T A H UN PEM B E L AJ A RA N 20 1 3/ 20 14
Oleh :
Abdul Qodir Jailani NIM 4101121001
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Abdul Qodir Jailani dilahirkan di Tanjungbalai, pada tanggal 4 Oktober
1992. Ayah bernama Kamaluddin dan Ibu bernama Siti Muawanah merupakan
anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri
No. 130004 Pematang Pasir dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis
melanjutkan sekolah di MTs Swasta YMPI S.T Raso dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di MAS YMPI S.T Raso
Tanjungbalai dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di
Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika,
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK TEKANAN DI KELAS VIII SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 06 BELAWAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Abdul Qodir Jailani (NIM 4101121001)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan akibat model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Tekanan Kelas VIII semester II SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan T.P 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 7 kelas. Dengan teknik cluster random sampling terpilih kelas VIII-3 dan VIII-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen berupa tes soal pilihan berganda dan lembar observasi telah dilakukan uji persyaratan tes untuk mengukur hasil belajar siswa.
Data rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 41,4 dan 39,6. Pada pengujian data pretes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t pretes diperoleh thitung < ttabel 0,68 <
1,995, maka Ho diterima artinya kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama.
Kemudian diberikan perlakuan yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh data postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 73,3 dan 61,8. Pada pengujian data postes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t diperoleh thitung > ttabel 4,869 > 1,997 maka Haditerima yakni ada pengaruh yang signifikan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournaments (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Tekanan Di Kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan”, disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengeahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr.
Derlina, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, Ibu Rita Juliani, M.Si., Bapak
Purwanto, S.Si., M.Pd., selaku dosen penguji, serta Bapak Dr. Ridwan A. Sani,
M.Si., selaku dosen pembimbing akademik. Selanjutnya ucapan terima kasih juga
penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Motlan, M. Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Ibu Dr. Derlina, M.Si, selaku
ketua Jurusan Fisika, serta Bapak Drs. Abdul Hakim, M.Si selaku sekretaris
Jurusan Fisika. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh
Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang
sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala SMP
Muhammadiyah 06 Belawan, Bapak Saifullah, S.Pd., serta guru bidang studi
Bapak Jasanta, S.Pd., yang telah banyak membantu selama penelitian ini.
Teristimewa kepada Ayah dan Ibu tercinta yang tak henti mengukir do’a, dan
senantiasa menjadi source of motivation and inspiration sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih yang tak
henti juga penulis ucapkan kepada Kakak Jalilah, S.Pd.I, Kakak Zurmiatina,
v
dan irul doa dan motivasi dari kalian semoga mengantarkan saya menuju gerbang
kesuksesan. Spesial kepada Maulida Sambas, terima kasih atas iringan do’a serta
semangatnya. Kepada rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Fisika Dik B 2010,
terima kasih atas saran-saran dan masukannya. Kepada Yeni Arisa, Almira, Desi,
Hamidah, Fitri, Tonggol ,terima kasih untuk masukan dan motivasinya. Kepada
anggota La Tahzan: Fahmi, Arif, Edi, Ahmad dan Primsya, semoga senantiasa
dalam lindungan_NYA. Serta kepada rekan-rekan senasib sepenanggungan
personil The Kempets: Khairul Umam Sobatku, Syahrial, Adi, Faisal, bang aswar,
fahri, juned dan bang elud terima kasih untuk masukan dan canda tawa kalian,
semoga hubungan ini akan tetap berlanjut.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya
untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
berkesempatan membacanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari
pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
2.1.4 Model Pembelajaran Konvensional 11 2.1.5 Pengertian Pembelajaran Kooperatif 11 2.1.6 Ciri-ciri Model Pembelajaran Koperatif 13 2.1.7 Model Pembelajaran Koperatif Tipe TGT 13 2.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif TGT 15 2.1.9 Sintaks Model Pembelajaran Koperatif Tipe TGT 16
vii
3.7.4 Observasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 38
3.7.5 Tes Hasil Belajar 39
3.7.5.1 Uji Normalitas 39
3.7.5.2 Uji Homogenitas 40
3.7.5.3 Pengujian Hipotesis 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42
4.1 Hasil Penelitian 42
4.1.1 Uji Coba Instrumen Penelitian 42
4.1.1.1 Validitas Tes 42
4.1.1.1.1Validitas Isi 42
4.1.1.1.2Validitas Ramalan 42
4.1.1.2 Reliabilitas Tes 43
4.1.1.3 Taraf Kesukaran Tes 43
4.1.1.4 Daya Pembeda Tes 43
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 44
4.2.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 44 4.2.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45
4.3 Analisis Data Penelitian 46
4.3.1 Analisis Data Pretes 46
4.3.1.1 Uji Normalitas Data Pretes 46
4.3.1.2 Uji Homogenitas Data Pretes 47
4.3.1.3 Uji Beda Kemampuan Awal Siswa 47
4.3.2. Analisis Data Postes 48
4.3.2.1 Uji Normalitas Data Postes 48
4.3.2.2 Uji Homogenitas Data Postes 48
