PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NON-PENGGUNA SHAMPO
SUNSILK DI SURABAYA
A R T I K E L I L M I A H
Oleh:
ANGGI WARDANA NIM : 2012210944
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
1
EFFECT OF BRAND IMAGE, PRODUCT QUALITY, AND PRICE TO BUYING
DECISION NON – SUNSILKIN SURABAYA
ANGGI WARDANA 2012210944
E-mail : Anggiwardana99@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine influence Brand Image, Product Quality, and Price eously partially or simultan on Buying Decisions. Data were collected using questionnaires distributed in some parts of Surabaya .Respondents in this study are the buyers and users of non-Sunsilk shampo in Surabaya with 100 respondents. The analysis technique used is multiple regressionlinear. Test results with T test is known that the overall of the independent variable Brand Image, Product Quality, and Price partially significant effect on Buying Decisions because the value of all the independent variables significantly smaller than 0.05. In test by F test result is known that the overall of the independent variable Brand Image, Product Quality, and Price simultan eously have significant influence on Buying Decisions as a result of significantly less than 0.05 is 000.
Keywords : Brand Image, Product Quality, Price, Buying Decisions
PENDAHULUAN
Dengan tingkat kepadatan penduduk yang mencapai 255 juta pada
tahun 2015
menurutsitus,(http://www.bps.go.id/linkTa belStatis/view/id/1274) Indonesia merupakan salah satu pasar yang potensial bagi suatu perusahaan baik perusahaan dalam negri maupun luar negeri untuk memasarkan produk-produk perusahaannya. Perusahaan dapat menjadi pemenang dalam persaingan apabila perusahaan mampu menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya.Bila perusahaan dapat menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya tentu perusahaan tersebut dapat memperoleh keuntungan yang besar pula.
Ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk mengambil langkah dan strategi yang jitu,guna untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor dan demi menjaga eksistensi yang dimilikinya, untuk mempertahankan bahkan meningkatkan keuntungan atau profit yang akan didapatkan. Tanpa strategi yang jitu,
perusahaan tidak akan dapat bertahan karena seiring waktu pesaing akan terus muncul bersamaan dengan permintaan konsumen yang kian meningkat.Produk-produk yang ditawarkan pun bervariatif, salah satunya adalah produk Shampo.Shampo umumnya digunakan masyarakat untuk membersihkan rambut dari kotoran-kotoran yang menempel,baik pria maupun wanita.Selain itu juga digunakan untuk merawat kesehatan rambut agar lembut, berkilau, dan mudah diatur.Salah satunya adalah perusahaan Shampo Sunsilk yang masuk di Indonesia sejak tahun 1952.Yang berarti Shampo Sunsilk sudah ada di Indonesia selama lebih dari 63 tahun.Namun semakin banyaknya pesaing di era globalisasi ini produk Sunsilk kian terdesak dengan pesaing yang ada seperti Shampo Pantene dan Shampo Clear.
2 Sunsilk.Menurut (Tatik Suryani, 2013 :
86) Citra Merek adalah segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Tetapi kenapa penjualan dari Shampo Sunsilk bisa dikatakan kalah dengan produk lainya yang merupakan produk yang dibilang masih baru.Dengan pengalaman yang lebih lama dibandingkan yang lainya seharusnya Shampo Sunsilk memiliki kualitas yang baik,tetapi kenapa justru dapat dikatakan kalah dengan produk baru yang penjualanya justru lebih besar dibandingkan Shampo Sunsilk.(Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto,2013) menyatakan Kualitas Produk adalah bagaimana produk itu memiliki nilai yang dapat memuaskan konsumen baik secara fisik maupun psikologis yang menunjuk atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam suatu barang atau hasil.Shampo Sunsilk memiliki Harga yang lebih rendah dibandingkan pesaing, Tetapi tetap tidak ada perubahan penjualan.Apakah strategi harga rendah belum menjamin konsumen tetap loyal pada Shampo Sunsilk.Menurut (Kotler dan Amstrong, 2008 : 345) Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa,atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau mengunakan suatu produk atau jasa.
