• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Indonesia sebagai Penengah Konfl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Potensi Indonesia sebagai Penengah Konfl"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Potensi Indonesia sebagai Penengah Konflik di Suriah

Tugas Akhir ‘Resolusi Konflik’

Alvia Syafiqa 1112113000041

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

1. LATAR BELAKANG

Konflik Suriah bukan menjadi konflik domestik semata melainkan telah bertransformasi menjadi konflik internasional karena konflik ini telah merambat ke negara tetangga lainnya baik di Timur Tengah maupun negara selain Timur Tengah. Pemerintahan rezim Bashar al-Assad terus mendapat kecaman dari warga dunia karena konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 90.000 jiwa. Negara-negara barat dan Arab mendesak agar Bashar al-Assad mundur dari jabatannya sebagai presiden agar konflik tersebut tidak terus meluas, namun Assad menolak desakan tersebut. Hal ini kemungkinan menimbulkan konflik baru dan akan berbahaya bagi stabilitas politik dan keamanan di Timur Tengah.

a. Menurut hipotesis penulis menanggapi rumusan masalah yang pertama adalah, pada awalnya konflik di Suriah hanya merupakan masalah internal yakni ketidakpuasan rakyat Suriah terhadap rezim pemerintahan Bashar al-Assad. Karena pemerintahan Bashar al-Assad tidak mau mendengarkan pendapat maupun kritik dari rakyat terhadap rezimnya. Akibatnya, rakyat Suriah mengadakan pemberontakan terhadap rezim Assad tersebut. Namun pemberontakan dan penyerangan yang dilakukan rakyat Suriah terhadap rezim Assad ini mendapatkan intervensi dari pihak asing sehingga terjadilah eskalasi konflik yang melibatkan AS, Israel, Rusia, China, hingga Iran.

(3)

4. ANALISIS

A. Konflik Internal yang di Intervensi

Sebelum melakukan analisis terhadap konflik yang terjadi di Suriah, terlebih dahulu penulis akan memaparkan data-data mengenai konflik yang terjadi di Suriah hingga saat ini.

Banyak yang percaya bahwa konflik Suriah pertama kali tercetus karena rakyat Suriah dilarang untuk mengeluarkan pendapatnya pada masa pemerintahan presiden Suriah, Bassar al-Assad yang dijuluki si tangan besi. Hal itu lah yang menjadi salah satu alasan rakyat Suriah untuk memberontak dan mengangkat senjata untuk menggulingkan rezim al-Assad.

Melihat banyaknya massa di Suriah yang menginginkan jatuhnya rezim Assad, namun hal ini masih belum ditanggapi oleh rezim Assad. Rezim Assad masih ingin mempertahankan kekuasaannya di Suriah. Bashar al-Assad masih mengklaim dirinya sebagai presiden yang terpilih secara sah padahal saat itu rakyat sudah tidak menginginkan Assad sebagai presiden.

Dari pihak oposisi muslim,alasan mereka ingin menggulingkan rezim Assad karena rezim Assad dinilai telah banyak menelan korban terutama radi pihak muslim (sunni). Sementara dari pihak oposisi dari kalangan sekuler berpendapat bahwa mereka ingin kembali menegakkan demokrasi yang telah rusak sejak rezim Assad berdiri. 1

Namun hal itu bukannya didengar sebagai masukan, pemerintah Suriah malah balik menyerang rakyat mereka dengan peluru dan mortir yang banyak menewaskan warga sipil sejak Maret 2009.2

Konflik dan perang di Suriah tersebut menurut Assad, seharusnya terjadi secara internal yakni antara rakyat Suriah dengan pemerintahannya, tetapi kemudian konflik ini meluas, Assad curiga ada pihak asing yang mendanai pemberontakan tersebut yang memang bertujuan untuk menggulingkan rezimnya. Kemungkinan, pihak asing ini mendanai persenjataan kelompok oposisi pemerintah Suriah, adalah negara-negara Barat seperti Assad berpendapat bagaimana tentara oposisi mendapatkan amunisis sebanyak dan sekuat itu jika tidak ada pihak yang berkepentingan. Tuduhan kelompok kepentingan ini mengacu pada Amerika Serikat dan Inggris. Kedua negara ini menjadi tertuduh karena beberapa tahun terakhir, bukti Amerika Serikat dan Inggris selalu bersekongkol untuk meruntuhkan pemerintahan di berbagai negara dan mengganti penguasanya yang pro kepada mereka (AS dan Inggris) agar dapat dikuras sumber daya alamnya.

1 ‘Konflik Suriah, Penyebab dan Solusinya (Renungan untuk Perjuangan)’ terdapat di:

http://www.mirajnews.com/id/artikel/opini/9202-konflik-suriah-penyebab-dan-solusinya-renungan-untuk-perjuangan.html, diakses pada 29 November 2013, pkl. 18.21

2 ‘Krisis Suriah Awal Perang Dunia III’ terdapat di:

(4)

Di sisi lain, negara-negara yang berbeda kubu dengan Barat seperti Rusia, Iran dan China tetap mendukung rezim al-Assad. Negara-negara tersebut menolak untuk mengintervensi urusan domestik Suriah.

