• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING

DI KOTA KEDIRI

(Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT)

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh :

Oleh :

Dhygia Pharestyna F.T H0809027

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAHU KUNING DI KOTA KEDIRI

(STUDI KASUS TAHU KUNING MEREK LTT)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh Dhygia Pharestyna F.T

H0809027

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : Januari 2013

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Surakarta, Januari 2013 Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof.Dr.Ir.H.Bambang Pudjiasmanto,M.S. NIP. 19560225 198601 1 001

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmah, barokah, inayah, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir.H.Bambang Pudjiasmanto., M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr.Ir.Moh.Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Ir.Sugiharti Mulya Handayani, M.P selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Bekti Wahyu Utami, SP.MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, masukan dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Nuning Setyowati, SP.MSc selaku Ketua Komisi Sarjana dan Dosen Penguji yang telah memberikan masukan/saran yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini.

6. Pimpinan Perusahaan Tahu LTT Kota Kediri yang telah memberi izin Penulis untuk melakukan penelitian.

7. Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Kota Kediri yang telah memberi izin Penulis melakukan penelitian.

8. Kepala Kantor Kecamatan Kota yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

9. Kepala Disperindag Kota Kediri yang telah membantu memberikan data dan informasi terkait dengan bahan penelitian

(4)

commit to user

iv

11. Bapak/Ibu, saudara dan saudari yang berkenan menjadi responden dalam penelitian ini.

12. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu, wawasan, pengalaman, serta kesempatan, sehingga hidup penulis menjadi lebih berarti dan bermakna.

13. Kedua Orangtuaku : Bapak Sugiyanto dan Ibu Dyah Angesti. Terima kasih atas segala dukungan, semangat, perhatian, motivasi dan doa yang tiada pernah putus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

14. Kedua adikku, Irfan dan Firdaus, serta sahabatku Diyah Retna Sari dan teman-teman agribisnis 2008-2009 terima kasih atas segala perhatian, dukungan, dan doanya. 15. Chandra Purwidyanto yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa dan cinta

kasih sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan. Akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

(5)

commit to user

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL………....viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

RINGKASAN ... xii

SUMMARY ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu ... 9

B. Tinjauan Pustaka 1. Sikap Konsumen ... 10

2. Atribut Produk ... 11

3. Kepercayaan Konsumen ... 13

4. Evaluasi Atribut ... 14

5. Pemasaran ... 14

6. Model Sikap Angka Ideal ... 15

7. Kedelai ... 16

8. Tahu Kuning ... 18

C. Kerangka Teori ... 18

D. Hipotesis ... 21

E. Asumsi-asumsi ... 21

(6)

commit to user

vi

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional ... 22

2. Pengukuran Variabel ... 23

III.METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ... 27

B. Metode Pengambilan Objek Penelitian 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 27

2. Metode Pengambilan Sampel ... 28

C. Jenis dan Sumber Data ... 29

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 37

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 39

C. Keadaan Perekonomian ... 40

D. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 42

2. Lokasi Perusahaan ... 44

4. Permodalan Perusahaan ... 48

5. Tujuan Perusahaan ………..48

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 49

1. Karakteristik Umum Responden……….. 49

f. Jumlah Anggota Keluarga Responden……….55

(7)

commit to user

vii

2. Karakteristik Pembelian Konsumen ... 57

a. Alasan Pembelian ... 57

b. Frekuensi Pembelian ... 58

c. Jumlah Pembelian ... 59

B. Analisis Masing-masing Atribut Menurut Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Merek LTT ... 60

C. Analisis Tingkat Kepentingan dan Ideal Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning LTT ... 69

D. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning LTT ... 71

VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA... 77

(8)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1 Daftar Komposisi Protein Nabati Bahan Makanan per 100 gram 2 Tabel 2 Produk Unggulan di Kota Kediri Beserta Lokasinya per

Kelurahan ... 2 Tabel 3 Kandungan Gizi Kedelai ... 17 Tabel 4 Pengukuran Tingkat Kepentingan Atribut Kemasan,

Harga, Kandungan Gizi, Rasa, dan Promosi Pada

Produk Tahu Kuning Merek LTT ... 24 Tabel 5 Pengukuran Performansi Ideal (Sifat yang Diinginkan

Konsumen) Terhadap Atribut Kemasan, Harga, Kandungan

Gizi, Rasa, dan Promosi Pada Produk Tahu Kuning Merek LTT. 25 Tabel 6 Pengukuran Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut

Kemasan, Harga, Kandungan Gizi, Rasa, dan Promosi

Pada Produk Tahu Kuning Merek LTT ... 26 Tabel 7 Jumlah Sampel Pada Tiap Outlet Tahu Kuning Merek LTT di Kota Kediri ... 29 Tabel 8 Luas Wilayah Kota Kediri ... 34 Tabel 9 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kota

Kediri Tahun 2006-2010 ... 37 Tabel 10 Jumlah Penduduk di Kota Kediri Menurut Umur dan Jenis

Kelamin Pada Tahun 2010 ... 37 Tabel 11 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota

Kediri Tahun 2010 ... 39 Tabel 12 Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Tahun 2010 ... 40 Tabel 13 Sarana Perekonomian di Kota Kediri Tahun 2010 ... 41 Tabel 14 Sarana Perhubungan Kendaraan Bermotor di Kota Kediri

Tahun 2010 ... 41 Tabel 15 Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kota Kediri Tahun 2010……42 Tabel 16 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49 Tabel 17 Karakteristik Responden Tahu Kuning LTT Menurut

Kelompok Umur ... 51 Tabel 18 Karakteristik Responden Menurut Tingkat pendidikan ... 52 Tabel 19 Karakteristik Responden Tahu Kuning LTT Menurut

(9)

commit to user

ix

Tabel 20 Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya Pendapatan

Per Bulan ... 54 Tabel 21 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota

Keluarga ... 55 Tabel 22 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 56 Tabel 23 Alasan Pembelian Tahu Kuning LTT oleh Responden ... 57 Tabel 24 Frekuensi Pembelian Tahu Kuning LTT di Outlet-outlet

Tahu Kuning LTT Oleh Responden... 58 Tabel 25 Jumlah Pembelian Tahu Kuning LTT di Outlet Tahu Kuning LTT Kota Kediri ... 59 Tabel 26 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Kemasan Produk Tahu Kuning LTT ... 61 Tabel 27 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Harga Produk Tahu Kuning LTT Kediri ... 62 Tabel 28 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Kandungan Gizi Produk Tahu Kuning LTT Kediri ... 63 Tabel 29 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Rasa Produk Tahu Kuning LTT Kediri ... 64 Tabel 30 Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap

Atribut Promosi Produk Tahu Kuning LTT Kediri ... 65 Tabel 31 Kualitas Ideal Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning

LTT ... 66 Tabel 32 Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Produk

(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Karakteristik Responden (Konsumen Tahu Kuning LTT) ... ..80

2. Tingkat Kepentingan Produk Tahu Kuning LTT Kota Kediri ... ..85

3. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning LTT Kota Kediri ... ..88

4. Perhitungan Performansi Ideal, Kepercayaan Konsumen, dan Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Produk Tahu Kuning Merek LTT Kota Kediri ... ..91

5. Perhitungan Tingkat Kepentingan Produk Tahu Kuning MerekLTT Kota Kediri ... ..94

6. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Merek LTT Kota Kediri ... ..95

7. Kuesioner Penelitian ... ..96

8. Surat Ijin Penelitian ... 101

(12)

commit to user

xii

RINGKASAN

Dhygia Pharestyna F.T, H0809027. 2009. Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning Di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT).