Pada penelitian Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto (2013) Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dimana keputusan pembelian konsumen nantinya akan melibatkan diantaranya ada beberapa alternatif pilihan. Citra Merek yang baik, Produk yang berkualitas dan Harga yang sesuai dengan apayang didapat oleh konsumen merupakan hal dasar yang akan menjadikan konsumen loyal kepada produk perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler dan Keller, 2009 : 188) Keputusan Pembelian adalah beberapa tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan.Pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto, 2013) mendefinisikan keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen bebar-benar membeli produk.
Menurut (Kotler dan Keller, 2009 : 185) proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan proses sebagai berikut :
1) Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang seperti lapar dan haus yang naik ketingkat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal. Contohnya, seseorang yang melihat iklan liburan di televisi,yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian.
2) Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak tentang apa yang di inginkannya. Sumber informasi berasal dari : sumber pribadi , sumber komersial, sumber publik, sumber pengalaman. 3) Evaluasi Alternatif
3 kumpulan atribut dengan kemampuan
yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
4) Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub-keputusan : merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.
5) Perilaku Pasca Pembelian
Setiap pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Citra Merek
Citra menurut (Kotler dan Keller, 2009: 406) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek.Sedangkan citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen (Kotler dan Keller, 2009:403).Dalam penelitian (Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto, 2013) menyatakan Citra Merek merupakan hasil presepsi dan pemahaman konsumen mengenai merek suatu produk yang dilihat, dipikirkan atau dibayangkan.Selain itu diungkapkan oleh (Onigbinde Isaac Oladepo and Odunlami Samuel Abimbola, 2015 )Di era modern, merek memegang peranan penting untuk meningkatkan perekonomiannegara apapun. Merek adalahsatu-satunya alat yang dapat mengubah perilaku pembeli.
Dengan menciptakan citra merek pada suatu produk tertentu akan sangat berguna bagi para konsumen,
karena nantinya Citra Merek akan mempengaruhi presepsi dan penilaian konsumen terhadap alternatif merek yang ada. Menurut (Tatik Suryani, 2013 : 86) citra merek diartikan segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra dari sebuah perusahaan berawal dari perasaan pelanggan dan para pelaku bisnis tentang organisasi yang bersangkutan sebagai produsen produk tersebut sekaligus sebagai hasil evaluasi individual tentang adanya merek tersebut.
Adapun indikator yang merujuk pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto, 2013) adalah sebagai berikut : (1)Atribut (2)Manfaat (3)Nilai (4)Pemakaian
Brand image (Citra Merek)
merupakan gambaran atau kesan yang ditimbulkan oleh suatu merek didalam benak pelanggan.Penempatan Citra Merek dibenak konsumen harus dilakukan secara terus-menerus agar Citra Merek yang tercipta tetap kuat dan dapat diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk membeli merek yang tersebut sangat besar.
Kualitas Produk
4 usahakan oleh perusahaan apabila
menginginkan produk yang dihasilkanya dapat diterima dan bersaing di pasar.
Menurut (Karina dan Ghozali, 2013 : 317) indikator Kualitas Produk ada 8 adalah sebagai berikut :
a) Kualitas baik atau tidak baik
b) Produk unggulan atau produk yang rendah
c) Lebih baik dari rata-rata produk d) Memiliki kelebihan
e) Konstruksi yang luar biasa
f) Banyak perhatian terhadap produk g) Pabrik sangat bagus
h) Akan bertahan lama
Kualitas Produk merupakan pemahaman bahwa suatu produk merupakan peluang yang ditawarkan oleh penjual dan mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.Dengan demikian perusahaan berusaha memfokuskan pada Kualitas Produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
Harga
Pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono Sugiarto, 2013) Agar dapat sukses di dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan Harganya secara tepat.Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Menurut (Kotler dan Amstrong, 2008 : 345) dari arti yang sempit, Harga (price) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. lebuh luas lagi, Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau mengunakan suatu produk atau jasa. Dengan kata lain harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai
yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau mengunakan suatu produk atau jasa.(Onigbinde Isaac Oladepo and Odunlami Samuel Abimbola, 2015) berpendapat bahwa harga adalah faktor penting yang membujuk keputusan pelanggan untuk membeli produk dan jasa. Adapun indikator yang merujuk pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto, 2013) adalah sebagai berikut : a) Keterjangkauan harga
b) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
c) Daya saing harga
Menurut (Jajat Kristato, 2011 : 200) minimal ada 3 peran atau fungsi utama harga yaitu, pertama turut menentukan volume penjualan. Dengan mengacu pada kurva penawaran dan permintaan (supply and demand), kita mengetahui bahwa harga berbanding terbalik dengan volume penjualan: semakin tinggi harga sebuah produk maka volume penjualan semakin rendah.
