• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah uppa supervisi pendidi kan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah uppa supervisi pendidi kan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang

peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu

bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan wahana

untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju

pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

yang berat.

Sekolah merupakan lembaga formal sesuai dengan

misinya yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan belajar

mengajar ini akan berjalan lancar jika komponen-komponen

dalam lembaga ini terpenuhi dan berfungsi sebagaimana

mestinya. Komponen-komponen tersebut antara lain: sarana

dan prasarana yang memadai, terpenuhinya tenaga

pendidikan yang kualifed, adanya struktur organisasi yang

teratur, dan yang tak kalah pentingnya adalah supervisi

pendidikan itu sendiri.

Peran supervisor dalam suatu lembaga pendidikan,

(2)

atau guru disekolah dan juga untuk membantu, mendorong,

dan memberikan keyakinan kepada guru bahwa proses

belajar mengajar dapat diperbaiki. Karena dengan adanya

supervisi bukan hanya untuk memperlancar kegiatan belajar

mengajar saja juga dengan adanya perubahan untuk

meningkatkan efsiensi dan efektivitasnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal yang

akan menjadi bahan pembahasan dari makalah ini, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Supervisor Pendidikan?

2. Apa sajakah prinsip yang harus dimiliki seorang Supervisor ?

3. Apakah tugas dan tanggung jawab seorang supervisor?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan

penulisan dari makalah ini adalah untuk :

1. Merumuskan pengertian supervisor pendidikan.

2. Mendefinisikan prinsip yang harus dimiliki seorang Supervisor.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisor pendidikan.

Istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri

dari dua akar kata, yaitu super yang artinya “di atas”, dan

vision mempunyai arti “melihat”, maka secara keseluruhan

supervisi diartikan sebagai “melihat dari atas”.

Dengan pengertian itulah maka supervisi diartikan

sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala

sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau

lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi

pekerjaan guru.

Dalam pengertian lain, Supervisi adalah suatu aktivitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru

dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan mereka

(4)

adalah suatu proses bimbingan dari pihak kepala sekolah

kepada guru-guru dan personalia sekolah yang langsung

menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi

belajar mengajar agar para siswa dapat belajar secara efektif

dengan prestasi belajar yang semakin meningkat. Disamping

itu juga memperbaiki situasi bekerja dan belajar secara

efektif, disiplin, bertanggung jawab dan memenuhi

akuntabilitas.Sedangkan yang melakukan supervisi disebut

supervisor.

Supervisor atau Pengawas satuan pendidikan/sekolah

adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai

pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan

terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan

dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/

bimbingan untuk mencapai tujuan pendidikan (Pandong, A.

2003). Dalam satu kabupaten/kota, pengawas sekolah

dikoordinasikan dan dipimpin oleh seorang koordinator

pengawas (Korwas) sekolah/ satuan pendidikan (Muid, 2003).

B. Prinsip Supervisi Pendidikan

Seorang pemimpin pendidikan yang disebut sebagai

supervisor dalam melaksanakan supervisi hendaknya

(5)

1. Prinsip ilmiah (scientifc)

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data

objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan

proses belajar mengajar.

b. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam

data seperti angket, observasi, dan percakapan pribadi.

c. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis,

berencana dan kontinu.

2. Prinsip demokratis

Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi

harga diri dan martabat guru bukan berdasarkan atasan

dan bawahan akan tetapi berdasarkan rasa kesejawatan.

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru

berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan

kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk

mengembangkan tugasnya.

3. Prinsip kerja sama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah

supervisi sharing of idea, sharing of experience, memberi

support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka

merasa tumbuh bersama.

(6)

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam

mengembangkan potensi kreativitas. Kalau supervisi

mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan

bukan dengan cara-cara yang menakutkan.

Supervisi juga harus berpegang teguh pada pancasila

yang merupakan prinsip asasi dan merupakan landasan

utama dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. Di samping

prinsip di atas, prinsip pendidikan dapat dibedakan atas

prinsip positif dan prinsip negatif. Untuk lebih jelasnya akan

diuraikan di bawah ini.

