• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemanfaatan Multiplexer Analog 74HC4051 pada Mikrokontroller ATMega16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Pemanfaatan Multiplexer Analog 74HC4051 pada Mikrokontroller ATMega16"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 83

Analisis Pemanfaatan Multiplexer Analog 74HC4051

pada Mikrokontroller ATMega16

1

Rahmad Hidayat 2

Syarippudin

Program Studi Teknik Elektro, STT Mandala Bandung Email : rhidayat4000@gmail.com , myname.syarippudin@gmail.com

ABSTRACT

Along with the development of digital technology, the pattern and activities of human activities are required to be more effective and efficient as well as by utilizing microcontroller technology that has been widely applied in everyday life, both in the scale of household and industrial scale. ADC (analog to digital converter) channel constraints on a microcontroller is one of the unavoidable issues. Each type of microcontroller has a limit on the number of ADC channels. For example an ATMega16 microcontroller that has an 8 channel ADC number. The research is done by using action research method that is doing analog multiplexer design on ATmega16 microcontroller circuit with ISIS proteus application, then tested using voltmeter and digital oscilloscope. From the test results obtained that analog multiplexer can be used to overcome the limitations of the ADC channel with 100% accuracy measurements, as well as high speed analog switch multiplexer for 34 micro seconds, so that the data reading becomes effective. Keywords: ADC, microcontroller ATMega16, analog multiplexer

ABSTRAK

Seiring perkembangan teknologi digital, pola dan aktifitas kegiatan manusia dituntut untuk menjadi lebih efektif dan efisien seperti halnya dengan memanfaatkan teknologi mikrokontroller yang sudah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, baik itu dalam skala rumah tangga maupun dalam skala industri. Keterbatasan kanal ADC (analog to digital converter) pada mikrokontroller merupakan salah satu masalah yang tidak dapat dihindari. Masing-masing tipe mikrokontroller memiliki batasan jumlah kanal ADC. Contohnya mikrokontroller ATMega16 yang memiliki jumlah ADC 8 kanal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan yaitu melakukan perancangan analog multiplekser pada rangkaian mikrokontroller ATmega16 dengan aplikasi ISIS proteus, lalu dilakukan pengujian menggunakan voltmeter dan osiloskop digital. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa multiplekser analog dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan kanal ADC tersebut dengan akurasi pengukuran 100%, serta kecepatan tinggi saklar analog multiplekser sebesar 34 mikro detik, sehingga pembacaan data menjadi efektif.

Kata kunci: ADC, mikrokontroller ATMega16, multiplekser analog

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Meskipun pada zaman modern ini kita sudah memasuki era digitalisasi, namun pada dasarnya secara alamiah dunia ini masih bersifat analog. Mikrokontroller

(2)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 84 suhu, tegangan, suara, intensitas cahaya dan

menggunakannya untuk banyak kebutuhan untuk informasi atau pengontrolan.

Mengingat sangat luasnya kebutuhan akan ADC pada teknologi pengontrolan, serta mempertimbang-kan jumlah kanal ADC pada mikrokontroller yang terbatas, maka perlu ditemukan solusi untuk menambah jumlah kanal ADC pada mikrokontroller tersebut.

Disisi lain terdapat metode multipleksing, yaitu metode untuk menggabungkan beberapa sinyal analog atau digital menjadi satu sinyal analog atau digital. Komponen untuk melakukan fungsi tersebut adalah multiplekser, dengan metode multipleksing diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan keterbatasan kanal ADC pada mikrokontroller.

Sehingga penulis tertarik untuk menganalisa pemanfaatan analog multiplekser para rangkaian mikrokontroller. Sehingga penelitian yang akan dilakukan ini oleh penulis diberi judul

“Analisis Pemanfaatan Analog Multiplekser

74HC4051 pada mikrokontroller ATMega16 (studi kasus menggunakan

aplikasi ISIS Proteus) ”.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk melakukan analisa pemanfaatan analog multiplekser 74HC4051 untuk menambah kanal ADC pada rangkaian mikrokontroller ATmega16.

Penulis berharap dari penelitian ini dapat dicapai tujuan untuk mendapatkan nilai efektivitas serta pengaruh dari penggunaan analog multiplekser 74HC4051..