Kedua turut menentukan besarnya laba. Kita ketahui bahwa dasar utama untuk kalkulasi penetapan harga jual sebuah produk jual adalah biaya plus laba
(cost-plus) atau dengan kata lain, laba
sebuah produk ditentukan oleh harga jual per unit dikurangi dengan biaya-biaya atau harga pokok penjualan (cost of goods sold).Pada tingkat harga pokok penjualan tertentu, semakin tinggi harga semakin tinggi laba yang diperoleh dan sebaliknya.
5
Pengaruh Citra Merek Dengan
Keputusan Pembelian
(Tatik Suryani, 2013 : 86) mengatakan Citra Merek mempunyai peran penting dalam mempengaruhi perilaku pembelian. Konsumen yang mempunyai citra yang positif terhadap merek,cenderung memilih merek tersebut dalam pembelian. Hal ini dibuktikan pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto, 2013) bahwa Citra Merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pelanggan,sehingga kenaikan atau penurunan penilaian konsumen terhadap citra merek secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan.
Menciptakan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat.Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan image dari produk itu sendiri di benak pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk.
Pengaruh Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler dan Amstrong, 2008 : 272) Kualitas Produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa.Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas akan membeli lagi dan memberitahu orang lain tentang pengalaman baik mereka. Pelanggan yang tidak puas sering
berganti ke pesaing dan menjelek-jelekkan produk yang mereka beli kepada orang lain (Kotler dan Amstrong, 2008 : 8)
Pernyataan tersebut dibuktikan pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto, 2013) kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelanggan, sehingga kenaikan atau penurunan penilaian konsumen terhadap kualitas produk secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan.
Pengaruh Harga Dengan Keputusan Pembelian
(Kotler dan Amstrong, 2008 : 345) harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau mengunakan suatu produk atau jasa.Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi factor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli. Ini dibuktikan pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto pada tahun, 2013) harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelanggan. Hal tersebut dibuktikan juga pada penelitian Christina Sagala,Mila Destriani, Ulffa Karina Putri, Suresh Kumar(2014) harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, sehingga kenaikan atau penurunan penilaian konsumen terhadap harga secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan.
6 Gambar 1
Kerangka Pemikiran Peneliti
Keterangan:
1. Christina Sagala,Mila Destriani,Ulffa Karina Putri, Suresh Kumar2014 berjudul“Influence of Promotional Mix and Price on Customer Buying Decision
toward Fast Food sector: A survey on University Students in Jabodetabek(Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)Indonesia”
2. Onigbinde Isaac Oladepo and Odunlami Samuel abimbola pada tahun 2015 berjudul
“The Influence Of Brand Image And Promotional Mix On Consumer Buying Decision
A Study Of Beverage Consumers In Lagos State, Nigeria”
3. Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto pada tahun 2013 berjudul “analisa pengaruh strategi diferensiasi, citra merek,kualitas produk,dan harga terhadap keputusan pembelian pelanggan di cincau station Surabaya.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan metode pengumpulan datanya, penelitian ini menggunakan metode survey dengan membagikan kuesioner. Menurut (Malhotra, 2009 : 325) kuesioner adalah teknik terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis atau verbal yang dijawab oleh responden. Responden
Pada penelitian yang akan dilakukan ini, batasan yang ditetapkan hanya akan membahas variabel mengenai Citra Merek,Kualitas Produk, dan Harga terhadap keputusan pembelian konsumen non-pengguna Shampo Sunsilk di Surabaya.Dengan jumlah responden sejumlah 100 responden.
Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yangakan diteliti dan dibahas oleh peneliti, yaitu antara variabel terikat dengan variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
K : Keputusan Pembelian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
CM :Citra Merek KP :Kualitas Produk H : Harga
Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Citra Merek
Citra Merek merupakan persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen akan suatu merek yang saling berkaitan dan melekat dalam pikiran konsumen. Penempatan Citra Merek dibenak konsumen harus dilakukan secara terus-menerus agar citra merek yang tercipta tetap kuat dan dapat diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan H4
H3 H1
H2 Citra Merek
Kualitas Produk
Harga
7 konsumen untuk membeli merek yang
tersebut sangat besar.
