• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SURVAI BIAYA KECELAKAAN KAB. BE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS SURVAI BIAYA KECELAKAAN KAB. BE"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kabupaten Bekasi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Cikarang. Kabupaten ini berada tepat di sebelah timur Jakarta, berbatasan dengan Kota Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta di barat, Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Karawang di timur, serta Kabupaten Bogor di selatan. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan.

Bekasi merupakan kawasan pertumbuhan Jakarta, dan menjadi bagian dari kawasan Jabotabek (belakangan menjadi Jabodetabek). Bekasi dilintasi ruas jalan tol Cikampek dan jalur kereta api Jakarta-Surabaya. KRL Jakarta - Bekasi hanya tersedia sampai kawasan Bekasi barat Hal ini karena banyaknya daerah aliran sungai sehingga menghambat pembangunan.

Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang sangat serius di seluru dunia, termasuk juga Indonesia.

karena di bekasi terdapat daerah perindustrian, sehingga banyak kendaraan yang keluar masuk di bekasi sehingga mengakibatkan banyak kecelakaan yang terjadi .Kondisi jalan yang begitu padat volume kendaraannya dan di dominasi oleh angkutan barang mengakibatkan banyak terjadinya kecelakaan yang terjadi baik dari pengemudi ataupun pejalan kaki.

(2)

yang ditimbulkan akibat kecelakaan juga semakin tahun semakin meningkat.

Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian, salah satunya adalah dengan mengevaluasi biaya yang timbul akibat kecelakaan. Diharapkan dengan mengetahui seberapa besar biaya yang timbul akibat kecelakaan, para pengguna jalan dapat berusaha lebih berhati-hati dalam berkendara di jalan. Untuk menganalisa biaya-biaya tersebut perlu dilakukan survey dan wawancara terhadap responden untuk perolehan data. Kecelakaan lalu lintas juga telah berdampak pula terhadap peningkatan kemiskinan, karena menimbulkan biaya perawatan, kehilangan produktifitas, kehilangan pencari nafkah dalam keluarga yang menyebabkan trauma, stress dan penderitaan yang berkepanjangan. Biaya sosial – ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas. Sehubungan dengan hal tersebut, penting kiranya untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan sekaligus mengetahui besarnya biaya yang timbul akibat kecelakaan. Dengan mengadakan survey dan wawancara terhadap responden dapat diketahui data data yang di perlukan untuk menghitung biaya kecelakaan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk menganalisis biaya yanga dikeluarkan oleh pengguna jalan saat terjadi kecelakaan lalu lintas, antara lain sebagai berikut lain:

1. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan responden bila mengalami luka ringan, luka berat, maupun yang hanya mengalami kerusakan properti (PDO).

(3)

3. Mengetahui dampak ekonomi dari biaya kecelakaan terhadap perekonomian kabupaten bekasi.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah Kabupaten Bekasi

,

tahap analisisnya meliputi :

1.

Property Damage

ialah kerusakan pada kendaraan, biaya perbaikan kendaraan, kerugiaan kerusakan barang-brang yang ada di dalam kendaraan.

2.

Medical Cost

ialah biaya yang dikeluarkan korban kecelakaan lalu lintas yang diperuntukkan kepada rumah sakit. Biaya tersebut meliputi pertolongan pertama, UGD, biaya pondok, pengobatan dan diagnose dokter, rawat inap, ambulance, serta tindakan khusus.

(4)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PENELITIAN

Dalam melakukan suatu penelitian ilmiah, kerangka pemikiran merupakan hal yang sangat penting. Agar pembaca dapat mengetahui secara jelas dan ringkas dengan objek yang diambil dalam penelitian ini. Sehingga langkah-langkah yang dilakukan dan maksud yang ingin disampaikan dapat dipahami dan dapat dimengerti secara jelas.

