• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER II TRANSLATION AND ITS SOURCE TEXT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "CHAPTER II TRANSLATION AND ITS SOURCE TEXT"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

CHAPTER II

TRANSLATION AND ITS SOURCE TEXT

A. Target Text [9.1] Colin

[9.2] “Sungguh?” teriak Evan sambil bersandar pada pagar beranda, sedangkan Colin berjalan melewati halaman.

[9.3] “Kamu lari lagi?”

[9.4] Colin masih benapas tersengal-sengal ketika dia berbelok menuju ke beranda, yang pada akhirnya berjalan perlahan. Dia melepaskan bajunya untuk mengusap wajahnya sebelum kemudian melemparkannya ke temannya. “Saya belum berlari hari ini.”

[9.5] “Kamu sudah berolahraga sore ini, dan pagi ini.” [9.6] “Itu hanya di gym.”

[9.7] “Jadi?”’

[9.8] “Itu tidaklah sama,” jawabnya, mengetahui bahwa Evan sangatlah tidak peduli tentang hal itu atau yang lainnya. Malah dia berjalan menuju pintu depan.

[9.9] “Mengapa kamu tidak di dalam saja bersama Lily?” [9.10] “Karena rumah saya bau.”’

[9.11] “Apa hubungannya dengan saya?”

[9.12] “Bagaimana mengenai kenyataan bahwa saya dapat mencium bau keringat dari bajumu yang seperti katak hijau busuk itu terhembus melalui ventilasi? Daripada kamu berlari, sebaiknya kamu mencuci bajumu. Atau lebih baik, kamu harus memulai mencucinya secara rutin. Sebenarnya Lili berpikir bahwa ada ada tikus mati di dapur. Atau saluran airnya tersumbat.

[9.13] Colin tersenyum. “Saya akan memperbaikinya.”

[9.14] “Segeralah. Kemudian temui saya lagi di sini. Lily ingin berbicara denganmu.” [9.15] “Ada apa?”

[9.16] “Saya tidak tahu. Dia tidak mau memberitahuku. Tapi mungkin menurutku itu tentang pacarmu.”

[9.17] “Saya tidak punya pacar.”

(2)

[9.20] “Karena dia adalah Lily,” kata Evan, terdengar gusar. “Dia mungkin ingin bertanya apakah kamu telah menuliskan sebuah kartu ucapan untuk Maria dengan huruf yang menarik. Atau dia akan menawarkan bantuan padamu untuk memilih kain saputangan untuk ulang tahun Maria. Atau dia ingin memastikan bahwa kamu menggunakan sendok yang benar untuk supmu jika kamu mengajaknya ke klab kuno. Kamu tahu bagaimana dia. Tetapi tadi dia membawa pulang tas lebih dari satu, dan dia tidak mau mengatakan padaku apa isinya.” [9.21] “Mengapa tidak?”

[9.22] “Berhenti menanyakan pertanyaan yang tidak bisa kujawab!” desah Evan. “Yang aku tahu dengan pasti adalah bahwa jika setiap kali saya ingin bergerak, dia menyuruhku untuk menunggu. Itu semua karena kamu. Dan kamu tahu, saya tidak menyukainya. Saya sangat menantikan malam ini. Saya membutuhkan malam ini. Hari ini adalah hari yang buruk.” [9.23] “Baiklah.”

[9.24] Evan mengerutkan dahinya mendengar jawaban Colin.

[9.25] “Mengapa hari ini sangat buruk?” tanyanya, menirukan Colin. “Astaga! Terima kasih sudah bertanya, Colin. Saya hargai kepedulianmu dengan keadaan saya.” Dia menatap temannya itu.

[9.26] “Pagi ini ada laporan pekerjaan yang buruk, dan pasar sangatlah penuh. Meskipun saya tidak memiliki kontrol pada hal itu, sepanjang hari saya mendapat telepon dari klien-klien yang kecewa. Kemudian saya pulang ke rumah dan rumah saya aromanya seperti lemari loker, dan sekarang saya harus menunggu dia untuk berbincang denganmu sebelum malam saya benar-benar dimulai.”

[9.27] “Biarkan saya ganti baju dulu. Saya akan ada di sini beberapa menit lagi.”

[9.28] “Saya harap tidak,” Lily berkata pada Colin, tiba-tiba muncul di sebelah Evan yang sedang berada di beranda, dengan mengenakan terusan kuning. Dia menyelipkan tangannya pada tunangannya dan tersenyum padanya dengan manis.

[9.29] “Kamu tidak berpikir dia akan datang tanpa mandi dahulu bukan, Evan? Pria malang ini sudah basah kuyup. Tentu saja kita bisa menunggunya beberapa menit lagi. Hanya sekedar memperbolehkannya untuk mengganti bajunya tidak akan cukup.”

[9.30] Ketika Evan tidak menjawab, Colin menelan ludah. “Dia benar, Evan. Itu tidak pantas.”

[9.31] Evan terbelalak. “Baiklah. Mandi dan cucilah bajumu, kemudian datanglah kemari,” [9.32] “Oh, jangan terlalu keras padanya,” omel Lily. “Bukan salahnya kalau kamu salah menginvestasikan uang klienmu pada perusahaan yang tidak tepat.”

(3)

[9.34] “Saya tidak menginvestasikannya di perusahaan yang salah! Itu bukanlah salahku! Semuanya berantakan hari ini.”

[9.35] “Saya hanya menggodamu, sayang,” kata Lily perlahan-lahan. “Saya tahu hari ini buruk untukmu dan itu bukanlah salahmu. Artinya Pak Pasar tua sedang memanfaatkanmu, bukankah begitu?”

[9.36] “Kamu tidak membantu.” Kata Evan.

[9.37] Lily mengalihkan perhatiannya pada Colin lagi.

[9.38] “Sudahkah kamu berbicara pada teman wanitamu hari ini?” tanyanya. [9.39] “Saya berbicara dengannya sebelum berlari tadi.”

[9.40] “Apakah kamu membawakannya bunga ke kantor seperti yang saya anjurkan?” [9.41] “Tidak.”

[9.42] “Permen?” [9.43] “Tidak.”

[9.44] “Apa saja yang akan saya lakukan denganmu?” [9.45] “Saya tidak tahu.”

[9.46] Lily tersenyum sebelum menarik tangan Evan. “Kami akan menemuimu dalam beberapa menit lagi ya?”

[9.47] Colin memperhatikan mereka berjalan ke dalam sebelum masuk ke apartemennya. Dia langsung menuju kamar mandi dan menambahkan baju-bajunya ke atas tumpukan cucian, sadar bahwa Evan benar. Tumpukan baju-baju itu berbau tajam. Dia mulai mencuci beberapa bajunya dan bergegas mandi.

[9.48] Beberapa saat kemudian, dia mengenakan celana jins dan kaos sebelum pergi ke rumah Evan.

[9.49] Evan dan Lily sedang duduk bersebelahan di sofa. Diantara mereka berdua, terlihat jelas bahwa hanya Lily yang senang Colin sudah ada di sana.

[9.50] “Colin! Saya sangat senang kamu bisa bergabung dengan kami,” kata Lily, bangkit dari tempat duduknya, sangat jelas mengabaikan bahwa mereka baru saja berbincang-bincang. “Mau minum apa?”

[9.51] “Air putih.”

[9.52] “Evan? Maukah kamu mengambilkan Colin segelas air putih?”

[9.53] “Mengapa?” tanya Evan, bersandar kembali, lengannya berada di atas sofa. “Dia tahu letaknya. Dia bisa mengambilnya sendiri.”

[9.54] Lily beralih menatapnya.

(4)

[9.56] “Saya tidak memintanya untuk berkunjung, kamulah yang memintanya.” [9.57] “Evan?”

[9.58] Cara dia memanggil nama Evan membuat Evan mengerti bahwa dia tidak mempunyai pilihan lain.

[9.59] Mengenai cara memanggil namanya dan tentu saja penampilannya. Dia adalah wanita tercantik yang pernah dekat dengan Evan, tetapi dia juga sangat pandai menggunakan penampilannya untuk kepentingannya.

[9.60] “Baiklah,” gerutunya, bangkit dari sofa. [9.61] “Saya akan membawakannya segelas air.” [9.62] Evan melesat menuju ke dapur.

[9.63] “Tolong bawakan es,” teriak Colin.

[9.64] Evan mengernyitkan dahi sebelum Colin duduk di kursi yang berhadapan dengan Lily. [9.65] “Bagaimana keadaanmu malam ini?” tanyanya.

[9.66] “Baik.” [9.67] “Dan Maria?”

[9.68] Tadi melalui telepon, Maria memberitahu apa yang terjadi dengan atasannya, Ken Martenson, dan ketika dia mendengarkan, Colin menyadari bahwa rahangnya mengencang saat mendengarnya. Walaupun dia berusaha agar suaranya tetap terdengar wajar, dia telah membayangkan sedang berbincang dengan Ken, percakapan yang akan membuatnya berhenti mengganggunya. Dia belum mengatakannya pada Maria, tetapi ketika dia sadar dia geram setelah menutup teleponnya, dia melemparkan peralatan olahraganya kemudian pergi berlari. [9.69] Sebelum dia menyelesaikan larinya dia belum merasa waras kembali.

[9.70] Tetapi itu bukanlah yang Lily tanyakan kepadanya. [9.71] “Saya berbincang dengannya sedikit tadi.”

[9.72] “Dan apakah dia baik-baik saja?”

[9.73] Dia memikirkan tentang situasi pekerjaannya, tetapi bukan haknya untuk menceritakan informasi tersebut. Itu adalah hidup Maria, ceritanya, bukan milik Colin.

[9.74] “Saya rasa dia senang mendengar kabar saya,” katanya dengan jujur. [9.75] “Kamu belum menelepon dia?”

