• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isi makalah perkembangan islam di indone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Isi makalah perkembangan islam di indone"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di dunia. Selain itu, penganutnya juga terus-menerus mengalami peningkatan dan perkembangan yang sangat signifikan setiap tahunnya. Perkembangan tersebut terjadi di seluruh dunia, tanpa terikat oleh geografis, etnis, kasta dan lain sebagainya. Kemudian kalau kita cermati, agama Islam memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut dapat kita lihat dari aspek sejarah turunnya Islam dan respon masyarakat terhadapnya. Sekilas, Islam diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad Ibnu Abdullah dari golongan kaum Quraisy. Padahal, agama-agama sebelumnya banyak diturunkan kepada bangsa Israil, bukan kaum Quraisy yang tidak memiliki akar sejarah yang kuat ketimbang bangsa Israil. Sedangkan keunikan Islam jika dilihat dari respon masyarakat, sangat menakjubkan sekali. Sebab Islam yang tergolong agama baru dibandingkan agama lainnya, bisa mendapat respon positif dari masyarakt yang mengitarinya, bahkan memiliki penganut yang besar hingga saat ini.Entah dari mana antusiasme mereka dapatkan terhadap Islam –rahmatan lil alamin-.

Nah oleh sebab itu, menarik saya rasa untuk menjelajah dan menelaah lebih konprehensif tanpa mengenyampingkan sifat kritis terhadap agama yang satu ini, khususnya di Negara Indonesia yang memiliki penganut Islam terbesar di jagad raya ini. Dalam hal ini, lagi-lagi kita dihadapkan dengan keunikan Islam. Apabila kita merefleksi sejarah Islam, bukankah Islam pertama kali turun dan berkembang di Jazirah Arab, bukan di Indonesia. Lantas, mengapa yang memiliki penganut Islam terbesar di dunia adalah bangsa Indonesia? Tidakkah terlalu jauh antara Arab-Indonesia? Kenapa tidak Negara tetangganya saja yang memiliki mayoritas penganut agama Islam, misalnya Tajikistan, Palestina, Turki, Uzbekistan, dll? Dan bagaimana perkembangan Islam pada awal masuknya ke Nusantara?

(2)

satu sama lain tidak bisa menafikan sehingga kemudian keluarlah satu-satunya pendapat atau teori yang mutlak kebenarannya dan diterima oleh para ahli sejarah.

B. Rumusan Masalah

Perumusan Masalahnya meliputi :

1) Bagaimana proses awal masuknya Islam ke Indonesia ? 2) Bagaimana cara Islam masuk ke Indonesia ?

3) Bagaimanakah perkembangan Islam diberbagai wilayah di Indonesia ? 4) Siapa sajakah Tokoh-tokoh dalam perkembangan Islam di Indonesia ? 5) Apa saja peranan umat Islam di Indonesia ?

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses awal Masuknya Islam di Indonesia

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan-kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.

Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

B. Cara Islam Masuk ke Indonesia

Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2 H. Rute yang dilewati adalah jalur Utara dan Selatan.

Jalur Utara, dengan rute :Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Damaskus – Bagdad – Gujarat – Srilangka – Indonesia

Jalur Selatan, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Yaman – Gujarat – Srilangka – Indonesia

(4)

damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :

ةةووررععلرابة كوسومرتوسرا دةقوفو هةللابة نمةؤريعوو تةوغعاططولابة ررفعكريو نموفو يطةغولرا نومة دعشررطعلا نويطوبوتطو دقو نةيدطةلا يفة هواروكرإةلو مميلةعو عميمةسو هعللاوو اهولو مواصوفةنرا لو ىقوثروعلرا

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut danberimankepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhultali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Mah aMendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al-Baqarah: 256).

Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara, yaitu melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf, yang kesemuanya mendukung meluasnya ajaran agama Islam.

1. Perdagangan

Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang muslim juga mempunyai kewaajiban berdakwah maka para pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia memeluk agama Islam dan merekapun menyebarkan agama Islam dan budaya Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan demikian, secara bertahap agama dan budaya Islam tersebar dari pedagang Arab, Persia, India kepada bangsa Indonesia. Proses penyebaran Islam melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif dibanding cara lainnya.

2. Perkawinan

(5)

dengan syarat mereka harus masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan. Misalnya, perkawinan Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dengan Nyai Gede Manila, putri Tumenggung Wilatikta; perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang beragama Islam kemudian berputra Raden Patah yang pada akhirnya menjadi Raja Demak.