Dalam penyusunan laporan perlu diperhatikan jenis data yang diperlukan berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Data-data yang telah didapatkan selajutnya akan diproses secara ilmiah, dimana pada proses tersebut dilakukan suatu analisis dengan metode yang dapat diterima sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

(5)

BAGAN ALIR

Dishub (data biaya administrasi penanganan iecelaiaan lalu

Dishub (data biaya administrasi penanganan iecelaiaan lalu lintas)

Pengumpulan Data Primer : Rumah Saiit (data biaya rawat inap, pengobatan dan

perawatan)

Bengiel (data biaya perbaiian iendaraan dan penggantian suiu cadang)

Pengumpulan Data Primer : Rumah Saiit (data biaya rawat inap, pengobatan dan

perawatan)

Bengiel (data biaya perbaiian iendaraan dan penggantian suiu cadang)

Tahap Persiapan

Tahap Persiapan

Menghitung besaran biaya iorban iecelaiaan lalu lintas

Menghitung besaran biaya iecelaiaan lalu lintas AnalisisAnalisis

Hasil

Hasil

Besaran biaya iecelaiaan lalu lintas dan besaran biaya iecelaiaan lalu lintas tahun 2014

Kesimpulan dan saran

Menghitung besaran biaya iorban dan besaran biaya iecelaiaan lalu lintas tahun 2014

Menghitung prosentase PDRB yang hilang aiibat iecelaiaan lalu lintas dan periiraan

biaya total

Periiraan Besaran Biaya Korban dan Besaran Biaya Kecelaiaan lalu lintas tahun

(6)

B. PENGUMPULAN DATA

1. Data Sekunder

Data skunder adalah data yang diperoleh dari beberapa instansi pemerintah. Data skunder yang berkaitan dengan analisa biaya kecelakaan lalu lintas dapat diperoleh dari beberapa instansi pemerintah yang terkait. Data yang dibutuhkan diperoleh dari :

a. Kepolisian, data yang didapatkan :

1) Data biaya administrasi penanganan kecelakaan lalu lintas; 2) Data kecelakaan lalu lintas per-

fatalitas

; dan

3) Data rata-rata usia korban kecelakaan lalu lintas.

2. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat langsung dari lapangan sesuai dengan kondisi saat ini. Data primer didapat dari hasil wawancara tambahan di Rumah Sakit dan Bengkel yang ada di Kabupaten Bekasi pada saat pelaksanaan survey. Data-data tersebut antara lain :

a. Rumah Sakit, terdapat beberapa rumah sakit yang ada di Kabupaten Bekasi akan tetapi hanya satu rumah sakit yang akan dilakukan survei wawancara yaitu RS medika cikarang. Dari data dirumah sakit kita mencatat biaya administrasi korban kecelakaan berdasarkan fatalitas dan lama perawatan korban di rumah sakit. Disamping itu diperlukan juga informasi tentang lama waktu istirahat yang diperlukan sejak dirawat sampai dengan dapat melakukan aktifitas atau bekerja kembali untuk menghitung waktu produktif yang hilang.

(7)

C. PENGOLAHAN DATA

Dalam analisa biaya kerugian akibat kecelakaan lalu lintas, metode yang digunakan adalah metode

The Gross Output

(Human Capital).

Pedoman analisa tersebut dterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum berdasarkan hasil penelitian biaya kecelakaan lalu lintas yang dilakukan di Puslitbang Prasarana Transportasi pada tahun 2003. Kerusakan, kecelakaan, biaya medis dan administrasi semua dapat dikembalikan, tetapi nyawa manusia tidak bisa. Estimasi biaya tetap dibutuhkan untuk menentukan besar dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Adapun prosedur dalam melakukan estimasi biaya adalah sebagai berikut :

1. Menghitungan besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas Menggunakan metode

The Gross Output (Human Capital)

yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Biaya Langsung

1. Biaya Perawatan Korban, diperoleh melalui wawancara di rumah sakit. Kemudian untuk masing-masing kategori korban dilakukan perhitungan.

2. Biaya Perbaikan Kendaraan, diperoleh melalui wawancara mengenai biaya perbaikan kendaraan akibat kecelakaan lalu lintas pada setiap kelas kecelakaan (berat, sedang,ringan). 3. Biaya Administrasi, didapat dari biaya kecelakaan yang

dikeluarkan oleh berbagai institusi. Untuk setiap kelas kecelakaan dilakukan perhitungan berdasarkan instansi yang terkait.

b. Biaya Tidak Langsung

(8)

berdasarkan selisih antara rata-rata usia harapan hidup (BPS) dan rata-rata usia korban meninggal akibat kecelakaan (POLRI). 2.

Human cost

, untuk menghitung biaya

human cost

dilakukan

penjumlahan total dari seluruh biaya kemudian dikalikan dengaan prosentase berdasarkan teori

Transport Research

Laboratory

(1995).

