• Tidak ada hasil yang ditemukan

GI KOTO PANJANG.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GI KOTO PANJANG.doc"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN OPERASI

(SOP)

GARDU INDUK KOTO PANJANG

NO. UPBSBT/PED/OPS/019/KTPJG

Februari 2011

PT PLN (PERSERO)

PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN

SUMATERA

UPB SUMATERA BAGIAN TENGAH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

(2)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI KOTO PANJANG No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/019/KTPJG Berlaku Efektif : Februari 2011

I. LEMBAR PENGESAHAN

No Nama Pembuat Pedoman Jabatan Tanda Tangan Tanggal

1 Hasanuddin, ST Asman Op UPB

Sumbagteng

2 Safnir By Spv Pengendalian

Op Real Time

3 M Alfin Syukri JE Pengendalian

Operasi Real Time

4 Ismail Hakim JE Pengendalian

Operasi Real Time

5 Feri Mardani JE Pengendalian

Operasi Real Time

DIPERIKSA DAN DISAHKAN

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Asep Samsudin Manajer UPB Sumbagteng

Mukhiar M. Manajer UPT Pekanbaru

3

(3)

II. DAFTAR DISTRIBUSI

No. Bidang/Unit/Pelakasana Personil

1 P3B Sumatera Dispatcher P3BS

2 UPB Sumbagteng Manajer

Asman Operasi

Supervisor Perencanaan dan Evaluasi

Dispatcher UPB Sumbagteng

3 UPT Pekanbaru Manajer

Manajer Tragi

Operator Gardu Induk Koto Panjang

III. NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN

68

69

70

71

72

(4)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI KOTO PANJANG No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/019/KTPJG Berlaku Efektif : Februari 2011

IV. CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN

Revisi

ke Tanggal Halaman Paragraf Alasan Disahkanoleh Fungsi/Jabatan TandaTangan

1 25 Feb

2009 3 3 Hasil rapat line charging

PLTA Koto Panjang (5-09-2008)

Denden Ruhdani M. K.

Manajer UPB SBT

2 Februari

2011 2, 3,4 & 5 Pemutakhiran SOP &

Penambahan Instalasi Baru

Asep

Samsudin Manajer UPB SBT

*)

*) Catatan : Ruang/Space formulir catatan perubahan dokumen ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

7

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

(5)

KATA PENGANTAR

Pedoman Operasi Gardu Induk ini adalah Bahasa Kesatuan Operasional bagi Para Pelaku Operasi di Lingkungan PT PLN ( Persero ) P3B Sumatera yang sudah tergabung dalam Subsistem Sumbagteng guna diperolehnya operasi sistem yang handal, ekonomis dan aman serta diperolehnya kecepatan pemulihan sistem dari kondisi gangguan ke kondisi normal, dan yang lebih penting agar terhindar dari kesalahan operasi yang berakibat fatal terhadap peralatan maupun para pelaku operasi itu sendiri.

Wewenang dan tanggung jawab operasi antara kedua belah pihak dalam hal ini UPB Sumbagteng dan UPT Pekanbaru untuk menjalankan tugas masing-masing dituangkan di dalam pedoman ini.

Pedoman Operasi Gardu Induk edisi ini merupakan hasil kesepakatan dan pembahasan yang disesuaikan dengan kebutuhan operasi dan keadaan sistem mutakhir.

Pedoman operasi ini akan selalu dimutakhirkan mengikuti kebutuhan operasi dan perkembangan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.

Lubuk Alung , Februari 2011 Manajer UPB Sumbagteng

Asep Samsudin

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

(6)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA PEDOMAN OPERASI GI DURI

UPB SUMBAGTENG

No. Dokumen : UPBSBT/PED/UPBS/M001/PO Berlaku Efektif : SEPTEMBER 2006

DAFTAR ISI

Halaman

I. LEMBAR PENGESAHAN...ii

II. DAFTAR DISTRIBUSI...iii

III. NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN...iii

IV. CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR GAMBAR...viii

1 PENDAHULUAN...1

1.1 Maksud dan Tujuan...1

2 TUGAS DAN WEWENANG...1

2.1 Operator Gardu Induk...1

3 KONDISI NORMAL...2

3.1 Konfigurasi Normal GI Koto Panjang...2

3.2 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi Terencana...2

3.3 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi tidak Terecana...2

3.4 Rekonfigurasi Jaringan...2

4 KONDISI GANGGUAN...3

4.1 Padam Total ( hilang tegangan)...3

4.1.1 Operator Gardu Induk...3

4.2 Gangguan Parsial...4

4.2.1 Operator Gardu Induk...4

5 MENGATASI GANGGUAN...4

5.1 Operator Gardu Induk...4

6 KONDISI DARURAT...4

6.1 Operator Gardu Induk...4

7 KOMUNIKASI OPERASIONAL...4

7.1 Alur komunikasi...4

7.2 Media komunikasi berdasarkan urutan prioritas...5 11

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

(7)

