ABSTRAK
IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA 5 PENGALAMANKU KELAS 1 DI MI DARUL ULUM
MOJOSARIREJO DRIYOREJO GRESIK
Guru bertanggung jawab atas segala hal untuk menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Kurikulum 2013 diharapkan lebih efektif dan efisien, karena pembelajarannya berbasis aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran trandisipliner melalui tema-tema tanpa ada materi yang tumpangtindih.
Berdasarkan penelitian bahwa realitanya guru kelas 1 di MI Darul Ulum sering kali menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas, maka dapat diinternalisasikan permasalahan yang muncul di kelas tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, siswa cenderung hanya menerima ilmu pengetahuan dari guru, siswa tidak aktif di kelas. Kedua, ilmu pengetahuan yang diserap tidak maksimal sehingga mengakibatkan hasil belajar yang kurang memuaskan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Dan yang terpenting adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan strategi cooperative learning tipe teams games tournaments pada siswa dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku di kelas 1 MI Darul Ulum mojosarirejo Dritorejo Gresik.
Cooperative Learning adalah pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa agar punya ketrampilan untuk bisa bekerjasama dan berkolaborasi. Teams Games Tournaments adalah sebuah permainan kuis yang menggunakan turnamen akademik dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim anggota lain. Strategi ini di anggap sesuai dan mampu untuk mengatasi problematika di atas.
Implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournamenrs dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di Mi Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik
Kata kunci: Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments.
Hasil belajar siswa.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL SKRIPSI... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii
ABSTRAK... ... iv
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1
B. Rumusan masalah... 5
C. Tujuan penelitian... 6
D. Manfaat penelitian... 6
BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan pemikiran... 8
A.1. Strategi cooperative learning... 8
A.2. Komponen teams games tournaments... 10
A.3. Kegiatan teams games tournaments... 16
B. Definisi teams games tournaments...,, 27
C. Hasil belajar... 30
D. Tema 5 pengalamanku... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian... 34
B. Subjek penelitian... 34
C. Variabel penelitian... 35
D. Data dan tehnik pengumpulan data... 36
G. Tehnik analisis data... 42 H. Deskripsi lokasi penelitian... 45 I. Visi dan misi sekolah ... 46
BAB IV PEMBAHASAN
A. IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TEMA 5 PENGALAMANKU KELAS 1 DI MI DARUL ULUM MOJOSARIREJO DRIYOREJO GRESIK... 50
B. PEMBAHASAN SIKLUS
B.1. Siklus I... 53 B.2. Siklus II... 66
C. Perbandingan siklus I dan Siklus II... 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 80 B. Saran... 81
DAFTAR TABEL
PENGAMATAN SIKAP SIKLUS 1... 58
PENILAIAN PRESENTASI HASIL DISKUSI SIKLUS 1... 59
PENILAIAN MEMBUAT KARYA SENI... 60
DISTRIBUSI HASIL POSTES SIKLUS 1... 61
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I... 62
DATA HASIL OBSERVASI AKTIFITAS GURU SIKLUS I... 63
PENGAMATAN SIKAP SIKLUS II... 71
PENILAIAN PRESTASI HASIL DISKUSI SIKLUS II... 72
PENILAIAN MEMBUAT KARYA SENI... 73
DISTRIBUSI HASIL POSTES SIKLUS II...74
DATA HASIL OBSERVASI AKTIFATAS SISWA SIKLUS II... 74
DATA HASIL OBSERVASI AKTIFATAS GURU SIKLUS II... 75
DAFTAR GAMBAR FOTO PROSES PERSIAPAN UNTUK MEMULAI TGT... i
FOTO PROSES PERSIAPAN UNTUK MEMBERI HADIAH... ii
FOTO PROSES TGT SELAMA PEMBELAJARAN... iii
Seperti yang kita ketahui bahwa dunia pendidikan secara terus
menerus mengalami proses perubahan dan perkembangan. Perubahan ini
baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan terjadinya
paradigma dalam kehidupan masyarakat. Menurut Trianto, perubahan
paradigma dalam pembelajaran menuntut guru untuk bisa menyesuaikan
dengan dinamika yang ada. Perubahan-perubahan tersebut harus pula di
ikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pembelajaran di sekolah.1
Guru bertanggung jawab atas segala hal untuk menciptakan situasi
dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.” Untuk itu dalam proses
pembelajaran , metode, strategi atau kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sepatutnya adalah sesuatu yang benar-benar tepat dan
bermakna, untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tahap
perkembangan anak, maka strategi yang di gunakan guru untuk
menyampaikan sesuatu, baik yang berupa penanaman sikap, mental,
perilaku, kepribadian maupun kecerdasan harus tepat sasaran.2
1
Trianto, model pembelajaran innovatif berorientasi kontruktivisme(Jakarta :prestasi pustaka 2007)hal:2
2
2
Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potendi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.3
Tujuan utama mengajar adalah membentuk pola pikir peserta didik
hingga sejauh mana mereka bisa menyerap materi yang diharapkan
mampu untuk membentuk pola perilaku peserta didik itu sendiri.
Mengajar adalah suatu aktifitas yang mampu mendorong peserta didik
untuk belajar.
Pembelajaran itu sendiri adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar, berisikan serangkaian peristiwa yang dirancang
dan disusun sedemikian rupa agar mendukung proses belajar peserta didik
baik bersifat internal maupun eksternal. Proses belajar mengajar ini terjadi
karena adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik, atau peserta
didik dengan sesama peserta didik, yang terbentuk dalam suatu ikatan
kerjasama demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu terjadinya perubahan sikap
dan tingkah laku, yang didukung dengan pengetahuan dan ketrampilan,
3
Hendrat Sutopo,Wasti Sumanto, pembinaan dan perkembangan kurikulum(Jakarta:Bumi aksara1993)hal :2
3
maka kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi dimana
didalamnya merumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Melalui kurikulum 2013 ini diharapkan peserta didik lebih mudah
memahami pengetahuan faktual, melalui tema-tema mengikuti proses
pembelajaran trandisipliner menempatkan potensi yang dibelajarkan
dikaitkan dengan konteks peserta didik dan lingkungan. Materi
pembelajaran juga tidak tumpangtindih sehingga materipun dapat diterima
peserta didik dengan lebih efektif dan efisien. Pembelajaran ini berbasis
aktiviras atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik.
Dengan demikian akan mengarah kepada hal-hal yang dilakukan secara
bersama-sama antara guru dan peserta didik dan juga dengan teman
sekelasnya untuk mencapai kompetensi tertentu. Guru dan peserta didik
mempraktikkan materi pembelajaran secara mandiri atau kelompok.
Disinilah peran guru dibutuhkan untuk meningkatkan dan menyesuaikan
daya serap peserta didik dengan menggunakan strategi pembelajaran yang
dianggap bisa menjembatani proses tranfer ilmu dalam pembalajaran
terkait.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas 1 MI Darul Ulum Mojosarirejo
Driyorejo Gresik serta informasi dari mitra guru mengajar bahwa kelas
tersebut memiliki karakter yang berbeda dengan kelas lainnya. Absensi
4
Seringnya absen juga bisa berakibat ketinggalan materi atau minimnya
penyerapan materi pelajaran oleh peserta didik.4
Dari analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa siswa kelas 1 MI Darul
Ulum masih belum maksimal dalam penguasaan materi. Metode ceramah
yang digunakan guru secara terus menerus juga membuat mereka jenuh
dan tidak ada jalan untuk mengungkapkan potensi terpendam. Proses
belajar mengajar seperti ini jelas kurang optimal. Kriteria Ketuntasan
Minimum juga sulit dicapai peserta didik, tujuan pembelajaranpun tidak
bisa tercapai sesuai rencana yang telah di tetapkan. Oleh karena itu disini,
pendidik penting untuk menerapkan Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments dalam rangka mengatasi problem pembelajaran di atas.