4.3.2.3 Uji Hipotesis Penelitian 49
4.3.2.4 Penilaian Aktivitas Siswa 49
4.3.2.6 Penilaian Keterampilan 52
4.4 Pembahasan 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59
5.1 Kesimpulan 59
5.2 Saran 60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hukum Pascal 19
Gambar 2.2 Prinsip Bejana Berhubungan 20 Gambar 2.3 Penerapan Hukum Archimedes 22 Gambar 2.4 Penerapan Hukum Archimedes 22 Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 29 Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 46 Gambar 4.3 Peningkatan Aktivitas pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51 Gambar 4.4 Rata-rata Persentase Penilaian Sikap Siswa di Kelas Eksperimen 52
dan Kontrol
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 16 Tabel 2.2 Tekanan Udara pada Berbagai Ketinggian 23 Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan 24 Tabel 3.1 Two Group Pretest-Postest Design 27 Tabel 3.2 Indikator Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 31 Tabel 3.3 Kategori dan Persentase Nilai 32 Tabel 3.4 Spesifikasi Tes Hasil Belajar pada Materi Pokok Tekanan 32 Tabel 3.5 Nilai dan Kategori Reliabilitas 35 Tabel 3.6 Nilai dan Kategori Taraf Kesukaran 36 Tabel 3.7 Nilai dan Kategori Daya Pembeda 37
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Gain 39
Tabel 4.1 Kategori Validitas Tes 42 Tabel 4.2 Kategori Taraf Kesukaran Tes 43 Tabel 4.3 Kategori Daya Pembeda Tes 43 Tabel 4.4 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 44 Tabel 4.5 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45 Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47 Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 47 Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji t Data Pretes 47 Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 49 Tabel 4.12 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol pada Pertemuan I, II dan III 50 Tabel 4.13 Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen pada
Pertemuan I, II dan III 52
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 63
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa 125
Lampiran 3 Kisi-kisi Soal 141
Lampiran 4 Tes Hasil Belajar 153
Lampiran 5 Perhitungan Validitas Tes 159 Lampiran 6 Perhitungan Reliabilitas Tes 162 Lampiran 7 Perhitungan Taraf Kesukaran Tes 164 Lampiran 8 Perhitungan Daya Pembeda Tes 167 Lampiran 9 Skor Pretes Kelas Eksperimen 159 Lampiran 10 Skor Postes Kelas Eksperimen 173 Lampiran 11 Skor Pretes Kelas Kontrol 175 Lampiran 12 Skor Postes Kelas Kontrol 178 Lampiran 13 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 180
Lampiran 14 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 181
Lampiran 15 Uji Normalitas 184
Lampiran 16 Uji Homogenitas 192
Lampiran 17 Uji Hipotesis 194
Lampiran 18 Lembar Rangkuman Skor Kelompok 198 Lampiran 19 Lembar Skor Permainan TGT 202 Lampiran 20 Tabel Wilayah Luas di Dawah Kurva Normal 0 Ke z 204 Lampiran 21 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi F 205 Lampiran 22 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi t 207 Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 208
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan
dari guru kepada siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa
merekonstruksikan sendiri pengetahuannya sehingga mampu menggunakan
pengetahuan dalam kehidupan sehari hari. Dalam proses pembelajaran seorang
guru harus mengupayakan agar terjadinya suatu proses pembelajaran yang
berhasil, dimana siswa memahami apa yang telah dipelajarinya dalam jangka
waktu pendek dan dalam jangka waktu panjang, program pembelajaran yang
dilakukan dapat menghasilkan suatu lulusan yang berkualitas. Pada proses belajar,
guru akan memberikan ilmu pengetahuan pada siswa dan sebaliknya siswa akan
menerima pengetahuan dari guru, karena itu dalam kegiatan mengajar guru harus
memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai
pada tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila terciptanya perubahan tingkah
laku dari yang tidak baik menjadi baik, serta perubahan pengetahuan dari yang
tidak tahu menjadi tahu pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Oleh sebab itu, model pembelajaran yang digunakan akan
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Guru yang
profesional diharapkan mampu mendesain pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didiknya, salah satunya dengan menentukan
model sebagai penggunaan pendekatan mengajar yang tepat, sehingga dapat
memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar. Pada hakikatnya
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah studi yang sangat erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari dan salah satu mata pelajaran yang wajib dalam
setiap jenjang pendidikan. Dalam pelajaran IPA guru diharapkan dapat mengajak
serta melibatkan siswa dalam memanfaatkan alam-alam sekitar sebagai sumber
belajar. Mata pelajaran IPA juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam
2
Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa,
dan gejala-gejala yang muncul di alam. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu
pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Dari
penjelasan tersebut maka pendekatan pembelajaran yang perlu dikembangkan
harus adanya penekanan pada kegiatan belajar siswa aktif. IPA bukanlah mata
pelajaran yang mengutamakan kemampuan menghafal rumus-rumus yang
diberikan, tetapi juga harus bisa dalam mengaplikasikannya untuk menyelesaikan
persoalan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Keberhasilan seorang siswa
dalam memahami pelajaran IPA sangat ditentukan oleh pemahaman konsep
materi IPA itu sendiri.
