• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lomba Karya Tulis Ilmiah Esai Bebaskan I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Lomba Karya Tulis Ilmiah Esai Bebaskan I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Lomba Karya Tulis Ilmiah Esai

Memperingati Hari Bakti Adhyaksa ke-55 Tahun 2015

Bebaskan Indonesia dari “Monster Forest”!

Oleh : Agung Kukuh Prasetyo

UPTD SMK NEGERI 1 GONDANG

(2)

Bebaskan Indonesia dari “

Monster Forest

”!

Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, salah satunya adalah hutan. Hutan merupakan suatu kawasan yang cukup luas, yang terdiri atas kumpulan tumbuhan dan tanaman, terutama pepohonan dan tumbuhan berkayu. Hutan tersebut mempunyai multiguna, yaitu sebagai habitat

flora (dunia tumbuhan), dan fauna (dunia hewan); sumber ekonomi, mencegah bencana alam, tempat rekreasi, tempat berkemah, menguragi pencemaran udara, tempat penyimpanan air, dan sebagai paru-paru dunia. ”Ada padang ada ilalang, ada air ada pula ikan.” Ungkapan peribahasa tersebut dapat menggambarkan keadaaan bangsa Indonesia yang mempunyai sumber daya alam melimpah, seperti hutan yang harus benar-benar dijaga oleh masyarakat Indonesia.

“Bagaimana jika hutan di Indonesia dijajah oleh para “monster forest” yang tidak bertanggung jawab?” tanya penulis. Tentu bangsa Indonesia merasa diperbudak olehnya. “Monster forest” berasal dari bahasa Inggris. “Monster”

artinya makhluk yang mempunyai karakter menyimpang, sedangkan “forest”

artinya hutan. Jadi, “monster forest” bisa dikatakan sebagai manusia yang melalukan perbuatan menyimpang terhadap hutan. Hal ini menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia, sebab menimbulkan masalah besar terhadap hutan. Salah satu masalah yang ditimbulkannya adalah kerusakan hutan (deforestasi).

Hutan adalah sumber kehidupan bagi negara kita tercinta ini. Coba bayangkan, jika hutan habis tanpa ada satupun sisa, maka bencanapun datang menghampiri kita, seperti banjir yang membawa dampak buruk bagi negara ini. Semua warga Indonesia adalah generasi penerus bangsa, oleh karena itu, kita harus berbondong-bondong dalam upaya pelestarian hutan dan memberantas para “monster forest.” Inilah pentingnya penyelesaian masalah dari kerusakan hutan (deforestasi) demi kesejahteraan, ketentraman, dan keamanan bersama.

(3)

Hutan di Indonesia masih menjadi problematika sampai saat ini. Kerusakan hutan semakin meningkat dari tahun ke tahun tanpa terkendali, bahkan Guiness World Record menyebut bahwa kerusakan hutan di Indonesia adalah yang tercepat di dunia. Kerusakan tersebut tidak lain lagi pelakunya adalah masyarakat Indonesia sendiri. Pantaslah masyarakat yang melakukan kerusakan terhadap hutan dijuluki sebagai “monster forest,” sebab telah menghancurkan isi hutan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkannya.

Banyak kerusakan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, yaitu sebagai berikut :

1. Pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging)

Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia tak lepas dengan namanya kayu. Kayu bisa dijadikan bahan baku untuk kegiatan industri, salah satunya untuk perabotan rumah tangga : kursi, meja, dan almari. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, tentunya seseorang yang mempunyai usaha furniture melakukan penebangan kayu di hutan. Lebih parahnya, jika penebangan kayu dilakukan semena-mena tanpa ada izin dari Perhutani. Seseorang yang melakukan kegiatan ini bisa dikategorikan sebagai KPK (Kelompok Pencuri Kayu).

2. Pembakaran hutan dengan sengaja

Terbatasnya lahan memaksa seseorang untuk memanfaatkan hutan untuk membuka lahan baru, akan tetapi kegiatan tersebut dilakukan seenaknya saja, yaitu dengan membakar hutan tanpa memperhatikan risiko “si jago merah” masuk ke permukiman warga sekitar, sehingga menimbulkan asap tebal yang mengganggu pernapasan makhluk hidup. Seseorang yang melakukan kegiatan ini bisa dikategorikan sebagai PALA (Perusak Alam).

3. Perburuan liar

(4)

dijual. “Apa yang terjadi jika binatang langka di hutan habis karena perburuan liar?” tentu ini akan merusak keanekaragaman satwa yang ada di hutan, sehingga menjadikan hutan bagaikan “sayur tanpa garam,” sebab isi yang ada di dalam hutan akan berkurang.

Sungguh “monster-monster” yang biadab dan tak bertanggung jawab, bahkan telah menjadikan negara kita ini sebagai NN (Negara Neraka). Ungkapan tersebut memang benar, karena kita akan merasa tersiksa akibat kerusakan hutan. Kerusakan hutan tersebut memberi dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia, yaitu sebagai berikut :

1. Pemanasan Global (Global Warming)

Apabila hutan habis tanpa menyisakan satu pohonpun, maka pemanasan global akan terjadi secara besar-besaran, sebab kegunaan hutan yang lain adalah menyerap gas karbon dioksida yang ada dilapisan ozon yang menyababkan suhu di bumi semakin panas. Akibat panasnya kita bagaikan “berendam di neraka.”