Kualias Produk
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa suatu produk merupakan peluang yang ditawarkan oleh penjual dan mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.Kualitas produk mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa.Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas akan membeli lagi dan memberitahu orang lain tentang pengalaman baik mereka.Pelanggan yang tidak puas sering berganti ke pesaing dan menjelek-jelekkan produk yang mereka beli kepada orang lain (Kotler dan semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau mengunakan suatu produk atau jasa. Dengan kata lain harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian. Menurut (Kotler dan keller, 2009 : 188) keputusan pembelian adalah beberapa tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan.
Menurut (Kotler dan Keller, 2009 : 185) proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan proses sebagai berikut :
a. Pengenalan Masalah b. Pencarian Informasi c. Evaluasi Alternatif
d. Keputusan Pembelian e. Perilaku Pasca Pembelian
Dalam penyusunan kuesioner ini, jawaban responden akan diukur menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah skala pengukuran dengan lima kategori respon yang berkisar antara “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju” yang mengharuskan responden menentukan derajat persetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap masing-masing dari serangkaian pertanyaan mengenai objek stimulus (Malhotra, 2009 : 298).
Uji Validitas Dan Reliabilitas Uji Validitas
Menurut (Sugiono, 2013 :430) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jika peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada objek yang dituju,maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid. seperti pada penelitian ini yaitu pengaruh Citra Merek,Kualitas Produk,dan Harga terhadap Keputusan Pembelian.
Menurut (Imam Ghozali, 2013:52) uji validitas yang umum digunakan adalah dengan Pearson Correlation yaitu membandingkan item pertanyaan ke total skor variabel yang terdiri dari item-item pertanyaan. Item dikatakan valid jika korelasinya signifikan (p-value < 0,05) atau ada korelasi antara item dengan total skornya.
Uji Reliabilitas
8 konsistensi, maka bila peneliti lain
mengulangi ataupun mereplikasi dalam penelitian pada objek yang sama dengan metode yang sama maka akan menghasilkan hasil yang sama.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reabilitas dengan uji statistik
Cronbach Alpha (α).Instrumen penelitian
dikatakan konsisten jika nilai cronbach
alpha >0.6. (Mudrajat Kuncoro, 2013 :
183).
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN DATA
Uji Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan dan untuk menggambarkan hasil penelitian di lapangan secara deskriptif yang berkaitan dengan responden.Pada analisis deskriptif penelitian ini dijelaskan mengenai distribusi masing-masing variable yaitu variabel bebas Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga sedangkan variabel terikat adalah Keputusan Pembelian.Berikut adalah uraian hasil uji deskriptif yang dilakukan pada penelitian ini:
Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Citra Merek Total Rata-Rata 3.96 Setuju Sumber : SPSS, data diolah
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa pada variabel Citra Merek memiliki nilai tertinggi pada pernyataan CM1 dan CM4 ”Shampo
tersebut memiliki komposisi yang aman bagi kesehatan rambut” dan “Shampo tersebut memiliki pemakaian yang bisa dilakukan dengan mudah” dengan nilai rata-rata sebesar 4.04. kemudian CM2 ”Shampo tersebut memiliki manfaat sesuai kebutuhan konsumen” dengan nilai rata -rata sebesar 3.78. CM3 “Shampo tersebut berbeda dari produk lainya” dengan nilai rata-rata sebesar 3.98.
Sedangkan rata-rata tanggapan responden untuk variabel Citra Merek sebesar 3.96 dengan penilaian setuju. Artinya responden setuju dengan pernyataan ”Shampo tersebut memiliki komposisi yang aman bagi kesehatan rambut”, ”Shampo tersebut memiliki
manfaat sesuai kebutuhan konsumen”,
“Shampo tersebut berbeda dari produk lainya” dan “Shampo tersebut memiliki pemakaian yang bisa dilakukan dengan mudah”.