Setelah didapatkan hasil dari masing-masing komponen biaya maka biaya langsung dan biaya tidak langsung di jumlahkan berdasarkan klasifikasi tingkat keparahan. Kemudian biaya langsung dan biaya tidak langsung dari kejadian kecelakaan tersebut dijumlahkan sehingga prediksi atau estimasi besarnya biaya kecelakaan rata-rata dapat diketahui.

2. Menghitung besaran biaya kecelakaan lalu lintas

(9)

selanjutnya yaitu membandingkan dengan PDRB Kabupaten Kudus tahun 2014.

BAB III

LANDASAN TEORI

A. Aspek Legalitas

Aspek ini merupakan dasar hukum.

a. Undang–undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

(1) Bagian i tentang ketentuan umum, pasal ayat (24) yang berbunyi sebagai berikut : “kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda”.

(2) Pada bab XIV kecelakaan bagian ketiga kewajiban dan tanggung jawab “jika korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam pasal 229 ayat (1) huruf c, pengemudi, pemilik, dan/atau perusahaan angkutan umum wajib memberikan bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana”.

b. Pedomen teknis bsn no 8 dan 9 tahun 2000 (1) Istilah dan definisi

Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini sebagai berikut :

Biaya kecelakaan lalu lintas

(10)

Meliputi : biaya perawatan korban, biaya kerugian harta benda, biaya penanganan Kecelakaan lalu lintas, dan biaya kerugian produktivitas korban

Besaran biaya kecelakaan lalu lintas (bbke)

Biaya kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun

Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas (bbko)

Biaya korban kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan, atau suatu wilayah per tahun

Jumlah kecelakaan lalu lintas (jkei)

Jumlah kecelakaan lalu lintas dengan kelas kecelakaan tertentu yang terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun

Jumlah korban kecelakaan lalu lintas (jkoj)

Jumlah korban mati, luka berat atau luka yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun

Kecelakaan lalu lintas

Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda (pp no 43 th. L993, pasal 93)

(11)

Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban mati

Kecelakaan berat

Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban luka berat

Kecelakaan ringan

Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa pemakai jasa lainnya mengakibatkan korban luka ringan

Kecelakaan dengan kerugian harta benda

Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan kerugian harta benda

Korban mati

Korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling Lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut (pp no 43 th l993,pasal 93)

Korban luka berat

Korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka Waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan (pp no 43 th l993, pasal 93)

Korban luka ringan

(12)

B. Aspek Teknis

a. Jumlah kecelakaan lalu lintas jalan (JKEi) dan korban (JKOj)

Perolehan data jumlah kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan disuatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun didapat dari kepolisian setempat.

Perolehan data jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban disuatu ruas jalan, persimpangan, atau suatu wilayah per tahun didapat dari kepolisian setempat

b. Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas (BBKO)

Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

dengan pengertian :

BBKO = besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas disuatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun.

Jkoj = jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban, dalam korban/tahun. Bskoj (tn) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas

pada tahun n untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban

J = kategori korban

(13)

c. Besaran biaya kecelakaan lalu lintas (BBKE)

Besaran biaya kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

dengan pengertian:

BBKE = besaran biaya kecelakaan lalu lintas pada tahun n disuatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun.

JKEi = jumlah kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan, dalam kecelakaan/tahun.

BSKEi (Tn) = biaya satuan kecelakaan tahun n untuk setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan

i = kelas kecelakaan lalu lintas

(14)

BAB IV

ANALISIS PEMBAHASAN

A. BBKB (Besaran Biaya Korban Kecelakaan Lalu Lintas)

Dalam indikator penghitungan biaya kecelakaan dalam sisi korban kecelakaan yang dihitung dari segi biaya kerusakan kendaraan , biaya perawatan korban, biaya produktifitas korban , biaya administrasi polisi dan human cost . Penjabarannya adalah :

1. Biaya Kerusakan Kendaraan

Biaya ini adalah biaya penanganan rusaknya kendaraan akibat kejadian kecelakaan. Biaya ini diperoleh dari pengambilan data sekunder ke Bengkel Resmi

Toyota Auto 2000

yang berada di Jl.Sultan Hasanuddin KM42 Tambun Kabupaten Bekasi yang diperlukan sesuai jenis kecelakaan terhadap kendaraan yang terlibat kecelakan.

a. Kecelakaan Ringan

Sumber: Bengkel Resmi Toyota AUTO2000 Tambun Bekasi

TABEL IV.I : Detail Kendaraan Kecelakaan Ringan

No Item volume harga

1 Perbaiian

Ringan Rp275,000

2 Ongios

Montir Rp120,000

3 ATF pwr

steer Rp50,000

Rp445,000 TOTAL

(15)

