• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA 5 PENGALAMANKU KELAS 1 DI MI DARUL ULUM MOJOSARIREJO DRIYOREJO GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA 5 PENGALAMANKU KELAS 1 DI MI DARUL ULUM MOJOSARIREJO DRIYOREJO GRESIK."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA 5 PENGALAMANKU KELAS 1 DI MI DARUL ULUM

MOJOSARIREJO DRIYOREJO GRESIK

Guru bertanggung jawab atas segala hal untuk menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Kurikulum 2013 diharapkan lebih efektif dan efisien, karena pembelajarannya berbasis aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran trandisipliner melalui tema-tema tanpa ada materi yang tumpangtindih.

Berdasarkan penelitian bahwa realitanya guru kelas 1 di MI Darul Ulum sering kali menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas, maka dapat diinternalisasikan permasalahan yang muncul di kelas tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, siswa cenderung hanya menerima ilmu pengetahuan dari guru, siswa tidak aktif di kelas. Kedua, ilmu pengetahuan yang diserap tidak maksimal sehingga mengakibatkan hasil belajar yang kurang memuaskan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Dan yang terpenting adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan strategi cooperative learning tipe teams games tournaments pada siswa dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku di kelas 1 MI Darul Ulum mojosarirejo Dritorejo Gresik.

Cooperative Learning adalah pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa agar punya ketrampilan untuk bisa bekerjasama dan berkolaborasi. Teams Games Tournaments adalah sebuah permainan kuis yang menggunakan turnamen akademik dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim anggota lain. Strategi ini di anggap sesuai dan mampu untuk mengatasi problematika di atas.

Implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournamenrs dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di Mi Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik

Kata kunci: Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments.

Hasil belajar siswa.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL SKRIPSI... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii

ABSTRAK... ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1

B. Rumusan masalah... 5

C. Tujuan penelitian... 6

D. Manfaat penelitian... 6

BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan pemikiran... 8

A.1. Strategi cooperative learning... 8

A.2. Komponen teams games tournaments... 10

A.3. Kegiatan teams games tournaments... 16

B. Definisi teams games tournaments...,, 27

C. Hasil belajar... 30

D. Tema 5 pengalamanku... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian... 34

B. Subjek penelitian... 34

C. Variabel penelitian... 35

D. Data dan tehnik pengumpulan data... 36

(8)

G. Tehnik analisis data... 42 H. Deskripsi lokasi penelitian... 45 I. Visi dan misi sekolah ... 46

BAB IV PEMBAHASAN

A. IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TEMA 5 PENGALAMANKU KELAS 1 DI MI DARUL ULUM MOJOSARIREJO DRIYOREJO GRESIK... 50

B. PEMBAHASAN SIKLUS

B.1. Siklus I... 53 B.2. Siklus II... 66

C. Perbandingan siklus I dan Siklus II... 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 80 B. Saran... 81

(9)

DAFTAR TABEL

PENGAMATAN SIKAP SIKLUS 1... 58

PENILAIAN PRESENTASI HASIL DISKUSI SIKLUS 1... 59

PENILAIAN MEMBUAT KARYA SENI... 60

DISTRIBUSI HASIL POSTES SIKLUS 1... 61

DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I... 62

DATA HASIL OBSERVASI AKTIFITAS GURU SIKLUS I... 63

PENGAMATAN SIKAP SIKLUS II... 71

PENILAIAN PRESTASI HASIL DISKUSI SIKLUS II... 72

PENILAIAN MEMBUAT KARYA SENI... 73

DISTRIBUSI HASIL POSTES SIKLUS II...74

DATA HASIL OBSERVASI AKTIFATAS SISWA SIKLUS II... 74

DATA HASIL OBSERVASI AKTIFATAS GURU SIKLUS II... 75

DAFTAR GAMBAR FOTO PROSES PERSIAPAN UNTUK MEMULAI TGT... i

FOTO PROSES PERSIAPAN UNTUK MEMBERI HADIAH... ii

FOTO PROSES TGT SELAMA PEMBELAJARAN... iii

(10)

Seperti yang kita ketahui bahwa dunia pendidikan secara terus

menerus mengalami proses perubahan dan perkembangan. Perubahan ini

baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan terjadinya

paradigma dalam kehidupan masyarakat. Menurut Trianto, perubahan

paradigma dalam pembelajaran menuntut guru untuk bisa menyesuaikan

dengan dinamika yang ada. Perubahan-perubahan tersebut harus pula di

ikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan

pembelajaran di sekolah.1

Guru bertanggung jawab atas segala hal untuk menciptakan situasi

dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat

berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.” Untuk itu dalam proses

pembelajaran , metode, strategi atau kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru sepatutnya adalah sesuatu yang benar-benar tepat dan

bermakna, untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tahap

perkembangan anak, maka strategi yang di gunakan guru untuk

menyampaikan sesuatu, baik yang berupa penanaman sikap, mental,

perilaku, kepribadian maupun kecerdasan harus tepat sasaran.2

       1

 Trianto, model pembelajaran innovatif berorientasi kontruktivisme(Jakarta :prestasi pustaka  2007)hal:2 

2

(11)

2   

Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potendi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.3

Tujuan utama mengajar adalah membentuk pola pikir peserta didik

hingga sejauh mana mereka bisa menyerap materi yang diharapkan

mampu untuk membentuk pola perilaku peserta didik itu sendiri.

Mengajar adalah suatu aktifitas yang mampu mendorong peserta didik

untuk belajar.

Pembelajaran itu sendiri adalah suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu proses belajar, berisikan serangkaian peristiwa yang dirancang

dan disusun sedemikian rupa agar mendukung proses belajar peserta didik

baik bersifat internal maupun eksternal. Proses belajar mengajar ini terjadi

karena adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik, atau peserta

didik dengan sesama peserta didik, yang terbentuk dalam suatu ikatan

kerjasama demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu terjadinya perubahan sikap

dan tingkah laku, yang didukung dengan pengetahuan dan ketrampilan,

       3

 Hendrat Sutopo,Wasti Sumanto, pembinaan dan perkembangan kurikulum(Jakarta:Bumi  aksara1993)hal :2 

(12)

3   

maka kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi dimana

didalamnya merumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan,

dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Melalui kurikulum 2013 ini diharapkan peserta didik lebih mudah

memahami pengetahuan faktual, melalui tema-tema mengikuti proses

pembelajaran trandisipliner menempatkan potensi yang dibelajarkan

dikaitkan dengan konteks peserta didik dan lingkungan. Materi

pembelajaran juga tidak tumpangtindih sehingga materipun dapat diterima

peserta didik dengan lebih efektif dan efisien. Pembelajaran ini berbasis

aktiviras atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik.

Dengan demikian akan mengarah kepada hal-hal yang dilakukan secara

bersama-sama antara guru dan peserta didik dan juga dengan teman

sekelasnya untuk mencapai kompetensi tertentu. Guru dan peserta didik

mempraktikkan materi pembelajaran secara mandiri atau kelompok.

Disinilah peran guru dibutuhkan untuk meningkatkan dan menyesuaikan

daya serap peserta didik dengan menggunakan strategi pembelajaran yang

dianggap bisa menjembatani proses tranfer ilmu dalam pembalajaran

terkait.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas 1 MI Darul Ulum Mojosarirejo

Driyorejo Gresik serta informasi dari mitra guru mengajar bahwa kelas

tersebut memiliki karakter yang berbeda dengan kelas lainnya. Absensi

(13)

4   

Seringnya absen juga bisa berakibat ketinggalan materi atau minimnya

penyerapan materi pelajaran oleh peserta didik.4

Dari analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa siswa kelas 1 MI Darul

Ulum masih belum maksimal dalam penguasaan materi. Metode ceramah

yang digunakan guru secara terus menerus juga membuat mereka jenuh

dan tidak ada jalan untuk mengungkapkan potensi terpendam. Proses

belajar mengajar seperti ini jelas kurang optimal. Kriteria Ketuntasan

Minimum juga sulit dicapai peserta didik, tujuan pembelajaranpun tidak

bisa tercapai sesuai rencana yang telah di tetapkan. Oleh karena itu disini,

pendidik penting untuk menerapkan Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments dalam rangka mengatasi problem pembelajaran di atas.