[9.76] “Saya menelponnya Minggu malam. Setelah saya berbicara denganmu dan Evan.” [9.77] “Dan kamu tidak menelponnya pada hari Senin atau Selasa?”

[9.78] “Saya sedang bekerja.”

(5)

[9.80] “Ya.”

[9.81] “Tapi tidak kamu lakukan.”

[9.82] “Tidak. Tetapi kami akan pergi makan siang besok.” [9.83] “Benarkah? Saya harap ke tempat yang spesial.” [9.84] “Saya belum memikirkannya.”

[9.85] Lily tidak segan menyembunyikan kekecewaannya. Evan kembali masuk ke ruang tengah dengan membawa segelas besar air es. Dia memberikannya pada Colin.

[9.86] “Terimakasih, Evan,” kata Colin. “Kamu tidak perlu melakukannya. Saya bisa mengambilnya sendiri.”

[9.87] “Haha,” jawab Evan sambil kembali duduk. Kemudian beralih pada Lily: “Sekarang apa yang ingin kamu katakan padanya?”

[9.88] “Kami sedang membicarakan tentang kencan makan siangnya besok. Colin telah memberitahu saya bahwa dia dan Maria akan makan bersama.”

[9.89] “Saranku? Pastikanlah bahwa mobilmu bisa dinyalakan,” kata Evan. [9.90] Lily melirik tidak setuju ke arah Evan.

[9.91] “Perhatianku tertuju pada kencannya akhir pekan ini, dan saya ingin mendiskusikannya dengan dia.”

[9.92] “Mengapa?” tanya Evan.

[9.93] “Karena saat malam pertama yang sesungguhnya bersama pasangan adalah waktu paling berpengaruh dalam suatu hubungan,” sahutnya dengan jelas.

[9.94] “Colin secara sederhana sudah mengundang Maria makan malam atau mungkin berjalan-jalan di kota, saya tidak ada kekhawatiran sama sekali. Atau dia telah mengusulkan kita berempat untuk pergi bersama, saya yakin perbincangan itu akan sangat bertautan sehingga Maria akan mendapatkan malam yang indah. Ohh.. Colin akan melakukan dengan caranya sendiri dan mengajak Maria ke kelab, walaupun saya yakin hal itu sudah disampaikan.”

[9.95] Evan mengangkat alisnya. [9.96] Colin tidak berkata apapun.

[9.97] Lily memusatkan perhatiannya pada Colin kembali. “Saya memintamu untuk berkunjung kemari malam ini karena saya penasaran apakah kamu sudah memiliki pengalaman atau sekedar familiar dengan tarian salsa.”

[9.98] “Tidak.”

(6)

[9.100] “Itulah yang disebut menari,” potong Evan tanpa mempedulikan tunangannya.

[9.101] “Tarian salsa hanya dapat dinikmati apabila pasangan tersebut berlatih bersama,” jelasnya. “Tapi karena hal itu tidak mungkin pada situasi seperti ini, kamu harus melakukan yang terbaik yang kamu bisa, dan ada beberapa hal yang harus kamu ketahui. Misalnya bagaimana cara kamu menggerakkan kakimu, atau berputar dengan pasanganmu, atau menawarkan dia kesempatan untuk terpisah kemudian menampilkan beberapa tariannya sendiri, semua itu membuat tarian tersebut menjadi bagian dari tarian yang alami dan luwes. Apabila kamu tidak melakukan hal tersebut, akan menjadi tidak mungkin untuk membuatnya terkesima.”

[9.102] Evan tertawa. “Kata siapa dia ingin membuatnya terkesima? Colin tidak peduli apa yang orang lain pikirkan—“

[9.103] “Lanjutkan,” kata Colin, memotong perkataan Evan.

[9.104] Evan melihatnya dengan terkejut sedangkan Lily menegakkan posisinya.

[9.105] “Saya senang kamu mengerti dilema yang kamu hadapi. Apa yang sedang saya coba katakan padamu adalah bahwa kamu sebaiknya belajar dasar-dasarnya.”

[9.106] Beberapa saat, baik Colin maupun Evan terdiam. [9.107] “Dan bagaimana dia mempelajari dasar-dasar tersebut? [9.108] Evan akhirnya berkata.

[9.109] “Kita hidup di Wilmington. Saya ragu ada instruktur salsa yang bersedia mengosongkan jadwalnya di beberapa hari mendatang sehingga temanku ini tidak akan mempermalukan dirinya sendiri.”

[9.110] Lily beranjak, mengambil tas kecil yang telah diletakkan di sebelah sofa dan mengeluarkan setumpuk CD.

[9.111] “Ini adalah kumpulan kaset salsa, dan kamu harus mendengarkannya. Saya menghubungi pelatih tari lama saya dan akan sangat sangat senang untuk mengirimkan beberapa contoh. Tidak ada yang terbaru tetapi itu tidaklah penting. Salsa lebih tentang kecepatan dan ritme – iramanya, biasa disebut – daripada melodinya. Dan untuk instrukturnya, saya akan merasa sangat senang untuk membantu Colin untuk mempelajari apa yang harus dia ketahui.”

[9.112] “Kamu tahu bagaimana menari salsa?” tanya Evan.

[9.113] “Tentu saja,” sahutnya. “Saya menari hampir dua belas tahun lamanya, dan pada beberapa saat tertentu kami akan fokus pada tarian alternatif.”

(7)

[9.115] “Saya tumbuh di Charleston. Semua selain tarian shag atau tarian wals tergolong sebagai alternatif,” katanya sambil berpikir bahwa hal seperti ini masyarakat bagian selatan pasti akan tahu.

[9.116] “Tapi sungguh, Evan. Kamu harus membiarkan Colin bertanya. Dia tidak mendapat kesempatan untuk berkata sepatah pun.” Dia beralih pada Colin. “Apakah kamu mengijinkan saya untuk menjadi instrukturmu beberapa hari ke depan?”

[9.117] “Berapa banyak waktu yang kita butuhkan?”

[9.118] “Saya akan menunjukkan padamu beberapa hal malam ini – langkah-langkah dan gerakan-gerakan dasar, pergantian, dan bagaimana membawa pasanganmu berputar – jadi kamu mengetahui apa yang akan kamu kerjakan. Setelah itu, kita akan membutuhkan tiga jam besok malam, dan tiga jam lainnya pada hari Jumat malam. Setelah saya selesai bekerja kemudian berganti pakaian, kita akan mulai sekitar pukul enam. Dan tentu saja, kamu harus berlatih di waktu senggangmu sebelum kamu datang kemari.”

[9.119] “Apakah itu cukup?”

[9.120] “Waktunya tidak cukup untuk menjadi penari yang baik, atau paling tidak rata-rata. Untuk menjadi penari yang benar-benar handal membutuhkan waktu tahunan. Tetapi apabila kamu sungguh-sungguh dan melakukan apa yang saya katakan kepadamu, itu cukup untuk kencanmu di hari Sabtu.”

[9.121] Colin meneguk airnya, tidak langsung menjawab.

[9.122] “Jangan katakan padaku kamu benar – benar memikirkannya“ kata Evan padanya. [9.123] “Tentu saja dia memikirkannya dia tahu saya benar.”

[9.124] Colin mengarahkan gelasnya ke atas pangkuannya.

[9.125] “Baiklah,” katanya. “Tapi saya harus meminta seseorang untuk menggantikan pekerjaan saya pada Jumat malam.”

[9.126] “Bagus.” Lily tersenyum.

[9.127] “Tunggu,” kata Evan, berpaling pada Lily. “saya pikir kita akan pergi berkencan hari Jumat.”

[9.128] “Saya mohon maaf, tetapi saya baru saja akan membatalkannya. Seorang teman membutuhkan bantuan saya, dan sejujurnya saya tidak bisa menolaknya. Dia sangat manis saat memohon.”

[9.129] “Yang benar saja? Saya tidak mendapatkan sesuatu?”

[9.130] “Tentu saja ada,” sahut Lily. “Kamu juga akan berada di sini pada kedua malam tersebut, seperti malam ini.”

(8)

[9.132] “Dimana lagi?”

[9.133] “Saya tidak tahu. Studio tari, mungkin?”

[9.134] “Jangan bodoh. Kita tidak memerlukannya, tapi saya akan membutuhkan kamu untuk memindahkan perabotan di ruang tengah. Kamu benar tentang kami membutuhkan ruang untuk berlatih. Dan kamu juga akan bertanggung jawab untuk musiknya – memundurkan atau memajukannya seperti yang saya suruh, memutar ulang kembali lagunya, hal-hal seperti itu. Kami benar-benar harus memaksimalkan waktu yang ada. Kamu akan menjadi tangan kanan saya.”

[9.135] Tangan kanan?”

[9.136] Dia tersenyum pada Colin. “Apakah saya sudah berkata bahwa tarian salsa benar-benar dapat membuat wanita merasa... bergairah? Dan perasaan itu dapat bertahan berjam-jam setelahnya?”

[9.137] Evan menelan ludah, menatapnya. “Saya akan membantu dengan senang hati.” [9.138] “Kamu dibodohi seperti pakaian murahan,” kata Colin. Dia dan Evan sedang memindahkan perabotan ke sisi lain ruangan ketika Lily pergi ke kamar untuk mengambil sepasang sepatu, yang patut dengan hak yang tepat, dan mengganti bajunya. Lily tidak pernah melakukan apapun dengan setengah hati.

[9.139] “Apapun itu demi menolong teman.” [9.140] Colin tersenyum. “Baik.”

[9.141] “Dan setelah kita selesai, kamu akan membantu saya untuk mengembalikan perabotan seperti semula.”

[9.142] “Baik.”