1. Prinsip positif adalah prinsip-prinsip yang patut diikuti,

diantaranya adalah:

a. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan

kooperatif

b. Supervisi harus kreatif dan konstruktif

c. Supervisi harus scientifc dan efektif

d. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman kepada

guru-guru

e. Supervisi harus berdasarkan kenyataan

f. Supervisi harus memberikan kesempatan kepada

(7)

2. Prinsip negatif adalah prinsip-prinsip larangan yang tidak

boleh dilakukan, diantaranya adalah:

a. Seorang supervisor tidak boleh bersifat otoriter

b. Seorang supervisor tidak boleh mencari kesalahan pada

guru-guru

c. Seorang supervisor bukan seorang inspektur yang

ditugaskan untuk memeriksa apakah

peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang telah diberikan

dilaksanakan atau tidak

d. Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya

lebih baik dari pada guru-guru oleh karena jabatannya

e. Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak

memperhatikan hal-hal kecil dalam cara-cara guru

mengajar.

f. Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa, bila ia

mengalami kegagalan.

C. Kualifikasi

Dengan asumsi jabatan pengawas di masa depan, lebih

menarik bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya maka

kualifkasi yang dituntut dari calon pengawas bisa

ditingkatkan. Kualifkasi calon pengawas bisa dilihat dari

(8)

keahlian/keilmuan, pangkat/jabatan dan pengalaman kerja

serta usia.

1. Tingkat Pendidikan dan Keahlian

Tingkat pendidikan dan keahlian atau keilmuan bagi

pengawas dan calon pengawas sekolah dibedakan antara

pengawas TK/SD, SLB, rumpun/ mata pelajaran dan

bimbingan konseling.

a. Kualifkasi untuk pengawas TK/SD hendaknya memiliki

berlatar belakang pendidikan minimal Sarjana (S1) atau

D IV dengan keahlian kependidikan, lebih diutamakan

lagi berpendidikan S2 dalam kependidikan seperti

Administrasi Pendidikan, Teknologi Pendidikan dan

Pendidikan bidang ilmu seperti pendidikan Matematik,

Pendidikan Biologi, Pendidikan Bahasa Indonesia dan

pendidikan bidang ilmu lainnya.

b. Kualifkasi untuk pengawas SLB berpendidikan minimal

S1 kependidikan dalam bidang Pendidikan Luar Biasa

(pendidikan khusus), diutamakan S2 kependidikan dan

atau Psikologi.

c. Kualifkasi untuk pengawas rumpun mata

pelajaran/matapelajaran, berpendidikan minimal S1

kependidikan dan S1 non-kependidikan dalam rumpun

(9)

diutamakan yang berpendidikan S2-S3 kependidikan dan

atau S2-S3 non-kependidikan yang memiliki Akta IV.

Pengawas rumpun mata pelajaran terutama di SMA dan

SMK sebaiknya menjadi pengawas mata pelajaran agar

keahlian pengawas lebih relevan dengan mata-mata

pelajaran yang diberikan di SMA dan mata Diklat di SMK.

Mata-mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Biologi memerlukan

pengawas dengan keahlian yang sama. Demikian halnya

untuk mata Diklat di SMK.

d. Kualifkasi untuk pengawas bimbingan konseling

hendaknya berpendidikan minimal S1 kependidikan

khususnya jurusan/program studi Bimbingan Konseling

diutamakan yang berpendidikan S2-S3 Kependidikan

terlebih lagi Jurusan Bimbingan Konseling. Calon

pengawas untuk semua kualifkasi di atas dipersyaratkan

lulus Pendidikan Profesi Pengawas (30-36 Sks) pada LPTK

Negeri yang telah ditunjuk pemerintah dan mengikuti

Diklat Pengawas.

2. Jabatan/Pangkat dan Pengalaman Kerja.

Berdasarkan jabatan/pangkat dan pengalaman kerja,

(10)

sedang menjadi dan atau pernah menjadi guru dan Kepala

Sekolah/Wakil Kepala Sekolah, berstatus jabatan fungsional

dengan pangkat serendah-rendahnya III/b untuk guru dan

III/d untuk Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah.

Sedangkan pengalaman kerja yang dipersaratkan adalah 8

tahun bagi yang sedang menjadi guru dan 4 tahun bagi

yang sedang menjadi Kepala Sekolah. Idealnya calon

pengawas berasal dari Kepala Sekolah atau minimal Wakil

Kepala Sekolah yang pernah menjadi guru agar ada jenjang

karir yang jelas dari guru - wakil kepala sekolah - kepala

sekolah - pengawas.

Persyaratan di atas menunjukkan bahwa yang

menjadi pengawas harus berstatus pegawai negeri sipil.

Jika dimungkinkan calon pengawas bisa diangkat dari

Kepala Sekolah non-PNS berpendidikan S2 Kependidikan.

