• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN ENERGI LISTRICK TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PELAKSANAAN ENERGI LISTRICK TAHUN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN

BAB I

Pendahuluan

Metode pelaksanaan yang akan disampaikan adalah mencakup beberapa item pekerjaan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan dilapangan. Saat pekerjaan akan dilaksanakan kami akan selalu melakukan koordinasi untuk tahap awal baik itu dengan pihak user atau konsultan pengawas yang ditunjuk untuk meminimalisir kesalahan secara teknis yang akan ditemui pada saat – saat pekerjaan dimulai. Serta pemberitahuan secara tertulis baik itu ke pihak user atau konsultan pengawas, dan menyiapkan kebutuhan material yang akan dipergunakan pada pekerjaan ini serta pendukungnya supaya pada saat pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan jadwal atau schedule rencana kerja kami.

Metode pelaksanaan/spesifikasi teknis yang dimaksud untuk menjelaskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada tahap pelaksanaan, agar dapat tercipta suatu hasil yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB II

Uraian Pelaksanaan

Pada proses pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi SDN Bojong 03 Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor ini dapat dibagi menjadi beberapa tahapan kegiatan, yaitu :

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Peralatan Kerja, Mobilisasi dan Demobilisasi

 Pemborong harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan peralatan Bantu yang akan digunakan dilokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.

 Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.

 Konsultan Pengawas atau Pengelola Teknis proyek berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.

 Bila Pekerjaan telah selesai, Pemborong diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.

 Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan, Pemborong harus menyediakan alat-alat Bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun.

2. Pengukuran

 Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau penelitian ukuran tata letak.

 Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas agar dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja dan Persyaratan Teknis.

3. Sarana Air Kerja dan Penerangan

 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Pemborong harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC, selama berlangsungnya proyek.

 Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksikeet, Kantor Pemborong, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.

(2)

keamanan selama proyek berlangsung. Penyediaan Penerangan/tenaga listrik berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

4. Keselamatan Kerja

 Pemborong harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk semua bidang pekerjaan ( ASTEK ).

 Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( PPPK ).

5. Dokumentasi

 Pemborong harus memperhitungkan biaya perawatan pembuatan dokumentasi serta pengirimannya ke Kantor Pekerjaan serta pihak-pihak lain yang diperlukan.

 Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah : Laporan-laporan perkembangan Proyek, Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran postcard dilengkapi dengan album,surat-surat atau dokumen lainnya.

PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

(1)

GALIAN TANAH :

 Pekerjaan penggalian tanah harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam gambar kerja dan dilaksanakan sesuai pada gambar kerja dan RKS.

 Semua galian atas kehendak pemborong untuk maksud-maksud yang tidak tercantu dalam kontrak harus ditutup dan dipadatkan kembali.

 Semua Kelebihan galian tanah yamg berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus disingkikan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu.

 Bila dalam pekerjaan/kegiatan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan pemborong, maka Pemborong harus segera mengganti kerugian yang terjadi berupa perbaikan dari ayng rusak.

(2)

PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN :

 Pengurugan tanah bekas galian pondasi, pelaksanaannya harus lapis demi lapis dan dipadatkan dengan ketebalan maksimum 0,50 m harus dipadatkan dengan alat

pemadat /compactor “ Vibrator type”, tanah harus dipilih yang baik dan tidak mengandung Lumpur dan akar.

 Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah mencakup semua biaya, pekerja-pekerja, pembersihan kembali, penimbunan dan pembuangan hasil galian.

 Kepadatan maksimum terhadap kedap air optimum dari percobaan proctor dan harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-70.

PEKERJAAN BETON BERTULANG :

1. KetentuanUmum

Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton, istilah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan referensi di bawah ini: a. Peraturan Beton SKSNI

b. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 c. American sociaty of Testing Materials (ASTM)

d. Standar industri indonesia ( SII)

Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.

(3)

Konsultan Pengawas, semua pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya kami sendiri.

Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas. Direksi atau Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan kami akan bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari proyek /site dalam waktu 3 x 24 jam.

2. Lingkup Pekerjaan

1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk Pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan pembantu.

2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.