[9.143] “Dan kamu tidak akan meminta untuk tinggal lebih lama untuk berlatih. Kamu pulang dari sini pukul sembilan tepat.”

[9.144] “Baik.” Kemudian mereka menyingkirkan perabotan. “Saya tidak mengerti bagaimana cara dia berkata padaku untuk melakukan ini.”

[9.145] Colin mengangkat bahunya. “Saya pikir saya punya ide bagus.”

[9.146] Saat perabotan sudah disingkirkan dan area sudah tersedia, Lily menarik Colin ke tengah ruangan. Evan duduk di sofa dengan wajah murung, buku-buku, lampu, dan bermacam-macam hiasan rumah yang terletak di atas bantal ada di sebelahnya. Lily telah berganti mengenakan celana jins putih ketat, baju merah, dan sepasang sepatu yang mungkin saja harganya melebihi gaji Colin selama seminggu. Walaupun dia adalah tunangan Evan dan teman Colin, Colin sadar bahwa Lily benar-benar memiliki daya tarik.

(9)

[9.148] “Ssshh, diam sekarang,” Lily berkata padanya dengan sungguh-sungguh. “Kamu mungkin sedang membayangkan kenapa saya berganti pakaian,” dia berkata pada Colin. [9.149] “Tidak juga,” sahut Colin.

[9.150] “Saya ganti pakaian supaya kamu bisa melihat pergerakan kaki saya. Seperti apa yang telah saya katakan, saya akan menunjukkan padamu hal yang paling mendasar, yang merupakan dasar dari salsa. Hal yang dapat kamu jadikan sebagai landasan, apapun yang Maria lakukan. Bisa dipahami?”

[9.151] “Ya.”

[9.152] “Sebelum kita mulai, saya mengasumsikan bahwa Maria tahu bagaimana menari salsa.”

[9.153] “Dia berkata padaku dia dulu menari sepanjang waktu.”

[9.154] “Sempurna.” Lily berpindah ke sebelah Colin, mereka berdua menghadap ke jendela, memperkenankan Evan melihat.

[9.155] “Hal itu berarti bahwa dia dapat mengikuti langkahmu. Apakah kamu siap? [9.156] “Ya.”

[9.157] “Kalau begitu lihatlah kaki-kakiku dan lakukan persis seperti apa yang saya lakukan,” katanya. “Melangkah menggunakan kaki kirimu – itu yang pertama – lalu tumpukan berat badanmu pada jari kaki kanan mu – itu yang kedua – sekarang bawa kaki kirimu kembali pada saat seperti posisi awal – itu ketiga – dan jeda sejenak untuk iramanya – itu keempat.” Dia memperagakan dan Colin melakukan hal yang sama. “Sekarang melangkah ke belakang dengan kaki kananmu – itu kelima – tumpukan berat badanmu pada jari kaki kanan – keenam – lalu bawa kaki kananmu kedepan ke posisi awal lagi – ketujuh – dan jeda lagi untuk iramanya. Itu yang kedelapan. Dan selesai.”

[9.158] Lagi, Colin mengikuti langkahnya. [9.159] “Itu saja?”

[9.160] Dia mengangguk. “Ayo kita coba lakukan lagi ya?”

[9.161] Mereka melakukannya lagi dan lagi, mengulang gerakan-gerakan itu terus menerus sambil Lily menghitung satu sampai delapan dan beberapa kali latihan lagi. Kemudian perlahan-lahan kecepatannya dinaikkan, lalu berlanjut tanpa menghitung. Mereka beristirahat sejenak, lalu mulai lagi dari awal secara perlahan, kemudian secara berkala menaikkan kecepatan mereka lagi. Begitu Colin terlihat memahaminya, Lily berhenti dan memperhatikan Colin melanjutkan latihannya.

(10)

kamu masih bergerak seperti barisan orang-orang kasar yang melewati rawa. Kamu harus lebih lembut, seperti bunga yang sedang mekar perlahan-lahan. Pertahankan ketinggian bahumu di setiap langkah.”

[9.163] “Bagaimana saya melakukannya?”

[9.164] “Gunakanlah pinggulmu,” katanya. “Seperti ini.”

[9.165] Saat dia menunjukkan pada Colin yang dia maksudkan – lincah dalam gerakan, pinggulnya bergemulai ke depan dan belakang, bahunya sama tinggi di seluruh bagian – Lily benar apabila menari dapat membuat bergairah. Dari sudut matanya, Colin melihat Evan menegakkan duduknya dan memperhatikan Lily, tanpa sepengetahuan Lily.

[9.166] “Jadi sekarang, mari kita lakukan hal yang sama lagi, kali ini dengan musik, dan konsentrasilah untuk lebih lembut.” Dia berpaling pada Evan, “Sayang? Maukah kamu memutarkan lagi musiknya?”

[9.167] Evan menggelengkan kepalanya seperti orang yang sedang berusaha bangun dari mimpinya.

[9.168] “Apa? Apakah kamu mengatakan sesuatu?”

[9.169] Mereka berdansa selama kurang lebih dua jam. Sebagai tambahan dari latihan dasar, Colin berlatih bagaimana cara berputar, dan pada saat itu, mereka mulai berdansa bersama. Lily menunjukkan pada Colin dimana dia harus meletakkan tangan kanannya (pada bagian atas pinggangnya, tepat di bawah lengannya, dia mengingatkan dirinya sendiri), dan Lily menunjukkan padanya bagaimana caranya membawa Lily pada tiga perputaran yang berbeda dengan membuat sedikit isyarat dengan tangan kirinya, yang mengharuskan dia untuk mengambil beberapa langkah yang sedikit berbeda sebelum akhirnya kembali lagi pada gerakan kaki dasar.

[9.170] Melalui itu semua, Lily mengingatkan Colin agar lebih luwes dan lebih menggunakan pinggulnya, membuat kontak mata dengan pasangannya, tetap pada ritme sesuai dengan irama, berhenti berhitung dengan keras, dan tersenyum. Berdansa membutuhkan konsentrasi lebih dari yang ia bayangkan. Setelah itu, mereka mengembalikan perabotan kembali pada tempatnya dan Colin berpamitan. Lily menggenggam tangan Evan ketika Colin melangkah ke beranda.

[9.171] “Kamu melakukannya dengan baik malam ini,” kata Lily. [9.172] “Kamu memiliki irama natural ketika menari.”

[9.173] “Hampir seperti tinju,” katanya.

(11)

[9.176] “Jam enam tepat,” sahutnya. Dia memberikan sebuah CD.

[9.177] “Ini untukmu. Besok, kapanpun saat kamu memiliki waktu luang, saya minta kamu melatih langkah-langkahmu dan cobalah untuk berputar seakan-akan kamu akan membawa pasanganmu berputar. Konsentrasilah pada isyarat tanganmu, dan cobalah untuk meluweskan gerakanmu. Akan menjadi sangat tidak produktif apabila kita harus mengulangnya dari awal.”

[9.178] “Baiklah,” katanya. “Oh, Lily?” [9.179] “Ya?”

[9.180] “Terima kasih,” jawabnya. [9.181] “Sama-sama, Colin.”

[9.182] Lily tersenyum, “Saya pasti telah lengah, bagaimanapun, jika saya tidak mengambil kesempatan untuk menyampaikan persoalan lain yang baru-baru saja muncul.”

[9.183] Colin menunggu dengan harapan.

[9.184] “Mengenai kencan makan siangmu besok dengan Maria, saya yakin saya tidak perlu untuk mengingatkanmu kalau kamu harus menemuinya secara professional, yang membutuhkan pakaian yang lebih formal. Saya juga tidak berharap untuk mengingatkanmu walaupun kamu amat sangat mencintai mobilmu itu, tidak ada yang lebih mengundang perhatian dari interior yang kusut, atau mesin yang tidak mau menyala. Apakah asumsi saya benar?”

[9.185] Saya telah memperbaiki mobil saya untuk alasan selain Maria, tetapi sekarang saat kamu mengatakannya…

[9.186] “Ya,” sahut Colin.

[9.187] “Saya senang mendengarnya,” kata Lily, sambil mengangguk. “Seorang wanita, memiliki harapan tertentu atas keramahan. Nah, sejauh bunga bermekaran… apakah kamu sudah memutuskan akan membawa apa? Mengetahui bahwa buket bunga yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula?”

[9.188] Lily terdengar bersungguh-sungguh sehingga membuat Colin sulit untuk tidak tersenyum.

[9.189] “Apa rekomendasimu?”

(12)

[9.191] Colin mengangguk. “Saya paham.”

[9.192] “Mungkin sebuah buket bunga bernuansa musim gugur yang sederhana? Dengan perpaduan warna mawar kuning, bunga dahlia yang kecoklatan, dan mungkin beberapa tangkai bunga hypericum berwarna merah?” Dia mengangguk dengan penuh pertimbangan. “Ya, itu menamparku dengan sangat jelas saat ini, bukankah begitu menurutmu?”

[9.193] “Tidak diragukan.”

[9.194] “Dan pastikanlah untuk memesannya di toko bunga Michael. Dia benar - benar seniman yang hebat dalam merangkai bunga. Telepon dia pagi hari dan sebutkan namaku, dia akan tahu apa yang harus dilakukannya.”

[9.195] Evan menyeringai, dengan jelas dia menikmati peristiwa ini dan mungkin beranggapan bahwa Colin tidak akan jauh berbeda dengannya saat dia berhadapan dengan Lily dan permintaannya. Dan karena Evan mengetahui Colin lebih dari siapapun, Colin akhirnya mengangguk.

[9.196] “Baiklah.”