Setelah menempuh pendidikan profesi pengawas dan

Diklat pengawas, mereka bisa diangkat sebagai PNS

dengan jabatan pengawas pratama atau muda. Jika mereka

diberi kesempatan menjadi pengawas nampaknya tidak

akan mengalami kesulitan dalam merekrut pengawas pada

masa sekarang.

(11)

Dari hasil studi empirik ditemukan usia pengawas

rata-rata 52 tahun dengan pengalaman kerja sebagai PNS

sekitar 26 tahun dan masa kerja sebagai pengawas

rata-rata 6,5 tahun. Data di atas terlihat bahwa usia dan masa

kerja pengawas sebagai PNS cukup tinggi sehingga masa

kerja mereka tinggal beberapa tahun lagi sehingga

kecenderunagn untuk berprestasi di masa tua menjadi

agak menurun terlebih lagi citra pengawas saat ini kurang

menguntungkan.

Oleh sebab itu rekruitmen pengawas perlu

peremajaan dengan mengangkat tenaga pengawas pada

usia sekurang-kurangnya 35 tahun dan setinggi-tingginya

45 tahun, sehingga dimungkinkan punya masa bakti cukup

lama dan bisa diberikan pembinaan yang bersinambungan.

D. Persyaratan Calon Supervisor

Selain kualifkasi sebagaimana dikemukakan di atas

diberlakukan pula sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi

oleh calon pengawas atau supervisor. Ada dua kategori

persyaratan calon pengawas sekolah yakni persyaratan

administrasi dan persyaratan akademik. Berdasarkan

kualifkasi di atas maka persyaratan administratif calon

(12)

1. Berpengalaman sebagai guru minimal 8 tahun secara

terus menerus, wakil kepala sekolah dan atau kepala

sekolah minimal berpengalaman 4 tahun dan

menunjukkan prestasi selama ia menjadi guru, wakil

kepala sekolah atau kepala sekolah.

2. Memiliki sertifkat Pendidikan Profesi Pengawas.

3. Pangkat/golongan sekurang-kurangnya golongan III/b

yang dibuktikan dengan SK kepangkatan

4. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan Surat

Keterangan Dokter dari Rumah Sakit yang ditunjuk.

5. Tidak sedang terkena hukuman pelanggaran disiplin

kategori sedang atau berat.

6. Menyatakan secara tertulis bersedia mengikuti Pendidikan

dan Pelatihan Pengawas

7. Menyatakan secara tertulis bersedia ditempatkan di mana

saja dalam wilayah Kabupaten/Kota/ Provinsi tempat

sekolah yang akan dibinanya.

8. Menyatakan secara tertulis bersedia berpartisipasi aktif

dalam Organisasi Profesi Pengawas.

9. Diusulkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

dan mendapat rekomendasi dari Kepala Sekolah, setelah

(13)

Persyaratan di atas dituangkan dalam formulir

pendaftaran calon pengawas disertai lampiran-lampirannya

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Selain

kelengkapan administrasi tersebut di atas, calon pengawas

dapat menyerahkan bukti prestasi seperti:

1. Pernah menjadi guru teladan/berprestasi yang dibuktikan

dengan foto copy surat keterangan/piagam

2. Pernah menjadi guru inti atau instruktur peningkatan

mutu guru, menjadi ketua Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) atau yang sejenis, dibuktikan dengan

foto copy surat penetapan/keterangan/ piagam

3. Pernah berprestasi dalam melaksanakan tugas sebagai

kepala sekolah/wakil kepala sekolah yang dibuktikan

dengan foto copy surat penetapannya.

Sedangkan Persyaratan akademik calon pengawas

sekolah adalah sebagai berikut :

1. Memiliki pengetahuan yang luas tentang pendidikan dan

wawasan Wiyata Mandala;

2. Memiliki keahlian keilmuan yang relevan dengan bidang

kepengawasan yang dibuktikan dengan fotocopi ijazah S1

dan atau S2 yang telah dilegalisir oleh yang

(14)

3. Memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk

melaksanakan tugas kepengawasan;

4. Mampu menyusun program kepengawasan untuk

sekolah-sekolah binaannya;

5. Memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang dibuktikan

dengan DP3 PNS.

6. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi;

7. Lulus seleksi calon pengawas yang diselenggarakan

secara khusus oleh instansi yang ditunjuk dan dibuktikan

dengan Surat Tanda Lulus (STL) Calon Pengawas.

8. Menyusun dan menyerahkan karya tulis di bidang

kepengawasan

9. Khusus untuk Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK)

Disamping syarat-syarat di atas untuk menjadi seorang

supervisor yang professional juga diperlukan syarat-syarat

sebagai mana berikut.