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Sinyal adalah representasi dari data yang berbentuk gelombang elektromagnetik. Dalam komunikasi data, data dikirimkan dalam bentuk sinyal-sinyal elektromagnetik. Pada saat transmiter mengirimkan sebuah sinyal ke receiver

melalui sebuah media, sinyal sebagai suatu fungsi waktu dan dapat diekspresikan sebagai suatu frekuensi. Sinyal memiliki 2 komponen yaitu spektrum dan bandwidth. Spekttrum merupakan jarak rentang frekuensi dimana sinyal berada. Bandwidth merupakan ukuran dari spektrum,semakin besar bandwidth semakin besar data yang bisa lewat. Pada kenyataannya suatu sinyal elektromagnetik terdiri atas berbagai frekuensi, sehingga spektrumnya akan melebar sebanyak frekuensi yang terdapat pada sinyal tersebut. Sinyal terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : a) Sinyal analog

Sinyal analog merupakan gelombang elektromagnetik yang terus menerus dan disebarkan melalui berbagai media transmisi.Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise.

b). Sinyal digital

(3)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 85 2.1Analog to Digital Converter(ADC)

Analog to Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode

– kode digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).

ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog diubah ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling dinyatakan dalamsample per second(sps).

Gambar 2.3Sampling ADC

Gambar 2.7Blok Diagram SAR ADC

Pada gambar diatas ditunjukkan diagram ADC jenis SAR (Successive Aproximation Register), yaitu dengan memakai konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan trace dengan cara tracking dengan mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1 ====> 1000 0000. Apabila belum sama (kurang dari tegangan analog input maka bit MSB berikutnya = 1 ===> 1100 0000) dan apabila tegangan analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang dihasilkan DAC maka langkah berikutnya menurunkan kombinasi bit ====>10100000, untuk mempermudah pengertian dari metode ini diberikan contoh seperti pada timing diagram gambar 6. Misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84 volt dan tegangan referensi ADC 10 volt sehingga apabila keluaran tegangan sbb :

Jika D7 = 1 Vout = 5 volt Jika D6 = 1 Vout = 2,5 volt Jika D5 = 1 Vout = 1,25 volt Jika D4 = 1 Vout = 0,625 volt Jika D3 = 1 Vout = 0,3125 volt Jika D2 = 1 Vout = 0,1625 volt Jika D1 = 1 Vout = 0,078125 volt Jika D0 = 1 Vout = 0,0390625 volt

Gambar 2.8Timing diagram urutan Trace SAR ADC

(4)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 86 kombinasi naik lagi 1011 0000

seterusnya hingga mencap 6,8359 volt dan membutuhka clock.

Pada mikrokontroller ATme adalah karakteristik ADC :

• Resolusi ADC10-bit

•0.5 LSBIntegral Non-lineari

• Tingkat akurasi ADC±2 LSB

• Waktu konversi data 13 μ s-260 μ •Up to 15 kSPSat Maximum R

•8Multiplexed Single Ended I Channels

•7Differential Input Channels

•2Differential Input Channels w Optional Gain of 10x and 200x

Optional Left adjustment for Readout

•0–5V ADCInput Voltage Range

•Tersedia referensi tegangan int 2.56V

• Mode pembacaan ADCFree R Single Conversion Mode

• ModeADCStart Conversion Auto Triggering on Interrupt Sour

Interrupt on ADC Conversion C

Sleep Mode Noise Canceler

Gambar 2.9Blok diagram AD

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 86 11 0000 demikian

ncapai tegangan uhkan hanya 8

ega16, berikut

arity

for ADC Result

Range

n internal ADC

ree Runningatau

rsionterdapat rrupt Sources

rsion Complete er

DC ATmega16

2.2 Teknologi Multiple Multipleksing menggabungkan bebe dikirimkan secara be kanal transmisi. Dim melakukan multipl multiplekser atau disebut transceiver /Mux, unt gabungan sinyal - sinya pisahkan sesuai deng masing. Proses ini demultipleksing. Rece yang melakukan dem dengan demultiplekser.

Multiplekser ada yang mempunyai bany mempunyai satu menggunakan selector salah satu inputnya unt Sehingga dapat multiplekser ini mem selector , dan 1 output inputnya adalah 2m sel

Berdasarkan adalah simbol dari m

juga disebut sebagai “

bit output tergantung p dipilih oleh selector. diberi label D0 s/d Dn. hanya ada satu input sebagai output tergant nilai selectornya. C adalah S1 dan S0, maka 00, Maka outputnya adalah : Y = D0. Jika D akan bernilai 0, jika D akan bernilai.