8 ATURAN TAMBAHAN...5

8.1 Pengoperasian Instalasi Baru...5

8.2 Gangguan Internal Trafo...5

8.3 Gangguan Permanen pada Penghantar 150 kV...5

8.4 Pengoperasian Reaktor dan Kapasitor...5

8.5 Gangguan UFR pada PMT 150 kV dan Penyulang 20 kV...5

8.6 Gangguan UVLS pada PMT 20 kV Trafo...6

8.7 Gangguan UVR pada PMT 20 kV Trafo...6

8.8 Gangguan OLS pada PMT 20 kV Trafo dan Penyulang 20 kV...6

8.9 Gangguan OVR pada PMT 150 kV...6

8.10Gangguan UVLS pada PMT 20 kV Trafo...6

8.11Gangguan UVR pada PMT 20 kV Trafo...6

8.12Lain – lain...6

KOSAKATA...7

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

(8)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI KOTO PANJANG No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/019/KTPJG Berlaku Efektif : Februari 2011

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3–1 Konfigurasi GI Koto Panjang...2 Gambar 4–1 PMT yang dibuka di GI Koto Panjang saat hilang tegangan...4 Gambar 7–1 Alur Komunikasi...5 15

204

(9)

1 PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan SOP ini merupakan pedoman dan petunjuk

bagi Dispatcher dan Operator Gardu Induk untuk melaksanakan manuver dalam mengatasi gangguan listrik pada instalasi yang sedang beroperasi di GI Koto Panjang.

Manuver pengoperasian dan manuver pembebasan pada instalasi tegangan tinggi, baik secara remote control (R/C) dari UPB Sumbagteng maupun secara lokal dari gardu induk adalah wewenang dan tanggung jawab Dispatcher UPB Sumbagteng.

Pelaksanaan manuver oleh Operator Gardu Induk merupakan pelimpahan wewenang dari Dispatcher UPB Sumbagteng atau dapat dikatakan Operator Gardu Induk sebagai kepanjangan tangan Dispatcher UPB Sumbagteng.

Pedoman Operasi ini bertujuan untuk mengatur koordinasi pekerjaan operasional yang berkaitan dengan Interkoneksi antara GI Koto Panjang dan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.

2 TUGAS DAN WEWENANG

2.1 Operator Gardu Induk Manuver PMT 150 kV serta PMS Line dan Bus

yang tidak dapat diremote dari Dispatcher UPB Sumbagteng, dilakukan oleh Operator Gardu Induk atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

3 KONDISI NORMAL

3.1

Konfigurasi Normal GI Koto

Panjang

Edisi : 01 Revisi: 02 Halaman 1 dari 7

150 kV A B KTPJG BNKNG GRDSK 20 kV PYBUH 1 PYBUH 2 TR 20 MVA F1 P an gk ala n F3 P as ir P an ga ra ian F2 M ua ra Ta ku s F4 S pa re PS

Unit 1 Unit 2 Unit 3 PLTA Koto Panjang 3 X 38 MW

(10)

Gambar 3–1 Konfigurasi GI Koto Panjang

3.2 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi Terencana

Pemeliharaan instalasi penyaluran yang direncanakan dapat dilaksanakan setelah ada kesepakatan yang dibahas pada pertemuan bulanan antara PT PLN (Persero) P3BS, UPT Pekanbaru, UPB Sumbagteng, Cabang Pekanbaru dan Sektor Pekanbaru.

3.3 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi tidak Terecana

Pemeliharaan instalasi penyaluran yang tidak terencana dapat dilaksanakan setelah ada permintaan dari UPT Pekanbaru dan mendapat persetujuan UPB Sumbagteng. Jika terkait dengan pemadaman konsumen harus mendapat persetujuan dari Cabang Pekanbaru. Jika terkait dengan instalasi PLTA Koto Panjang harus mendapat persetujuan dari Sektor Pekanbaru.