E. Syarat-Syarat Seorang Supervisor Profesional

Sebagai seorang supervisor, yang harus melaksanakan

tugas tanggung jawabnya hendaknya mempunyai

(15)

(personality) syarat-syarat seorang Supervisor adalah

sebagi berikut:

1. Ia harus mempunyai perikemanusiaan dan solidaritas

yang tinggi, dapat menilai orang lain secara teliti dari segi

kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.

2. Harus dapat memelihara dan menghargai dengan

sungguh-sungguh semua kepercayaan yang diberikan

oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.

3. Harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik,

mengharapkan yang baik dan melihat segi-segi yang baik.

4. Bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengaruhi

oleh penyimpangan-penyimpangan manusia.

5. Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak),

sehingga guru-guru yang lemah dalam stafnya tidak

"hilang dalam bayangan" orang-orang yang kuat

pribadnya.

6. Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan

mudah dapat memberikan pengakuan dan penghargaan

terhadap prestasi yang baik.

7. Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka

terhadap seseorang untuk selama-lamanya hanya karena

(16)

8. Ia hendaknya sedemikian jujur, terbuka dan penuh

tanggung jawab.

9. Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak

menyinggung perasaan orang lain.

10.Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak

akan menimbulkan depresi dan putus asa pada

anggota-anggota stafnya.

11.Sikapnya harus ramah, terbuka dan mudah dihubungi

sehingga guru-guru dan siapa saja yang memerlukannya

tidak akan ragu-ragu untuk menemuinya.

12.Ia harus dapat bekerja dengan tekun dan rajin serta teliti,

sehingga merupakan contoh bagi anggota stafnya

13.Personal appearance terpelihara dengan baik, sehingga

dapat menimbulkan respect dari orang lain

14.Terhadap murid-murid ia harus mempunyai perasaan

cinta sedemikian rupa, sehingga ia secara wajar dan

serius mempunyai perhatian terhadap mereka.

F. Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor

Seorang supervisior dapat dilihat dari tugas yang

dikerjakannya. Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi

sebagai supervisor tampak jelas perannya. Sesuai dengan

(17)

bertugas memberi support (supporting), membantu

(assisting) dan mengikutsertakan (sharing).

Selain itu, seorang supervisior bertugas sebagai:

1. Koordinator.

2. Konsultan.

3. Pemimpin Kelompok.

4. Evaluator .

Tugas lain bagi seorang supervisi atau pengawas

akademik, yakni mencakup hal-hal berikut:

1. Mengupayakan agar guru lebih bersungguh-sungguh dan

bekerja lebih keras serta bersemangat dalam mengajar.

2. Mengupayakan agar sistem pengajaran ditata sedemikian

rupa sehingga berlaku prinsip belajar tuntas, yaitu guru

harus berupaya agar murid benar-benar menguasai apa

yang telah diajarkan dan tidak begitu saja melanjutkan

pengajaran ke tingkat yang lebih tinggi jika murid Belum

tuntas penguasaannya.

3. Memberikan tekanan (pressure) terhadap guru untuk

mencapai tujuan pengajarannya, dengan disertai bantuan

(support) yang memadai bagi keberhasilan tugasnya.

4. Membuat kesepakatan dengan guru maupun dengan

(18)

yang harus mereka capai sehubungan dengan

keberhasilan pengajaran.

5. Secara berkala melakukan pemantauan dan penilaian

(assessment) terhdap keberhasilan (efektiftas) mengajar

guru, khususnya dalam kaitannya dengan kesepakatan

yang dibuat pada butir (4) di atas.

6. Membuat persiapan dan perencanaan kerja dalam rangka

pelaksanaan butir-butir di atas, menyusun dokumentasi

dan laporan bagi setiap kegiatan, serta mengembangkan

sistem pengelolaan data hasil pengawasan.

7. Melakukan koordinasi serta membuat

kesepakatan-kesepakatan yang diperlukan dengan kepala sekolah,

khususnya dalam hal yang berkenaan dengan

pemantauan dan pengendalian efektiftas pengajaran

serta hal yang berkenaan dengan akreditas sekolah yang

bersangkutan.

Tugas Supervisor menurut Harris (1975) adalah

membantu guru dalam hal :

1. Pengembangan Kurikulum. Kurikulum perlu diperbaiki dan

dikembangkan secara terus menerus. Dalam hal ini

dirancang secara terpusat seperti sekarang, maka tugas

(19)

penyesuaian dan perancangan pengalaman belajar dengan

keadaan lingkungan dan siswa. Di samping itu, juga

membantu dalam menyusun panduan dalam

melaksanakan kurikulum, menentukan satuan pelajaran,

merancang muatan lokal.