Dari hasil pengamatan yang di lakukan kurang lebih selama 2 bulan di
sekolah, baik pada saat proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar
jam pelajaran, maka dapat diinternalisasikan permasalahan yang muncul
di kelas tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, dalam proses belajar mengajar di kelas siswa cenderung hanya menerima apa yang diberikan
oleh pendidik dan jarang berusaha sendiri untuk memperoleh ilmu
pengetahuan sehingga terkesan bahwa guru mendominasi dalam proses
pembelajaran dan keterlibatan siswa masih sangat minim (metode
4
Sri rahayu,guru kelas 1.a MI Darul Ulum,wawancara pribadi di Driyorejo Gresik,Desember 2014.
5
ceramah). Kedua, secara umum sttrategi yang digunakan guru terkesan monotan dan membosankan bagi peserta didik, guru masih kurang
innovatif dalam hal strategi pembelajaran. Ketiga, peserta didik kurang
aktif saat mengikuti proses pembelajaran, sehingga yang terserap sangat
minim dan mengakibatkan hasil belajar kurang memuaskan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah;
1. Untuk apakah implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar denganimplementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments pada siswa dalam pembelajaran tema 5 pengalamnku kelas 1 di MI Darul Ulum
6
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimanakah implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo
Gresik.
2. Mengetahui apakah implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tema 5 pengalamnku kelas 1 di MI Darul Ulum
Mojosarirejo Driyorejo Gresik?
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat, antara lain:
1. Bagi guru:
a) Guru tidak hanya mengajar dengan menggunakan metode
ceramah, tanya jawab saja.
b) Guru lebih bervariatif dan innovatif dalam menjalankan tugasnya
untuk mengajar.
c) Guru lebih berwawasan luas dan dapat mencari solusi pemecahan
7
d) Guru lebih bisa mengendalikan kelas dengan memberikan motivasi belajar melalui strategi cooperative learning tipe teams games tournaments
2. Bagi peserta didik:
a) Peserta didik tidak lagi merasa bosan dan jenuh saat berinteraksi
dalam pembelajaran
b) Peserta didik lebih termotifasi saat mengikuti pelajaran
c) Peserta didik lebih termotivasi untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
d) Peserta didik lebih termotifasi untuk masuk bersekolah.
e) Guru dan siswa sama-sama mendapatkan pengalaman baru saat berinteraksi dalam proses pembelajaran di dalam maupun di luar
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Landasan Pemikiran
A.1. Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments
Strategi Cooperative Learning adalah pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran kuperatif adalah pembelajaran yang
mengajarkan kepada siswa agar punya ketrampilan untuk bisa bekerjasama
dan berkolaborasi. 5
Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas,
yaitu interaksi yang dilakukan guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan sesama teman sekelasnya, dan peserta didik dengan guru (multi way traffic comunication). Pembelajaran ini menggunakan sistem kelompok kecil, yaitu antara 4 - 6 orang dengan latar belakang
kemampuan, jenis kelamin, yang berbeda (heterogen). Sistem penilaiannya
di lakukan secara kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan
penghargaan jika mampu menunjukkan prestasi yang di syaratkan. Bagi
mereka yang mendapatkan penghargaan akan sangat senang, dan bagi
mereka yang belum mendapatkan penghargaan hal ini akan menjadi
motivasi untuk giat belajar dengan harapan akan menyusul mendapatkan
penghargaan juga di pembelajaran berikutnya.
5
9
Strategi Cooperative Learning ini mendorong para siswa agar timnya berhasil, mereka akan membantu anggota timnya untuk lebih baik dan
akan melakukannya. Kadang-kadang siswa dapat melakukan suatu hal
yang luar biasa dalam menjelaskan gagasan yang sulit dengan bahasanya
sendiri. Strategi Cooperative Learning dapat digunakan secara ekstensif pada tiap subjek yang dikonsepkan di tingkat kelas bawah hingga di
perguruan tinggi.
Strategi Cooperative Learning ini menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman
satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Strategi
ini menekankan pada tujuan kesuksesan tim yang hanya akan dicapai
apabila semua anggota tim bisa belajar mengenai bahasan yang telah
diajarkan. Di dalam strategi ini ada tiga hal yang perlu di perhatikan yaitu
penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses
yang sama.
Penghargaan tim akan dapat diperoleh jika mereka berhasil
melampaui batasan tertentu yang telah di tentukan. Tidak ada persaingan
untuk memperebutkan penghargaan. Satu untuk semua dan semua untuk
satu. Tanggung jawab individu maksudnya kesuksesan tim tergantung
pada pembelajaran individu dari semua anggota tim.Tanggung jawab di
tekankan pada kegiatan anggota tim untuk saling membantu dalam belajar
10
mengikuti kuis atau bentuk penilaian lain tanpa bantuan teman satu
timnya.
Kesempatan sukses yang sama maksudnya semua siswa memberi
kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari
yang sebelumnya. Hal ini akan memacu motivasi mereka dan memastikan
bahwa mereka baik yang berkemampuan tinggi, sedang atau rendah akan
sama-sama di tantang untuk melakukan yang terbaik.
Walaupun semua siswa belajar bersama, tapi mereka tidak boleh
saling bantu untuk menyelesaikan tugas kuis. Tiap siswa harus mengetahui
materi pelajaran hari itu. Tanggung jawab individu seperti ini akan
memotifasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain,
karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat
semua anggota tim menguasai materi yang di ajarkan. Kesempatan sukses
yang sama dimaksudkan bahwa semua siswa mempunyai kesempatan
untuk menjadi bintang.6
A.2. Komponen Teams Games Tournaments
Teams Games Tournaments adalah sebuah permainan kuis yang
menggunakan turnamen akademik dan sistem skor kemajuan individu,
dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim anggota
lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
11
Deskripsi dari komponen-komponen Teams Games Tournaments
adalah sebagai berikut:
a. Tim (teams)
Tim ini terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan
etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua
anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya memastikan
semua anggota siap untuk menyelesaikan kuis dengan baik. Setelah
guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari
lembar kegiatan atau materi lainnya. Pembelajaran tersebut melibatkan
pembahasan permasalahan yang sama, membandingkan jawaban, dan
mengoreksi tiap-tiap kesalahpahaman yang terjadi saat proses
pembelajaran. Setiap anggota tim di harapkan dapat melakukan yang
terbaik untuk timnya, dan timpun harus melakukan yang terbaik untuk
membantu tiap anggotanya.
b. Kuis (games)
Kuis ini akan di kerjakan secara individu oleh siswa. Mereka tidak
boleh saling membantu satu sama lainnya, sehingga tiap siswa
bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. Skor
kemajuan individu akan memotifasi siswa untuk kinerja yang lebih
baik dari sebelumnya, dan tiap siswa memberikan kontribusi poin
yang maksimal kepada timnya.7
7
12
c. Membagi Siswa ke Dalam Tim (Teams)
Dalam membagi tim hendaknya dapat mewakili seluruh bagian
yang ada di kelas. Jangan biarkan siswa memilih anggota tim sendiri,
sebab mereka akan cenderung memilih teman yang kemampuannya
setara dengan mereka.
Adapun langkah-langkah yang dapat di laksanakan antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Memfoto copi Lembar Rangkuman Tim
Lembar rangkuman tim dikopi sesuai dengan jumlah anak yang
mewakili keadaan kelas dari berbagai tingkat kemampuan.
