• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya ilmiah longsoran tanah 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya ilmiah longsoran tanah 1"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LANDSLIDE

(TANAH LONGSOR DI INDONESIA)

DISUSUN OLEH:

M. Fajar Anugrah

4315115004

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis landslide (tanah longsor di Indonesia)

28 Januari 2013

Oleh M.fajar anugrah

4815115004

Ketua Jurusan Mahasiswa

geografi

Dra. Asma Irma S, M.SI M. Fajar Anugrah NIP. 196510281990032002 NIM. 4315115004

Mengetahui

Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Karya ilmiah ini disusun untuk diajukan sebagai syarat beasisiswa BBM (bantuan belajar mahasiswa dengan judul “Landslide” di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.

Penulis menyadari didalam karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan penulis mengharap makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, 27 Desember 2011

(4)

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN ISI

A. Pengertian longsor B. Proses fisik longsor C. Gerakan massa batuan D. Jenis-jenis longsor E. Penyebab longsor F. Wilayah rawan longsor

G. Tahapan mitigasi bencana longsor H. Pencegahan longsor

I. Penaggulangan longsor

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

Daftar Pustaka

(5)

Gaya atau tenaga eksogen adalah kekuatan alami yang berasal dari luar bumi. Yang termasuk gaya eksogen adalah angin, aliran air sungai, aliran air permukaan, hujan, es, organisma, panas matahari. Gaya-gaya ini akan bekerja terhadap batuan dipermukaan bumi maupun di bawah permukaan bumi. Proses pengerjaannya berupa pelapukan, erosi, pelarutan, pengangkutan dan pengendapan. Hal ini lah salah satu faktor tenaga penyebab longsor, Indonesia termasuk negara yang rentan akan Tanah Longsor, apalagi didaerah yang dilewati oleh dua sirkum pengunungan aktif dunia, maka dari itu kita harus mengerti bagaimana cara-cara menangulagi bencana ini agar kelak tidak akan memakan banyak korban.

BAB I

(6)

A. Latar Belakang

Tanah longsor merupakan hal penting bagi para geografer karena tiga alasan utama. Pertama, dengan mengikis, mengangkut dan menyetorkan tanah dan batuan, mereka mewakili salah satu proses geomorfik penting yang terlibat dalam pembentukan permukaan bumi. Alasan yang kedua bahwa tanah longsor merupakan indikator sensitif terhadap perubahan lingkungan. Sebagai proses geomorfik, tanah longsor merupakan pengatur jangka-pendek terhadap suatu gangguan sistem alam. Ketika tanah longsor terjadi, mereka dengan cepat mengkonversi lereng yang tidak stabil ke kondisi yang lebih stabil. Alasan ketiga tanah longsor sering dipelajari oleh ahli geografi adalah karena tanah longsor dapat menimbulkan bahaya alam yang serius. Karena melibatkan keterkaitan antara sistem fisik, sosial, dan ekonomi.

B. Identifikasi Masalah

 Apa itu tanah longsor?

 Bagaimana proses fisik terjadinya tanah longsor?  Apa saja jenis-jenis tanah longsor?

 Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya tanah longsor?  Bagaimana cara mengatasi tanah longsor?

 Bagaimana cara penanggulangan longsor?

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui lebih dalam tentang fenomena lingkungungan yakni tanah longsor sehingga kedepannya tidak mengalami kekeliruan dalam upaya pengendalian terhadap dampak buruk yang akan terjadi lagi bagi kelangsungan hidup sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakakan diatas, maka penulis merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

(7)

 Untuk mengetahui dampak atau akibat yang dituimbulkan oleh tanah longsor terhadap kehidupan manusia dan lingkiungan.

 Untuk mengetahui Upaya apa sajakah yang dapat ditempuh untuk mengurangi dan mencegah terjadinya tanah longsor.

D. Manfaat

Manfaaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah memberikan kita pengetahuan dan wawasan mengenai apa yang dimaksud dengan tanah longsor, mengetahui tentang jenis-jenis proses terjadinya tananh longsor, dampak yang ditimbulkan oleh tanah longsor terhadap kehidupan manusia dan lingkungan, dan usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dan mencegah dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh tanah longsor. Pengetahuaan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran kita untuk menjaga lingkungan serta mngubah pola hidup untuk mendukung pelestarian lingkungan hidup.