Gambar 2.11Simbol

Adapun rangka

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 86 pleksing

adalah teknik beberapa sinyal untuk bersamaan pada suatu imana perangkat yang ultipleksing disebut sebut juga dengan istilah untuk di sisi penerima, nyal itu akan kembali di ngan tujuan masing –

ini disebut dengan eceiver atau perangkat demultipleksing disebut kser.

adalah suatu rangkaian anyak input dan hanya u output, dengan tor kita dapat memilih untuk dijadikan output. dikatakan bahwa empunyai n input, m output. Biasanya jumlah

selektornya.

gambar 3.2.berikut multiplekser 4x1 yang

i “data selector” karena

g pada input data yang or. Input data biasanya

n. Pada multiplekser ini nput yang ditransmisikan antung dari kombinasi Contohnya, selector aka jika nilai : S1 S0 = a (kita beri label Y) ka D0 bernilai 0 maka Y D0 bernilai 1 maka Y

bol Multiplekser 4x1

(5)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 87 dengan menggunakan strobe

yaitu suatu jalur bit ya mengaktifkan atau m multiplekser, dapat kita lihat 3.3 berikut ini.

Gambar 2.12Rangkaian Gerbang LogikaMultipleks

2.2.1 Analog Multiplekser 74H Perangkat ini merup sakelar analog yang dikontrol Sakelar pada perangkat ini da secara dua arah baik multiplekser atau sebagai dem

Berikut fungsi detail d analog multiplekser/ de 74HC4051 yang sangat mendukun penelitian ini, antara lain:

a. Rentang tegangan masuka yaitu dari -5V sampai +5V b. Rentang suhu kerja yang

dapat beroperasi pada suhu sampai 125oC

c. Jumlah kanal masukan yaitu 8 kanal masukan

IC 74HC4051 termasu kategori Si-gate CMOS yang fasilitas 8 kanal input untuk da

–Y7), yang memiliki 3 buah se (S0 – S2), memiliki range teg GND antara 2–10V.

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 87 obe atau enable

yang bertugas menonaktifkan hat pada gambar

bang kser 4x1

74HC4051 upakan sejenis ol secara digital. dapat berfungsi k itu sebagai

multiplekser. l dari perangkat

demultiplekser endukung dalam

sukan yang lebar ng menyediakan uk data analog (Y0 h selector digital tegangan Vcc to

Gambar 2.13Simbol

Gambar 2.14Pin Kon

Adapun bebera pin analog multiplekse tabel berikut:

Tab Deskripsi Pin Ana

2.2 Mikrokontroller AT Mikrokontroller elektronik yang merup suatu sistem komputer. komputer, mikrokont kemampuan untuk keinginan. Namun m dapat digunakan untuk atau dapat dikatakan m dapat menyimpan satu pr

Salah satu m banyak digunakan mikrokontroler AVR mikrokontroler RISC ( Compute) 8 bit be

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 87

bol logika 74HC4051

Konfigurasi 74HC4051

erapa penjelasan fungsi kser yang disajikan pada

Tabel 2.1

nalog Multiplekser

ATMega16

ler adalah perangkat erupakan miniatur dari puter. Seperti halnya suatu okontroller mempunyai uk diprogram sesuai mikrokontroller hanya untuk aplikasi tertentu saja n mikrokontroller hanya

tu program saja.

(6)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 88 Harvard. Secara umum mikrokont

dapat dapat dikelompokkan kelompok, yaitu keluarga ATMega dan ATtiny. Pada d membedakan masing-masing memori, peripheral, dan fiturny

Mikrokontroller AVR mikrokontroller yang pal digunakan saat ini kare kelebihan yang dimilikinya. Mi jenis ini memiliki fitur -fitur ya

2.3 Software Isis Proteus

Proteus adalah sebua untuk mendesain PCB yang ju dengan simulasi rangkaian skematik sebelum rangkai diupgrade ke PCB shingga nya di cetak kita akan tahu yang akan kita cetak sudah be Proteus mengkombinasikan pr untuk membuat skematik desa dengan program ARES unt layout PCB dari skematik ya Software ini bagus digunakan rangkaian mikrokontroller. bagus untuk belajar elektronika dasar elektronika sampai pa mikrokontroller. Software ini menyediakan banyak contoh a yang disertakan sehingga kit dari contoh yang sudah ada.