[9.197] Di pagi hari, Colin bangun lebih pagi dan dengan senang hati mengetahui bahwa mobil Camaro tuanya dapat menyala sejak pertama kali dinyalakan. Dia berolahraga dengan keras di gym – plyometrics dan angkat barbell, lompat tali, dan beberapa saat berlatih dengan samsak yang berat dan kuat. Dalam perjalanan pulang ke apartemennya, dia berhenti di sebuah tempat pencucian mobil dan membersihkan debu dari mobilnya. Di rumah, dengan otot-ototnya yang masih hangat dan kencang, dia memperhatikan salah satu CD yang diberikan oleh Lily dan menghabiskan satu setengah jam berlatih langkah-langkah salsanya, terkejut bahwa dia tidak melupakan satu gerakan pun. Dia terkejut lagi saat dia dapat berkonsentrasi penuh pada hal itu.

(13)

satu kelas di hari Senin dan Kamis. Beberapa menit kemudian, dia menelpon toko bunga dan memesan sebuah buket bernuansa musim gugur, apapun itu. Dari sana dia berjalan dengan susah payah menuju ke kelas manajemen, sadar bahwa dia belum berhenti bergerak sejak alarm berbunyi, bajunya akan sobek.

[9.200] Kelas terakhirnya berakhir pada pukul dua belas kurang seperempat. Pada saat itu, matahari sedang tinggi-tingginya, dan dengan musim panas yang menggantung itu, dia berjalan perlahan ke mobilnya, mencoba untuk tidak berkeringat. Dia berhenti di toko bunga dalam perjalanannya ke alamat yang dituju. Maria telah memberikan alamat itu pada Colin, dan seperti takdir sedang bermain-main dengannya, memerlukan dua putaran kunci dan sedikit usaha pada pedal agar mesin mobilnya mau menyala. Yang dapat ia lakukan hanyalah menyilangkan kedua jarinya.

[9.201] Martenson, Hertzberg & Holdman menempati gedungnya sendiri, bangunan yang cenderung modern berjarak beberapa meter dari Cape Fear River dan tepat berada di tengah-tengah wilayah yang bernuansa kuno, dengan area parkir di kedua sisi gedung itu. Pada kedua sisinya dan juga di seberang jalannya, gedung gedung itu menyatu, salah satu bernuansa bebatuan terlihat padu satu sama lain, bagian depan terlihat jelek. Dia menepi pada suatu sisi hanya beberapa petak dari mobil Maria, dan bersebelahan dengan Corvette merah mengkilap. [9.202] Dia menggapai bunganya – teringat pada Lily dan perkataannya tentang harapan tertentu – kemudian memikirkan tentang Ken dan permasalahan yang dia timbulkan. Dia berpikir jika pria itu muncul di dekatnya; dia ingin menunjukkan siapa dirinya. Ketika dia mengunci pintu mobilnya, tiba-tiba dia melihat seluruh waktunya pagi ini merupakan hitungan mundur menuju ke waktu dimana dia dapat bertemu dengan Maria lagi. Yang lebih mengejutkan lagi bagi dirinya sendiri, dia telah merindukan Maria.

BAB 10 [10.1] Maria

[10.2] Ketika Barney mengasingkan dirinya di kantornya, menyiapkan dirinya untuk persidangannya, Maria mengerjakan dua pekerjaan. Dia menghabiskan sepanjang paginya dengan beberapa klien, memberikan yang terbaik untuk memastikan setiap kliennya merasa bahwa kasus mereka masihlah menjadi prioritasnya.

(14)

meskipun begitu hanya hal itulah yang dapat Maria lakukan untuk tetap terjaga, menyibukkan diri bermanfaat baginya agar dia tidak terlalu meributkan kencan makan siangnya.

[10.4] Atau lebih tepatnya, tentang bagaimana reaksi orang tuanya ketika mereka bertemu dengan Colin. Untuk sebuah permulaan – dan tidak seperti Luis – Colin adalah orang baru, dan walaupun itu bukan menjadi hal yang dipermasalahkan bagi orang-orang pada generasi Maria, orang tuanya mungkin saja akan terkejut. Dengan mengijinkan mereka bertemu Colin berarti bahwa hubungan mereka akan berlanjut ke tahap yang lebih serius, dan mereka mungkin akan selalu mengasumsikan bahwa Maria hanya akan serius berkencan dengan pria Mexico. Semua orang di keluarganya – walaupun hanya saudara karena pernikahan – adalah orang Mexico, dan nantinya akan ada perbedaan kebudayaan. Keluarganya merayakan setiap perkumpulan keluarga dengan belanga untuk anak-anak, mendengarkan Mariachi (musik tradisional Meksiko), tergila-gila dengan menonton telenovela (serial drama di televisi), dan berbincang hanya menggunakan bahasa Spanyol.

[10.5] Beberapa bibi dan pamannya tidak berbicara menggunakan bahasa Inggris sama sekali. Maria tahu bahwa hal itu tidak akan menjadi masalah untuk keluarganya, tetapi mereka akan berpikir mengapa Maria tidak bercerita tentang masa lalu Colin. Semua pendapat setiap anggota keluarganya tentang hal itu mungkin akan terus turun-menurun, dengan kerabat-kerabatnya yang lebih muda mungkin akan lebih tidak menghiraukan pendapat yang ngawur tersebut. Tetapi dia masih saja tidak meragukan bahwa hal itu akan menjadi bahan perbincangan diantara keluarga dan kerabatnya di rumah makan, salah satu yang mungkin akan berlanjut walaupun setelah Maria dan Colin berpamitan.

[10.6] Maria merasa masih bisa menghadapi hal itu. Hal lain yang masih dia ragukan apakah bisa dihadapinya atau tidak adalah perbincangan tentang masa lalu Colin, yang Maria tahu tidak dapat dihindarkan. Percakapan yang biasa pasti akan ada, tetapi apa yang akan terjadi jika ibu atau ayahnya mulai bertanya pada Colin hari ini? Maria mengira dia dapat menjawabnya dengan mengatakan bahwa mereka hanyalah teman dan mengarahkan pembicaraan ke arah yang berbeda, tetapi seberapa lama dia dapat mempertahankannya? Kecuali kalau hubungan mereka mereda setelah hari Sabtu – dan Maria mengakui bahwa dia tidak mengharapkannya – masa lalu Colin akan segera terungkap. Dan apa yang telah Serena katakan tentang hal itu? Saya bahkan tidak ingin berada di negara yang sama ketika kamu menyiarkan berita itu. Bagi orangtuanya, hal itu tidak akan menjadi masalah karena dia

(15)

melakukan hal yang benar, karena hal itu sangatlah jelas bahwa Maria tidak mengerti dia sedang terlibat dengan hal apa. Dan hal tergilanya adalah, orang tuanya mungkin saja benar. [10.7] “Ada yang ingin menemuimu,” kata Jill.

[10.8] Maria sedang bersama dengan Gwen, si resepsionis, yang baru saja memberikan informasi yang sama ketika Jill muncul di depan pintu, sebuah tas jinjing telah berada di bahunya.

[10.9] “Saya baru saja mendengarnya,” sahutnya, menyadari bahwa jam sudah menunjukkan pukul dua belas lebih seperempat. “Saya tidak tahu bagaimana pagi telah berlalu. Sepertinya saya hanya berada di sini saja.”

[10.10] Jill tersenyum. “Menurut saya kamu dan Colin akan pergi bersama?”

[10.11] “Ya, tentang itu,” jawab Maria. “Maafkan saya karena tidak sempat bercerita padamu sejak tadi bahwa saya sudah ada rencana, karena saya terlalu sibuk sejak pagi tadi. Saya baru saja memiliki sedikit waktu untuk istirahat.”

[10.12] “Tidak masalah,” sahut Jill, melambaikan tangannya.

[10.13] “Saya ingat segala pekerjaan berat yang membuatmu lelah, ketika Barney sedang mempersiapkan persidangannya. Sebenarnya, saya kesini hanya ingin memberitahumu bahwa saya akan memberi kejutan pada Paul di kantornya dan membuat dia mengajak saya keluar.” [10.14] “Apakah kamu yakin tidak ada masalah?”

[10.15] “Tidak tentang kencan makan siang. Tapi saya berharap kamu memberitahu saya kalau Colin datang, dan saya akan membawa Paul kemari juga, jadi dia dapat melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa menjaga pola makan dan berolahraga sangat berpengaruh bagi seorang pria.”

[10.16] “Paul baik-baik saja.”

[10.17] “Mudah bagimu untuk mengatakannya. Lihatlah siapa yang menunggumu di ruang tunggu. Di sisi lain, Paul sedikit berlemak dan dia tidaklah peduli. Dan saya tahu kalau dia tidak peduli, karena saya telah memberikan sedikit isyarat padanya untuk mengembangkan dirinya. Sebagai contoh, ‘Taruh kuenya dan lakukanlah sedikit olahraga, demi kebaikanmu.” [10.18] “Kamu tidak benar-benar mengatakannya.”

[10.19] “Tidak, tapi saya memikirkannya. Itu sama saja.”

[10.20] Maria tertawa sambil merapikan barang-barangnya kemudian berdiri. [10.21] “Maukah kamu turun denganku?”

(16)

[10.23] “Mengetahui apa?” [10.24] “Kamu akan segera tahu.”

[10.25] “Apa yang sedang kamu bicarakan?”

[10.26] “Ayolah,” sahut Jill. “Dan tolong pastikan untuk memperkenalkan kami berdua. Saya ingin bercerita pada Paul tentang hal ini, terutama jika kekasihmu merayuku.”

[10.27] “Colin bukan tipe orang yang suka merayu.”

[10.28] “Siapa yang peduli? Yang terpenting adalah saya hanya ingin sedikit dekat dengannya, tentu saja untuk memastikan bahwa dia pantas untukmu.”

[10.29] “Betapa baiknya dirimu.”

[10.30] “Apa fungsinya seorang teman?”

