• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran guru dalam mewujudkan pemb efektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "peran guru dalam mewujudkan pemb efektif"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Kita semua mengakui bahwa salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Banyak peran yang harus dimainkan guru dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang efektif dan bermakna.

B. Rumusan Masalah

Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran efektif dan bermakna 2. Apa saja karakteristik pembelajaran efektif dan bermakna

(2)

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat memahami tentang pengertian pembelajaran efektif dan bermakna.

2. Mahasiswa dapat memahami apa saja karakteristik pembelajaran efektif dan bermakna.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Efektif dan Bermakna 1. Pengertian Pembelajaran Efektif

Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Yusuf Hadi Miarso (1993) memandang bahwa pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa (student centered) melalui penggunaan prosedur yang tepat. Definisi ini mengandung arti bahwa pembelajaran yang efektif terdapat dua hal yang penting, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya. Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil baik, jika kegiatan belajar mengajar tersebut dapat membangkitkan proses belajar.

Pembelajaran yang efektif ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif. Pembelajaran menekankan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada internalisasi, tentang apa yang dikerjakan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran efektif merupakan sebuah proses perubahan seseorang dalam tingkah laku dari hasil pembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman dirinya dan dari lingkungannya yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu.

2. Pengertian Pembelajaran Bermakna

(4)

bahwa pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seorang yang sedang dalam proses pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi bila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan pelajaran itu harus cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, pelajaran harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimilki siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian, faktor intelektual emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

(5)

B. Karakteristik Pembelajaran Efektif dan Bermakna

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai.

Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.

1. Ciri-ciri Pembelajaran yang Efektif

Pembelajaran dapat berjalan secara efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat penting untuk mengetahui ciri-cirinya yaitu:

(6)

kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain-lain.

b. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas menjadi hidup.

c. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.

d. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.

e. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.

f. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.

g. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika diperlukan.

Selain itu ciri pengajaran Efektif juga dapat diketahui dengan: a. Berpusat pada siswa

b. Interaksi eduktaif, Guru-Siswa c. Suasana demokratis

d. Metode yang bervariasi e. Bahan belajar bermanfaat f. Lingkungan kondusif g. Suasana belajar menunjang

2. Prasyarat-prasyarat Belajar Bermakna

(7)

b. Anak yang akan belajar atau siswa harus bertujuan untuk melaksanakan belajar bermakna, jadi mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna. Tujuan siswa merupakan faktor utama dalam belajar bermakna. Banyak siswa mengikuti pelajaran-pelajaran yang kelihatan tidak relevan dengan kebutuhan mereka pada saat itu. dalam pelajaran-pelajaran demikian, materi pelajaran dipelajari secara hapalan. Para siswa kelihatannya dapat memberikan jawaban yang benar tanpa menghubungkan materi itu pada aspek-aspek lain dalam struktur kognitif mereka.

Kebermaknaan materi pelajaran secara potensial bergantung pada dua faktor, yaitu sebagai berikut:

a. Materi itu harus memiliki kebermaknaan logis

b. Gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa.

C. Peran Guru dalam Mewujudkan Pembelajaran Efektif dan Bermakna Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap muka yang dikemukakan oleh Moon (1998), yaitu sebagai berikut.

1. Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer Instruction)

Pihak Departemen Pendidikan Nasional telah memprogram bahan pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu waktu tertentu. Disini guru dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan PBM tersebut dengan memerhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi :

a. Membuat dan merumuskan bahan ajar

b. Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas, perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa, komprehensif, sistematis, dan fungsional efektif.

c. Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

(8)

e. Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan memerhatikan relevansi (seperti juga materi), efektif, efisien, kesesuaian dengan metode, serta pertimbangan praktis.

Jadi dengan waktu yang sedikit atau terbatas tersebut, guru dapat merancang dan mempersiapkan semua komponen agar berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar, sebagai landasan dari perencanaan.

2. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran (Manager Instruction)

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Selain itu guru juga berperan dalam membimbing pengalaman sehari-hari ke arah pengenalan tingkah laku dan kepribadiannya sendiri. Salah satu ciri manajemen kelas yang baik adalah tersedianya kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi sedikit untuk mengurangi ketergantungannya pada guru hingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.

