• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI PRODUK-PRODUK IKM MELALUI KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA DI KABUPATEN BOJONEGORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI PRODUK-PRODUK IKM MELALUI KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA DI KABUPATEN BOJONEGORO"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

KERTAS KERJA

PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

KABUPATEN BOJONEGORO

PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI PRODUK-PRODUK IKM

MELALUI KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA

DI KABUPATEN BOJONEGORO

DISUSUN OLEH :

Drs. H. BASUKI ,MPd, M.PdI

NDH :05/B

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TIMUR

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN XXXV

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

KERTAS KERJA

PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BOJONEGORO

DISUSUN OLEH :

Drs. H. BASUKI ,MPd, M.PdI NDH :05/B

Telah diseminarkan pada tanggal 9 April 2015 Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur

Menyetujui : MENTOR

Drs. SOEHADI MOELJONO, MM

COACH

Drs. SUMARLAN, MSi

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN XXXV

TAHUN 2015

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas limpahan rahmat dan hidayah-NYA penyusunan rancangan (proposal)

Proyek Perubahan Instansional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bojonegoro dengan judul PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI

PRODUK-PRODUK IKMMELALUI KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA DI

KABUPATEN BOJONEGORO dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah

ditentukan

Pemilihan judul tersebut berlatar belakang pada gambaran keadaan saat ini

dimana produk IKM masih belum memperoleh pemasaran yang memadai di

Kabupaten Bojonegoro ditengah himpitan persaingan yang semakin ketat. Melalui

penyusunan Kertas Kerja ini, penulis mencoba untuk menuangkan hasil pemikiran

untuk meningkatkan akses pemasaran bagi produk IKM. Pada kesempatan ini, tak

lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang

terhormat :

1. Bapak Drs. SOEHADI MOELJONO, MM, selaku Mentor

2. Bapak Drs. SUMARLAN, Msi, selaku Coach

3. Bapak Kepala Badan Diklat Provinsi Jawa Timur beserta seluruh jajaran

panitia penyelenggara Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXXV di

Surabaya

4. Rekan-rekan semua khususnya kelas B

5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan kepada penulis

Penulis menyadari sebagai manusia biasa, tak luput dari salah dan lupa.

Oleh karena itu, kami menerima dengan lapang dada, segala kritik dan saran yang

membangun demi sempurnanya rancangan (proposal) proyek perubahan ini. Akhir

kata, semoga rancangan (proposal) proyek perubahan instansional Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro ini dapat memberi

manfaat dan menjadi referensi bagi yang membutuhkan.

(4)

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Rumusan Permasalahan ... 6

C. Area dan Fokus Proyek Perubahan ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan... 7

E. Ruang Lingkup Proyek Perubahan ... 8

F. Kriteria keberhasilan proyek perubahan... BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN A. Output Kunci Proyek Perubahan ... 11

B. Pentahapan (Milestone) Proyek Perubahan ... 12

C. Tata Kelola Proyek Perubahan ... 14

D. Stakeholder Proyek Perubahan ... 15

E. Faktor Kunci Keberhasilan Proyek Perubahan... 18

F. Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan ... 18

G. Hasil Benchmarking ke Best Practices... 19

BAB III DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ...

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Derap laju pembangunan di Kabupaten Bojonegoro telah mampu

menunjukkan hasil yang signifikan yang ditandai dengan munculnya beberapa

toko swalayan dan hotel – hotel Berbintang yang dibangun di Kabupaten

Bojonegoro. Laju pembangunan tersebut dipacu oleh penemuan minyak dan

gas yang berlokasi di Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro yang

kapasitas produksinya mencapai 265.000 barel/day, setara dengan 30% total

produksi minyak nasional, yang mana telah memberi kontribusi yang sangat

besar bagi penerimaan daerah Kabupaten Bojonegoro.

Hal ini merupakan peluang bagi pelaku usaha Industri Kecil dan

menengah (IKM) untuk memperoleh akses pasar yang lebih besar sehingga

membuka peluang bagi tumbuh dan berkembangnya IKM – IKM baru.

Namun pada kenyataannya pertumbuhan IKM masih belum dapat di

optimalkan sehingga diperlukan langkah – langkah Inovatif dalam rangka

memperkuat akses pemasaran bagi produk – produk IKM karena berdasarkan

analisis dan ungkapan dari pelaku IKM kendala utama yang sangat

menghambat pertumbuhan IKM untuk selalu dapat eksis adalah persoalan

pemasaran, pada umumnya mereka dapat berproduksi tapi tidak mampu

menjual karena terbatasnya akses pasar.

Hal ini disebabkan oleh beberapa factor penyebab antara lain :

1. Lemahnya kualitas SDM untuk melakukan proses produksi secara efektif

dan efisien

2. Keterbatasan peralatan produksi

3. Keterbatasan kemampuan dalam melakukan kemasan produk

4. Keterbatasan permodalan

5. Belum Optimalnya fasilitasi kerja sama dengan pelaku usahauntuk

membantu penguatan akses pemasaran produk – produk IKM

6. Kurangnya kesadaran para pelaku usaha untuk mengambil peran sosial

(6)

2 Sejalan dengan permasalahan tersebut di atas dan berdasarkan Misi

RPJMD Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 – 2018 Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bojonegoro dalam Rencana strategis (RENSTRA)

Tahun 2013 – 2018 dan Rencana Kerja (RENJA) 2015 melaksanakan

beberapa program dan kegiatan prioritas diantaranya adalah pengembangan

dan peningkatan daya saing produk – produk serta penguatan akses pasar

melalui kegiatan prioritas penguatan akses pasar melalui kerjasama dengan

pelaku usaha dan kegiatan pendukungnya antara lain :

1. Pelatihan-pelatihan Peningkatan Kualitas Produk IKM

2. Bantuan Peralatan Produksi

3. Pendirian Unit Pelaksana Teknis Industri (UPTI) Makanan Minuman dan

Kemasan

4. Pinjaman Modal Tanpa Bunga

5. Pasar Lelang

6. Pemasaran dan display produk IKM secara online

7. Melakukan Kerja Sama dengan Pelaku Usaha Guna Memperkuat Akses

Pemasaran Bagi Produk – Produk IKM.

8. Melakukan Kerja Sama dengan Pelaku Usaha Guna Memperkuat Akses

Pemasaran Bagi Produk – Produk IKM.

Sejalan dengan masalah di atas melalui kegiatan Project Perubahan ini

Dinas perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro akan melakukan

kerjasama dengan sejumlah fihak pelaku usaha dibidang pemasaran produk–

produk IKM,toko modern, hotel–hotel, outlet–outlet, secara formal melalui

penyusunan Perjanjian Kerja sama antara pelaku usaha dagang, pelaku usaha

industry kecil dan menegah (IKM) agar terjalin kerja sama dan terbangun

sinergi yang baik yang pada akhirnya pelaku usaha IKM dapat memasarkan

produknya di Toko swalayan, di hotel-hotel dan outlet-outlet, perbankan,

BUMN/BUMD dengan ketentuan dan syarat –syarat yang disepakati.

Kesuksesan suatu IKM adalah ketika bisa menciptakan produk yang

berkualitas serta memiliki akses pemasaran kuat. Area pemasaran yang luas

menjadi salah satu kunci kesuksesan sebuah usaha. Para pelaku usaha kecil

dan menengah pun membutuhkan dukungan strategi pemasaran untuk

(7)

3 dimilikinya. Hal ini penting agar produk yang ditawarkan para pelaku IKM bisa

dikenal masyarakat luas, dan bisnisnya bisa berkembang pesat.

IKM akan sulit berkembang jika tidak memiliki strategi dan dukungan

pemasaran produk. Dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Bojonegoro mempunyai peran yang strategis untuk mengupayakan

pemasaran produk IKM kepada pelaku usaha yang ada di Bojonegoro

sehingga produk IKM dapat diperjual belikan di tempat-tempat tersebut.

Melalui kerjasama tersebut, disamping mampu meningkatkan akses

pemasaran juga dapat sebagai langkah awal untuk membentuk jejaring kerja

yang melibatkan antara Pemerintah, pelaku IKM dan pelaku usaha untuk

bersinergi, dan ini merupakan salah satu wujud implementasi good governance

dengan membangun sinergi antara governance, bisnis dan people.

Table 7.1

Target akses penjualan oleh IKM

NO BIDANG JUMLAH

IKM KETERANGAN

1.

2.

