LAPORAN PERANG DUNIA II SEBAGAI PINTU MASUKNYA JEPANG DI INDONESIA
DISUSUN OLEH:
NAMA:MUHAMMAD RAZIQUN KELAS:XI IIS 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGPerjalanan Jepang dalam keikutsertaannya dalam konflik terbesar sepanjang sejarah perang tidak luput dari hal-hal yang terjadi dalam tubuh internal Jepang sendiri. Hal-hal tersebut menjadi pro dan kontra bagi pihak Jepang sendiri sehingga menimbulkan konflik di dalam tubuh Jepang sendiri. Kita akui kemajuan pesat yang dialami oleh Jepang setelah era kekaisaran Tokugawa yang ditandai dengan adanya ide restorasi meiji ini begitu hebat, baik dari segi pendidikan, ekonomi, sampai dengan tekhnologi semua mengalami westernisasi. Karena seperti diketahui, selama berpuluh-puluh abad sebelumnya Jepang mengalami politik isolasi yang berarti tidak mau mencampuri urusan negara-negara lain, juga tidak menerima pengaruh dari negara-negara lain.
Pada era Meiji, Jepang mengalami perubahan begitu besar dalam segala aspek yang mempengaruhi kehidupan kenegaraannya. Begitu juga dengan kemiliterannya, Jepang telah membangun angkatan laut, darat serta udaranya yang didukung oleh kemajuan tekhnologi yang mereka pelajari dari pengaruh barat. Hal ini dibuktikan dengan kemenangan kemenangan Jepang pada pertempuran melawan Rusia di Tsushima tahun 1905. Hal ini menjadi tonggak kemajuan bangsa Asia yang lain dalam melawan kolonialisasi bangsa barat, termasuk di Indonesia yang pada tahun 1908 memunculkan babak baru perlawanan terhadap kolonial Belanda yang sering kita sebut dengan Masa Pergerakan Nasional.
Perjalanan Jepang dalam membangun angkatan perangnya mendapat tekanan dari organisasi perdamaian dunia (LBB), Jepang justru semakin menjadi dengan terus mengembangkan angkatan perangnya, terutama angkatan lautnya yang dibarengi dengan munculnya doktrin Hakka-i-Chiu Jepang disebut-sebut sebagai saudara tua yang akan membebaskan seluruh bangsa Asia dari panjajahan.
lagi, dan dibuktikan dengan pembokongan Jepang terhadap Amerika Serikat di Pearl Harbour Hawai pada tahun 1942, mengawali keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II di Front Pasifik sampai tahun 1945. Serbuan Jepang selanjutnya adalah ke wilayah Asia Tenggara yakni dengan menguasai Malaysia, Singapura, Myanmar, Filipina dan kemudian Indonesia.
Jepang yang memulai perang di Front Pasific pada awal perang memiliki prestasi yang cukup baik, dan prestasi tersebut terdengar oleh sampai ke penjuru dunia termasuk Indonesia yang percaya bahwa Jepang datang ke Indonesia memang untuk membebaskan ‘saudara tua’ dari belenggu penjajah Belanda.
Bertolak dari permasalahan tersebut, maka penulisan karya tulis ini diarahkan untuk mengetahui mengapa Perang Dunia II bisa disebut sebagai pintu pembuka datangnya Jepang ke Indonesia secara lebih mendalam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa Perang Dunia II disebut sebagai pintu pembuka masuknya
Jepang ke wilayah Indonesia ?
2. Bagaimana cara Jepang memasuki wilayah Indonesia ?
C. PEMBATASAN MASALAH
1. Perang Dunia II mengawali pendudukan Jepang ke wilayah Indonesia.
2. Cara Jepang memasuki wilayah Indonesia.
D. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui bagaimana perang dunia II disebut sebagai pintu pembuka
datangnya jepang ke Indonesia.
2. Mengetahui bagaimana cara Jepang memasuki wilayah Indonesia
A. PERANG DUNIA II SEBAGAI PINTU MASUKNYA JEPANG KE INDONESIA
Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian imperialisme modernnya di Asia Tenggara. Politik imperialisme ini mulai dilaksanakan Jepang sejak awal abad XX. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi imperialisme Jepang adalah adanya kemajuan di bidang industri. Dengan majunya bidang industri ini, Jepang membutuhkan daerah pemasaran baru dan persediaan bahan mentah dalam jumlah banyak. Langkah nyata yang diambil untuk mewujudkan imperialisme tersebut adalah dengan membentuk lingkungan kemakmuran bersama di kawasan Asia Timur Raya.