Tabel 2
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Produk Total Rata-Rata 4.03 Setuju Sumber : SPSS, data diolah
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa pada variabel kualitas produkKP1 “Shampo tersebut memiliki Kualitas yang baik“ dengan nilai rata-rata
sebesar 4.01, KP2 “Shampo tersebut
9 rata-rata sebesar 4.00, KP4 “Shampo
tersebut memiliki kelebihan yang tidak dimiliki produk lain” dengan nilai rata-rata sebesar 3.82, KP5“Shampo tersebut memiliki tampilan yang luar biasa” dengan nilai rata-rata sebesar 3.64, KP6 “Shampoo tersebut sesuai dengan keinginan konsumen”dengan nilai rata-rata sebesar 4.12, KP7, “Shampo tersebut mempunyai pabrik yang terpercaya” memiliki nilai tertinggi sebesar 4.15, yang berarti produk ini lebih diyakini responden. KP8 “Shampoo tersebut memiliki masa yang akan bertahan lama” dengan nilai rata-rata sebesar 4.03. Sedangkan rata-rata tanggapan responden untuk variabel kualitas produk sebesar 4,03 dengan penilaian setuju. Artinya responden setuju dengan pernyataan “Shampo tersebut memiliki Kualitas yang baik“, “Shampo tersebut adalah produk unggulan“, “Shampo tersebut lebih baik dari produk lainya“, “Shampo tersebut memiliki kelebihan yang tidak dimiliki produk lain“, “Shampo tersebut memiliki tampilan yang luar biasa“,Shampoo tersebut sesuai dengan keinginan konsumen“, “Shampo tersebut mempunyai pabrik yang terpercaya”, “Shampoo tersebut memiliki masa yang akan bertahan lama”.
Tabel 3
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Harga
Total Rata-Rata 3.57 Setuju Sumber : SPSS, data diolah
Tanggapan responden mengenai indikator Harga disajikan pada Tabel 3.Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat dijelaskan bahwa pada pernyataan H1 “Shampo tersebut memiliki Harga yang
terjangkau” memiliki nilai tertinggi sebesar 3.89. H2 “Shampo tersebut memiliki harga yang sesuai dengan kualitas produk yang diberikan” dengan nilai rata-rata sebesar 3.25 dengan keterangan ragu-ragu, H3 “Shampo tersebut memiliki harga yang bersaing “dengan nilai rata-rata sebesar 3.57. Rata-rata tanggapan responden untuk variabel Harga sebesar 3.57 dengan penilaian setuju. Artinya responden setuju dengan pernyataan “Shampo tersebut memiliki Harga yang terjangkau”, “Shampo tersebut memiliki harga yang sesuai dengan kualitas produk yang diberikan”, “Shampo tersebut memiliki harga yang bersaing”
Tabel 4
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Keputusan Pembelian
Total Rata-Rata 4.17 Setuju Sumber : SPSS, data diolah
10 tersebut lebih baik” dengan nilai rata-rata
sebesar 4.25, K5 “Melakukan komplain karena produk tersebut tidak sesuai dengan keinginan konsumen” yang memiliki nilai tertinggi sebesar 4.42, hal ini menunjukkan akan sangat tingginya pilihan Keputusan Pembelian pada merek tersebut dibanding merek lain sedangkan nilai rata-rata dari keseluruhan berjumlah 4.17 dengan penilaian setuju. Artinya responden setuju
dengan pernyataan “Adanya masalah pada
kesehatan rambut yang memicu ingin membeli shampo tersebut“, “mencari tau informasi tentang Shampo tersebut“, “mencari informasi produk lainya selain shampo tersebut“, “Membeli shampo tersebut karena saya percaya shampo tersebut lebih baik“, “Melakukan komplain karena produk tersebut tidak sesuai dengan keinginan konsumen”.
Uji Asumsi Klasik
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas
Sumber: SPSS, data diolah
Dari output SPSS diatas yaitu pada grafik histogram terlihat bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Sedangkan dalam normal probability plot terlihat bahwa plot atau garis yang menggambarkan data mengikuti garis diagonalnya, sehingga model regresi dapat dipakai karena memenuhi syarat normalitas.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: SPSS, data diolah
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi pada penelitian ini menunjukkan adanya korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan menghitung nilai VIF (variance inflation faktor) dibawah 10 sehingga menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas. Berdasarkan Tabel 5 nilai VIF menunjukkan bahwa semua variabel terbebas dari multikolinieritas.