Dari hasil pengamatan yang di lakukan kurang lebih selama 2 bulan di

sekolah, baik pada saat proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar

jam pelajaran, maka dapat diinternalisasikan permasalahan yang muncul

di kelas tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, dalam proses belajar mengajar di kelas siswa cenderung hanya menerima apa yang diberikan

oleh pendidik dan jarang berusaha sendiri untuk memperoleh ilmu

pengetahuan sehingga terkesan bahwa guru mendominasi dalam proses

pembelajaran dan keterlibatan siswa masih sangat minim (metode

       4

 Sri rahayu,guru kelas 1.a MI Darul Ulum,wawancara pribadi di Driyorejo Gresik,Desember 2014. 

       

(14)

5   

ceramah). Kedua, secara umum sttrategi yang digunakan guru terkesan monotan dan membosankan bagi peserta didik, guru masih kurang

innovatif dalam hal strategi pembelajaran. Ketiga, peserta didik kurang

aktif saat mengikuti proses pembelajaran, sehingga yang terserap sangat

minim dan mengakibatkan hasil belajar kurang memuaskan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah;

1. Untuk apakah implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar denganimplementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments pada siswa dalam pembelajaran tema 5 pengalamnku kelas 1 di MI Darul Ulum

(15)

6   

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimanakah implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo

Gresik.

2. Mengetahui apakah implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tema 5 pengalamnku kelas 1 di MI Darul Ulum

Mojosarirejo Driyorejo Gresik?

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat, antara lain:

1. Bagi guru:

a) Guru tidak hanya mengajar dengan menggunakan metode

ceramah, tanya jawab saja.

b) Guru lebih bervariatif dan innovatif dalam menjalankan tugasnya

untuk mengajar.

c) Guru lebih berwawasan luas dan dapat mencari solusi pemecahan

(16)

7   

d) Guru lebih bisa mengendalikan kelas dengan memberikan motivasi belajar melalui strategi cooperative learning tipe teams games tournaments

2. Bagi peserta didik:

a) Peserta didik tidak lagi merasa bosan dan jenuh saat berinteraksi

dalam pembelajaran

b) Peserta didik lebih termotifasi saat mengikuti pelajaran

c) Peserta didik lebih termotivasi untuk aktif dalam proses

pembelajaran.

d) Peserta didik lebih termotifasi untuk masuk bersekolah.

e) Guru dan siswa sama-sama mendapatkan pengalaman baru saat berinteraksi dalam proses pembelajaran di dalam maupun di luar

(17)

8   

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Landasan Pemikiran

A.1. Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments

Strategi Cooperative Learning adalah pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran kuperatif adalah pembelajaran yang

mengajarkan kepada siswa agar punya ketrampilan untuk bisa bekerjasama

dan berkolaborasi. 5

Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas,

yaitu interaksi yang dilakukan guru dengan peserta didik, peserta didik

dengan sesama teman sekelasnya, dan peserta didik dengan guru (multi way traffic comunication). Pembelajaran ini menggunakan sistem kelompok kecil, yaitu antara 4 - 6 orang dengan latar belakang

kemampuan, jenis kelamin, yang berbeda (heterogen). Sistem penilaiannya

di lakukan secara kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan

penghargaan jika mampu menunjukkan prestasi yang di syaratkan. Bagi

mereka yang mendapatkan penghargaan akan sangat senang, dan bagi

mereka yang belum mendapatkan penghargaan hal ini akan menjadi

motivasi untuk giat belajar dengan harapan akan menyusul mendapatkan

penghargaan juga di pembelajaran berikutnya.

       5 

(18)

9   

Strategi Cooperative Learning ini mendorong para siswa agar timnya berhasil, mereka akan membantu anggota timnya untuk lebih baik dan

akan melakukannya. Kadang-kadang siswa dapat melakukan suatu hal

yang luar biasa dalam menjelaskan gagasan yang sulit dengan bahasanya

sendiri. Strategi Cooperative Learning dapat digunakan secara ekstensif pada tiap subjek yang dikonsepkan di tingkat kelas bawah hingga di

perguruan tinggi.

Strategi Cooperative Learning ini menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman

satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Strategi

ini menekankan pada tujuan kesuksesan tim yang hanya akan dicapai

apabila semua anggota tim bisa belajar mengenai bahasan yang telah

diajarkan. Di dalam strategi ini ada tiga hal yang perlu di perhatikan yaitu

penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses

yang sama.

Penghargaan tim akan dapat diperoleh jika mereka berhasil

melampaui batasan tertentu yang telah di tentukan. Tidak ada persaingan

untuk memperebutkan penghargaan. Satu untuk semua dan semua untuk

satu. Tanggung jawab individu maksudnya kesuksesan tim tergantung

pada pembelajaran individu dari semua anggota tim.Tanggung jawab di

tekankan pada kegiatan anggota tim untuk saling membantu dalam belajar

(19)

10   

mengikuti kuis atau bentuk penilaian lain tanpa bantuan teman satu

timnya.

Kesempatan sukses yang sama maksudnya semua siswa memberi

kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari

yang sebelumnya. Hal ini akan memacu motivasi mereka dan memastikan

bahwa mereka baik yang berkemampuan tinggi, sedang atau rendah akan

sama-sama di tantang untuk melakukan yang terbaik.

Walaupun semua siswa belajar bersama, tapi mereka tidak boleh

saling bantu untuk menyelesaikan tugas kuis. Tiap siswa harus mengetahui

materi pelajaran hari itu. Tanggung jawab individu seperti ini akan

memotifasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain,

karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat

semua anggota tim menguasai materi yang di ajarkan. Kesempatan sukses

yang sama dimaksudkan bahwa semua siswa mempunyai kesempatan

untuk menjadi bintang.6

A.2. Komponen Teams Games Tournaments

Teams Games Tournaments adalah sebuah permainan kuis yang

menggunakan turnamen akademik dan sistem skor kemajuan individu,

dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim anggota

lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.

(20)

11   

Deskripsi dari komponen-komponen Teams Games Tournaments

adalah sebagai berikut:

a. Tim (teams)

Tim ini terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh

bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan

etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua

anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya memastikan

semua anggota siap untuk menyelesaikan kuis dengan baik. Setelah

guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari

lembar kegiatan atau materi lainnya. Pembelajaran tersebut melibatkan

pembahasan permasalahan yang sama, membandingkan jawaban, dan

mengoreksi tiap-tiap kesalahpahaman yang terjadi saat proses

pembelajaran. Setiap anggota tim di harapkan dapat melakukan yang

terbaik untuk timnya, dan timpun harus melakukan yang terbaik untuk

membantu tiap anggotanya.

b. Kuis (games)

Kuis ini akan di kerjakan secara individu oleh siswa. Mereka tidak

boleh saling membantu satu sama lainnya, sehingga tiap siswa

bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. Skor

kemajuan individu akan memotifasi siswa untuk kinerja yang lebih

baik dari sebelumnya, dan tiap siswa memberikan kontribusi poin

yang maksimal kepada timnya.7

       7

(21)

12   

c. Membagi Siswa ke Dalam Tim (Teams)

Dalam membagi tim hendaknya dapat mewakili seluruh bagian

yang ada di kelas. Jangan biarkan siswa memilih anggota tim sendiri,

sebab mereka akan cenderung memilih teman yang kemampuannya

setara dengan mereka.

Adapun langkah-langkah yang dapat di laksanakan antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Memfoto copi Lembar Rangkuman Tim

Lembar rangkuman tim dikopi sesuai dengan jumlah anak yang

mewakili keadaan kelas dari berbagai tingkat kemampuan.