Misalnya, empat anak yang memegang kopian dengan klasifikasi
satu anak mewakili mereka yang kemampuannya termasuk tinggi,
dua anak mewakili mereka yang berkemampuan sedang, satu anak
lagi mewakili mereka yang kemampuannya termasuk rendah.
Rangkuman ini mencakup materi dalam kurikulum yang dirancang
khusus untuk pembelajaran tim siswa. Materi ini cukup mudah
dibuat sendiri oleh guru yaitu dengan membuat sebuah lembar
kegiatan, sebuah lembar jawaban, dan sebuah kuis untuk setiap
unit yang direncanakan untuk dijabarkan. Tiap unit harus terdiri
13
2. Susun Peringkat Kelas
Ambillah sehelai kertas, buatlah urutan peringkat kelas dari
yang tertinggi sampai yang terendah kinerjanya. Gunakan
informasi dari berbagai sumber untuk dapat melakukan hal ini.
Misalnya, di ambil berdasarkan nilai ujian, di ambil dari kwalitas
masing-masing siswa, atau berdasarkan penilaian kita sendiri.
Membuat peringkat kelas secara tepat memang sulit, tapi
bagaimanapun juga kita harus lakukan hal ini dengan yang terbaik.
3. Tentukan Jumlah Tim (Teams)
Satu tim beranggotakan empat siswa, jika hal ini
memungkinkan. Hal ini disesuaikan dengan jumlah siswa dalam
satu kelas. Jika jumlah siswa duapuluh, maka dibagi empat,
hasilnya adalah lima. Jadi, jumlah tim ada lima dengan anggota
nya empat siswa untuk tiap-tiap tim. Apabila jumlah siswa dalam
kelas tersebut tiga puluh misalnya, maka kelas bisa dibagi menjadi
delapan tim. Enam tim anggota kelompoknya ada empat siswa,
sedangkan yang dua tim beranggotakan masing-masing tiga siswa.8
4. Membagi Siswa ke Dalam Tim
Dalam membagi siswa ke dalam tim harusnya seimbang supaya
tiap tim terdiri atas level yang setara yaitu berkisar dari rendah,
sedang, dan tinggi. Gunakan daftar peringkat siswa berdasarkan
kinerjanya, dan bagikan huruf kepada masing-masing tim untuk
8
14
memberi nama pada kelompoknya. Misalnya dalam satu kelas ada
empat tim, maka nama dari tim tersebut adalah tim A, tim B, tim
C, dan tim D. Membagi para siswa ke dalam tim harus mewakili
seluruh bagian di dalam kelas. Di dalam kelas yang terdiri dari
separuh laki-laki dan separuh perempuan, tiga perempat berkulit
putih dan seperempat minoritas boleh saja membentuk tim yang
terdiri dari empat orang yaitu dua laki-laki dan dua perempuan,
tiga siswa kulit putih serta satu siswa minoritas, Tim tersebut juga
bisa terdiri dari seorang siswa berprestasi tinggi , seorang siswa
berprestasi rendah, dan dua lainnya yang berprestasi sedang.
Tentunya berprestasi tinggi adalah sebuah terminologi yang relatif,
ini berarti tinggi untuk kelas yang bersangkutan, tidak perlu tinggi
bila dibandingkan dengan norma-norma nasional.
5. Isi Lembar Rangkuman Tim.
Isilah nama-nama siswa dari tiap tim dalam lembar rangkuman
tim. Untuk menentukan skor awal gunakan nilai yang setara.
Sebelum memulai program ini sebaiknya membangun tim terlebih
dahulu. Hal ini akan sangat naik jika memulainya dengan satu atau
lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberi kesempatan
kepada siswa untuk saling mengenal anggota timnya dan
melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Pada saat ini beri
15
Adalah penting memberikan penghargaan kelompok (tim) dengan
cara-cara yang bervariasi dan bermanfaat. Semisal dengan memberikan
hadiah berupa sebuah kotak dan bebas PR. Setelah mereka berhasil
menjadi Tim super sebanyak lima kali, dia boleh memilih sebuah hadiah
dari kotak yang menarik tersebut. Kita bisa isi kotak tersebut dengan
permen atau yang lain yang menjadi kesukaan anak-anak. Teams games
Tournaments menggunakan kompetisi dalam suasana yang positif. Para
siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu mereka
hadapi setiap saat, tetapi games ini memberikan mereka peraturan dan
strategi untuk bersaing sebagai individu setelah mendapatkan bantuan dari
teman dalam team mereka. Mereka membangun ketergantungan atau
kepercayaan dalam tim asal mereka yang memberikan kesempatan kepada
mereka untuk merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam
tournament.
Menentukan skor awal pertama. Skor awal mewakili skor rata-rata
siswa pada kuis-kuis sebelumnya. Apabila kita baru Teams Games
tournaments ini setelah kita memberi tiga atau lima kuis atau boleh juga
lebih, maka kita gunakan rata-rata skor kuis siswa sebagai skor awal.
Selain itu kita juga bisa gunakan hasil nilai terakhir tahun lalu.
Membangun tim sebelum memulai program pembelajaran kooperatif
apapun, akan sangat baik jika memulai dengan satu atau lebih latihan
pembentukan tim sekedar untuk memberi kesempatan kepada anggota tim
16
satu sama lain. Misalnya, dengan memberi kesempatan untuk menciptakan
logo tim, benner, lagu, syair, atau yel-yell.
A.3. Kegiatan Teams Games Tournaments
Teams Games Tournaments terdiri atas sebuah siklus intruksi kegiatan sebagai berikut:
1. Penyampaian materi atau pengajaran.
2. Kegiatan belajar tim
3. Memainkan tournament
4. Rekognisi tim
Penjelasan dari siklus kegiatan di atas adalah sebagai berikut :
1. Penyampaian Materi atau Pengajaran
a) Waktu pertemuan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah 1-2
periode kelas.
b) Gagasan utamanya adalah menyampaikan pelajaran.
c) Materi yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan
pembelajaran adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Tiap pelajaran dalam Teams Games Tournament ini dimulai
dengan presentasi pelajaran tersebut didalam kelas. Presentasi tersebut
haruslah mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan
praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran kita,
kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian yang
17
Hal-hal yang perlu ditekankan adalah:
1) Pembukaan
a) Sampaikan pada siswa apa yang akan mereka pelajari dan
mengapa hal itu penting. Tumbuhkan rasa ingin tahu para
siswa akan masalah dalam kehidupan nyata, dan
sarana-sarana lainnya.
b) Buat para siswa bekerja dalam dalam tim mereka untuk
menemukan konsep-konsep, atau untuk membangkitkan
minat mereka terhadap pelajaran.
c) Ulangi setiap persyaratan atau informasi secara singkat
2) Pengembangan
a) Tetaplah selalu pada hal-hal yang kita ingin agar dipelajari
oleh para siswa.
b) Fokuskan pada pemaknaan bukan pada hafalan.
c) Demonstrasikan secara aktif konsep-konsep dengan
menggunakan alat bantu visual, cara-cara cerdik dan contoh
yang banyak.
d) Nilailah siswa sesering mungkin dengan memberi banyak
pertanyaan.
e) Jelaskan mengapa sebuah jawaban bisa salah ayau benar,
kecuali jika memang sudah sangat jelas.
f) Berpindahlah pada konsep berikutnya begitu para siswa
18
g) Peliharalah momdengan menghilangkan interupsi, terlalu
banyak bertanya, berpindah ke bagian lain pelajaran terlalu
cepat.
