• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 INTRODUKSI. faktor pendorong perekonomian di negara berkembang, misalnya Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 INTRODUKSI. faktor pendorong perekonomian di negara berkembang, misalnya Indonesia."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Kemajuan pada bidang Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu faktor pendorong perekonomian di negara berkembang, misalnya Indonesia. Berbagai pihak telah menggunakan TI sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dan menjamin kelangsungan usaha dalam menghadapi persaingan bisnis secara global. TI dapat membuat pelaku bisnis semakin produktif. Hal ini memberi implikasi bahwa penggunaan teknologi informasi di berbagai sektor bisnis semakin meningkat tajam dan berpeluang besar untuk melakukan perdagangan secara elektronik. Penggunaan teknologi melalui internet memberi kemudahan untuk kegiatan menjual dan membeli barang atau jasa, terutama dalam hal mengurangi biaya saat bertransaksi (Wigand, 1995).

Departemen Perdagangan (2008) memaparkan bahwa pemerintah memiliki komitmen dan langkah nyata untuk mengembangkan ekonomi kreatif Indonesia. Langkah awal, pemerintah telah memetakan kontribusi ekonomi dari industri kreatif. Dengan demikian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peluang untuk berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian Indonesia ke depan (Afiah, 2009). Tambunan (2012) mengatakan bahwa UMKM menjadi pemain utama dalam kegiatan ekonomi domestik melalui Produk Domestik Bruto (PDB). UMKM mampu menyerap tenaga kerja, mengurangi

(2)

pengangguran, menekan kemiskinan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menambah pemasukan negara (Rahmana, 2009).

Di sisi lain, UMKM memiliki daya saing yang rendah terhadap perusahaan lain. Salah satu faktor yang menyebabkan UMKM memiliki daya saing rendah dibandingkan perusahaan lain yaitu keterbatasan dalam penggunaan teknologi informasi (Setiawan, 2004). Minimnya pengetahuan dan biaya yang tinggi mengakibatkan lambatnya investasi TI di UMKM. Selain itu, Wood (2004) menyatakan bahwa faktor utama yang menyebabkan UMKM lambat dalam adopsi TI ialah pertumbuhan infrastruktur yang masih rendah. Oleh sebab itu, UMKM perlu berinovasi dalam bidang teknologi informasi agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, baik secara nasional maupun global, serta dapat mengoptimalkan proses bisnisnya.

Adopsi teknologi informasi terbaru seperti cloud computing sangat diperlukan agar perusahaan semakin kompetitif dan berkembang (Aljabre, 2012).

Cloud computing merupakan hasil dari perkembangan teknologi yang

diperbincangkan oleh berbagai kalangan seperti UMKM karena dapat mengatasi permasalahan dalam pengadopsian TI. Andriani (2013) memaparkan bahwa cloud computing merupakan sistem komputer yang berbasis pada internet dalam bentuk layanan yang digunakan untuk penyimpanan data. Selain itu, Purbo (2012) berpendapat bahwa cloud computing adalah sebuah model komputasi yang terdiri atas berbagai sumber daya sehingga membentuk layanan internet. Penemuan teknologi cloud merupakan integrasi dari beberapa teknologi yang sudah tersedia sehingga dapat terbentuk suatu layanan baru (Rose, 2011).

(3)

Ketika mendengar istilah cloud computing selalu identik dengan sesuatu yang mahal, rumit, dan besar (Ferdiana, 2016). Hal ini membuat UMKM enggan untuk menjadikan cloud sebagai teknologi yang akan diadopsi. Padahal pengadopsian cloud computing pada UMKM dapat memberikan manfaat terutama bagi yang tidak memiliki biaya untuk investasi, kualitas sumber daya manusia yang rendah, dan minimnya akses ke pasar (Fardani dan Surendro, 2011). Selain itu, sebagian besar UMKM masih menggunakan cara adopsi manual dan tidak mengetahui bahwa hal tersebut kurang efisien (Sudaryanto dan Wijayanti, 2015). Liam Kiely, vice president fabeics and virtual infrastructure Avaya, dalam liputan6.com mengatakan bahwa cloud mudah diimplementasikan dan dapat menekan cost hingga 20--30%, sehingga sangat dianjurkan untuk usaha kecil dan menengah (Maulana, 2015). Sedangkan menurut Shimba (2010) pengadopsian cloud computing tidak membutuhkan banyak modal yang harus dikeluarkan, bahkan bisa dikatakan tidak membutuhkan biaya investasi sama sekali (little or no upfront cost).