Misalnya, empat anak yang memegang kopian dengan klasifikasi

satu anak mewakili mereka yang kemampuannya termasuk tinggi,

dua anak mewakili mereka yang berkemampuan sedang, satu anak

lagi mewakili mereka yang kemampuannya termasuk rendah.

Rangkuman ini mencakup materi dalam kurikulum yang dirancang

khusus untuk pembelajaran tim siswa. Materi ini cukup mudah

dibuat sendiri oleh guru yaitu dengan membuat sebuah lembar

kegiatan, sebuah lembar jawaban, dan sebuah kuis untuk setiap

unit yang direncanakan untuk dijabarkan. Tiap unit harus terdiri

(22)

13   

2. Susun Peringkat Kelas

Ambillah sehelai kertas, buatlah urutan peringkat kelas dari

yang tertinggi sampai yang terendah kinerjanya. Gunakan

informasi dari berbagai sumber untuk dapat melakukan hal ini.

Misalnya, di ambil berdasarkan nilai ujian, di ambil dari kwalitas

masing-masing siswa, atau berdasarkan penilaian kita sendiri.

Membuat peringkat kelas secara tepat memang sulit, tapi

bagaimanapun juga kita harus lakukan hal ini dengan yang terbaik.

3. Tentukan Jumlah Tim (Teams)

Satu tim beranggotakan empat siswa, jika hal ini

memungkinkan. Hal ini disesuaikan dengan jumlah siswa dalam

satu kelas. Jika jumlah siswa duapuluh, maka dibagi empat,

hasilnya adalah lima. Jadi, jumlah tim ada lima dengan anggota

nya empat siswa untuk tiap-tiap tim. Apabila jumlah siswa dalam

kelas tersebut tiga puluh misalnya, maka kelas bisa dibagi menjadi

delapan tim. Enam tim anggota kelompoknya ada empat siswa,

sedangkan yang dua tim beranggotakan masing-masing tiga siswa.8

4. Membagi Siswa ke Dalam Tim

Dalam membagi siswa ke dalam tim harusnya seimbang supaya

tiap tim terdiri atas level yang setara yaitu berkisar dari rendah,

sedang, dan tinggi. Gunakan daftar peringkat siswa berdasarkan

kinerjanya, dan bagikan huruf kepada masing-masing tim untuk

       8

(23)

14   

memberi nama pada kelompoknya. Misalnya dalam satu kelas ada

empat tim, maka nama dari tim tersebut adalah tim A, tim B, tim

C, dan tim D. Membagi para siswa ke dalam tim harus mewakili

seluruh bagian di dalam kelas. Di dalam kelas yang terdiri dari

separuh laki-laki dan separuh perempuan, tiga perempat berkulit

putih dan seperempat minoritas boleh saja membentuk tim yang

terdiri dari empat orang yaitu dua laki-laki dan dua perempuan,

tiga siswa kulit putih serta satu siswa minoritas, Tim tersebut juga

bisa terdiri dari seorang siswa berprestasi tinggi , seorang siswa

berprestasi rendah, dan dua lainnya yang berprestasi sedang.

Tentunya berprestasi tinggi adalah sebuah terminologi yang relatif,

ini berarti tinggi untuk kelas yang bersangkutan, tidak perlu tinggi

bila dibandingkan dengan norma-norma nasional.

5. Isi Lembar Rangkuman Tim.

Isilah nama-nama siswa dari tiap tim dalam lembar rangkuman

tim. Untuk menentukan skor awal gunakan nilai yang setara.

Sebelum memulai program ini sebaiknya membangun tim terlebih

dahulu. Hal ini akan sangat naik jika memulainya dengan satu atau

lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberi kesempatan

kepada siswa untuk saling mengenal anggota timnya dan

melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Pada saat ini beri

(24)

15   

Adalah penting memberikan penghargaan kelompok (tim) dengan

cara-cara yang bervariasi dan bermanfaat. Semisal dengan memberikan

hadiah berupa sebuah kotak dan bebas PR. Setelah mereka berhasil

menjadi Tim super sebanyak lima kali, dia boleh memilih sebuah hadiah

dari kotak yang menarik tersebut. Kita bisa isi kotak tersebut dengan

permen atau yang lain yang menjadi kesukaan anak-anak. Teams games

Tournaments menggunakan kompetisi dalam suasana yang positif. Para

siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu mereka

hadapi setiap saat, tetapi games ini memberikan mereka peraturan dan

strategi untuk bersaing sebagai individu setelah mendapatkan bantuan dari

teman dalam team mereka. Mereka membangun ketergantungan atau

kepercayaan dalam tim asal mereka yang memberikan kesempatan kepada

mereka untuk merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam

tournament.

Menentukan skor awal pertama. Skor awal mewakili skor rata-rata

siswa pada kuis-kuis sebelumnya. Apabila kita baru Teams Games

tournaments ini setelah kita memberi tiga atau lima kuis atau boleh juga

lebih, maka kita gunakan rata-rata skor kuis siswa sebagai skor awal.

Selain itu kita juga bisa gunakan hasil nilai terakhir tahun lalu.

Membangun tim sebelum memulai program pembelajaran kooperatif

apapun, akan sangat baik jika memulai dengan satu atau lebih latihan

pembentukan tim sekedar untuk memberi kesempatan kepada anggota tim

(25)

16   

satu sama lain. Misalnya, dengan memberi kesempatan untuk menciptakan

logo tim, benner, lagu, syair, atau yel-yell.

A.3. Kegiatan Teams Games Tournaments

Teams Games Tournaments terdiri atas sebuah siklus intruksi kegiatan sebagai berikut:

1. Penyampaian materi atau pengajaran.

2. Kegiatan belajar tim

3. Memainkan tournament

4. Rekognisi tim

Penjelasan dari siklus kegiatan di atas adalah sebagai berikut :

1. Penyampaian Materi atau Pengajaran

a) Waktu pertemuan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah 1-2

periode kelas.

b) Gagasan utamanya adalah menyampaikan pelajaran.

c) Materi yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan

pembelajaran adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Tiap pelajaran dalam Teams Games Tournament ini dimulai

dengan presentasi pelajaran tersebut didalam kelas. Presentasi tersebut

haruslah mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan

praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran kita,

kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian yang

(26)

17   

Hal-hal yang perlu ditekankan adalah:

1) Pembukaan

a) Sampaikan pada siswa apa yang akan mereka pelajari dan

mengapa hal itu penting. Tumbuhkan rasa ingin tahu para

siswa akan masalah dalam kehidupan nyata, dan

sarana-sarana lainnya.

b) Buat para siswa bekerja dalam dalam tim mereka untuk

menemukan konsep-konsep, atau untuk membangkitkan

minat mereka terhadap pelajaran.

c) Ulangi setiap persyaratan atau informasi secara singkat

2) Pengembangan

a) Tetaplah selalu pada hal-hal yang kita ingin agar dipelajari

oleh para siswa.

b) Fokuskan pada pemaknaan bukan pada hafalan.

c) Demonstrasikan secara aktif konsep-konsep dengan

menggunakan alat bantu visual, cara-cara cerdik dan contoh

yang banyak.

d) Nilailah siswa sesering mungkin dengan memberi banyak

pertanyaan.

e) Jelaskan mengapa sebuah jawaban bisa salah ayau benar,

kecuali jika memang sudah sangat jelas.

f) Berpindahlah pada konsep berikutnya begitu para siswa

(27)

18   

g) Peliharalah momdengan menghilangkan interupsi, terlalu

banyak bertanya, berpindah ke bagian lain pelajaran terlalu

cepat.

3) Pedoman pelaksanaan

a) Buatlah agar para siswa mengerjakan tiap persoalan atau

contoh, atau persiapan jawaban terhadap pertanyaan yang

kita berikan.

b) Panggil siswa secara acak. Ini akan membuat para siswa

selalu mempersiapkan diri mereka untuk manjawab.

c) Pada saat ini jangan memberikan tugas-tugas kelas yang

memakan waktu lama. Buatlah agar para siswa

mengerjakan satu atau dua permasalahan atau contoh, atau

mempersiapkan satu atau dua jawaban, lalu beri mereka

umpan balik.