3) Pedoman pelaksanaan
a) Buatlah agar para siswa mengerjakan tiap persoalan atau
contoh, atau persiapan jawaban terhadap pertanyaan yang
kita berikan.
b) Panggil siswa secara acak. Ini akan membuat para siswa
selalu mempersiapkan diri mereka untuk manjawab.
c) Pada saat ini jangan memberikan tugas-tugas kelas yang
memakan waktu lama. Buatlah agar para siswa
mengerjakan satu atau dua permasalahan atau contoh, atau
mempersiapkan satu atau dua jawaban, lalu beri mereka
umpan balik.
2. Kegiatan Belajar Tim
a) Waktu pelaksanaan kegiatan belajar dalam tim adalah 1-2
periode kelas
b) Gagasan utamanya adalah para siswa mempelajari lembar
kegiatan dalam tim mereka
c) Materi yang di butuhkan adalah dua lembar kegiatan untuk
19
Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah
menguasai materi yang disampaikan di dalam kelas dan membantu
teman sekelasnya untuk menguasai materi tersebut. Para siswa
mempunyai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dapat
mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses
pembelajaran dan untuk menilai diri mereka sendiri dan teman
sekelasnya. Hanya dua kopian dari lembar kegiatan dan lembar
jawaban yang dinerikan pada tiap tim, ini akan mendorong teman
satu tim untuk bekerja sama, tetapi bila ada siswa yang ingin punya
kopian sendiri guru bisa menyediakan kopian tambahan.9
Pada hari pertama kerja tim, kita harus menjelaskan kepada
para siswa apa arti bekerja dalam tim. Khususnya sebelum
memulai kerja tim bahaslah aturan tim sebagai berikut; (bisa kita
tempatkan pada papan buletin atau papan tulis)
a) Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa
teman satu tim mereka telah mempelajari materinya.
b) Tak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu
tim menguasai pelajaran tersebut.
c) Mintalah bantuan kepada semua dalam satu tim untuk
membantu temannya sebelum teman mereka itu bertanya
kepada guru.
9
20
d) Teman satu tim boleh saling bicara satu sama lain dengan suara
pelan.
Kita juga bisa mendorong para siswa untuk membuat aturan
tambahan jika mereka mau. Lalu lanjutkan dengan
langkah-langkah berikut:
a) Buatlah teman satu tim memindahkan meja mereka bersama
atau berpindah ke meja tim mereka.
b) Berikan waktu sekitar sepuluh menit kepada tim untuk memilih
nama tim mereka, jika ada tim yang tidak bisa memcapai
kesepakatan mengenai nama tim saat itu, boleh menentukannya
belakangan.
c) Bagikan lembar kegiatan dan lembar jawaban(dua untuk
masing-masing tim).
d) Arahkan siswa untuk bekerja bersama secara berpasangan,
bertiga atau bekerja sebagai satu tim, tergantung pada pelajaran
yang akan di pelajari. Bila mereka sedang memecahkan
permasalahan(seperti dalam matematika), tiap siswa harus
mengerjakan masalah itu secara individual lalu
mencocokkannya dengan pasangannya. Jika ada yang
ketinggalan pertanyaan, teman satu tinnya punya tanggung
jawab untuk menjelaskannya. Jika para siswa sedang
mengerjakan pertanyaan dengan jawaban singkat, mereka
21
secara bergantian memegang lembar egiatan atau berusaha
menjawab pertanyaan.
e) Tekankan pada para siswa bahwa mereka belum selesai belajar
sampai mereka yakin bahwa teman satu tim mereka akan
mendapatkan poin 100 untuk kuisnya.
f) Pastikan kepada para siswa memahami bahwa lembar kegiatan
adalah untuk belajar , bukan sekedar untuk diisi dan
dipindahtangankan. Sehingga, sangat penting bagi para siswa
untuk memiliki lembar jawaban untuk mengetahui kemampuan
mereka sendiri dan teman satu timnya sembari mereka belajar.
g) Buatlah para siswa saling menjelaskan satu sama lain daripada
hanya sekedar saling mencocokkan lembar jawaban.
h) Ingatkan para siswa bahwa apabila mereka punya pertanyaan,
mereka harus bertanya kepada semua teman satu timnya
terlebih dahulu sebelum mengajukannya kepada guru.
i) Sewaktu mereka bekerja dalam tim, guru harus berkeliling
kelas, pujilah tim yang bekerja dengan baik, duduklah dengan
tiap tim untuk mendengar bagaimana anggota tim bekerja, dan
22
3. Memainkan Tournament
a) Waktu 1 periode kelas
b) Gagasan utama kompetisi dengan tiga peserta, meja turnamen
dengan kemampuan homogen.
c) Materi yang di butuhkan adalah lembar pembagian meja turnamen,
yang sudah diisi. Satu kopian lembar permainan dan satu lembar
jawaban untuk tiap meja turnamen. Satu lembar skor permainan
untuk tiap meja turnamen. Satu boks untuk kartu bernomor yang
berhubungan dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar
permainan untuk tiap meja turnamen. Pada awal periode
permainan, umumkanlah penempatan meja turnamen.
4. Rekognisi Tim
Rekognisi tim adalah bentuk penghargaan lain selain skor.
Dalam kajian kali ini penulis menentukan penghargaan kepada
tiap-tiap tim dengan mendapatkan bintang. Bentuk bintang ini adalah hasil
kreatifitas guru dan siswa yang terbuat dari kertas emas.
23
A.4. Langkah-langkah Strategi Teams Games Tournaments
Strategi Teams Games Tournament merupakan strategi pembelajaran kuperatif dimana setelah peserta didik belajar dalam kelompoknya,
masing-masing anggota kelompoknya akan mengadakan tournament atau
lomba dengan anggota kelompok lainnya sesuai dengan tingkat
kemampuannya.
Hasil permainan yang dirancang dalam model pembelajaran ini dapat
menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan yang sehat,
keterlibatan siswa dalam pembelajaran lebih aktif, dan memungkinkan
siswa belajar lebih rileks.10
Langkah-langkah yang harus di lakukan dalam Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament antara lain adalah:
1. Menyiapkan buku absensi siswa.
2. Membuat yel-yel.
3. Menyiapkan lembar materi diskusi.
4. Menyiapkan alat permainan edukatif (kartu-kartu).
5. Menyiapkan reward atau penghargaan berbentuk bintang emas.
10
Robert E. Slavin, cooperative learning,(Jakarta,Nusa media,2008) hal: 163
24
Penjelasan langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan buku absensi siswa
Langkah yang pertama adalah guru menyiapkan buku absen. Guru
memanggil satu persatu nama-nama siswa sesuai dengan nomor urut
yang tertulis di dalamnya.
Hal ini akan dilakukan agar guru mengetahui siapa saja yang
masuk dan siapa saja yang tidak masuk sekolah. Siswapun senang
karena merasa diperhatikan dengan di panggil namanya.
2. Membuat yel-yel
Selesai mengabsen guru beserta siswa bersama-sama membuat
yel-yel. Yel-yelnya singkat dan mudah di hafal oleh siswa. Tidak perlu
panjang-panjang, yang terpenting yel-yel ini bisa menyemangati
mereka untuk memulai pelajaran hari itu. Sebelum membuat yel-yel
guru terlebih dulu membagi kelas menjadi empat sampai lima
kelompok kecil.
Setelah itu tiap-tiap kelompok disilahkan untuk membuat yel-yel
masing-masing dengan bantuan guru. Dalam kelompok-kelompok
tersebut sifatnya homogen. Laki-laki perempuan, tinggi pendek,
gemuk kurus, pandai atau yang sedang saja kemampuannya, semua
25
3. Menyiapkan lembar materi diskusi
Setelah kelas sudah terbentuk menjadi kelompok-kelompok kecil,
guru memberikan materi yang sudah disiapkan. Materi disiapkan
sesuai dengan jumlah kelompok yang ada. Permasalahan yang akan
didiskusikan berbeda-beda. Meskipun demikian temanya di samakan.