2. Pengorganisasian pengajaran. Supervisor bertugas

membantu pelaksanaan pengajaran sehingga siswa, guru,

tempat dan bahan pengajaran sesuai dengan waktu yang

disediakan serta tujuan instruksional yang ditetapkan.

3. Pemenuhan fasilitas sesuai dengan rancangan proses

belajar mengajar.

4. Perancangan dan perolehan bahan pengajaran sesuai

dengan rancangan kurikulum.

5. Perancanaan dan implementasi dalam meningkatkan

pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam

melaksanakan pengajaran. Kegiatan ini meliputi bantuan

dalam menyelenggarakan workshop, konsultasi,

wisatakarya, serta berbagai macam latihan dalam jabatan.

6. Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru

dalam proses belajar mengajar. Guru perlu dilengkapi

dengan informasi yang relevan dengan tugas serta

(20)

7. Pengkoordinasian antara kegiatan belajar mengajar

dengan kegiatan layanan lain yang diberikan

sekolah/lembaga pendidikan kepada siswa.

8. Pengembangan hubungan dengan masyarakat dengan

mengusahakan lalu lintas informasi yang bebas tentang hal

yang berhubungan dengan kegiatan pengajaran.

9. Pelaksanaan evaluasi pengajaran.

10.Supervisor mempunyai wewenang tertentu sesuai dengan

tugas yang dilaksanakan. Wewenang yang dimaksud

adalah melaksanakan koreksi, memperbaiki, dan membina

proses belajar mengajar bersama guru, sehingga proses itu

mencapai hasil yang maksimal.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Supervisor atau Pengawas satuan pendidikan/sekolah

adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana

teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap

sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk

(21)

pengawas sekolah dikoordinasikan dan dipimpin oleh seorang

koordinator pengawas (Korwas) sekolah atau satuan pendidikan.

Prinsip supervisi pendidikan

a. Prinsip ilmiah (scientifc)

b. Prinsip demokratis

c. Prinsip kerja sama

d. Prinsip konstruktif dan kreatif

Tugas Supervisor dan Tanggung Jawab Supervisor

Seorang supervisior dapat dilihat dari tugas yang

dikerjakannya. Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi

sebagai supervisor tampak jelas perannya. Sesuai dengan

pengertian hakiki supervisi, maka supervisi berperan atau

bertugas memberi support (supporting), membantu (assisting)

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2004, Dasar-dasar Supervisi, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Dirjen PMPTK. (2005) Standar Kompetensi Pengawas Sekolah TK/ SD Matapelajaran/Rumpun Matapelajaran. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Pandong, A. (2003). Jabatan Fungsional Pengawas. Badan Diklat Depdagri & Diklat Depdiknas.

Sahertian, Piet A., 1981, Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional.

Shashin. 2012. Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor. (Online),

(http://aritakesi.blogspot.com/2012/12/tugas-dan-tanggung-jawab-supervisor.html, diakses 29 Oktober 2014).

Sukemi, Satriyo. 2013. Makalah Supervisi. PBA Community, (Online), (http://pendidikan-bahasa-arab-iainsu.blogspot.com/2013/01/supervisi-tanggung-jawab-dan.html, diakses 29 Oktober 2014).

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah klorofil tertinggi terdapat pada perlakuan tanaman kelapa sawit yang ditumbuhkan tanpa Ganoderma dan dengan bakteri S. Pengujian aktivitas enzim; (A)

Pada gambar tersebut terlihat bahwa kandungan TAN meningkat dengan tajam pada awal pemeliharaan hingga mencapai puncak rata-rata sekitar 1,8 mg/L pada hari ke-9, khususnya

Pertambahan biomassa, laju pertumbuhan spesifik, sintasan, rasio konversi pakan, dan produksi udang vaname pada masing-masing perlakuan selama 85 hari pemeliharaan dengan

pertanyaan dapat digunakan untuk mengukur suatu variabel atau tidak.

 Buat sebuah relation baru dari attribute yang tidak memerlukan primary key secara penuh.  Relation

Berapa banyak mesin pada perahu yang Anda miliki untuk keperluan melaut.. Lebih dari

jangan pusing dan bingung untuk mencari obata yang manjur untuk penyakit kencing nanah, Dengan obat herbal kencing nanah dari De Nature yang aman di konsumsi Pria dan Wanita

 Antisipasi artinya dapat memprediksi, menentukan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. pemasar yang baik adalah orang yang dapat menentukan dengan tepat apa yang harus