Akhir-akhir ini terdapat kecendrungan untuk kembali terhadap kerangka
berfikir bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara
alami. Belajar akan lebih bermakna jika lingkungan diciptakan secara alami.
Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik akan mengalami apa yang
dipelajari bukan hanya sekedar mengetahuinya. Sistem pendidikan di Indonesia
hampir seluruhnya berdasarkan pada teacher center learning, yakni guru sebagai
pusat pembelajaran sehingga siswa akan cendrung pasif dalam proses
pembelajaran serta tidak mampu membuat kaitan antara apa yang mereka pelajari
dan bagaimana pengetahuan itu dapat digunakan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di VIII SMP Swasta
Muhammadiyah 06 Belawan dengan memberikan angket kepada 39 orang siswa,
sebanyak 3 siswa yang menyukai pelajaran IPA, dan sebanyak 23 orang
menjawab tidak menyukai IPA selebihnya siswa tidak menyukai pelajaran yang
lain. terlihat jelas bahwa, hanya sekitar 7,6 % siswa yang menyukai pelajaran IPA
dengan alasan pelajaran yang menyenangkan dan sekitar 60,5 % siswa yang tidak
menyukai pelajaran IPA dengan alasan pelajaran yang sulit dan kurang menarik
perhatian siswa.
Hasil angket yang diberikan kepada sejumlah siswa mengenai kegiatan
pembelajaran IPA di kelas terlihat bahwa guru lebih sering menyuruh siswa untuk
mencatat dan mengerjakan soal-soal dari pada menjelaskan materi, berdiskusi
sehari-hari mengenai materi yang dipelajari. Inilah yang menyebabkan rendahnya
minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA dalam proses pembelajaran di kelas.
Peneliti juga melakukan obeservasi terhadap guru IPA, yaitu bapak
Jasanta, S.Pd. yang mengajar dikelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06
Belawan, hasil observasi tersebut yaitu rendahnya minat sebagian besar siswa
selama pelajaran IPA berlangsung, sehingga hal tersebut menjadi kendala sering
dihadapi oleh guru yang bersangkutan dalam mendukung berlangsungnya
kegiatan pembelajaran IPA. Selain itu, guru juga masih menggunakan metode
konvensional, yaitu ceramah, mencatat, dan meyuruh siswa mengerjakan
soal-soal. Artinya dari pihak guru, cara penyampaian pembelajaran pembelajaran yang
kurang bervariasi cenderung berpusat pada guru. Siswa juga tidak semangat dalam
proses pembelajaran IPA dan siswa malas mengulang pelajaran IPA di rumah.
Hingga akhirnya siswa belum mampu menerapkan konsep IPA yang dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu guru harus menggunakan model pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa bekerja secara gotong royong
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Slavin (Sanjaya,
2008) mengemukakan dua alasan: Pertama, beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemapuan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat
meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam uraian di atas
adalah dengan melibatkan guru bidang studi pada saat proses pembelajaran
sebagai observator sehingga siswa dapat lebih terarah, menginformasikan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran kepada siswa agar dalam proses
pembelajaran kegiatan yang dilakukan siswa dapat lebih terarah dengan kegiatan
4
melakukan persiapan yang matang dalam menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe TGT.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Tekanan Di Kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan Tahun Pembelajaran 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun masalah-masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Hasil belajar IPA masih rendah, dengan standar kelulusan minimum 70.
2. Aktivitas belajar siswa yang masih pasif dalam pembelajaran IPA
3. Model yang digunakan guru masih kurang bervariasi.
4. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
5. Kurang optimal dalam menggunakan sarana prasarana.
1.3. Batasan Masalah
Melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa maka
penelitian ini dibatasi hanya pada pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam kegiatan pembelajaran
IPA pada materi pokok tekanan di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06
Belawan tahun pembelajaran 2013/2014.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada materi pokok tekanan di kelas VIII SMP Swasta
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII SMP Swasta
Muhammadiyah 06 Belawan Semester II Tahun pembelajaran 2013/2014?
3. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi
pokok tekanan di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan
Semester II Tahun pembelajaran 2013/2014?
4. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan
di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan Semester II Tahun
pembelajaran 2013/2014?
5. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran pembelajaran
kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok tekanan di
kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan Semester II Tahun
pembelajaran 2013/2014?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok tekanan di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan
Semester II Tahun pembelajaran 2013/2014.
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok tekanan di kelas
VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan Semester II Tahun
pembelajaran 2013/2014.
c. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada materi pokok tekanan di kelas VIII SMP Swasta
6
d. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII SMP
Swasta Muhammadiyah 06 Belawan Semester II Tahun pembelajaran
2013/2014.
e. Untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok tekanan di kelas VIII
SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan Semester II Tahun pembelajaran
2013/2014.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok
tekanan kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan Semester II
Tahun pembelajaran 2013/2014.
2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran.
1.5. Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 6 orang
siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang
berbeda.
2. Hasil belajar adalah kemampuan perolehan peserta didik sebagai hasil dari
proses belajar yang ia lakukan dan upaya belajar yang dicapai siswa
setelah mengalami proses pembelajaran dan menunjukkan sejauh mana
perkembangan ataupun daya tangkap siswa terhadap materi yang
diajarkan. Adapun hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisis data serta
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi
perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi
pokok Tekanan di kelas VIII semester II SMP Swasta Muhammadiyah 06
Belawan T.P 2013/2014 adalah 73,3.
2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan
dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok Tekanan di kelas
VIII semester II SMP Swasta Muhammadiyah 06 Belawan T.P 2013/2014
adalah 61,8.
3. Peningkatan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu
media animasi pada materi pokok Tekanan di kelas VIII semester II SMP
Swasta Muhammadiyah 06 Belawan T.P 2013/2014 dengan persentase
N-Gain aktivitas untuk pertemuan I dan IIadalah 32% dan persentase N-Gain
aktivitas untuk pertemuan II dan III adalah 41% yang termasuk pada
kriteria nilai sedang.
4. Peningkatan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok
Tekanan di kelas VIII semester II SMP Swasta Muhammadiyah 06
Belawan T.P 2013/2014 dengan persentase N-Gain aktivitas untuk
pertemuan I dan II adalah 10% dan persentase N-Gain aktivitas untuk
pertemuan II dan III adalah 13% yang termasuk pada kriteria nilai rendah.
5. Berdasarkan hasil analisis perhitungan uji t, ada perbedaan yang signifikan
akibat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok Tekanan di kelas VIII semester II SMP
60
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran, yaitu :
1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model
pembelajaran kooperatif Team Games Tournaments (TGT) sebagai salah
satu upaya untuk mengaktifkan siswa belajar, menambah kreativitas dan
semangat belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran kooperatif Team Games Tournaments (TGT) lebih lanjut,
disarankan untuk lebih memperhatikan efisensi waktu pada tahap
membimbing kelompok belajar dan bekerja, serta melakukan turnamen,
karena pada tahap ini memandu siswa memainkan suatu permainan sesuai
dengan struktur pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Team
Games Tournaments (TGT), disarankan pada peneliti selanjutnya untuk
memvariasikan tournament pada model ini, sehingga lebih meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran, Penerbit Rosdakarya, Bandung.
Arikunto, S., (2005), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Fudilla, I., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fisika Materi Pokok Kalor Kelas VII –A MTs NU 01 Kramat Tegal Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012., Skripsi, Fakultas Tarbiyah, IAIN WALISONGO, Semarang.
Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Bandung
Ibrahim, M., dkk. (2002), Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya.
Isjoni, (2009), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.
Karim, S., dkk. (2008), Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Kelas VIII, Erlangga, Jakarta.
Krisno, Moch Agus, dkk. (2008), Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII, PT Mentari Pustaka, Jakarta.
Lie, A., (2010), Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.
Masluroh, H., (2013), “Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe TGT dengan Gerakan Brain Gym Di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik”, Vol. 1 No. 2, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan.
Ningtiyas, P., dan Siswaya, H., (2012), “Penggunaan metode kooperatif tipe TGT dilengkapi modul dan LKS ditinjau dari aktivitas siswa”, Vol. 3, No. 1, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika.
62
Pratiwi, dkk, (2013), “Implementasi Teams Games Tournament Berbasis
Percobaan Fisika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Peserta Didik”, Unnes Physical Education Journal.
Purwanto, M., N., (2010), Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sagala, S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R, E., (2005), Cooperatif Learning: Theory, Research, adn Practice, Second Edition, Singapore.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sumaji, dkk, (2003), Pendidikan Sains Yang Humanistis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.