Industri Hasil Pertanian dan

Kehutanan ( IHPK )

Kimia Logam Aneka Industri

dan Industri Hasil Kerajinan

(KLAI – IHK)

- Produk kerajinan

logam, batik,

gerabah,DLL

JUMLAH 65 IKM

Tabel 7.2

Target Pelaku Usaha Yang Siap memfasilitasi Penjualan Produk IKM

(8)

4 B. RUMUSAN PERMASALAHAN

Isu / gejala masalah yang saat ini dihadapi oleh Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro adalah Pemasaran produk IKM

masih sangat terbatas.

Dari beberapa penyebab masalah sebagaimana diuraikan di atas,

ditentukan akar penyebab utama masalah (leverage) yaitu kurangnya fasilitasi

kerja sama kepada IKM dengan pelaku usaha untuk memperkuat akses

pemasaran. Sedangkan alternatif solusi yang ditawarkan untuk menjawab akar

penyebab utama tersebut adalah :

- Kerjasama dengan pelaku usaha

- Memanfaatkan media (massa, elektronik, sosial dan internet)

- Pembinaan dan pelatihan bagi pelaku IKM

Dari ketiga alternatif solusi tersebut, dipilih alternatif yang paling efektif dan

mempunyai dampak langsung yaitu Menjalin kerjasama dengan pelaku usaha.

C. AREA DAN FOKUS PROYEK PERUBAHAN

1. Area Proyek Perubahan

Dalam rangka mendukung reformasi birokrasi dan perbaikan kinerja

kebijakan, maka pelaksanaan Proyek Perubahan peningkatan akses

pemasaran bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku

usaha di Kabupaten Bojonegoro berada pada cakupan area perubahan

Peningkatan Pelayanan Publik

2. Fokus Proyek Perubahan.

Sedangkan area perubahan ini berfokus pada perluasan akses

pemasaran produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha, pasar

swalayan,hotel, outlet, perbankan, BUMN, BUMD, dll.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK PERUBAHAN

1. Tujuan Proyek Perubahan

Tujuan peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk IKM

melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro sejalan

(9)

5 pelayanan public, serta pelayanan birokrasi yang makin murah,cepat,

mudah dan baik, dengan tahapan sebagai berikut :

a. Tujuan Jangka Pendek

Tercapainya kesepakatan kerjasama antara IKM dan Pelaku Usaha

untuk perluasan akses pemasaran bagi produk-produk IKM di

Kabupaten Bojonegoro;

b. Tujuan Jangka Menengah

Terwujudnya peningkatan jumlah, kapasitas produksi serta standarisasi

bagi produk-produk IKM diantaranya adalah setifikasi halal, SNI dan

kemasan produk

c. Tujan Jangka Panjang

 Terjaminnya keberlanjutan program kerjasama pemasaran antara pelaku Usaha dengan pelaku IKM , sehingga IKM dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal

 Penguatan dasar hukum pelaksanaan program kerjsama pemasaran

dan peningkatan peran pelaku usaha dalam pembinaan IKM

2. Manfaat Proyek Perubahan

a. Adanya payung hukum kerja sama antara pelaku usaha dan IKM

b. Memperkuat akses pemasaran bagi pengusaha IKM di Toko toko

modern, pasar swalayan, BUMN, BUMD, Hotel hotel dan Outlet

penjualan produk IKM

c. Adanya standart pemasaran dan mutu produk produk serta Packaging

d. Pengembangan Kreatifitas Pelaku IKM dalam merebut pasar, sehingga

mampu bersaing pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

E. RUANG LINGKUP PROYEK PERUBAHAN

Ruang Lingkup peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk IKM

melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro, adalah:

1. Melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder internal dan eksternal

2. Pembentukan tim efektif pemasaran Produk IKM

3. Melaksanakan pelatihan daya saing produk pelaku IKM

(10)

6 5. Memfasilitasi kerjasama antara IKM dengan Pengusaha dalam bentuk

Perjanjian kerja kepada 65 IKM dan 64 Pelaku usaha;

F. KRITERIA KEBERHASILAN PROYEK PERUBAHAN

Kriteria keberhasilan proyek perubahan ini, adalah:

1. Terwujudnya perjanjian kerja sama pemasaran antara Pelaku usaha dan

IKM dengan payung hokum peraturan Bupati

2. Terwujudnya pemasaran produk - produk IKM sebagai realisasi perjanjian

kerja sama antara pelku usaha dan IKM

BAB II

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

A. OUTPUT KUNCI PROYEK PERUBAHAN

Output kunci pada tahapan jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang proyek perubahan sebagai berikut :

Tabel 5.

Output Kunci Proyek Perubahan

Nama Deskripsi

1. Terlaksananya rapat koordinasi dengan

stakeholder internal dan eksternal

1. Rapat koordinasi dengan

stakeholder internal dan

eksternal untuk medapatkan

dukungan, masukan dan saran

dalam rangka peningkatan akses

pemasaran bagi produk-produk

IKM melalui kerjasama dengan

pelaku usaha di Kabupaten

Bojonegoro

2. Terlaksananya pembentukan tim efektif

pemasaran Produk IKM

2. Tim dibentuk yang terdiri dari

(11)

7 mampu melaksanakan efektif

pemasaran Produk IKM. Sumber

daya Tim dari para Kabid dan

Kasi Dinas Perindustrian dan

PerdaganganKabupaten

Bojonegoro

3. Melaksanakan pelatihan daya saing

produk pelaku IKM

3. Memberikan bekal kepada IKM

untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas produksi sesuai dengan

tuntutan perkembangan

4. Mempertemukan IKM dan Pelaku usaha

guna memfasilitasi pemasaran produk

4. Sebagai bentuk upaya

pemerintah untuk

mempertemukan antara pelaku

IKM dan Pengusaha dan

mendorong adanya pola

kemitraan antara keduanya

melalui kegiatan Temu Usaha

5. Memfasilitasi kerjasama antara IKM

dengan Pengusaha dalam bentuk

Perjanjian kerja

5. Membangun komitmen antara

IKM dan pengusaha untuk

membentuk pola hubungan

saling menguntungkan

B. PENTAHAPAN (MIILESTONE) PROYEK PERUBAHAN

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahapan proyek perubahan

antara lain sebagai berikut :

Tabel 6.

Pentahapan (Milestone) Proyek Perubahan)

NO TAHAP UTAMA WAKTU

(12)

8 1. Sosialisasi internal peningkatan akses pemasaran

bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan

pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro

1 hari

( April minggu ke 2 )

tanggal 13 April 2015

2. Pembentukan Tim peningkatan akses pemasaran

bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan

pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro

1hari

(April minggu ke 2)

tanggal 14 April 2015

3. Penyusunan draft Perbup tentang Kemitraan

pemasaran produk industri kecil dan menengah di

tanggal 17 April 2015

5. Sosialisasi kepada pelaku IKM, terkait dengan

pelaksanaan temu usaha, pembahasan draft Perbup

dan naskah Perjanjian kerjasama

2 hari April minggu ke 4

tanggal 21-22 April

2015

6. Pelaksanaan Temu Usaha 1 hari

tanggal 20 Mei 2015 7. Pembahasan finalisasi draft Perbup dengan Bagian

Hukum dan SKPD terkait.

2 hari

minggu ke 4 tanggal

25 Mei 2015

9. Pengesahan Perbup 1 hari

minggu ke 3 dan ke4

tanggal 27 Mei 2015

10. Perjanjian kerja antara pelaku IKM dengan pelaku

usaha

2 hari minggu 1 Juni

tanggal 01-02 Juni

2015

11. Pemasaran produk IKM 7 hari mulai tanggal 3

(13)

9

12. Monitoring dan evaluasi Mulai tanggal 4 Juni

-Desember 2015

2 Tahap Jangka Menengah (s/d akhir Desember 2015)

1. Peningkatan kapasitas produksi produk IKM

2. Standarisasi produk

3. Pemantapan struktur organisasi dan tata kerja

(Pembentukan kelembagaan dan Pembangunan

UPT I Mamin dan Kemasan)

3 Tahap Jangka Panjang (Januari s/d Desember 2016)

- Penguatan sistem pemantauan pelaksanaan

kemitraan pemasaran produk IKM.

- Penguatan regulasi kedalam bentuk peraturan

daerah sehingga kerjasama kemitraan antara

pelaku usaha dan pelaku IKM memiliki kekuatan

hukum guna menjamin keberlanjutan kemitraan.

C. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN

1. Struktur

Gambar 1. Struktur Proyek Perubahan Pokja I

Kerjasama

Bupati Bojonegoro

Sekretaris Daerah KabupatenBojonegoro

Coach Perindustrian dan Perdagangan KepalaDinas Kabag Hukum

(14)

10 2. Deskripsi

- Bupati Bojonegoro membimbing, mengarahkan dan mendorong

stakeholder melalui pengarahan pada kegiatan pembukaan temu usaha

antara Dinas perindustrian dan Perdagangan, pelaku usaha pemasaran,

dan pelaku IKM

- Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro :membimbing, memberikan

dukungan dan memberikan persetujuan pelaksanaan proyek perubahan

- Bagian Hukum membantu dan memproses terwujudnya peraturan

bupati terkait tanggung jawab pelaku usaha terhadap pengembangan

dan kerja sama dengan IKM

- Coach : memberikan bimbingan, konsultasi dan persetujuan

pelaksanaan proyek perubahan

- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro :

memimpin pelaksanaan Proyek Perubahan, bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan kegiatan serta mengkoordinasikan Tim Proyek

Perubahan dari awal sampai akhir kegiatan

- Pokja I Kerjasama : koordinasi lintas sektor, sosialisasi, menjalin

kemitran dengan para pengusaha pasar / toko swalayan, perhotelan dll.

- Pokja II Koordinasi : Melakukan inventarisasi dan memberikan fasilitasi

produk IKM untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi serta

memperoleh sertifikasi (merk, kemasan dan pelabelan)

D. STAKEHOLDER PROYEK PERUBAHAN

Stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan proyek perubahan ini terbagi

menjadi stakeholder internal dan eksternal dengan identifikasi berdasarkan

(15)

11 Gambar 2. Peta Stakeholder

Adapun peran dan pengaruh masing-masing stakeholder tersebut adalah :

1. Peranan Masing-Masing Stakeholder

Tabel 7.

Peranan Masing-Masing Stakeholder

NO. STAKEHOLDER PERANAN Keterangan

1. INTERNAL

1 Bupati Membimbing mengarahkan

dan mendorong stakeholder

melalui pengarahan pada

kegiatan pembukaan temu

usaha antara Dinas

perindustrian dan

Perdagangan, pelaku usaha

pemasaran, dan pelaku IKM

agar pelaksanaan projek

perubahan berjalan optimal

2 Sekretaris Daerah Membimbing, mengarahkan

(16)

12

b. Kepala Bagian Hukum

dan perundang –

undangan

Memberikan telaah legal

formal dari sisi hokum an

perundang undangan

c. Para Kepala Bidang Mengkoordinasikan,

menyusun rencana

pelaksanaan kegiatan dan

melaporkan hasil kegiatan

kepada project leader

d. Para Kepala Seksi / staf Pelaksana teknis kegiatan

e. Staf/Pegawai lingkup

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan

Kabupaten Bojonegoro

sumber daya tim proyek

perubahan dan mendukung

Mitra pemasaran produk IKM

2. Pelaku IKM Kapasitas produksi IKM

3. Lembaga Pengkajian

Pangan, Obat-obatan,

4. Badan Pengawas Obat

dan makanan (BPOM)

Standarisasi produk IKM

skala nasional

5. Konsultan design produk

kemasan

Membantuk design produk

kemasan semenarik mungkin

(17)

13 Tabel 8.

Pengaruh Masing-Masing Stakeholder

NO. STAKEHOLDER PENGARUH

1. INTERNAL

1. Kepala Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten

Bojonegoro

Berpengaruh positif terhadap

kinerja Tim proyek perubahan

2. Para Kepala Bidang Capaian koordinasi

pelaksanaan kegiatan

3. Para Kepala Seksi Capaian target kegiatan sesuai

dengan rencana kegiatan

4. Staf/Pegawai lingkup Dinas

Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Bojonegoro

Dukungan internal Dinas

2. EKSTERNAL

1. Para pelaku usaha ( toko swalayan,

perhotelan, outlet outlet dll )

Perluasan area pemasaran

produk IKM

2. Pelaku IKM Penyerapan angkatan kerja

produktif

3. Lembaga Pengkajian Pangan,

Obat-obatan, dan Makanan majelis

Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

Kualitas / mutu produk IKM

4. Badan Pengawas Obat dan

makanan (BPOM)

Kualitas / mutu produk IKM

5. Konsultan design produk kemasan Daya tarik kemasan produk IKM

E. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PROYEK PERUBAHAN

Faktor yang dapat menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan

proyek perubahan antara lain :

1. Adanya dukungan dari stakeholder eksternal birokrasi maupun swasta

2. Adanya komitmen yang tinggi dari anggota tim proyek perubahan

3. Peran kepemimpinan yang mendukung pelaksanaan kegiatan dari awal

(18)

14 F. TARGET CAPAIAN KINERJA PROYEK PERUBAHAN

Bobot target masing-masing kinerja pada proyek perubahan adalah

sebagai berikut :

Tabel 9.

Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan

No URAIAN KINERJA BOBOT

TARGET 1 TAHAP JANGKA PENDEK

1. Sosialisasi internal peningkatan akses pemasaran bagi

produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku

usaha di Kabupaten Bojonegoro

10 %

2. Pembentukan Tim peningkatan akses pemasaran bagi

produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku

usaha di Kabupaten Bojonegoro

5 %

3. Penyusunan draft Perbup tentang Kemitraan pemasaran

produk industri kecil dan menengah di Kabupaten

Bojonegoro

10 %

4. Koordinasi dengan pelaku usaha terkait dengan temu

usaha dan pembahasan Perbup

5%

5. Sosialisasi kepada pelaku IKM, terkait dengan

pelaksanaan temu usaha, pembahasan draf Perbup dan

naskah Perjanjian kerjasama

5 %

6. Pelaksanaan Temu Usaha 10%

7. Pembahasan finalisasi draft Perbup dengan Bagian

Hukum

5 %

8. Ajuan Draft Perbup Kepada Bupati dan pembahasannya 5 %

9. Pengesahan Perbup 5 %

10. Perjanjian kerja antara pelaku IKMdengan pelaku usaha 15 %

11. Pemasaran produk IKM 10 %

12. Monitoring dan evaluasi 15%

TOTAL 100%

2 TAHAP JANGKA MENENGAH

1. Peningkatan kapasitas produksi produk IKM

(19)

15 3. Pemantapan Struktur Organisasi dan Tata Kerja

3 TAHAP JANGKA PANJANG

Penguatan sistem pemantauan pelaksanaan kemitraan

pemasaran produk IKM.

Penguatan regulasi kedalam bentuk Peraturan Daerah

sehingga kerjasama kemitraan antara pelaku usaha dan

pelaku IKM memiliki kekuatan hukum guna menjamin

keberlanjutan kemitraan.

TOTAL 100%

G. HASIL BENCHMARKING KE BEST PRACTICES

Best practice yang ditemukan pada ketiga lokus mitra Benchmarking

yaitu MIDA, MOTAC dan MOT, sebagai berikut :

a. Adanya sentralisasi kebijakan antara Pusat dan Daerah

b. Adanya motivasi berupa Reward agi pelaksana kebijakan

c. Program – program public dan Bisnis berorientasi ramah lingkungan

d. Peningkatan partisipasi dan kebutuhan stake holders

e. Penanaman nilai hidup sehat sejak dini

f. Kemudahan akses Investasi

g. Orientasi kultur local

h. Integrasi kultur local dan religi berbasis kultur global

i. Peningkatan kompetensi local berbasis Penidikan

Best practice yang dapat diadopsi adalah :

a. Peningkatan Partisipasi dan kebutuhan stake holders

b. Kemudahan akses investasi

c. Orientasi Kultur Lokal

Berdasarkan best practice yang dapat diadopsi maka best practice yang

dapat diadaptasi dalam proyek perubahan “ Penguatan akses pasar bagi

produk – produk IKM melalui kerja sama dengan pelaku usaha “adalah

peningkatan partisipasi dan kebutuhan stake holders guna memperkuat akses

pemasaran produk – produk IKM melalui kerja sama saling menguntungkan

(20)

16 BAB III

DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

A. Penyajian Pengalaman Memimpin Proyek Perubahan

Proyek Perubahan merupakan salah satu agenda yang dilaksanakan

oleh peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXXV di Kabupaten

Bojonegoro, melalui proyek perubahan ini diharapkan peserta dapat menajadi

pemimpin perubahan di Instansi masing-masing.

Pelaksanaan Proyek Perubahan pada Bab III ini merupakan kelanjutan

dari merancang Proper yang tertulis pada Bab I dan II. Bab III ini berisi tentang

pengalaman memimpin proyek perubahan beserta kendala-kendala yang

ditemui dan strategi mengatasi kendala. Pada Bab ini juga disampaikan hasil

capaian proyek perubahan sesuai dengan pentahapan yang sudah

direncanakan sebelumnya pada Bab II.

