LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA
PERUBAHAN ENTALPI PELARUTAN SUATU ZAT
Oleh :
Dwi ‘Sa Nu
XI IPA 2
SMA NEGERI 2 CIREBON
I.
JUDUL PERCOBAAN
Perubahan Entalpi Pelarutan Suatu Zat
II.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menyelidiki dan menghitung
entalpi (∆H) pada pelarutan urea CO(NH
2)
2dengan aquades H
2O.
III.
DASAR TEORI
KALOR
Kalor adalah energi dalam yang dipindahkan dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah ketika kedua benda disentuhkan (dicampur). Sedangkan energi dalam menyatakan total energi, yaitu jumlah energi kinetik dan energi potensial, yang dmiliki oleh seluruh molekul-molekul yang terdapat dalam benda.
Kalor (panas) berbeda dengan suhu walaupun keduanya berhubungan erat. Misalnya suatu panci air panas lebih banyak mencairkan es daripada nyala sebuah korek api. Jadi walaupun nyala korek api mempunyai suhu yang lebih tinggi tetapi menyimpan kalor yang lebih sedikit. Pengertian kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena perbedaan suhu.
Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat maka temperatur naik, jumlah energi panas Q yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur suatu zat sebanding dengan perubahan temperatur.
Q = C ∆T = m c ∆T
Dengan, Q adalah perubahan kalor (J), m adalah massa zat (kg), c adalah kalor jenis zat (J/Kg K), C adalah kapasitas kalor, dan ∆T adalah perubahan suhu (K)
ASAS BLACK
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"
Qlepas = Qterima
HUKUM HESS
Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.
dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH).
Besarnya perubahan kalor disebut dengan perubahan entalpi (
∆H)
Jenis-jenis perubahan entalpi
1. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( ΔHf o ) = kalor pembentukan
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol senyawa dari
unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar (25oC, 1 atm). Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap.
Satuannya adalah kJ / mol.
Jika perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan ΔHf
Catatan :
ΔHf unsur bebas = nol
Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah1 mol.
Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.
2. Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( ΔHdo )
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi
unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHd. Satuannya = kJ / mol.
Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda.
Menurut Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. “ Pernyataan ini disebut Hukum
Laplace.
3. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( ΔHc o )
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHc.
Satuannya = kJ / mol.
4. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( ΔHn o )
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol
basa oleh asam pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHn.
5. Perubahan Entalpi Penguapan Standar ( ΔHovap)
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHvap.
Satuannya = kJ / mol.
6. Perubahan Entalpi Peleburan Standar ( ΔHofus )
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase
padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHfus.
Satuannya = kJ / mol.
7. Perubahan Entalpi Sublimasi Standar ( ΔHosub )
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHsub.
Satuannya = kJ / mol.
8. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar ( ΔHosol )
Adalah perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut (umumnya air ) pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHsol.
Satuannya = kJ / mol.
Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan.
Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi.
Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis
Sistem merupakan Pusat fokus perhatian yang diamati dalam suatu percobaan. Lingkungan merupakan hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, Sistem dibedakan menjadi 3 macam: 1. Sistem Terbuka
Memungkinkan terjadinya perpindahan energi dan Zat antara sistem dengan lingkungan.
2. Sistem Tertutup
Memungkinkan terjadinya perpindahan energi tetapi, tidak dapat terjadi pertukaran materi antara sistem dan lingkungan
3. Sistem terisolasi
Tidak memungkinkan terjadinya perpindahan energi dan Zat antara sistem dengan lingkungan.
KALORIMETER
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas disebut dengan kalorimeter. Setiap kalorimeter mempunyai sifat khas dalam mengukur panas. Ini terjadi karena kalorimeter tersebut terbuat dari berbagai jenis seperti gelas, polietena dan logam sehingga mempunyai kemampuan menyerap panas yang berbeda.
Kalorimeter menyerap panas, maka tidak semua panas yang terukur. Untuk menentukan berapa banyaknya panas yang diserap oleh kalorimeter beserta
termometernya, sebelum kalorimeter digunakan terlebih dahulu perlu diketahui konstanta atau tetapan kalorimeter yang digunakan dalam percobaan.Salah satu cara untuk
menentukan tetapan kalorimeter adalah dengan mencampurkan volume tertentu air dingin (massa m1dan suhu T1) dengan volume tertentu air panas (massa m2 dan suhu T2). Jika kalorimeter tidak menyerap panas dari campuran ini, maka kalor yang diberikan oleh air panas harus sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikiantetapan kalorimeter(kapasitas panas kalorimeter) dapat ditentukan.Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris didasarkan pada perubahan suhu larutan dan kalorimeter dengan prinsip perpindahan kalor,yaitu kalor yang diberikan sama dengan jumlah kalor yang diserap.
tetapan kalorimeter ini dapat diukur besarnya kalor yang diserap oleh kalorimeter sehingga perubahan kalor dalam reaksi dapat diukur secara keseluruhan.
-
Tumbuk dan menghaluskan urea menggunakan mortar dan alu. Lakukan dengan teliti.-
Siapkan aquades H2O sebanyak 250 mL. Tuangkan ke dalam kalorimeter laluukur dan catat suhunya
-
Masukan 40 gr urea kedalam kalorimeter, lakukan dengan hati-hati. Aduk hingga rata dengan pengaduk-
Ukur dan catat suhu larutan tersebut. Lalu, Amati dengan cermat perubahan suhu pada larutan tersebut.VI.
DATA HASIL PERCOBAAN
Dari percobaan yang kelompok kami lakukan pada hari Senin, 27 Oktober
2014, diperoleh hasilnya seperti tabel berikut :
No.
Suhu Larutan Awal (T
0)
Suhu Larutan Akhir (T
a)
1.
35
oC
27
oC
Dengan,
2.
Massa urea CO(NH
2)
240 gr
3.
Kalor jenis air (c)
4,2 J/gr
oC
VII. ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN
Mr CO(NH
2)
2= 60
Mol 90 gr CO(NH
2)
2= 90/60 = 3/2 mol
Q = m c ∆T
= (m
air+ m
urea) . c
air .∆T
= (250 + 40) . 4,2 . (35 – 27)
= 290 . 4,2 . 8
= 9744 J ~ 3/2 mol CO(NH
2)
2= 6496 J ~ 1 mol CO(NH
2)
2
= 6,496 KJ
∆H = Q/mol
= + 6,496 KJ/mol
reaksi endoterm
VIII. KESIMPULAN
Pelarutan 40 gram urea CO(NH2)2 dengan 250 mL aquades H2O menimbulkan reaksi
endoterm yaitu, perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem sebanyak +6,496 KJ/Mol. Sehingga, suhu larutan mengalami penurunan.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
https://harycahyadi.wordpress.com/2012/04/17/praktikum-perubahan-entalpi-dan-kalorimeter/
http://id.wikipedia.org/wiki/Asas_Black
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess
http://yolyolyolanda.wordpress.com/02-kimia/termokimia/