2. Punahnya ekosistem di hutan

Ketika hutan habis, maka secara otomatis binatang-binatang yang hidup di dalamnya kehilangan habitat (tempat tinggal), sehingga menyebabkan binatang tersebut memasuki permukiman warga sekitar. Akibat binatang tersebut menjadikan kehidupan warga menjadi resah.

3. Timbulnya bencana alam

Hutan yang gundul menyebabkan bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor yang merupakan ancaman bagi warga sekitar.

4. Tidak ada lahan untuk penyerapan air

Kita mengetahui bahwa kegunaan hutan adalah daerah resapan air, akan tetapi jika tidak ada hutan, maka tidak ada daerah resapan air yang baik.

1”Kerusakan hutan Indonesia semakin parah,”

(5)

5. Hutan akan menjadi kenangan bangsa Indonesia melakukan penghijauan ini dapat memperbaiki tanaman-tanaman yang rusak akibat ulah “monster forest.”

2. Mengikuti kegiatan Saka Wanabakti dan Saka Tarunabumi

Saka Wanabakti adalah satuan karya pramuka yang bergerak dibidang kehutanan. Dengan mengikuti kegiatan ini, khususnya para generasi muda, maka akan mendapat pembelajaran tentang arti pentingnya hutan bagi kehidupan dan upaya untuk menjaga hutan dari serangan apapun. Kita dapat juga mengikuti Saka Tarunabumi, yaitu saka yang bergerak dibidang pertanian, sebab akan mendapat pembelajaran tentang cara penanaman kembali hutan yang gundul.

3. Memberikan penyuluhan

(6)

4. Pemerintah membuat kebijakan yang tegas

Pemerintah harus membuat peraturan tentang pelanggaran perusakan hutan yang tegas dan memberikan sanksi yang memberikan efek jera pada pelaku yang melanggarnya.

5. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PALA (Pecinta Alam)

Bagi pelajar dapat ikut serta dalam upaya mengatasi dan mencegah kerusakan hutan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PALA (Pecinta Alam), tetapi PALA yang ini bukan perusak alam seperti yang telah disebutkan di halaman sebelumnya. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini, diharapkan para pelajar dapat menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap alam serta mendapatkan pembelajaran yang bermanfaat.

Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah atau problematika tentang hutan, yaitu kerusakan hutan (deforestasi). Kerusakan tersebut disebabkan oleh “monster forest” yang masih menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Masalah-masalah tersebut adalah pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging), pembakaran hutan dengan sengaja, dan perburuan liar. Masalah tersebut menimbulkan dampak negatif, diantaranya adalah pemanasan global (global warming), punahnya ekosistem di hutan, timbulnya bencana alam, tidak ada lahan untuk penyerapan air, dan hutan di Indonesia akan menjadi kenangan.

Untuk mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, dan keamanan bangsa Indonesia, maka masalah kerusakan hutan harus segera diberantas atau diselesaikan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah melakukan

(7)

LAMPIRAN BIODATA

Tema Naskah Esai : Pengawal Sumber Daya Alam

Judul Naskah Esai : Bebaskan Indonesia dari ”Monster Forest”! Nama Penulis : Agung Kukuh Prasetyo

Tempat & Tanggal Lahir : Nganjuk, 22 Oktober 1998 Kelas : XI ATU 3

Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Sekolah : UPTD SMK Negeri 1 Gondang Alamat Rumah : Desa Puhkerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk

Alamat E-mail : [email protected]

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, orang Kristen perlu menyadari bahwa mayoritas dan minoritas sama-sama atau setara sebagai warga negara Indonesia yang tidak boleh

[r]

Secara umum mikrokontroler digunakan untuk menjalankan alat ini menerima sebuah inputan dari sensor PIR yang mendeteksi adanya manusia atau jamaah yang akan masuk

Misalnya, jantung dalam keadaan terkompensasi, tidak nyata ada kelainan koroner, fungsi paru menurut hasil spirometri masih sesuai untuk batas

Tabel 4.10 Kemasan yang Dibuat Menarik Sesuai Harga 48 Tabel 4.11 Harga yang Diberikan Efektif terhadap Konsumen 48 Tabel 4.12 Fungsi yang Diberikan Cocok dengan Harga 49

Kesehatan usia lanjut dlm perspektif Islam Mahasiswa mampu menjelaskan tinjauan Islam Kuliah pakar 2 x 50 menit Handout, slide power point Ujian blok... Pertem uan ke Kom peten

Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Jenis kelamin ikan betok sampel didominasi ikan jenis kelamin jantan (95%), TKG

Ketika peneliti mengamati subjek II yang berada dalam lingkungan rumahnya, subjek terlihat seperti orang yang sedang melamun dan tidak banyak kata.. Subjek akan