitas soal pada akhir pembelajaran
siklus I dan siklus II.
Tabel 12
Rekap Hasil Uji Validitas Siklus I
No Soal r hitung Keterangan
Rekap Hasil Uji Validitas Siklus II
Berdasarkan tabel 12, maka dapat dinyatakan bahwa dari 11 soal terdapat 9
soal yang dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung > 0,316 dan 2 soal yang
tidak valid karena memiliki nilai r hitung < 0,316. Adapun butir soal yang valid
adalah item butir nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 11 sedangkan yang tidak valid
adalah butir soal nomor 2, dan 10. Berdasarkan analisis alokasi waktu dalam
kegiatan pembelajaran maka tidak semua soal yang valid akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar pada akhir siklus I. Dari 9 soal yang valid kemudian
ditetapkan 7 soal yang akan digunakan adapun yang akan digunakan yaitu soal
nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8 dan 9.
Selanjutnya berdasarkan hasil rekap uji validitas siklus II yang disajikan
dalam tabel 13 maka, dapat diketahui bahwa dari 10 soal yang telah d ujikan dapat
diketahui terdapat 7 soal yang dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung >
0,316 dan 4 soal yang tidak valid karena memiliki nilai r hitung < 0,316.
Berdasarkan hasil analisis waktu dalam kegiatan pembelajaran maka tidak semua
soal yang valid akan digunakan untuk mengukur hasil belajar pada akhir siklus II.
Dari 7 soal yang valid kemudian ditetapkan 6 soal yang akan digunakan adapun
yang akan digunakan yaitu soal nomor 1, 2, 5, 6, 7, dan 9.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. suatu instrumen
penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang
dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur
(Sukardi, 2008:127). Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows menggunakan Cronbacah Alpha. Kriteria untuk menentukan tingkat
reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan
Mallery sebagai berikut:
≤ 0,7 :Tidak dapat diterima 0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima 0,8 < a ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus
Hasil uji reliabilitas instrumen siklus I dan siklus II akan disajikan pada
tabel 14 dan tabel 15.
Tabel 14
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I
Tabel 15
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II
Berdasarkan tabel hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi yang akan
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa SD Negeri Sampetan menunjukan
nilai Cronbacah Alpha pada instrumen siklus I adalah 0,892 dan nilai Cronbacah
Alpha pada instrumen siklus II adalah 0,880. Sehingga dari hasil uji reliabilitas
instrumen soal, baik siklus I maupun siklus II termasuk dalam tingkat reliabilitas
bagus.
3.6.3 Analisi Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks
(Naniek S dkk. 2013:338). Semakin besar tingkat kesukaran soal berarti soal
tersebut semakin mudah. Demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat
kesukaran soal berarti soal tersebut semakin sukar.
Penghitungan taraf kesukaran butir soal yang akan digunakan pada siklus
I dan siklus II dilakukan dengan cara menghitung proporsi siswa yang menjawab
benar, yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.892 7
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes keseluruhannya (Sumarna
Surapranata 2004:12). Persamaan yang digunakan untuk menelaah tingkat
kesukaran dengan proporsi yang menjawab benar adalah sebagai berikut:
Keterangan:
= tingkat kesukaran
= banyaknya peserta tes yang menjawab benar
N = jumlah peserta
Tingkat kesukaran dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kategori,
yaitu sukar, sedang, dan mudah. Adapun kategori tersebut disajikan pada tabel 16
berikut ini:
Tabel 16
Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Kategori Soal
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71 - 1,00 Mudah
Berdasarkan tabel 16, suatu soal dikategorikan sukar jika hasil uji tingkat
kesukaran antara 0,00 sampai 0,30. Soal dikategorikan sedang jika hasil uji
tingkat kesukaran antara 0,31 sampai 0,70. Sedangkan soal dikategorikan mudah
jika hasil uji tingkat kesukaran antara 0,71 sampai 1,00.
Berdasarkan respon siswa terhadap soal uraian yang telah di uji validitas
dan akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siklus I dan II dimana
masing-masing soal memiliki skor maksimum bervariasi antara 3 sampai dengan 5 maka
klasifikasi item soal yang termasuk dalam kategori mudah, sedang, dan sukar
Tabel 17
Klasifikasi Kesukaran Soal Uraian Siklus I
No Soal Kesukaran Klasifikasi
Mudah Sedang Sukar
Klasifikasi Kesukaran Soal Uraian Siklus II
No Soal Kesukaran Klasifikasi
Mudah Sedang Sukar
dapat diketahui bahwa dari 7 soal siklus I terdapat 1 yang termasuk kategori soal
sukar, yaitu soal nomor 1. 4 soal yang termasuk kategori soal sedang, yaitu soal
nomor 4, 6, 7 dan 8. 2 soal yang termasuk kategori soal mudah, yaitu soal nomor
3 dan 9. Sedangkan pada siklus II dapat diketahui bahwa dari 6 soal terdapat 1
soal yang termasuk kategori soal sukar, yaitu soal nomor 5. 4 soal yang termasuk
kategori soal sedang, yaitu soal nomor 1, 2, 7 dan 9. 1 soal yang termasuk
kategori soal mudah, yaitu soal nomor 6.
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja pembelajaran IPA menggunakan pendekatan scientific
Sampetan kecamatan Ampel kabupaten Boyolali meliputi indikator proses dan
indikator hasil.
3.7.1 Indikator Proses
Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator keberhasilan dari
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam penerapan
pembelajaran IPA menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem
Based Learning (PBL). Penerapan pembelajaran IPA menggunakan pendekatan
scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) dikatakan berhasil jika
semua langkah-langkah dalam proses pembelajaran itu sudah terlaksana
terlaksana dengan baik.
3.7.2 Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian adalah hasil belajar IPA. Penerapan
pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) dinyatakan
meningkatkkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sampetan jika
hasil belajar IPA mencapai 80% dari jumlah keseluruhan siswa dengan memperoleh nilai ≥70.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data yang
diperoleh hasil tes dan data yang diperoleh dari hasil observasi. Adapun teknik
analisis data yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Data Hasil Tes
Data yang diperoleh dari hasil tes atau data kuantitatif dianalisis
menggunakan deskriptif komparatif dengan cara membandingkan hasil
belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal, nilai setelah siklus I dan nilai
setelah siklus II. Untuk dapat membandingkan hasil belajar siswa yang perlu
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai akhir adalah sebagai
berikut:
Nilai akhir yang diperoleh kemudian dianalisis presentase
ketuntasannya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan untuk siswa SD Negeri Sampetan pada mata pelajaran IPA yang
disajikan dalam tabel 19.
Tabel 19
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar SD Negeri Sampetan
KKM Kualifikasi
≥70 Tuntas
<70 Tidak Tuntas
Persentase ketuntasan =
x 100%
2. Analisis Data Hasil Observasi
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Analisis data hasil observasi dilakukan dengan
menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan sesuai sintaks, dilihat dari
keterlaksanaan setiap aspek yang diamati berdasarkan hasil observasi dan