Total biaya kecelakaan kendaraan yang bersifat ringan teriddentifikasi Rp. 445.000,00 / Kendaraan.

b. Kecelakaan Sedang

Sumber: Bengkel Resmi Toyota AUTO2000 Tambun Bekasi

TABEL IV.2 : Detail Kendaraan Kecelakaan Sedang

No Item volume harga

1 Oli Mesin 6 Rp250,000

2 Oli Perseneling Rp120,000

3 ATF pwr steer Rp50,000

4 Stang Piston Rp1,125,000 5 Ring Piston set Rp575,000

6 Metal bulan Rp200,000

7 Engine

mounting 1 Rp275,000

8 Joint steer Rp450,000

9 klep intax Rp200,000

10 Selang vacum 2 Rp75,000

11

Sil vacum cover klep + valve

engine

Rp200,000

12 Sil busi set Rp140,000

13 thermostat Rp175,000

20 Jasa kerja Over

haul Rp2,500,000 Tabel Detail Kecelakaan sedang

(16)

Total biaya kecelakaan kendaraan yang bersifat sedang teriddentifikasi Rp. 5.285.000,00 / Kendaraan.

c. Kecelakaan Berat

Tabel Detail Kecelakaan berat

No Item volume harga

1 Oli Mesin 6 Rp250,000

2 Oli

5 Packing Topfullset Rp2,400,000

6 Stang Piston Rp1,125,000

7 Ring Pistonset Rp575,000

8 Metal duduk0/2 25 Rp425,000

9 Metal jalan0/2 25 Rp375,000

10 Metal bulan Rp300,000

11 Enginemounting 1 Rp375,000

12 Joint steer Rp750,000

13 Glomet Karetrack steer Rp175,000

(17)

15 klep intax Rp200,000

16 Selangvacum 2 Rp175,000

17 Sil vacumcover klep +

valve engine Rp200,000 18 Sil busi set Rp140,000 19 thermostat Rp175,000 20 Switch oli Rp95,000 21 filter oli Rp75,000

22 selangbypass Rp25,000

23 O-ring + silpompa oli Rp150,000

24 Bearing rodadepan 1 Rp250,000

25 timing belt Rp375,000 26 fan belt set Rp200,000 27 lem locktit Rp75,000

28 bensin Rp200,000

29 Jasa kerjaOver haul Rp7.000,000

30

Sumber: Bengkel Resmi Toyota AUTO2000 Tambun Bekasi

TABEL IV.3 : Detail Kendaraan Kecelakaan Berat

Total biaya kecelakaan kendaraan yang bersifat berat teridentifikasi Rp19.085,000,00 / Kendaraan

2. Biaya Perawatan Korban Kecelakaan

(18)

Gambar IV.I : Lokasi Survai Pengambilan data sekunder Rumah Sakit Sentra Medika , Pasir Gembong , Cikarang , Bekasi

a. Korban Kecelakaan Luka Ringan

Yang termasuk dalam kategori kecelakaan ini adalah luka ringan yang melibatkan manusia tetapi hanya menimbulkan kerusakan pada tubuh secara minimum dan tidak membutuhkan perawatan yang memerlukan biaya yang besar dan dalam jangka waktu yang lama. Contoh : Luka robek ringan , bengkak / lebam , dsb.

Rincian Biaya perawatan Korban Kecelakaan Luka ringan (Hasil Wawancara ) :

Tindakan Medis Perawatan : Rp . 72.000

(19)

Rawat jalan : Rp. 150.000

Biaya Administrasi : Rp . 20.500

TOTAL : Rp. 317. 500

Jadi total dari biaya perawatan korban kecelakaan dalam luka ringan adalah Rp. 317.500,00 /orang

b. Korban Kecelakaan Luka Berat

Yang termasuk dalam kategori kecelakaan ini adalah luka berat yang melibatkan manusia yang mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh secara normal , diterapkan perawatan yang memerlukan biaya besar dan memerlukan waktu atau dalam jangka yang panjang. Contoh : patah tulang kaki, gagar otak dsb

Rincian Biaya perawatan Korban Kecelakaan Luka Berat (Hasil Wawancara ) :