Proyek Perubahan Instansional ini terbagi menjadi tiga pentahapan, yaitu

Tahap Jangka Pendek, Tahap Jangka Menengah dan Tahap Jangka Panjang.

Tahap Jangka pendek merupakan tahap awal yang akan dilaksanakan guna

meningkatkan akses pemasaran bagi produk IKM di Kabupaten Bojonegoro.

Pada tahap ini pula kami mendapat arahan dan bimbingan dari Coach dan

Mentor mulai dari penetapan judul sampai dengan penyusunan laporan Kertas

(21)

17 Gambar 2.

Konsultasi dengan Coach

Setelah mendapat arahan dan bimbingan, maka ditetapkan Judul

PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI PRODUK-PRODUK IKM

MELALUI KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA DI KABUPATEN

BOJONEGORO. Hal ini sesuai keadaan saat ini dimana produk IKM

Bojonegoro masih belum memperoleh pemasaran yang memadai di

Kabupaten Bojonegoro ditengah himpitan persaingan yang semakin ketat.

Kemudian untuk Pentahapan (milestone) jangka menengah dan jangka

panjang belum dapat terealisasi dikarenakan alokasi waktu perencanaan yang

dilaksanakan setelah seminar proyek perubahan instansional pada bulan Juni

2015.

Padatnya kegiatan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bojonegoro membuat kami pada awal kegiatan merasa ragu untuk dapat

menyelesaikan pentahapan jangka pendek secara keseluruhan, karena

disamping target Tahap Jangka Pendek yang harus tercapai 100%, tugas

kedinasan juga harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi

dukungan dan arahan dari Coach serta dukungan dari staf/pegawai Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro untuk membantu

(22)

18 rasa percaya diri kami untuk dapat menyelesaikan seluruh agenda kegiatan

yang telah direncanakan.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap jangka pendek

antara lain adalah sebagai berikut :

A. 1 Sosialisasi Internal Peningkatan Akses Pemasaran Bagi

Produk-Produk IKM melalui kerjasama dengan Pelaku Usaha di Kabupaten

Bojonegoro

Sebelum melaksanakan proyek perubahan, terlebih dahulu

dilaksanakan sosialisasi Internal dengan tahapan kegiatan sbb :

a. Persiapan

Diawali dengan kosultasi kepada mentor terkait dengan rencana

kegiatan Sosialisasi Internal Peningkatan Akses Pemasaran Bagi

Produk-Produk IKM melalui kerjasama dengan Pelaku Usaha di

Kabupaten Bojonegoro , dari hasil konsultasi didapatkan arahan agar

seluruh staf dan karyawan terlibat aktif dalam rapat agar memahami

maksud dan tujuan dari rencana proyek perubahan, sehingga diharapkan

memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang akan

dilaksanakan .

Selanjutnya dilakukan persiapan administratif yang meliputi penyusunan

Undangan , persiapan konsumsi , ATK , doumentasi serta kelengakapan

pedukung lainnya

b. Pelaksanaan Rapat Sosialisasi Internal

Rapat sosialisasi internal dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015

di buka oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bojonegoro pada pukul 09.00 WIB , bertempat di ruang rapat Dinas

perindustrian dan perdagangan Kabupaten Bojonegoro .

Kegiatan sosialisasi internal ini dihadiri oleh Kepala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro, Sekretaris

Dinas, Kepala Bidang Kimia Logam Aneka Industri dan Industri Hasil

Kerajinan (KLAI dan IHK), Kepala Bidang Industri Hasil Pertanian dan

(23)

19 Kepala Seksi dan Staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bojonegoro.

Dalam kegiatan ini Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Bojonegoro membuka dan menjelaskan maksud dan tujuan

proyek perubahan instansional ini yang merupakan implementasi dari

good governance yakni menjalin kemitraan dan sinergitas antara

Pemerintah , masyarakat dan Dunia usaha untuk berpartisipasi secara

aktif dalam rangka Peningkatan Pelayanan Publik khususnya kepada

para pelaku Industri kecil dan menengah agar mendapat penguatan

akses pemasaran Produk yang dihasilkan , dengan demikian diharapkan

usahanya dapat tumbuh berkembang serta mampu bersaing pada era

MEA yang akan datang , yang pada gilirannya dapat memberikan

dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat .

usulan yang muncul dari peserta rapat agar dibentuk team yang

disesuiakan dengan Tupoksi masing masing bidang sehingga proyek

perubahan ini dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien ,

selanjutnya agar produk – produk IKM melakukan pembenahan kualitas

baik standart produk maupun kemasannya.

c. Kesimpulan dan Hasil rapat

Pada prinsipnya secara internal seluruh staf dan karyawan

memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini, karena kegiatan ini

merupakan cara yang efektif untuk membantu pelaku IKM guna

mendapatkan akses pemasaran produk-produknya. Dimana hal ini

menjadi kendala utama yang dihadapi IKM Bojonegoro pada umumnya.

Hasil dan jalannya rapat serta bukti pendukung lainnya

(24)

20 Foto A.1 Sosialisasi Internal program Perubahan Instansional

A. 2 Pembentukan Tim Peningkatan Akses Pemasaran Bagi

Produk-Produk IKM Melalui Kerjasama dengan Pelaku Usaha di Kabupaten

Bojonegoro a. Persiapan

Agar proyek perubahan ini dapat berjalan dengan optimal , maka

perlu didukung oleh tim kerja yang kompeten dan mampu melakukan

kerjasama tim dengan baik.

Sebelum tim ini dibentuk terlebih dahulu dilakukan analisis dan

penyusunan konsep surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan

Perdagangan tentang susunan team yang akan di susun berdasarkan

Tupoksi dan kompetensi masing masing bidang dan personil

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini Rancangan susunan team yang berupa draft Surat

keputusan Kepala Dinas dibawa ke dalam forum rapat sosialisasi

internal pada tanggal 14 April 2015 untuk dibahas dan dilakukan

penyesuaian – penyesuaian berdasarkan kesepakatan hasil rapat.

c. Hasil

Susunan Tim tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro Nomor :

188/07/KEP/412.36/2015 tanggal 14 April 2015 tentang Tim Peningkatan

Akses Pemasaran Bagi Produk-produk IKM Melalui Kerjasama Dengan

(25)

21 unsur pejabat dan staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Bojonegoro dan terbagi dalam dua kelompok kerja.

Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing POKJA adalah

sebagai berikut:

POKJA I : Bertanggungjawab melakukan koordinasi lintas sektoral,

sosialisasi, menjalin kemtiraan dengan para pelkau usaha,

POKJA II : Melakukan inventarisasi dan memberikan fasilitasi kepada

pelaku IKM untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi

serta memperoleh sertifikasi.

Bukti pendukung kegiatan ini sebagaimana terdapat pada Lampiran 3

Foto A.2 : Pembentukan Tim Peningkatan Akses Pemasaran Bagi

Produk-Produk IKM Melalui Kerjasama dengan Pelaku Usaha

di Kabupaten Bojonegoro

A. 3 Penyusunan Draft Perbup tentang Kemitraan Pemasaran Produk

IKM di Kabupaten Bojonegoro

a. Persiapan

Dalam melaksanakan tugasnya Tim Peningkatan Akses

Pemasaran Bagi Produk-Produk IKM Melalui Kerjasama dengan Pelaku

Usaha di Kabupaten Bojonegoro yang telah dibentuk perlu diberikan

dasar hukum yang jelas sehingga dapat dijadikan dasar rujukan

masing-masing POKJA mengingat ruang lingkup kegiatan mencakup lintas

sektoral, maka rujukan tersebut akan dituangkan dalam bentuk

(26)

22 dikabupaten Bojonegoro yang akan mengikat pihak-pihak yang terlibat

baik dari instansi pemerintah, Pelaku Usaha maupun pelaku IKM.

b. Pelaksanaan

Penyusunan konsep Peraturan Bupati tentang Kemitraan

Pemasaran Produk-produk IKM dimaksud perlu pembahasan secara

cermat dan melibatkan seluruh anggota Tim Internal agar diperoleh

suatu draft peraturan yang lengkap dan mampu mengakomodir seluruh

permasalahan yang mengkin terjadi dalam implementasinya nanti.

Rapat ini dilaksanakan pada tanggal 15 April 2015 bertempat di

Aula Rapat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bojonegoro dengan melibatkan seluruh anggota tim internal dan staf

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro.