Tindakan pertama yang dilakukan Jepang untuk membentuk kawasan tersebut adalah dengan menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat tanggal 7 Desember 1941. Penyerangan ini bertujuan untuk melumpuhkan kekuatan Amerika di Pasifik sehingga mempermudah penyerbuan Jepang ke wilayah Asia Tenggara. Dari peristiwa tersebut berarti Jepang sudah melibatkan diri dalam Perang Dunia II.
Pendudukan Jepang di Indonesia dengan berlangsungnya Perang Dunia kedua di kawasan Asia Pasifik, (1941-1945) Jepang berambisi untuk menguasai negara-negara Asia dan merebutnya dari negara-negara imperalis barat. Tujuannya selain untuk kepentingan supremasi (keunggulan dan kekuasaan) Jepang juga menjadikan daerah-daerah di asia sebagai tempat menanamkan modal, serta memasarkan hasil industrinya.
melarang ekspor minyak bumi ke Jepang membuat Jepang ingin mencari sumber minyak bumi. Dengan melakukan ekspansionisme ke wilayah – wilayah yang memiliki sumber minyak bumi. Akibatnya, Jepang masuk ke Indonesia karena wilayah Indonesia kaya akan sumber daya alamnya termasuk minyak bumi dan bahan bahan mentah lainnya yang dapat mendukung eksistensi Jepang dalam Perang Dunia II.
Sebenarnya sejak Perang Dunia I Jepang sudah tertarik pada Indonesia yang terlihat kaya dari segi ekonomi, strategis, dan politik. Pandangan Angkatan Laut Jepang terhadap Indonesia Bangsa Jepang perlu mengamankan wilayah-wilayah yang mendukung proses industrialisasinya, baik wilayah yang memiliki sumber daya alam maupun wilayah yang memiliki potensi sebagai pasar hasil industrinya. Dengan perkataan lain, ekspansi yang dilakukan Jepang ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari upaya Pemerintah Jepang untuk memperluas ruang penghidupannya (lebensraum), baik secara politik maupun ekonomi.
Namun, baru pada Perang Dunia II Jepang mendapatkan kesempatan emas untuk dapat memasuki wilayah Indonesia dengan dalih untuk membebaskan Indonesia dari paham imperialisme bangsa barat, yaitu Belanda.
B. CARA JEPANG MEMASUKI INDONESIA
Pendudukan di Indonesia berlangsung secara bertahap dari daerah luar pulau Jawa. Daerah yang pertama kali diduduki oleh Jepang adalah Tarakan, Kalimantan Timur pada tanggal 11 Januari 1942. Keesokan harinya daerah ini berhasil dikuasai. Pendudukan Jepang terus melebar ke daerah lainnya. Pada Februari 1942 menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Setelah itu pasukan militer Jepang bergerak ke pulau Sumatera.
pusat kekuasaan Belanda dan Singgapura yang merupakan pusat kedudukan Inggris. Dengan dikuasainya Palembang maka gerak mundur pasukan Sekutu di Sumatra ke Jawa dapat ditutup dan kemungkinan masuknya bantuan untuk Sekutu dari daerah Jawa dapat dicegah. Penyerbuan tentara militer Jepang ke Palembang dimulai tanggal 12 Februari 1942 dan berhasil dikuasai tanggal 16 Februari 1942. Sementara itu, daerah-daerah lain di Sumatera baru dapat dikuasai pada minggu kedua bulan Maret 1942. Aceh dan Sumatra Timur berhasil diduduki Jepang pada tanggal 11 Maret 1942 dan Sumatra Barat tanggal 17 Maret 1942.
Dikuasainya seluruh pulau Sumatera, terutama Palembang maka terbukalah pulau Jawa bagi tentara militer Jepang. Kekuatan khusus militer Jepang untuk merebut pulau Jawa berada di bawah komando Tentara XVI dengan pimpinan Letjend Hitoshi Imamura. Pada tanggal 1 Maret 1942, pasukan tersebut berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus yaitu di teluk Banten, di Eretan Wetan dan di Kragan. Setelah pendaratan di tiga tempat tersebut, Jepang segera meluaskan peyerangan ke daerah Batavia dan berhasil menaklukkannya sebagai kota terbuka pada tanggal 5 Maret 1942.