Ruang Perawatan : Rp. 705 . 000

Pra - Operasi Bedah : Rp. 1. 584 .000

Rawat Inap : Rp. 3. 600 .000

Radiologi : Rp . 450 .000

Visip Dokter Spesialis : Rp . 564 . 000

Visip Dokter Bangsal : Rp . 100 . 000

Obat Resep Apotik : Rp . 1.043 . 828

Igd : Rp . 199 .000

Laboratorium : Rp . 764 . 000

(20)

TOTAL : Rp22.045.158, 00 Jadi total dari biaya perawatan korban kecelakaan dalam luka berat adalah Rp22.045.158, 00/orang

c. Korban Kecelakaan Meninggal dunia

Biaya yang dikeluarkan untuk penanganan dan perawatan korban kecelkaan yang teridentifikasi meninggal dunia atau kehilangan nyawa.

Rincian Biaya Korban Kecelakaan Meninggal dunia adalah : Biaya IGD Berat (Non ASKES) = Rp. 3.500.000,00 Biaya Perawatan Mayat = Rp. 100.000,00 Biaya Pertolongan pertama = Rp. 100.000,00 Biaya Pemakaman = Rp. 1. 400.000,00

Total = Rp.5.100.000,00

Jadi total dari biaya perawatan korban kecelakaan yang meninggal dunia adalah Rp.5.100.000,00/orang

3. Biaya Kerugian / Hilangnya Produktifitas Korban

(21)

a. Korban Meninggal Dunia

Untuk penghitungan yakni jumlah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk berusia produktif.

Tabel Data Kecelakaan Kab. Bekasi tahun 2014

Sumber :data Polres Kabupaten Bekasi tahun 2014

Tabel IV.4: Tabel data kecelakaan

Dari data tersebut dapat diasumsikan bahwa rata – rata korban kecelakaan tertinggi adalah usia 21-30 tahun maka:

¿

usiameninggal duniatertinggi

+

2

usia meninggal duniaterendah

¿

21

+

2

30

=

26 tahun

00 - 10 11 _ 20 21_30 31 - 40 41 - 50 51+ SD

1 JANUARI 5 10 24 11 10 11 5

2 FEBRUARI 3 15 15 13 5 5 4

3 MARET 3 47 39 10 8 17 38

4 APRIL 5 29 26 14 14 17 5

5 MEI 13 16 26 20 25 8 14

6 JUNI 4 12 15 15 17 16 5

7 JULI 7 20 26 16 14 17 7

8 AGUSTUS 1 18 32 19 9 13 2

9 SEPTEMBER 4 14 21 21 19 11 5

10 OKTOBER 7 20 37 22 10 18 7

11NOVEMBER 3 13 22 17 9 12 3

12 DESEMBER 3 7 15 24 12 17 3

58 221 298 202 152 162 98 JUMLAH

(22)

Jadi Jumlah umur yang hilang adalah :

= 65 ( batas umur produktif ) – 26

= 39 tahun

Dari jumlah pendapatan rata –rata per tahun kabupaten Bekasi adalah (PDRB Kab Bekasi = Rp. 116.469.972.720.000,00

Sumber : BPS tahun 2013

):

¿

Jumlah penduduk produktif

PDRB

¿

116

.

469

1.8 13.029

.

972

.

720

.

.

000

= Rp.76.978.017,00 / orang / tahun

Untuk memperoleh nilai asumsi yang meninggal lost outputnya adalah:

= jumlah usia yang hilang x pendapatan rata rata per penduduk per tahun

= 39 x

76.978.017

= Rp. 3.002.142.679 ,00 / orang

b. Korban Kecelakaan Luka Berat

Untuk mengetahui potensi nilai kerugian produktifitas untuk luka berat maka dapat dihitung dengan :

¿

jumlah pendapatanrata – rata per tahun

365

=

76.978.017/ 365

(23)

Jika menghitung resiko nilai hilangnya produktifitas untuk luka berat dapat dihitung dengan asumsi rata rata waktu perawatan korban kecelakaan 30 hari:

= 30 hari x Rp. 210.899,00 / Orang / Hari

= Rp. 6.326.960 ,00 /orang

Jadi nilai lost output / kerugian produktifitas sebesar Rp. 6.326.960 ,00 /orang

4. Biaya Administrasi

Menurut data yang mampu diperoleh dari instansi terkait pada pola kecelakaan, kepolisian mengeluarkan biaya berkisar Rp. 969.000 ,00 Terinci sebagai berikut