Amerika Serikat, yang jelas-jelas mengintervensi konflik Suriah tersebut, telah mengirimkan pasokan senjata dan memberikan pelatihan perang. Akan tetapi, Iran tidak tinggal diam. Secara diam-diam Iran pun turut ikut campur dalam konflik tersebut dengan mengirimkan pelatih penembak yang jitu. Bahkan kelompok Islam Libanon Hizbullah dari Syiah pun turut mengirim tentara jihad untuk membantu Assad. Semua hal ini diperparah karena Israel meluncurkan roket di wilayah Suriah dengan alasan menyerang Hizbullah. Semua hal tersebut hanya memperburuk keadaan di Suriah dan membuat kondisi semakin kacau karena kekuatan kedua kubu malah semakin kuat dan besar. Kedua kubu di Suriah ini mendapat dukungan dari negara-negara luar. Pihak rezim Assad mendapatkan dukungan dari Rusia, China, dan Iran. Sedangkan pihak oposisi dari rezim Assad didukung oleh negara barat, termasuk Liga Arab.

Pada bulan Maret 2013 lalu, Pertemuan Liga Arab di Doha, Qatar menghasilkan keputusan bahwa negara-negara anggota Liga Arab berhak memberikan bantuan kepada rakyat Suriah. Moaz al-Khatib, pemmpin oposisi Suriah meminta kepada negara-negara peserta Liga Arab agar kelompok oposisi Suriah mendapat posisi di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya. Khatib menegaskan bahwa Suriah berhak menentukan siapa yang mengatur negaranya.

Amerika Serikat diam-diam telah melatih para oposisi secara militer di wilayah dekat Suriah. Selain memberi pelatihan perang, AS juga memfasilitasi oposisi Suriah dengan perlengkapan perang seperti senjata dan baju anti peluru. Bahkan AS telah mengirimkan bantuan dana sebesar 580 miliar rupiah untuk pertahanan oposisi Suriah beberapa bulan ke depan. Namun posisi Suriah tidak bisa dianggap remeh. Surah telah menjadi basis dua kelompok pejuang Hamas dari Palestina, dan Hizbullah dari Libanon.

Ribuan perempuan di Suriah yang tinggal di tempat pengungsian mengalami penyiksaan dan tindakan prostitusi dari para pro Assad. Sekitar 4.257 perempuan Suriah telah terbunuh oleh pasukan keamanan pemerintah Suriah. Sekitar 6.400 perempuan Suriah juga mendapatkan masalah pelanggaran HAM dimana seribu diantaranya adalah mahasiswi. Sekitar 1.200 erempuan diculik dan menghilang di kota Homs, Latakia dan Damaskus. Namun hingga saat ini pemerintah Suriah masih bungkam terkait lokasi penculikan ini.

(5)

Pihak Rusia mengemukakan intervensi yang dilakukan negara barat ke Suriah tidak akan berjalan dengan mudah karena saat ini Suriah sudah memiliki sistem rudal udara multi-fungsi dan pertahanan udara untuk menghalau berbagai serangan. Sistem rudal buatan Rusia ini mampu menghancurkan kapal dan pesawat yang membawa bom dan rudal. Rudal yang dikirim oleh Rusia ini diduga setara dengan rudal Patriot yang dipakai AS dalam Perang Teluk tahun 1991. Angkatan Laut Rusia mengumumkan pada bulan Agustus lalu bahwa mereka telah mengirimkan dua kapal perang dekat pantai Suriah. Pasokan senjata yang dikirimkan Rusia kepada AS antara lain 5.000 buah tank, 2.500 kendaraan tempur infanteri, 2.500 unit artileri, 325 buah pesawat taktis, 143 helikopter, serta hampir 2.000 peralatan pertahanan udara. 3

Pihak AS juga tidak tinggal diam, sebanyak 300 marinir AS telah dikerahkan di perbatasan Suriah. Obama pun telah setuju untuk membantu pihak oposisi dalam mengakhiri rezim Bashar al-Assad. Dilansir dari Russia Today edisi Sabtu, 31Agustus 2013 bahwa serangan ke Suriah berpotensi untuk memicu perang dunia ketiga.