Dibawah bimbingan Ir.Sugiharti Mulya Handayani, MP dan Bekti Wahyu Utami, SP.MSi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Tahu kuning merek LTT merupakan salah satu produk konsumsi sehari-hari yang bergizi dan berbeda dengan tahu kuning merek lainnya. Eksistensi perusahaan LTT yang telah berdiri sejak 46 tahun yang lalu dan masih tetap survive ditengah persaingan yang ketat di industri tahu Kota Kediri hingga saat ini, menunjukkan bahwa kualitas dari tahu kuning merek LTT tidak dapat diragukan lagi dan tetap dipercaya oleh pelanggan setianya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik umum dan karakteristik pembelian konsumen, atribut ideal menurut konsumen, serta sikap konsumen terhadap tahu kuning merek LTT.

Metode dasar penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan metode studi kasus. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu kota Kediri dengan mengambil 3 outlet tahu kuning merek LTT. Penentuan sampel dilakukan dengan metode judgement sampling, dengan jumlah responden 96 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang meliputi data hasil wawancara tentang tanggapan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT serta data sekunder yang meliputi data produksi tahu kuning merek LTT dari DISPERINDAG Kota Kediri. Data primer kemudian dianalisis menggunakan Model Sikap Angka Ideal (The Ideal-Point Model).

Hasil penelitian terkait karakteristik umum dan pembelian konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT menunjukan bahwa cukup seimbang jumlah antara responden perempuan dan laki-laki, yaitu 52 responden perempuan atau sebesar 54,17% dan 44 responden laki-laki atau sebesar 45,83%, paling banyak responden terletak pada kelompok umur 15-64 tahun, tingkat pendidikan Diploma/Sarjana, jenis pekerjaan pegawai negeri, tingkat pendapatan konsumen lebih dari Rp. 3.500.000,00, jumlah anggota keluarga 2-4 orang.

(13)

commit to user Agriculture Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta.

Yellow tofu with LTT brand that derived from processed soy foods is nutritious and beneficial for health. The existantion of LTT’s company that developed since 46 years ago and keep survive at tofu’s industry competition in Kediri City now appear that quality of yellow tofu with LTT brand can’t doubt and keep trusted by consumers.

This study aims to determine characteristic of consumers, the ideal attributes according to consumer and consumer attitude toward of yellow tofu with LTT brand.

The basic method of this research is descriptive method. Techniques of research using the case study method. Locations were selected intentionally (purposive) that Kediri city by taking out 3 outlets of yellow yofu with LTT brand. Sampling done by judgment sampling method, the number of respondents 96 people. The data used are primary data such as interview data that response of consumers about yellow tofu with LTT brand and secondary data such as productions data of yellow tofu with LTT brand from DISPERINDAG Kediri City. Primary data was then analyzed using The Ideal Numbers Of Attitude Model (The Ideal - Point Model).

The results showed that consumer of yellow tofu with LTT brand is a balance between female and male, that is 52 female consumers or 54,17% and 44 male consumers or 45,83%, then the most 15-64 years age group, educational level is Bachelor or Diploma, income level consumer to more than Rp.3.500.000,00, the amount member of family is a 2-4 peoples. Based on the analysis of the importance of product attributes out yellow tofu with LTT brand, it is known that the attributes are prioritized by consumers in consuming sequence is taste, price, packaging, promotion, and nutrient content.

Based on the analysis of the importance of product attributes out yellow tofu with LTT brand, it is known that the attributes are prioritized by consumers in consuming sequence is taste, price, packaging, promotion, and nutrient content. Based on the analysis of each attribute according to the ideal consumer, it is known that the attributes of the product to know the whole yellow tofu with LTT brand is close to the ideal consumer, the sequence is the nutritional content, flavor, promotion, and price. While the packaging attributes do not meet the ideal properties consumers. The analysis can be company’s consideration to do improvement by give to expired and composition list on pack that means consumers know about last date storage and material on yellow tofu with LTT brand and trust that product is safe to consumption.The results showed that consumer attitudes toward the product of yellow tofu with LTT brand was very good.

(14)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor utama dalam perekonomian bangsa Indonesia adalah sektor pertanian. Hampir semua sektor yang ada di Indonesia tidak lepas dari sektor pertanian. Akan tetapi pada kenyataannya, sifat produk pertanian adalah mudah busuk dan rusak, sehingga memerlukan penanganan yang cepat dan cermat. Seiring dengan hal tersebut, peran agroindustri menjadi sangat penting, khususnya dalam penanganan terhadap hasil pertanian. Penanganan dilakukan dengan pengolahan melalui teknologi yang berkembang untuk menjadikan hasil pertanian tersebut lebih bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Salah satu hasil pertanian yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk pada sektor agroindustri adalah kedelai. Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak, dan bahan baku industri. Bahkan dalam tatanan perdagangan pasar internasional, kedelai merupakan suatu komoditas ekspor berupa minyak nabati, pakan ternak, dan lain sebagainya di berbagai negara di dunia (Rukmana, 1996:12).

Di Indonesia, kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan cukup besar, dan diperkirakan pada tahun 2012 akan mencapai 2,79 juta ton. Permintaan kedelai yang meningkat tersebut disamping disebabkan oleh tingginya pertambahan jumlah penduduk (1,9% pertahun), juga akibat meningkatnya pendapatan masyarakat, serta berkembangnya industri makanan dan pakan ternak yang menggunakan bahan baku kedelai terutama untuk industri peternakan ayam ras (Puslitbangtan, 1991).

Kedelai juga merupakan bahan baku dari produk tahu dan tempe yang sudah melekat di kalangan masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia menjadikan tahu dan tempe sebagai makanan konsumsi sehari-hari. Kedua makanan tersebut sudah sangat dikenal dan dapat dijangkau oleh seluruh

(15)

commit to user

lapisan masyarakat. Kedelai dan olahannya, selain mengandung protein, juga mengandung zat besi, kalsium, vitamin A, B, B1, dan B2 (Cahyadi, 2007:13).

Sebagai olahan kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai kandungan protein nabati yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa bahan makanan lain. Berikut data tentang daftar komposisi protein nabati bahan makanan per 100 gram.

Tabel 1. Daftar Komposisi Protein Nabati Bahan Makanan Per 100 Gram

No Bahan Makanan Kandungan Protein (g)

1 Tahu 7,8

2 Beras Giling 6,8

3 Daun melinjo 5,0

4 Kentang 2,0

5 Ubi Jalar merah 1,8

6 Gaplek 1,5

7 Singkong 1,2

Sumber : Rismayanthi, 2012

Kandungan gizi dalam tahu memang masih kalah dibanding lauk pauk hewani, seperti telur, daging, dan ikan. Namun dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung memilih tahu sebagai bahan makanan pengganti protein hewani (Foragri, 2012).