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Durbin-Watson
1 .815a
.664 .654 1.892
Sumber: SPSS, data diolah
Untuk menguji variabel-variabel yang diteliti, apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji Durbin
Watson. Angka D-W diantara -2 sampai
+2 berarti tidak ada autokorelasi.
Berdasarkantabel 6, diketahui nilai DW sebesar 1,892. Karena nilai DW terletak diantara -2 sampai +2 yang berarti data tidak terkena autokorelasi.
Variabel VIF Keterangan
Citra Merek
1.569 Bebas Multikolinieritas
Kualitas Produk
1.591 Bebas Multikolinieritas
11
Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: SPSS, data diolah
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tidak ada heterokedastisitas karena gambar diatas terjadi penyebaran tidak beraturan.
Uji MRA
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber: SPSS, data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 1.839 + 0.253 X1 + 0.358 X2 + 0.343 X3 + e
Dari hasil tersebut dapat diartikan : Nilai konstanta adalah 1.839 hal ini menyatakan bahwa tanpa adanya pengaruh variabel bebas Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga maka nilai dari variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian adalah sebesar 1.839.
Nilai koefisien regresi dari varibabel bebas Citra Merekadalah 0.253. Nilai koefisien tersebut mengandung arti jika nilai variabel bebas citra merek ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan menyebabkan peningkatan nilai dari variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian sebesar 0.253 satuan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa nilai dari variabel bebas yang lain adalah konstan atau nol.
Nilai koefisien regresi dari varibabel bebas Kualitas Produk adalah 0.358. Nilai koefisien tersebut mengandung arti jika nilai variabel bebas kualitas produk ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan menyebabkan kenaikan nilai dari variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian sebesar 0.358 satuan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa nilai dari variabel bebas yang lain adalah konstan atau nol.
Nilai koefisien regresi dari varibabel bebas Harga adalah 0.343 Nilai koefisien tersebut mengandung arti jika nilai variabel bebas harga ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan menyebabkan kenaikan nilai dari variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian sebesar 0.343 satuan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa nilai dari variabel bebas yang lain adalah konstan atau nol.
e menunjukkan faktor pengganggu di luar model yang diteliti.
Model Unstandardized
Coefficients
B Std. Error
Constant 1.839 1.752
Citra Merek 0.253 0.088
Kualitas Produk 0.358 0.039
Harga 0.343 0.101
R = 0.815 R Square = 0.654
12
Tabel 8
Koefisien Korelasi Parsial
Variabel R R2
Citra Merek 0.282 0.0795
Kualitas Produk 0.683 0.4665
Harga 0.329 0.1082
Sumber: SPSS, data diolah
Tabel 9
Hasil Perhitungan Uji F
Sumber: SPSS, data diolah
Tabel 10
Hasil Perhitungan Uji T
Sumber: SPSS, data diolah
Dari penelitian di atas diketahui bahwa secara simultan nilai F hitung sebesar 63.280 > F tabel sebesar 2.882 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000.Yang berarti variabel bebas yaitu Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian. Selain itu dari ketiga variabel yang diteliti yakni variabel Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga, yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap Keputusan Pembelian adalah variabel Kualitas Produk. Berikut pembahasan hasil yang telah diperoleh dari
analisis statistik dari data penelitian ini yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Citra Merek memiliki nilai Thitung sebesar 2.882 dengan nilai Ttabel 1.9850 yang berarti Thitung >Ttabel dengan tingkat Sig sebesar 0.005.Ini menunjukkan bahwa Citra Merek memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pengguna non-Shampo Sunsilk diSurabaya.Dengan demikian hipotesis pertama berbunyi Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian non-pengguna Shampo Sunsilk terbukti kebenarannya.Besarnya pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian non-pengguna Shampoo Sunsilk di Surabaya sebesar 7,9 %.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian sebesar 0.253 yang berarti setiap ada kenaikan Citra Merek maka akan menaikkan Keputusan Pembelian sebesar 0.253. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa semakin baik Citra Merek yang ada pada perusahaan maka akan meningkatkan keputusan pembelian non-pengguna Shampo Sunsilk. Dimana shampo sunsilk harus meningkatkan citra mereknya agar dapat meningkatkan penjualanya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Onigbinde Isaac Oladepoand Odunlami Samuel Abimbola (2015) dimana integritas merek produk mendorong konsumen untuk membeli dan melakukan pembelian ulang.Serta penelitian Ian Antonius Ong dan Sugiono Sugiharto (2013) menunjukkan citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelanggan.Tatik Suryani (2013 : 86) mengatakan bahwa citra merek mempunyai peran penting dalam mempengaruhi perilaku pembelian. Konsumen yang mempunyai citra yang
Variabel T hit T tabel Kesimpulan
Citra Merek
2.882 1.9850 Thit >Ttabel
Kualitas Produk
9.1151 1.9850 Thit >Ttabel
13 positif terhadap merek, cenderung memilih
merek tersebut dalam pembelian.