ISIS adalah sub-aplikasi dan dipergunakan untuk perancangan simulasi rangkaia

III. METODOLOGI PENEL Dalam penelitian ini penelitian tindakan. Proses dilakukan melalui beberapa ta terbentuknya hasil akhir, mul terhadap objek penelitian, me dan membatasi masalah, me literature, pengamatan di lapa kemudian dilakukan peng dengan mempertimbangkan be baik bentuk dan perhitunga lainnya, sehingga kita bisa kesimpulan dari hasil penelitia

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 88 krokontroler AVR

okkan menjadi 3 rga AT90Sxx, dasarnya yang ng kelas adalah urnya

telah menjadi paling banyak karena berbagai . Mikrokontroller ur yang lengkap.

sebuah software juga dilengkapi an pada level kaian skematik a sebelum PCB hu apakah PCB benar atau tidak. n program ISIS desain rangkaian untuk membuat k yang kita buat. kan untuk desain . Proteus juga onika seperti dasar pada aplikasi ni jika di install oh aplikasi desain kita bisa belajar .

kasi dari proteus untuk keperluan

kaian.

ELITIAN ini, dilakukan s penelitian ini tahapan sampai ulai dari survey mengidentifikasi mencari sumber apangan, hingga ngolahan data n berbagai aspek, ungan-perhitungan sa mendapatkan itian tersebut.

Tahapan menge ini bisa digambarkan berikut ini :

Gambar 3.1.Diagra

IV. PERANCANGA

4.1 Perancangan Skem isis Proteus

Gambar 4.1 Blok di

Analog input simulasi sinyal inp kenyataannya sinyal i cahaya, suhu, tegangan, sinyal lainnya yang ter sinyal analog. Blok berfungsi untuk me sinyal analog input m analog output yang na sinyal pada ADC mikrokont Blok Rangkaian mikr untuk mengolah data multiplekser sehingga

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 88 ngenai proses penelitian n melalui diagram alir

ram Alir Perancangan

AN

kematik dengan software

ok diagram rangkaian

(7)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 89 kedalam bentuk apapun yang kita

kehendaki.

4.2 Perancangan Sistem Minimum

Langkah-langkah untuk merancang sistem minimum mikrokontroller atmega16 merujuk pada rangkaian skematik diatas adalah sebagai berikut :

1. Tempatkan komponen atmega16, kristal, kapasitor, resistor, push button, dengan cara klik devive, lalu tempatkan pada papan sirkuit.

Gambar 4.12Peletakan komponen pada papan simulasi

2. Hubungkan pin antar rangkaian seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.13Penyambungan komponen

3. Ganti nilai komponen sesuai dengan tabel berikut :

Nama Komponen Nilai

Kristal (X2) 11.0592 MHz Kapasitor (C4, C5) 22pF

Kapasitor (C6) 100nF Resistor (R3) 10k

Cara mengganti nilai komponen yaitu dengan cara double click pada komponen, yaitu akan terdapat tampilan berikut ini :

Gambar 4.14Edit property komponen kristal

Lakukan hal yang sama pada resistor dan kapasitor sesuai tabel nilai komponen.

4. Tambahkan power dan ground pada terminal mode :

Gambar 4.15Mode terminal

5. Rangkaian akhir skematik sistem minimum mikrokontroller

Gambar 4.16Rangkaian akhir sistem minimum

4.3 Perancangan Rangkaian Analog Input

Gambar 4.17Rangkaian analog input menggunakan potensiometer

(8)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 90 dari data analog. Penulis menggunakan

komponen potensiometer yang akan memberikan data analog, komponen potensiometer dipilih penulis karena komponen tersebut dapat merekayasa data analog input dengan mudah serta level perubahannya dapat terukur dan mudah di analisa.

Penulis merangkai 8 buah komponen potensiometer secara parallel. Seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.18Susunan rangkaian analog input dengan potensiometer

4.4 Rangkaian analog multiplekser 74HC4051

Gambar 4.19Komponen analog multiplekser 74HC4051

4.5 Rangkaian LCD

Gambar 4.19Rangkaian LCD

4.6 Pemrograman Mikrokontroller dengan aplikasi CodeVisionAVR

Perancangan program bahasa C yang dilakukan menggunakan software aplikasi codevision AVR. Pada aplikasi ini beberapa hal yang diperhatikan adalah :

1. Pengaturan jenis mikrokontroller 2. Pengaturan clock

3. Penggunaan port ADC

4. Penggunaan port kontrol multiplekser

4.7 Menjalankan Simulasi rangkaian Untuk menjalankan rangkaian

simulasi, yaitu dengan menekan tombolplay pada layar sebelah kiri bawah pada aplikasi ISIS.

Gambar 4.22 Tombol untuk memulai simulasi

Gambar 4.23Simulasi rangkaian yang dijalankan

V. HASIL PERANCANGAN DAN

PEMBAHASAN

(9)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 91 5.1 Pengukuran Nilai Analog Input

Potensiometer

Untuk menguji akurasi pembacaan data pada rangkaian ini, maka kita perlu

memastikan bahwa data analog input yang berasal dari komponen potensiometer stabil, terukur, serta linear

Gambar 5.1Pengukuran Analog Input

Penulis telah melakukan pengujian dengan cara mengubah level potensiometer setiap 1% pada level 0 % – 10 %, lalu selanjutnya setiap 10% pada level 10 % –

100 % setiap perubahan tegangan telah penulis catat dan cantumkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.1

Hasil Pengukuran Analog Input

Tegangan

Dari tabel diatas didapatkan grafik sebagai berikut :

Gambar 5.2Grafik Perubahan Tegangan

Dari grafik diatas, terlihat bahwa perubahan tegangan dari potensiometer yang digunakan bersifat linear.

5.2 Pengujian nilai analog output analog multiplekser.

Pengujian nilai analog dilakukan pada output analog multiplekser, untuk menguji keabsahan nilai output dari analog multiplekser, maka pengujian dilakukan satu per satu pada masing – masing input. Oleh karena itu perlu diperhatikan kembali tabel kebenaran dari perangkat analog multiplekser ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 5.2

Tabel Kebenaran Analog Multiplekser

Pin Kontrol Aktif Output74HC4051

0 0 0 X0

5.2.1 Pengujian output analog multiplekser dengan voltmeter

Pengujian pertama dilakukan pada port input X0, sehingga port kontrol multiplekser di konfigurasi sebagai berikut :

#include <mega16.h>

Grafik Perubahan tegangan 5V pada potensiometer 1K

ohm

Output Potensiometer

(10)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 92 #include <stdio.h>

void main (void) {

DDRB = 0x07; while (1) {

PORTB.0 = 0; PORTB.1 = 0; PORTB.2 = 0; }

}

Dari konfigurasi diatas, penulis membandingkan nilai tegangan analog input sebelum dan sesudah masuk analog multiplekser menggunakan DC Voltmeter. Selanjutnya pengujian dilakukan pada port analog input X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 dengan cara yang sama, sehingga didapatka tabel pengukuran sebagai berikut :

Tabel 5.3

Tabel Hasil Pengukuran Tegangan Output Analog Multiplekser

Pin Aktif

Tegangan input

Tegangan Output analog multiplekser

X0 2.40 2.40

X1 1.15 1.15

X2 0.85 0.85

X3 1.10 1.10

X4 2.15 2.15

X5 2.55 2.55

X6 2.80 2.80

X7 1.70 1.70

5.2.2 Pengujian output analog multiplekser Penulis melakukan pengujian output tegangan analog multiplekser menggunakan fasilitas osiloskop pada aplikasi proteus. Sesuai dengan tabel pengaturan kanal osiloskop, terdapat 4 jenis gelombang ,gelombang berwarna kuning merupakan pulsa pin kontrol A analog multiplekser, gelombang berwarna biru merupakan pulsa pin kontrol B analog multiplekser, gelombang berwarna merah merupakan pulsa pin kontrol C analog multiplekser. Sedangkan gelombang berwarna hijau merupakan pulsa output analog multiplekser. Berikut tampilan pengukuran osiloskopdengan waktu gelombang 1ms/div dan skala tegangan 5V/div :

Gambar 5.4Osiloskop pada Isis Proteus

(11)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 93 menjadi 20us/div :

Pada gelombang berwarna analog multiplekser) terliha gelombang digital yang mem gelombang berbeda antara dengan gelombang lainn gelombang tersebut merupa analog multiplekser setiap input penulis menandai setiap sat tersebut dengan X0, X1, X2, X6, X7 yang merupakan multiplekser. Puncak gelomba nilai tegangan setiap input multiplekser. Namun dengan nilai tegangan masih sukar secara akurat, sehingga ska penulis ganti menjadi 0.2m mudah diukur.

Gambar 5.5Hasil Penguk

Multiplekser skala 0.2m Dengan menggunakan hasi seperti gambar diatas, dapat te jelas nilai tegangan setiap gelo

Tabel 5.4

Pengukuran output Analog Multi Osiloskop

5.2.3 Pengujian dengan LCD D Pengujian menggun

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 93 rna hijau (output

lihat perubahan emiliki puncak a gelombang 1 ainnya karena rupakan output input, sehingga satu gelombang 2, X3, X4, X5, n input analog bang merupakan input analog an skala 1V/div sukar untuk diukur skala tegangan 0.2mV agar lebih

ukuranAnalog 0.2mV

hasil pengukuran t terlihat dengan elombang.

unakan LCD

display dilakukan unt step bit ADC kelua ATmega16 berdasark analog input X0 sampa nilai bit step ADC ya

Gambar 5.6Hasil Pem input dengan L

Dari data bit st untuk mengetahui me akurasi data tersebut input, maka perlu di untuk menghasilkan yang akan digunakan bit step ADC kedalam analog input. Tabel konv bit step ADC didapatka perubahan data tegang perubahan 0.05V deng yang tampil pada ADC tabel konversi data ana

Tab

Tabel konversi data a

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 93 untuk mengetahui nilai luaran mikro-kontroller sarkan data masukan pai X7. Berikut adalah yang ditampilkan pada

)

Pembacaandataanalog n LCD display

t step ADC pada LCD, memastikan kesesuaian but dengan data analog dibuat tabel konversi n nilai faktor pengali kan untuk mengkonversi lam bentuk awal data konversi data analog ke patkan dari penyesuaian ngan input pada tingkat ngan nilai bit step ADC DC. Berikut adalah data

nalog :

Tabel 5.5

(12)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 94 Dari tabel konversi diatas, didapat-kan rerata nilai faktor pengali 0.004885022. Faktor pengali tersebut akan dikalikan dengan step ADC untuk memastikan kesesuaian data output ADC dengan data analog input.

Tabel 5.6Bit step ADC (V)

Seperti terlihat pada tabel 5.6, setelah menghitung hasil kali bit step ADC dengan faktor pengali akan didapatkan hasil kali dalam bentuk satuan tegangan (V). Jika hasil kali tersebut dibulatkan dengan 2 angka dibelakang koma akan didapatkan nilai tegangan sama dengan data analog input X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7.

5.2.4 Pengujian respon kecepatan

(13)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 95

kontrol C, serta hasil dari multiplekser yaitu port masukan a

Gambar 5.7Pengukuran respon k

Pengukuran osiloskop m kanal yang berbeda yaitu kana kontrol A,B,C), kanal D (por analog multiplekser). Untuk m pengukuran ini, maka kanal adalah kanal yang frekuensi tertinggi. Seperti terlihat pa maka acuan pengukuran w diambil pada perubahan pulsa ka

Gambar 5.8Respon kece multiplekser 74HC4051

Dari pengukuran di memperhatikan waktu saat pe pada kanal A dan kanal menghitung kotak pada oscill 1 kotak 10 mikro detik) ma respon switch pada analog adalah 34 mikro detik.

6. KESIMPULAN

1. Keterbatasan ka mikrokontroller dapat

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 95

i output analog n adc.

spon kecepatan

menampilkan 4 kanal A,B,C (port (port X/ output uk mempermudah nal yang diukur nsi perubahannya pada osiloskop, n waktu respon sa kanal A & D.

cepatan analog 4051

diatas, penulis perubahan pulsa nal D. Dengan oscilloscope (skala maka kecepatan og multiplekser

kanal ADC t disiasati

menggunakan kom multiplekser.