Sebagai salah satu kota penghasil makanan yang bercita rasa khas sertabeberapa produk hasil kerajinan, Kota Kediri memiliki beberapa produk unggulan yang dihasilkan. Berikut ini data mengenai produk unggulan beserta lokasi per kelurahan di Kota Kediri yang dapat ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Produk Unggulan di Kota Kediri Beserta Lokasinya per Kelurahan

No Produk Unggulan Lokasi per Kelurahan

1 Tahu takwa dan stik tahu Pakelan, Jagalan, Tinalan

2 Emping melinjo Ngronggo

3 Getuk pisang Kaliombo. Kemasan

4 Batik tulis Dandangan

5 Tenun Ikat ATBM Bandar Kidul

Sumber : Pemerintah Daerah Kota Kediri, 2012

(16)

commit to user

tahu yang dikemas dengan berbagai macam merek dagang sesuai dengan perusahaan masing-masing. Produk tahu kuning (takwa) yang menjadi salah satu produk unggulan di Kota Kediri dengan ciri khas tahu yang berwarna kuning, menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Hal tersebut memicu terhadap peningkatan permintaan tahu kuning di Kota Kediri.

Berdasarkan data dari Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri Tahun 2011, pada tahun 2008 hingga 2011 tercatat sebanyak 27 industri tahu formal (memiliki ijin usaha) dan 138 industri tahu non formal (tidak memiliki ijin usaha) yang ada di Kota Kediri. Banyaknya industri tahu di Kota Kediri membuat masyarakat menyebut Kota Kediri dengan sebutan Kota Tahu.

Perusahaan tahu LTT merupakan salah satu perusahaan tahu kuning yang terkenal dan cukup berpengalaman di Kota Kediri yang telah berdiri sejak 46 tahun yang lalu. Pada tahun 2008 hingga 2011 perusahaan tahu merek LTT menempati urutan ke lima dalam susunan 27 industri tahu formal terbesar berdasarkan jumlah produksi tahu kuning yang ada di Kota Kediri. Kapasitas produksi yang dihasilkan rata-rata sebanyak 300.000 biji tahu kuning per tahun (DISPERINDAG Kota Kediri, 2011).

(17)

commit to user

Dalam produksinya, perusahaan tahu merek LTT menghasilkan tiga jenis produk, yaitu tahu kuning (tahu takwa), tahu pong (tahu putih), serta stick tahu. Meningkatnya persaingan industri tahu kuning di Kota Kediri membuat perusahaan LTT untuk berusaha meningkatkan kualitas produknya.

Pada tahun 2012 jumlah produksi tahu kuning merek LTT mengalami peningkatan. Hal tersebut dijelaskan oleh salah satu pemilik perusahaan LTT yaitu Liem Sioe Mee, bahwa jumlah produksi tahu kuning merek LTT mencapai 17 kg kedelai dalam 1 hari atau setara dengan 210 biji dalam satu kali masak. Pada kenyataannya dilakukan 8 kali proses memasak dalam sehari, dengan jumlah 136 kg kedelai atau setara dengan 1.680 biji tahu per hari, dan jika diakumulasi 1 tahun diperkirakan mencapai 614.880 biji tahu.

Tahu kuning merek LTT dijual dengan harga Rp.16.000,00 per besek. Perusahaan LTT hanya menjual produk tahunya ke tokonya sendiri, sehingga harga yang dipatok tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan beberapa perusahaan tahu pesaing lainnya, yang memproduksi tahu dalam jumlah yang lebih tinggi dibanding perusahaan tahu LTT. Kebanyakan perusahaan pesaing tersebut tidak menjual produk tahunya ke outletnya sendiri, melainkan didistribusikan ke agen pemasaran lain, sehingga tiap agen selalu mencari keuntungan masing-masing dengan harga jual tahu kuning yang lebih tinggi.

Maraknya slogan back to nature saat ini, mempengaruhi kesadaran konsumen untuk mulai mengkonsumsi produk yang aman bagi kesehatan termasuk produk tahu kuning merek LTT. Pemberian kunyit sebagai pewarna alami selain memberikan warna kuning pada tahu, kunyit juga memiliki manfaat sebagai bahan pengawet alami yang berkhasiat memperlambat dan mencegah pertumbuhan bakteri.

(18)

commit to user

Penelitian mengenai sikap konsumen sangat berperan dalam membantu perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang diinginkan oleh konsumennya. Menurut Sumarwan (2003:123), konsumen memiliki keinginan akan suatu produk sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga diharapkan produk tersebut dapat memberikan manfaat bagi konsumen. Jika produk yang dikonsumsi sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen, maka konsumen akan melakukan pembelian sehingga dapat memberikan keuntungan bagi produsen atau pemasar.

B. Perumusan Masalah

Berbagai perusahaan atau industri banyak terdapat di kota maupun di pedesaan. Salah satu perusahaan yang ada di Kota Kediri yaitu perusahaan tahu merek LTT. Perusahaan tahu merek LTT merupakan salah satu perusahaan yang mengolah kedelai untuk dijadikan produk tahu. Perusahaan tahu merek LTT menghasilkan tiga jenis produk, yaitu tahu kuning (tahu takwa), tahu putih (tahu pong), dan stick tahu. Perusahaan ini tergolong dalam perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri, yaitu perusahaan yang mengolah hasil pertanian menjadi suatu produk baru yang bernilai lebih tinggi.

Tahu kuning menjadi salah satu makanan yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Kota Kediri pada khususnya. Tahu kuning baik untuk kesehatan karena kandungan gizi yang lengkap pada kedelai sebagai bahan bakunya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup akan protein dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi kedelai 55 gram/hari, sehingga dapat menjadi pengganti kebutuhan protein hewani misalnya daging (Cahyadi, 2007:7).

(19)

commit to user

atau tahan lama, harga yang murah, kemasan yang menarik, serta promosi yang baik. Dalam hal promosi, perusahaan tahu pesaing dengan gencarnya mengeluarkan iklan tentang produk mereka, terutama pada surat kabar di Kediri dan juga iklan di radio. Oleh karena itu, agar perusahaan tahu LTT tidak kalah bersaing dalam upaya peningkatkan pangsa pasarnya, perusahaan LTT perlu memahami sikap konsumen tahu kuning.

Sikap konsumen merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Sikap konsumen muncul, dipengaruhi oleh adanya kepercayaan konsumen dan evaluasi terhadap manfaat suatu produk. Tidak hanya produknya saja yang menjadi pertimbangan konsumen terhadap pembelian, namun juga atribut atau karakteristik yang melengkapi produk tersebut.

(20)

commit to user

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik konsumen produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri?

2. Apakah atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri sudah memenuhi sifat ideal yang diinginkan konsumen?

3. Bagaimana sikap konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT) ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui karakteristik konsumen produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri.

2. Mengidentifikasi atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri yang sudah memenuhi sifat ideal seperti yang diinginkan konsumen.

3. Mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Tahu Kuning di Kota Kediri (Studi Kasus Tahu Kuning Merek LTT) ini memiliki kegunaan :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(21)

commit to user

kualitas produknya, serta memberikan informasi di bidang pemasaran terkait dengan atribut harga dan promosi yang diteliti, dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi pemasaran tahu kuning merek LTT.