3.4 Rekonfigurasi Jaringan Untuk mempertahankan kondisi keandalan

sistem atau untuk manuver keandalan dalam rangka pemeliharaan, maka dilakukan rekonfigurasi jaringan yang bersifat sementara, dan segera dikembalikan ke kondisi normal apabila pekerjaan pemeliharaan telah selesai. Pelaksanaan manuver pembebasan dan penormalan instalasi yang tidak dapat diremote dari Dispatcher UPB Sumbagteng, dilakukan oleh Operator Gardu Induk atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

4 KONDISI GANGGUAN

4.1

Padam Total ( hilang

tegangan) Jika terjadi gangguan hilang tegangan diGardu Induk Koto Panjang, Operator Gardu

Induk harus memastikan bahwa penunjukan kV meter pada panel penghantar dan rel (busbar) menunjuk nol dan selanjutnya melaksanakan tugas sesuai dengan batas wewenangnya.

PMS Terbuka PMS Tertutup

PMT Terbuka PMT Tertutup

PMS Terbuka PMS Tertutup

PMT Terbuka PMT Tertutup

(11)

4.1.1 Operator Gardu Induk 1. Memberikan informasi sementara kepada UPB Sumbagteng bahwa Gardu Induk Koto Panjang kehilangan tegangan,

2. Membuka PMT-PMT untuk persiapan

pengiriman atau penerimaan tegangan dari Gardu Induk lain. Pembukaan PMT-PMT tersebut di atas dilakukan secara manual oleh Operator Gardu Induk. PMT-PMT yang dibuka yaitu :

1. PMT 150 kV Pht Payakumbuh 1 & 2,

2. PMT 150 kV Pht Garuda Sakti,

3. PMT 20 kV semua Penyulang Kecuali

PS dan Penyulang 1 Pangkalan.

3. Mencatat dan mereset semua indikator

dan rele yang muncul, 4. Menyesuaikan Tap Trafo,

5. Melaporkan kepada Dispatcher UPB

Sumbagteng bahwa Gardu Induk Koto Panjang sudah sesuai dengan SOP dan siap menerima tegangan.

Gambar 4–2 PMT yang dibuka di GI Koto Panjang saat hilang tegangan

4.2 Gangguan Parsial Jika terjadi gangguan parsial atau PMT trip,

operator Gardu Induk harus memastikan indikator PMT tersebut dalam posisi keluar.

150 kV A B KTPJG BNKNG GRDSK 20 kV PYBUH 1 PYBUH 2 TR 20 MVA F1 P an gk ala n F3 P as ir P an ga ra ian F2 M ua ra Ta ku s F4 S pa re

Unit 1 Unit 2 Unit 3 PLTA Koto Panjang 3 X 38 MW

(12)

4.2.1 Operator Gardu Induk 1. Memberikan informasi sementara kepada UPB Sumbagteng bahwa telah terjadi gangguan,

2. Mencatat dan mereset semua indikator dan rele yang muncul,

3. Melaporkan kepada Dispatcher UPB

Sumbagteng bahwa instalasi yang terganggu siap menerima tegangan.

5 MENGATASI GANGGUAN

5.1 Operator Gardu Induk Menutup kembali PMT pada butir 4.1.1 dan

4.2 atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

6 KONDISI DARURAT

6.1 Operator Gardu Induk Jika terjadi kondisi darurat pada instalasi

tegangan tinggi, Operator Gardu Induk dapat segera membebaskan peralatan dari tegangan dan selanjutnya melaporkan segera kepada Dispatcher UPB Sumbagteng.