2. Kegiatan Belajar Tim

a) Waktu pelaksanaan kegiatan belajar dalam tim adalah 1-2

periode kelas

b) Gagasan utamanya adalah para siswa mempelajari lembar

kegiatan dalam tim mereka

c) Materi yang di butuhkan adalah dua lembar kegiatan untuk

(28)

19   

Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah

menguasai materi yang disampaikan di dalam kelas dan membantu

teman sekelasnya untuk menguasai materi tersebut. Para siswa

mempunyai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dapat

mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses

pembelajaran dan untuk menilai diri mereka sendiri dan teman

sekelasnya. Hanya dua kopian dari lembar kegiatan dan lembar

jawaban yang dinerikan pada tiap tim, ini akan mendorong teman

satu tim untuk bekerja sama, tetapi bila ada siswa yang ingin punya

kopian sendiri guru bisa menyediakan kopian tambahan.9

Pada hari pertama kerja tim, kita harus menjelaskan kepada

para siswa apa arti bekerja dalam tim. Khususnya sebelum

memulai kerja tim bahaslah aturan tim sebagai berikut; (bisa kita

tempatkan pada papan buletin atau papan tulis)

a) Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa

teman satu tim mereka telah mempelajari materinya.

b) Tak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu

tim menguasai pelajaran tersebut.

c) Mintalah bantuan kepada semua dalam satu tim untuk

membantu temannya sebelum teman mereka itu bertanya

kepada guru.

       9

(29)

20   

d) Teman satu tim boleh saling bicara satu sama lain dengan suara

pelan.

Kita juga bisa mendorong para siswa untuk membuat aturan

tambahan jika mereka mau. Lalu lanjutkan dengan

langkah-langkah berikut:

a) Buatlah teman satu tim memindahkan meja mereka bersama

atau berpindah ke meja tim mereka.

b) Berikan waktu sekitar sepuluh menit kepada tim untuk memilih

nama tim mereka, jika ada tim yang tidak bisa memcapai

kesepakatan mengenai nama tim saat itu, boleh menentukannya

belakangan.

c) Bagikan lembar kegiatan dan lembar jawaban(dua untuk

masing-masing tim).

d) Arahkan siswa untuk bekerja bersama secara berpasangan,

bertiga atau bekerja sebagai satu tim, tergantung pada pelajaran

yang akan di pelajari. Bila mereka sedang memecahkan

permasalahan(seperti dalam matematika), tiap siswa harus

mengerjakan masalah itu secara individual lalu

mencocokkannya dengan pasangannya. Jika ada yang

ketinggalan pertanyaan, teman satu tinnya punya tanggung

jawab untuk menjelaskannya. Jika para siswa sedang

mengerjakan pertanyaan dengan jawaban singkat, mereka

(30)

21   

secara bergantian memegang lembar egiatan atau berusaha

menjawab pertanyaan.

e) Tekankan pada para siswa bahwa mereka belum selesai belajar

sampai mereka yakin bahwa teman satu tim mereka akan

mendapatkan poin 100 untuk kuisnya.

f) Pastikan kepada para siswa memahami bahwa lembar kegiatan

adalah untuk belajar , bukan sekedar untuk diisi dan

dipindahtangankan. Sehingga, sangat penting bagi para siswa

untuk memiliki lembar jawaban untuk mengetahui kemampuan

mereka sendiri dan teman satu timnya sembari mereka belajar.

g) Buatlah para siswa saling menjelaskan satu sama lain daripada

hanya sekedar saling mencocokkan lembar jawaban.

h) Ingatkan para siswa bahwa apabila mereka punya pertanyaan,

mereka harus bertanya kepada semua teman satu timnya

terlebih dahulu sebelum mengajukannya kepada guru.

i) Sewaktu mereka bekerja dalam tim, guru harus berkeliling

kelas, pujilah tim yang bekerja dengan baik, duduklah dengan

tiap tim untuk mendengar bagaimana anggota tim bekerja, dan

(31)

22   

3. Memainkan Tournament

a) Waktu 1 periode kelas

b) Gagasan utama kompetisi dengan tiga peserta, meja turnamen

dengan kemampuan homogen.

c) Materi yang di butuhkan adalah lembar pembagian meja turnamen,

yang sudah diisi. Satu kopian lembar permainan dan satu lembar

jawaban untuk tiap meja turnamen. Satu lembar skor permainan

untuk tiap meja turnamen. Satu boks untuk kartu bernomor yang

berhubungan dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar

permainan untuk tiap meja turnamen. Pada awal periode

permainan, umumkanlah penempatan meja turnamen.

4. Rekognisi Tim

Rekognisi tim adalah bentuk penghargaan lain selain skor.

Dalam kajian kali ini penulis menentukan penghargaan kepada

tiap-tiap tim dengan mendapatkan bintang. Bentuk bintang ini adalah hasil

kreatifitas guru dan siswa yang terbuat dari kertas emas.

(32)

23   

A.4. Langkah-langkah Strategi Teams Games Tournaments

Strategi Teams Games Tournament merupakan strategi pembelajaran kuperatif dimana setelah peserta didik belajar dalam kelompoknya,

masing-masing anggota kelompoknya akan mengadakan tournament atau

lomba dengan anggota kelompok lainnya sesuai dengan tingkat

kemampuannya.

Hasil permainan yang dirancang dalam model pembelajaran ini dapat

menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan yang sehat,

keterlibatan siswa dalam pembelajaran lebih aktif, dan memungkinkan

siswa belajar lebih rileks.10

Langkah-langkah yang harus di lakukan dalam Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament antara lain adalah:

1. Menyiapkan buku absensi siswa.

2. Membuat yel-yel.

3. Menyiapkan lembar materi diskusi.

4. Menyiapkan alat permainan edukatif (kartu-kartu).

5. Menyiapkan reward atau penghargaan berbentuk bintang emas.

       10

 Robert E. Slavin, cooperative learning,(Jakarta,Nusa media,2008) hal: 163   

 

       

(33)

24   

Penjelasan langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan buku absensi siswa

Langkah yang pertama adalah guru menyiapkan buku absen. Guru

memanggil satu persatu nama-nama siswa sesuai dengan nomor urut

yang tertulis di dalamnya.

Hal ini akan dilakukan agar guru mengetahui siapa saja yang

masuk dan siapa saja yang tidak masuk sekolah. Siswapun senang

karena merasa diperhatikan dengan di panggil namanya.

2. Membuat yel-yel

Selesai mengabsen guru beserta siswa bersama-sama membuat

yel-yel. Yel-yelnya singkat dan mudah di hafal oleh siswa. Tidak perlu

panjang-panjang, yang terpenting yel-yel ini bisa menyemangati

mereka untuk memulai pelajaran hari itu. Sebelum membuat yel-yel

guru terlebih dulu membagi kelas menjadi empat sampai lima

kelompok kecil.

Setelah itu tiap-tiap kelompok disilahkan untuk membuat yel-yel

masing-masing dengan bantuan guru. Dalam kelompok-kelompok

tersebut sifatnya homogen. Laki-laki perempuan, tinggi pendek,

gemuk kurus, pandai atau yang sedang saja kemampuannya, semua

(34)

25   

3. Menyiapkan lembar materi diskusi

Setelah kelas sudah terbentuk menjadi kelompok-kelompok kecil,

guru memberikan materi yang sudah disiapkan. Materi disiapkan

sesuai dengan jumlah kelompok yang ada. Permasalahan yang akan

didiskusikan berbeda-beda. Meskipun demikian temanya di samakan.

Materi ini berupa bacaan dan juga ada beberapa pertanyaan di

bawahnya yang harus di jawab dan didiskusikan bersama dalam

kelompoknya masing-masing.