Berikut adalah enam belas alasan perang dunia ketiga bisa jadi akan dipicu oleh Suriah:

1. Perang di Suriah bahkan lebih populer dimata warga AS dibanding Kongres

2. Presiden Obama belum mendapatkan persetujuan Kongres untuk melaksanakan perang ke Suriah

3. AS tidak mendapatkan mandat dan persetujuan dari PBB untuk menyerang Suriah dan tidak akan mendapatkan karena veto dari Rusia dan China

4. Suriah akan menggunakan segala cara yang tersedia untik mempertahankan diri jika diserang

5. Menteri Luar Negeri Suriah menegaskan bahwa Suriah membela diri dari serangan AS 6. Rusia baru saja mengirimkan rudal-rudal paling canggih ke Suriah dan hal ini bisa

membahayakan AS

7. Ketika AS akan menyerang Suriah, Suriah akan menyerang Israel 8. Jika Israel diserang, Tel Aviv akan melakukan serangan balasan

9. Hizbullah akan memperjuangkan apapun untuk kelangsungan rezim Assad 10. Iran akan membantu apabila Suriah diserang

11. Meledaknya perang di Suriah akan menyebabkan rusaknya hubungan diplomatik antara Rusia dan China

12. China akan mengalami kerusakan yang signifikan

13. Jika China tersinggung, hal terburuknya adalah membuang sejumlah hutang AS yang dipegang yang berakibat AS akan mengalami krisis ekonomi yang sangat parah

(6)

14. Dr Jerome Corsi dan Walid Shoebat mengumpulkan beberapa bukti mengejutkan, sebenarnya pemberontak Suriah dukungan AS yang bertanggung jawab atas serangan senjata kimia yang diklaim untuk alasan serangan militer oleh AS dan Perancis.

15. Perang di Timur Tengah akan berdampak buruk bagi pasar keuangan 16. Perang di Timur Tengah juga akan menyebabkan naiknya harga minyak

Kelompok oposisi pemerintah Suriah mungkin terinspirasi dari peristiwa revolusi Arab Spring terdahulu yang akhirnya berhasil menggulingkan rezim otoriter di Libya, Tunisia, dan Mesir.

Menurut analisis penulis, tidak akan ada eskalasi konflik di Suriah apabila Bassar al-Assad mau mendengarkan aspirasi rakyatnya dan menegakkan kembali sistem demokrasi yang seharusnya dianut Suriah. Kemudian, intervensi pihak asing seperti AS dan Israel yang mendukung oposisi pemerintah Suriah maupun Rusia, China dan Iran yang mendukung rezim Assad justru malah memperburuk keadaan konflik. Konflik internal yang seharusnya selesai dengan cara mediasi internal di Suriah malah melebar ke ranah konflik internasional.

Akibat rezim Assad yang tidak mau mendengarkan rakyatnya atau bahkan mundur dari kekuasaannya saat ini serta pihak asing yang mengintervensi konflik Suriah memunculkan konflik-konflik baru seperti konflik-konflik HAM. Banyak warga sipil yang tidak telibat pemberontakan pun ikut menjadi korban. Bahkan wanita dan anak-anak tidak bersalah menjadi korban.

Keadaan memprihatinkan ini tidak diperhatikan oleh pihak rezim Assad maupun pihak oposisi pemerintah. Mereka terus sibuk mempertahankan pendapat dan posisinya tanpa memikirkan dan memerhatikan dampaknya, bahwa ada dampak yang lebih buruk di balik apa yang mereka perjuangkan selama ini.

Sebenarnya pihak rezim Assad an pihak oposisi bersama sekutu-sekutunya telah mengupayakan damai. Namun usaha damai yang mereka sebut menggunakan perangkat militer. Menurut penulis, upaya ini tidak ada gunanya karena upaya militer akan memperburuk keadaan dan menimbulkan eskalasi konflik. Rezim Assad dan oposisi pemerintah Suriah membutuhkan mediator utuk menyelesaikan konflik mereka ketimbang kembali mengadakan serangan militer.

B. Potensi Indonesia sebagai Mediator Konflik di Suriah

(7)

yaitu, pertama, karena Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Suriah juga merupakan negara yang berpenduduk muslim cukup banyak. Kedua, Indonesia adalah salah satu negara yang demokrasinya berkembang cukup pesat. Oleh karena itu, Indonesia tidak akan tinggal diam melihat demokrasi yang sedang berantakan yang terjadi di Suriah. Ketiga, Indonesia sangant menjunjung tinggi nilai-nila HAM. Konflik yang sedang terjadi di Suriah saat ini sudah merambat ke masalah kemanusiaan dengan banyaknya korban yang jatuh, hingga kekerasan terhadap perempuan. Jadi sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM, Indonesia sangat berpotensi untuk menengahi dan menjadi mediator konflik di Suriah ini.

Argumentasi penulis diperkuat karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengirimkan surat kepada Dewan Keamanan PBB serta Presiden Suriah, Bashar al-Assad, pemimpin negara ASEAN dan Amerika Latin. yang menjelaskan tentang sikap Indonesia untuk menyelesaikan konflik di Suriah September lalu. Menurut SBY dalam suratnya, penyelesaian konflik di Suriah harus memuat tiga elemen utama. Yang pertama, kekerasan di Suriah harus segera diakhiri. Kedua, dengan berakhirnya perang tersebut, bantuan kemanusiaan yang selama ini tersendat bisa kembali dijalankan. Terakhir, opsi politik harus dijalankan untuk menggantikan opsi militer. SBY juga sudah menugaskan Menteri Luar Negeri RI, Marty Natallegawa untuk terus memantau konflik Suriah ini.