Tabel IV.5 : Pentelahaan Dana Administrasi Kecelakaan (Sumber: Laka Lantas Polres Kab. Bekasi

No Kebutuhan Jumlah Biaya

1 ATK Rp340,000

2 Maian 5 orang Rp100,000

3 Uang Saisi 1 Orang Rp50,000

4 BBM 20 Ltr Rp225,000

Pertamax

5 Pengambilan Visum Rp62,000

6 Pulsa Rp102,000

7 Pemberiasan 1 rangiap Rp90,000

Rp969,000

Sumber : Laka Lantas Polres Kab. Bekasi

Total

(24)

Gambar IV.2 : Lokasi Survai Pengambilan data sekunder Polres Kabupaten Bekasi

5. Human Cost

Menggunakan rekomendasi dari

Transport Research Laboratory

, 1995 dimana untuk penambahan biaya akibat rasa sakit , penderitaan dan kesedihan yang jumlahnya 28 % dari total biaya kecelakaan fatal , 50 % dari total biaya kecelakaan serius dan 8% dari total biaya kecelakaan ringan. Jadi berdasarkan proporsi tersebut , Human Cost untuk setiap jenis korban dapat diperkirakan atau estimasi seperti berikut :

a. Korban Meninggal Dunia / Berat

 Biaya Kerusakan Kendaran = Rp.19.085.000,00

 Biaya Perawatan Korban = Rp. 5.100.000,00

 Biaya Kerugian Produktifitas = Rp 3.002.142.679

 Biaya Administrasi = Rp. 969.000

SubTotal = Rp. 3.027.296.679,00

Human cost ( 28 %) = Rp.

847.643 .070,00

Total Cost = Rp. 3.874.939.749 ,00

b. Korban Luka Berat / Sedang

 Biaya Kerusakan Kendaran = Rp. 5.285.000,00

 Biaya Perawatan Korban = Rp.31.045.000,00

 Biaya Kerugian Produktifitas = Rp. 6.326.960,00

 Biaya Administrasi = Rp. 969.000

(25)

Human Cost (50 %) = Rp.

21.812.980,00

Total Cost =Rp. 65.438.940 ,00

c. Korban Luka Ringan / Ringan

 Biaya Kerusakan Kendaran = Rp. 445. 000,00

 Biaya Perawatan Korban = Rp. 317. 500,00

 Biaya Administrasi = Rp.969.000 ,00

SubTotal = Rp. 1.731.500,00

Human Cost (8%) = Rp. 138.520 ,00 Total Cost = Rp. 1.870.020 ,00

Dengan demikian dari penghitungan diatas dapat diambil informasi bahwa

BBKB (Besaran Biaya Korban Kecelakaan Lalu

Lintas) di Kabuaten Bekasi pada tahun 2014 sesuai dengan

penghitungan adalah

a. Korban Meninggal Dunia / Berat

 Total Cost =Rp. 3.874.939.749 ,00

b. Korban Luka Berat / Sedang

 Total Cost =Rp. 65.438.940 ,00

b. Korban Luka Ringan / Ringan

 Total Cost =Rp. 1.870.020 ,00

B. BBKE (Besaran biaya kecelakaan lalu lintas)

(26)

JMLH

KJDN MD LB LR

1 JANUARI 53 5 55 11

2 FEBRUARI 43 3 44 10

3 MARET 75 4 79 42

4 APRIL 80 8 85 13

5 MEI 66 11 77 20

6 JUNI 65 3 61 15

7 JULI 70 11 70 19

8 AGUSTUS 73 13 68 11

9 SEPTEMBER 65 8 66 16

10 OKTOBER 86 12 90 12

11 NOVEMBER 60 8 57 11

12 DESEMBER 65 4 63 12

801 90 815 192

Sumber : Laia Lantas Kepolisian Resort Kab. Beiasi

BULAN KORBAN

Total

Tabel Data Kecelakaan Kab. Bekasi Tahun 2014

No

kecelakaan dengan menggunakan hasil kali antara jumlah korban dikalikan dengan nilai besar biaya kecelakaan per orang / korban.