[10.31] Ketika mereka berjalan menuju ke ruang tunggu, Maria menarik napas dalam-dalam, merasakan ketakutannya membesar dengan sendirinya. Untung saja Jill tidak menyadarinya, pikirannya sedang fokus pada hal lain.

[10.32] “Tunggu sebentar,” kata Jill. Maria melihat Jill menggapai tas jinjingnya, mengeluarkan lipstiknya, dia mengoleskan sedikit sebelum meletakkannya kembali ke dalam tasnya.

[10.33] “Baiklah,” kata Jill. “Kita bisa pergi sekarang.”

[10.34] Maria menatapnya. “Sungguh?” Jill berkedip. “Apa yang harus saya katakan? Kesan pertama itu penting.”

[10.35] Di atas, Maria melihat dua orang asisten pengacara tiba-tiba mengelilingi pojok ruang tunggu, berbisik-bisik satu sama lain seperti sepasang siswi SMA. Jill menganggukkan kepala pada mereka.

[10.36] “Sekarang kamu mengerti maksudku? Kamu benar-benar mengejutkanku. Dia adalah pria yang luar biasa.”

[10.37] “Dia tidaklah seluar biasa itu.”

[10.38] “Ohh..iya, tentu saja iya. Ayo. Kamu memiliki sebuah kencan dan kamu tidak boleh terlambat.”

(17)

[10.40] Seharusnya Colin menyadari keberadaan mereka, dan ketika dia berbalik badan, Maria melihat bermacam-macam jenis bunga yang indah; oranye dan kuning, dengan warna merah yang berkumpul di bagian tengah. Mulutnya sedikit ternganga.

[10.41] “Kejutan,” bisik Jill, tetapi Maria terlalu terkejut mendengarnya. [10.42] “Oh,” dia akhirnya berkata.

[10.43] “Hai.” Saat mulai semakin dekat, dia hanya samar-samar sadar bahwa Jill masih berada di belakangnya. Semakin dekat, wangi tubuhnya bercampur dengan aroma bunga. [10.44] “Baju baru?”

[10.45] “Baju kebebasan.” jawabnya.

[10.46] “Mereka mungkin saja menahanku di penjara.”

[10.47] Maria tersenyum menawan. Dan segera setelah itu dia berpikir, dan saya tidaklah percaya bahwa jawabannya tidak membuatku cemas. Tetapi dia tidak ingin memikirkannya.

Dia memandang ke arah bunganya. “Untuk saya?” [10.48] “Ya,” sahutnya, memberikannya pada Maria. [10.49] “Itu adalah rangkaian bunga musim gugur.” [10.50] “Sangat cantik. Terima kasih.”

[10.51] “Kembali.”

[10.52] “Biarkan saya menaruhnya di kantor saya. Saya akan kembali kemudian kita bisa pergi.”

[10.53] “Baiklah.”

[10.54] Di belakang Maria, dia mendengar Jill memberi isyarat lalu Maria menoleh. “Oh ya, ini teman saya, namanya Jill. Dia adalah seorang konsultan pengacara disini.”

[10.55] Jill mendekat dan Colin menjabat tangannya. “Hai, Jill.”

[10.56] “Hai, Colin.” Dia menjabat tangannya, sikapnya ramah tetapi tetap professional. “Senang bertemu dengan anda.”

[10.57] Sambil meninggalkan mereka yang sedang berbincang, Maria segera kembali ke kantornya, melihat kedua asisten pengacara tadi menatapnya dengan tatapan cemburu ketika Maria melewati mereka. Dia mencoba untuk mengingat kapan terakhir kalinya seseorang membawakannya bunga. Selain setangkai bunga mawar yang Luis berikan di hari Valentine setelah mereka berkencan selama satu tahun, dia tidak dapat mengingatnya lagi.

(18)

[10.59] Jill menoleh. “Saya dengar kamu adalah fotografer yang handal. Colin bercerita bahwa kamu mengambil gambar segerombolan ikan lumba-lumba yang menakjubkan?” [10.60] “Dia hanya terlalu melebih-lebihkan.” sahutnya.

[10.61] “Saya hanya beruntung.” [10.62] “Saya tetap ingin melihatnya.”

[10.63] “Saya akan mengirimkannya padamu,” jawabnya. [10.64] Lalu berpaling kepada Colin: “Sudah siap?”

[10.65] Colin mengangguk, dan setelah berpamitan dengan Jill, mereka berjalan menuju ke area parkir.

[10.66] “Temanmu sangat baik.” kata Colin.

[10.67] “Dia luar biasa.” sahut Maria menyetujuinya. “Kalau tidak ada dia, saya akan terus tetap makan sendirian sejak berada di sini.”

[10.68] “Sampai hari ini,” Colin berkata sambil tersenyum. [10.69] “Bagaimana pekerjaanmu?”

[10.70] “Saya terkubur,” akunya. “Tapi saya berharap hal itu akan segera mereda. Atasan saya akan pergi bertugas keluar kantor hari ini dan besok.”

[10.71] “Kalau itu persoalannya, saya tidak akan merekomendasikan kamu mengadakan pesta hebat dan mengabaikan tugas kantor jika dia tidak ada. Saya telah belajar bahwa itu hanya akan menyakiti orang-orang.”

[10.72] “Saya akan mengingatnya,” jawab Maria sedangkan Colin membukakan pintu depan mobil untuknya.

[10.73] Dia masuk ke dalam mobil Camaro.

[10.74] Ketika Colin berada di belakang kemudinya, dia mencondongkan tubuhnya ke arah Maria, dengan kunci di tangannya. “Saya sedang berpikir apakah kita akan pergi ke rumah makan di kota? Mungkin kita bisa saja mendapatkan meja di luar dengan pemandangan yang indah.”

[10.75] Oh ya, pikirnya. Tentang hal itu. Maria memainkan sabuk pengamannya, memikirkan bagaimana cara menjelaskannya pada Colin.

[10.76] “Terdengar bagus,” dia berspekulasi, “dan seperti biasa, saya akan senang pergi ke sana. Tetapi permasalahannya adalah, semalam ketika kamu menelepon, saya sedang berada di rumah orang tua saya, dan saya berkata bahwa kita akan pergi makan siang, dan…” dia menghela napasnya, memutuskan dia akan mengatakannya dengan mudahnya. “Mereka berharap kita akan makan siang di rumah makan kami.”

(19)

[10.78] “Kamu ingin saya bertemu dengan orang tuamu?”

[10.79] Tidak juga. Belum. Tetapi… Maria mengerutkan hidungnya, tidak yakin bagaimana dia harus menanggapinya, berharap Colin tidak marah. “Kurang lebih seperti itu.”

[10.80] Dia memasukkan kunci ke dalam mesin. [10.81] “Baiklah,” jawabnya.

[10.82] “Sungguh? Kamu tidak masalah dengan itu? Walaupun kita baru saja bertemu?” [10.83] “Tidak.”

[10.84] “Kalau kamu tahu, hal itu akan mengganggu bagi kebanyakan pria.” [10.85] “Baik.”

[10.86] “Hmmm… baguslah,” kata Maria.

[10.87] Colin tidak langsung mengatakan apapun. Akhirnya dia berkata: “Kamu gugup.” [10.88] “Mereka tidak mengetahuimu seperti saya mengetahuimu.” dia menarik napas perlahan, berpikir, Sekaranglah bagian tersulitnya. “Nanti ketika bertemu dengannya, kamu harus mengerti bahwa mereka itu kuno. Ayahku selalu bersikap melindungi dan ibuku pencemas, dan saya takut ketika mereka mulai bertanya…”

[10.89] Ketika Maria terhenti, Colin menyelesaikannya untuk Maria.

[10.90] “Kamu takut apa yang akan saya katakan kepada mereka, dan bagaimana mereka akan menanggapinya.”

[10.91] Walaupun Maria tidak menjawab, dia mengira Colin telah mengetahui apa yang sedang dia pikirkan.

[10.92] “Saya tidak akan berbohong pada mereka,” kata Colin.

[10.93] “Saya tahu,” jawab Maria. Itulah masalahnya. “Dan saya tidak akan memintamu untuk berbohong. Saya tidak ingin kamu berbohong, tetapi hal itu masih saja membuat saya cemas.”

[10.94] “Karena masa lalu saya,” kata Colin.

[10.95] “Saya harap saya tidak harus mengatakan apapun kepadamu, dan saya meminta maaf. Secara logis, saya tahu jika saya telah dewasa dan saya seharusnya boleh saja berkencan dengan siapapun yang saya mau dan itu seharusnya tidak masalah bagi mereka. Tetapi begitulah kenyataannya. Karena saya masih ingin mendapat restu dari mereka. Dan percayalah padaku, saya tahu ini terdengar buruk.”

[10.96] “Itu tidak terdengar buruk, itu normal.” [10.97] “Kamu tidak butuh restu.”

(20)

[10.99] Meskipun merasa tegang, dia tertawa sebelum akhirnya diam lagi. “Apakah kamu marah padaku?”

[10.100] “Tidak,” jawab Colin.

[10.101] “Tetapi mungkin kamu sakit hati.” [10.102] “Tidak,” jawabnya lagi.

[10.103] “Lalu apa yang kamu rasakan?” [10.104] Colin tidak langsung menjawab.

[10.105] “Saya merasa… tersanjung,” dia akhirnya menjawab.

[10.106] Maria mengedipkan matanya. “Tersanjung? Bagaimana mungkin kamu bisa merasa tersanjung?”

[10.107] “Itu rumit.”

[10.108] “Saya masih tetap ingin mendengarnya.”