Setelah semua pertanyaan terjawab dari semua

kelompok-kelompok kecil tersebut, maka setiap kelompok-kelompok memberikan hasil

diskusinya kepada guru. Kemudian guru membagi lagi

kelompok-kelompok kecil tadi menjadi tiga kelompok-kelompok saja dalam satu kelas.

Kelompok yang ini barulah di sesuaikan dengan kemampuan siswa.

Kelompok pertama beranggotakan mereka yang kemampuannya

tergolong tinggi. Kelompok kedua adalah mereka yang berkemampuan

sedang. Kelompok ketiga untuk mereka yang tergolong rendah

kemampuannya.

4. Menyiapkan kartu-kartu untuk games

Di dalam kelompok-kelompok yang sudah dibedakan menurut

kemampuannya tersebut, akan di bagikan kartu permainan untuk

games. Kartu-kartu ini adalah alat permainan edukatif yang sudah di

siapkan oleh guru. Kartu ini di sesuaikan dengan tema yang dipelajari

(35)

26   

situ juga di siapkan kunci jawabannya. Masing-masing kelompok

duduk melingkar. Tunjuklah anak yang sudah lancar membaca untuk

menjadi pemimpin dalam kelompok tersebut.

Pemimpin kelompok membacakan pertanyaan untuk anggotannya

secara urut. Jika pertanyaan yang di ajukan tidak terjawab oleh urutan

yang jadi gilirannya, maka pemimpin kelompok boleh

melemparkannya untuk dijawab anggota lainnya. Bagi yang bisa

menjawab pertanyaan tersebut, maka merekalah yang akan mendapat

penghargaan (reward).

5. Menyiapkan Penghargaan (reward)

Penghargaan (reward) yang akan diberikan berupa bintang emas yang di buat oleh guru dari kertas emas. Perolehan bintang ini akan

menjadi kebanggaan mereka. Bintang penghargaan ini akan dibawa

mereka kembali ke dalam kelompok-kelompok kecil yang pertama

dimana kelompok-kelompok ini bersifat homogen. Dalam kelompok

ini perolehan bintang penghargaan akan di jadikan satu dan di hitung

banyaknya.

Perolehan bintang ini pasti berbeda kelompok yang satu dengan

yang lainnya. Kelompok yang mendapatkan bintang penghargaan

paling banyak akan menjadi juaranya dan mendapatkan penghargaan

dari guru yaitu kelompok paling pintar. Sedangkan yang mendapat

juara dua mendapat penghargaan sangat pintar. Dan kelompok ketiga

(36)

27   

penghargaan dari guru dengan sebutan kelompok pintar. Siswa tetap

merasa senang meskipun kelompoknya kalah, karena mereka tetaplah

jadi anak pintar.

Di dalam kelas ini tidak ada anak bodoh. Guru tidak boleh pilih

kasih dalam memperhatikan peserta didik. Mereka tidak boleh di

beda-bedakan satu sama lainnya. Lembar jawaban untuk tiap meja

turnamen. Satu lembar skor permainan untuk tiap meja turnamen. Satu

boks untuk kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor

pertanyaan-pertanyaan pada lembar permainan untuk tiap meja

turnamen. Pada awal periode permainan, umumkanlah penempatan

meja turnamen.11

B. Definisi - definisi Tentang Teams Games Tournaments (TGT)

Sebagian guru khawatir bahwa siswa tidak akan dapat mencakup

materi sebanyak mungkin dalam pembelajaran kooperatif seperti yang

biasanya mereka lakukan.

Menurut Gary porter guru kelas VI, Summiview Elementery School menyatakan;“

(37)

28   

Menurut Bill Boller guru ilmu pengetahuan, senior High School

menyatakan:

“Saya sungguh dapat mencakup materi lebih banyak, karena saya tidak jalan samping seperti yang saya lakukan, menyampaikan cerita dan mengulangnya sendiri dan berusaha membuat segalanya menarik. Strategi ini telah membantu saya untuk lenih benar-benar secara berurutan dan bukannya sekedar abstraksi natural. Penelitian terhadap pembelajaran kooperatif menemukan bahwa penghargaan kelompok merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran kooperatif.” 13

Menurut Debra Kauffman, guru kelas V Taylor Elementery School,

menyatakan:

“Saya pernah mengalami masalah dengan penghargaan yang sangat populer di kelas V yang saya ajar. Salah satu dari bermacam bentuk penghargaan ini benar-benar sangat membantu saya!. Tim super patan untuk menciptakan penghargaan untuk tim super dan tim sangat baik lainnya. Mereka menggunakan ruang cetak, pernak pernik hadiah, kreasi-kreasi garfield untuk mendesain sertifikat, kupon, dan tiket.Kupon dapat di tebus untuk tugas “bebas”, dan tiket dapat digunakan untuk “waktu tim”, menggunakan komputer-yang lebih sering digunakan untuk hal lain selain mendesain penghargaan. Ini tetap akan penjadi penghargaan yang sangat populer dan istimewa, sekalipun telah digunakan selama berbulan-bulan.”

Menurut Joan kotzin Guru kelas V Poin Pleasant Elementery School,

menyatakan:14

“Anak-anak benar-benar berlomba-lomba untuk menjadi Tim Super. Saya telah menambahkan sedikit insentif ekstra dengan sebuah kotak yang menarik dan bebas PR. Setelah para siswa berhasil menjadi Tim Super sebanyak lima kali, dia boleh memilih sebuah hadiah dari kotak yang menarik tersebut. Hadiahnya bermacam-macam dan ada mutiara warna warni yang saya dapatkan di pasar sekitar. Anak-anak yang berhasil menjadi tim Super sebanyak enam kali mendapatkan bebas PR, yang membolehkan mereka tidakmengerjakan satu PR untuk satu pelajaran. Saya juga akan mengajak peraih penghargaan Tim Super dua kali ke bazar atau memberikan poin ekstra jika tiap orang dalam tim telah menyelesaikan dua bab. Ini juga berlaku sebagai insentif.”15

       13

 Ibid 173   

14 

(38)

29   

Menurut Edgar Berger, Guru matematika Cypress Lake Middle

School menyatakan;

“Saya memberi kepada para siswa “Burger Buck” yang baik sebagai hadiah ekstra, bebas PR, waktu untuk ke perpustakaan (diluar pelajaran matematika), milkshake gratis, atau hal lain yang masuk akal ( bisa dinegosiasi). Ini diberikan kepada pemenang dan tim turnamen TGT dan juga individu, karena telah melakukan sesuatu di luar kewajiban yang seharusnya, atau untuk kemajuan dramatis dalam pencapaian prestasi.”Karena ia menggunakan games akademik dan juga pembelajaran tim, TGT sering kali dilihat sebagai salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang paling mengasyikkan.16

Menurut Steve Parsons, guru matematika West Frederick Middle

School menyatakan:

“Menurut pendapat saya TGT adalah salah satu tehnik terbaik yang pernah saya gunakan di dalam kelas saya. Apa yang dilakukan TGT adalah memberikan kesempatan kepada saya sebagai guru untuk menggunakan kompetisi dalam suasana yang positif dan kondusif. Para siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu RKM mereka hadapi setiap saat, tetapi TGT memberikan mereka peraturan dan strategi untuk bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari teman mereka. Mereka membangun ketergantungan atau kepercayaan dalam tim asal mereka yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam turnamen.17

(39)

30   

Menurut Wanda Sue Wansley, guru kelas Caloosa middle School,

menyatakan:

“Saya sama sekali tidak punya masalah dalam menjaga ketertiban para siswa atau antusiasme mereka terhadap TGT. Bahkan kenyataannya, saya mendengar”Kapan kita akan mengadakan turnamen lagi?”.jauh lebih sering saya dengar daripada, “Apa kita harus melakukannya?.Jika karena suatu alasan kami tidak melakukan turnamen pada waktu yang biasanya(tiap akhir bab), berarti akan banyak protes.Suatu ketika kami melakukan turnamen ekstra karena ada tamu yang ingin mengamati, maka mereka melakukannya dengan sangat senang. Saya selalu mengumumkan tim pemenang pada sistem berita seluruh sekolah setelah turnamen. Para siswa senang mendengar nama mereka dan nama tim mereka dalam pengumuman tersebut.Hasilnya juga dikirimkan ke kelas saya, sehingga mereka bisa melihat bagaimana anak yang lain juga melakukan hal yang sama.”18

C. Hasil Belajar.

Hasil belajar pada pembelajaran kooperatif ini memfokuskan pada

penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja. Dalam

memotivasi belajar siswa ada tiga struktur tujuan yaitu kooperatif, dimana

usaha berorientasi pada tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada

pencapaian tujuan angota yang lain. Kompetitif, dimana usaha berorientasi

pada tujuan dari tiap individu untuk menghalangi pencapaian tujuan

anggota lainnya. Individualistik, dimana usaha berorientasi pada tujuan

dari tiap individu tidak memiliki konsekwensi apapun bagi anggota

lainnya.