3. Politik

Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong - bondong memeluk agama Islam. Karea, masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik maka akan diadakannya perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.

4. Pendidikan

Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok – pondok pesantren. Dan di dalam pesantren itulah tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan agama Islam. Yang jika para pelajar tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai agama Islam, mereka mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat sekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama Islam. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku ( daerah Hitu ), dls.

5. Seni Budaya

(6)

mengakrabkan budaya daerah setempat dengan ajaran Islam yang disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat mungkin memanfaatkan tradisi lokal, misalnya:

a. Membumikan ajaran Islam melalui syair – syair. Contohnya : Gending Dharma, Suluk Sunan Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain – lain.

b. Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin. Tokoh – tokoh simbolis dalam wayang diadopsi atau mencipta nama lainnya yang bisa mendekatkan dengan ajaran Islam. Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran. c. Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm

pengingat. Sebab insting masyarakat telah akrab dengan gema bedug sebai pemanggil untuk acara keramaian.

d. Menggeser tradisi klenik dengan doa – doa pengusir jin sekalugus doa ngirim leluhur. Diantaranya yang disebut Tahlil.

6. Tasawuf

Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah masyarakatnya. Para Sufi biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat dan menyebarkan agama Islam. Para Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa.

Dengan melalui saluran diatas, agama Islam dapat berkembang pesat dan diterima masyarakat dengan baik pada abad ke-13. Dan adapun faktor – faktor yang menyebabkan Islam cepat bekembang di Indonesia antara lain :

a. Syarat masuk Islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua kelimat syahadat

b. Tata cara beribadahnya Islam sangat sederhana

c. Agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia

(7)

C. Perkembangan Islam di berbagai wilayah di Indonesia 1. Sumatera

Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara . Hal ini mudah diterima akal, karena wilayah Sumatera bagian Utara letaknya di tepi Selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dagang dari India ke Cina.

Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab, Persi dan Gujarat, yang juga para mubalig Islam, banyak yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah di-Islamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga muslim. Selanjutnya mereka mensyiarkan Islam dengan cara yang bijaksana, baik dengan lisan maupun sikap dan perbuatan, terhadap sanak famili, para tetangga, dan masyarakat sekitarnya. Sikap dan perbuatan mereka yang baik, kepandaian yang lebih tinggi, kebersihan jasmani dan rohani, sifat kedermawanan serta sifat-sifat terpuji lainnya yang mereka miliki menyebabkan para penduduk hormat dan tertarik pada Islam, dan tertarik masuk Islam.

Hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Samudra Pasai. Kerajaan ni berdiri pada tahun 1261 M, di pesisir timur Laut Aceh Lhokseumawe (Aceh Utara), rajanya bernama Marah Silu, bergelar Sultan Al-Malik As-Saleh.

Seiring dengan kemajuan kerajaan Samudra Pasai yang sangat pesat, pengembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh. Para ulama dan mubalignya menyebar ke seluruh Nusantara, ke pedalaman Sumatera, peisir barat dan utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Ternate, Tidore, dan pulau-pulau lain di kepulau-pulauan Maluku. Itulah sebabnya di kemudian hari Samudra Pasai terkenal dengan sebutan Serambi Mekah.

2. Jawa

(8)

tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.

Namun, penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran/Gresik yang wafat tahun 1101 M dapatlah dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa.

Hingga pertengahan abad ke-13, bukti-bukti kepurbakalaan maupun berita-berita asing tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru sejak akhir abad ke-13 M hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak Majapahit mencapai puncak kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan Islam ditemukan lebih banyak lagi.

Dan untuk masa-masa selanjutnya pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan mubalig yang kemudian terkenal dengan sebutan Wali Sanga (sembilan wali).

Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :

a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik

Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik

b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)

Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.

(9)

1. Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.

2. Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.

3. Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai Sultan pertama.

c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)

Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.

e. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.

e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)

Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.

f. Sunan Drajat

(10)

Syarif Hidayatullah

Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.

h. Sunan Kudus

Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.

i. Sunan Muria

Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.\

(11)

Para Ulama itu berperan sebagai tim kabinet atau merangkap sebagai dewan penasehat Sultan.