[10.109] Dia mengangkat bahunya. “Karena kamu mengatakan pada saya bagaimana perasaanmu, walaupun kamu beranggapan bahwa itu akan melukai perasaan saya. Dan kamu mengatakan hal yang sesungguhnya, lagipula kamu melakukan kedua hal tersebut dari sudut pandang yang sensitif dan khawatir, karena kamu ingin mereka menyukai saya. Itu membuat saya merasa tersanjung.”

[10.110] Maria tersenyum, setengah dari dirinya merasa terkejut dan setengahnya berpikir bahwa Colin benar. “Saya rasa saya akan berhenti mencoba memprediksi apapun tentang dirimu.”

[10.111] “Baiklah.” sahut Colin. Dia memutar kunci dan mesinnya langsung menyala. Sebelum dia memasukkan tuasnya, dia menoleh ke arah Maria. “Jadi apa yang kamu ingin lakukan sekarang?”

[10.112] “Pergi makan siang? dan berharap yang terbaik?” [10.113] “Terdengar seperti sebuah rencana.”

[10.114] La Cocina de La Familia terletakbeberapa blok dari Market Street di kawasan pasar lama, tetapi area parkir di depan rumah makan itu telah penuh. Ketika mereka tiba di depan pintu, Colin memaksa Maria untuk bersikap setenang mungkin, yang justru membuat Maria semakin gugup. Dia menggapai tangan Maria, dan sebaliknya Maria menggenggam tangan Colin, seperti seseorang yang sedang menggenggam erat jaket pelampung di atas kapal yang akan tenggelam.

[10.115] “Saya lupa bertanya apakah kamu menyukai makanan Meksiko.” [10.116] “Saya ingat saya dulu sangat menyukainya.”

(21)

[10.118] “Saya selalu dapat menemukan sesuatu untuk dipesan.” [10.119] Maria menggenggam tangan Colin, dia menyukai hal itu.

[10.120] “Ibuku berkata bahwa dia akan menyiapkan sesuatu yang spesial untuk kita. Yang berarti bahwa kamu tidak akan menyangka akan mendapatkan apa. Saya mengatakan kalau kamu menyukai makanan yang sehat.”

[10.121] “Tidak masalah,” katanya.

[10.122] “Apakah kamu pernah cemas akan suatu hal?” [10.123] “Saya berusaha untuk tidak cemas.”

[10.124] “Kalau begitu, ketika kita selesai dengan ini, kamu akan mengajari aku bagaimana caranya, setuju? Karena akhir-akhir ini, sepertinya yang saya lakukan hanyalah merasa cemas.”

[10.125] Colin membuka pintu dan Maria mengajaknya masuk ke dalam.

[10.126] Pamannya, Tito, tiba-tiba muncul, sangat jelas bahwa dia sangat senang Maria ada disana, lalu menyambutnya dengan bahasa Spanyol. Setelah memberinya kecupan ringan, dia menjabat tangan Colin lalu mengambil buku menu sebelum mengantar mereka ke bagian pojok ruangan. Disana hanya tersisa satu meja, yang berarti sudah disiapkan oleh orangtua Maria.

[10.127] Ketika mereka duduk, sepupu Maria, Anna, membawakan mereka dua gelas air putih, semangkuk keripik, dan saos salsa khas Meksiko.

[10.128] Maria berbincang dengannya secara singkat dan memperkenalkan Colin untuk kedua kalinya. Ketika Anna pergi, Maria bersandar di meja.

[10.129] “Saya minta maaf,” katanya. “Saya tidak datang kesini sesering dulu. Mereka mungkin sama gembiranya dengan orang tua saya.”

[10.130] “Berapa banyak saudaramu yang bekerja di sini?”

[10.131] “Saat ini?” dia mengamati sekelilingnya, lalu melihat pamannya yang lain berada di bar dan dua bibinya berada di meja tunggu. “Mungkin sekitar 6 atau lebih. Tetapi saya akan tanya orangtua saya untuk lebih pastinya.”

[10.132] Dia melihat sekeliling. “Disini sangat sibuk.”

[10.133] “Memang selalu seperti ini. Setelah beberapa tahun, kami telah memperluas rumah makan ini tiga kali. Saat pertama kali dibuka, hanya ada delapan meja.”

[10.134] Saat Maria berbicara, dia melihat orangtuanya keluar dari dapur dan dia menegapkan posisi duduknya.

(22)

[10.136] Ketika orangtua Maria tiba di meja mereka, Maria mencium ibunya, lalu ayahnya, sambil berharap mereka tidak akan berperilaku aneh.

[10.137] “Ini temanku, Colin,” katanya. “Ini orangtua saya, Felix dan Carmen.”

[10.138] “Hallo,” sapa Felix dan Carmen, hampir bersamaan, keduanya memandang sekilas pada Collin.

[10.139] “Senang bertemu Anda,” katanya.

[10.140] “Maria bilang bahwa kamu adalah seorang mahasiswa?” kata Felix langsung pada intinya. “Dan kamu bekerja sebagai bartender?”

[10.141] “Ya,” jawab Colin.

[10.142] “Sebenarnya Serena adalah teman sekelas saya di beberapa pelajaran. Saya bekerja di Crabby Pete, di dekat pantai.”

[10.143] Kemudian, memikirkan apa yang Maria takutkan dan tidak ingin orangtua Maria bertanya lebih banyak tentang masa lalunya, dia mengalihkan pembicaraan seputar rumah makan. “Rumah makan ini sangat menakjubkan. Sudah berapa lama?”

[10.144] “Tiga puluh satu tahun,” jawab Felix dengan bangganya.

[10.145] “Maria bercerita bahwa Anda telah mengembangkannya selama bertahun-tahun. Sangat menakjubkan.”

[10.146] “Kami diberkati,” kata Felix. “Apakah kamu sudah pernah makan di sini sebelumnya?”

[10.147] “Belum,” jawab Colin. “Tetapi Maria bilang istri Anda adalah koki yang hebat.” [10.148] Felix berdiri sedikit lebih tegap. “Dia yang terbaik,” katanya sambil melirik pada Carmen.

[10.149] “Tentu saja, karena hal itu, dia terkadang berpikir kalau dia adalah bosnya.” [10.150] “Saya memang bosnya,” kata Carmen dalam bahasa Inggris yang kurang fasih. [10.151] Colin tersenyum, dan setelah perbincangan singkat, Maria melihat ayahnya menarik lengan ibunya. “Ayo, kita biarkan mereka berbincang-bincang.” kata Felix.

[10.152] Setelah mengucapkan salam, Maria memperhatikan kedua orangtuanya kembali ke dapur. “Kamu tahu? Sekarang pasti mereka sedang membicarakanmu dengan Tito dan Anna, dan semuanya. Berbeda dengan Luis, kamu adalah satu-satunya lelaki yang pernah saya bawa ke sini.”

(23)

[10.156] “Ya, dan saya tetaplah anaknya. Dan mereka tidak menanyakan pertanyaan yang sulit.”

[10.157] “Mungkin mereka tidak akan melakukannya.”

[10.158] “Oh, pasti mereka akan melakukannya. Kecuali kalau kita tidak akan pernah bertemu lagi.”

[10.159] “Itukah yang kamu inginkan?” [10.160] Maria mengerjapkan mata sejenak.

[10.161] “Tidak,” katanya. “Saya senang kita ada di sini. Dan saya bahagia kita akan menghabiskan waktu bersama di akhir pekan ini.”

[10.162] “Yang artinya?”

[10.163] “Bahwa di hari selanjutnya saat kita bersama, anggap saja bahwa akan ada hari lainnya, saya akan merasa lebih cemas.”

[10.164] Beberapa menit kemudian, Carmen dan dua sepupu Maria mulai menyajikan makanan ke atas meja: sepiring taco, burrito, pasta pedas, dan enchilada: tamale, daging panggang, makanan pedas, ikan filet khas Veracruz, dan semangkuk salad. Ketika ibunya mulai menata makanan di atas meja, Maria melambaikan tangannya.

[10.165] Ibu – ini terlalu banyak,” protes Maria. Bahkan Colin juga terlihat terkejut saat semua piring-piring itu tiba.

[10.166] “Makanlah apapun yang kamu mau,” jawab Carmen dalam bahasa Spanyol. “Kami akan membawa semua itu kembali ke belakang dan membereskannya. Orang-orang akan menghabiskannya.”

[10.167] “Tapi…”

[10.168] Carmen melirik ke arah Colin, kemudian berganti ke arah Maria. “Adikmu benar, dia sangatlah menawan.”

[10.169] “Ibu!”

[10.170] “Ada apa? Dia tidak mengerti ucapanku.” [10.171] “Bukan itu persoalannya!”

[10.172] “Senang melihatmu bahagia. Ayahmu dan aku mencemaskanmu. Kau terus saja bekerja.” Carmen tersenyum sebelum pandangannya berpaling pada Colin.

[10.173] “Colin? Apakah itu nama Irlandia?” [10.174] “Saya tidak tahu.”

(24)

[10.178] Ibu tidak akan mengerti, pikir Maria. Dan Ibu juga tidak ingin mengetahuinya. “Itu tidak sopan berbincang seperti ini di depannya, Ibu.”

[10.179] “Tentu saja,” ibunya menjawab, meletakkan piring terakhir di antara gelas Maria dan Colin.

[10.180] “Kamu benar.”

[10.181] Beralih ke bahasa Inggris, Carmen tersenyum pada Colin. “Selamat menikmati,” katanya.

[10.182] “Terima kasih.

[10.183] Beberapa saat kemudian, tinggal mereka sendirian dengan banyak sekali makanan di meja mereka.

[10.184] “Aromanya sangat lezat,” kata Colin.

[10.185] “Apakah kamu bercanda? Ini gila! Siapa di dunia ini yang dapat menghabiskan makanan sebanyak ini?”

[10.186] “Kamu terdengar putus asa.”