Materi ini berupa bacaan dan juga ada beberapa pertanyaan di
bawahnya yang harus di jawab dan didiskusikan bersama dalam
kelompoknya masing-masing.
Setelah semua pertanyaan terjawab dari semua
kelompok-kelompok kecil tersebut, maka setiap kelompok-kelompok memberikan hasil
diskusinya kepada guru. Kemudian guru membagi lagi
kelompok-kelompok kecil tadi menjadi tiga kelompok-kelompok saja dalam satu kelas.
Kelompok yang ini barulah di sesuaikan dengan kemampuan siswa.
Kelompok pertama beranggotakan mereka yang kemampuannya
tergolong tinggi. Kelompok kedua adalah mereka yang berkemampuan
sedang. Kelompok ketiga untuk mereka yang tergolong rendah
kemampuannya.
4. Menyiapkan kartu-kartu untuk games
Di dalam kelompok-kelompok yang sudah dibedakan menurut
kemampuannya tersebut, akan di bagikan kartu permainan untuk
games. Kartu-kartu ini adalah alat permainan edukatif yang sudah di
siapkan oleh guru. Kartu ini di sesuaikan dengan tema yang dipelajari
26
situ juga di siapkan kunci jawabannya. Masing-masing kelompok
duduk melingkar. Tunjuklah anak yang sudah lancar membaca untuk
menjadi pemimpin dalam kelompok tersebut.
Pemimpin kelompok membacakan pertanyaan untuk anggotannya
secara urut. Jika pertanyaan yang di ajukan tidak terjawab oleh urutan
yang jadi gilirannya, maka pemimpin kelompok boleh
melemparkannya untuk dijawab anggota lainnya. Bagi yang bisa
menjawab pertanyaan tersebut, maka merekalah yang akan mendapat
penghargaan (reward).
5. Menyiapkan Penghargaan (reward)
Penghargaan (reward) yang akan diberikan berupa bintang emas yang di buat oleh guru dari kertas emas. Perolehan bintang ini akan
menjadi kebanggaan mereka. Bintang penghargaan ini akan dibawa
mereka kembali ke dalam kelompok-kelompok kecil yang pertama
dimana kelompok-kelompok ini bersifat homogen. Dalam kelompok
ini perolehan bintang penghargaan akan di jadikan satu dan di hitung
banyaknya.
Perolehan bintang ini pasti berbeda kelompok yang satu dengan
yang lainnya. Kelompok yang mendapatkan bintang penghargaan
paling banyak akan menjadi juaranya dan mendapatkan penghargaan
dari guru yaitu kelompok paling pintar. Sedangkan yang mendapat
juara dua mendapat penghargaan sangat pintar. Dan kelompok ketiga
27
penghargaan dari guru dengan sebutan kelompok pintar. Siswa tetap
merasa senang meskipun kelompoknya kalah, karena mereka tetaplah
jadi anak pintar.
Di dalam kelas ini tidak ada anak bodoh. Guru tidak boleh pilih
kasih dalam memperhatikan peserta didik. Mereka tidak boleh di
beda-bedakan satu sama lainnya. Lembar jawaban untuk tiap meja
turnamen. Satu lembar skor permainan untuk tiap meja turnamen. Satu
boks untuk kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor
pertanyaan-pertanyaan pada lembar permainan untuk tiap meja
turnamen. Pada awal periode permainan, umumkanlah penempatan
meja turnamen.11
B. Definisi - definisi Tentang Teams Games Tournaments (TGT)
Sebagian guru khawatir bahwa siswa tidak akan dapat mencakup
materi sebanyak mungkin dalam pembelajaran kooperatif seperti yang
biasanya mereka lakukan.
Menurut Gary porter guru kelas VI, Summiview Elementery School menyatakan;“
28
Menurut Bill Boller guru ilmu pengetahuan, senior High School
menyatakan:
“Saya sungguh dapat mencakup materi lebih banyak, karena saya tidak jalan samping seperti yang saya lakukan, menyampaikan cerita dan mengulangnya sendiri dan berusaha membuat segalanya menarik. Strategi ini telah membantu saya untuk lenih benar-benar secara berurutan dan bukannya sekedar abstraksi natural. Penelitian terhadap pembelajaran kooperatif menemukan bahwa penghargaan kelompok merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran kooperatif.” 13
Menurut Debra Kauffman, guru kelas V Taylor Elementery School,
menyatakan:
“Saya pernah mengalami masalah dengan penghargaan yang sangat populer di kelas V yang saya ajar. Salah satu dari bermacam bentuk penghargaan ini benar-benar sangat membantu saya!. Tim super patan untuk menciptakan penghargaan untuk tim super dan tim sangat baik lainnya. Mereka menggunakan ruang cetak, pernak pernik hadiah, kreasi-kreasi garfield untuk mendesain sertifikat, kupon, dan tiket.Kupon dapat di tebus untuk tugas “bebas”, dan tiket dapat digunakan untuk “waktu tim”, menggunakan komputer-yang lebih sering digunakan untuk hal lain selain mendesain penghargaan. Ini tetap akan penjadi penghargaan yang sangat populer dan istimewa, sekalipun telah digunakan selama berbulan-bulan.”
Menurut Joan kotzin Guru kelas V Poin Pleasant Elementery School,
menyatakan:14
“Anak-anak benar-benar berlomba-lomba untuk menjadi Tim Super. Saya telah menambahkan sedikit insentif ekstra dengan sebuah kotak yang menarik dan bebas PR. Setelah para siswa berhasil menjadi Tim Super sebanyak lima kali, dia boleh memilih sebuah hadiah dari kotak yang menarik tersebut. Hadiahnya bermacam-macam dan ada mutiara warna warni yang saya dapatkan di pasar sekitar. Anak-anak yang berhasil menjadi tim Super sebanyak enam kali mendapatkan bebas PR, yang membolehkan mereka tidakmengerjakan satu PR untuk satu pelajaran. Saya juga akan mengajak peraih penghargaan Tim Super dua kali ke bazar atau memberikan poin ekstra jika tiap orang dalam tim telah menyelesaikan dua bab. Ini juga berlaku sebagai insentif.”15
13
Ibid 173
14
29
Menurut Edgar Berger, Guru matematika Cypress Lake Middle
School menyatakan;
“Saya memberi kepada para siswa “Burger Buck” yang baik sebagai hadiah ekstra, bebas PR, waktu untuk ke perpustakaan (diluar pelajaran matematika), milkshake gratis, atau hal lain yang masuk akal ( bisa dinegosiasi). Ini diberikan kepada pemenang dan tim turnamen TGT dan juga individu, karena telah melakukan sesuatu di luar kewajiban yang seharusnya, atau untuk kemajuan dramatis dalam pencapaian prestasi.”Karena ia menggunakan games akademik dan juga pembelajaran tim, TGT sering kali dilihat sebagai salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang paling mengasyikkan.16
Menurut Steve Parsons, guru matematika West Frederick Middle
School menyatakan:
“Menurut pendapat saya TGT adalah salah satu tehnik terbaik yang pernah saya gunakan di dalam kelas saya. Apa yang dilakukan TGT adalah memberikan kesempatan kepada saya sebagai guru untuk menggunakan kompetisi dalam suasana yang positif dan kondusif. Para siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu RKM mereka hadapi setiap saat, tetapi TGT memberikan mereka peraturan dan strategi untuk bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari teman mereka. Mereka membangun ketergantungan atau kepercayaan dalam tim asal mereka yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam turnamen.17
30
Menurut Wanda Sue Wansley, guru kelas Caloosa middle School,
menyatakan:
“Saya sama sekali tidak punya masalah dalam menjaga ketertiban para siswa atau antusiasme mereka terhadap TGT. Bahkan kenyataannya, saya mendengar”Kapan kita akan mengadakan turnamen lagi?”.jauh lebih sering saya dengar daripada, “Apa kita harus melakukannya?.Jika karena suatu alasan kami tidak melakukan turnamen pada waktu yang biasanya(tiap akhir bab), berarti akan banyak protes.Suatu ketika kami melakukan turnamen ekstra karena ada tamu yang ingin mengamati, maka mereka melakukannya dengan sangat senang. Saya selalu mengumumkan tim pemenang pada sistem berita seluruh sekolah setelah turnamen. Para siswa senang mendengar nama mereka dan nama tim mereka dalam pengumuman tersebut.Hasilnya juga dikirimkan ke kelas saya, sehingga mereka bisa melihat bagaimana anak yang lain juga melakukan hal yang sama.”18