Dalam versi lain dewan wali sanga dibentuk sekitar 1474 M. oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel), membawahi Raden Hasan, Maftuh Ibrahim, Qasim (Sunan Drajat) Usman Haji (ayah Sunan Kudus, Raden Ainul Yakin (Sunan Gresik), Syekh Sutan Maharaja Raden Hamzah, dan Raden Mahmud. Beberapa tahun kemudian Syekh Syarif Hidayatullah dari Cirebon bergabung di dalamnya. Sunan Kalijaga dipercaya para wali sebagai muballig keliling. Disamping wali-wali tersebut, masih banyak Ulama yang dakwahnya satu kordinasi dengan Sunan Ampel hanya saja, sembilan tokoh Sunan Wali Sanga yang dikenal selama ini memang memiliki peran dan karya yang menonjol dalam dakwahnya.

1. Sulawesi

Pulau Sulawesi sejak abad ke-15 M sudah didatangi oleh para pedagang muslim dari Sumatera, Malaka dan Jawa. Menurut berita Tom Pires, pada awal abad ke-16 di Sulawesi banyak terdapat kerajaan-kerajaan kecil yang sebagian penduduknya masih memeluk kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Di antara kerajaan-kerajaan itu yang paling besar dan terkenal adalah kerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang.

Pada tahun 1562 – 1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama, Kerajaan Gowa Tallo berhasil menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba, Maros, Mandar dan Luwu.

(12)

Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan perluasan kekuasaannya. Daerah Wajo dan Sopeng berhasil ditaklukan dan di-Islamkan. Demikian juga Bone, berhasil ditaklukan pada tahun 1611 M.

2. Kalimantan

Sebelum Islam masuk ke Kalimantan, di Kalimantan Selatan terdapat kerajaan-kerajaan Hindu yang berpusat di Negara Dipa, Daha, dan Kahuripan yang terletak di hulu sungai Nagara dan Amuntai Kimi. Kerajaan-kerajaan ini sudah menjalin hubungan dengan Majapahit, bahkan salah seorang raja Majapahit menikah dengan Putri Tunjung Buih. Hal tersebut tercatat dalam Kitab “Negara Kertagama” karya Empu Prapanca.

Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.

Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.

a. Kalimantan Selatan

(13)

mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.

b. Kalimantan Timur

Berdasarkan hikayat Kutai, pada masa pemerintahan Raja Mahkota, datanglah dua orang ulama besar bernama Dato Ribandang dan Tuanku Tunggang Parangan. sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.

Kedua ulama itu datang ke Kutai setelah orang-orang Makasar masuk Islam. Proses penyebaran Islam di Kutai dan sekitarnya diperkirakan terjadi pada tahun 1575 M. raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan para penggantinya.

3. Maluku.

(14)

itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.

Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :

a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).

b. Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.

c. Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin. d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.

e. Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.\

Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga berasal dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.

D. Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia

Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepas dari peran aktif para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat. Di antara Ulama tersebut adalah sebagai berikut:

a. Hamzah Fansuri

Ia hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590. Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di Fansur-Aceh, tetapi juga ke India, Persia, Mekkah dan Madinah. Dalam pengembaraan itu ia sempat mempelajari ilmu fiqh, tauhid, tasawuf, dan sastra Arab. b. Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari

(15)

Ahmad bin Ayub Ad-Dimisqi Al-Khalwati (Damaskus), dan lain sebagainya.

c. Syaikh Abdussamad Al-Palimbani

Ia merupakan salah seorang ulama terkenal yang berasal dari Sumatra Selatan. Ayahnya adalah seorang Sayid dari San’a, Yaman. Ia dikirim ayahnya ke Timur Tengah untuk belajar. Di antara ulama sezaman yang sempat bertemu dengan beliau adalah; Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Abdul Wahab Bugis, Abdurrahman Bugis Al-Batawi dan Daud Al-Tatani.

d. Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani

Beliau lahir di Tanar, Serang, Banten. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya, Tamim dan Ahmad, di didik oleh ayahnya dalam bidang agama; ilmu nahwu, fiqh dan tafsir. Selain itu ia juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari Raden Haji Yusuf di Purwakarta Jawa Barat. Kemudian ia pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan menetap disana kurang lebih tiga tahun. Di Mekkah ia belajar Sayid Abmad bi Sayid Abdurrahman An-Nawawi, Sayid Ahmad Dimyati dan Sayid Ahmad Zaini Dahlan. Sedangkan di Madinah ia berguru kepada Syaikh Muhammad Khatib Sambas Al-Hambali. Selain itu ia juga mempunyai guru utama dari Mesir.