[10.187] “Tentu saja saya merasa putus asa. Kita seharusnya bisa saja memesan apa yang ada di menu, tetapi sebaliknya, ibuku melakukan kebiasaannya.”

[10.188] “Apa kebiasaannya itu?”

[10.189] “Saya masih mencari tahu. Untuk membuatmu terkesan? Atau untuk menyambutmu?”

[10.190] “Itu adalah hal-hal yang baik.”

[10.191] “Saya tahu tapi dia cenderung berlebihan.”

[10.192] Maria melihat Colin memandang dari piring satu ke piring lainnya dan dia menunjuk ke arah ikan filet. “Saya rasa ibuku membuatkan ini khusus untukmu. Itu adalah ikan bakar, dengan tomat, zaitun, dan kismis. Cobalah.”

[10.193] Colin mengambil dua potong dan menambahkan sayuran ke piringnya. Maria juga mengambil sepotong dan juga salad, tetapi juga menambahkan setengah enchilada. Sisanya tidak tersentuh. Ketika Colin mencoba ikannya, dia mengetukkan garpunya ke piringnya. [10.194] “Ini sulit dipercaya,” katanya. “Tidak heran Ibumu adalah bosnya.”

[10.195] “Dia handal.”

[10.196] “Bisakah kamu memasak ini?”

(25)

menunggui meja. Mereka berpikir jika saya diharuskan berbicara dengan orang asing itu akan mengurangi sifat pemalu saya.”

[10.198] “Lagi-lagi soal malu?”

[10.199] “Sebenarnya, menurut pendapatmu, itu berhasil. Dan jika kamu ingin tahu, saya adalah pelayan yang handal.”

[10.200] Colin tertawa, dan selama beberapa jam, mereka mengobrol dari topik satu ke topik lain, seperti film kesukaan mereka, dan tempat-tempat yang ingin mereka kunjungi; Colin bercerita pada Maria tentang keluarganya dan begitu juga sebaliknya. Setiap kali Maria berbicara, Colin mendengarkan dengan sungguh-sungguh, pandangan matanya tidak pernah berhenti memandang Maria.

B. Source Text

[9.1] Colin

[9.2] “Really?” Evan called out, leaning over the porch rail as Colin crossed the yard. [9.3] “You went running again?”

[9.4] Colin was still breathing hard as he veered toward the porch, finally slowing to a walk. He pulled up his shirt to wipe his face before peering up at his friend. “I didn’t run earlier today.”

[9.5] “You worked out this afternoon. And this morning.” [9.6] “That was at the gym.”

[9.7] “So?”

[9.8] “It’s not the same,” he answered, knowing that Evan really didn’t care one way or the other. Instead, he nodded toward the front door.

[9.9] “Why aren’t you inside with Lily?” [9.10] “Because my house smells.”

[9.11] “What does this have to do with me?”

[9.12] “How about the fact that I can smell the stench from your clothes wafting up through the vents like a green, putrid fog? Instead of heading out to run, you should have done a load of laundry. Or better yet, you should start burning your workout clothes on a daily basis. Lily actually thought there was a dead mouse in the pantry. Or that the sewage had backed up.” [9.13] Colin smiled. “I’ll get right to it.”

(26)

[9.16] “I have no idea. She wouldn’t tell me. But if I was to guess, I’d say it’s about your girlfriend.”

[9.17] “I don’t have a girlfriend.”

[9.18] “Whatever. The point is, she wants to talk to you.” [9.19] “Why?

[9.20] “Because she’s Lily,” Evan said, sounding exasperated. “She probably wants to ask whether you’ve handwritten a card to Maria with fancy calligraphy. Or she’ll offer to help you select the perfect silk scarf for Maria’s birthday. Or she wants to make sure you use the right spoon for your soup if you take her to the country club. You know how she is. But she brought home an extra bag, and she won’t tell me what’s in it.”

[9.21] “Why not?”

[9.22] “Stop asking questions that I can’t answer!” Evan sighed. “All I know for sure is that every time I tried to make my move, she told me that I had to wait. Because of you. And just so you know? I’m not happy about it. I was really looking forward to tonight. I needed tonight. I’ve had a crappy day.”

[9.23] “Okay.”

[9.24] Evan scowled at Colin’s answer.

[9.25] “Why was it crappy, you ask?” he said, mimicking Colin. “Gee, thanks for asking, Colin. I appreciate your empathy. You plainly care about my well-being.” He stared down at his friend.

[9.26] “It turns out that there was a terrible jobs report this morning, and the market tanked. And though I have no control over those things, I was nonetheless on the phone all afternoon with upset clients. And then, I get home and my house smells like a locker room, and now I have to wait for her to talk to you before my night can really begin.”

[9.27] “Let me change first. I’ll be over in a couple of minutes.”

[9.28] “I surely hope not,” Lily said to Colin, suddenly appearing next to Evan on the porch, wearing a yellow sundress. She slid her hand into her fiancé’s and smiled up at him sweetly. [9.29] “You wouldn’t think of letting him come over without a chance to shower, would you, Evan? The poor man is practically soaked through. We can surely wait a few more minutes. Merely allowing him to change his clothes wouldn’t be proper.”

[9.30] When Evan didn’t answer, Colin cleared his throat. “She does have a point, Evan. It wouldn’t be proper.”

(27)

[9.32] “Oh, don’t be so hard on him,” Lily scolded. “It’s not his fault that you invested your clients’ money in the wrong companies.”

[9.33] She secretly winked at Colin.

[9.34] “I didn’t invest in the wrong companies! It wasn’t my fault! Everything was down today.”

[9.35] “I’m just teasing you, sugar,” she drawled. “I know you had an awful day and that it wasn’t your fault. That mean old Mr. Market just took advantage of you, didn’t he?”

[9.36] “You’re not helping,” Evan said. [9.37] Lily turned her attention to Colin again.

[9.38] “Have you spoken to your lady friend today?” she asked. [9.39] “I talked to her before I went running.”

[9.40] “Did you bring flowers to her office like I recommended?” [9.41] “No.”

[9.42] “Candy?” [9.43] “No.”

[9.44] “Whatever am I going to do with you?” [9.45] “I don’t know.”

[9.46] She smiled before tugging Evan’s hand. “We’ll see you in a few minutes, okay?” [9.47] Colin watched them head back inside before entering his apartment. He stripped on his way to the bathroom and added his clothes to the laundry pile, noting that Evan was right. The pile reeked. He started a load of laundry and hopped in the shower.

[9.48] Afterward, he threw on a pair of jeans and a T-shirt before making his way back to Evan’s.

[9.49] Evan and Lily were sitting beside each other on the couch. Of the two, it was clear that Lily was the only one who was happy Colin was there.

[9.50] “Colin! I’m so pleased you could join us,” Lily said, rising from her spot, obviously ignoring the fact that they’d just talked. “May we offer you something to drink?”

[9.51] “Water, please.”

[9.52] “Evan? Will you please get Colin some water?”

[9.53] “Why?” Evan asked, leaning back, his arm over the top of the couch. “He knows where it is. He can get his own water.”

[9.54] Lily turned toward him.

(28)

[9.57] “Evan?”

[9.58] The way she said his name made it plain that Evan had no choice in the matter.

[9.59] That and the way she looked, of course. She was not only far and away the most beautiful woman Evan had ever dated, but she was well versed in the ways of using her appearance to her advantage.

[9.60] “Fine,” he grumbled, rising from the couch. [9.61] “I’ll get him a glass of water.”

[9.62] Evan slouched off toward the kitchen. [9.63] “With ice, please,” Colin called out.

[9.64] Evan scowled over his shoulder before Colin took a seat in the easy chair across from Lily.

[9.65] “How are you this evening?” she asked. [9.66] “Okay.”

[9.67] “And Maria?”

[9.68] Earlier on the phone, Maria had told him what had happened with her boss, Ken Martenson and as he’d listened, Colin had found his jaw beginning to clench. Though he’d kept his voice steady, he’d imagined having a little talk with Ken, the kind that made it clear that it was in Ken’s best interest to stop bothering her. He hadn’t said that to Maria, but when he found himself grinding his teeth after hanging up, he’d thrown on his workout gear and gone running.

[9.69] It wasn’t until he’d nearly finished his run that he’d begun to feel normal again. [9.70] That wasn’t, however, what Lily had asked him.

[9.71] “I spoke to her just a little while ago.” [9.72] “And she’s doing well?”

[9.73] He thought about her job situation, but it wasn’t his place to share that information. It was her life, her story, not his.

[9.74] “I think she was glad to hear from me,” he said truthfully. [9.75] “You hadn’t called her?”

[9.76] “I called her Sunday night. After I talked to you and Evan.” [9.77] “And you didn’t call her on either Monday or Tuesday?” [9.78] “I was working.”

[9.79] “You could have called on the way to or from work. Or on your break. Or on your way to class or the gym.”

(29)

[9.81] “But you didn’t.”

[9.82] “No. But we’re going to lunch tomorrow.” [9.83] “Really? Some place special, I hope.” [9.84] “I haven’t really thought about it.”

[9.85]Lily didn’t bother to hide her disappointment. Evan reentered the room with a large glass of ice water. He thrust it out for Colin.

[9.86] “Thanks, Evan,” Colin said. “You didn’t have to do that. I could have gotten it.” [9.87] “Ha, ha,” Evan answered as he sat back down. Then, to Lily: “Now, what did you want to talk to him about?”

[9.88] “We were discussing his lunch date tomorrow. Colin has informed me that he and Maria will be dining together.”

[9.89] “My advice? Make sure your car starts,” Evan said. [9.90] Lily glanced with disapproval in his direction.

[9.91] “My primary concern has to do with his date this weekend, and I wanted to discuss the matter with him.”

