• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agar pelaksanaan kegiatan tetap berjalan sesuai tahapan yang telah ditentukan, maka terhadap adanya kendala baik itu kendala internal maupun kendala eksternal, kami telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Strategi menghadapi kendala Internal

a) Strategi mengatasi kendala adanya benturan waktu dengan pelaksanaan tugas kedinasan yang menjadi tanggungjawab kami yang harus dilaksanakan seiring dengan proyek perubahan instansional yang sedang dikerjakan, adalah:

- Menetapkan skala prioritas tugas yang harus diselasaikan dengan menempatkan tugas kedinasan dan tugas proyek perubahan instansional secara sejajar;

- Membuat dan memasang time schedule pentahapan (milestone) diatas meja kerja sehingga pentahapan tersebut tidak sampai terlupakan.

b) Strategi untuk mengatasi kendala adanya beberapa anggota tim yang terkadang mesti menjalankan tugas cenderung menunda pelaksanaan beberapa bagian dari proyek perubahan instansional adalah:

- Melakukan pendekatan emosional terhadap anggota tim dimaksud untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya permasalahan yang menyebabkan tertundanya pelaksanaan beberapa bagian dari proyek perubahan instansional ini sehingga dapat ditentukan langkah apakah sebaiknya yang harus ditempuh, kendala seperti ini kemungkinannya lebih banyak berasal dari kondisi emosional orang yang bersangkutan, namun begitu sebagai seorang pimpinan yang berperan juga sebagai manajer harus dapat mengambil langkah tegas yang membedakan jalur pendekatan profesional kedinasan dan jalur pendekatan emosional.

55 - Memberikan motivasi kepada setiap anggota tim perubahan tentang pentingnya proyek instansional untuk mengangkat daya saing produk IKM yang pada dasarnya memang sudah menjadi bagian dari tugas rutin kedinasan.

c) Strategi untuk menghadapi kendala kurang meratanya kemampuan dari masing-masing anggota tim perubahan utamanya dalam hal penyusunan laporan maupun pengolahan data yang menyebabkan lambatnya proses pemberkasan proyek perubahan instansional ini adalah:

- Menanyakan kesulitan yang dihadapi untuk kemudian berusaha memberikan petunjuk serta melakukan pendampingan terhadap proses penyelesaian pekerjaannya.

- Berusaha menciptakan iklim kerjasama yang baik antar masing-masing anggota sehingga kekurangan salah satu anggota dapat ditutup oleh anggota yang lain.

2. Strategi menghadapi kendala Eksternal

a) Strategi mengatasi kendala tidak semua pelaku usaha memiliki komitmen terhadap pengambangan IKM, kondisi ini menyebabkan banyaknya produk IKM yang berkualitas tidak mampu menembus jaringan pasar luas, akibatnya pada saat melaksanakan proyek peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro ini awalnya banyak pelaku IKM yang pesimis bahkan terkesan apatis dengan upaya yang dilakukan, adalah :

- Melaksanakan mediasi antara pelaku usaha dan pelaku IKM melalui even temu usaha dan menerbitkan Peraturan Bupati yang dapat mengikat para pelaku usaha untuk mewujudkan tanggungjawab sosial terhadap pelaku IKM.

- Melakukan perjanjian kerja antara Pelaku Usaha dan Pelaku IKM tentang kemitraan pemasaran.

- Melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanan perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani bersama antara pelaku usaha dan pelaku IKM.

56 b) Strategi mengatasi kendala Banyak pelaku IKM yang belum mampu konsisten mempertahankan kualitas dan kuantitas produk, kondisi ini menyebabkan pelaku usaha tidak dapat menerima produk untuk dipasarkan., adalah:

- Melakukan pelatihan produksi, packaging, memberikan bantuan alat produksi, bantuan permodalan, fasilitasi dalam proses sertifikasi produk, dan bagi IKM agar kualitas produk IKM semakin baik dan layak untuk dipasarkan ke pasar-pasar modern yang memliki standar cukup tinggi.

E. Pembiayaan

Dalam rangka melaksanakan kegiatan utama sebagaimana tertuang dalam milestone dan kegiatan pendukung lainnya di tahun 2015 diperlukan pembiayaan dengan rincian sebagai berikut :

Tabel E.1

DAFTAR ANGGARAN KEGIATAN

NO PROGRAM /KEGIATAN VOL PAGU

ANGGARAN KETERANGAN

1. Pelatihan pengolahan

makanan minuman di daerah sekitar penghasil tembakau melalui dana DBHCT

11 X 281.110.000. Olahan mamin / pengemasan

2. Bantuan alat 11 X 334.748.000.

3. Fasilitasi dan pembinaan agro industri

2 x 115.575.000 Olahan mamin / pengemasan 4. Desain mutu produk industry

kreatif

1x 76.205.500 assesoris

5. Pembinaan kemampuan teknologi indutri konveksi

1x 129.895.500 Jahit / konveksi 6. Pasar lelang antar propinsi 10 x 25.000.000.

7. Temu usaha 1x 20.000.000

8. Peningkatan system jaringan web info harga dan produk IKM

12 bln 29.894.000.

9. Pengembangan pasar lelang di daerah Bojonegoro

2x 40.000.000 Akses pasar

produk pertanian dan

IKM 10. Pembangunan UPT Mamin 1 x 9.300.000.000 Proses Lelang

11. Pinjaman Modal 1 x 2.000.000.000 Proses

Verifikasi

57 BAB. IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahwa proyek perubahan instansional ini benar-benar menghasilkan manfaat bagi Pelaku Usaha dan Pelaku IKM sebagai sebuah bentuk kerjasama yang saling menguntukan antara kedua belah pihak, disatu sisi pelaku usaha membutuhkan barang dagangan sementara pelaku IKM mengahadapi kendala pemasaran. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pelaku usaha dan IKM yang telah berhasil melaksanakan atau mengimplementasikan perjanjian kerjasama pemasaran. Semetara secara internal hal ini dapat meningkatkan pelayanan publik yang merupakan implementasi dari good governance dimana terjadi sinergitas hubungan antara birokrasi, dunia usaha dan masyarakat.

Dari target yang ditetapkan dalam proyek perubahan instansional ini yakni meningkatnya akses pemasaran dan terbentuknya kerjasama antara pelaku usaha dan pelaku IKM. Dapat disimpulkan proyek perubahan ini berhasil bahkan melebihi target yang ditetapkan. Ini dibuktikan dengan adanya x pelaku usaha dan y pelaku IKM yang telah melakukan kerjasama dan telah ditindaklanjuti dengan penjualan produk-produk IKM.

B. Rekomendasi

- Dilingkup Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro perlu adanya penguatan program penguatan akses pasar dan program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN), dan melakukan pengawasan secara intensif terhadap program kemitraan sehingga dapat diketahui secara detail permasalahan yang timbul yang dapat mengancam keberlanjutan kemitraan.

- Bagi pelaku IKM, diharapkan dapat meingkatkan kualitas, kuantitas, standardisasi produk sesuai yang diinginkan pasar sehingga memiliki daya saing yang kuat.

- Bagi pelaku usaha, agar meningkatkan perannya dalam program pembinaan terhadap IKM sebagai bentuk tanggungjawab sosialnya terhadap IKM.

Dokumen terkait