C. Hasil Belajar.
Hasil belajar pada pembelajaran kooperatif ini memfokuskan pada
penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja. Dalam
memotivasi belajar siswa ada tiga struktur tujuan yaitu kooperatif, dimana
usaha berorientasi pada tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada
pencapaian tujuan angota yang lain. Kompetitif, dimana usaha berorientasi
pada tujuan dari tiap individu untuk menghalangi pencapaian tujuan
anggota lainnya. Individualistik, dimana usaha berorientasi pada tujuan
dari tiap individu tidak memiliki konsekwensi apapun bagi anggota
lainnya.
31
Sedangkan motivasi belajar dalam pembelajaran kooperatif adalah
sebuah struktur tujuan yang menciptakan sebuah situasi dimana
satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah
jika kelompok mereka bisa sukses. Untuk meraih tujuan personal mereka,
anggota kelompok harus membantu anggota timnya melakukan apapun
guna membuat timnya berhasil, dan yang lebih penting mendorong
anggota satu kelompoknya untuk melakukan hal yang maksimal. Dengan
kata lain penghargaan kelompok yang didasarkan pada kinerja kelompok
akan menciptakan struktur penghargaan interpersonal dimana anggota
kelompok akan memberi atau menghalangi pemicu-pemicu sosial seperti
pujian atau dorongan dalam merespon usaha-usaha yang berhubungan
dengan kerja kelompok.
Pembelajaran dengan menggunakan strategi yang menyenangkan
siswa ternyata sangat mempengaruhi hasil belajar. Jika siswa senang,
maka proses tranfer ilmu akan mudah terekam oleh mereka. Strategi
pembelajaran akan menjadi ujung tombak bagi siswa untuk mendapatkan
hasil belajar yang memuaskan.
Tapi, sebaliknya jika mereka belajar dengan strategi pembelajaran
yang kurang disukai dan bahkan menimbulkan kejenuhan bagi mereka,
maka sudah bisa di pastikan ilmu yang diserap siswa sedikit sekali yang
juga sekaligus mempengaruhi hasil belajar yang kurang memuaskan. Hasil
32
D. Tema 5 Pengalamanku.
Dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku mencakup empat Sub.
Tema . Kita akan mengupas tentang tema tersebut yang akan disampaikan
dengan Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments, sebagai berikut:
1. Tema 5 : Pengalamanku
a) Sub. Tema 1 : pengalaman masa kecilku yang menyenangkan
b) Sub. Tema 2 : pengalamanku disekolah
c) Sub. Tema 3 : pengalamanku bergembira bersama teman
d) Sub. Tema 4 : pengalamanku yang berkesan
2. Pemetaan materi
a. Bahasa Indonesia :
1) Menjelaskan cara merawat tubuh
2) Bercerita berdasarkan gambar
3) Menulis kalimat berdasarkan gambar
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
1) Melaksanakan tata tertib di rumah sekolah dan tempat
umum
2) Menceritakan kebersamaan di rumah dan di sekolah
c. Seni Budaya dan Prakarya
33
d. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
1) Menjaga kebersihan diri
2) Melakukan aktivitas jasmani untuk keseimbangan tubuh
e. Matematika
1) Membilang banyak benda
2) Membaca dan menulis lambang bilangan
3) Membedakan berbagai bangun datar dan bangun ruang
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian (setting)
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian dan waktu
penelitian sebagai berikut:
a. Tempat penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di ruang kelas 1 MI Darul
Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran
2014-2015. Penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan kalender
pendidikan MI Darul Ulum, karena penelitian ini memerlukan siklus
yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
B. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 Tahun
Pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 21 anak. 8 anak
perempuan dan 13 anak laki-laki. Secara terperinci dapat di lihat dari tabel
sebagai berikut:19
35
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk memecahkan
masalah-masalah yang terjadi di kelas 1 yaitu rendahnya hasil belajar
siswa. Terkait dengan rumusan masalah yang sudah diuraikan diatas, maka
peneliti melakukan beberapa penelitian untuk mengatasinya.
Variabel-variabel penelitian yang dijadikan sebagai titik temu untuk
menjawab permasalahan tersebut di atas dibedakannya menjadi tiga
macam:
1. Variabel input yaitu siswa kelas 1 MI Darul Ulum Mojosarirejo
Driyorejo Gresik.
2. Variabel proses yaitu Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments.
3. Variabel output yaitu peningkatan hasil belajar siswa. No Jenis kelamin Jumlah siswa
1. Siswa laki-laki 13 anak
2. Siswa perempuan 8 anak
36
D. Data dan Tehnik Pengambilan Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan
masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu
keadaan, gambar, simbol, huruf, suara, angka, atau bahasa lainnya yang
bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian
ataupun konsep.
Jenis data dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Data kualitatif
Data kualitatif ini menggambarkan suatu kejadian, baik yang
berbentuk narasi, gambar, cerita, dan sebagainya.
Hal tersebut tidak hanya menjawab mengapa peristiwa itu terjadi dan
bagaimana cara subjek melakukannya. Jadi tidak berupa
angka-angka.20
Adapun yang termasuk data kuantitatif pada penelitian ini adalah
data-data untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa selama proses
penelitian. Selain itu data kualitatif juga digunakan untuk mengetahui
situasi dan kondisi selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka.21
Adapun data yang termasuk data kuantitatif pada penelitian ini adalah
20
Zainal arifin,penelitian pendidiksn,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2011)hal.139
21
P Joko subagyo,Mwtode penelitian dalam teori dan praktek,( Jakarta ,Rineka cipta,2006)hal:97
37
tentang hasil test siswa. Dalam tindakan penelitian kelas, tes adalah
salah satu tehnik pengumpulan data yang sering digunakan.
Tehnik tes ditinjau dari bentuknya dapat dibedakanmenjadi dua
yaitu tes subjaktif dan tes objaktif. Sedangkan jika ditinjau dari
pelaksanaannya tehnik tes dapat dibedakan menjadi dua juga yaitu tes
lisan dan tes tulis
E. Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah :
1. Siswa:
Untuk mendapatkan hasil belajar setelah menerapkan strategi
cooperative learning tipe teams games tournaments.
2. Guru :
Untuk melihat tingkat keberhasilan dari hasil belajar yang telah
diperoleh sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan.
3. Guru kolabolator:
Untuk melihat pendekatan penelitian tindakan kelas secara
komprehensip baik dari sisi siswa maupun guru.
F. Instrument danTehnik Pengumpulan Data
Banyak sekali cara yang bisa dipakai untuk mengumpulkan data.