[9.92] “Why?” Evan asked.

[9.93] “Because the first true evening one spends with the other is a critical time in any relationship,” she answered, as though it were obvious.

[9.94] “Had Colin simply invited Maria to dinner or perhaps to walk the promenade downtown, I would have no worries at all. Or had he suggested that the four of us go out together, I’m sure that the conversation would be so engaging that Maria would have a wonderful time as well. Alas, Colin is going to be on his own and he’s bringing Maria to a club, though I am certain that issue has already been addressed.”

[9.95] Evan raised his eyebrow. [9.96] Colin said nothing.

[9.97] Lily focused her attention on Colin again. “I asked you to visit with us this evening because I was curious if you have any experience or even familiarity with salsa dancing.” [9.98] “No.”

[9.99] “Then, most likely, what you also don’t know is that salsa is a partner dance.” [9.100] “That’s what dancing is, ”Evan cut in. Lily ignored her fiancé.

(30)

it feel as though it is a natural part of the dance all along. If you don’t do those things, it will be almost impossible to impress her.”

[9.102] Evan laughed. “Who say she wants to impress her? Colin doesn’t care what anyone thinks —”

[9.103] “Go on,” Colin said, cutting him off.

[9.104] Evan turned toward him in surprise while Lily sat up straighter.

[9.105] “I’m pleased you understand the dilemma you’re in. What I’m trying to tell you is that you need to learn the basics.”

[9.106] For a moment, neither Colin nor Evan said anything. [9.107] “And just how is he supposed to learn the basics?” [9.108] Evan finally asked.

[9.109] “We live in Wilmington. I highly doubt there are any salsa dance instructors who will clear their schedules in the next couple of days so my friend here won’t embarrass himself.” [9.110] Lily leaned over, reaching for the small bag that had been placed next to the couch and pulling out an assortment of CDs.

[9.111] “These are salsa albums, and you’ll need to listen to them. I called my old dance teacher and she was more than happy to send a few samples. Nothing is very recent, but that’s not important. Salsa is more about speed and rhythm – the beat, so to speak – than melody. And as for the instructor, I will be more than happy to help Colin learn what he needs to know.”

[9.112] “You know how to salsa dance?” Evan asked.

[9.113] “Of course,” she answered. “I danced for almost twelve years, and at various times, we focused on alternative dancing.”

[9.114] “Alternative?” Evan asked.

[9.115] “I grew up in Charleston. Anything other than the shag or the waltz is considered alternative,” she said, as though this were the kind of thing any civilized Southerner would know.

[9.116] “But really, Evan. You need to let Colin ask the questions. He’s barely been able to say a single word.” She turned to Colin. “Would you allow me to be your instructor for the next couple of days?”

[9.117] “How much time are we talking about?”

(31)

finish work and change, so beginning around six. And obviously, you should practice in your spare time before you get here.”

[9.119] “Will that be enough?”

[9.120] “It’s not nearly time enough to be good. Or even average. To be truly proficient at any form of dancing can take years. But if you focus and do exactly what I tell you, it just might be enough for your date on Saturday.”

[9.121] Colin took a sip of water, not answering right away.

[9.122] “Don’t tell me you’re actually considering this, “Evan said to him. [9.123] “Of course he’s considering it. He knows I’m right.”

[9.124]Colin lowered the glass to his lap

[9.125] “Okay,” he said. “But I’ll have to get someone to cover my shift on Friday night.” [9.126] “Wonderful.” Lily smiled.

[9.127] “Wait,” Evan said, turning to Lily. “I thought we were going out on Friday.”

[9.128] “I’m very sorry, but I’m going to have to cancel. A friend needs my help, and I honestly can’t decline. He’s been so sweet about asking.”

[9.129] “Seriously? Don’t I get any say in this?”

[9.130] “Of course you do,” Lily said. “You’ll be here both nights, too. As well as tonight, obviously.”

[9.131] “Here?” [9.132] “Where else?”

[9.133] “I don’t know. A dance studio, maybe?”

[9.134] “Don’t be silly. There’s no need for that. But I will need you to move the furniture in the living room. You’re right about us needing space to work. And you’ll be responsible for the music, too– skipping back or forward when I tell you, starting the song over, things like that. We really need to maximize the use of our time. You’ll beamy little helper.”

[9.135] “Little helper?”

[9.136] She smiled at him. “Did I mention that salsa dancing can really make a woman feel… sensual? And that the feeling can last for hours afterwards?”

[9.137] Evan swallowed, staring at her. “I’d be glad to help.”

[9.138] “You folded like a cheap suit,” Colin said. He and Evan were moving the couch to one side of the room while Lily went to the bedroom to fetch the proper pair of shoes, with just the right heel height, and change her clothes. Lily never did anything halfway.

(32)

[9.141] “And after we’re done, you’re going to help me put the furniture back.” [9.142] “Okay.”

[9.143] “And you’re not going to ask to stay longer to practice, either. You’re out of here by nine o’clock.”

[9.144] “Okay.” They set the couch down. “I don’t know how she talks me into things like this.” [9.145] Colin shrugged. “I think I have a pretty good idea.”

[9.146] Once the furniture was out of the way and the area rug rolled up, Lily pulled Colin into the center of the room. Evan sat glumly on the couch, books and a lamp and assorted knickknacks on the cushion beside him. Lily had changed into tight white jeans, a red silk blouse, and apiary of shoes that probably cost more than Colin earned in a week. Though she was Evan’s fiancée and Colin’s friend, Colin was aware that she fairly oozed sex appeal. [9.147] “Don’t get too close, Colin,” Evan called out.

[9.148] “Hush, now,” Lily told him, all business. “You maybe wondering why I changed,” she said to Colin.

[9.149] “Not really,” Colin answered.

[9.150] “I changed so you can watch what my feet are doing. As I mentioned, I’m going to show you the most basic step, upon which much of salsa dancing is based. It’s one you can always fall back on, no matter what Maria is doing. Does that make sense?”

[9.151] “Yes.”

[9.152] “Before we begin, I’m making the assumption that Maria knows how to salsa dance.” [9.153] “She told me she used to dance all the time.”

[9.154] “Perfect.” Lily moved beside him, both of them facing the window, allowing Evan a profile view.

[9.155] “That means she’ll be able to follow your lead. Are you ready?” [9.156] “Yes.”

[9.157] “Then watch my feet and do exactly what I’m doing, “she said. “Step out with your left foot – that’s a one count –then shift your weight onto the toe of your right foot –that’s two – now bring the left foot back to its starting position – that’s three – and pause for a beat – that’s four.” She demonstrated and Colin did the same. “Now, step back with your right foot– that’s five – shift your weight to the toe of your left foot – six – then bring your right foot forward again to its starting position – seven –and pause again for a beat. That is eight. And you ‘redone.”

(33)

[9.160] She nodded. “Let’s do it again, okay?”

[9.161] They did. Then did it again. And again and again, repeating the movement overhand over as Lily counted from one to eight, and then a dozen more times, and then gradually speeding up, and then continuing without counting. They took a break, then started slowly from the beginning, gradually speeding up again. Once he felt he was getting the hang of it, Lily stopped and watched as Colin continued.

[9.162] “That’s perfect, “she said, nodding. “You have the steps now, but the real key to this is not to be so bouncy. Right now, you ‘removing like a ruffian marching through the swamp. You want to be smoother, like a blossom slowly beginning to open. Keep your shoulders at the same height throughout the steps.”

[9.163] “How do I do that?”

[9.164] “Use more hips,” she said. “Like this.”

[9.165] As she showed him what she meant –gliding through the movements, her hips sashaying back and forth, her shoulders level throughout –Lily was right about the dance being sensual. From the corner of his eye, Colin noted that Evan was sitting up straighter and staring at Lily, though she didn’t seem to notice.

[9.166] “So now, let’s do the exact same thing again, this time with some music, and concentrate on being smoother.” She turned toward Evan. “Sugar? Would you mind starting the song over?”

[9.167] Evan shook his head, like man trying to wake up from dream. [9.168] “What? Did you say something?”

[9.169] They danced for a little more than two hours. In addition to the basic step, Colin learned how to turn, and at that point, they began to dance together. Lily showed him where to place his right hand (on her upper back, just below her arm, he reminded himself), and she showed him how to lead her through three different spins by making tiny signals with his left hand, which required him to take slightly different steps before falling back into the basic foot falls again.

[9.170] Through it all, she reminded him to glide and use his hips, maintain eye contact, keep in rhythm with the beat, stop counting out loud, and smile. It required more concentration than he’d imagined. Afterward, they put the furniture back in place and Colin made to leave. Lily held Evan’s hand as Colin stepped onto the porch.

[9.171] “You did very well tonight,” Lily said.

Referensi

Dokumen terkait

Tegasnya, Syaykh Abd Aziz bin Abd Salam telah memberi suatu sumbangan yang besar terhadap metodologi pentafsiran kepada pengajian tafsir di Malaysia.. Sumbangan

Berhubungan dengan staf medis, perawat, pasien untuk menetapkan hasil yang diharapkan ntuk menetapkan hasil yang diharapkan Menetapkan dan melaksanakan semua tindakan yang

Mengingat karya yang diciptakan semata-mata tidak mengedepankan bentuk dan teknik belaka, melainkan juga memperkuat isi atau pesan yang hendak disampaikan, maka, apa yang

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Magetan dan Ponorogo yang terdaftar resmi di Bank Indonesia. Data diperoleh dari laporan

1.5.1.3 Mendapatkan solusi dalam menangani kendala pelaporan kinerja pembinaan gizi masyarakat melalui sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia.. Demikian

Sebagian besar anak yang menderita TB paru adalah anak yang memiliki status gizi yang tidak normal dan terdapat pengaruh yang signifikan antara status gizi