3. Bagi konsumen, sebagai sumber referensi dan informasi mengenai produk tahu kuning merek LTT.

4. Bagi pengusaha/pemasar, memberikan informasi di bidang pemasaran dalam menentukan strategi pemasaran tahu kuning.

(22)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Rismawati (2007:77) mengenai Sikap Konsumen Pasar Modern Terhadap Sayuran Organik di Kota Surakarta menggunakan analisis model sikap angka ideal menunjukkan analisis tingkat kepentingan atribut sayuran organik adalah keamanan produk, kondisi fisik, warna, kemasan, dan harga. Analisis atribut menurut ideal konsumen pasar modern, atribut keamanan produk, warna, kemasan, dan kondisi fisik mendekati ideal, tetapi atribut harga belum ideal. Sikap konsumen terhadap sayuran organik sangat baik, sedangkan sifat ideal sayuran organik adalah sayuran organik keamanannya terjamin, lubang pada daun seminimal mungkin, berwarna kehijau-hijauan, kemasan menarik, dan harga murah.

Dalam penelitian Candria (2008:62) yang berjudul Sikap Konsumen Pasar Swalayan Terhadap Produk Susu Kedelai Di Kota Surakarta menunjukkan bahwa atribut-atribut susu kedelai teknologi sederhana secara keseluruhan sudah mendekati ideal konsumen, yaitu kemasan menarik, produk praktis, harga murah, kandungan gizi tinggi, promosi maksimal, rasa kedelai terasa, dan bebas bahan pengawet. Sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair teknologi sederhana adalah sangat baik, sedangkan sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair UHT, susu kedelai cair impor dan susu kedelai bubuk adalah baik.

Dalam penelitian Nofitri (2011:58) yang berjudul Sikap Konsumen Pasar Tradisional Terhadap Kedelai Di Kabupaten Grobogan menunjukkan bahwa atribut-atribut pada kedelai yang telah memenuhi sifat ideal menurut konsumen adalah atribut warna kulit biji, bentuk biji, tekstur biji, dan keadaan fisik kulit biji, sedangkan atribut harga belum memenuhi sifat ideal menurut konsumen. Sikap konsumen pasar tradisional terhadap kedelai adalah sangat baik, hal ini dapat dilihat secara keseluruhan atribut-atribut yang melekat pada produk kedelai sudah memenuhi sifat ideal menurut konsumen.

(23)

commit to user

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat diketahui bahwa konsumen mempunyai kepercayaan terhadap atribut pada suatu produk. Atribut menjadi suatu pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu kuning merek LTT. Berdasarkan penelitian Candria terdapat kesamaan dalam hal bahan baku pembuatan produk yang akan diteliti yaitu kedelai.Selain itu juga diperkuat dengan penggunaan atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa serta promosi yang akan diteliti. Berdasarkan penelitian Rismawati maka atribut yang akan digunakan dalam penelitian meliputi kemasan dan harga. Begitu pula dari penelitian Nofitri yang juga menggunakan atribut harga. Berbagai atribut yang digunakan dalam penelitian tersebut dianalisis dengan maksud untuk mengetahui atribut produk yang ideal menurut konsumen atau sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen, serta bentuk sikap konsumen terhadap produk tersebut.

Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu di atas, maka peneliti mengadopsi atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi, yang akan digunakan dalam penelitian mengenai sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri.

B. Tinjauan Pustaka 1. Sikap Konsumen

Sikap dapat didefinisikan sebagai bentuk ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap suatu obyek. Sikap seseorang merupakan hasil dari proses psikologis, maka hal itu tidak diamati secara langsung tetapi harus disimpulkan dari apa yang dikatakan atau dilakukannya (Suprapti, 2010:135).

(24)

commit to user

Menurut Simamora (2004:163), sebagian strategi pemasaran ditujukan untuk mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu merek. Pemasar dapat menggunakan pengukuran sikap konsumen dalam mengindikasikan keberhasilan strategi tersebut. Misalnya, sebagian perusahaan dengan rutin melakukan survey sikap skala besar, yang disebut studi penelusuran. Studi penelusuran dilakukan untuk memantau sikap merek konsumen setiap waktu. Ketika studi ini menunjukkan perubahan sikap konsumen, pemasar dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka. Tiap-tiap individu dapat memilih berbagai macam keputusan pembeliannya terhadap suatu produk. Sebelum melakukan pembelian suatu produk biasanya konsumen selalu merencanakan terlebih dahulu tentang barang apa yang akan dibelinya, jumlah, harga, tempat pembelian, dan lain sebagainya. Namun demikian ada kalanya proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen timbul begitu saja saat melihat suatu barang. Karena keterkaitannya, selanjutnya melakukan pembelian pada barang yang bersangkutan. Tipe pembelian tersebut dinamakan tipe pembelian yang tanpa direncanakan atau impulsive buying (Surbakti, 2009:1).

Simamora (2004:15) menyebutkan bahwa dalam proses keputusan pembelian peran pembeli mempunyai pengaruh yang besar. Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli yaitu pembeli sebagai pemrakarsa yaitu orang yang menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu. Pembeli pengaruh yaitu orang yang pandangannya memberikan bobot dalam pengambilan keputusan ahir. Pengambil keputusan yakni orang yang menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian. Pembeli sendiri adalah orang yang melakukan pembelian nyata. Terakhir adalah pemakai yakni orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

2. Atribut Produk

(25)

commit to user

adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti merek, kemasan, dan label (Mowen dan Michael, 2003:312).

Kemampuan konsumen berbeda-beda dalam menyebutkan atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan konsumen memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai produk tersebut, sehingga para pemasar perlu memahami apa yang diketahui konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, dan atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya (Sumarwan, 2003:122).

Menurut Engel et al. (1995:335) di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yaitu mengidentifikasikan kriteria evaluasi yang mencolok, dan memperkirakan saliensi relative dari masing-masing atribut produk. Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut tertentu yang menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan saliensi biasanya diartikan sebagai kepentingan, yaitu dengan cara meminta konsumen untuk menilai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Ukuran evaluasi atribut yang dihasilkan menunjukkan kepentingan atribut sekaligus keteringinan atribut.

(26)

commit to user

dikenal konsumen telah menjadi citra, bahkan simbol status bagi produk tersebut.

Menurut Engel et al. (2002:260) Iklan dan promosi merupakan variabel yang penting, walaupun kontroversial sehubungan dengan pilihan toko. Keefektivannya bervariasi menurut kategori produk karena beberapa produk dan jasa memiliki sifat yang lebih menarik dibandingkan yang lain.

3. Kepercayaan Konsumen

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya. Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek tersebut (Sumarwan, 2011:178).

Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya (Mowen dan Minor, 2003:242). Para pemasar perlu memahami atribut dari suatu produk yang diketahui konsumen dan atribut mana yang digunakan untuk mengevaluasi produk. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan atribut suatu produk kepada konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut, dan manfaat suatu produk menggambarkan persepsi dari konsumen. Oleh karena itu, kepercayaan akan berbeda diantara konsumen (Sumarwan, 2011:166).

(27)

commit to user

4. Evaluasi Atribut

Menurut Sumarwan (2011:178-179). Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut (evaluation of the goodness or badness of attribute atau importance weigh), yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Kemudian konsumen akan mengevaluasi kepentingan atribut tersebut. Konsumen akan mengukur seberapa senang persepsi konsumen terhadap atribut dari suatu produk/merek.