3. Bahan-bahan 1. S e m e n :

a. Semua semen yang digunakan adalah jenis portland Cement sesuai dengan persyaratan NI-2 pasal Bab 3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SII 0013-81 atau ASTM C-150 dan produksi dari satu merk / pabrik.

b. Kami akan mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type, kualitas

dari semen yang digunakan “manufacture`s test certificate “ yang menyatakan

memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf “a” di atas.

c. Selalu menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan, dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa alas kayu.

d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air/lembab tidak diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas 3 x 24 jam.

e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya. 2. Agregat Kasar :

a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut NI-2 pasal 3, 4, 5 bab III dan serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm. b. Agregat Kasar terdiri dari butir-butir yang kasar., keras, tidak berpori dan berbentuk

kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari volume dan tidak boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50 % kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles (L A).

c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reactif alkali atau substansi yang pasal 3 bab 3, sebagai referensi, boleh digunakan pasir Cimangkok Sukabumi atau Ciapus Bogor.

b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel berikut:

4. Air :

Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton baja bertulang. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum, atau seperti NI - 2 pasal 6 Bab 3.

5. Baja tulangan :

a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja polos dan baja ulir dimana harus memenuhi persyaratan SKNI, dengan tegangan leleh karakteristik (Tau) = 2400 kg/cm2 atau baja U 24, (Tau) = 3900 kg/cm2 atau baja U39, pemberi tugas atau konsultan pengawas bila diperlukan, akan melakukan pengujian test tegangan

(4)

b. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung dan dihindari akan penimbunan baja tulangan diudara terbuka.

c. Kawat ikat berukuran minimal  1 mm.

d. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun pada tempat terpisah dan diberi tanda yang jelas.

6. Bahan pencampur :

a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, maka harus mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan pencampur (admixture) tersebut.

7. Cetakan Beton :

Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3 cm, atau multiplek tebal minimal 18 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam SKSNI jarak rangka kayu harus disetujui Direksi atau Konsultan Pengawas.

PERSIAPAN PENGECORAN

1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).

2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.

3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus dibuang dari semua bagian-bagian yang akan dicor.

4. Tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin pengecoran diberikan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.

5 Apabila pengecoran tidak memakai begisting kayu maka dasar permukaan yang akan dicat harus diberi beton dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 krk setebal 5 cm.

ACUAN / CETAKAN BETON / BEGISTING

1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas dan bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelonggaran dari penyangga harus menggunakan Multiplex.

2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sehubungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah Horisontal dan

Vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak di “finish“ ( exposeconcrete).

3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan penunjang

seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau perpindahan tempat pada beberapa bagian

konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan.

4. Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya, kekuatan dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang. Permukaan cetakan harus bersih

dari segala macam kotoran, dan diberi “form oil” untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.

Pelaksanaanya harus berhati-hati agar tidak terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan tulangan.

5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan terlulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas, atau jika beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

a. Bagian sisi balok 48 jam b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari d. Plat lantai / atap / tangga 21 hari

(5)

mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Pemborong tehadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.

7. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak.

8. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.

9. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.

10. Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka wajib memfinishnya tanpa pekerjaan tambah.

PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN

1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi perbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.

2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas.

3. Selalu memberitahukan Direksi atau Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti bahwa dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.

4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat telah melampaui 1,5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila Direksi atau Konsultan Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras.

6. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m. Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.

7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “initial set“ atau yang

telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena getaran, penggetaran harus bersamaan dengan penuangan beton.

8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai kerja setebal 5 cm, agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah /pasir secara langsung.

9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang beton sudah menjadi keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

10. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas dapat dilaksanakan pada malam hari dengan ketentuan bahwa sistem penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat, serta penyiapan tenda-tenda untuk menjaga terjadi hujan.

PEMADATAN BETON

1. menjadi tanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebih.

2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical Vibrator” dan dioperasikan

(6)

Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan “Over Vibration” dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.

Hasil beton harus merupakan masa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos. 3. Pada daerah penulangan yang rapat , penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang

mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.

4. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton boleh melebihi 12,5.

5. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan vertikal, tetapi dalam keadaan khusus boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan secara horizontal.

6. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan-tulangan, terutama pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta berjarak minimal 5 cm dari bekisting.

7. Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka secara perlahan-lahan harus ditarik, hal ini tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal).

PENYAMBUNGAN KONSTRUKSI DAN DILATASI

1. Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu konstruksi secara

menyeluruh, termasuk persetujuan letak “ Construction joints” (sambungan konstruksi).

Dalam keadaan tertentu dan mendesak, Konsultan Pengawas dapat merubah letak “Construction

joints” tersebut .

2. Permukaan “ Construction joints” harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat.

3. “Construction joints’ harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat mungkin dihindarkan

adanya “Construction joints” tegak, kalaupun diperlukan maka harus dimintakan persetujuan dari

Direksi atau Konsultan Pengawas.

Bila “Construction joints” tegak diperlukan, maka tulangan harus menonjol sedemikian rupa

sehingga didapatkan suatu struktur yang monolit.

4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan “grout” segera sebelum beton dituang.

5. Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus menggunakan bahan additive “Bonding Agent”

(lem beton) yang disetujui Direksi atau konsultan pengawas.

6. Dilatasi antar kolom atau balok menggunakan Stereofon dan Sealant.

BAJA TULANGAN

1. Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan besi polos, tulangan besi ulir harus bersih dari segala macam kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton.

2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam SKSNI T 15-1991

3. Selimut beton harus mempunyai ketebalan minimal sebagai berikut :

Bagian konstruksi Tebal selimut beton (cm )

Pelat 2,0 cm

B a l o k 2,5 cm

K o l o m 2,5 cm

Sloof dan Pondasi 3 cm

BENDA -BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON

1. Semua angkur, baut, pipa dan benda-benda lain yang diperlukan tertanam dalam beton , harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.

2. Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotoran-kotoran lain pada saat mengecor

3. Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah diuji dengan baik, baru boleh dicor.

PENYELESAIAN BETON

(7)

2. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang, dan tidak memenuhi persyaratan harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan. Bila diperlukan, seluruh permukaan beton dihaluskan dengan ampelas, carborondum atau gurinda.

3. Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1cm dalam jarak 10 m. Tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air. 4. Apabila pengecoran dilakukan dengan ready mix harus ditunjukkan pesanannya yang menunjukkan

karakteristik dari beton.

PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON

1. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas. Setelah pengecoran dan selesai, permukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus menerus selama 7 (tujuh) hari.

2. Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan beton belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti tersebut pada ayat (1) tidak boleh tertindih barang atau terinjak langsung pada permukaan beton.

3. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan terjadinya celah-celah pada sambungan.

4. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut di atas, harus dirawat dengan jalan membasahi atau menutupi dengan membran yang basah.

PENGUJIAN BETON

1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SKSNI dan minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.

2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam satu hari dengan volume sampai sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.

3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm. Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji lainnya hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik 225 kg/cm2 untuk mutu beton K 225, tidak boleh ada satu benda uji yang hasil tesnya lebih kecil dari = 160 kg/cm2.

4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal dilapangan, dibiarkan mengalami proses perawatann yang sama dengan keadaan sebenarnya.

5. Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran dan ditutup dengan karung basah selama 24 jam.

PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA :

Lingkup pekerjaan bagian ini meliputi hal-hal yang mengenai bahan dan pemasangan Bata Merah dengan kualitas yang baik, Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis , bentuk yang sesuai dengan persyaratan.

Bahan yang dipakai harus baru, terbakar merata, keras terbuat dari tanah liat yang terpilih sesuai persyaratan dalam NI-10 dan PU BB 1970 (NI-3).

Pasangan Bata Merah dipasang dengan adukan/spesi 1 : 5 denganketebalan ½ bata harus menghasilkan didnding finish seebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisi/permukaan dinding.

Pasangan Batu bata dapat diterima/diserahkan apabila disisi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 M2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).

PEKERJAAN PLESTERAN :

(1) Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :

 Plesteran/acian dinding

(8)

(2) Bahan yang dipakai adalah : a. Adukan/Campuran :

 Adukan trasram 1 PC : 3 Ps dilaksanakan untuk :

1. Pasangan plesteran kolom beton serta tempat-tempat lainnya yang diperlukan. 2. Plesteran dinding yang termasuk kedalam tanah, saluran pasangan trasram,

plint plesteran, permukaan beton dan seluruh pasangan batu 1 PC:3 Ps tersebut diatas.