(40)

31   

Sedangkan motivasi belajar dalam pembelajaran kooperatif adalah

sebuah struktur tujuan yang menciptakan sebuah situasi dimana

satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah

jika kelompok mereka bisa sukses. Untuk meraih tujuan personal mereka,

anggota kelompok harus membantu anggota timnya melakukan apapun

guna membuat timnya berhasil, dan yang lebih penting mendorong

anggota satu kelompoknya untuk melakukan hal yang maksimal. Dengan

kata lain penghargaan kelompok yang didasarkan pada kinerja kelompok

akan menciptakan struktur penghargaan interpersonal dimana anggota

kelompok akan memberi atau menghalangi pemicu-pemicu sosial seperti

pujian atau dorongan dalam merespon usaha-usaha yang berhubungan

dengan kerja kelompok.

Pembelajaran dengan menggunakan strategi yang menyenangkan

siswa ternyata sangat mempengaruhi hasil belajar. Jika siswa senang,

maka proses tranfer ilmu akan mudah terekam oleh mereka. Strategi

pembelajaran akan menjadi ujung tombak bagi siswa untuk mendapatkan

hasil belajar yang memuaskan.

Tapi, sebaliknya jika mereka belajar dengan strategi pembelajaran

yang kurang disukai dan bahkan menimbulkan kejenuhan bagi mereka,

maka sudah bisa di pastikan ilmu yang diserap siswa sedikit sekali yang

juga sekaligus mempengaruhi hasil belajar yang kurang memuaskan. Hasil

(41)

32   

D. Tema 5 Pengalamanku.

Dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku mencakup empat Sub.

Tema . Kita akan mengupas tentang tema tersebut yang akan disampaikan

dengan Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments, sebagai berikut:

1. Tema 5 : Pengalamanku

a) Sub. Tema 1 : pengalaman masa kecilku yang menyenangkan

b) Sub. Tema 2 : pengalamanku disekolah

c) Sub. Tema 3 : pengalamanku bergembira bersama teman

d) Sub. Tema 4 : pengalamanku yang berkesan

2. Pemetaan materi

a. Bahasa Indonesia :

1) Menjelaskan cara merawat tubuh

2) Bercerita berdasarkan gambar

3) Menulis kalimat berdasarkan gambar

b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1) Melaksanakan tata tertib di rumah sekolah dan tempat

umum

2) Menceritakan kebersamaan di rumah dan di sekolah

c. Seni Budaya dan Prakarya

(42)

33   

d. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

1) Menjaga kebersihan diri

2) Melakukan aktivitas jasmani untuk keseimbangan tubuh

e. Matematika

1) Membilang banyak benda

2) Membaca dan menulis lambang bilangan

3) Membedakan berbagai bangun datar dan bangun ruang

(43)

34   

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian (setting)

Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian dan waktu

penelitian sebagai berikut:

a. Tempat penelitian.

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di ruang kelas 1 MI Darul

Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran

2014-2015. Penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan kalender

pendidikan MI Darul Ulum, karena penelitian ini memerlukan siklus

yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

B. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 Tahun

Pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 21 anak. 8 anak

perempuan dan 13 anak laki-laki. Secara terperinci dapat di lihat dari tabel

sebagai berikut:19

(44)

35   

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk memecahkan

masalah-masalah yang terjadi di kelas 1 yaitu rendahnya hasil belajar

siswa. Terkait dengan rumusan masalah yang sudah diuraikan diatas, maka

peneliti melakukan beberapa penelitian untuk mengatasinya.

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan sebagai titik temu untuk

menjawab permasalahan tersebut di atas dibedakannya menjadi tiga

macam:

1. Variabel input yaitu siswa kelas 1 MI Darul Ulum Mojosarirejo

Driyorejo Gresik.

2. Variabel proses yaitu Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments.

3. Variabel output yaitu peningkatan hasil belajar siswa. No Jenis kelamin Jumlah siswa

1. Siswa laki-laki 13 anak

2. Siswa perempuan 8 anak

(45)

36   

D. Data dan Tehnik Pengambilan Data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan

masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu

keadaan, gambar, simbol, huruf, suara, angka, atau bahasa lainnya yang

bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian

ataupun konsep.

Jenis data dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Data kualitatif

Data kualitatif ini menggambarkan suatu kejadian, baik yang

berbentuk narasi, gambar, cerita, dan sebagainya.

Hal tersebut tidak hanya menjawab mengapa peristiwa itu terjadi dan

bagaimana cara subjek melakukannya. Jadi tidak berupa

angka-angka.20

Adapun yang termasuk data kuantitatif pada penelitian ini adalah

data-data untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa selama proses

penelitian. Selain itu data kualitatif juga digunakan untuk mengetahui

situasi dan kondisi selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka.21

Adapun data yang termasuk data kuantitatif pada penelitian ini adalah

       20

 Zainal arifin,penelitian pendidiksn,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2011)hal.139 

21

 P Joko subagyo,Mwtode penelitian dalam teori dan praktek,( Jakarta ,Rineka cipta,2006)hal:97 

       

(46)

37   

tentang hasil test siswa. Dalam tindakan penelitian kelas, tes adalah

salah satu tehnik pengumpulan data yang sering digunakan.

Tehnik tes ditinjau dari bentuknya dapat dibedakanmenjadi dua

yaitu tes subjaktif dan tes objaktif. Sedangkan jika ditinjau dari

pelaksanaannya tehnik tes dapat dibedakan menjadi dua juga yaitu tes

lisan dan tes tulis

E. Sumber Data

Adapun sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah :

1. Siswa:

Untuk mendapatkan hasil belajar setelah menerapkan strategi

cooperative learning tipe teams games tournaments.

2. Guru :

Untuk melihat tingkat keberhasilan dari hasil belajar yang telah

diperoleh sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan.

3. Guru kolabolator:

Untuk melihat pendekatan penelitian tindakan kelas secara

komprehensip baik dari sisi siswa maupun guru.

F. Instrument danTehnik Pengumpulan Data

Banyak sekali cara yang bisa dipakai untuk mengumpulkan data.

Namun kita harus jeli dalam memilih cara yang terbaik dan efisien untuk

(47)

38   

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan peneliti

untuk menggali data dari objek atau subjek penelitian. Kategori instrument

pengumpulan data yang dipilih harus sesuai dengan paradigma yang

digunakan. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan strategi

pengumpilan data dengan menggali makna dibalik data yang nampak,

sehingga peneliti sendiri bisa merasakan, menghayati, mengalami dan

memahami seperti yang dilakukan oleh subjek penelitian. Oleh karena itu

peneliti tidak bisa mewakilkan pada orang lain untuk terjun ke lapangan

dalam mencari data, akan tetapi peneliti sendiri yang harus terjun dan

terlibat langsung dalam dunia alamiah subjek penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam

pengumpulan data, diantaranya:

1. Wawancara.

Wawancara yang dimaksud adalah proses tanya jawab secara

mendalam dengan informan guna memeroleh informasi yang lebih

terperinci sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan pada

peserta didik dan juga guru yang membantu peneliti mengopservasi

proses pembelajaran. Wawancara hanya memerlukan perwakilan dari

keseluruhan peserta didik.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara terbuka atau

wawancara tak berstruktur. Wawancara ini sering digunakan dalam

(48)

39   

obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan

atau variabel apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran

yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada

pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam objek.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Tehnik

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau

keyakinan pribadi.22

2. Observasi

Observasi dilaksanakan untuk mengamati kondisi, proses, dan

perilaku pada saat pembelajaran berlangsung yaitu dari tahap awal

sampai tahap akhir. Observasi ini diperlukan untuk mengetahui data

tentang aktifitas siswa yang dilaksanakan oleh peneliti melalui lembar

pengamatan siswa.