Draft peraturan bupati tersebut kemudian disampaikan kepada

perwakilan pihak-pihak terkait baik pelaku usaha maupun pelaku IKM

sebelum dimintakan saran dan arahan dari bagian Hukum dengan

mempertimbangkan pola-pola kemitraan yang selama ini berjalan.

c. Hasil

Draft Peraturan Bupati tentang Kemitraan Pemasaran

Produk-produk IKM yang telah disusun diharapkan merupakan satu draft

peraturan yang mampu mengikat semua pihak terkait dengan prinsip

saling menguntungkan semua pihak.

(27)

23 Foto A.3.

Penyusunan Draft Perbup tentang Kemitraan Pemasaran Produk IKM

A. 4 Koordinasi dengan Pelaku Usaha terkait dengan Temu Usaha Dan

Pembahasan Draft Peraturan Bupati dan Naskah Perjanjian

Kerjasama

a. Persiapan

Naskah draft peraturan bupati tentang Kemitraan Pemasaran

Produk-produk IKM digandakan untuk kemudian diberikan kepada

masing-masing perwakilan pelaku usaha yang diundang dalam rapat

koordinasi dimaksud, hal ini perlu dilakukan agar setiap perwakilan

pelaku usaha dapat mencermati draft tersebut.

b. Pelaksanaan

Rapat pembahasan draft peraturan bupati sebagaimana

dimaksud dilaksanakan pada tanggal 17 April 2015, dengan

mengahdirkan beberpa pelaku usaha seperti Hotel, Restauran, Toko

Swalayan dan beberapa pelaku usaha yang telah memiliki jangkauan

pasar luas. Dengan demikian peraturan bupati yang disusun tidak

bersifat top down namun bersifat Bottom Up, dengan demikian

diharapkan Perturan ini dipahami sekaligus akan mendapat dukungan

dalam pelaksanaannya dikarenakan mereka pun terlibat dalam proses

(28)

24 c. Hasil

Rapat ini menghasilkan draft rancangan peraturan bupati yang

cukup lengkap dan menampung semua aspirasi hampir seluruh

perwakilan pelaku usaha yang ada di Kabupaten Bojonegoro dan siap

untuk disosialisasikan kepada pelaku IKM.

Bukti pendukung kegiatan ini sebagaimana terlampir pada lampiran 5.

Foto A.5 Rapat Koordinasi dengan Pelaku Usaha

A. 5 Sosialisasi kepada Pelaku IKM terkait dengan Pelaksanaan Temu

Usaha, Pembahasan Draft Peraturan Bupati dan Naskah Perjanjian

Kerjasama

a. Persiapan

Langkah final sebelum draft Peraturan Bupati selesai disusun dan

dikoordinasikan dengan pelaku usaha, maka perlu dilakukan sosialisasi

dengan mengundang para pelaku usaha dan pelaku IKM agar tidak

timbul ketidaksesuaian diantara keduanya yang akan menimbulkan

kerugian pada salah satu pihak.

b. Pelaksanaan

Mengingat jumlah pelaku IKM yang diundang dan mengantisipasi

(29)

25 dialog aktif baik antara pelaku usaha, pelaku IKM, dan Tim Internal maka

pelaksanaan sosialisasi dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 21 dan

22 April 2015.

Dalam kegiatan ini dibahas pula Draft Perjanjian Kerjasama

antara pelaku usaha dan pelaku IKM. Untuk selanjutnya menjadi dasar

bagi perjanjian kerja final sesuai kesepakatan dalam temu usaha.

c. Hasil

Disepakati perlunya dilakukan temu usaha yang efektif dan efisien

untuk melakukan pembahasan dan menyempurnakan draft akhir

sebelum dikirim kepada Bupati untuk diproses pengesahannya.

Bukti pendukung kegiatan ini sebagaimana terlampir pada lampiran 6.

Foto A.5 Rapat Koordinasi dengan Pelaku IKM

A. 6 Pelaksanaan Temu Usaha

Dalam upaya untuk menjembatani dan membantu pelaku IKM dalam

memasarkan produknya, pada tanggal 20 Mei 2015 Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro melaksanakan kegiatan temu

(30)

26 sinkronisasi Industri Hulu, Industri Hilir dan pemasaran dalam rangka

pemberdayaan dikabupaten Bojonegoro.

Acara ini mempertemukan antara pelaku usaha dan IKM berbagai

produk yang ada di Bojonegoro. Sebanyak 64 pelaku usaha dan 65 IKM

hadir pada kesempatan ini. Dengan komunikasi antara pelaku usaha dan

IKM diharapkan dapat diketahui kendala pemasaran yang dihadapi IKM.

Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran 7

(31)

27 Foto A.6.(2) Temu Usaha di Griya MCM Bojonegoro

Foto A.6.(3) Publikasi Kegiatan Temu Usaha oleh Harian Radar

Bojonegoro- Jawa Post Group terbitan tanggal 20 Mei 2015

A. 7 Pembahasan Finalisasi Draft Perbup dengan Bagian Hukum dan

SKPD terkait.

a. Persiapan

Draft rancangan Peraturan Bupati yang sudah dikoordinasikan

dan telah disosialisasikan serta telah disepakati semua pihak selanjutnya

perlu dikoordinasikan dengan Bagian Hukum untuk ditelaah lebih

mendalam secara hukum untuk menghindari kesalahan redaksional

ataupun secara kaidah hukum yang berlaku.

b. Pelaksanaan

Konsultasi dengan bagian hukum ini dilaksanakan pada tanggal

(32)

28 Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro dan diterima

oleh Kepala Bagian Hukum pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

Pada hari pertama tim memberikan penjelasan seputar latar

belakang sehingga perlu diterbitkan sebuah peraturan bupati dan

menjelaskan pula bahwa draft peraturan bupati yang disampaikan telah

melalui tahap-tahap pembahasan baik secara internal, dengan pelaku

usaha dan telah pula disosialisasikan dengan pelaku IKM sehingga

dapat dikatakan draft peraturan bupati tersebut menjadi draft final yang

diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat. Atas penjelasan tersebut Kepala

Bagian Hukum menyatakan apresiasinya atas upaya koordinasi yang

dilakukan oleh tim internal dengan pihak-pihak terkait sehingga dapat

menghasilkan draft yang cukup baik dan lengkap dalam klausul-klausul

pasal yang dikandung. Dengan demikian akan mempermudah Bagian

Hukum Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam melakukan telaah.

c. Hasil

Telaah atau verifikasi dari bagian hukum atas draft Peraturan

Bupati yang telah dibahas sebelumnya menghasilkan beberapa koreksi

dan revisi, draft perturan bupati dinyatakan telah sesuai dengan

kaidah-kaidah penyusunan peraturan perundang-undangan yang selanjutnya

dibahas dalam tim lintas SKPD tanggal 25 Mei 2015 untuk kemudian

diajukan pengesahan kepada Bupati sekaligus proses

pengundangannya.

(33)

29 Foto A.6 (1) Pembahasan Draft Peraturan Bupati dengan Tim Lintas

SKPD Pemkab. Bojonegoro

A. 8 Ajuan Draft Perbup Kepada Bupati dan Pembahasannya

Setelah melalui proses pembahasan sebagaimana dijelaskan dalam poin

diatas selanjutnya draft peraturan diajukan kepada Bupati untuk

mendapatkan proses pengesahan. Pengajuan ini dilakukan oleh Bagian

Hukum Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada tanggal 25 Mei .

A. 9 Pengesahan Peraturan Bupati

Draft yang diajukan setelah melalui pembahasan dengan berbagai pihak

terkait yang diajukan telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 27

Mei 2015.

Peraturan Bupati ini menjadi dasar bagi terlaksananya kerja sama

kemitraan pemasaran produk produk IKM antara pelaku usaha Industri

Kecil Menegah ( IKM ) dengan para pelaku usaha , sehingga kendala

pemasaran dapat diatasi dan pada glirannya IKM dapat tumbuh dan

berkembang serta menjadi tuan rumah di negeri sendiri pada saat

berlangsungnya Masyarakat Ekonomi Asia ( MEA ) dengan cara

memperkuat penguasaan akses pemasaran lokal

Bukti-bukti pendukung berupa Salinan Peraturan Bupati Nomor: 24 tahun

2015 tentang Kemitraan Pemasaran Produk UMKM dikabupaten

Bojonegoro yang telah disahkan sebagaimana terlampir pada lampiran

9.