Evaluasi penerapan cloud computing perlu dilakukan untuk mengembangkan proses penerapan cloud computing yang telah dilakukan sehingga dapat menjadi rekomendasi sebagai perbaikan bagi UMKM. Akan tetapi, belum ada model adopsi cloud computing yang diterima secara luas (Shimba, 2010). Oleh sebab itu, Shimba menawarkan sebuah model adopsi

Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) dan ROCCA Achievement

Framework (RAF). Menurut Shimba (2010) ROCCA merupakan model generik

(4)

adopsi cloud computing. Model ini dikatakan sebagai model yang generik karena dapat diaplikasikan pada berbagai domain cloud computing, setiap jenis di organisasi, serta platform dan infrastruktur cloud apapun. Oleh sebab itu, organisasi apapun dapat menggunakan model ROCCA, termasuk UMKM (Suprayogi, 2014).

Shimba (2010) juga menjelaskan mengenai RAF sebagai kerangka untuk mengukur kedekatan strategi yang diterapkan oleh sebuah organisasi terhadap ROCCA. Model ROCCA dipilih karena komprehensif dalam pembahasannya sehingga berbagai tantangan penting dapat dipertimbangkan dengan baik oleh organisasi ketika akan mengadopsi cloud computing (Hamzah, 2012). Tantangan tersebut antara lain kepercayaan, keamanan, kesesuaian terhadap aturan legal, dan organisasional. Tabel 1.1 menunjukkan alasan mengapa menggunakan model ROCCA. Terdapat lima tahapan dalam model ROCCA, yaitu analisis, perencanaan, adopsi, migrasi dan manajemen.

Riset dilakukan pada lima UMKM sektor industri kerajianan pahat batu di Kabupaten Magelang. Sektor industri kerajinan pahat batu merupakan salah satu sektor industri kerajinan yang paling berpotensi di Kabupaten Magelang (Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, 2015). Disisi lain, terdapat fakta bahwa pada tahun 2010 di daerah Kabupaten Magelang mengalami bencana alam letusan Gunung Merapi. Hal ini mengakibatkan hujan abu dan banjir lahar dingin yang menyapu bangunan, produk, dan hilangnya data UMKM kerajinan pahat batu yang terletak di sekitar bantaran sungai. Oleh sebab itu, UMKM ini berinisiatif untuk mengonversi penyimpanan data dari manual ke digital.

(5)

Kebutuhan terhadap akses jaringan pemasaran untuk meningkatkan bisnis juga mendorong UMKM industri kerajinan pahat batu ini untuk menggunakan cloud computing. Hal ini sejalan dengan pernyataan Armbrust et al. (2010) bahwa UMKM yang menggunakan cloud computing dapat memperluas jaringan pemasaran, menghemat pengeluaran, meningkatkan komunikasi bisnis, menghemat waktu, serta meminimalkan risiko hilangnya data. Selain itu, Irfan dan Santosa (2015) berpendapat bahwa cloud computing merupakan layanan yang berkualitas karena data dapat tersimpan dengan baik, sehingga proses bisnis UMKM dapat lebih efektif dan efisien.

1.2 Problem Riset

Noor (2015) mengatakan bahwa sudah saatnya pelaku UMKM berpindah ke digital, termasuk penyimpanan data organisasi. Namun, Tony Seno Hartono selaku National Technology Officer Microsoft Indonesia, dalam liputan6.com mengatakan bahwa kepedulian UMKM terhadap TI masih rendah dan masih perlu banyak edukasi (Libranty, 2014). Di sisi lain, terdapat ancaman jika terjadi bencana lagi dan tekanan kompetitif untuk menggunakan cloud. Oleh sebab itu, perlu diadakan evaluasi proses penerapan cloud computing yang telah dilakukan UMKM dengan menggunakan model ROCCA. Hal ini dilakukan agar dapat memperbaiki proses penerapan cloud yang sudah diterapkan. Hasil yang diharapkan dari proses evaluasi ini ialah rekomendasi yang tepat dan sistematis mengenai strategi adopsi cloud computing sehingga memudahkan UMKM industri kerajinan pahat batu dalam berinovasi.

(6)

Tabel 1.1 Model Adopsi Cloud Computing

No Nama Model Penulis Tahapan Keterangan

1 Roadmap for cloud computing adoption (ROCCA) (Shimba, 2010) a. Analisis b. Perancangan c. Adopsi d. Migrasi e. Manajemen

Memiliki pembahasan yang komprehensif mencakup

tantangan-tantangan penting yang harus

dipertimbangkan oleh organisasi saat akan

mengadopsi cloud computing. Model ini bersifat generik, sehingga model ini dapat diaplikasikan pada beberapa domain cloud computing, di organisasi manapun, serta platform dan infrastruktur cloud apapun. 2 Cloud adoption toolkit (CAT) (Khajeh-Hosseini et al., 2012)

a. Technology suitability analysis

b. Cost modeling & energy consumption analysis

c. Stakeholder impact analysis d. Responsibility modeling

e. Requirements & implementation

Proses adopsi ini untuk perusahaan yang bergerak pada sektor minyak bumi dan gas alam. Dilakukan dalam konteks negara maju.