Namun kita harus jeli dalam memilih cara yang terbaik dan efisien untuk
38
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan peneliti
untuk menggali data dari objek atau subjek penelitian. Kategori instrument
pengumpulan data yang dipilih harus sesuai dengan paradigma yang
digunakan. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan strategi
pengumpilan data dengan menggali makna dibalik data yang nampak,
sehingga peneliti sendiri bisa merasakan, menghayati, mengalami dan
memahami seperti yang dilakukan oleh subjek penelitian. Oleh karena itu
peneliti tidak bisa mewakilkan pada orang lain untuk terjun ke lapangan
dalam mencari data, akan tetapi peneliti sendiri yang harus terjun dan
terlibat langsung dalam dunia alamiah subjek penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam
pengumpulan data, diantaranya:
1. Wawancara.
Wawancara yang dimaksud adalah proses tanya jawab secara
mendalam dengan informan guna memeroleh informasi yang lebih
terperinci sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan pada
peserta didik dan juga guru yang membantu peneliti mengopservasi
proses pembelajaran. Wawancara hanya memerlukan perwakilan dari
keseluruhan peserta didik.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara terbuka atau
wawancara tak berstruktur. Wawancara ini sering digunakan dalam
39
obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan
atau variabel apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran
yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada
pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam objek.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Tehnik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau
keyakinan pribadi.22
2. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengamati kondisi, proses, dan
perilaku pada saat pembelajaran berlangsung yaitu dari tahap awal
sampai tahap akhir. Observasi ini diperlukan untuk mengetahui data
tentang aktifitas siswa yang dilaksanakan oleh peneliti melalui lembar
pengamatan siswa.
Observasi adalah uraian tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami dan dipikirkan peneliti selama pengumpulan dan refleksi data
dalam sebuah studi kualitatif. Dalam observasi ini peneliti
menggunakan observasi partisipatif artinya dalam observasi ini
22
40
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data (dalam hal ini adalah siswa), dan ikut
merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipatif ini, maka data
yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui
pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Ada beberapa tahapan observasi, yaitu:
a) Observasi deskriptif.
Obserfasi ini dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi
sosial tertentu sebagai objek penelitian.
b) Observasi terfokus.
Dalam tahap ini peneliti sudah melakukan minitour
observation, yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk
difokuskan pada aspek tertentu.
c) Observasi terseleksi.
Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang
41
3. Tes.
Tes ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta
didik dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman dan
evaluasi. Artinya tes mempunyai makna tersendiri dalam dunia
pendidikan khususnya dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara untuk
mendapatkan hasil belajar yakni sebagai berikut:23
a) Pre tes
Pre tes dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan. Pre tes ini
bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal
siswa tentang materi yang akan disampaikan.
b) Post tes
Post tes diberikan setelah pembelajaran dilakukan. Tujuan post tes
untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah
disampaikan.
c) Non tes
Setelah melakukan pre tes dan post tes siswa diarahkan untuk
mempraktekkan materi yang telah diajarkan.
23
42
G. Tehnik Analisis Data
Analisa data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk
mencari, menemukan, dan menyusun transkip wawancara, catatan-catatan
lapangan dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti
dengan tehnik-tehnik tertentu
Analisa data dapat memberikan petunjuk tehnis tentang cara
menganalisis data, yaitu:
1. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan
2. Menghubungkan temuan dengan pengalaman pribadi
3. Meminta masukan dari teman sejawat yang di anggap dapat berfikir
kritis
4. Mengkaitkan temuan dengan hasil pustaka
5. Kembalikan kepada teori
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif
kualitatif dan kuantitatif dimana dari data tersebut dapat diketahui hasil
belajar siswa yang bisa dilihat dari ketuntasan (KKM) Kriteria Ketuntasan
Minimum. Tuntas tidaknya nilai (KKM) sangat dipengaruhi oleh hasil
belajar siswa.
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan oleh guru yang
berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang dapat
43
kualitatif. Data kualitatif berupa deskrriptif saat pembelajaran sedang
berlangsung, kerjasama kelompok saat berdiskusi, dan keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, yang pada dasarnya dikumpulkan
oleh guru yang berperan sebagai peneliti dan pengajar.
Analisis data dari pengumpulan data merupakan tahapan yang penting
dalam menyelesaikan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang telah
terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, dan
akan menjadi data yang mati.
Perolehan data akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dan
kuantitatif yaitu data dari hasil tes belajar siswa untuk mengetahui nilai
rata-rata siswa persiklus dan sejauh mana peningkatan nilai hasil belajar
siswa dalam materi tema 5 pengalamanku dari siklus I sampai siklus II.
Untuk mengetahui nilai rata-rata siswa persiklus, dianalisis dengan
menggunakan rumus rata-rata.
Menurut Sudjana, untuk menghitung rata-rata kelas digunakan rumus
sebagai berikut:24
24
44
Keterangan:
• 1 X = Rata-rata(mean)
• ∑x = Jumlah semua nilai siswa
• N = Jumlah siswa
Skor rata-rata yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan kedalam
bentuk sebuah predikat yang mempunyai skala sebagai berikut:
a. 91 - 100 : Baik sekali
b. 75 - 90 : Baik
c. 70 - 74 : Cukup
d. 50 - 69 : kurang
e. 0 - 49 : kurang sekali
Untuk menghitung prosentase peningkatan hasil belajar siswa pada
siklus I dan siklus II digunakan rumus persentase. Adapun rumusnya
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
• P = Prosentase yang akan dicari
• F = Jumlah siswa yang tuntas
45
H. Deskripsi Lokasi Penelitian
MI Darul Ulum berlokasi di Desa Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo
Kabupaten Gresik. Berdiri sejak tahun 1946. MI Darul Ulum ini berada di
tengah-tengah pemukiman yang tergolong padat penduduknya. Dahulu,
MI ini adalah satu-satunya sekolah yang ada di desa ini yang kemudian
disusul SD N. Kian hari penduduk desa kian banyak terlebih dengan
adanya pemukiman-pemukiman perumahan baru di sekitar desa.
Masyarakatnyapun kini bersifat homogen karena banyak berasal dari latar
belakang dan karakter yang berbeda. Para penduduk baru berasal dari
berbagai macam bahasa, suku dan agama. MI Darul Ulum berdiri
berdampingan dengan RA Darul Ulum, berada dibawah naungan Lembaga
Pendidikan Ma’arif NU.
I. Visi Misi MI Darul Ulum
Adapun Visi, Misi, Tujuan MI Darul Ulum adalah sebagai berikut:
1. Visi MI Darul Ulum
MI Darul Ulum mempunyai visi ”Berprestasi, berakhlak
mulia, berwawasan, dan mandiri”. MI Darul Ulum mempunyai
harapan bisa menghantarkan peserta didiknya menjadi pribadi yang
kritis, cerdas, dan berprestasi. Disamping akademisnya bagus,
mereka juga berkepribadian yang baik, sopan dan berakhlak mulia.
Peserta didik MI Darul Ulum harus mempunyai wawasan luas dan
46
agar mereka juga menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan tidak
mudah menyerah.
2. Misi MI Darul Ulum
Untuk mewujudkan Visi yang telah dicanangkan. MI Darul
Ulum mempunyai beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan.
Hal pertama yang akan dilakukan MI Darul Ulum adalah
melaksanakan pengembangan kurikulum 2013. Meskipun ini
adalah hal yang baru, MI Darul Ulum menggunakannya sebagai
suatu pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Tentu
saja pengembangan kurikulum ini disesuaikan dengan kondisi
sekolah.
Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan
innovatif menjadi jalan bagi MI untuk mewujudkan visi yang telah
dibuat. Hal lain yang akan dilakukan adalah meningkatkan
peningkatan mutukompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
Tenaga pendidik dan kependidikan juga merupakan faktor penting
demi terwujudnya pendidikan yang baik.