A. 10 Perjanjian Kerja Antara Pelaku IKM dengan Pelaku Usaha

a. Persiapan

Sebagai fasilitator dan mediator perjanjian kerja antara pelaku usaha

dan pelaku IKM, tim internal melakukan rapat internal untuk

melakukan menyusun draft perjanjian kerjasama yang akan dijadikan

payung hukum bagi pelaksanaan kerjasama kemitraan antara pelaku

usaha dan pelaku IKM.

(34)

30 Rapat dilaksanakan di Hotel & Resto “Griya MCM” pada tanggal 20 Mei 2015, dihadiri oleh pelaku usaha dan pelaku IKM. Pada

kesempatan ini para pelaku usaha diberikan kesempatan untuk

menampilkan produk-produk mereka untuk dilihat oleh para pelaku

usaha sehingga dapat memberikan penilaian atas kelayakan produk

masing-masing IKM. Bagi produk yang telah layak untuk dipasarkan,

beberapa toko modern siap menampung produk tersebut, namun

bagi yang belum layak mereka diberikan arahan dan petunjuk dimana

letak kekurangan produknya sehingga dapat segera diperbaiki hingga

mencapai standar kualitas yang diinginkan oleh pelaku usaha.

c. Hasil

Tercapainya kesepakatan kerjasama kemitraan antara 64 pelaku

usaha dengan 65 pelaku IKM dengan berbagai jenis produk.

Adapun naskah perjanjian kerjasama antara Pelaku Usaha dan

Pelaku IKM yang melakukan kerja sama kemitraan pemasaran

secara resmi ditandangani setelah terbitnya Peraturan Bupati.

Bukti perjanjian kerjasama dua pihak sebagaimana terdapat pada

lampiran 10.

A. 11 Pemasaran produk IKM

Dari beberapa perjanjian kerja yang telah disepakati antara pelaku

usaha dengan pelaku IKM dan ditandangani pada tanggal 01 Juni 2015,

beberapa produk IKM dari berbagai jenis mulai dari produk makanan,

tekstil, handycraft, dan pernak-pernik kerajinan tangan yang selama ini

belum dapat dipasarkan ditempat-tempat yang memiliki jangkauan pasar

luas dapat langsung terlihat terpajang pada etalase maupun di

counter-counter dan outlet mulai tanggal 03 Juni 2015. Bahkan beberapa hotel di

Bojonegoro telah pula menyediakan space untuk produk-produk IKM

(35)

31 Foto A.10.(1) Salah satu produk IKM yang dipasarkan ditoko modern

Bahkan menurut beberapa pengelola hotel ternama yang ada,

beberapa produk khas bojonegoro memang sudah serigkali di tanyakan

oleh tamu-tamu yang menginap di hotel tersebut. Mereka kebanyakan

adalah tamu atau para pekerja migas yang memang rata-rata berasal

dari luar daerah ataupun warga asli Bojonegoro yang telah sukses

diperantauan dan tak sempat membeli langsung dari produsennya.

Bukti-bukti pendukung lain sebagaimana terlampir pada lampiran 11.

A. 12 Monitoring dan evaluasi

Untuk menjamin agar Pelaksanaan Perturan Bupati Bojonegoro

tentang kemitraan pemasaran produk-produk IKM dapat selalu terjaga

dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Maka Dinas Peridustrian

dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro selaku instansi pembina telah

membentuk tim monitoring dan evaluasi, tim ini bukan hanya bertugas

melaksanakan monitoring pelaksanaan perjanjian kerjasama yang telah

disepakati antara pelaku usaha dan pelaku IKM, namun juga melakukan

pengamatan sekaligus melakukan pendataan perkembangan dari

(36)

32 Fungsi lain dari monitoring dan evaluasi yang dilakukan adalah

agar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro

sebagai kepanjangan tangan pemerintah kabupaten Bojonegoro dapat

menentukan langkah pembinaan yang benar-benar dibutuhkan oleh IKM

yang ada di Bojonegoro agar mereka dapat turut andil dalam persaingan

pasar terutama dalam menghadapi era pasar bebas asean maupun

pasar bebas asia yang akan datang.

Untuk kegiatan awal monitoring telah dilaksanakan ke beberapa

lokasi pelaku usaha yang telah melakukan perjanjian kerjasama dengan

pelaku IKM dengan hasil beberapa produk IKM telah dipasarkan mulai

tanggal 04 Juni 2015.

Bukti-bukti pendukung kegiatan Monitoring dan evaluasi sebagaimana

terlampir pada lampiran 12.

Selain kegiatan pokok yang tertuang pada milestone, terdapat beberapa

kegiatan pendukung yang berkaitan dengan peningkatan mutu produk dan

penguatan akses pasar agar terjadi keberlangsungan kerjasama yang

saling menguntungkan antara kedua pihak. Adapun kegiatan yang

dilakukan mendukung tercapainya proyek perubahan adalah sebagai

berikut :

1. Pelatihan

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka peningkatan jumlah IKMdan

kualitas produk industri kecil dan menengah yang berupa industri kreatif/

Manufaktur yang berbasis potensi wilayah sesuai dengan semangat

OVOP ( One Village One Produk ) sehingga sumber daya yang

dihasilkan daerah setempat dapat diolah dan memiliki nilai tambah serta

tidak dijual berupa bahan mentah dengan harga yang murah khususnya

pada saat panen. Dalam kaitannya dengan hal ini pelatihan yang

diberikan tidak hanya berupa teori tetapi diarahkan agar peserta

pelatihan mampu menghasilkan produk jadi yang siap di pasarkan dan

memiliki standart yang memadahi.

Adapun pada tahun 2014 dilatih sejumlah 897 orang baik yang

(37)

33 dengan Perguruan tinggi (UNEJ Jember), untuk tahun 2015

diproyeksikan 900 orang yang terlibat dalam kegiatan pelatihan.

Adapaun target pelaksanaan Pelatihan dalam kurun waktu Bulan

April - mei 2015 selama proyek perubahan berlangsung sebanyak 10

kali pelatihan dengan melibatkan 300 peserta, sekaligus memberikan

bantuan alat dan fasilitasi sertifikasi produk.

Tabel 1.1

Bimtek dan Pelatihan yang telah dilaksanakan

No. Kegiatan Pelatihan Tanggal Lokasi

1. Pelatihan dan bantuan alat

pembuatan makanan dari

umbi-umbian

14-15 April 2015 Desa Nglampin Kec.

Ngambon Kab.

Bojonegoro

2. Pelatihan ketrampilan

menjahit dan konveksi

14-17 April 2015 Desa Tanjung Kec.

Tambakrejo Kab.

Bojonegoro

3. Pelatihan di bidang

finishing produk, desain

dan teknologi proses serta

laminasi produk

20-24 April 2015 UPT Kayu

Bojonegoro Kab.

Bojonegoro

4. Pelatihan peningkatan

kualitas kemasan dan

pengetahuan trend desain

kemasan bagi IKM

makanan dan minuman

22-23 April 2015 Kab. Bojonegoro

5. Pengembangan wirausaha

Lokal Secara Teknis dan

Manajemen

22 April 2015 Ruang Angling

Dharma Pemkab.

Bojonegoro

6. Pertemuan Teknis

Peningkatan Standar Mutu

Tembakau

27 April 2015

Aula Koperasi

Berdikari

(38)

34

8. Pelatihan Peningkatan

Mutu Ledre

19 Mei 2015 Ds. Dukohlor Kec.

Malo

UPT Mamin dan

Kemasan Prov Jatim

9. Pelatihan Pengolahan

Jamur

1.1 Pelatihan dan Bantuan Alat Pembuatan Makanan dari

Umbi-Umbian di Desa Nglampin Kecamatan Ngambon Kabupaten

Bojonegoro

Desa Nglampin merupakan salah satu desa di Kabupaten

Bojonegoro, merupakan bagian wilayah Kecamatan Ngambon

yang letak cukup jauh dan terpencil karena berada di tengah

hutan jati. Didesa ini banyak menghasilkan produk pertanian

berupa umbi-umbian yang belum mampu dimanfaatkan secara

optimal sehingga memberikan nilai tambah bagi warganya.

Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan agar warga Desa

Nglampin mampu mengolah potensi desa tersebut diatas

menjadi sebuah produk olahan yang berkualitas sehingga dapat

merangsang pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan

pekerjaan bagi warganya.

Dalam pelaksanaannya pelatihan bertempat di Balai Desa

Nglampin selama 2 (dua) hari tersebut diikuti oleh 30 (tiga puluh)

orang warga Desa Nglampin Kecamatan Ngambon, setelah

(39)

35 peralatan produksi agar ketrampilan yang diperoleh selama

pelatihan dapat segera diterapkan.

(Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran pelatihan

1.1)

Foto 1.1. (1) pembukaan pelatihan pembuatan makanan dari

umbi-umbian di Desa Nglampin Kecamatan Ngambon

1.2 Pelatihan dan Bantuan Alat Ketrampilan Menjahit dan

Konveksi di Desa Tanjung Kecamatan Tambakrejo

Kabupaten Bojonegoro

Kegiatan pelatihan menjahit dan konveksi di Desa

Tanjung dilaksanakan selama 4 (empat) hari tanggal 14 sampai

17 April 2015 diikuti oleh 30 orang peserta dari 8 (delapan) desa

se-Kecamatan Tambakrejo, tujuan utamanya adalah untuk

meningkatkan kompetensi dan ketrampilankepada warga

Kecamatan Tambakrejo sehingga pada akhirnya dapat

menumbuhkan wirausaha baru dibidang jasa konveksi dan

penjahitan agar dapat menunjang industri batik khas Bojonegoro

yang telah ada di Kecamatan Tambakrejo. Selain itu karena letak

Kecamatan Tambakrejo yang relatif jauh dari pusat kota

Bojonegoro membuat masyarakat di Kecamatan Tambakrejo

harus mengeluarkan ekstra untuk mendapatkan kebutuhan

(40)

36 Materi pelatihan yang diberikan diharapkan dapat

meningkatkan pelayanan bukan hanya dalam hal pembuatan

kain batik saja namun juga dapat memproses kain Batik Khas

Bojonegoro menjadi pakaian jadi. Selain itu perlu juga diberikan

tambahan ketrampilan untuk diversifikasi produk guna

menambah penghasilan peserta. Ketrampilan tambahan tersebut

diantaranya membuat aneka kerajinan dari bahan kain batik

perca seperti Tas Batik, Sarung Bantal Batik, dan lain-lain.

(Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran pelatihan

1.2 )

Foto 1.2.(1) Suasana Pelatihan Menjahit dan Konveksi didesa Tanjung Kecamatan Tambakrejo

(41)

37 1.3 Pelatihan dibidang Finishing Produk, Desain Dan Teknologi

Proses Serta Laminasi Produk

Pelatihan selama lima hari dimulai tanggal 20 sampai 24

april 2015 ini bertempat di UPT Kayu Bojonegoro diikuti oleh 20

orang perajin mebel asal Desa Talok Kecamatan Kalitidu

merupakan pelatihan pemanfaatan limbah kayu agar dapat

diolah kembali menjadi produk berkualitas bernilai tinggi dengan

memadukan teknologi dan keterampilan pengolahan kayu

limbah.

Laminasi adalah suatu teknologi pengeleman kayu

dimana bahan kayu tersebut dapat dibentuk sesuai dengan

keinginan yang kita kehendaki, walaupun itu dibagian yang

sangat sulit sekalipun sebab sistem pengolahan laminasi akan

menyesuaikan bentuk konstruksi yang akan kita inginkan.

Dengan teknik tersebut diatas diharapkan perajin dapat

menciptakan produk mebel dari bahan limbah sehingga terjadi

penghematan bahan baku mengingat semakin sulitnya bahan

baku kayu jati.

(Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran pelatihan

1.3)

(42)

38 1.4 Pelatihan Peningkatan Kualitas Kemasan Dan Pengetahuan

Trend Desain Kemasan Bagi Ikm Makanan Dan Minuman

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 22 – 23

April 2015 dan melibatkan 20 IKM makanan dan minuman yang

ada di Kabupaten Bojonegoro. Latar belakang dilaksanakannya

kegiatan ini adalah karena banyak pelaku IKM yang belum

memahami pentingnya pengukuran kuantitas produk yang

dikemas. Demikian pula dengan pemasangan label kemasan

yang berisikan identitas produk. Akibatnya, produk yang

dihasilkan IKM tersebut tidak punya daya saing untuk pasar

global.

Materi yang diberikan antara lain :

1. Jenis Kemasan dan Bahan Kemasan

Tujuan :

a. Dapat mengetahui cara membedakan kemasan

berdasarkan fungsi, jenis dan bahannya

b. Peserta Mengetahui kemasan yang sesuai untuk

produknya.

2. Kemasan Standar untuk UKM

Tujuan :

UKM mengetahui standar kemasan yang sesuai dengan

produk mereka danbisa mengangkat / menambah nilai jual

produk mereka

3. Kreatifitas Design Kemasan untuk UKM

Tujuan :

a. Dapat mengetahui pemilihan kemasan berdasarkan aspek

estetitasnya

b. Dapat menetahui Strategi kreatif Design Kemasan

c. Dapat mengetahui perencanaan Design Kemasan

4. Pengenalan Mesin Kemasan untuk UKM

Tujuan :

- Supaya UKM bisa mengenal & memakai mesin-mesin

(43)

39 5. Labelling dan Pengunaan Barcode (code Batang), P-IRT,

Logo Halal

Tujuan :

a. Dapat mengetahui jenis-jenis informasi yang dicantumkan

dalam kemasan

b. Dapat mengetahui pemilihan informasi yang akan

dicantumkan dalam kemasan produknya

(Lampiran kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran

pelatihan 1.4)

Foto 1.4.(1) Pelatihan Peningkatan Kualitas Kemasan Bekerja

sama dengan Disperindag prov Jatim

1.5 Bimtek Pengembangan Wirausaha Lokal Secara Teknis dan

Menajemen

Bimtek dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas produk

makanan dan minuman serta guna peningkatan daya saing

produk menyongsong berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi

Asean). Artinya para IKM baik pemula maupun yang sudah jalan

usahanya dibekali sunguh-sungguh agar nantinya bisa

berkembang dan bersaing di pasar lokal dan pasar bebas

(44)

40 Kegiatan ini dilakukan untuk menyongsong masa depan para

Pelaku IKM makanan dan minuman di Bojonegoro dalam

menghadapi pasar bebas ASEAN.

Dalam kesempatan ini nara sumber yang berasal dari MUI dan

ITS mengatakan MEA yang akan mulai diberlakukan tujuannya

untuk mentransformasikan ASEAN menjadi single market and

production, sebagai highly competitive region, region of equitable

economic development dan sebagai region fully integrated into

the global economy.

Peluang, tantangan dan ancaman MEA bagi pelaku IKM

Bojonegoro adalah dunia IKM saat ini tidak dapat disangkal telah

mempunyai kontribusi besar serta memainkan peran vital

pembangunan di Indonesia.

Sehingga sejak awal orde baru hingga sekarang pemerintah

terus melakukan upaya mendukung perkembangan IKM.

Pandangan optimistis terhadap keberadaan IKM Indonesia

dalam menghadapi MEA seperti menjadi sektor andalan dalam

menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Kerena IKM menjanjikan potensi dan keunggulan produk serta

terbukti tahan krisis seperti pada krisis ekonomi 1997/1988. IKM

menjadi segmen yang terbukti tahan krisis dan justru dapat

menyerap tenaga kerja yang di PHK oleh sektor formal.

Itulah salah satu keunggulan sektor IKM di Indonesia. Bimtek

sehari yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bojonegoro bekerja sama dengan

Disperindag prov Jatim diikuti oleh 30 IKM yang bergerak di

makanan dan minuman di Bojonegoro.

(Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran pelatihan

(45)

41 Foto 1.5.(1) Bimtek pengembangan wirausaha lokal di Ruang

Anglingdharma Pemkab Bojonegoro

1.6 Pertemuan Teknis Peningkatan Standar Mutu Tembakau

Bertempat di Aula Koperasi Berdikari Bojonegoro, dibuka oleh

Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Bojonegoro yang diwakili

oleh Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Bojonegoro, dihadiri oleh para petani, pelaku industri

tembakau disekitar daerah penghasil tembakau. Dalam

sambutannya, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengucapkan

terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

memperhatikan tembakau dari Bojonegoro, khususnya terkait

dengan standardisasi. Saat ini, citra tembakau di Bojonegoro

sedang dalam posisi yang sangat rendah. Hal ini terjadi

dikarenakan adanya Undang-Undang Tembakau yang

membatasi ruang gerak tembakau di Indonesia. Image negatif

tembakau bagi kesehatan memberi dampak yang signifikan

terhadap perkembangan tembakau, khususnya di Bojonegoro.

(Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran pelatihan

(46)

42 Foto 1.6.(1) Pertemuan Teknis Peningkatan Standar Mutu

Tembakau

1.7 Bimbingan Teknis Pengembangan Produk Industri Makanan

Ringan Tradisional Ledre Pisang

Desa Dukohlor Kecamatan Malo merupakan salah satu

penghasil Ledre. Makanan ringan yang bahan dasarnya dari

pisang raja merupakan salah satu makanan khas Bojonegoro.

ledre yang dihasilkan para perajin dari desa ini lebih banyak

dijual ke pengepul dari kecamatan lain yang sudah memiliki

nama.