Sebagai manajer, guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dari teori perkembangan hingga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar yang baik, mengendalikan pelaksanaan pengajaran dan pencapaian tujuan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan guru dalam kaitannya dengan memotivasi siswa belajar (Wright, 1991).

a. Menunjukkan Sikap yang Positif terhadap Siswa.

(9)

yang diajukan, paling tidak siswa tidak akan ragu-ragu mengemukakan pendapatnya sehingga siswa akan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b. Memberikan Tugas atau Kegiatan yang Bermakna, Sesuai, dan Menarik bagi Siswa.

Tugas atau kegiatan yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran akan membentuk keyakinan siswa bahwa mereka akan berhasil melaksanakan tugas apabila mereka bersungguh-sungguh. Selain itu, tugas atau kegiatan yang dilksanakan hendaknya berkaitan dengan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang baru untuk memecahkan suatu masalah.

c. Menunjukkan Semangat Belajar

Guru yang menunjukkan kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar akan memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan. Kehangatan dan keantusiasan guru akan menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif.

d. Menerapkan Disiplin secara Fleksibel sehingga Tercipta Situasi Pembelajaran yang Efektif

Guru dapat memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan tugas belajarnya asal tidak mengganggu siswa lain atau kelas lain yang sedang belajar.

e. Memberikan Kesempatan kepada Siswa untuk Terlibat Aktif Dalam Berbagai Kegiatan yang Menuntut Komunikasi Antar-Siswa dan Melakukan Kerja Sama

(10)

f. Memberikan Kesempatan kepada Siswa untuk Menilai Diri Sendiri Dengan menilai diri sendiri siswa akan termotivasi untuk bekerja lebih giat karena mereka dapat menilai diri sendiri apakah dia telah berhasil atau belum.

g. Memberikan Balikan Positif terhadap Hasil Kerja Siswa

Apabila kita memberikan tugas atau pekerjaan kepada siswa, kita harus memberikan komentar terhadap hasil kerja siswa. Guru hendaknya memberikan penjelasan yang menguatkan terhadap hasil kerja siswa yang benar dan penjelasan yang mengoreksi hasil kerja siswa yang salah. Dengan mengetahui bahwa pekerjaannya benar, siswa akan merasa dihargai. Sedangkan balikan terhadap kesalahannya akan menambah motivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya.

h. Memberikan Kesempatan kepada Siswa untuk Memperoleh Kebanggan dari Hasil Kerjanya

Setiap siswa mengharapkan adanya pengakuan positif terhadap hasil kerja mereka. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan penghargaan terhadap siswa yang berhasil melakukan tugas belajarnya. Pengakuan terhadap siswa dapat dilakukan dengan memajang hasil kerja siswa di dinding. Dengan melihat hasil kerjanya, siswa akan merasa bangga bahwa hasil kerjanya dihargai. Memperoleh pengakuan umum memberikan rasa aman pada diri siswa dan penguatan yang membantu siswa memandang dirinya bahwa dirinya mampu.

3. Guru sebagai Pengaruh Pembelajaran

(11)

hingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik dikemudian hari; (4) membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, guru hendaknya melibatkan siswa dalam pembelajaran baik melalui kegiatan tanya jawab maupun melalui kegiatan kelompok, diskusi atau kerja kelompok. Dalam kegiatan semacam ini, guru dituntut berperan sebagai pengarah(moderator). Sebagai moderator, guru hendaknya melakukan hal-hal berikut.

a. Memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran.

Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk memusatkan perhatian siswa, diantaranya:

1) menyampaikan tujuan pada awal kegiatan;

2) menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang terjadi dalam pembahasan atau kegiatan kelompok. Apabila terjadi penyimpangan, guru hendaknya mengarahkan siswa agar kembali ke tujuan semula serta

3) merangkum hasil pembahasan atau diskusi/kerja kelompok pada tahap-tahap tertentu sebelum dilanjutkan pada pembahasan atau tugas berikutnya.

b. Memberikan kesempatan berpartisipasi

Agar pembahasan atau kegiatan kelompok merupakan hasil semua siswa, setiap siswa harus terlibat dan mendapat kesempatan mengajukan

(12)

4) mendorong siswa untuk saling mengomentari pendapat siswa lain.