SBY kembali menyatakan, Indonesia menghimbau pada dunia internasional agar duduk bersama terutama lima negara yang memliki hak veto yaitu AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, ditambah Turki dan Iran serta Presiden Suriah sendiri, Bashar al-Assad untuk mencari solusi agar konflik di Suriah yang menelan ribuan korban jiwa bisa diselesaikan secara damai.

Selain upaya SBY yang terus menyerukan damai bagi konflik di Suriah, menlu RI juga terus melakukan diplomasi dengan menlu AS, Rusia, China, Iran, Mesir, Turki, dan Saudi Arabia untuk mendukung perdamaian tersebut. Bahkan Marty telah mengusulkan agar Dewan Keamanan PBB untuk segera menerbitkan mandat guna menciptakan kembali perdamaian di Suriah. Pengambilan keputusn damai ini juga melibatkan rakyat Suriah untuk menentukan masa depan negara mereka sendiri.

(8)

terbesar di dunia untuk mengupayakan damai untuk konflik di Suriah. Dalam perjanjian bilateral Indonesia-Rusia bulan Oktober lalu juga dibahas kemungkinan kerjasama dan keikutsertaan mereka jika PBB membentuk pasukan perdamaian di Suriah. Pada saat itu SBY juga menegaskan bahwa Indonesia mengedepankan usaha diplomasi untuk menyelesaikan konflik Suriah.

Selain menggandeng Rusia untuk upaya perdamaian di Suriah, Indonesia juga menggandeng Iran untuk menyelesaikan perang berkepanjangan di Suriah tersebut. Untuk mendukung usahanya, menlu RI juga telah melakukan pertemuan dengan menlu Iran, Mohammad Javad Zarief. Indonesia berpandangan bahwa Iran memiliki peran penting dalam upaya damai untuk penyelesaia konflik di Suriah. Marty mengatakan pada menlu Iran bahwa aksi militer bukanlah solusi terbaik untuk penyelesaian masalah di Suriah. Zarief mendukung upaya diplomatik yang dilakukan Indonesia dalam upaya mengatasi krisis Suriah. Marty menegaskan bahwa dunia tidak boleh berdiam diri atas apa yang terjadi di Suriah saat ini dan semuah arus jadi bagian dari solusi. 4

SBY juga sempat mengatakan bahwa Indonesia siap mengirimkan pasukan militernya guna menjaga perdamaian di Suriah. Indonesia siap berkontribusi untuk mengirimkan pasukan perdamaian ke Suriah di bawah bendera PBB untuk menyelesaikan krisis secara damai.

Selain itu, Sekjen PBB, Ban Ki Moon menginginkan pengiriman observer dari masyarakat inernasional termasuk Indonesia. Karena observer Indonesia dianggap berkompeten. Tugas observer yag dikirimkan ke Suriah adalah untuk memantau perkembangan situasi dan kondisi disana. Selain tu, tugas para observer adalah untuk mamastikan Suriah bisa berdamai.

Menlu RI mengatakan pemerintah Indonesia akan mengirikan enam observer untuk Suriah. Indonesia memiliki dua pertimbangan sebelum mengirimkan enam orang observer ke Suriah. Pertama, jika memang terjadi adanya gencatan senjata. Kedua, jika ada persetujuan dari pemerintah Suriah.5

4 ‘Indonesia Ajak Iran jadi Solusi bagi Krisis Suriah’ terdapat di:

http://news.detik.com/read/2013/09/21/052030/2365308/10/indonesia-ajak-iran-jadi-solusi-bagi-krisis-suriah?nd771104bcj, diakses pada 2 Desember 2013, pkl 13.27

5 ‘Indonesia Pertimbangkan Kirim Observer ke Suriah’, terdapat di:

(9)

Enam orang observer dari Indonesia ini akan bergabung dengan tim observer PBB yang berjumlah 30 orang yang akan bertugas untuk menjalin komunikasi antara pihak-pihak terkait krisis Suriah. Ditegaskan bahwa para observer ini adalah bukan pasukan perdamaian. Observer adalah sekumpulan orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu.

Selain mengirimkan sejumlah observer, Indonesia juga mempertimbangkan potensi Jusuf Kalla untuk memfasilitasi pihak di Suriah yang sedang berkonflik. Melihat reputasi JK dalam memainkan peran sebagai mediator dalam konflik Aceh, Poso, Ambon, Kamboja, dan konflik lainnya.