Bimbingan teknis yang dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal

12 dan 13 Mei 2015 bekerja sama dengan bidang IAK Pemprov

Jatim diikuti 30 orang perajin ledre adalah untuk memberikan

tambahan pengetahuan dan wawasan kepada perajin ledre desa

tentang strategi pemasaran produk ledre dengan peningkatan

mutu produk ledre. Wawasan tersebut sangat dibutuhkan agar

perajin ledre tersebut arti pentingnya sebuah merek, sertifkasi

halal, dan kemasan produk yang menarik pada sebuah produk

dalam persaingan pasar.

(Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran pelatihan

(47)

43 Foto 1.7.(1) Pelaksanaan Bimtek Pengembangan Produk Industri Makanan Ringan Tradisional Ledre Pisang di Aula

Koperasi Berdikari

1.8 Pelatihan Peningkatan Mutu Ledre

Kegiatan pelatihan peningkatan mutu ledre di desa Dukohlor

kecamatan Malo merupakan tindaklanjut dari pelatihan yang

telah dilaksanakan tahun sebelumnya dimana dalam pelatihan ini

lebih ditekankan pada peningkatan kualitas dan kemasan

produk. Selain itu pada pelatihan ini perajin ledre juga

mendapatkan fasilitasi dalam pengurusan ijin-ijin seperti PIRT,

Merek, dan sertifikasi halal untuk produknya. Hal ini

dimaksudkan agar produk ledre yang dihasilkan dapat bersaing

dan menembus pasar-pasar modern baik yang ada di Kabupaten

Bojonegoro maupun diluar Bojonegoro.

(Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran pelatihan

(48)

44 Foto 1.8.(1) Pelatihan Peningkatan Mutu Ledre di Desa Dukohlor

Dalam pelatihan selama sehari tanggal 19 Mei 2015 ini juga

diserahkan secara simbolis bantuan peralatan usaha pembuatan

ledre kepada para peserta.

1.9 Pelatihan Olahan Jamur

Pada kegiatan fasilitasi dan pembinaan dalam pengembangan

agro industri mengadakan “Pelatihan Membuat Olahan Jamur”.

Peserta pelatihan berjumlah 30 orang yang merupakan

Kelompok Usaha Budidaya Jamur Tiram “ WANITA SEJAHTERA” yang ada di Desa Klampok Kecamatan Kapas. Kegiatan dilaksanakan didesa Klampok kecamatan kapas

selama 4 hari tanggal 20 sampai 23 Mei 2015.

Tujuan pelatihan ini adalah memberikan tambahan ketrampilan

teknologi pasca panen kepada kelompok binaan. Hal tersebut

adalah satu dari upaya mewujudkan menjadikan kelompok

binaan tersebut sebagai penghasil produk makanan dari bahan

jamur yang dihasilkan dari budidaya sendiri.

Instruktur yang berkesempatan untuk memberikan sharing

adalah seorang tenaga ahli sekaligus praktisi dan pengusaha di

bidang olahan jamur. Dalam paparannya, instruktur

mengharapkan adanya transfer pengetahuan dan informasi

(49)

45 Beberapa jenis makanan olahan yang diajarkan pada pelatihan

tersebut antara lain pembuatan dawet, abon, krispi, keripik,

nuget, dan bakso yang semua berbahan dasar jamur tiram.

(Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran pelatihan

1.9)

Foto 1.9.(1) Pelatihan Pengolahan Jamur Tiram di Desa

Klampok

Selain itu, diharapkan peserta yang mengikuti pelatihan tersebut

dapat termotivasi dan membuka usaha sendiri. Untuk itu agar

peserta pelatihan dapat segera berwirausaha dibidang pembuatan

jamur tiram, maka dalam pelatihan tersebut diserahkan pula paket

bantuan berupa peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan

makanan olahan jamur tersebut.

1.10 Pelatihan Pembuatan Roti

Kegiatan ini merupakan usulan beberapa orang warga desa

Pohwates Kecamatan Kepohbaru melalui proposal kepada Bapak

Bupati Bojonegoro yang ditindaklanjuti oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bojonegoro dengan pelatihan produksi.

Dilaksanakan di Balai Desa Pohwates Kecamatan Kepohbaru dan

diikuti oleh 30 orang peserta asal desa setempat tersebut

(50)

46 Mei 2015. Latar belakang yang mendasari dilaksanakannya

pelatihan ini adalah karena minat warga desa untuk berwirausaha

dibidang pembuatan roti kering maupun basah cukup besar dan

didesa Pohwates memang sudah terdapat cukup banyak warga yang

terlibat dalam usaha tersebut.

Pelatihan produksi yang menitikberatkan pada kualitas produksi

serta inovasi dengan menciptakan jenis kue baru dengan

memanfaatkan bahan baku yang banyak terdapat didesa setampat

dan desa-desa sekitar. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan

dan ketrampilan kepada para pembuat roti di Desa Pohwates

kecamatan Kepohbaru agar mampu membuat dan terus

bereksperimen menciptakan aneka roti dari bahan yang murah dan

mudah didapat tanpa mengurangi tingkat kandungan gizi dan

kelezatan rasanya sehingga setelah pelatihan diharapkan produk roti

yang mampu dihasilkan semakin variatif dan kompetitif.

(Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran pelatihan 1.10)

Foto 1.10 (1) Pembukaan Pelatihan Pembuatan Roti di Desa

(51)

47 Foto 1.10 (2) Pembukaan Pelatihan Pembuatan Roti di Desa

Pohwates Kecamatan Kepohbaru

2. Bantuan Peralatan Produksi

Bantuan ini diberikan kepada kelompok yang mengikuti pelatihan

produksi sekaligus sebagai media dalam kegiatan pelatihan sehingga

diharapkan kualitas produk yang dihasilkan melalui pelatihan memiliki

standart mutu yang memadahi, baik produk olahannya maupun

kemasannya, karena tanpa kualitas yang baik dan tampilan kemasan yang

menarik tentu akan mengalami kendala terhadap pemasarannya karena

masyarakat tentu memilki standart yang diinginkan, lebih – lebih di era MEA

karena banyaknya produk yang masuk ke Indonesia tentu akan

mempengaruhi standart yang di inginkan oleh konsumen karena konsumen

akan semakin banyak mendapat pilihan produk serupa maupun produk –

produk substitusinya yang datang dari dari luar negeri.

Tabel 1.2

Daftar Bantuan Mesin dan Perlatan Usaha yang telah diberikan

No. Kegiatan Bantuan Alat Tanggal Lokasi

1. Bantuan alat pembuatan

makanan dari umbi-umbian

Tanggal 14-15

April 2015

Desa Nglampin Kec.

Bubulan Kab.

Gambar

Table 7.1
Tabel 5. Output Kunci Proyek Perubahan
Tabel 6. Pentahapan (Milestone) Proyek Perubahan)
Gambar 1. Struktur Proyek Perubahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

11 Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran besarnya target kualitas penilaian portofolio dalam pembelajaran matematika telah tercapai dan indikator

Perlindungan yang diberikan oleh negara adalah Merek tersebut tidak dapat digunakan oleh pihak lain tanpa izin dari pemilik Merek.. Dengan memiliki sertifikat hak atas

Petatah petitih adalah salah satu bentuk sastra lisan Minangkabau yang berbentuk puisi dan berisi kalimat atau ungkapan yang mengadung pengertian yang dalam, luas, tepat,

Pihak peursahaan seharusnya dapat terus memelihara dan meningkatkan komitmen organisasi yang dimiliki karyawan dengan memberikan penghargaan/reward kepada karyawan atas

Naskah Khutbah ini diterbitkan oleh NU Cilacap Official Media, NUCOM Kunjungi Situs Islam Aswaja NU Cilacap Online https://pcnucilacap.com.. Khutbah

Metode Pelaksanaan yang diterapkan untuk mencapai tujuan yaitu (1) Sosialisasi Pertanian: Penggunaan pupuk organik dan bahaya penggunaan pupuk kimia, (2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dewi Kano mendukung dalam perencanaan pengembangan daerahnya sebagai kawasan agrowisata dilihat dari persepsi masyarakat

Oleh karena itu, maka dilakukan pengujian uji fitokimia untuk mengetahui kandungan fitokimia ekstrak kloroform, n -heksana dan metanol tumbuhan paku uban