Tabel IV.6 : Data laka Lantas Kepolisian Resort Kab. Bekasi

(27)

a. Kecelakaan Berat / Meninggal Dunia BBKE (Tn) = Σ (JKEi x BSKEi (Tn))

= 90 x Rp. 3.874.939.749 ,00

= Rp. 348.744.577.468 ,00

b. Kecelakaan Sedang / Luka Berat

BBKE (Tn) = Σ (JKEi x BSKEi (Tn)) = 815 x Rp. 65.438.940 ,00

= Rp.53.332.736.100,00

c. Kecelakaan Ringan / Luka Ringan

BBKE (Tn) = Σ (JKEi x BSKEi (Tn)) = 192 x Rp. 1.870.020 ,00

= Rp.359.043.840,00

Dengan melakukan perhitungan seperti diatas dapat diambil hasil yakni untuk BBKE kecelakaan berat / Meninggal dunia sebesar Rp. 24.870.009.600 ,00 BBKE kecelakaan sedang / Luka Berat Rp.28.616.071.360,00 dan BBKE kecelakaan ringan / Luka ringan Rp.388.669.440,00 dan dari penjumlahan ketiga kecelakaan tersebut didapatkan total accident cost atau total biaya kecelakaan di kabupaten Bekasi.

Total accident cost = Rp. 348.744.577.468 ,00+ Rp.53.332.736.100,00+ Rp.359.043.840,00

(28)

Jadi total accident cost / total biaya kecelakaan Kab. Bekasi tahun 2014 sebesar Rp.402.436.357.408 ,00

C. PROSENTASE BIAYA KECELAKAAN TERHADAP PDRB

Untuk menentukan seberapa besar perbandingan total biaya kecelakaan dengan Nilai PDRB kabupaten Bekasi dalam bentuk prosentase ( % ). Sehingga dapat dirumuskan dengan :

%Accident Cost /,PDRB =

TOTALBIAYA KECELAKAAN TAHUN

2014

PDRB

X

100 %

=

116.469 .972.720 .000

402.436 .357 .408

X

100 %

= 0.35 %

(29)

BAB V

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dengan demikian dari penghitungan dapat diambil informasi bahwa

BBKB

(Besaran Biaya Korban Kecelakaan Lalu Lintas) di Kabuaten Bekasi

pada tahun 2014 sesuai dengan penghitungan adalah

a. Korban Meninggal Dunia / Berat

(30)

c. Korban Luka Ringan / Ringan

 Total Cost = Rp. 1.870.020 ,00

Lalu untuk total accident cost / total biaya kecelakaan Kab. Bekasi

tahun 2014 yaitu sebesar

Rp.402.436.357.408 ,00

Sehingga dari data –data diatas dapat diperoeh besar perbandingan total biaya kecelakaan dengan Nilai PDRB kabupaten Bekasi bernilai 0.35% dari total PDRB.

Dari nilai perbandingan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penduduk kabupaten Bekasi berada ada kelompok yang cukup sejahtera,dengan standard maksimum nilai perbandingannya yaitu 2,8 %.

B .SARAN

 Perlu adanya koordinasi dari berbagai instansi yang terkait dalam penanganan kecelakaan supaya data yang didapatkan lebih akurat dan benar benar aktual,agar ke depannya data tersebut dapat memberikan konstribusi bagi evaluasi pencegahan dan penanganan kecelakaan yang terjadi selanjutnya.

(31)

Gambar

Gambar II.1 : Bagan Alir Analisa Biaya Kecelakaan Lalu Lintas
Tabel Kendaraan kecelakaan ringan
Tabel  Detail Kecelakaan sedang
Tabel  Detail Kecelakaan berat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasan Sadikin Bandung termasuk dalam kategori baik Hal ini dilihat berdasarkan tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang diteliti seperti reability, assurance,

Akreditasi adalah proses evaluasi dan penilaian mutu institusi atau program studi yang dilakukan oleh suatu tim pakar sejawat (tim asesor) berdasarkan

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2013, lokasi di Estuaria Sungai Musi, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 1).. Identifikasi

Hasil perancangan unit reaktor biogas diterapkan di Kelompok Tani Waluya desa Sidamulya kabupaten Ciamis yang sebelumnya belum pernah dilakukan, sehingga reaktor biogas

Dengan memvariasi lama sintering pada pemanasan sampel berdampak pada jumlan ion Ni 2+ yang terdoping makin meningkat, didapatkan hasil bahwa semakin lama sintering,

Daerah Proyek transmigrasi Angkata Darat II Hanura terletak di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, sebelumnya merupakan bagian dari

Berdasarkan jurnal yang menjadi acuan dari penelitian ini yaitu dari Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai (2012) dikatakan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang

Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian pada bidang yang ada kaitannya dengan strategi koping yang dilakukan