Ditengah upaya-upaya perdamaian yang dilakukan berbagai negara untuk krisis Suriah, Indonesia juga terus membantu Suriah dalam berbagai hal. Seperti yang dikatakan Valerie Amos, kepala kemanusiaan PBB sekitar 9,3 juta orang di Suriah atau 40 persen dari populasi rakyat Suriah memerlukan bantuan kemanusiaan dari pihak luar.6 Di daerah Suriah yang

terisolasi, terdapat lebih dari 2,5 juta orang hidup tanpa makanan, listrik, dan obat-obatan yang cukup.

Salah satu upaya Indonesia dalam membantu Suriah terlihat pada pemberian daging kurban untuk rakyat Suriah. Daging kurban yang dikirim dari Indonesia disambut dengan senang hati bercampur haru oleh masyarakat Suriah yang saat itu tengah berada di camp-camp pengungsian. Sikap mereka dikarenakan dalam keadaan negara yang sedang terjadi perang, sulit sekali mendapatkan makanan, terlebih daging. Para relawan dari Indonesia mendistribusikan daging-daging tersebut ke daerah-daerah serta desa-desa yang berada di provinsi Idlib dan Latakia. Bantuan daging kurban telah disalurkan kepada lebih dari 9.400 keluarga dan 15 desa di daerah Idlib dan Latakia. 7

Namun pemberian bantuan dari Indonesia terhadap rakyat Suriah korban perang ini mengalami banyak halangan dan rintangan dari mulai jalanan yang curam, jalan-jalan di

ke.Suriah, diakses pada 2 Desember 2013, pkl 13.20

6 ‘PBB: Rakyat Suriah Butuh Bantuan”, terdapat di:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/11/131105_pbb_suriah.shtml, dikses pada 29

November 2013, pkl 13.45

7 ‘Daging Qurban Indonesia bawa Kesan untuk Suriah’, terdapat di: http://luar-

(10)

pegunungan, serta jarak jauh yang harus ditempuh. Belum lagi ditambah pasukan rezim Assad yang terus mengintai kegiatan relawan Indonesia dalam penyaluran bantuan. Tetapi hal ini tidak menyurutkan niat relawan Indonesia untuk terus membantu rakyat Suriah.

Karena sulitnya kondisi di Suriah saat ini, para ulama Islam di Suriah harus mengeluarkan fatwa bahwa makan daging anjing dan kucing diperbolehkan jika terpaksa dan untuk menyelamatkan diri.

Sebelum pemberian bantuan daging kurban pada Idul Adha lalu, pada bulan Agustus relawan Indonesia juga telah menyalurkan bantuan makanan hasil sumbangan rakyat Indonesia sebayak dua milyar. Bagi rakyat Indonesia, penderitaan yang dialami rakyat Suriah adalah penderitaan yang dialami saudara sendiri. Rakyat Indonesia merasa memiliki tanggung jawab untuk meringankan beban rakyat Suriah yang telah menjadi korban perang.

Akan tetapi bantuan yang disalurkan Indonesia masih jauh dari cukup untuk menutupi kebutuhan pengungsi di Suriah. UNHCR mengatakan bahwa krisis pengungsi di Suriah melebihi jumlah bantuan yang dberikan masyarakat internasional. Besarnya jumlah pengungsi di Suriah dapat mengancam stabilitas kawasan. Bahkan negara tetangga Suriah, Yordania menyatakan bahwa mereka tidak mampu menampung ledakan pengungsi yang berasal dari Suriah.

Selain bantuan pangan, Indonesia juga memberikan bantuan medis untuk rakyat korban perang di Suriah. Hal ini merupakan bentuk aksi kemanusiaan yang dilakukan Indonesia. Tim medis Indonesia yang diwakili oleh organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirimkan relawan yang tergabung dalam Global Humanity Response (GHR). Tim pertama memberikan bantuan ke daerah perbatasan Turki berupa selimut, makanan, serta susu untuk anak-anak dan wanita. Sedangkan tim kedua memberi bantuan yang sama ke daerah perbatasan Yordania. Relawan dari ACT ini akan bertugas satu bulan untuk memastikan semua korban perang Suriah mendapatkan pertolongan medis dan tepat sasaran.

8

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi mediator dalam krisis Suriah, namun potensi itu penulis rasa masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Penulis berpendapat bahwa kontribusi Indonesia dalam upaya diplomasi kepada Suriah masih belum maksimal seperti yang direncanakan oleh SBY dan Marty Natallegawa. Walaupun Indonesia sudah

8 ’10 Relawan Medis Indonesia Terbang ke Suriah’, terdapat di:

(11)

banyak memberikan bantuan kemanusiaan ke Suriah, namun Indonesia masih belum maksimal melakukan upaya bantuan diplomasi untuk Suriah.

Selain untuk mewujudkan perdamaian di Suriah, Indonesia juga perlu mengupayakan damai karena untuk menjaga stabilitas negara. Mengapa? Karena krisis di Suriah akan membawa banyak dampak termasuk krisis energi. Sebagai negara yang berada di kawasan Timur Tengah, Suriah termasuk pemasok minyak terbesar di dunia. Jika Suriah mengalami konflik seperti sekarang ini, stabilitas internasional, termasuk Indonesia jelas akan terganggu. Keamanan dunia akan semakin melemah dan sangat rentan akan konflik akibat harga minyak yang sudah pasti akan melambung tinggi. Indonesia harus benar-benar mengantisipasi hal ini. Karena jika perang besar benar-benar terjadi di Suriah, stabilitas ekonomi, sosial, energi, dan keamanan di Indonesia juga akan berantakan karena Indonesia merupakan salah satu negara mengimpor minyak dari Timur Tengah.

Oleh karena itu, menurut penulis Indonesia harus segera melakukan hal konkret melalui diplomasi sebagai mediator untuk krisis di Suriah. Karena sejauh ini Indonesia sudah memiliki reputasi yang baik di mata dunia. terlebih lagi, Indonesia sudah dikenal baik oleh Ban Ki-moon sehingga kita berkesempatan untuk mengirimkan observer untuk bergabung dengan tim observer yang dibentuk oleh PBB.

Selain untuk menjadi mediator untuk konflik di Suriah, Indonesia juga harus ikut mewujudkan perdamaian di dunia. Meskipun hal ini terdengar sangat liberal, tapi itulah realita keadaan dunia saat ini. Pada akhirnya seluruh masyarakat dunia butuh perdamaian yang selama ini mungkin dianggap utopis. Tapi dengan perdamaian, tidak memungkiri bahwa keadaan dunia aan stabil dan negara-negara di dunia ini akan merasakan manfaat dan keuntungannya. Daripada terus mengibarkan konflik disana-sini, lebih baik Indonesia membantu upaya damai untuk konflik di Suriah saat ini.

5. KESIMPULAN

(12)

Assad ini mendapatkan intervensi dari pihak asing sedhingga terjadilah eskalasi konflik yng melibatkan AS, Israel, Rusia, China, hingga Iran.

Hipotesis penulis sesuai dengan relita konflik Suriah bahwa rakyat Suriah telah bosan dan muak dengan rezim pemerintahan Bashar al-Assad. Yang rakyat inginkan adalah pemerintahan demokrasi yang mampu menampung aspirasi, saran, dan kritik dari warga negaranya. Namun yang dilakukan rezim Bashar al-Assad malah sebaliknya. Aspirasi, saran dan kritik rakyat tidak difasilitasi oleh rezim tersebut.

Ketidakpuasan rakyat Suriah yang bermula tanggal 15 Maret 2011 dan dinamakan Hari Kemarahan Suriah9. Mereka menunjukkan kemarahan rakuyat terhadap rezim Assad tercermin dari

tindakan oposisi yang menyerang dan menentang pemerintahan Suriah, dan mencoba menggulingkan serta mengkudeta presiden mereka, Bashar al-Assad.

Tetapi rezim pemerintahan Bashar al-Assad, bukannya memperbaiki diri dan memfasilitasi kepentingan rakyatnya, mereka malah balik menyerang pihak oposisi pemerintah. Yang mengakibatkan korban jiwa. Bahkan rakyat sipil, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah sedikitpun ikut menjadi korban keotoriteran rezim Assad.

Konflik internal negara Suriah ini, kemuadian menjadi konflik berskala internasional. Karena hadirnya pihak AS yang mendukung pihak oposisi pemerintah Suriah. Ditambah lagi Rusia dan sekutunya yang menjadi pihak pendukung Bashar al-Assad semakin memperburuk keadaan. Adanya intervensi asing tersebut berkedok ‘membantu’ konflik Suriah yang menurut penulis sebenarnya hanya menimbulkan eskalasi konflik.

Masing-masing dari kedua kubu pun saling menyerang sehingga konflik domestik ini bertransformasi menjadi konflik yang perlu diselesaikan di kancah internasional. Pihak AS membantu persenjataan pihak oposisi pemerintah Suriah, begitupun Rusia bersama sekutunya ikut memasok senjata untuk rezim Bashar al-Assad yang dipakai untuk menyerang rakyatnya sendiri. Konflik ini menjadikan Dewan Keamanan PBB untuk turun tangan menyelesaikannya. Juga turut melibatkan negara-negara netral seperti Indonesia untuk membantu menciptakan perdamaian di Suriah.

Kesimpulan rumusan masalah yang pertama, jika rakyat Suriah mampu bersatu demi memperjuangkan nasib Suriah dan berusaha menyukseskan revolusi mereka, rezim Assad tidak

9 ‘Revolusi Suriah: Rintangan Masa Depan’, terdapat di:

(13)

akan bertahan lama lagi. Kemudian, konflik ini akan berhenti apabila rezim Assad mampu menampung keinginan rakyatnya. Atau apabila mereka tidak mau menampung, hendaknya rezim Assad sedikit ‘tahu diri’ agar mundur karena rezim Assad sudah tidak diinginkan lagi oleh rakyat Suriah.

Pada rumusan masalah yang kedua, penulis membahas masalah potensi peran Indonesia sebagai negara netral untuk menjadi penengah dalam konflik Suriah. Hipotesis awal penulis adalah Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi penengah atau mediator konflik yang terjadi di Suariah saat ini. Pertama, karena Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Suriah juga merupakan negara yang berpenduduk muslim cukup banyak. Kedua, Indonesia adalah salah satu negara yang demokrasinya berkembang cukup pesat. Oleh karena itu, Indonesia tidak akan tinggal diam melihat demokrasi yang sedang berantakan yang terjadi di Suriah. Ketiga, Indonesia sangant menjunjung tinggi nilai-nila HAM. Konflik yang sedang terjadi di Suriah saat ini sudah merambat ke masalah kemanusiaan dengan banyaknya korban yang jatuh, hingga kekerasan terhadap perempuan. Jadi sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM, Indonesia sangat berpotensi untuk menegahi dan menjadi mediator konflik di Suriah ini.

Tiga poin yang penulis sebutkan terkait bagaimana potensi Indonesia sebagai negara netral untuk menjadi penengah atau mediator konflik di Suriah sudah cukup relevan dengan realita di Suriah saat ini.

(14)

Upaya Indonesia dalam membantu mengupayakan perdamaian di Suriah bisa dilihat dari beberapa hal. Mulai dari presiden SBY yang mengirimkan surat ke berbagai pihak yang mengusulkan agar berbagai pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Suriah untuk duduk bersama mencari solusi dan berupaya damai. Dilanjutkan oleh upaya menlu RI, Marty Natellegawa yang melakukan upaya diplomasi ke berbagai negara untuk mendukung upaya damai di Suriah. Kontribusi Indonesia terlihat dari Indonesia mengirim enam orang observer bersama 24 observer lainnya yang ditunjuk oleh sekjen PBB untuk memantau konflik di Suriah.

Tidak hanya itu, Indonesia juga turut aktif memberikan bantuan dana, pangan, selimut, obat-obatan dan lain lain bagi para korban perang di Suriah. Hal ini semakin menunjukkan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi penengah dalam konflik Suriah. Namun, potensi yang besar saja tidak cukup. Pihak Indonesia juga harus terus mengupayakan demokrasi kepada pihak-pihak di Suriah agar terwujud perdamaian.

DAFTAR PUSTAKA

‘AS Apresiasi Kontribusi Indonesia dalam Upaya Penyelesaian Masalah Suriah’, terdapat di: http:// news.detik.com/read/2013/09/28/005723/2371956/10/as-apresiasi-kontribusi-indonesia-dalam-upaya-penyelesaian-masalah-suriah, diakses pada 29 November 2013, pkl 12.30

(15)

‘Daging Qurban Indonesia bawa Kesan untuk Suriah’, terdapat di: http://luar- negeri.kompasiana.com/2013/10/18/daging-qurban-indonesia-bawa-kesan-untuk-suriah-600230.html, diakses pada 29 November 2013, pkl 14.55

‘Indonesia Ajak Iran jadi Solusi bagi Krisi Suriah’ terdapat di:

http://news.detik.com/read/2013/09/21/052030/2365308/10/indonesia-ajak-iran-jadi-solusi-bagi-krisis-suriah?nd771104bcj, diakses pada 2 Desember 2013, pkl 13.27

‘Indonesia kirim tim pemantau perdamaian ke Suriah’, terdapat di:

http://nasional.kontan.co.id/news/indonesia-kirim-tim-pemantau-perdamaian-ke-suriah, diakses pada 29 November 2013, pkl 15.41

‘Indonesia Pertimbangkan Kirim Observer ke Suriah’, terdapat di:

http://nasional.kompas.com/read/2012/04/17/15223845/Indonesia.Pertimbangkan.Kirim.Obse rver.ke.Suriah, diakses pada 2 Desember 2013, pkl 13.20

‘Indonesia Pertimbangkan Kirim Observer ke Suriah’, terdapat di:

http://nasional.kompas.com/read/2012/04/17/15223845/Indonesia.Pertimbangkan.Kirim.Obse rver.ke.Suriah, diakses pada 29 November 2013, pkl 15.45

‘Indonesia segera Kirim Observer ke Suriah’, terdapat di:

http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/04/16/m2kc9e-indonesia-segera-kirim-observer-ke-suriah, diakses pada 29 November 2013, pkl 15.51

‘Indonesia siap berkontribusi dalam misi perdamaian Suriah’, terdapat di:

http://www.antaranews.com/berita/395004/indonesia-siap-berkontribusi-dalam-misi-perdamaian-suriah, diakses pada 29 November 2013, pkl 13.41