4. Guru sebagai Evaluator (Evaluator of Student Learning)

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran oleh siswa, guru hendaknya melakukan evaluasi. Melaksanakan evaluasi merupakan tugas guru sebagai penilai atau elevator. Penilaian ini tidak hanya dilakukan terhadap penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari tetapi juga terhadap proses belajar yang telah dilakukan siswa. Apakah siswa telah benar-benar belajar. Menilai kemampuan siswa tidak hanya dilakukan melalui tes, tetapi juga dapat melalui tugas atau pekerjaan rumah.

Melalui evaluasi ini, guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan, efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Selain itu untuk mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau kelompoknya. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian proses pembelajaran akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.

5. Guru sebagai Konselor

(13)

membina hubungan yang manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan bermacam-macam manusia.

Pada akhirnya, guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri, baik itu motivasi, harapan, prasangka ataupun keinginannya. Semua hal itu akan memberikan pengaruh pada kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang lain terutama siswa.

6. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh peserta didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Secara resmi kurikulum sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-citakan (Ali, 1985: 30). Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi. Bahkan pandangan mutakhir menyatakan bahwa meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya kurikulum tersebut pada akhirnya terletak di tangan pribadi guru.

Sedangkan peranan guru dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum secara aktif (Dr.H.Hamzah B.Uno: 26) antara lain yaitu: (1) perencanaan kurikulum; (2) pelaksanaan di lapangan; (3) proses penilaian; (4) pengadministrasian; (5) perubahan kurikulum.

7. Guru dalam Pembelajaran yang Menerapkan Kurikulum Berbasis Lingkungan

(14)

kadar pembelajaran tinggi dadasarkan atas posisi dan peranan guru, tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar yang profesional.

Posisi dan peran guru yang dikaitkan dengan konsep pendidikan berbasis lingkungan dalam proses pembelajaran (Dr. H. Hamzah.B.Uno 2007: 27), dimana guru harus menempatkan diri sebagai:

1. Pemimpin belajar, dalam arti guru sebagai perencana, pengorganisasi pelaksana, dan pengontrol kegiatan belajar peserta didik.

2. Fasilitator belajar, guru sebagai pemberi kemudahan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya melalui upaya dalam berbagai bentuk.

3. Moderator belajar, guru sebgai pengatur arus kegiatan belajar peserta didik. Selain itu guru bersama peserta didik harus menarik kesimpulan atau jawaban masalah sebagai hasil belajar peserta didik, atas dasar semua pendapat yang telah dibahas dan diajukan peserta didik.

4. Motivator belajar, guru sebagai pendorong peserta didik agar mau melakukan kegiatan belajar. Sebagai motivator guru harus dapat menciptakan kondisi kelas yang merangsang peserta untuk mau melakukan kegiatan belajar, baik individual maupun kelompok.

(15)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Pada hakikatnya pembelajaran yang efektif dan bermakna merupakan proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif dan bermakna mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka peran guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif dalam pembelajaran harus adanya faktor-faktor pendukung tertentu seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.

(16)

B. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Menjaga dan meningkatkan kinerja karyawan selain dengan mengoptimalkan motivasi dan budaya organisasi seperti yang dijelaskan sebelumnya, juga dapat dilakukan perusahaan

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH1. Urusan Pemerintahan

Ketika seseorang berpikiran bahwa internet itu sangat merugikan dan berdampak buruk maka secara tidak langsung seseorang itu akan menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak

94 LAMPIRAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisi dapat dikemukakan dalam penelitian ini: (1)Terdapat pengaruh yang signifikan dari Efikasi Diri terhadap Hasil Belajar

Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila, sehingga Pancasila itu pada hakikatnya nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali

[r]

response charging maupun discharging dari bidirectional DC-DC converter dengan kontrol logika fuzzy untuk fungsi keanggotaan segitiga dapat dilihat pada Gambar 12