Citra merek adalah aspek yang sangat penting terhadap keputusan pembelian.Ini mendorong konsumen untuk menilai lebih merek tertentu yang memiliki citra yang baik.Hal ini membantu konsumen untuk memutuskan pilihan yang baik bagi mereka untuk membuat keputusan pembelian pembelian.Sebuah citra merek yang baik menciptakan hubungan jangka panjang antara produk dan pengguna akhir. Ini cara yang sangat konstruktif untuk membuat kepribadian merek yang lebih baik dipasar untuk tujuan meningkatkan penjualan produk. Atribut produk, nilai merek, pemakaian produk, dan manfaat merek adalah empat kunci dari citra merek.Citra merek memiliki pengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.
2. Pengaruh Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian
Variabel Kualitas Produk berpengaruh secara positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian, dengan nilai T hitung sebesar 9.151 dengan nilai Ttabel 1.9850 yang berarti Thitung >Ttabel dengan tingkat Sig sebesar 0.000. Ini menunjukkan bahwa Kualitas Produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pengguna non-Shampo Sunsilk di Surabaya.Dengan demikian hipotesis kedua yang berbunyi kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian non-pengguna Shampo Sunsilk terbukti kebenarannya.Besarnya pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian non-pengguna Shampoo Sunsilk di Surabaya sebesar 46,65 %.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian sebesar 0.358 yang berarti setiap ada kenaikan Kualitas Produk maka akan menaikkan Keputusan Pembelian sebesar
0.358. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa semakin baik Kualitas Produk maka akan meningkatkan keputusan pembelian pengguna non-Shampo Sunsilk di Surabaya. Dari sini Shampo sunsilk harus meningkatkan kualitas produknya agar penjualanya bisa meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ian Antonius Ong dan Sugiono Sugiharto (2013) menunjukkan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelanggan Cincau Station di Grand City.Kualitas produk merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk yang dihasilkan dari pemasaran, rekayasa, produksi, dan pemeliharaan yang membuat produk tersebut dapat digunakan memenuhi harapan pelanggan atau konsumen.Kualitas adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan.Artinya, kualitas didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan atau konsumen terhadap produk yang diukur berdasarkan persyaratan-persyaratan tersebut.Kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.
3. Pengaruh Harga Terhadap
Keputusan Pembelian
Harga memiliki nilai T hitung sebesar 3.415 dengan nilai Ttabel 1.9850 yang berarti Thitung >Ttabel, dengan tingkat Sig sebesar 0.001.Ini menunjukkan bahwa Harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pengguna non-Shampo Sunsilk diSurabaya.Dengan demikian hipotesis ketiga yang berbunyi Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian non-pengguna Shampo Sunsilk terbukti kebenarannya.Besarnya pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian non-pengguna shampoo Sunsilk di Surabaya sebesar 10,82 %.
14 persepsi terhadap Harga maka akan
menaikkan Keputusan Pembelian sebesar 0.343. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa semakin baik penetapan Harga yang diberikan perusahaan maka akan meningkatkan keputusan pembelian pengguna non-Shampo Sunsilk di Surabaya.Agar shampo sunsilk dapat meningkatkan penjualanya bisa dengan memperhitungkan matang-matang untuk masalah harga.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Christina Sagala, Mila Destriani, Ulffa Karina Putri, Suresh Kumar(2014) yang menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pelanggan. Serta konsisten dengan hasil penelitian Ian Antonius Ong dan Sugiono Sugiharto (2013) dimana Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelanggan, sehingga kenaikan atau penurunan penilaian konsumen terhadap Harga secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan.