Observasi adalah uraian tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami dan dipikirkan peneliti selama pengumpulan dan refleksi data

dalam sebuah studi kualitatif. Dalam observasi ini peneliti

menggunakan observasi partisipatif artinya dalam observasi ini

       22

(49)

40   

peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati

atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang

dikerjakan oleh sumber data (dalam hal ini adalah siswa), dan ikut

merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipatif ini, maka data

yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui

pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Ada beberapa tahapan observasi, yaitu:

a) Observasi deskriptif.

Obserfasi ini dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi

sosial tertentu sebagai objek penelitian.

b) Observasi terfokus.

Dalam tahap ini peneliti sudah melakukan minitour

observation, yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk

difokuskan pada aspek tertentu.

c) Observasi terseleksi.

Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang

(50)

41   

3. Tes.

Tes ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta

didik dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman dan

evaluasi. Artinya tes mempunyai makna tersendiri dalam dunia

pendidikan khususnya dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara untuk

mendapatkan hasil belajar yakni sebagai berikut:23

a) Pre tes

Pre tes dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan. Pre tes ini

bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal

siswa tentang materi yang akan disampaikan.

b) Post tes

Post tes diberikan setelah pembelajaran dilakukan. Tujuan post tes

untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah

disampaikan.

c) Non tes

Setelah melakukan pre tes dan post tes siswa diarahkan untuk

mempraktekkan materi yang telah diajarkan.

       23

(51)

42   

G. Tehnik Analisis Data

Analisa data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk

mencari, menemukan, dan menyusun transkip wawancara, catatan-catatan

lapangan dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti

dengan tehnik-tehnik tertentu

Analisa data dapat memberikan petunjuk tehnis tentang cara

menganalisis data, yaitu:

1. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan

2. Menghubungkan temuan dengan pengalaman pribadi

3. Meminta masukan dari teman sejawat yang di anggap dapat berfikir

kritis

4. Mengkaitkan temuan dengan hasil pustaka

5. Kembalikan kepada teori

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif

kualitatif dan kuantitatif dimana dari data tersebut dapat diketahui hasil

belajar siswa yang bisa dilihat dari ketuntasan (KKM) Kriteria Ketuntasan

Minimum. Tuntas tidaknya nilai (KKM) sangat dipengaruhi oleh hasil

belajar siswa.

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan oleh guru yang

berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang dapat

(52)

43   

kualitatif. Data kualitatif berupa deskrriptif saat pembelajaran sedang

berlangsung, kerjasama kelompok saat berdiskusi, dan keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, yang pada dasarnya dikumpulkan

oleh guru yang berperan sebagai peneliti dan pengajar.

Analisis data dari pengumpulan data merupakan tahapan yang penting

dalam menyelesaikan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang telah

terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, dan

akan menjadi data yang mati.

Perolehan data akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dan

kuantitatif yaitu data dari hasil tes belajar siswa untuk mengetahui nilai

rata-rata siswa persiklus dan sejauh mana peningkatan nilai hasil belajar

siswa dalam materi tema 5 pengalamanku dari siklus I sampai siklus II.

Untuk mengetahui nilai rata-rata siswa persiklus, dianalisis dengan

menggunakan rumus rata-rata.

Menurut Sudjana, untuk menghitung rata-rata kelas digunakan rumus

sebagai berikut:24

       24

(53)

44   

Keterangan:

• 1 X = Rata-rata(mean)

• ∑x = Jumlah semua nilai siswa

• N = Jumlah siswa

Skor rata-rata yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan kedalam

bentuk sebuah predikat yang mempunyai skala sebagai berikut:

a. 91 - 100 : Baik sekali

b. 75 - 90 : Baik

c. 70 - 74 : Cukup

d. 50 - 69 : kurang

e. 0 - 49 : kurang sekali

Untuk menghitung prosentase peningkatan hasil belajar siswa pada

siklus I dan siklus II digunakan rumus persentase. Adapun rumusnya

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

• P = Prosentase yang akan dicari

• F = Jumlah siswa yang tuntas

(54)

45   

H. Deskripsi Lokasi Penelitian

MI Darul Ulum berlokasi di Desa Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo

Kabupaten Gresik. Berdiri sejak tahun 1946. MI Darul Ulum ini berada di

tengah-tengah pemukiman yang tergolong padat penduduknya. Dahulu,

MI ini adalah satu-satunya sekolah yang ada di desa ini yang kemudian

disusul SD N. Kian hari penduduk desa kian banyak terlebih dengan

adanya pemukiman-pemukiman perumahan baru di sekitar desa.

Masyarakatnyapun kini bersifat homogen karena banyak berasal dari latar

belakang dan karakter yang berbeda. Para penduduk baru berasal dari

berbagai macam bahasa, suku dan agama. MI Darul Ulum berdiri

berdampingan dengan RA Darul Ulum, berada dibawah naungan Lembaga

Pendidikan Ma’arif NU.

I. Visi Misi MI Darul Ulum

Adapun Visi, Misi, Tujuan MI Darul Ulum adalah sebagai berikut:

1. Visi MI Darul Ulum

MI Darul Ulum mempunyai visi ”Berprestasi, berakhlak

mulia, berwawasan, dan mandiri”. MI Darul Ulum mempunyai

harapan bisa menghantarkan peserta didiknya menjadi pribadi yang

kritis, cerdas, dan berprestasi. Disamping akademisnya bagus,

mereka juga berkepribadian yang baik, sopan dan berakhlak mulia.

Peserta didik MI Darul Ulum harus mempunyai wawasan luas dan

(55)

46   

agar mereka juga menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan tidak

mudah menyerah.

2. Misi MI Darul Ulum

Untuk mewujudkan Visi yang telah dicanangkan. MI Darul

Ulum mempunyai beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan.

Hal pertama yang akan dilakukan MI Darul Ulum adalah

melaksanakan pengembangan kurikulum 2013. Meskipun ini

adalah hal yang baru, MI Darul Ulum menggunakannya sebagai

suatu pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Tentu

saja pengembangan kurikulum ini disesuaikan dengan kondisi

sekolah.

Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan

innovatif menjadi jalan bagi MI untuk mewujudkan visi yang telah

dibuat. Hal lain yang akan dilakukan adalah meningkatkan

peningkatan mutukompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

Tenaga pendidik dan kependidikan juga merupakan faktor penting

demi terwujudnya pendidikan yang baik.

Melakukan penilaian secara menyeluruh, berkesinambungan,

objektif, otentik, mendidik dan bermakna menjadi salah satu misi

MI Darul Ulum untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta

didiknya. Meskipun berbekal bahan seadanya, MI Darul Ulum

tetap berusaha menyediakan media pembelajaran dan alat peraga

(56)

47   

Dalam rangka penciptaan peserta didik yang mandiri, maka MI

Darul Ulum juga menanamkan sikap kemandirian pada setiap

peserta didiknya. Segala upaya yang dilakukan MI Darul Ulum di

atas tidak terlepas dari budaya 6 S (senyum, salam, sapa, sopan,

santun, dan serius).