Pada tahun 1833 beliau kembali ke Banten. Dengan bekal pengetahuan agamanya ia banyak terlibat proses belajar mengajar dengan para pemuda di wilayahnya yang tertarik denga kepandaiannya.. tetapi ternyata beliau tidak betah tinggal di kampung halamannya. Karena itu pada tahun 1855 ia berangkat ke Haramain dan menetap disana hingga beliau wafat pada tahun 1897 M/1314 H.

e. Wali Songo

Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa terdapat sembilan orang ulama yang memiliki peran sangat besar. Mereka dikenal dengan sebutan wali songo.

(16)

Jawa di tiga wilayah penting, yaitu; Surabaya, Gresik dan Lamongan (Jawa Timur), Demak, Kudus dan Muria (Jawa Tengah), serta di Cirebon Jawa Barat. Wali Songo adalah para ulama yang menjadi pembaru masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru seperti, kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

Adapun wali-wali tersebut yaitu; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria

E. Peranan Umat Islam di Indonesia 1. Masa Penjajahan

a. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan

Sebelum kaum penjajah, yakni Portugis, Belanda, dan Jepang, masuk ke Indonesia, mayoritas masyarakat Indonesia telah menganut agama Islam. Dengan dianutnya agama Islam tersebut, ajaran Islam telah banyak mendatangkan perubahan. Perubahan-perubahan itu antara lain:

Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja serta dibimbing agar menghambakan diri hanya kepada Allah SWT. · Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam, mampu

mengubah masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi menjadi masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat, martabat, dan hak-hak yang sama.

· Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam dengan semboyan “Hubbul-Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari iman) mampu mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda, yang dulunya bersifat sekratin (lebih mementingkan sukunya dan daerahnya) menjadi bersifat nasionalis (lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negaranya)

(17)

masyarakat Indonesia untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara.

b. Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan 1.Perlawanan terhadap Penjajah Portugis

2.Perlawanan terhadap Penjajah Belanda

2. Masa Perang Kemerdekaan

a. Peranan Ulama Islam Pada Masa Perang Kemerdekaan

Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang kemerdekaan ada dua macam:

o Membina kader umat Islam, melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan masyarakat

o Turut berjuang secara fisik sebagai pemimpin perang.

b. Peranan Organisasi dan Pondok Pesantren Pada Masa Perang Kemerdekaan

Organisasi-organisasi yang dimaksud antara lain: 1. Serikat Dagang Islam/Serikat Islam

Serikat Dagang Islam didirikan oeh Haji Samanhudi dan Mas Tirta Adisuryo pada tahun 1905 di Kota Solo. Tujuan organisasi ini pada awalnya adalah menggalang kekuatan para pedagang Islam melawan monopoli pedagang Cina dan memajukan agama Islam.

2. Muhammadiyah

Organisasi Islam Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Peranan Muhammadiyah pada masa penjajahan Belanda lebih dititikberatkan pada usaha-usaha mencerdaskan rakyat Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan mereka, yakni dengan mendirikan sekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-rumah penampungan bagi warga miskin dan perpustakaan-perpustakaan.

(18)

NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh penting dalam upaya pembentukan NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wahab Hasbullah.

Pada masa penjajahan Belanda, NU senantiasa berjuang menentang pejajahan dan pernah mengeluarkan pernyataan politik yang isinya:

o Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.

o Menolak rencana ordonansi (peraturan pemerintah) tentang perkawinan tercatat.

o Menolak diadakannya Milisi (wajib militer)

o Menyokong GAPI dalam menuntut Indonesia yang memiliki parlemen kepada pemerintah kolonial Belanda.

4. Organisasi-organisasi Islam lainnya yang didirikan pada masa penjajahan Organisasi Islam lainnya yang didirikan pada masa penjajahan Belanda di antaranya adalah Al Irsyad, Persatuan Islam (PERSIS), Persatuan Umat Islam (PUI), PERTI (Persatuan Tarbiyah Islam), dan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh)

Pada masa penjajahan Jepang, semua organisasi Islam tersebut berkumpul dalam suatu wadah partai yang bernama Majelis Islam Tinggi, yang telah mengeluarkan pernyataan politiknya sebagai berikut:

o Membentuk barisan fi sabilillah, untuk berjuang di garis depan menentang penjajah.

o Akan berjuang mengusir penjajah, karena hukumnya adalah fardu ain.

o Menyatakan bahwa seorang yang mati dalam melawan penjajahan adalah mati syahid.

o Membentuk barisan palang merah wanita, sesuai dengan ajaran Islam.

5. Pondok Pesantren

(19)

kitab-kitab berbahasa arab yang tidak berharakat atau gundul, yang biasa disebut dengan “Kitab Kuning”.