BAB II

(8)

A. Pengertian Tanah Longsor

Tanah longsor atau dalam bahasa Inggris disebut Landslide, adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

B. Proses Fisik Terjadinya Tanah Longsor

Berhubungan dengan longsor, penting menggunakan klasifikasi untuk membedakan karakteristik yang berkaitan untuk di gunakan pada akhir penelitian. Pihak yang bekerja pada The World Landslide Inventory (1990), telah mengupayakan untuk menstandarkan istilah dan mendefinisikan tanah longsor sekedar sebagai : "Pegerakan massa batuan, bumi, dan puing-puing menuruni lereng." Definisi yang lebih menyeluruh yang dapat membantu untuk membedakan longsor dengan proses geomorfologi lainnya adalah "gerakan ke bawah atau keluar dari massa material pembentuk lereng di bawah pengaruh gravitasi, yang terjadi di batas-batas diskrit dan menempatkan semula tanpa bantuan air sebagai agen transportasi.” Tiga klasifikasi yang paling banyak digunakan berkaitan dengan longsor adalah (Sharpe 1938; Varnes 1958; 1978; Hutchinson 1988) dengan memisahkan ‘gerakan massa' menjadi dua kategori, yaitu : "penurunan" (yang merupakan materi yang tenggelam vertikal) dan gerakan-gerakan yang terjadi di lereng. "Pegerakan lereng" ini kemudian biasanya pertama menjadi "Tanah Longsor" seperti yang disefinisikan diatas. Dan yang kedua, dalam pegerakan lambat yang lebih luas dan yang tidak jelas seperti "merayap", "merosot" dan "mengelembung". Dari semua klasifikasi tanah longsor yang berbeda-beda yang pernah ada, Sistem yang di buat oleh Varnes (1978) sering disukai karena pembuatannya cukup sederhana dan mudah untuk diterapkan di lapangan. Dalam menerapkan klasifikasi ini, penting untuk diingat bahwa kriteria material mengacu pada material asli lereng tersebut, bukan dengan apa yang akhirnya akan muncul dalam setoran (reruntuhan).

(9)

Yang dimaksud gerakan massa di sini adalah pergerakan massa batuan,

termasuk di dalamnya tanah/soil dan batuan, bahan-bahan lepas yang telah disiapkan oleh proses pelapukan, menuruni lereng. Pergerakan tersebut semata–mata karena gaya berat.

Faktor–faktor penyebab gerakan massa adalah :

Gaya berat , sebagai sumber energi untuk menggerakan lapisan tanah atau batuan menuruni lereng.

Air, berfungsi sebagai penambah besarnya gerakan juga sebagai penambah beban, sehingga dapat mempermudah gerakan.

 Gaya-gaya pengikis yang menghasilkan lereng menjadi curam  Gempa bumi atau getaran-getaran lainnya

 Batuan yang tidak kompak atau batuan yang licin  Batuan yang retak–retak karena kekar, sesar, foliasi  Curah hujan yang besar

 Perubahan keadaan vegetasi penutup lahan (aktifitas manusia)

Pada massa batuan yang tidak kompak, pori-porinya sebagian diisi air dan sebagian lainnya diisi udara, sehingga kondisi batuan menjadi lembab. Dengan kondisi lembabnya ini maka akan menimbulkan kurangnya daya kohesi batuan tersebut.

Air tanah juga dapat mempengaruhi gerakan massa batuan. Gerakan air tanah dapat memberikan tekanan terhadap butiran-butiran tanah sehingga memperlemah kemantapan lereng. Selain itu, air tanah juga dapat melarutkan dan menghanyutkan bahan perekat sehingga memperlemah ikatan antar butir dan berkurangnya daya kohesi. Larut dan hanyutnya bahan perekat menghasilkan rongga-rongga dalam tanah dan inipun mengurangi kemantapan tanah.

Tanah longsor (gerakan massa batuan) di Indonesia, umumnya terjadi di lereng terjal yang terbentuk dari endapan vulkanik yang tidak terpadatkan. Lereng-lereng terjal yang dipengaruhi struktur geologi seperti patahan, rekahan, lipatan, lebih rentan terhadap gejala longsor, apalagi jika arah pelapisan batuan searah dengan kemiringan lereng dan terdapat patahan aktif. Pelapisan batuan yang merupakan perselingan antara batuan yang kedap air dan batuan yang dapat menyerap air menciptakan bidang yang berpotensi sebagai bidang gelincir.

(10)

musim penghujan, air hujan disamping menambah beban juga bertindak menambah besarnya tenaga untuk mengerakkan sampah dan lapisan tanah menuruni lereng.

Macam–macam gerakan massa adalah :

1. Creep (rayapan), yaitu tanah yang bergerak sangat pelan. Ciri–cirinya antara lain : pelengkungan pohon, miringnya tiang–tiang.

2. Solifluction, yaitu campuran material kasar–halus yang bergerak karena jenuh air. 3. Fall (jatuhan), yaitu meluncurnya massa karena grafitasi tanpa bidang pelun-cur

(jatuh bebas).

4. Slide, yaitu pergerakan massa dengan cepat melewati bidang peluncur. 5. Subsidence (amblesan), yaitu gerakan ke bawah tanpa permukaan bebas.

Semuanya adalah gejala gerakan massa batuan dan semua gerakan ini terjadi apa bila terdapat gangguan dalam keseimbangan.

D. Jenis-jenis Tanah Longsor

Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.

1. Longsoran Translasi

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

2. Longsoran Rotasi

(11)

3. Pergerakan Blok

Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.

4. Runtuhan Batu

Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.

(12)

Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

6. Aliran Bahan Rombakan

(13)

Tabel Faktor-faktor utama penyebab gerakan tanah

Faktor Penyebab Mekanisme Utama

1. Hilangnya penahan lateral a. Aktifitas erosi

b. Pelapukan

c. Kemiringan lereng bertambah akibat gerakan d. Pemotongan bagian bawah.

2. Kelebihan beban tanah a. Air hujan yang meresap pada tanah.

b. Penimbunan bangunan

Sumber: Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung 2000.

E. Faktor-faktor Penyebab Tanah Longsor

a. Hujan

(14)

pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.

b. Lereng Terjal

Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

c. Tanah yang kurang padat dan tebal

Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.

d. Batuan yang kurang kuat

Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.

e. Jenis tata lahan

Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

(15)

Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.

g. Adanya beban tambahan

Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.

h. Pengikisan/erosi

Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

i. Adanya material timbunan pada tebing

Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

j. Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:

* Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda. * Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur.

* Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai. * Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.

(16)

* Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.

* Longsoran lama ini cukup luas.

k. Penggundulan Hutan

Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.

l. Daerah Pembuangan Sampah

Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

F.Wilayah Rawan Tanah Longsor

Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta.

Daerah yang memiliki rawan longsor :

 Jawa Tengah 327 Lokasi  Jawa Barat 276 Lokasi  Sumatera Barat 100 Lokasi  Sumatera Utara 53 Lokasi  Yogyakarta 30 Lokasi  Kalimantan Barat 23 Lokasi

 Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.

(17)

No. Propinsi Jumlah

Jumlah 103 411 149 256 1854 2498 751 920

Sumber : . Pusat Mitigasi Bencana Geologi

(18)

JL : Jalan terputus

Tampak bahwa kejadian bencana dan jumlah korban bencana tanah longsor di Propinsi Jawa Barat lebih besar dibandingkan dengan propinsi lainnya. Hal demikian disebabkan oleh faktor geologi, morfologi, curah hujan, dan jumlah penduduk serta kegiatannya.

G.Tahapan Mitigasi Bencana Tanah Longsor

 Pemetaan

Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.

 Penyelidikan

Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah. Pemeriksaan

Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penanggulangannya.

 Pemantauan

Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.

 Sosialisasi

(19)

mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah

 Pemeriksaan bencana longsor Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya,

kondisi bencana dan tata cara penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.