3. Adopsi teknologi informasi (Sarosa dan Zowghi, 2003) a. Pengambilan keputusan b. Implementasi c. Evaluasi

Belum fokus pada adopsi cloud computing.

4. Decision Framework for Cloud Migration (DFCM) (Kundra, 2011) a. Analysis b. Technology selection c. Planning

d. Implementation and migration e. Management and oversight

Ditujukan bagi instansi pemerintahan.

5. Adopsi cloud computing (Fardani dan Surendro, 2011) a. Early learning b. Analisis c. Evaluasi solusi d. Adopsi e. Manajemen

Untuk UKM yang bergerak dalam bidang

(7)

Tabel 1.1 Lanjutan

No Nama Model Penulis Tahapan Keterangan

6. Cloud migration strategy (CMS) (Rastogi, 2010) a. Learning b. Origanizational assessment c. Cloud prototype

d. Cloud rollout strategy

Strategi adopsi cloud computing bagi institusi pemerintahan. 7. Cloud migration approach (CMA) (Parakala dan Udhas, 2011) a. Planning b. Migration c. Go-Live d. Monitoring

Lebih diperuntukkan bagi negara maju dan organisasi yang besar.

8. Cloud migration stage (CMS)

(Khan dan Al-Yasiri, 2016)

a. Cloud service provider and cloud contract b. Migration testing and developement c. Monitoring and maintenance

Kurang mendetail pada tahap analisis dan lebih menekankan pada aspek keamanan dan aturan.

9. Model perencanaan

bisnis adopsi cloud computing

(Utomo dan Surendro, 2011)

a. Analisis kebutuhan

b. Penentuan manfaat dan adopsi cloud c. Penilaian kesiapan cloud

d. Strategi adopsi cloud e. Implementasi adopsi cloud f. Review rencana

Lebih menekankan pada aspek teknis.

10. Cloud adoption model

(Trivedi, 2013)

a. Thinking about cloud b. Initiating for cloud

c. Creating organizational cloud d. Riding the cloud

Proses adopsi ini untuk perusahaan yang sudah besar dan untuk sektor pemerintahan.

(8)

1.3 Pertanyaan Riset

Pertanyaan riset yang diajukan ialah bagaimana evaluasi proses penerapan cloud computing pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menggunakan model Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA)?

1.4 Tujuan Riset

Tujuan riset ini yaitu untuk mengembangkan proses penerapan cloud

computing yang telah dilakukan dengan menggunakan model ROCCA pada lima

UMKM industri kerajinan pahat batu. Hasil riset ini diharapkan agar UMKM lebih memahami proses adopsi cloud computing dan untuk memperbaiki proses penerapan cloud yang sudah dilakukan. Dengan demikian, riset ini diharapkan akan menghasilkan rekomendasi yang tepat dan sistematis, sehingga memudahkan UMKM industri kerajinan pahat batu dalam berinovasi.

1.5 Motivasi Riset

Penulis tertarik untuk melakukan riset ini karena UMKM memiliki potensi yang besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Sehubungan dengan hal itu, UMKM harus bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk berinovasi. Jika dilihat dari banyak riset sebelumnya mengenai faktor yang menghambat kemajuan UMKM, pemanfaatan teknologi internet yang masih rendah merupakan salah satu faktor yang paling memengaruhi (Setiawan, 2004).

Berbagai kalangan misalnya industri, institusi pemerintahan dan pendidikan telah mengadopsi teknologi cloud. Namun, untuk UMKM masih belum optimal dalam memanfaatkan cloud (Fardani dan Surendro, 2011). Evaluasi proses penerapan cloud computing menggunakan model ROCCA ini

(9)

perlu untuk diteliti karena pada riset sebelumnya telah banyak dilakukan pada institusi pendidikan. Di sisi lain, Hamzah (2012) pernah melakukan riset serupa mengenai implementasi ROCCA pada UMKM yang bergerak pada bidang teknologi informasi yang notabene telah banyak mengetahui tentang teknologi informasi terutama cloud computing. Oleh sebab itu, riset ini akan dilakukan pada UMKM dengan sektor industri yang lain seperti industri kerajinan yang semakin marak di Indonesia.