7 KOMUNIKASI OPERASIONAL

7.1

Alur komunikasi Dalam pengoperasian Sistem Tenaga Listrik

di Sistem Sumbagteng, baik dalam kondisi normal maupun gangguan digambarkan sebagai berikut :

OPERATOR GI KOTO PANJANG

DISPATCHER UPB SUMBAGTENG

Gambar 7–3 Alur Komunikasi

7.2

Media komunikasi

berdasarkan urutan prioritas

1. Radio, 2. PLC,

3. Telepon Telkom,

4. HP (Hand Phone).

8 ATURAN TAMBAHAN

(13)

8.1 Pengoperasian Instalasi Baru Mengacu kepada SOP Pengoperasian Instalasi Baru.

8.2

Gangguan Internal Trafo Pengoperasian kembali trafo yang trip

dengan indikasi Differensial, REF, Bucholz, Jansen, Sudden Pressure, Fire protection harus dikonfirmasi siap operasi oleh Asman Ophar atau Manajer Tragi ke Asman Operasi dan Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.3

Gangguan Permanen pada

Penghantar 150 kV

Pengoperasian kembali penghantar 150 kV yang trip dengan indikasi Auto Reclose Final trip atau SOTF harus dikonfirmasikan siap operasi oleh Asman Ophar atau Manajer Tragi, setelah ada pemeriksaan di jaringan, ke Asman Operasi dan Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.4

Pengoperasian Reaktor dan Kapasitor

Pengoperasian Reaktor dan Kapasitor untuk pengaturan tegangan atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.5

Gangguan UFR pada PMT 150 kV

dan Penyulang 20 kV

Pengoperasian kembali PMT 150 kV dan penyulang 20 kV yang trip dengan indikasi Under Frekwensi Rele (UFR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.6 Gangguan UVLS pada PMT 20 kV

Trafo Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafoyang trip dengan indikasi Under Voltage Load

Shedding (UVLS) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.7 Gangguan UVR pada PMT 20 kV Trafo

Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafo yang trip dengan indikasi Under Voltage Rele (UVR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.8

Gangguan OLS pada PMT 20 kV

Trafo dan Penyulang 20 kV

Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafo dan penyulang 20 kV yang trip dengan indikasi Over Load Shedding (OLS) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.9 Gangguan OVR pada PMT 150 kV Pengoperasian kembali PMT 150 kV yang trip

dengan indikasi Over Voltage Rele (OVR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng. 8.10 Gangguan UVLS pada PMT 20 kV

(14)

Shedding (UVLS) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.11 Gangguan UVR pada PMT 20 kV Trafo

Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafo yang trip dengan indikasi Under Voltage Rele (UVR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.12 Lain – lain Semua Pedoman Operasi Gardu Induk

terdahulu yang tidak sesuai dengan pedoman operasi ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Lubuk Alung, Februari 2011

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT PEKANBARU

MANAJER,

MUKHIAR M.

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

MANAJER,

(15)

KOSAKATA

Blackout : Padam total

Dispatcher P3BS : Pelaksana pengendali operasi P3BS

Dispatcher UPB Sumbagteng : Pelaksana pengendali operasi UPB Sumbagteng

GI : Gardu Induk

KV : Kilo Volt

MVA : Mega Volt Ampere

Operator Gardu Induk : Pelaksana operasi di pusat listrik / gardu induk

PMS : Pemisah (disconnecting switch)

PMS tanah : Earthing switch

PMT : Pemutus tenaga (circuit breaker)

SCADA : Supervisory Control And Data Acquisition

SUTT : Saluran Udara Tegangan Tinggi

UPB Sumbagteng : Unit Pengatur Beban Sumatera Bagian Tengah

UPT Pekanbaru : Unit Pelayanan Transmisi Pekanbaru

Feeder : Penyulang

235

Gambar

Gambar 4–2  PMT yang dibuka di GI Koto Panjang saat hilang teganganPMS Terbuka

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari data yang telah diperoleh, hasil analisis data ini mendukung hipotesis yang diajukan, yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat

Pantai Indah Naga Permai Gampong Suak Puntong Kecamatan, Kuala Pesisir 5.. Pantai Suak Dama Gampong Babah Lueng Kecamatan,

Sekarang coba Anda bayangkan, jika partner tersebut seharian bertemu dengan 10 bahkan sampai 20 orang baru yang belum pernah di kenal. Dan ketika mereka membuka

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

Objek Penelitian ini adalah 35 peternak babi lokal di Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw yang dipilih dengan sengaja dari 3 kampung sebagai perwakilan sampel yang

Lev, 2 2 bahwa “negara-negara baru bahwa “negara-negara baru mewarisi banyak hal dari pendahulunya di masa kolonial, karena berbagai mewarisi banyak hal dari pendahulunya

Untuk meredam osilasi daya pada sistem pembangkit, dalam penelitian ini akan dilakukan metode simulasi dengan software MATLAB pada sistem generator pembangkit yang