3. Adukan 1 Pc : 5 Ps dilaksanakn untuk pasangan plesteran dinding dan plesteran yang tidak transram seperti tercantum diatas.

 Pelaksanaan Pekerjaan :

1. Sebelum dinding diplester harus dikamprot dahulu dengan campuran 1 Pc : 5 Ps dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik, kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang plesteran stabil dan kemudian diperluas dengan acian semen.

2. Kelembaban plesteran harus dijaga hingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu cepat dengan membasahi permukaan plesteran setiap laki terlihat kering dan dilindungi dari panas matahri langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara tepat.

PEKERJAAN PENUTUP LANTAI :

Jenis lantai yang digunakan adalah :

- Jenis : * Lantai Keramik texture polos (atau sesuai petunjuk dalam gambar).

Semua Keramik yang akan dipakai harus berada dalam kotak aslinya. Ubin-ubin Keramik yang akan dipasang harus mulus dan bebas cacat. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola keramik.

2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda. 3. Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 pc : 3 pasir pasang dan ditambah

bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat.

4. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.

5. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah dan teras.

6. Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Perhatikan lubang instalasi dan drainage/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.

7. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

8. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah disyaratkan diatas.Warna sama dengan keramik yang dipasang.

9. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.

10. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

11. Keramik yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan/beban selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

(9)

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA :

Bahan-bahan yang digunakan adalah :

 Kusen Alumunium : dari bahan alumunium framing system

 Bentuk Profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas

 Untuk Semua Kusen jendela dan curtain wall dibuat dengan system frameless.

 Warna Profil : Ditentukan kemudian

 Lebar Profil : 10 cm ( ukuran disesuaikan dengan gambar)

 Tebal Profil : 1.20 mm

 Pewarnaan : Polos.

PEKERJAAN KACA :

1. PERSYARATAN BAHAN

1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass).

2. Toleransi lebar dan panjang

Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.

3. Kesikuan

Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.

4. Cacat-cacat

 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.

 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca).

 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.

 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal kaca).

 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar/masuk).

 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.

 Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

 Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.

 Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm. 5. Bahan Kaca

 Bahan kaca dari jenis Clear Glass dengan ketebalan 5 mm harus sesuai SII 0047-1989-A. Digunakan produk PT. ASAHI MAS.

 Untuk Kaca Rayben denganketebalan 5 mm, sesuai dengan luas bidang kaca dengan warna yang ditentukan kemudian.

 Semua bahan kaca sebelum dan sesuda terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.

(10)

 Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

 Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.

 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.

 Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada kusen.

 Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.

 Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.

 Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI :

1. Lingkup Pekerjaan

Semua daun pintu dan jendela dipasang alat penggantung dan kunci yang sesuai. Pekerjaan alat penggantung dan pengunci ini mencakup semua kegiatan pemasangan kunci dan alat-alat penggantung pada daun pintu dan jendela, meliputi pengadaan bahan, tenaga, dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

2. Bahan

Alat pengunci untuk :

 Pintu Swing kayu (biasa) : tipe silinder dobel load eks local setara Royal atau yang setaraf, warna ditentukan kemudian

 Espagnolet tanam (atas dan bawah) untuk pintu dua daun eks local (Royal atau yang setaraf).

 Engsel, Grendel dan Hak Angin

Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel stainless steel setara merk Stanley, ukuran 10 cm dengan warna yang sesuai dengan warna kusen aalumunium. Masing-masing pintu dipasang sebanyak 3 buah engsel.

Pada semua daun jendela dilengkapi dengan grendel, pegangan jendela dan windhaak kait.

PEKERJAAN PENGECATAN :

1. BAHAN-BAHAN

 Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah produksi Vinilex atau yang setara. Warna ditentukan kemudian.