Pada tanggal 5 Maret 1942, penyerbuan Jepang mulai meluas ke pelosok daerah di Jawa termasuk juga Surakarta. Penyerangan Jepang ke Surakarta dipimpin oleh komandan Funabiki. Kedatangan pasukan musuh tersebut dihadang oleh dua kompi pasukan KNIL, satu peleton kavaleri, dua batalyon legiun Mangkunegaran dan beberapa pasukan milisi. Gabungan pasukan penghadang tersebut masih dapat dikalahkan pasukan Jepang sehingga dalam waktu tidak terlalu lama kota Surakarta berhasil pula dikuasai.
menjadi sasaran penjarahan masyarakat. Mereka mengambil barang-barang di rumah tersebut yang selama ini belum pernah dimiliki.
Pasukan Jepang lainnya juga bergerak ke daerah lain seperti Bogor dan Bandung. Jepang menyerbu Bandung dari arah utara dengan menurunkan satu detasemen yang dipimpin oleh Kolonel Toshinori Shoji. Kota Lembang sebagai pertahanan terakhir di Bandung akhirnya harus jatuh ke tangan Jepang pada tanggal 7 Maret 1942.
Sehari sebelum Bandung jatuh ke tangan Jepang, Letjend Ter Poorten sebagai panglima KNIL mengeluarkan perintah kepada Mayjend J.J. Pesman, panglima di Jawa Barat agar tidak mengadakan pertempuran di Bandung. Perintah tersebut dikeluarkan karena pada saat itu kota Bandung telah penuh dengan penduduk sipil, wanita dan anak-anak. Setelah semua wilayah Bandung dapat diduduki, pada petang harinya Letjend Imamura menuntut penyerahan seluruh pasukan Serikat di Jawa dan bagian Indonesia lainnya. Pada awalnya pihak Jepang keberatan dengan tuntutan tersebut dan hanya bersedia melakukan penyerahan lokal, namun ancaman bom yang dikeluarkan oleh Jepang jika tuntutannya tidak dipenuhi membuat Belanda bersedia melakukan penyerahan total seluruh wilayah Indonesia.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Panglima tentara Hindia Belanda, Letjend Ter Poorten dan beberapa pejabat tinggi militer berunding dengan Letjend Imamura di Kalijati. Hasil perundingan tersebut adalah kapitulasi tanpa syarat angkatan perang Hindia Belanda pada Jepang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULANJepang merupakan Negara adikuasa yang memiliki kekuatan militer yang hebat. Hal itulah yang membuat Jepang mampu melibatkan dirinya dalam Perang Dunia II. Setelah berhasil menyerang Pearl Harbour pada 7 Desember 1941, Jepang mulai melakukan ekspansi ke wilayah wilayah Asia Tenggara dengan tujuan untuk menghapus kekuasaan imperialisme barat dan menjadikan wilayah Asia sebagai satu negara.
Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk keperluan Perang Dunia II membuat Jepang ingin mencari sumber minyak bumi. Akibatnya, Jepang masuk ke Indonesia karena wilayah Indonesia kaya akan sumber daya alamnya termasuk minyak bumi dan bahan bahan mentah lainnya yang dapat mendukung eksistensi Jepang dalam Perang Dunia II.
Jepang memasuki wilayah Indonesia secara bertahap dari pulau Kalimantan, tepatnya di daerah Tarakan pada 11 Januari 1942. Pada Februari 1942 menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Setelah itu pasukan militer Jepang bergerak ke Pulau Sumatera. Penguasaan Jepang berlanjut ke Pulau Jawa dan akhirnya terjadi penyerahan kekuasaan di Kalijati, Subang pada tanggal 8 Maret 1942 yang mengakhiri kekuasaan Belanda di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cahyo Budi Utomo, 1995, Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia
dari Kebangkitan hingga Kemerdekaan, Semarang: IKIP Semarang Press, hal. 177.
2. G. Moedjanto, 1988, Indonesia Abad ke-20 (1), Yogyakarta: Kanisius, hal.
69.
3. M.C.Riklefs, 1994, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, hal. 297.
4. http://lian05indonesian.blogspot.com/2008/12/