Menurut Engel et al. (2002:183) kriteria evaluasi tidak lebih daripada dimensi/atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif pilihan. Di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yaitu mengidentifikasikan kriteria evaluasi yang mencolok, dan memperkirakan saliensi relative dari masing-masing atribut produk. Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut tertentu yang menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan konsep saliensi biasanya dioperasionalkan dalam penelitian pemasaran sebagai kepentingan, yaitu konsumen diminta untuk menilai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Responden diberikan sebuah daftar atribut dan diperintahkan untuk memberikan angka 1 untuk atribut yang paling penting, angka 2 untuk atribut paling penting berikutnya, dan seterusnya. Sebuah atribut mungkin penting karena konsumen suka atau menginginkan produk bersangkutan memiliki atribut tersebut. Sebagai kontras, suatu atribut mungkin penting karena konsumen tidak suka atau tidak menginginkan produk yang bersangkutan memiliki atribut tersebut. Karena keterbatasan yang potensial ini, ukuran yang menilai evaluasi atau “kebaikan-keburukan” dari suatu atribut sering lebih berguna.

5. Pemasaran

(28)

commit to user

dengan individu dan kelompok lainnya. Konsep pemasaran merupakan suatu filsafat bisnis yang bangkit menantang konsep sebelumnya. Kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara lebih efektif dan lebih efisien disbanding para pesaing (Kotler, 1996:5).

Di dalam komunikasi pemasaran, banyak membentuk fungsi bagi konsumen. Konsumen dapat diberitahu bagaimana dan mengapa sebuah produk tersebut digunakan,oleh orang seperti apa dan dimana serta kapan. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan produk-produk mereka dengan orang lain. Komunikasi pemasaran dapat berkontribusi pada ekuitas produk dengan membangun produk dalam ingatan dan citra produk (Kotler, 2000:204).

Pemasaran merupakan hal sangat penting setelah selesainya produksi pertanian. Kondisi pemasaran menimbulkan suatu siklus/lingkungan pasar suatu komoditas. Sistem pemasaran (tataniaga/ marketing) baru bisa dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang serendahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut (Soekartawi, 1989:117).

6. Model Sikap Angka Ideal

(29)

commit to user

kualitas ideal mendekati nol, artinya gap atau perbedaan antara harapan dengan kenyataan yang dirasakan konsumen terhadap atribut produk semakin kecil, maka atribut produk tersebut semakin sesuai dengan keinginan atau minat konsumen.

Menurut Simamora (2004:208-209), untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk digunakan Analisis Sikap Angka Ideal (The Ideal-Point Model). Pemahaman model ini diawali oleh pemikiran bahwa setiap orang memiliki produk ideal bagi dirinya. Ditinjau dari sikap, semakin dekat ke poin ideal, sebuah produk semakin baik posisinya. Oleh karena itu, sikap konsumen juga bisa diukur melalui jarak antara posisi produk dengan cara mengkualifikasikan kepercayaan konsumen mengenai prestasi produk pada atribut tertentu dan tingkat kepentingan atribut tersebut bagi konsumen.

7. Kedelai

Kedelai termasuk dalam family Leguminosae, subfamily Papilionidae, genus Glycine dan spesies max, sehingga nama latinnya adalah Glycine max. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah dengan pH 4,5 masih dapat member hasil. Daerah pertumbuhannya tidak lebih dari 500 m dpl dengan iklim panas dan curah hujan rata-rata 200mm/bulan. Umur tanaman kedelai berbeda-beda tergantung varietasnya, tetapi umumnya berkisar antara 75 dan 105 hari (Koswara, 1995:11).

Kedudukan tanaman kedelai dalam sistematik tumbuhan (taksonomi) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub-Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Polypetales

Famili : Leguminosae (Papilionaceae) Sub-Famili : Papilionoideae

(30)

commit to user Kedelai mengandung protein 35% bahkan pada varietas unggul kadar protein kedelai dapat mencapai 40-43%. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering (Anonim, 2008).

Tabel 3. Kandungan Gizi Kedelai

Kandungan Gizi Banyaknya Dalam

Dilihat dari kandungan gizinya, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik. Susunan asam amino kedelai lebih lengkap dan seimbang. Kedelai berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel tubuh. Protein kedelai juga dibuktikan paling baik dibandingkan jenis kacang-kacangan lainnya. Kandungan proteinnya setara dengan protein hewani dari daging, susu, dan telur (Anonim, 2007).

(31)

commit to user

sebagai bahan industri makanan. Sedangkan dalam bentuk minyak kedelai digunakan untuk bahan industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin dapat dibuat menjadi produk margarin, kue, tinta, kosmetika, insektisida dan farmasi (Deputi Menegristek BPPIPT, 2012).

8. Tahu Kuning

Kedelai salah satunya merupakan bahan baku utama dari tahu dan tempe sebagai makanan sehari-hari. Kedua makanan tersebut sudah sangat dikenal dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedelai dan makanan olahannya, selain mengandung protein juga mengandung zat besi,kalsium, vitamin A, B, B1, dan B2 (Cahyadi, 2007:13).

Ada dua jenis tahu yaitu tahu kuning dan tahu putih. Perbedaan keduanya adalah pemberian kunyit pada tahu kuning. Selain memberi warna kuning pada tahu, kunyit juga bermanfaat sebagai pengawet alami yang berkhasiat memperlambat bahkan mencegah pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, mengkonsumsi tahu kuning lebih aman dibandingkan dengan tahu putih, sebab kemungkinan tahu kuning diberi bahan pengawet formalin relatif lebih kecil dibanding dengan tahu putih (Anonim, 2012).

Kandungan gizi dalam tahu memang masih kalah dibandingkan lauk pauk hewani, seperti telur, daging, dan ikan. Namun dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung lebih memilih tahu sebagai bahan makanan pengganti protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi (Foragri, 2012).

C. Kerangka Teori

(32)

commit to user

meningkatnya tingkat persaingan industri tahu di Kediri. Untuk itu sangat diperlukan studi tentang sikap konsumen.

Konsumen mempertimbangkan berbagai atribut dalam membeli tahu kuning merek LTT. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diteliti atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu kuning merek LTT yang meliputi harga, rasa, kemasan, kandungan gizi dan promosi. Sikap konsumen dapat menggambarkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap atribut serta manfaat yang diperoleh dari membeli dan mengkonsumsi tahu kuning merek LTT. Melalui analisis sikap konsumen, maka produsen tahu kuning merek LTT dapat mengetahui hal-hal yang diinginkan konsumen terkait dengan produk tahu kuning merek LTT dan tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki kualitas dari produk tahu kuning merek LTT.

Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT digunakan metode Analisis Sikap Angka Ideal (Ideal-Point Model). Pada prinsipnya, model angka ideal memberi informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan (yang sesungguhnya) oleh konsumen dan apa yang diinginkan (yang ideal) oleh konsumen. Model ini mengukur gap (perbedaan) antara yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen.

Model Angka ideal dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ab =

å

= n

i 1

Wi Ii - Xi

Di mana :

Ab = sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i

Wi = tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i

Ii = performansi ideal konsumen terhadap atribut i

Xi = kepercayaan konsumen terhadap atribut i

(33)

commit to user

Dari hasil pemaparan di atas, maka dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran operasional penelitian sebagai berikut.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Atribut produk tahu kuning merek LTT :

(34)

commit to user

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat diperoleh suatu hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga atribut tahu kuning merek LTT memenuhi sifat ideal (sifat produk tahu kuning merek LTT telah sesuai dengan keinginan atau selera konsumen di Kota Kediri).

2. Diduga Atribut yang dinilai positif untuk produk tahu kuning merek LTT adalah harga, kemasan, rasa, promosi, serta kandungan gizi.