 Cat Dinding Tembok digunakan adalah emulsion paint (setara Vinilex)

 Cat Kayu yang digunakan adalah bahan suntetis (synthetic resin) dari jenis yang baik (setara Seiv, Glotex)

 Politur yang digunakan adalah produk local setara Impra

 Cat Meni, kayu-kayu kaso dan reng harus dicat meni dari jenis yang baik

 Cat Besi, bahan yang digunakan adalah setara Glotex, Seiv. Sebelum pengecatan harus dilakukan pendempulan yang merata dan rapi. Warna cat yang akan digunakan akan ditentukan kemudian.

(11)

Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan.

Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.

3. PELAKSANAAN

Pelaksanaan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.

Pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan pemakaian cat dari pabrik pembuat cat yang disetujui Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL :

1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah: a. Listrik Penerangan dan Tenaga :

 Pekerjaan Penerangan dan Daya dalam bangunan

 Pekerjaan Penerangan diluar bangunan

 Pekerjaan Peralatan Pembantu

b. Untuk lingkup pekerjaan bangunan pembagiannya adalah :

 Kabel ( Penghantar ) dan Pemipaan,

 Titik Lampu, Armateur dan lampu (lampu pijar),

 Saklar,

 Stop Kontak biasa dan Stop Kontak Tenaga,

 Penyambungan Terminal.

c. Kabel dan Kawat Tembaga untuk Tegangan Rendah :

 Seluruh instalasi penerangan dan stop kontak didalam bangunan digunakan jenis NYM 3 x 2,5 mm2 dengan jumlah inti disesuaikan dengan gambar.

 Kabel yang dipergunakan harus setara merk Supreme. d. Konduit :

 Konduit yang digunakan harus jenis PVC dia 5/8” jenis khusus kecuali

dinyatakan lain dalam gambar.

 Ukuran conduit yang dipergunakan minimum 3/4”

 Pealatan Bantu untuk Konduit harus dilengkapi dan dipasang dengan cara yang sebenarnya.

 Merk yang digunakan BROCO. e. Instalasi Penerangan :

 Instalasi Penerangan adalah titik lampu penerangan, saklar dan stop kontak sesuai dengan gambar.

 Letak pasti dari lampu-lampu, sakalr dan stop kontak khusus tersebut, disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

 Pada setiap pencabangan titik lampu harus diberi box doos/junction box.

 Sambungan didalam junction box menggunakan isolasi PVC kemudian ditutup dengan las dop.

 Kabel yang turun menuju saklar dan stop kontak didalam tembok harus menggunakan pipa PVC.

f. Saklar dan Stop Kontak :

 Saklar dibuat dari plastic putih untuk sambungan didalam termasuk (recessed)

 Tinngi saklar 1,5 monopoli dari lantai, dengan kemampuan saklar 1 A/200 V merk BROCO

(12)

BAB III

Penutup

Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari Proyek

Meskipun telah ada pengawasan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab pemborong untuk itu pemborong harus menyelesikan pekerjaan sebaik mungkin.

Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan pekerjaan.

Demikian Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kami susun untuk dapat menjadi bahan acuan kerja kami.

Bogor, 8 May 2017

CV. DWI SAKTI UTAMA

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dan manfaat utama yang dapat dicapai dari penelitian ini adalah dapat mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan oleh penambahan glass powder, silica fume,

Pekerjaan Keterangan U 1 Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI Jasa Lainnya 1 Kegiatan Rp. Kabupaten Jasa Lainnya 1

Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa dalam waktu 3 (tiga) hari kerja

Maluku Tengah dengan ini mengumumkan pemenang lelang untuk paket pekerjaan tersebut diatas sebagai berikut :.

Data pendukung tenaga teknis yang dipersyaratkan (Ijazah, Sertifikat Keahlian dan NPWP, semuanya ASLI );.. Data lain yang diisi dalam formulir isian kualifikasi mohon asli dokumen

sendiri terlihat pada kombinasi material batu alam dan cat tembok yang mewakili corak fasad pada bangunan pabrik pengolahan susu sapi ini.. Afeksi (peduli

Sebelum Degumming Setelah Degumming Kadar Asam Lemak Bebas (%) 6,82 1,24 Kadar Air (%) 0,08 0,06 Berdasarkan hasil karakteristik pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa

[r]