‘Ini Sikap Indonesia Terkait Konflik Berdarah di Suriah’, terdapat di:

http://www.republika.co.id/berita/internasional/asean/13/04/24/mlr4tx-ini-sikap-indonesia-terkait-konflik-berdarah-di-suriah, diakses pada 29 November 2013, pkl 12.43

‘Kesamaan Rusia-Indonesia dalam Konflik Suriah’, terdapat di:

http://indonesian.irib.ir/hi/headline2/-/asset_publisher/0JAr/content/id/5534916, diakses pada 29 November 2013, pkl 12.12

‘Kirim tim ke Suriah, Indonesia ajukan dua syarat’, terdapat di: http://www.beritasatu.com/politik/43040-ri-ajukan-2-syarat-kirim-tim-pemantau-ke-suriah.html, diakses pada 29 November 2013, pkl 15.54 ‘Konflik Suriah Harus Diselesaikan dengan Cara Damai’, terdapat di: http://www.tribunnews.com/

internasional/2013/11/22/konflik-suriah-harus-diselesaikan-dengan-cara-damai, diakses pada 29 November 2013, pkl 15.43

‘Konflik Suriah, Penyebab dan Solusinya (Renungan untuk Perjuangan)’ terdapat di:

(16)

‘Krisis Pengungsi di Suriah Meningkat Pesat’, terdapat di:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/09/130930_suriah_pengungsi_krisis.shtml, diakses pada 29 November 2013, pkl 13.23

‘Krisis Suriah: Bersiaplah, Bisa Jadi Awal Kedatangan Perang Dunia ke-III Sudah Dimulai (Krisis Suriah Part-1)’, terdapat di: http://indocropcircles.wordpress.com/2013/08/28/krisis-suriah-awal-perang-dunia-ke-iii/, diakses pada 29 November 2013, pkl 12.11

‘PBB: Rakyat Suriah Butuh Bantuan, terdapat di:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/11/131105_pbb_suriah.shtml, dikses pada 29 November 2013, pkl 13.45

indonesia-dalam-mewujudkan-perdamaian-global.html, diakses pada 29 November 2013, pkl

14.38

‘Rakyat Indonesia Kirim Ratusan Hewan Kurban untuk Suriah’, terdapat di:

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/451661-rakyat-indonesia-kirim-ratusan-hewan-kurban-untuk-suriah, diakses pada 29 November 2013, pkl 16.31

‘Revolusi Suriah: Rintangan Masa Depan’, terdapat di: http://revolusisuriah.blogspot.com/search?

updated-min=2012-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2013-01-01T00:00:00-08:00&max-results=50, diakses pada 2 Desember 2013, pkl 13.20

‘Ribuan Keluarga di Suriah Terancam Mati Kelaparan’, terdapat di:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/10/131002_suriah_kelaparan.shtml, diakses pada 29 November 2013, pkl 12.56

‘RI-Rusia Tekankan Solusi Damai Konflik Suriah’, terdapat di:

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/11/23/180720/RI-Rusia-Tekankan-Solusi-Damai-Konflik-Suriah, diakses pada 29 November 2013, pkl 12.37

‘SBY surati DK PBB terkait konflik Suriah’ terdapat di:

http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/10/12/781506/sby-surati-dk-pbb-terkait-konflik-suriah, diakses pada 29 November 2013, pkl 13.33

‘Suriah Mencekam, Indonesia Kirim Observer’, terdapat di:

(17)

’10 Relawan Medis Indonesia Terbang ke Suriah’, terdapat di:

Referensi

Dokumen terkait

Go Airway Topical Anesthesia in Patients with a Difficult Airway: A Randomized, Double-Blind Comparison of 2% and 4% Lidocaine.. A Short History

Kami disini akan memilih mie yang sehat alami untuk di jadikan bahan mie tek tek, mie yang sehat alami merupakan konsep produk konsumsi yang ditawarkan dengan konsep sehat

Pelaksanaan Kelas Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Godong I belum baik, karena dilaksanakan tidak rutin, hanya 3 (tiga) kali dalam satu tahun, hanya memiliki

Penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk menetapkan perlakuan pembuatan pasta kering jagung dengan perlakuan-perlakuan terpilih yang akan dijadikan acuan untuk

menguji faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI menunjukan bahwa

Sedangkan Sub-sub masalah dalam penelitian tindakan ini yakni, bagaimana peningkatan pengetahuan siswa kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya tentang Dayak

Penundaan Kewajiban Pembayaran utang hanyalah bersifat sementara sebagai jalan penyelesaian utang piutang. Jangka waktu PKPU hanyalah 270 sejak putusan PKPU

batas kecepatan yang diijinkan seperti batas kecepatan maksimum 50 km/jam, merawat marka jalan yang sudah pudar dan membersihkan rambu lalu lintas dari gangguan-gangguan yang