3. Tujuan pendidikan MI Darul Ulum

Dari visi yang telah dicanangkan dan langkah-langkah konkrit

yang dilakukan pada MI Darul Ulum mempunyai tujuan yang pertama

adalah terlaksananya pengembangan kurikulum 2013, terlaksananya

pengembangan silabus dan RPP, terciptanya kearifan bertindak dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam hal pembelajaran MI Darul Ulum mempunyai tujuan

terlaksananya pembelajaran yang aktif, innofatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. Serta terlaksananya peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan, terlaksananya penilaian secara

menyeluruh, berkesinambungan, objektif, otentik, mendidik dan

bermakna.

Terlaksananya pembelajaran bagi peserta didik dengan berbagai

media dan alat pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan

yang telah di canangkan bersama. Hal ini dimulai dari semerter II

(57)

48   

4. Struktur organisasi

Dalam sebuah lembaga pastinya mempunyai struktur organisasi

untuk menjalankan segala bentuk kegiatan yang ada. Struktur

organisasi juga berfungsi untuk mempermudah kinerja masing-masing

bagian. MI Darul Ulum menyusun struktur organisasinya sebagai

berikut. Sekolah MI Darul Ulum dibawah komando ibu Sri Rahayu,

S.pd selaku kepala sekolah . Di MI Darul Ulum ada 6 guru kelas, yang

bertangung jawab untuk menjalankan segala bentuk kegiatan belajar

mengajar di kelas. Ibu Siti Nurkasanah sebagai guru kelas I. Ibu

Ummul azizah,S.pd bertanggung jawab di kelas II. Ibu Siti Maimunah,

S.pd bertanggung jawab di kelas III. Kelas IV dipercayakan kepada

Bapak Masnul Adim,S.pd. Ibu Maya Indah Sari,S.pd memegang kelas

V. Bapak Mabrur,S.pd memegang kelas VI.

Untuk urusan kebugaran dan kesehatan peserta didik, MI Darul

mempunyai guru olah raga yaitu Bapak Ade Febrinanda A. Pak Ade

mengajar PJOK mulai dari kelas I hingga kelas VI di MI Darul Ulum.

Untuk muatan lokal Bahasa Inggris diampu oleh Ibu Arum Yuliana,

Spd.I dan muatan lokal Bahasa Jawa dipegang oleh guru kelas

masing-masing. Dalam hal administrasi, MI Darul Ulum mempunyai

tenaga ketatausahaan yaitu Ibu Rukiyah, S.E. Dalam hal keuangan

beserta sirkulasinya ibu Rukiyah,S.E yang dipercaya untuk

(58)

49   

Untuk pengembangan diri siswa, MI Darul Ulum mempunyai

program ekstra kurikuler diantaranya adalah pramuka, banjari, dan

lukis. Kegiatan ekstra kurikuler pramuka dan lukis dipegang oleh kak

Eko, sedangkan banjari atau samroh di pegang oleh ibu Alwi. Dalam

hal kebersihan sekolah MI Darul Ulum mempunyai seorang pegawai

yang bernama ibu Sumiyati.25

5. Keadaan tenaga guru, karyawan dan siswa objek penelitian

Sekolah MI Darul Ulum yang dipimpin oleh ibu Sri Rahayu,S.pd

mempunyai dua belas tenaga pendidik untuk menyelenggarakan proses

belajar mengajar. Kesemuanya sudah sarjana. Semua guru atau

pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah MI Darul Ulum berjalan

dengan baik sesuai dengan tugas masing-masing. Kegiatan

pengembangan diri juga berjalan dengan baik. Kegiatan Pramuka,

samroh, melukis, dan ekstra olah raga juga berjalan dengan baik.

Proses pelaksanaan penelitian yang menjadi objek penelitian

adalah siswa siswi kelas I. Siswa-siswi kelas I pada dasarnya adalah

anak-anak yang aktif. Mereka berasal dari desa Mojosarirejo sendiri,

meskipun demikian ada juga yang dari pemukiman perumahan.

       25

(59)

50   

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di MI Darul Ulum

Mojosarirejo Driyorejo Gresik

Implementasi strategi cooperative learning adalah salah satu tehnik terbaik bahkan merupakan strategi yang di anggap paling mengasyikkan,

karena ia menggunakan games akademik dan juga pembelajaran teams.

Teams Games Tournaments memberikan kesempatan kepada guru untuk menggunakan kompetisi dalam suasana yang kondusif. Siswa juga

menyadari bahwa kompetisi adalah sesuatu yang akan mereka hadapi

setiap saat, tetapi teams games tournament memberi mereka peraturan dan

strategi bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari

temannya. Mereka membangun sebuah ketergantungan atau kepercayaan

diri dalam team asalkan mereka yang memberikan kesempatan itu

memberikan kesempatan untuk merasa percaya diri ketika mereka

bersaing dalam tournaments.

Penelitian terhadap pembelajaran cooperative menemukan bahwa penghargaan kelompok merupakan bagian yang penting dalam

pembelajaran cooperative. Adalah penting penghargaan kelompok (teams) diberikan dengan cara-cara yang bervariasi dan bermanfaat. Hal ini akan

(60)

51   

Kini para siswa sudah mulai asyik dan merasa enjoy dengan strategi

cooperative learning bahkan mereka selalu bertanya kapan kita main

games tounaments lagi. Ini menunjukkan bahwa mereka menikmati

suasana permainan dan menyukai kesempatan rekognisi team mereka.

Games itu sendiri menciptakan warna positif di dalam kelas karena

kesenangan siswa terhadap permainan tersebut.

Guru perlu bertindak sebagai wasit untuk menyelesaikan

ketidaksepakatan terhadap aturan dan jawaban, tetapi jika ada seorang

guru yang berkeliling kelas dan langsung mengintervensi begitu masalah

muncul, gangguan seperti ini akan berkurang. Struktur dan aturan

permainan sangat menentukan warna dan membantu menjaga sikap

positif.

Implementasi strategi cooperative learning membawa dampak positif bagi siswa maupun bagi guru.

Bagi siswa, antara lain;

1. Siswa tidak lagi merasa bosan di kelas karena banyaknya materi yang

menjemukan

2. Siswa tidak lagi merasa malas belajar (menulis dan berhitung)

3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas

(61)

52   

5. Siswa mempunyai banyak pengalaman belajar dan bermain saat

berinteraksi di kelas

6. Siswa lebih banyak menguasai dan memahami materi daripada

sekedar hanya menghafalkan materi yang sudah di sampaikan oleh

guru.

Bagi guru, antara lain:

1. Guru tidak lagi mengajar hanya dengan metode ceramah atau tanya

jawab saja

2. Guru lebih bervariatif dalam mengajar

3. Guru lebih innovative dalam berstrategi di kelas terkait dengan

penyampaian materi ajar

4. Guru lebih berwawasan dalam mencari solusi untuk memecahkan

problematika di kelas.

5. Guru lebih bisa mengendalikan kelas dan lebih bisa memberikan

semangat atau motivasi belajar terhadap siswanua.

6. Guru lebih bisa memberi pemahaman materi daripada hanya

menghafalkan materi kepada siswa.

7. Guru bisa menghantarkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar

sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang sangat

Gambar

gambar yang sesuai dengan tema. Kemudian membagi siswa menjadi tiga
  Tabel I
Tabel II
gambar yang sesuai dengan tema. Kemudian membagi siswa menjadi tiga
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Please attach copy of EFT bank transfer instruction form in support of electronic payment of above taxes to the TL Petroleum Fund bank account which details are as follows:. Name

dalam melakukan penelitian. Bertitik tolak dari uraian diatas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Grogolan

This year seminar officially picked up a theme: Research in Teacher Education: What, How, and Why?as a response to the professionalism demand of English teachers..

US,II]A AYAM LAS PEDAGING DI

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Diperiksa oleh : LAPORAN PRAKTIK

Hasil analisis Location Quotient menunjukkan sektor pertanian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor konstruksi, sektor listrik, gas dan air

Hasil analisis Location Quotient menunjukkan sektor pertanian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor konstruksi, sektor listrik, gas dan air