3. Masa Pembangunan

a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan

Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia, umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk, tampil di barisan terdepan dalam perjuangan, baik perjuangan fisik (berperang) mauapun perjuangan diplomasi.

Di tahun-tahun awal kelahirannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, bangsa Indonesia harus menghadapi Jepang, negara Sekutu, dan Belanda.

Selain itu, kemerdekaan negara Republik Indonesia dipertahankan melalui usaha-usaha diplomatik, yaitu perundingan antara Indonesia dan Belanda, misalnya: perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem Royen, dan Konferensi Meja Bundar di Den Haag.

Dalam usaha mengisi kemerdekaan, pemerintah dan segenap bangsa Indonesia melakukan usaha-usaha pembangunan dalam berbagai bidang demi tercapainya tujuan nasional yang diamanatkan oleh UUD 1945. Usaha-usaha pembangunan yang berencana dan terarah dimulai semenjak Repelita I, dst.

b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan

Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan ini cukup banyak, antara lain: Muhammadiyah; Nahdlatul Ulama (NU); Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan antara lain: o Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan

tinggi, berbudi luhur dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(20)

Peranan NU pada masa pembangunan adalah:

o Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah dan Perguruan Tinggi.

o Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren .

o Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.

Adapun peranan MUI pada masa pembangunan adalah:

o Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam Indonesia pada umumnya, sebagai amar ma’ruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.

o Memperkuat Ukhuwah Islamiah dan melaksanakan kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional.

o MUI adalah penghubung antara Ulama dan Umara serta menjadi penerjemah timbal-balik antara pemerintah dan umat Islam Indonesia guna menyukseskan pembangunna nasional.

c. Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Pembangunan

Adapun peranan-peranan kelembagaan Islam dalam pembangunan antara lain: o Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa.

o Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

o Memupuk persatuan dan kesatuan umat.

o Mencerdaskan bangsa Indonesia.

(21)

PENUTUP A. Kesimpulan

 Masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

 Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku

 Para ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu; Hamzah Fansuri, Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdussamad Al-Palimbani, Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani dan wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).

 Sedangkan masuknya islam di Indonesia menurut uka tjandrasasmita dilakukan dengan enam saluran yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf, Saluran pendidikan, Saluran kesenian, dan Saluran politik. Dari keenam saluran di ataslah islam bisa menjangkau hampir ke seluruh pelosok Indonesia yang salah satu pengaruhnya diakui sebagai kebudayaan Indonesia sendiri sampai sekarang seperti Pengaruh bahasa dan nama, Pengaruh adat-istiadat, Pengaruh kesenian.

B. Saran

Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui makalah ini kita di ajarkan untuk dapat berdamai dengan orang-orang disekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran yang dapat merusak hubungan silaturrahmi kita.

(22)

o http://kafeilmu.com/tema/hikmah-perkembangan-islam-di-indonesia.html

o nurilblog.blogspot.com/.../sejarah-masuknya-islam-di indonesia

o www.slideshare.net/.../perkembangan-islam-di-indonesia

o amifta45.blogspot.com/.../proses-penyebaran-islam-di-indonesia

o sejarah11-jt.blogspot.com/.../proses-awal-penyebaran-islam-di-indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Samosir memang memiliki banyak objek wisata yang sangat menarik dengan Danau Toba sebagai salah satu ikon wisata terbesar di Indonesia.... 5 Checkpoint Wajib di

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: 1) Pemahaman guru tentang pendidikan moral pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 14 Surakarta, 2) Implementasi

Karena hanya dengan menggunakan brosur sebagai sarana publikasi belum maksimal dan belum tepat sasaran, maka peneliti menyarankan untuk membuatkan sebuah animasi promosi iklan

Jenis penelitian adalah eksperimen dengan desain faktorial ganda 3x3, variabel bebas adalah subtitusi tepung sorgum 10%, 20%, dan 30% dari berat total tapioka

Dalam Kamus Istilah Sastra (2006:100) menjelaskan bahwa folklor adalah adat istiadat dan cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun, tetapi tidak dibukukan; suatu

Operator logika dapat digunakan dalam pembuatan program dengan variabel / operand yang didefinisikan sebagai operasi aritmatika atau operasi relasional..

REVITALISASI WADUK PLUIT Rumah Pompa Pluit Spillway Pluit Waduk Pluit Ring Kanal Penertiban rumah 2 liar di sebelah kanan dan kiri ring kanal.. Penertiban rumah 2

Software biasa disebut dengan perangkat lunak. Sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras. Jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat