SKRIPSI
TERPAAN ACARA DAN TINGKAT PENGETAHUAN
(Studi Korelasi Antara Terpaan Tayangan “Wisata Kuliner” di TransTV Terhadap Tingkat Pengetahuan Umum Mengenai Ragam Dan Tempat Kuliner Di Kalangan
Siswa-Siswi SMK Sahid Surakarta Jurusan Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2007-2009)
Disusun Oleh Citra Dwi Novi Arti
D1208535
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ABSTRAK
Citra Dwi Novi Arti, D1208535, TAYANGAN WISATA KULINER DAN TINGKAT PEMAHAMAN PENGETAHUAN ( Studi Korelasi Antara Terpaan Tayangan Wisata Kuliner TransTV Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Ragam dan Tempat Kuliner di Kalangan Siswa-Siswi SMK Sahid, Surakarta Angkatan 2007-2009)
Siswa-siswi SMK Sahid Jurusan Usaha Perjalanan Wisata memiliki tuntutan lebih untuk memiliki pengetahuan tentang ragam dan tempat kuliner dibandingkan siswa sekolah tingkat menengah atas pada umumnya. Selain dari kurikulum sekolah, informasi bisa di dapatkan melalui tayangan bertemakan kuliner melalui media televisi salah satunya tayangan Wisata Kuliner di Trans TV.
Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan mengenai bagaimana media massa membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat, penulis lebih memfokuskan pada efek kognitif media massa. Efek kognitif akan membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat. Adapun efek kognitif dalam penelitian ini adalah berupa penambahan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner
Berdasarkan pemikiran tersebut peneliti ingin melihat apakah ada hubungan Antara Terpaan Tayangan Wisata Kuliner TransTV (X) dengan Tingkat Pengetahuan ragam dan tempat kuliner(Y) di kalanganSiswa-Siswi SMK Sahid, Surakarta Angkatan 2007-2009, dengan variabel control jenis kelamin : laki-laki dan Perempuan.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksplanatory dan metode yang digunakan adalah metode survei. Sebagai alat pengumpulan data digunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Sahid Surakarta Jurusan Usaha perjalanan Wisata angkatan 2007-2009 yang berjumlah 99 responden
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunkan rumus pearson. Untuk menganalisis hubungan dua variabel menggunakan rumus korelasi Rank Kendall,
sedangakan untuk menganalisis hubungan tiga variabel menggunakan rumus korelasi
Parsial Rank Kendall dengan taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%.
DAFTAR ISI
JUDUL i
PERSETUJUAN ii
PENGESAHAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
ABSTRAK x
ABSTRACT xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Kerangka Pemikiran dan Teori 8
E. Hipotesa 24
F. Definisi Konseptual dan Operasional
1. Definisi Konseptual 25
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian 32
2. Metode Penelitian 32
3. Lokasi Penelitian 33
4. Populasi dan Sampel 33
5. Jenis Data 34
6. Cara Pengumpulan Data 35
7. Teknik Analisis Data 36
F. Manfaat penelitian 40
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Deskripsi SMK Sahid Surakarta
1. Sejarah Singkat 41
2. Visi, Misi, Tujuan dan Falsafah Sekolah 41
3. Sasaran Program 43
4. Badan Pengurus 44
5. Struktur Organisasi Sekolah 45
6. Program Keahlian 46
7. Staff Pengajar 50
8. Data Siswa 52
9. Kerjasama 53
B. Deskripsi Stasiun Televisi TransTV
1. Over View 57
2. Struktur Organisasi 58
3. Achievement 59
4. Coverage Area 63
BAB III PENYAJIAN DATA
A. Variabel Kontrol Jenis Kelamin 66
B. Variabel Independen Terpaan Tayangan Wisata Kuliner
1. Frekuensi Menonton 67
2. Intensitas Perhatian Responden 70
3. Distribusi Terpaan Acara 78
C. Variabel Dependen Tingkat Pemahaman Pengetahuan
1. Pemahaman Isi Pesan 79
2. Mendapat Informasi 82
3. Tingkat Pemahaman Pengetahuan 83
4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pemahaman Pengetahuan 87
BAB IV ANALISIS DATA
A. Uji Reliabilitas 88
B. Analisis Data
1. Hubungan Variabel X Dengan Y 91
2. Hubungan X Dengan Y Berdasarkan Variabel Kontrol 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 98
B. Saran 99
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
Upaya televisi dalam menata format acara membutuhkan kecermatan mengamati khalayak sasaran. Untuk itu, stasiun televisi sebaiknya mengutamakan dan melihat realita bahwa tidak semua masyarakat menonton televisi berselera sama. Mereka terbagi menurut beberapa segmen dan bersifat selektif. Artinya mereka bisa menjadi penonton marjinal yang hanya memencet remote control secara acak untuk mendapatkan program apa saja sesuai dengan kebutuhannya atau bahkan penonton setia atas format suatu acara. Seperti yang dikatakan oleh Paul Lazarsfeld, “ khalayak juga bukan lagi tumbuh pasif yang menerima apa saja yang disuntikkan ke dalamnya. Khalayak menjaring informasi melalui proses yang disebut terpaan selektif (selective exposure) dan persepsi selektif (selective perception)”1.
Adanya kenyatanaan yang selektif tersebut maka minat, kebutuhan dan kepuasan khalayak menjadi salah satu faktor pertimbangan yang sangat penting untuk menyusun program acara, agar efektivitas program acara televisi dapat tercapai.
Sebagai media komunikasi massa, TransTV memiliki khalayak dari berbagai usia yang berbeda (target audienceTransTV). TransTV dengan tema menyajikan TV keluarga Indonesia memiliki misi untuk mencerdakan penontonnya. Jika media televisi hanya sebagai media yang menghomogenitaskan pluralitas dan tidak peduli dengan stratifikasi dan kemajemukan pemirsanya, maka yang terjadi adalah televisi hanya berperan sebagai “tontonan” belaka tanpa menghiraukan “tuntunan”nya2.
1
Jalaluddin Rahmat, Psikologi komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.1996, hal. 198 2
Indonesia sebagai Negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau memiliki keanekaragaman kekayaan alam. Keanekaragaman tersebut menyebabkan banyaknya perbedaan budaya, termasuk budaya kuliner yang ada di setiap daerah. Hal inlah yang memberi kontribusi ide atau gagasan, untuk mengangkat wisata alam dan kuliner sebagai suatu topik yang menarik dalam penayangan sebuah program acara televisi. Melihat potensi tersebut, maka media menangkap bahwa hal tersebut perlu diangkat sebagai program yang menjual, dimana pesan yang disampaikan dalam program tersebut terdapat informasi yang dapat menambah ilmu pengetahuan, menghibur dan berbeda dengan program televisi lainnya.
Adanya kenyataan itulah dalam memanjakan dan mencerdaskan para pemirsanya, TransTV menyajikan acara-acara yang bermanfaat yang memberikan hiburan sekaligus pengetahuan bagi pemirsanya salah satunya terdapat dalam acara Wisata Kuliner.
Acara yang berhubungan dengan acara masakan atau kuliner pertama kali ditayangkan oleh tv swasta dengan format masak-memasak yaitu acara di RCTI bertajuk Wok with Yan. Acara itu memang bukan kunjungan ke rumah makan dan mencicipi lezatnya masakan yang disajikan, tapi acara memasak.
Acara kuliner dengan menampilkan koki sekarang ini masih ada di televisi, seperti Santapan Nusantara di TPI yang diasuh Ida Kusumah dan Nindy Ellys. Acara ini cukup bertahan lama, sementara Rudy sudah tak lagi tampil di RCTI.
Ada juga acara baru di stasiun televisi yang menampilkan para koki yang langsung memasak, seperti Sendok Garpu di JakTV, Koki Keren dengan Tora Sudiro di Trans7, Gula-gula di TransTV menampilkan aneka resep kue, juga ada selingan Chef Tatang di acara Ceriwis. Sementara itu di Indosiar agak lain, dengan menampilkan pertarungan dua koki untuk mencari yang terhebat. Acara Iron Chef
yang dipandu aktor Derry Drajat cukup menarik, karena langsung ditonton banyak orang di studio3.
Seiring perkembangan acara kuliner, TransTV mempelopori acara kuliner dengan format yang berbeda dari TV swasta lainnya. Acara dengan tema kuliner disajikan TransTV dengan format acara makan-makan bukan lagi masak-memasak. Dalam acara Wisata Kuliner TransTV, pembawa acaranya, yang biasa dipanggil pak Bondan, akan mencicipi menu istimewa tempat kuliner yang dikunjunginya dan mencoba menggambarkan apa yang menjadi rasa dari makanan tersebut dengan ungkapan “Pokoknya mak nyuss!" itu artinya masakannya pasti enak. Informasi seperti yang dilakukan Bondan dinilai praktis. Mana tempat makan yang enak dan apa masakan khasnya. Penonton tinggal mendatangi tempat tersebut. Apalagi informasinya biasanya lengkap dengan harga yang dipatok.
Selain tema acara yang berbeda seperti tema acara kuliner sebelumnya, yang menarik dari acara “Wisata Kuliner” TransTV adalah figure pembawa acaranya. Pada umumnya public figure seperti artis film/sinetron, penyanyi, pelawak dan
3
tokoh professional lainnya sering dijadiakan model atau pembawa acara oleh stasiun tv. Hal ini karena public figure tersebut seringkali menjadi acuan masyarakat untuk menirunya. Sedangkan acara wisata kuliner dipandu oleh Pak bondan yang bukan dari kalangan public figure. Pria kelahiran Surabaya ini tak segan segan mengatakan Maknyus, di dalam acaranya dan menjadikan branding pada sebuah nama Bondan selain kata maknyusnya Bondan cenderung tampil apa adanya, sangat ekspresi, dan terkesan sangat natural. hal ini pula menjadi satu kelebihan yang ditampilkan oleh Bondan. Bondan Winarso yang seorang pengusaha, penulis dan wartawan ini mampu menarik perhatian pemirsa bukan karena penampilan fisik tapi pembawaannya yang menarik dalam memaparkan apa yang dia ceritakan kepada pemirsanya.
Kata-kata seperti “Pokoke mak nyuss dan top markotop pun sangat dikenal sebagai ucapan pak Bondan jika mengungkapakan tentang rasa kuliner yang dicicipinya. Kepiawaiannya membawakan acara juga tidak kalah fasih seperti pembawa acara ternama. Pak bondan mungkin terkenal dengan wisata kulinernya yang menggemparkan jagad dunia “pergosipan” dengan jargonnya maknyus. selain itu dengan penampilannya yang friendly mampu menaikan rating dari acara wisata kuliner sendiri. Jadilah Bondan satu nama di jajaran artis selebritis dan banyak di kenal di segala kelas sosial. dan acara ini terus bertahan hingga sekarang dengan rating yang terus menanjak.
menggambarkan perjalanan ke berbagai daerah yang ada di dalam maupun luar negei disertai pengenalan akan makanan-makanan pada daerah tersebut. Acara “Wisata Kuliner” ditayangkan berdasarkan laporan dari pembawa acara (Bondan Winarno) program televisi tersebut. Dari penggambaran dan pendokumentasian tentang perjalan dari satu tempat ke tempat lainnya, baik yang ada didalam negeri maupun luar negeri, selain untuk melihat keindahan alam juga untuk mengenal aneka masakan di daerah tersebut, maka muncul lah program televisi ini.
Acara wisata kuliner di TransTV memiliki keunikan dibanding acara sejenisnya. Keunikan dari program televisi “Wisata Kuliner” ini dibanding dengan program televisi lainnya adalah penggabungan informasi mengenai tempat-tempat menarik di dalam maupun yang ada di luar negeri dan tentang kelezatan makanan di daerah tersebut. Dalam program ini juga menceritakan keunikan sebuah kota, mulai dari sejarah, arsitektur hingga budayanya. Selain itu “Wisata Kuliner” akan mengajak pemirsa mencari warung atau restoran yang khas di kota tersebut untuk sarapan pagi, makan siang, atau ,makan malam. Pada akhir acara, program ini juga akan berkeliling ke berbagai toko ataupun kedai mencari makanan kecil khas kota yang dikunjungi untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Selain itu, penjelajah makanan di tiap daerah tersebut khususnya yang disajikan oleh warung-warung pinggir jalan dan berharga murah serta dipenuhi oleh pelanggan. Istimewanya, tempat-tempat yang dikunjungi tersebar diseluruh pojok kota, kabupaten, kota, provinsi atau ibukota di seliruh
Indonesia dan yang ada di luar
Program televisi “Wisata Kuliner” mampu menyedot perhatian besar terbukti dengan television Rating & Share rata-rata tiap bulan pada tahun 2008 dimana program televisi “Wisata Kuliner” ini termasuk dalam 20 besar dan menduduki peringkat ke enam dalam program yang memiliki rating dan share rata-rata tinggi(www.frankwbaker.com/ratingshare.htm). Dari sini pula dapat terlihat bahwa program televisi “Wisata Kuliner” lebih diminati oleh para penonton disbanding program televisi lainnya yang hanya menayangkan tentang wisata alam saja atau hanya menayangkan sajian kuliner semata.
Berbeda dengan acara hiburan atau acara documenter lainnya, acara wisata kuliner juga dapat menguntungkan tempat-tempat yang dikunjunginya yaitu secara tidak langsung wisata kuliner menjadi ajang promosi tempat-tempat tersebut. Tanpa beriklan melalui media massa seperti televisi, acara wisata kuliner juga merupakan media beriklan bagi tempat-tempat kuliner.
alasan mencari hiburan dalam menonton televisi, juga dapat dikatakan bahwa mahasiswa jurusan Pariwisata dituntut untuk mengetahui lebih tentang kepariwisataan, salah satunya tentang wisata makanan. Tentu saja pembelajaran tidak hanya bisa didapat dari kurikulum perkulihan tapi juga media lainnya, seperti televisi salah satunya dan melalui acara “Wisata Kuliner” yang menyuguhkan acara tentang kepariwisataan kuliner. Sehingga program “Wisata Kuliner” dapat digunakan sebagai salah satu rekomendasi pembelajaran tentang kuliner dikalangan mahasiswa pariwisata.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui apakah setelah terkena terpaan acara “Wisata Kuliner” maka tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner responden akan bertambah atau tidak
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakan masalah diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner bagi mahasiswa jurusan Pariwisata Universitas Sahid, Surakarta angkatan 2008-2009?”.
C. TUJUAN PENELITIAN
tempat kuliner bagi mahasiswa jurusan Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta angkatan 2008-2009.
D. KERANGKA PEMIKIRAN DAN TEORI
Suatu kegiatan penelitian, mulai dari perencanaan hingga penyelesaian harus merupakan suatu kerangka pemikiran yang utuh untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memberi jawaban atas pertanyaan dalam perumusan masalah.
Untuk menjelaskan hubungan antara terpaan acara wisata kuliner di TransTV dengan penambahan pengetahuan, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan teori yang ada hubungannya dengan komunikasi, karena dalam hidupnya manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan untuk saling berkomunikasi dengan manusia lainnya.
a. Komunikasi
Seperti yang dikatakan oleh Drs Darwanto : “dari semua kegiatan yang dilakukan manusia, kegiatan berkomunikasi mengambil waktu terbanyak. Jadi, tidak berlebihan jika dikatakan komunikasi merupakan kegiatan pokok dalam kehidupan sehari-hari”4.
Lebih lanjut Drs Darwanto mengatakan, komunikasi merupakan peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya dan dapat terjadi dimana-mana tanpa mengenal tempat dan waktu, atau dengan kata lain, komunikasi dapat dilaksanakan “kapan saja dan dimana saja”. Dengan demikian, komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan dapat dikatakan komunikasi merupakan manifestasi dari kehidupan itu sendiri5.
4
Darwanto,Televisi Sebagai Media Pendidikan.Pustaka Pelajar, Jogjakarta,2005, hal. 2 5
Istilah komunikasi dalam bahasa inggris Communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Yang dimaksud sama disini adalah sama kata. Komunikasi akan terus berlangsung selama ada kesamaan makna akan apa yang dipercakapkan.
Paradigama baru menurut Lasswel cara yang terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut : “ who- say what- in which channel- to whom- with what effect?”6
Komponen-komponen komunikasi tersebut antara lain :
1. who. Merupkan sumber atau komunikator. Sumber bisa berupa individu maupun kelompok atau organisasi yang bertanggung jawab dalam penyampaian pesan.
2. say what. Merupakan pesan yang disampaikan. Pesan adalah ide atau gagasan yang disampaikan dengan bentuk simbl-simbol yang memunyai arti tertentu. 3. to whom. Merupakan kepada siapa sumber menyampaikan pesan dalam hal
ini dapat dikatakan adalah komunikan.
4. in which chanel. Merupakan salur nyang digunakan dalam menyampaikan pesan.
5. with what effect. Efek adalah hal yang dialami penerima, yaitu perubahan perilaku sebagai reaksi atas penyampaian pesan yang dilakukan oleh sumber.
Berdasarkan teori Lasswel, komunikasi dapat diterjemahkan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dan menimbulkan efek tertentu juga.
6
Komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain. Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator dan orang yang menerima pesan disebut komunikan. Tujuan dari komunikasi itu sendiri adalah terciptanya pengertian yang sama antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi7.
Sedangkan dalam proses komunikasinya oleh Hovland diartikan : “ the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually
verbal symbol) to modify the behaviour of other individuals (communicates)”
(Hovland 1953;188). Artinya, “Suatu proses dimana seseorang menyampaikan lambang-lambang dalam bentuk kata-kata, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku orang lain”8.
Proses komunikasi menurut Hovland diatas menunjukan bahwa komunikasi tidak sekedar penyampaian pesan atau informasi agar orang lain mengerti atau mendapatkan kesamaan pengertian, melainkan yang lebih penting dari hal itu adalah orang lain diharapkan terjadi perubahan sikap, tingkah laku dan pola pikir9.
Komunikasi menurut Mc. Quail mempunyai tingkatan dari yang paling umum dilakukan hingga dari yang paling jarang dilakukan yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi antar kelompok, komunikasi institusi dan komunikasi massa.
7
Onong Uchjana Effendy(i), 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,Rosda Karya, Bandung, hal. 9 8
Darwanto, Op.Cit,. hal. 5 9
Dalam piramida komunikasi, Laswell menggambarkanya sebagai berikut :10
Komunikasi massa
Komunikasi Organisasi
Komunikasi antar kelompok
Komunikasi interpersonal
Komunikasi intrapersonal
Dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada komunikasi massa yang akan di jelaskan pada sub bab berikutnya.
b. Komunikasi Massa
Salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan manusia adalah komunikasi massa. Secara sederhana komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yaitu majalah, radio, televisi dan film. Menurut Elisabeth-Noelle Neumar, ada 4 ciri pokok komunikasi massa, yaitu : (1) sifat tidak langsung, artinya melalui media; (2) tidak ada interaksi antara komunikan; (3) bersifat terbuka; (4) mempunyai publik yang tersebar diberbagai wilayah11.
Beragam jenis dan isi media massa yang ditawarkan khalayak, menyebabkan khalayak bersifat aktif untuk memilih sesuai dengan kebutuhan sosial dan psikologinya. Seperti yang diungkapkan oleh Allo Liliweri : “
10
Denis Mc. Quail. “ teori Komunikasi Massa” Erlangga, Jakarta, 1996. hal 6 11
Penggunaan media massa pada akhirnya untuk mencapai tujuan. Khalayak memilih jenis dan isi media massa untuk memenuhi kebutuhannya12.
Lebih lanjut Liliweri menambahkan : “ Sifat-sifat media massa dan ciri-ciri ssituasi terpaan media massa juga menjadi pertimbangan khalayak dalam memilih media massa untuk memenuhi kebutuhannya13.
Dalam hal fungsinya, menurut Astrid Susanto media massa memiliki beberapa fungsi yaitu menberikan informasi kepada audiens, mempengaruhi atau persuasive, dan mengisi waktu senggang atau hiburan14.
Dalam kerangka behaviourisme, media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi (belajar sosial)15
Sedangkan seorang ahli komunikasi Dr. Harold D. Laswell, melihat fungsi media massa sebagai berikut :
a. The Surveillance of the Enviroment. Artinya, media massa mempunyai fungsi sebagai pengamat lingkungan, atau dalam bahasa sederhana sebagai pemberi infrmasi tentang hal-hal diluar jangkauan penglihatan kepada masyarakat luas
b. The Correlation of the part of society in responding to the environment.
Artinya media massa berfungsi untuk melakukan seleksi, evaluasi dan intepretasi dari informasi. Dalam hal ini peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan pantas untuk disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, reporter, redaktur yang mengelola media massa.
c. The transmission of the sosial heritage from one generation to the next.
Artinya, media massa sebagai sarana untuk menyampaikan nilai dan warisan sosial budaya dari satu generasi ke generasi lain. (Harold, D. Laswell, 1948 : 38)16
12
All Liliweri, Memahami Peran Komunikasi dalam Masyarakat, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991, hal. 8
13 Ibid 14
Astrid S Susanto, Filsafat komunikasi,Bina Cipta, Bandung. 1987, hal 113 15
Rakhmat., Jalaudin., 2001, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Hal 202 16
Sependapat dengan Dr. Jack Lyle, Mc Luhan mengungkapkan “media massa adalah perpanjangan alat indera. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang tidak kita alami secara langsung.”17
Media massa terdiri dari media cetak dan elektronik. Penelitian ini adalah untuk meneliti terpaan tayangan media massa melalui media elektronik yaitu televisi. Penjelasan mengenai televisi akan di bahas pada sub bab berikutnya. c. Televisi
Berdasarkan beberapa media massa yang ada, tampaknya televisi merupakan pilihan pertama bagi sebagian besar audiens untuk memenuhi kebutuhannya seperti kebutuhan akan informasi dan hiburan. Hal itu tidak mengherankan sebab menurut Onong Uchjana Effendy, terdapat daya tarik yang kuat dalam unsur-unsur kata, musik dan juga media visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam bagi penontonya.18
Secara teknis televisi dapat dapat diartikan sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing-msing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televise berarti tampak atau bisa dilihat dari jarak jauh19
Berawal dari modal audio visual yang dimiliki, siaran televisi menjadi sangat komunikatif dalam memberikan pesan-pesannya. Selain dalam keefektivitasannya dalam menjalankan fungsi media massa, televisi mampu
17
Jalaludin Rahmat, Op.Cit., hal.224 18
Onong Uchjana Effendy (ii),Dimensi-dimensi Komunikasi,Alumni, Bandung. 1986, hal.12 19
memberikan apresiasi kepada khalayak penonton, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Jack Lyle, director of communication Institute the West Center di depan rapat staf menteri Penerangan Republik Indonesia, sebagai berikut :
Television provides us with a “Window on the world”. What we see
Bahwa televisi bagi kita adalah sebuah “jendela dunia”, apa yang kita lihat melalui jendela ini, sangat membantu mengembangkan daya kreasi kita, hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Walter Lippman beberapa tahun yang lalu, bahwa dalam pikiran kita terdapat ilustrasi gambar, dan gambar-gambar ini merupakan sesuatu yang penting dalam hubungannya dengan proses belajar, terutama sekali berkenaan dengan orang, tempat dan situasi yang tidak setiap orang pernah bertemu, mengunjungi atau telah mempunyai pengalaman20.
Televisi merupakan media komunikasi massa. Seperti yang kita ketahui dalam komunikasi terdapat unsur efek komunikasi atau efek suatu pesan. Untuk menjelaskan tentang kajian penelitian mengenai efek serta teori yang berkaitan dengan efek, di jelaskan pada sub bab berikut
d. Kajian Penelitian efek dan teori efek
Penyampaian acara televisi memang mempunyai pengaruh yang tidak kecil pada diri pemirsanya, namun demikian tidak semua pesan itu mempunyai pengaruh yang sama tergantung dari kepentingan dan kebutuhan masing-masing pemirsa. Mengenai peran aktif pemirsa, seorang pakar psikologi, Robert K. Avery, berpendapat bahwa setiap individu dalam menerima isi pesan dari media massa akan melakukan 3 bentuk seleksi, yaitu :
20
a. Selective attention adalah khalayak mempunyai kebebasan penuh untuk memilih sesuai dengan minatnya, sehingga mereka betah duduk menekuni, atau sebaliknya, apabila dirasakan tidak ada yang sesuai dengan minatnya, mereka segera meninggalkan tempatnya
b. Selective selection adalah khalayak akan mengartikan isi pesan sesuai dengan kemampuannya
c. Selective retention adalah khalayak mempunyai kebebasan memilih, disamping kebebasan untuk mengingat sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan mereka.21
Khalayak mempunyai kebutuhan yang berkaitan dengan media, yaitu kebutuhan kognitif (kebutuhan berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian tentang lingkungan sekitar), kebutuhan afektif (kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dan emosional), kebutuhan behavioural(kebutuhan yang berkaitan dengan usaha untuk melakukan aktivitas tertentu setelah mendapatkan penambahan informasi), integrative personal (kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman dan alam sekelilingnya), kebutuhan akan pelarian (kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan)22
Dalam kaitan dengan penelitian ini, khalayak, yang dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Surakarta mempunyai motif menggunkan media karena adanya keinginan mereka untuk memenuhi kebutuhan akan informasi (motif kognitif), terutama informasi tentang ragam dan tempat kuliner. Secara teoritis, efek yang ditimbulkan oleh pesan media massa menurut Mann Steven M. Chafee dapat
21
J.B Wahyudi, Op.Cit., hal. 3 22
dilihat dari perubahan yang terjadi pada khalayak komunikasi massa, yaitu penerima informasi, perubahan peragaan atau sikap, dan perubahan perilaku atau dengan istilah lain perubahan kognitif, afektif dan behavioral.23
Sependapat dengan Mann diatas, menurut Jalaluddun Rahmat, efek yang menyertai suatu proses komunikasi massa adalah efek kognitif (penambahan pengetahuan), efek afektif (pembentukan dan perubahan sikap), dan efek behavioral (tindakan/action tertentu). Efek kognitif terjadi jika setelah khalayak yang menggunakan suatu media dapat memperoleh tambahan pengetahuan dari media tersebut. Efek afektif terjadi bila setelah mendapatkan pengetahuan dari suatu media menyebabkan perubahan sikap pada diri khalayak. Pada akhirnya dapat terjadi efek behavioral bila khalayak setelah menggunakan suatu media akan melakukan suatu tindakan (action) tertentu.24
This effect is magnified by the ubiquity of mass media, practically no one,
not even thos scorn them, can altogether escape their influence25
Untuk menjelaskan efek yang ditimbulkan oleh pesan media massa ini, lebih jauh diterangakan dengan menggunakan teori Stimulus-Organism-Respons (S-O-R) yang digambarkan sebagai berikut :
Pesan Tunggal Penerima Individu Reaksi
BAGAN 1
MODEL TEORI STIMULUS – ORGANISM-RESPONS
23
Jalaluddin Rahmat, Op.Cit., Hal. 218 24
Ibid, hal. 219
Efek yang ditimbulkan oleh model ini adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.26. Unsur-unsur dalam model ini adalah :
a. Pesan (Stimulus, S)
b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Respons, R)
Bertolak dari S-O-R faktor yang menjadi stimulus dalam penelitian ini adalah terpaan acara “Wisata Kuliner” yang di tayangkan di TransTV. Sedangkan Organism diartikan sebagai mahasiswa Jurusan pariwisata
Sekolah Tinggi Pariwisata dan Perhotelan Sahid Surakarta angkatan 2008.
Yang dimaksud dengan respon adalah efek yang ditimbulkan dari rangsangan yang diberikan kepada audiens. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, efek komunikasi yang muncul sehubungan dengan pesan ada tiga tingkatan yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Dalam penelitian ini akan lebih banyak memfokuskan pada efek kognitif yaitu efek yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Efek kognitif akan membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat. Adapun efek kognitif dalam penelitian ini adalah berupa penambahan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner.
26
Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan mengenai bagaimana media massa membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat, penulis lebih memfokuskan pada efek prososial kognitif media massa yang merupakan bagian dari efek kognitif media massa.
e. Fokus kajian
Efek prososial merupakan efek yang membahas bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki audiens. Menurut Jalaluddin Rahmat bila televisi menyebabkan seseorang lebih mengerti bahasa Indonesia dengan baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif.27
Pada teori psikologi, teori yang dapat menjelaskan tentang efek prososial kognitif adalah teori belajar sosial dari albert Bandura. Teori belajar sosial mengkaji proses belajar melalui media massa. Albert bandura menyatakan bahwa teori belajar sosial menganggap media massa sebagai agen sosialisasi yang utama di samping keluarga, guru di sekolah dan sahabat karib.28
Lebih lanjut bandura menjelaskan perilaku merupakan hasil dari faktor-faktor yang kognitif dari lingkungan. Artinya, seseorang mampu memiliki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang diamati dengan karakter diri sendiri.29 Namun sebelum sampai pada tahap itu, pastilah seseorang menyimpan pengetahuan yang diperoleh sebagai hasil dari pengamatan terhadap suatu peristiwa kedalam memorinya terlebih dahulu, hal ini sesuai dengan 4 tahapan proses belajar sosial milik Bandura.
27
Jalaluddin Rahmat, Op.Cit., hal.230 28
Onong Uchjana Effendi (iii), Op.Cit, hal. 281-282 29
Pada tahap awal proses belajar terdapat proses perhatian kepada suatu peristiwa. Jelas bahwa seseorang tidak dapat belajar dari suatu peristiwa kecuali menaruh perhatian kepadanya dan secara saksama mencerna hal-hal penting yang dicakupnya. Peristiwa ini dapat berupa tindakan tertentu atau gambaran pola pemikiran yang disebut Bandura sebagai :Abstract modeling”. Misalnya sikap, nilai atau persepsi realitas sosial.30
Pada proses kedua yaitu pengingatan (retention). Peristiwa yang menarik perhatian dimasukan kedalam lambang secara verbal atau imaginal sehingga menjadi ingatan. Hal ini disebabkan perhatian terhadap suatu peristiwa saja tidak cukup untuk menghasilkan efek prososial.31
Pada langkah ketiga yaitu proses reproduksi artinya menghasilkan kembali tindakan-tindakan yang telah diamati. Pada tahap ini kemampuan kognitif dan kemampuan motorik berperan penting.32
Pada langkah terakhir adalah proses motivasional dimana menunjukan bahwa perilaku akan brwujud apabila terdapat nilai peneguhan. Peneguhan dalam bentuk ganharan internal, seperti rasa puas diri.33(Bandura, 1977 : 209-210)
Melihat tahapan proses diatas, efek prososial kognitif dalam penelitian ini sampai pada tahap kedua, yaitu proses perhatian dan pengingatan. Menurut Prof. Dr. Suharnan, ingatan atau memori menunjukan pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu. Oleh sebab itu, ingatan menjadi sesuatu
yang sangat penting di dalam proses-proses kognitif manusia.34(Ellis dan Hunt,1993; Matlin, 1989)
Lebih lanjut Prof Dr Suharnan menjelaskan mengenai model ingatan menurut tahapan pemrosesan informasi milik Atkinson dan Shiffrin. Model ini menekankan pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang di dalam system ingatan manusia.35
MASUKAN INFORMASI
BAGAN 2
MODEL INGATAN ATKINSON DAN SHIFFRIN
Menurut pendapat Atkinson dan Shiffrin, informasi yang diterima kemudian diproses melalui pencatatan indera menuju pada ingatan jangka pendek dan akhirnya sampai pada penyimpanan yang lebih permanent di dalam ingatan jangka panjang. Pemindahan (transfer) informasi dari ingatan indera menuju pada ingatan jangka pendek akan dikendalikan pada perhatian. Jika proses informasi dalam ingatan jangka pendek sudah dikendalikan, maka informasi itu akan melakukan fungsi ingatan. Misalnya, proses pengendalian yang paling penting
34
dalam ingatan jangka pendek yaitu pengulangan informasi di dalam pikiran atau ingatan.36
Pengulangan informasi di dalam ingatan atau dapat juga disebut aktivitas mengingat kembali apa yang baru saja diterima oleh pikiran, memiliki dua fungsi, yaitu
1. Untuk memelihara atau mempertahankan informasi di dalam ingatan jangka pendek
2. Untuk memindahkan informasi dari ingatan jangka pendek ke dalam ingatan jangka panjang.37
Berdasarkan model diatas, penulis menyimpulkan sebuah pemikiran bahwa semakin informasi diterima, mendapat perhatian lebih, hingga tersimpan dalam memori khalayak, maka semakn bertambah pula pemahaman kebutuhan informasi yang dimiliki khalayak. Jadi semakin sering terkena terpaan tayangan “Wisata Kuliner” di TransTV maka semakin bertambah pula tingkat pengetahuan ragam dan tempat kuliner di kalangan mahasiswa jurusan pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta.
36
Ibid, hal 69 37
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang penelitian ini, maka hubungan-hubungan antar variabel yang akan diteliti dapat dijabarkan sebagai berikut :
BAGAN 3
SKEMA HUBUNGAN ANTARA VARIABEL X, Y, Z
E. HIPOTESA
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran yang telah dirumuskan di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan dengan : “Ada hubungan signifikan antara terpaan acara “Wisata Kuliner” di TransTV dengan tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner di kalangan mahasiswa jurusan Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Surakarta angkatan 2008-2009”.
Variabel kontrol Jenis kelamin :
1. laki-laki 2. perempuan
Tingkat Pengetahuan ragam dan tempat
kuliner Variable Dependen Variable Independent
F. DEFINISI KONSEPTUAL DAN DEFINIS OPERASIONAL Definisi Konseptual
Konsep merupakan abstraksi suatu fenomena yang dirumuskan dari sejumlah karakteristik, kejadian, keadaan, kelompok, individu tertentu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.38 Dalam penelitian ini ditetapkan definisi konseptual sebagai berikut :
A. Variabel Independen : Terpaan acara “Wisata Kuliner”
a. Terpaan adalah kegiatan mendengar, melihat dan membaca pesan-pesan melalui media massa ataupun memiliki pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut. Onong U Effendy menyatakan terpaan adalah keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media39. Terpaan media (media exposure) adalah keadaan terkena pada khalyak akan pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa40.
b. Acara atau siaran dapat didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk41. Acara di media radio umumnya mempunyai jangka waktu tertentu dan bersifat terus-menerus.
Terpaan acara disini adalah berarti khalayak secara sengaja maupun tidak menerima sejumlah pesan yang antara lain berupa program acara, dalam hal ini Wisata Kuliner di TransTV
B. Variabel Dependen : Tingkat Pemahaman Pengetahuan ragam dan tempat kuliner
38
Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, 1993, Metodologi Penelitian Survei. LP3S, Jakarta 39
Onong U Effendy, Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. 1989. hal.124 40
Jalaludin Rakhmat, Psikologi komunikasi, Remaja Rosda karya, Bandung: 19992, hal.217 41
a. Pengetahuan : Pengertian yang disertai sebab-sebab, pengertian yang dipertanggungjawabkan dengan dasar-dasar42
b. Ragam : pembagian suatu bentuk seni atau tutur tertentu menurut kriteria yang sesuai untuk bentuk tersebut43
c. Kuliner : hasil olahan berupa masakan44
Definisi Operasional
Adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya suatu variabel diukur.45Dalam penelitian ini ditetapkan definnisi operasional sebagai berikut:
A. Variabel independent ( Terpaaan Acara Wisata Kuliner)
Adalah kegiatan mengamati acara Wisata Kuliner melalui media televisi TransTV. Pengkategorian berdasarkan lama siaran acara Wisata Kuliner di TransTV dalam sekali tayang, yaitu sebanyak 4 kali dalam sebulan selama 30 menit per tayang sehingga dapat diklasifikasi sedemikian rupa.
. Terpaan media diukur dengan melihat:
1) ferkuensi menonton acara Wisata Kuliner di TransTV,diukur dari
a.tingkat keseringan menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, diklarifikasikan dalam kategori :
tinggi, apabila responden lebih dari 4 kali dalam sebulan menonton acara
Wisata Kuliner di TransTV
42
W. Poespoprodjo. Logika Scientifika. Pusataka Grafika : Bandung, 1999 Hal 28 43
Wikipedia.com 44
Kamus online 45
sedang, apabila responden antara 2-3 kali dalam sebulan menonton acara
Wisata Kuliner di TransTV
rendah, apabila responden kurang dari 1 kali dalam sebulan menonton
acara Wisata Kuliner di TransTV,
b.Jumlah waktu yang digunakan rsponden untuk menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, diklarifikasikan dalam kategori:
tinggi, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV
antara 21-30 menit,
sedang, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV
antara 11-20 menit,
rendah, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV
antara 1-10 menit.
2) Intensitas perhatian responden, yaitu tingkat kedalaman responden menyaksikan acara Wisata Kuliner di TransTV, diukur dari:
a. Perencanaan waktu menonton acara Wisata Kuliner di TransTV, klasifikasi dalam kategori
Tinggi, bila responden menyediakan waktu khusus untuk menonton
Sedang, bila responden kadang-kadang menyediakan waktu khusus
untuk menonton
Rendah, bila responden tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk
menonton
tinggi, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di TransTV
tanpa melakukan aktivitas lain
sedang, apabila responden menonton acara Wisata Kuliner di
TransTV, namun kadang-kadang melakukan aktivitas lain
rendah, apabila responden kurang menonton acara Wisata Kuliner di
TransTV dan selalu melakukan aktivitas lain
c. Keantusiasan responen dalam mengikuti acara Wisata Kuliner di TransTV, diklasifikasi dalm kategori
Tinggi, apabila responden selalu menonton acara Wisata Kuliner dengan
menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik.
Sedang, apabila responden kadang-kadang menonton acara Wisata
Kuliner di TransTV dengan menyiapkan peralatan khusus seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik.
Rendah, apabila responden tidak pernah menyiapkan peralatan khusus
seperti alat tulis untuk mencatat hal-hal yang menarik ketika menonton acara Wisata Kuliner di TransTV.
Untuk setiap jawaban kuesioner akan diberi nilai sesuai dengan klasifikasi sebagai berikut :
Tinggi, nilai 3
Sedang, nilai 2
Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya pengaruh terpaan acara Wisata Kuliner Trans TV, maka nilai pertanyaan no 1 sampai dengan no 5 tersebut dirangking untuk kemudian di cari interval kelasnya. Untuk mencari interval kelas di gunakan rumus sebagai berikut :
= R n
R= nilai tertinggi – nilai terendah Keterangan
: Interval, jarak antar kelas
R : Range n : Jumlah Kelas Nilai Tertinggi = 10 Nilai Terendah = 0 N = 3
Jadi
= 15 – 5 ÷ 3 = 3,3
Tinggi apabila interval jawaban mulai dari skala 11 – 15 Sedang apabila interval jawaban mulai dari skala 8,4 – 11,7 Rendah apabila interval jawaban mulai dari skala 5 – 8,3
B. Variabel Dependent : tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner
terhadap materi yang disajikan pada acara Wisata Kuliner di TransTV. Dalam hal ini responden mengerti atau paham terhadap informasi yang ditayangakan dalam acara Wisata Kuliner. Tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner ini diukur dari :
1. selalu dapat menjelaskan Pemahaman isi pesan pada acara Wisata Kuliner, diklasifikasikan dalam kategori :
Tinggi, apabila responden dapat menjelaskan kembali isi pesan pada
acara Wisata Kuliner di TransTV.
Sedang, apabila responden kadang-kadang dapat menjelaskan kembali
isi pesan pada acara Wisata Kuliner di TransTV.
Rendah, apabila responden tidak dapat menjelaskan kembali isi pesan
pada acara Wisata Kuliner di TransTV.
2. Tingkat kemampuan mengingat isi pesan diklasifikasikan dalam kategori :
Tinggi, apabila responden selalu dapat mengingat isi pesan pada acara
Wisata Kuliner di TransTV.
Sedang, apabila responden kadang-kadang dapat mengingat isi pesan
pada acara Wisata Kuliner di TransTV.
Rendah, apabila responden tidak pernah dapat mengingat isi pesan pada
acara Wisata Kuliner di TransTV.
Untuk setiap jawaban kuesioner akan diberi nilai sesuai dengan klasifikasi sebagai berikut :
Tinggi, nilai 3
Rendah, nilai 1
3. Tingkat pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner responden, diukur dari 10 pertanyaan tentang pengetahuan mengenai ragam dan tempat kuliner yang pernah ditayangakan dalam acara Wisata Kuliner di TransTV, periode bulan Februari 2010, cara pengukurannya adalah :
Untuk setiap jawaban yang benar mendapatkan nilai 1 dan untuk
jawaban yang salah mendapatkan nilai 0, kemudian dari seluruh sampel dicari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi lalu dibuat pengklasifikasian dengan kategori tinggi, sedang dan rendah.
Rumus yang digunakan :
= R n
R= nilai tertinggi – nilai terendah
Keterangan
: Interval, jarak antar kelas
R : Range n : Jumlah Kelas Nilai Tertinggi = 10 Nilai Terendah = 0 N = 3
Jadi
= 10 – 0 ÷ 3 = 3,3
Sedang apabila interval jawaban mulai dari skala 5,7 – 3,4 Rendah apabila interval jawaban mulai dari skala 2,3 - 0 G. METODOLOGI PENELITIAN
1) Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesa atau penelitian penjelasan (exsplanatory research). Penelitian ini menggunakan metode korelasi, yaitu suatu penelitian untuk mengukur sejauh mana hubungan yang terjadi diantara variable-variabel yang telah ditentukan sebelumnya.46
2) Metode Penelitian
Metode penelitian yan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan metode survai. Informasi dikumpulkan dari responden menggunakan kuesioner, dilengkapi dengan studi kepustakaan untuk melengkapi data dan menyusun teori-teori yang sesuai.
Menurut Burhan Bungin “ Metode angket merupakan serangakaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepada petugas atau peneliti”47
3) Lokasi penelitian
Lokasi penelitian di tentukan di Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Sahid Surakarta. Hal ini karena mahsiswa yang menjadi objek penelitian lebih mempunyai kepentingan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan dunia
46
Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, 1993, Metodologi Penelitian Survei. LP3S, Jakarta hal4
47
kuliner sesuai dengan latar belakang ilmu yang sedang mereka tempuh yaitu Pariwisata .
4) Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit yang ciri-cirinya akan diduga48. Dalam kegiatan penelitian ini yang dijadikan populasi adalah 60 orang mahasisiwa Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta Angkatan 2008
b. Sampel
Sampel adalah wujud kongkret yang terjadi pada suatu populasi atau individu yang merupakan sebagian dari keseluruhan yang menjadi bagian dari penelitian.
Dari keseluruhan populasi dari penelitian ini akan dijadikan sampel. Hal ini sesuai dengan Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa : apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.49 Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat liku-liku yang ada di dalam populasi. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus, dimana populasi diambil untuk diteliti sehingga populasi sekaligus menjadi sampel.
48
Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, 1993, Metodologi Penelitian Survei. LP3S, Jakarta hal 152 49
5) Jenis Data a. data primer
data yang didapatkan secara langsung dari responden dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden. Data primer dari responden dalam penelitian ini adalah mahasisiwa Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Sahid Surakarta Angkatan 2008
b. data sekunder
data yang didapatkan dengan cara mengutip dari sumber data lokasi penelitian dengan tujuan untuk melengkapi data primer. Data sekunder mengalami proses pengolahan sebelumnya. Proses pengolahan yang telah dilakukan untuk kepentingan penelitian yang lain. Data tersebut didapatkan dengan cara mengumpulkannya dari berbagai penelitian dan jurnal yang telah diterbitkan secara umum, diperoleh juga dari berbagai media informasi seperti dari buku-buku, majalah , internet dan bulletin yang dkeluarkan oleh berbagai institusi yang ada kaitannya dengan penelitian.
6) Cara pengumpulan data
Alat atau instrument penelitian merupakan alat bantu yang dipergunkan dalam pengumpulan data variable-variabel yang diteliti. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini berupa : kepustakaan , kuesioner dan dokumentasi.
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilkukan dengan
responden untuk dijawabnya50. Kuesioner ditujukan untuk memperoleh data dari responden. Kuesioner berisi pertnyaan yang harus dijawab responden untuk mendapatkan pandangan dari responden terhadap suatu permasalahan. Kesioner dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Pada kuesioner terbuka, responden tidak disediakan pilihan jawaban sehingga rentang jawaban yang diberikan sangaat besar. Sedangakan pada kuesioner tertutup, terdapat pilihan jawaban yang dianggap sesuai.
Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian melalui internet, majalah, buku dan sumber-sumber lainnya.
7) Teknik Analisa Data A. Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa ceramat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Dalam penelitian ini alat ukurnya berupa kuesioner, sehingga kuesioner yang digunakan harus mengukur apa yang akan diukur. Validitas alat ukur diuji dengan cara menghitung korelasi antara nilai keseluruhan yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan nilai keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut. Metode yang digunakan adalah Product Moment Pearson.51Rumus yang digunakan adalah :
50
Ibid. hal 142 51
r = N(XY) – (Y Y)
X2 - (X)2Y2 - (Y)2
Dimana,
X : skor pertanyaan no. 1 Y : skor total
XY : skor pertanyaan no.1 dikalikan skor total N : jumlah subjek
Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan taraf
signifikansi () = 0,05. apabila r hitung lebih besar dari r table maka kuesioner sebagai alat ukur itu valid.
B. Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menunjukan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang relative tidak berbeda (konstan) bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Metode
yang digunakan adalah metode dari Alpha Cronbach ().52
Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
= K (1-is2)
K-1 2
Keterangan :
= koefisien reabilitas yang dicari
52
K = jumlah butir pertanyaan (soal)
i2 = varians butir pertanyaan
2
= varians skor tes
C. Analisis Data
1. Korelasi Parsial Rank Kendall ()
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel berpasangan yang masing-masing dinyatakan dalam skala ordinal, maka digunakan alat analisis Korelasi Parsial Rank Kendal. Dengan menggunakan rumus Parsial ini dapat untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel control pada hubungan variabel.
Rumusnya sebagai berikut.53
xy.z = xy -xz . yz
(1-yz2)(1-xz2)
Untuk mencari korelasi Parsial ini, harus dihitung lebih dahulu nilai dari
xy, xz, dan yz. Rumus untuk mencari nilai antara dua hubungan
tersebut adalah :
xy = S
1/2 n(n -1) – Tx 1/2 n(n -1) –Ty Dimana
S =C-D
53
N = Jumlah Pengamatan
Untuk menetapkan rumus ini terlebih dahulu dicari nilai S melalui perhitungan statistic. Setelah S didapat, langkah selanjutnya menemukan nilai Tx, Ty dan Tz. Nilai T dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
T = ½ t (t-1)
t = Jumlah pengamatan yang mempunyai jenjang sama didalam variabel yang akan dicari.
Setelah semua hasil didapat, nilai untuk masing-masing hubungan
dapat dicari dan selanjutnya hasil dari ketiga dapat dimasukan kedalam
rumus parsial Kendall untuk mencari hubungan tiga variabel sekaligus. 2. SPSS
Dalam pengolahan data peneliti menggunakan program SPSS 3. Statistik Uji Signifikansi
Gunanya untuk menguji signifikansi korelasi Rank Kendall. Prosedur ujinya diberikab dalam tahap-tahap sebagai berikut :
Ho berarti tidak terdapat hubungan yang signifikansi antara data
populasi
H1berarti terdapat hubungan yang signifikan antara data poulasi
Karena penelitian ini penelitian kuatitatif, maka dalam penelitian ini data yang sudah terkumpul akan dianalisis dengan teknik stastistik.
hipotesis dapat diterima. Artinya hubungan siknifikan antara variable satu dengan yang lain.
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang seberapa besar minat khalayak terutama siswa siswi SMK Sahid surakarta untuk menonton tayangan yang dapat memberikan pengetahuan bagi mereka yang dituntut untuk lebih tahu tentang kuliner.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian serupa
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. SEKOLAH TINGGI PARIWISATA SAHID SURAKARTA a. Sejarah
Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata Sahid Surakarta atau disingkat menjadi SMK Pariwisata Sahid Surakarta berdiri sejak 16 September 1998, dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 1330 / I03.08 / HN / 98 dengan tiga program studi yaitu Perhotelan, Tata Boga dan Usaha Perjalanan Wisata.
SMK Sahid Surakarta tumbuh atas dorongan kuat dan semangat Sahid Group yang telah berhasil dalam mengembangkan bisnis pariwisata. Dalam menjalankan usahanya SMK Sahid Surakarta mendapat dukungan dan kepercayaan yang luas dari instansi, kalangan usaha dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
b. Falsafah, Visi dan Misi Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta
Falsafah Pendidikan
Landasan yang menjiwai gerak langkah pendidikan Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta adalah filosofi ILMU AMAL -SHOLEH, yaitu untuk mencapai cita-cita yang lestari dituntut TAKWA kepada Tuhan Yang Maha Esa, BAKTI kepada Orang Tua, Nusa dan Bangsa serta CINTA kepada profesi dan keluarga tercinta yang menjadi tanggung jawabnya.
Sekolah Menengah Kejuruan Sahid (SMK Sahid) Surakarta didirikan oleh Yayasan Kesejahteraan, Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya. Tujuan Yayasan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan Sahid untuk secara nyata ikut dalam menyiapkan tenaga terdidik dan terlatih dibidang PerPerhotelanan, Pariwisata, menyiapkan tenaga terdidik dan terlatih dibidang PerPerhotelanan, Pariwisata, Boga dan Busana
Visi :
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan DU / D1 pada saat ini maupun masa yang akan datang.
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
Misi :
1. Sekolah unggulan yang dapat membentuk manusia unggul / memiliki wawasan ilmu dan teknologi serta dijiwai iman dan takwa kepada Tuhan YME.
2. Sekolah teladan yang dapat menjadi contoh dan membawa kemajuan bagi sekolah lain dan masyarakat sekitarnya.
c. Sasaran Program
Menciptakan lulusan yang mempunyai kemampuan menganalisis untuk menjadi tenaga managerial dan wirausahawan dengan dilandasi dasar pemikiran dan pola operasional akademik yang baik dengan didukung oleh fasilitas sekolah yang lengkap, guru yang bermutu dan kurikulum berbasis kompetensi, lulusan STP Sahid Surakarta memiliki
1. Sikap mental dan perilaku (attitude) yang sesuai dengan tuntutan industri.
2. Pengetahuan dan keterampilan (knowledge and skill) yang sesuai dengan bisnis industri.
3. Performance yang mendukung penampilan kerja.
4. Kemampuan praktisi & menganalisis untuk menjadi tenaga managerial dan wirausahawan.
d. Badan Pengurus Yayasan dan SMK Sahid Surakarta
Pendiri dan Pembina Yayasan Sahid Jaya Bp. Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosardjono, Ibu Hj. Juliah Sukamdani
Ketua Dewan Pendiri dan Pembina Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosardjono
Wakil Ketua Pendiri, Pembina dan Ketua Umum Cabang Surakarta Ibu Hj. Juliah Sukamdani
Ketua Umum
DR. Nugroho Budi Satrio Sukamdani, MBA, BET
Ketua Pelaksana Harian Cabang Surakarta H. Haryono Hadikusumo, CHA
Kepala Sekolah Dwi Subyanto, S.Pd
e. Program Keahlian :
Usaha Perjalanan Wisata
Akomodasi Perhotelanan
Usaha Jasa Boga
Tata Busana
Tujuan Program Keahlian Akomodasi PerPerhotelanan adalah untuk mengahasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidang perPerhotelanan khusususnya pada bagian Front Office (Kantor Depan). Food & Beverage (Tata Boga / Tata Bidang) Dan House Keeping (Tata Graha).
Bidang Pekerjaan
Tamatan Program Keahlian Akomodasi PerPerhotelanan diharapkan mampu : 1. Melayani keperluan tamu bagian kantor depan (Front Office).
2. Mengelola pekerjaan dibagian Tata Graha (House Keeping).
3. Menyiapkan dan memberikan pelayanan makanan dan minuman di restoran dan bar (Food & Beverage Service).
4. Kapal Pesiar.
2. Usaha Perjalanan Wisata
Tujuan program keahian usaha perjalanan wisata adalah membekali tamatan dengan kemampuan untuk emnjadi tenaga kerja tingkat menengah di bidang perjalanan (travel) dan perjalanan wisata (tour).
Bidang Pekerjan
Tamatan program keahlian usaha perjalanan wisata adalah :
1. Petugas perencanan perjalanan (Tour Planning Staff).
3. Petugas pemesanan tempat (Reservation Staff).
4. Petugas penjualan tiket (Ticketing Staff).
5. Petugas pengurusan dokumen perjalanan (Travelling Document Staf)
6. Pemandu wisata (Tour Guide).
7. Asisten pemimpin perlanan wisata (Assistant Tour Leader).
3. Tata Boga
Menyiapkan seseorang lulusan untuk memiliki kemampuan sebagai seorng pekerja yang terampil dan handal dalam bidang restaurant. bisnis catering dapat menyerap kemampuan mereka untuk mendapatkan penghasilan sebagai wirausaha dan membantu mengembangkan kemampuan mereka seiring dengan perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi secara berkesinambungan.
Bidang Pekerjaan Dapat bekerja sebagai :
1. Koki di Perhotelan, restaurant, kapal pesiar dan bisnis catering. 2. Penata / pengatur meja.
3. Peraga / penggerak dibidng bisnis boga. 4. Tata Busana.
bekal y ang dimiliki dihrpkn menjadi serng pekerja atau wirausaha “custom made” (modiste / atteiler, butik, tailor-made, dress-making)
Bidang Pekerjaan : Dapat bekerja sebagai - Desainer
- Tailor
- Pembuat Pola - Pemtong Pola
- Pembuat Pelengkap Busana - Penghias Busana
Aktivitas Penunjang Dan Sarana Pendidikn
Aktivitas Penunjang ; pembinaan mental, pembimbingan pribadi, table manner, study
tour, orientsi ibndustri, latihan kepemimpinan, bursa kerja khusus, pentas seni.
Sarana pendidikan, ruang belajar, ruang praktek / labratorium berstandar nasional
- Lab Front Office
- Lab Tour And Travel
- Lab Telp Operator
- Lab Bahasa
- Lab Presentasi
- Lab Multimedia
- Lab Laundry
- Lab Komputer
- Lab Tata Busana
- Lab Dapur Produksi
- Lab Patisery
- Lab Mook Up Room
- Lab Mook Up Room
- Perpustakan
f. Staff Pengajar
DAFTAR NAMA GURU & KARYAWAN SMK SAHID SURKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
No NAMA JABATAN
1 Dwi Subyanto, S.Pd Kepala Sekolah
2 Marwahyudi, S.Pd, MT Wakil Kepala Sekolah
3 Achmad Mujtahid, BA Kakom Pariwisata
4 Agus Setiyoko, SH Koord BP
5 Ester Nofriani SS Kabid Kesiswaan
6 Gandes Asniyati, S.Pd Koord BKK
7 Ita Kristi Palupi S.Pd Kabid Srana Prasarana
8 Mualimah H, S Ag Stafkurikulum
9 Retno Prananingsih, SS Kabid Kurikulum
10 Sudarsono, S.Pd Pembina Osis
11 Yatno, SH ,S.ST KakomperPerhotelanan
12 Agnes Jujuk Sarwosari, SE Kapro Ush Perjalanan Wista
13 Ayu Dyah Utami, SH Guru
15 Dzyang Nevia Afriansari, SE Guru
16 Dewi Azizah, S.Pd Guru
17 Dwi Nastiti, S.ST Guru
18 Dyah Ayu Maryanti ,S.Pd Guru
19 Emy Handayani, SE Guru
20 Ending Sri Purwanti, S.ST Guru
21 Erni Sukristyowati, S.Ag Guru
27 Leo Haryo Setyani, A.Md Par, S.Sos Guru
28 Magdalena Yunirti, A.Md Guru
29 Muhammd Hidayat, S.Pd Guru
30 Dra. Ninik Murwani Guru
31 Nur Mahmut,S.Pd Guru
32 Neorani Kristina, SE Guru
33 Petrus C Saryanto Guru
34 Prianti Murni Nurul Aini, S.Pd Guru
35 Prih Hartati, S.Pd Kapro Usa ha Jasa
Boga
36 Purwato, SH Guru
37 Dra. Rastrini Widyastuti, M.Pd Guru
38 Rosita Darmastuti , SH Guru
39 Rustam Agus Sriyadi, S.HI Guru
40 Sarjono, BA Guru
41 Sri Nurani, S.Pd, M.Pd Guru
42 Sri Purnningsih, A.Md Guru
43 Sumarno Harifin, SE Guru
44 Tri Suyanto, SS Guru
45 Wahyu Tri Hastiningsih ,S.Pd Guru
46 Walidi, S.ST Guru
47 Widodo Guru
48 Agus Prasetyo Kepala Tata Usaha
49 Henky Yulianto Staff Sarana Prsarana
50 Koes Siti Winarni Kepegawaian &
Kearsipan
51 Lilik Setyaningsih Kasir Kas Kecil
52 Merina Nurmanik Bendahara Umum
53 Sri Hastuti Handayani Pembukuan
55 Parno Dliman Penjaga Sekolah
61 Karina Widyastuti ,SE Kasir SPP
62 Agus Priyanto Kebersihan
63 Tri Yudo Rianto Sopir
UPW 99
Boga 157
h. Kerjasama Dalam dan Luar Negeri
Kerjasama dengan Industri dalam penempatan on the job training : PHRI
Hotel Sahid Group Hotel Sunan Solo Hotel Lor In Solo Hotel Novotel Solo Hotel Sahid Jaya Solo
Hotel Kusuma Sahid Prince Hotel Solo Hotel Riyadi Palace Solo
Hotel Baron Indah Solo Hotel Dana Solo
Hotel Agas Solo Hotel Sekawan Solo
Hotel Hard Rock Kuta Hotel Bali Oberoi Hotel Nusa Beach Sanur
The Ritz Carlton Resort & Spa Jimbaran Hotel Four Season Jimbaran
Hotel Hyatt Lombok Hotel The Oberoi Lombok Hotel Majapahit Surabaya Hotel Bumi Hyatt Surabaya Hotel Aston Surabaya Hotel JW MArriott Surabaya Hotel Grand Candi Semarang Hotel Santika Semarang Hotel Patra Jasa Semarang Hotel Novotel Yogyakarta
Hotel Melia Purosani Yogyakarta Hotel Grand Mercure Yogyakarta Hotel Santika Premiere Yogyakarta Hotel Natour Garuda Yogyakarta Hotel Quality Yogyakarta
Hotel Sahid Garden Yogyakarta Hotel Sahid Jaya Jakarta
Hotel Sahid Lippo Cikarang Hotel Hyatt Jakarta
Hotel Sultan Jakarta Hotel JW Marriott Jakarta
Hotel Bintan Lagoon Resort Lagoi Hotel Nirwana Gardens Lagoi Hotel Aston Palembang Hotel Nyiur Bandar Lampung The Stamford Hotel Singapura Princess Terrace Cafe Singapura Copthorne King's Hotel Singapura ASITA
Said Gema Wisata Tour and Travel Miki Tour and Travel
Mandira Tour and Travel Nusantara Tour and Travel Niki Tour and Travel Amida Tour and Travel Equator Tour and Travel Rosalia Tour and Travel Angkasa Pura I Solo
Anta Express Tour and Travel Denpasar Wita Tour and Travel Denpasar
Panorama Tour and Travel Denpasar PT Angkasa Pura I Medan
Kerjasama Dalam Penempatan Alumni SAHID GROUP
ELITE INTERNATIONAL RECRUITMENT CARNIVAL
SIMFONIA HALL CANADIAN COSTA CTI
Kerja sama dengan PT Flour Mills dalam penyedian Bahan Baku Praktek Kerja sama dengan LTI dalam English Teaching, sertifikasi TOIEC Kerja sama dengan PO Tami Jaya dalam transportas
i. Kontak STP Sahid Surakarta
PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari TRANS 7
Memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi.
LOGO
Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.
VISI :
Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.
Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.
b. Struktur Organisasi
DEWAN KOMISARIS
Komisaris Utama Chairul Tanjung
Komisaris: Chairal Tanjung
Ishadi SK DEWAN DIREKSI
Direktur Utama: Wishnutama
Direktur Sales & Marketing: Atiek Nur Wahyuni
Direktur Finance & Human Capital: Warnedy
Azuan Syahril
Kepala Divisi Programming: Achmad Ferizqo Irwan
Kepala Divisi News : Gatot Triyanto Kepala Divisi Finance:
Hannibal K. Pertama
Kepala Divisi Corporate Services: Latief Harnoko
c. Achievement
2009
PANASONIC AWARD 2009
1. Program Reality Show Terfavorit: Termehek-Mehek
2. Program Komedi/Lawak Terfavorit: Extravaganza
3. Program Kuis & Game Show Terfavorit: Gong Show
4. Program News Magazine Terfavorit: KPK (Kumpulan Perkara Korupsi)
5. Presenter Infotainment Terfavorit: Cut Tary (Insert)
6. Pelawak Terfavorit: Olga Syahputra Presenter Reality Show Terfavorit
FESTIVAL FILM BANDUNG 2009
Sinetron Lepas Terpuji: Bioskop Indonesia “Baju Seragam Anak Pemulung”
SWA Sembada
TRANS TV : First Winner in Broadcast Television Category KPID JAWA BARAT
TRANS TV: Diversity of Content
LOMBA JURNALISTIK 2009 oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI)
“Juara II” Kategori Jurnalis Televisi
2008
CITRA PARIWARA 2008
1. Best of 2008: TV Station for Inhouse Advertisement of The Year 2008 2. Gold Award: Promo Badminton“Juice is Deuce”
3. Silver Award: Promo Bioskop“Loket Sepi”
4. Silver Award: Promo Badminton“Single or Double?” XY Kids
Program Anak Favorit: Akhirnya Datang Juga
2007
KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) AWARD 2007 Program Televisi Anak-Anak Terbaik: Surat Sahabat
WATER AND SANITATION PROGRAM (WORLD BANK)
Best Sanitation Reporting Award in East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene (EASAN) 2007 Media Competition: Cerita Anak
ANUGERAH PESONA WISATA INDONESIA 2007 “Terbaik I” Kategori Media Televisi: Jelajah
1. Program Talkshow Terfavorit: Ceriwis
2. Program Komedi Terfavorit: Extravaganza
3. News Magazine Terfavorit: Jelang Siang
CAKRAM
Kategori Televisi Nasional Terbaik 2006 SERTIFIKAT ISO 9001 : 2000
Broadcast System 1. Dept. Promo On Air 2. Unit Corporate Legal 3. Unit Marketing PR 4. Dept. IT
ISAS BC
Pengakuan Standard Operating Procedures (SOP) untuk “Integrate Broadcast System” pertama di dunia
PERTAMINA PRESS AWARD Feature TV: Reportase
MARKETING MIX
1. 2nd Biggest Number of Audience: Extravaganza Roadshow
2. 2n Best in Coverage: Extravaganza Roadshow
3. 3rd Best in Interaction: Extravaganza Roadshow
2006
PANASONIC AWARD 2006