H. Pencegahan longsor

Untuk mencegah terjadinya tanah longsor, masyarakat diimbau :  menanam pohon berakar kuat di lereng yang terjal,

 tidak mencetak sawah di bagian atas lereng terjal,  tidak memotong lereng terjal di bagian bawah,

 tidak membuat kolam air di lereng bagian atas, terutama dasar kolam yang tidak kedap air,

 tidak melakukan tindakan yang menimbulkan getaran di lereng terjal,  tidak menebang pohon di lereng terjal, dan

 upayakan di lereng bagian atas ditanami tanaman keras, di lereng bagian tengah berupa perkebunan, dan lereng bawah persawahan dan permukiman.

 penyebaran informasi mengenai bahaya longsor,

 menyampaikan anjuran, dan larangan kepada masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan longsor.

I. penanggulangan longsor 1 Tanggap Darurat

Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

 Kondisi medan  Kondisi bencana  Peralatan

(20)

2.Rehabilitasi

Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

3. Rekonstruksi

(21)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Para ahli geografi memiliki peran besar dalam bahaya longsor dan penilaian terhadap risiko yang ditimbulkan. Hal tersebut terjadi karena

resiko akibat dari keterkaitan antara lingkungan manusia dan fokus tradisional studi geografis. Hal itu bukan peran eksklusif, karena selalu ada kebutuhan yang

spesial di berbagai bidang seperti fisika tanah, ekonomi dan teknik. Namun, para geograf juga memberikan kontribusi khusus untuk daerah-daerah

penelitian lereng stabil dengan mengembangkan model dan menyediakan informasi empiris dari pemantauan lapangan. Proses longsor sendiri merupakan

produk dari keterkaitan antara sejumlah sistem alam,

termasuk geologi, geomorfologi, hidrologi,iklim dan penggunaan sistem tanah oleh manusia. Memahami tanah longsor memerlukan kemampuan untuk

menganalisis hubungan antara sistem ini. Para geograf telah mampu memberikan kontribusi yang berharga di daerah ini karena mereka

umumnya memeriksa berbagai kondisi dalam pandangan dari perspektif spasial dan temporal di berbagai skala. Dari semua itu, para geograf menafsirkan proses ini sebagai komponen dari suatu sistem fisik manusia. Hal tersebut menyoroti tidak hanya risiko dan kerentanan masyarakat tetapi juga mengungkapkan faktor manusia sebagai penyebab stabilitas lereng. Karena Indonesia termasuk negara yang rentan akan Tanah Longsor, apalagi didaerah yang dilewati oleh dua sirkum pengunungan aktif dunia, maka dari itu kita harus mengerti bagaimana cara-cara menangulagi bencana ini agar kelak tidak akan memakan banyak korban.

(22)

Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain:

 Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).  Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan).  Vegetasi kembali lereng-lereng.

 Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.

Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana tanah longsor adalah :

 Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman

 Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman  Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah

melalui retakan

 Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal  Jangan menebang pohon di lereng

 Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal  Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal  Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak

(23)

DAFTAR PUSTAKA

1. Wikipedia. 2011. Tanah Longsor. http://id.wikipedia.org/wiki/tanah_longsor. diakses desember 2011

2. Bachri, Moch. 2006. Geologi Lingkungan. Malang : CV. Aksara.

Gambar

Tabel Faktor-faktor utama penyebab gerakan tanah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tabel 6 menunjukkan dari 32 orang yang ada faktor psikososial terdapat sebagian besar responden yaitu 24 orang (75,0%) yang mengalami skizofrenia dan sebagian

DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA Jalan Raya Dringu

Dengan demikian kerukunan antar umat beragama merupakan salah satu tongkat utama dalam memelihara hubungan suasana yang baik, damai, tidak bertengkar, tidak gerak,

18,19,20 Knee rotational stability in this study was measured with the TTTG distance, which was not restored by a standard technique of ACL reconstruction surgery

Immersion in the citric acid solution is proposed to prevent the damage of dried curcuma after the drying process, accelerate the drying time and reduce the degradation

Advan S4A merupakan salah satu produk Smartphone Android terbaru yang di luncurkan oleh pabrikan lokal Advan dari seri Advan Vandroid yang ditargetkan untuk kalangan entry-level

Dalam wawancara mendalam dengan para istri tersebut, mereka menyebutkan alasan melakukan aborsi adalah anak sudah banyak, masih terikat kontrak kerja yang melarang mereka

Dengan melihat uraian di atas dan betapa pentingnya peran core competencies terhadap terciptanya keunggulan bersaing suatu perusahaan yang pada akhirnya dapat memicu