3. Diduga sikap konsumen terhadap tahu kuning merek LTT adalah positif atau baik (sikap konsumen memberikan tanggapan yang baik terhadap produk tahu kuning merek LTT).

E. Asumsi-Asumsi

1. Responden merupakan pengambil keputusan dalam pembelian tahu kuning merek LTT.

2. Dalam mengambil keputusan konsumen mengevaluasi atribut-atribut yang terdapat pada produk tahu kuning merek LTT.

F. Pembatasan Masalah

1. Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT dilakukan di Kota Kediri ( tiga outlet tahu kuning merek LTT Kota Kediri).

2. Atribut tahu kuning merek LTT yang diteliti adalah harga, kemasan, rasa, kandungan gizi, dan promosi.

3. Sikap konsumen pada penelitian meliputi performansi ideal dan kepercayaan konsumen.

(35)

commit to user

5. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2012 - Agustus 2012 dan harga yang berlaku adalah harga pada saat penelitian.

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional

Secara rinci, konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut :

1) Tahu kuning merek LTT merupakan suatu jenis tahu yang terbuat dari bahan kedelai dengan ciri khas warna kuning yang berasal dari pemberian kunyit sebagai pewarna alami.

2) Konsumen tahu kuning merek LTT adalah seseorang yang membeli tahu kuning merek LTT di outlet-outlet tahu kuning merek LTT. 3) Sikap konsumen merupakan penilaian baik maupun tidak baik sebagai

tanggapan dari produk yang diperoleh dari pengalaman atau informasi yang diperoleh.

4) Kepercayaan konsumen adalah keyakinan dan pengetahuan konsumen mengenai atribut dan manfaat produk tahu kuning merek LTT.

5) Atribut tahu kuning merek LTT adalah karakteristik atau ciri yang melekat pada produk yang berfungsi sebagai kriteria penilaian dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian, atribut yang diteliti adalah harga, kemasan, rasa, kandungan gizi, dan promosi.

6) Kemasan tahu kuning merek LTT adalah tampilan luar yang membungkus tahu kuning merek LTT dengan bentuk kemasan dari anyaman bambu (besek), sehingga terlihat lebih menarik dan terjaga kebersihannya.

7) Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan tahu kuning merek LTT diukur dengan satuan rupiah (Rp) per kotak (besek).

(36)

commit to user

9) Rasa adalah tanggapan konsumen terhadap apa yang dapat dirasakan dengan indra pengecap terhadap produk tahu kuning merek LTT. 10) Promosi adalah usaha yang dilakukan perusahaan LTT untuk

menyampaikan informasi mengenai tahu kuning merek LTT.

11) Sikap konsumen terhadap suatu produk (Ab) adalah sikap konsumen secara menyeluruh terhadap tahu kuning merek LTT yang akan digambarkan oleh angka nol sampai jumlah tertentu.

12) Tingkat kepentingan atribut (Wi) adalah evaluasi yang dilakukan konsumen terhadap kepentingan suatu atribut, yaitu dengan menyatakan pilihan skala yang menggambarkan sama sekali tidak penting (1) sampai kategori sangata penting (5).

13) Performansi ideal atribut ke I (Ii) adalah keinginan performansi konsumen dari atribut yang dievaluasi.

14) Kepercayaan terhadap atribut ke I (Xi) adalah penilaian aktual suatu atribut produk seperti yang dirasakan konsumen.

15) Outlet tahu kuning merek LTT merupakan tempat dimana konsumen melakukan pembelian tahu kuning merek LTT dengan harga yang sudah ditetapkan dan dapat memilih sendiri produk yang diinginkan. 16) Sifat ideal yaitu sifat produk tahu kuning merek LTT yang sesuai

dengan keinginan atau harapan dari konsumen.

2. Pengukuran variabel

Pada penelitian ini menggunakan skala pengukuran likert. Menurut Sugiyono (2010:132), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.

(37)

commit to user

Tabel 4. Pengukuran tingkat kepentingan atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi produk tahu kuning merek LTT

Parameter Indikator Kriteria Skor

a. Kemasan Kepentingan b. Harga Kepentingan harga

dari produk tahu d. Rasa Kepentingan rasa dari

produk tahu kuning e. Promosi Kepentingan promosi

(38)

commit to user

2) Pendapat responden terhadap performansi ideal (sifat yang diinginkan konsumen) terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT

Tabel 5. Pengukuran performansi ideal (sifat yang diinginkan konsumen) terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT

Parameter Indikator Kriteria Skor

a. Kemasan Kemenarikan bentuk b. Harga Tingkat keterjangkauan

(39)

commit to user

3) Kepercayaan konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT.

Tabel 6. Pengukuran kepercayaan konsumen terhadap atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi pada produk tahu kuning merek LTT

Parameter Indikator Kriteria Skor

(40)

commit to user

II. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Metode ini disebut deskriptif karena metode ini memusatkan diri pada suatu langkah pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang atau aktual, kemudian data-data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1998:140).

Teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Metode studi kasus lebih mirip dengan metode survei. Perbedaannya adalah pada metode studi kasus, populasi yang diteliti lebih terarah pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum. Biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat, serta waktu tertentu (Daniel, 2003:116). Pada penelitian ini terdapat pembatasan terhadap lokasi, sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah. Penelitian dilakukan terpusat di outlet-outlet tahu kuning merek LTT Kota Kediri.

B. Metode Pengambilan Objek Penelitian

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau disebut dengan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan sengaja karena adanya alasan-alasan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995:155).

Lokasi penelitian yang dipilih adalah outlet-outlet tahu kuning merek LTT yang berada di sekitar jalan Patimura dan jalan Yos Sudarso Kota Kediri. Pemilihan tiga outlet tahu kuning merek LTT yang berada di sekitar jalan Patimura dan jalan Yos Sudarso Kota Kediri, karena ketiga outlet tersebut merupakan tempat atau pusat untuk melakukan pembelian tahu kuning merek LTT. Metode ini juga mempertimbangkan adanya alasan yang diketahui dari daerah penelitian, yaitu tingginya persaingan antar perusahaan tahu kuning di Kota Kediri yang

(41)

commit to user

menawarkan keunggulan masing-masing. Hal tersebut didukung dengan meningkatnya jumlah permintaan konsumen terhadap tahu kuning. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus seperti yang dijelaskan oleh (Daniel,2003:116), bahwa metode studi kasus dilakukan dengan menentukan sampel dengan populasi yang diteliti lebih terarah dan terfokus pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum. Biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat tertentu, serta waktu tertentu.

2. Metode Pengambilan Sampel

Menurut Sugiono (2001:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah judgement sampling yakni teknik pengambilan sampel dari suatu populasi yang sesuai dengan kriteria untuk memenuhi tujuan riset yang populasinya tidak diketahui (Churchill, 2005: 18). Sedangkan, penentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus:

2

Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau Z sebesar 1,96. Nilai ini ditentukan menurut kebiasaan yang dipergunakan dalam penelitian ekonomi, sosial dan pertanian. Selanjutnya nilai moe yang digunakan sebesar 10%, semakin besar ukuran sampel maka semakin kecil margin of error atau bahkan sebaliknya. Jumlah sampel dalam penelitian ini dapat ditentukan sebagai berikut:

(42)

commit to user

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh sampel sebanyak 96 responden tahu kuning merek LTT di Kota Kediri. Alokasi pembagian responden dilakukan dengan menggunakan Quota sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan (Sugiyono, 2010:122). Quota sampling digunakan karena jumlah populasi konsumen tahu kuning merek LTT tidak diketahui. Melalui Quota sampling maka dapat dipastikan bahwa kelompok dalam populasi telah terwakili dengan berbagai karakteristik responden sampai jumlah yang ditentukan. Pada penelitian dilakukan pengambilan sampel sebanyak 96 responden yang kemudian akan dibagi pada tiga outlet tahu kuning merek LTT di Kota Kediri, dan masing-masing outlet diambil sebanyak 32 responden.