2. Penggunaan anal mempengaruhi nilai pe dan kecepatan pembaca

3. Terdapat peningk 800% dengan mengguna multiplekser untuk pena pada analog multiple input ADC mikrokont dikali 8 input analog menjadi 64 kanal input

4. Terdapat perbeda 74HC4051 yang tertera disebutkan bahwa pa kecepatan sakelarnya kenyataannya kecepat adalah 34us yang di osiloskop digital, jadi

s.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Agus Pratama,Ryan. ADC dengan IC 4051 http://memberfa.wor [2] Anonim.“AVR ADC

example”. 20 desem .http://www.electroni [3]Anonim, “Pengerti

mikrokontroller”.ht dasar.web.id

[4]Anotherorion. “USA [5]Atmel, 2010, “8-bit

with 16K Bytes In-Sy

Programmable Flash”

[6]Derry Arif Rachma

http://www.academ [7]Didik Haryanto. “A

Converter”.http://st [8] Gammon, Nick.”74H

/ demultiplexer”. 14 Ma

2013.http://www.ga [9]Gray Nicholas, 2006,

Analog-to-Digital C

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 95 komponen analog

nalog multiplekser tidak i pembacaan data ADC bacaan data ADC.

ngkatan efisiensi sebesar ggunakan 8 buah analog penambahan kanal ADC plekser. yaitu 8 kanal okontroller ATMega16 log multiplekser yaitu nput ADC.

bedaan kecepatan sakelar tera pada datasheet yang pada kondisi ideal ya 40ns tetapi pada patan sakelar tersebut diukur menggunakan di terdapat selisih 33.96

A

an.“Membaca Nilai 4051”.

.wordpress.com DC inputs scanning sember 2011

tronics-base.com ngertian dan kelebihan

.

http://elektronika-SART CodevisionAVR bit AVR Microcontroller n-System

Flash”,Atmel

an. “Data dan Sinyal”.

demia.edu

o. “Analog To Digital p://staff.uny.ac.id

74HC4051 multiplexer

. 14 Maret

.gammon.com.au

s, 2006, “ABCs of ADCs

(14)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.10 NO.2 DESEMBER 2015 – ISSN 1979-4819 Page 96 National Semiconductor.

[10]Labcenter electronic, 2002, “Intelligent

Schematic Input System (ISIS)”,

Labcenter electronic

[11] NXP Semiconductors, 2012,

74HC4051;74HCT4051 8-channel analog multiplexer/demultiplexer”.

NXP Semiconductors. [12] Rangkuti Syahban, 2011,

Mikrokontroller ATMEL AVR, simulasi dan praktek menggunakan ISIS Proteus dan CodevisionAVR”, informatika

bandung.

[13] Richard H Barnett, Sarah Cox, and

Larry O’cull, 2007, “Embedded CProgramming and the Atmel AVR, 2e”, Canada, Thomson Delmar

Learning

[14]Robotron,asis.“Multiplexer 4051 Di Code Vision AVR”. http://robotron-unm.blogspot.com

[15]Programming and the Atmel AVR, 2e”,

Gambar

gambar diatas ditunjukkan
Gambar 2.12 Rangkaian Gerbangbang
Gambar 4.1 Blok diok diagram rangkaian
Gambar 4.16 Rangkaian akhir sistem minimum
+7

Referensi

Dokumen terkait

3 Jenis gulma yang terdapat di sekitar lahan pertanaman 4 4 Plot pengambilan sampel pada pertanaman cabai 5 5 Fluktuasi populasi kutudaun pada tanaman cabai 9 6 Gejala

Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa energi roll spectrum yang terjadi pada model kapal cepat adalah lebih besar saat terkena gelombang dengan

Muara ini terjadi pada sungai dengan debit sepanjang tahun cukup besar yang bermuara di laut dengan gelombang relatif kecil Pada waktu air surut sedimen akan

Anomali yang ada pada lintasan 4 memiliki kedalaman yang sama sekitar 0 – 1 meter, dengan diasumsikan kecepatan gelombang pada material yang sama. yaitu Pasir Kering

Pengambilan air baku dari mata air yang muncul di pantai dengan menggunakan teknologi penangkap energi gelombang berupa sistem pompa flap pada prinsipnya merupakan

Optical Add Drop Multiplexing (OADM) merupakan perangkat yang digunakan untuk menambah ( add ) dan mengurangi (drop) panjang gelombang pada suatu link komunikasi.. Untuk

PADA KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG TIDAK DIBEBANI IZIN UNTUK USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU. SKALA 1 : 500.000

Pada gambar 9 terlihat bahwa gelombang kotak keluaran driver memiliki ampitudo sebsar 4 div dengan volt/div = 5 v dan faktor pengali 1x maka tegangan yang