Melakukan penilaian secara menyeluruh, berkesinambungan,
objektif, otentik, mendidik dan bermakna menjadi salah satu misi
MI Darul Ulum untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta
didiknya. Meskipun berbekal bahan seadanya, MI Darul Ulum
tetap berusaha menyediakan media pembelajaran dan alat peraga
47
Dalam rangka penciptaan peserta didik yang mandiri, maka MI
Darul Ulum juga menanamkan sikap kemandirian pada setiap
peserta didiknya. Segala upaya yang dilakukan MI Darul Ulum di
atas tidak terlepas dari budaya 6 S (senyum, salam, sapa, sopan,
santun, dan serius).
3. Tujuan pendidikan MI Darul Ulum
Dari visi yang telah dicanangkan dan langkah-langkah konkrit
yang dilakukan pada MI Darul Ulum mempunyai tujuan yang pertama
adalah terlaksananya pengembangan kurikulum 2013, terlaksananya
pengembangan silabus dan RPP, terciptanya kearifan bertindak dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam hal pembelajaran MI Darul Ulum mempunyai tujuan
terlaksananya pembelajaran yang aktif, innofatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Serta terlaksananya peningkatan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan, terlaksananya penilaian secara
menyeluruh, berkesinambungan, objektif, otentik, mendidik dan
bermakna.
Terlaksananya pembelajaran bagi peserta didik dengan berbagai
media dan alat pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan
yang telah di canangkan bersama. Hal ini dimulai dari semerter II
48
4. Struktur organisasi
Dalam sebuah lembaga pastinya mempunyai struktur organisasi
untuk menjalankan segala bentuk kegiatan yang ada. Struktur
organisasi juga berfungsi untuk mempermudah kinerja masing-masing
bagian. MI Darul Ulum menyusun struktur organisasinya sebagai
berikut. Sekolah MI Darul Ulum dibawah komando ibu Sri Rahayu,
S.pd selaku kepala sekolah . Di MI Darul Ulum ada 6 guru kelas, yang
bertangung jawab untuk menjalankan segala bentuk kegiatan belajar
mengajar di kelas. Ibu Siti Nurkasanah sebagai guru kelas I. Ibu
Ummul azizah,S.pd bertanggung jawab di kelas II. Ibu Siti Maimunah,
S.pd bertanggung jawab di kelas III. Kelas IV dipercayakan kepada
Bapak Masnul Adim,S.pd. Ibu Maya Indah Sari,S.pd memegang kelas
V. Bapak Mabrur,S.pd memegang kelas VI.
Untuk urusan kebugaran dan kesehatan peserta didik, MI Darul
mempunyai guru olah raga yaitu Bapak Ade Febrinanda A. Pak Ade
mengajar PJOK mulai dari kelas I hingga kelas VI di MI Darul Ulum.
Untuk muatan lokal Bahasa Inggris diampu oleh Ibu Arum Yuliana,
Spd.I dan muatan lokal Bahasa Jawa dipegang oleh guru kelas
masing-masing. Dalam hal administrasi, MI Darul Ulum mempunyai
tenaga ketatausahaan yaitu Ibu Rukiyah, S.E. Dalam hal keuangan
beserta sirkulasinya ibu Rukiyah,S.E yang dipercaya untuk
49
Untuk pengembangan diri siswa, MI Darul Ulum mempunyai
program ekstra kurikuler diantaranya adalah pramuka, banjari, dan
lukis. Kegiatan ekstra kurikuler pramuka dan lukis dipegang oleh kak
Eko, sedangkan banjari atau samroh di pegang oleh ibu Alwi. Dalam
hal kebersihan sekolah MI Darul Ulum mempunyai seorang pegawai
yang bernama ibu Sumiyati.25
5. Keadaan tenaga guru, karyawan dan siswa objek penelitian
Sekolah MI Darul Ulum yang dipimpin oleh ibu Sri Rahayu,S.pd
mempunyai dua belas tenaga pendidik untuk menyelenggarakan proses
belajar mengajar. Kesemuanya sudah sarjana. Semua guru atau
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah MI Darul Ulum berjalan
dengan baik sesuai dengan tugas masing-masing. Kegiatan
pengembangan diri juga berjalan dengan baik. Kegiatan Pramuka,
samroh, melukis, dan ekstra olah raga juga berjalan dengan baik.
Proses pelaksanaan penelitian yang menjadi objek penelitian
adalah siswa siswi kelas I. Siswa-siswi kelas I pada dasarnya adalah
anak-anak yang aktif. Mereka berasal dari desa Mojosarirejo sendiri,
meskipun demikian ada juga yang dari pemukiman perumahan.
25
50
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di MI Darul Ulum
Mojosarirejo Driyorejo Gresik
Implementasi strategi cooperative learning adalah salah satu tehnik terbaik bahkan merupakan strategi yang di anggap paling mengasyikkan,
karena ia menggunakan games akademik dan juga pembelajaran teams.
Teams Games Tournaments memberikan kesempatan kepada guru untuk menggunakan kompetisi dalam suasana yang kondusif. Siswa juga
menyadari bahwa kompetisi adalah sesuatu yang akan mereka hadapi
setiap saat, tetapi teams games tournament memberi mereka peraturan dan
strategi bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari
temannya. Mereka membangun sebuah ketergantungan atau kepercayaan
diri dalam team asalkan mereka yang memberikan kesempatan itu
memberikan kesempatan untuk merasa percaya diri ketika mereka
bersaing dalam tournaments.
Penelitian terhadap pembelajaran cooperative menemukan bahwa penghargaan kelompok merupakan bagian yang penting dalam
pembelajaran cooperative. Adalah penting penghargaan kelompok (teams) diberikan dengan cara-cara yang bervariasi dan bermanfaat. Hal ini akan
51
Kini para siswa sudah mulai asyik dan merasa enjoy dengan strategi
cooperative learning bahkan mereka selalu bertanya kapan kita main
games tounaments lagi. Ini menunjukkan bahwa mereka menikmati
suasana permainan dan menyukai kesempatan rekognisi team mereka.
Games itu sendiri menciptakan warna positif di dalam kelas karena
kesenangan siswa terhadap permainan tersebut.
Guru perlu bertindak sebagai wasit untuk menyelesaikan
ketidaksepakatan terhadap aturan dan jawaban, tetapi jika ada seorang
guru yang berkeliling kelas dan langsung mengintervensi begitu masalah
muncul, gangguan seperti ini akan berkurang. Struktur dan aturan
permainan sangat menentukan warna dan membantu menjaga sikap
positif.
Implementasi strategi cooperative learning membawa dampak positif bagi siswa maupun bagi guru.
Bagi siswa, antara lain;
1. Siswa tidak lagi merasa bosan di kelas karena banyaknya materi yang
menjemukan
2. Siswa tidak lagi merasa malas belajar (menulis dan berhitung)
3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas
52
5. Siswa mempunyai banyak pengalaman belajar dan bermain saat
berinteraksi di kelas
6. Siswa lebih banyak menguasai dan memahami materi daripada
sekedar hanya menghafalkan materi yang sudah di sampaikan oleh
guru.
Bagi guru, antara lain:
1. Guru tidak lagi mengajar hanya dengan metode ceramah atau tanya
jawab saja
2. Guru lebih bervariatif dalam mengajar
3. Guru lebih innovative dalam berstrategi di kelas terkait dengan
penyampaian materi ajar
4. Guru lebih berwawasan dalam mencari solusi untuk memecahkan
problematika di kelas.
5. Guru lebih bisa mengendalikan kelas dan lebih bisa memberikan
semangat atau motivasi belajar terhadap siswanua.
6. Guru lebih bisa memberi pemahaman materi daripada hanya
menghafalkan materi kepada siswa.
7. Guru bisa menghantarkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar
sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang sangat