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Variabel Citra Merek secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Variabel Kualitas Produk secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel Harga secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Variabel Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga secara simultan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian
Keterbatasan penelitian ini Penentuan responden sebagian besar berumur 19 ≤ X ≤ 24 tahun, sehingga informasi yang diperoleh kurang beragam
yang mencerminkan kondisi konsumen yang lebih luas di Surabaya.pernyataan yang ada didalam kuisioner masih perlu penjelasan yang lebih detail dan lebih terperinci.Ketiga variabel bebas tersebut hanya mampu menjelaskan 66,4 % yang mempengaruhi keputusan pembelian non-pengguna shampoo sunsilk, sedangkan 33,6 % dipengaruhi oleh variabel lain.
15 mereka setuju citra merek berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Dimana shampo sunsilk harus memperbaiki citra merek yang ada agar dapat meningkatkan penjualanya. Bisa dengan membuat iklan yang menyebutkan manfaat-manfaat yang didapat setelah mengunakan shampoo sunsilk dibandingkan dengan merek lainya. Dengan artis yang lagi buming saat ini dengan rambut yang indah yang didampingi oleh pakar rambut terkenal sehingga lebih dipercaya konsumen.
Bagi peneliti selanjutnyaAgar mendapatkan hasil yang lebih akurat, diharapkan peneliti selanjutnya tidak hanya mengunakan kuisioner namun mengunakan metode wawancara juga didalam mengumpulkan data.Peneliti selanjutnya lebih baik menambahkan variabel bebas, untuk mengetahui lebih banyak variabel bebas yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, karena dalam penelitian ini di jelaskan masih ada pengaruh lain didalam mempengaruhi keputusan pembelian selain variabel yang digunakan pada penelitian ini Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga.
DAFTAR RUJUKAN
Christina Sagala, Mila Destriani, Ulffa Karina Putri, Suresh Kumar. 2014.Influence of Promotional Mix and Price on Customer Buying Decision toward Fast Food sector: A survey on University Students in
Jabodetabek (Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi) Indonesia. International Journal of
Scientific and Research
Publications Volume 4
Hair, J.F., W.C. Black, B.J. Babin, R.E Anderson, R.L.Tatham. 2006.
Multivariate data analysis, 6
Ed.new jersey : prentice Hall
Ian Antonius, Sugiono Sugiharto. 2013. analisa pengaruh strategi diferensiasi, citra merek,kualitas produk,dan harga terhadap keputusan pembelian pelanggan di cincau station Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 1 Imam Ghozali. 2012Aplikasi Analisis
Multivariate dangan Program IBM
SPSS 20 Updare PLS
Regresi.Semarang : Badan penerbit
Universitas Diponegoro
_______. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dangan Program IBM
SPSS 21 Updare PLS Regresi.
Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro
Jajat Kristanto. 2011. Manajemen Pemasaran Internasional Sebuah
Pendekatan Strategi. Erlangga.
Jakarta
KarinaA.K, Imam Ghozali. 2013. Teknik
Penyusunan Skala Likert (
summated scales ) dalam
penelitian akuntansi dan Bisnis.
Fatwa Publishing. Semarang. Kotler,Philips and Garry Amstrong,
2008.Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi 12. Diterjemahkan oleh bob sabran.Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip dan Kelvin Lane Keller 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke 13. Diterjemahkan oleh Bob Sabran.Erlangga, Jakarta.
_______. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Edisi ke 13. Diterjemahkan oleh Bob Sabran.Erlangga, Jakarta.
Maholtra, Naresh K. 2009. Riset
Pemasaran Pendekatan Terapan.
16 Mudrajad Kuncoro, 2013. Metode Riset
untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta.
Onigbinde Isaac Oladepo and Odunlami Samuel abimbola. 2015. The Influence Of Brand Image And Promotional Mix On Consumer Buying Decision A Study Of Beverage Consumers In Lagos
State, Nigeria. British Journal of
Marketing Studies. Vol.3, No.4,pp.97-109, May 2015
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Manajemen. Alfabeta. Bandung.
Tatik Suryani. 2013. Perilaku Konsumen
di Era Internet. Graha Ilmu,