Tabel 7. Jumlah Sampel Pada Tiap Outlet tahu kuning merek LTT di Kota Kediri

Outlet Tahu kuning merek LTT (Alamat) Jumlah Responden 1. LTT (Jalan Patimura 57, Kediri) 32

2. LTT (Jalan Patimura 67, Kediri) 32 3. LTT (Jalan Yos Sudarso 44, Kediri) 32 Sumber : Data Primer, 2012

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer.

(43)

commit to user 2. Data sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain. Data sekunder yang digunakan adalah data yang terkait dengan topik penelitian yang diperoleh dari instansi berupa naskah publikasi maupun arsip. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian meliputi data jumlah produksi tahu kuning merek LTT yang berasal dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri serta data monografi wilayah dari Badan Pusat Statistik Kota Kediri.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan maupun sebenarnya atau lapangan (Muhidin,2006:32). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap konsumen produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri, serta atribut produk yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian tahu kuning merek LTT.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

(44)

commit to user

itu, wawancara juga dilakukan pada pemilik perusahaan LTT yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang produksi tahu kuning merek LTT dan hal yang terkait dengan produk tahu kuning merek LTT tersebut.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis yang telah dipersiapkan sebelumnya mengenai sikap konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT di Kota Kediri dan harus diisi oleh responden. Bentuk kuesioner yang disebarkan adalah kuesioner tertutup yaitu pada setiap pertanyaan telah disediakan sejumlah alternatif jawaban untuk dipilih oleh setiap responden dengan menggunakan skala likert.

E. Metode Analisis Data

Menurut Sumarwan (2003:164), untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk tahu kuning digunakan Model Sikap Angka Ideal ( Ideal-Point Model). Pada prinsipnya, model angka ideal memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan oleh konsumen dan apa yang diinginkan (yang ideal) oleh konsumen. Model ini mengukur gap (perbedaan) antara yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kepercayaan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT, yaitu konsumen diminta memberikan penilaian terhadap sifat atribut seperti yang sebenarnya dirasakan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT yang dinilai dalam skala 1 sampai 5.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut dapat dihitung dengan rumus :

å

å

=

n Xi (nXSkala)i

(45)

commit to user

Xi = Kepercayaan konsumen terhadap atribut i

Skala = Kenyataan atribut I pada produk yang sebenarnya dirasakan menurut konsumen yang dinilai dalam skala 1-5

n = Jumlah responden

2. Untuk mengetahui sifat ideal yang diinginkan konsumen terhadap produk tahu kuning merek LTT, maka menggunakan Analisis Kualitas Ideal Konsumen terhadap atribut produk tahu kuning merek LTT, yang dapat dihitung dengan rumus :

Ki = Ii - Xi

Dimana :

Ki = kualitas ideal konsumen terhadap atribut i Ii = performansi ideal konsumen terhadap atribut i Xi =kepercayaan konsumen terhadap atribut i

Setiap konsumen memiliki sifat ideal produk menurut keinginan masing-masing. Keidealan produk tahu kuning merek LTT dinilai dengan melihat point selisih antara performansi ideal dan kepercayaan terhadap atribut tahu kuning merek LTT. Menurut Sumarwan (2011:181), semakin kecil skor Ab (mendekati nol), artinya perbedaan antara apa yang diharapkan (yang ideal) dengan yang sesungguhnya semakin dekat. Dengan kata lain semakin disukai oleh konsumen. Hal tersebut terlihat setelah dilakukan penelitian, misalnya diketahui bahwa perbedaan (gap) antara poin ideal dengan kepercayaan konsumen terletak antara nilai 0 sampai 2, maka diambil nilai tengah yaitu 1 sebagai batas nilai gap untuk menentukan apakah suatu atribut yang sudah mendekati dan yang belum mendekati sifat ideal menurut konsumen. Apabila gap antara poin ideal dengan kepercayaan bernilai kecil atau < 1 maka atribut tersebut sudah mendekati ideal, dan apabila bernilai ≥ 1 maka atribut tersebut belum mendekati sifat ideal menurut konsumen.

(46)

commit to user

Ab adalah sikap keseluruhan konsumen terhadap suatu merek, yang digambarkan oleh angka dari nol sampai jumlah tertentu. Semakin kecil skor Ab (mendekati nol), artinya perbedaan antara yang diharapkan (yang ideal) dengan sesungguhnya semakin dekat (merek tersebut semakin disukai konsumen). Sebaliknya jika skor Ab semakin besar, artinya masih ada gap yang lebar antara yang diinginkan dengan yang dirasakan konsumen.

Wi menggambarkan evaluasi terhadap kepentingan suatu atribut. Konsumen diminta untuk menyatakan pilihan dalam skala. Sedangkan Ii menyatakan keinginan performansi ideal dari atribut yang dievaluasinya. Langkah kemudian adalah mengukur komponen Xi, yaitu memberikan penilaian aktual suatu atribut produk/merek seperti yang dirasakan konsumen.

(47)

commit to user

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

Secara geografis Kota Kediri terletak pada koordinat 5°9’30’-5°9’37’Bujur Timur dan 7°45’50’’-7°51’30’’Lintang Selatan. Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi dua bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak dibagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kecamatan Mojoroto. Secara administratif, Kota Kediri mempunyai luas wilayah 6340 Ha, terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Mojoroto, Kota, dan Pesantren dengan 46 kelurahan.

Tabel 8. Luas Wilayah Kota Kediri

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Mojoroto 24,60

2 Kota 14,90

3 Pesantren 23,90

Total 63,40

Sumber : BPS Kota Kediri, 2010

Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Mojoroto (24,60 km2), sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Kota (14,9 km2).

Seluruh wilayah Kota Kediri dibatasi oleh wilayah Kabupaten Kediri, yaitu :

Sebelah utara : Kecamatan Gampengrejo

Sebelah timur : Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah Sebelah selatan : Kecamatan Kandat dan Kecamatan Ngadiluwih Sebelah Barat : Kecamatan Grogol dan Kecamatan Semen

(48)

commit to user

Berikut adalah peta administratif Kota Kediri yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri :

Gambar.2. Peta Batas Administratif Kota Kediri

Wilayah Kota Kediri berada pada ketinggian antara 63-472 m di atas permukaan laut. Mayoritas Kota Kediri (80,17%) berada pada ketinggian 63-100 meter dari permukaan laut yang terletak sepanjang sisi kiri-kanan sungai Brantas. Seluruh wilayah Kota Kediri berbatasan dengan wilayah kecamatan-kecamatan yang termasuk wilayah pemerintah Kabupaten Kediri baik utara, timur, selatan, maupun barat, dengan kondisi wilayah yang relatif datar, meskipun di bagian barat dibatasi oleh Gunung Klotok dengan ketinggian 672 meter dan Gunung Maskumambang setinggi 300 meter.