1.6 Kontribusi Riset

Kontribusi yang diharapkan dari riset ini antara lain sebagai berikut.

a. Bagi lima UMKM kerajinan pahat batu yang menjadi objek riset, sebagai evaluasi proses penerapan cloud computing yang telah dilakukan, sehingga untuk ke depannya dapat menjadi gambaran dan perbaikan jika akan melakukan adopsi cloud computing lagi.

b. Bagi UMKM lain yang belum menggunakan cloud computing dalam kegiatan bisnisnya, sebagai gambaran dan rekomendasi proses penerapan

cloud computing, sehingga dapat mempermudah UMKM.

c. Bagi pemerintah, hasil riset ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan terkait penyusunan kebijakan bagi pengembangan UMKM.

d. Bagi vendor, riset ini dapat memberikan informasi hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh UMKM terkait dengan penerapan cloud computing.

(10)

1.7 Proses Riset

Terdapat tiga fase utama dalam riset ini (Yin, 2014), yaitu sebagai berikut.

a. Fase Pendesainan

Dalam fase pendesainan ini terdapat tiga tahapan yaitu riset kepustakaan, pemilihan kasus, dan teknik pengumpulan data. Riset kepustakaan dilakukan melalui tinjauan literatur. Selanjutnya, dilakukan penyusunan rencana pengumpulan data. Wawancara semiterstruktur dan dokumentasi merupakan metode yang digunakan.

b. Fase Pengumpulan dan Analisis Data Setiap Kasus

Pada fase ini, pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Setelah data diperoleh, maka dilakukan analisis dengan cara reduksi. Untuk mereduksi data, peneliti menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi, menganalisis dan menyajikan tema dalam data. Langkah selanjutnya, data yang dihasilkan akan dipetakan ke dalam model ROCCA. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan strategi adopsi cloud computing untuk UMKM tersebut. Pada tahap ini juga dilakukan penyusunan laporan untuk setiap UMKM (single case report).

c. Fase Analisis Lintas UMKM dan Pemberian Rekomendasi

Tujuan fase ini ialah untuk membandingkan, mencari kesamaan serta perbedaan hasil analisis data dari setiap UMKM. Dari hasil perbandingan yang dilakukan, maka akan ditarik kesimpulan sehingga menghasilkan laporan lintas UMKM dan rekomendasi.

(11)

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan riset ini terdiri atas: BAB 1: Introduksi

Bagian ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, pertanyaan riset, tujuan riset, motivasi riset, kontribusi riset, proses riset, dan sistematika penulisan.

BAB 2: Kajian Pustaka

Bagian ini membahas teori yang melandasi riset ini dan riset terdahulu yang telah dilakukan.

BAB 3: Desain Riset

Bagian ini menguraikan metode riset yang digunakan dalam riset ini.

BAB 4: Analisis dan Diskusi

Bab ini menguraikan mengenai analisis data dan diskusi hasil temuan riset studi kasus.

BAB 5: Konklusi dan Rekomendasi

Bagian ini memaparkan tentang konklusi, keterbatasan dan rekomendasi riset.

Gambar

Tabel 1.1 Model Adopsi Cloud Computing
Tabel 1.1 Lanjutan

Referensi

Dokumen terkait

Target khusus Penelitian ini bertujuan mengekstraksi senyawa pigmen yang terkandung dalam beberapa jenis rumput laut yang tumbuh banyak diperairan Indonesia

Ini menjadikan jumlah keseluruhan kes positif COVID-19 yang telah pulih atau dibenarkan discaj setakat hari ini adalah seramai 17,667 orang atau 77.08% dari jumlah keseluruhan

Penulis mengucapkan rasa puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia–Nya, sampai pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas

Studi kelayakan telah dilakukan mengikuti diagram alir Gambar III.2, dengan cara membuat plot silang antara data sifat reservoir (seperti porositas, permeabilitas dan saturasi)

Kondisi ideal syarat tumbuh tebu dari variabel sifat fisik lahan ditentukan oleh drainase tanah yang baik dengan kelebihan air keluar dari tubuh tanah tidak lebih dari 24 jam,

Setelah memperoleh hasil analisis yang diyakini telah dilaksanakan dengan cara yang benar, maka auditor kemudian harus melakukan pembandingan antara hasil analisis dengan

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu

Telah dibangun Aplikasi Go-Tutor Berbasis Android pada Bimbingan Belajar Rumah Pintar Magelang yang dirancang dengan menggunakan UML ( Unified Modelling Language )