Keadaan geologi Kota Kediri dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Alluvium : hampir 77,49% (4.921 Ha) wilayah Kota Kediri terbentuk dari K edirian induk alluvium.

(49)

commit to user

c. Undefferentiated Vulcanic Product : kelompok K edirian ini terdapat di sebelah barat Kota Kediri yang terletak pada daerah berbukit seluas 300 Ha (4,73%).

Ditengah-tengah Kota Kediri terdapat Kali Brantas yang mengalir dari arah selatan ke utara, sehingga seolah-olah membelah Kota Kediri menjadi wilayah bagian barat (Kecamatan Mojoroto) dan wilayah timur (Kecamatan Kota Kediri dan Kecamatan Pesantren). Air tanah yang pada umumnya jernih (kedalaman air tanah 3-12 m) dan dapat dimanfaatkan untuk air minum (sumur gali, sumur pompa) terutama bagi penduduk yang tidak mendapat fasilitas air minum PDAM.

Hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu pemilihan Kota Kediri sebagai lokasi industri tahu, dimana kualitas airnya memiliki kesamaan dengan Negara asal pencetus tahu yaitu Cina. Selain itu Kota Kediri juga merupakan daerah penghasil kedelai, sehingga memiliki banyak industry berbahan baku kedelai seperti industri tahu.

Kota Kediri mempunyai curah hujan rata-rata antara 1000-2000 mm pertahun. Bulan kering sekitar Mei-Oktober dan bulan basah November-April. Kondisi ini membuat lahan di kota Kediri berpotensi untuk dikembangkan dalam usaha pertaniannya termasuk mengusahakan komoditas kacang kedelai.

B. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Kota Kediri meliputi perkembangan penduduk menurut jenis kelamin, penduduk menurut kelompok umur, keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan, keadaan penduduk menurut mata pencaharian adalah sebagai berikut :

1. Perkembangan Penduduk

(50)

commit to user

Tabel 9. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kota Kediri Tahun 2006-2010

Sumber : BPS Kota Kediri, 2010

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Kediri dari tahun ke tahun selalu meningkat. Jumlah penduduk selama lima tahun (2006-2010) terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan penduduk di Kota Kediri rata-rata 2.984,2 jiwa atau 1,13 % per tahun. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk ini maka akan berpengaruh pada konsumsi bahan makanan salah satunya tahu kuning akan semakin meningkat.

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Kota Kediri tahun 2010 yang tersebar di setiap kecamatan adalah 271.053 jiwa. Jumlah penduduk di Kota Kediri berdasar kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel4.3.

Tabel 10. Jumlah Penduduk di Kota Kediri Menurut Umur dan Jenis

(51)

commit to user

Persentase terbesar penduduk di Kota Kediri adalah kelompok usia produktif. Hal ini berarti kegiatan ekonomi dapat terlaksana dengan baik.

Untuk menghitung besarnya Angka Beban Tanggungan dapat digunakan perumusan sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan nilai ABT di Kota Kediri diketahui bahwa nilai ABT di Kota Kediri adalah rendah yaitu sebesar 42,18 %, artinya setiap 100 orang usia produktif di Kota Kediri harus menanggung 42 orang usia non produktif. Semakin tinggi Angka Beban Tanggungan maka akan mengakibatkan pendapatan yang dinikmati untuk konsumsi belum maksimal. Pendapatan yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat menjadi berkurang karena pendapatan tersebut harus dibagi untuk menanggung hidup penduduk untuk usia non produktif. Sebaliknya, semakin kecil angka beban tanggungan akan memberikan kesempatan pada penduduk usia produktif untuk meningkatkan kualitas dirinya (Anonim, 2007).

(52)

commit to user

Berdasarkan perhitungan nilai sex ratio diketahui bahwa besarnya nilai sex ratio di Kota Kediri adalah 99,45 %, artinya dalam 100 orang penduduk perempuan terdapat 99 orang penduduk laki-laki. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk perempuan hampir sama dengan jumlah penduduk laki-laki. Dalam penelitian ini, penduduk yang menjadi responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 52 responden atau sebesar 52%. Sehingga tidak jauh berbeda jumlahnya dengan responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 48%. Menurut Sumarwan (2003), perempuan mempunyai kewenangan untuk memutuskan produk apa yang dibeli untuk dirinya dan keluarganya. Perempuan masa kini memiliki kualitas sumber daya manusia yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Dengan kualitas yang lebih baik, maka wanita sebagai konsumen memiliki daya beli yang lebih baik pula.

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang berperan penting dalam pembangunan suatu wilayah untuk kemajuan dalam suatu masyarakat. Keadaan penduduk menurut pendidikan di Kota Kediri ditunjukkan pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Kediri Tahun 2010

No Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 9.419 3,82

2 Tidak/Belum Tamat SD 34.224 13,86

3 SD/MI/Sederajat 53.944 21,85

4 SLTP/MTs/Sederajat 47.872 19,39

5 SLTA/MA/Sederajat 67.771 27,45

6 SMK 9.521 3,86

7 Diploma I/II 2.278 0,92

8 Diploma III 3.565 1,44

9 Diploma IV/Universitas 17.217 6,97

10 S2/S3 1.084 0,44

Jumlah 246.895 100

Sumber : BPS Kota Kediri, 2010

Gambar

Gambar    1       Bagan Kerangka Berpikir ...........................................................
Tabel 4. Pengukuran tingkat kepentingan atribut kemasan, harga, kandungan gizi, rasa, dan promosi produk tahu kuning merek LTT
Tabel 5. Pengukuran performansi ideal (sifat yang diinginkan
Tabel 6.   Pengukuran kepercayaan konsumen terhadap atribut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Joyce Ratnaningsih, Apt., Sp.FRS Apt selaku Pemilik Sarana Apotek dan Vania Denise Djunaidy, S.Farm., Apt selaku Apoteker Penanggung Jawab Apotek Alba Medika yang telah

Pada penelitian ini didapatkan peningkatan jumlah kelompok sel Leydig yang bermakna pada kelompok perlakuan yang dipapar oleh estradiol, obat nyamuk bakar dan obat nyamuk

KOKO BeRdetil BORdiR Rp 339.900 teRSedia di SeluRuH GeRai MetRO LINIC KOKO MOtif GaRiS Rp 323.000 teRSedia di SeluRuH GeRai MetRO LINIC. KOKO BeRBORdiR eMaS Rp 335.000 teRSedia

Berkaitan dengan hal tersebut maka untuk menentukan besarnya sampel yang dapat mewakili dari populasi penelitian atau sumber data, dapat di tentukan berdasarkan

Hasil penelitian menggunakan uji statistik uji chi square menunjukkan bahwa hasil p = 0,006 (&lt; 0,05) ini berarti terdapat hubungan antara paparan debu dengan

Bukankah masih banyak pintu-pintu yang lain seperti sedekah, infaq, dan zakat-zakat lainya yang apabila bisa dikelola dengan baik itu sudah lebih dari cukup untuk

Gambar 4.1 Hubungan antara Tegangan Jepit Transformator dengan Kecuraman Muka Gelombang untuk Jarak 4 meter

Seiring dengan langkah demi langkah yang diselingi dengan berbagai kesulitan, alhamdulillah berkat karunia, hidayah dan ridho Allah SWT semata, akhirnya penulis