• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isi Laporan Bisnis dan Pengembangan Akua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Isi Laporan Bisnis dan Pengembangan Akua"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pembuatan Kolam 1. Kolam Indukan

Kolam indukan terdiri atas dua kolam yaitu kolam jantan dan kolam betina yang berukuran 2 x 3 x 0.7 m.

Tabel 1. Biaya Operasional Pembuatan Kolam Indukan

No Nama Jumlah Harga Satuan(Rp.) Jumlah Harga (Rp.)

1 Batako 220 1.400 308.000

2 Semen 2 65.000 130.000

3 Pipa + elbow 1.5 inchi - - 50.000

4 Tenaga Kerja 13 25.000 325.000

Total 813.000

2. Kolam Pemijahan dan Penetasan

Kolam pemijahan berjumlah 1 buah dan kolam penetasan terdiri atas 6 buah yang masing-masing berukuran 2 x 3 x 0.4 m

Tabel 2. Biaya Operasional Pembuatan Kolam Pemijahan dan Penetasan

No Nama Jumlah Harga Satuan

(Rp.) Jumlah Harga (Rp.)

1 Batako 875 1.400 1.225.000

2 Semen 8 65.000 520.000

3 Pipa 2 35.000 70.000

4 Elbow 1.5 inchi 7 3.500 24.500

5 Tenaga Kerja 28 25.000 700.000

Total 2.539.500

3. Kolam Pendederan

(2)

Tabel 3. Biaya Operasional Pembuatan Kolam Pendederan

No Nama Jumlah Harga Satuan

(Rp.) Jumlah Harga (Rp.)

1 Batako 1280 1.400 1.792.000

2 Semen 12 65.000 780.000

3 Pipa 1 35.000 35.000

4 Elbow 1.5 inchi 4 3.500 14.000

5 Tenaga Kerja 64 25.000 1.600.000

Total 4.221.000

4. Kolam Pembesaran

Kolam pembesaran berjumlah 4 buah yang masing-masing berukuran 2 x 5 x 1 m.

Tabel 4. Biaya Operasional Pembuatan Kolam Pembesaran

No Nama Jumlah Satuan (Rp.)Harga Jumlah Harga (Rp.)

1 Batako 1400 1.400 1.960.000

2 Semen 14 65.000 910.000

3 Pipa 2 35.000 70.000

4 Elbow 1.5 inchi 4 3.500 14.000

5 Tenaga Kerja 56 25.000 1.400.000

Total 4.354.000

5. Kolam Penampungan Air

Kolam penampungan berjumlah satu buah yang berukuran 6 x 12 x 0.5 m.

Tabel 5. Biaya Operasional Pembuatan Kolam Penampungan air

No Nama Jumlah Harga

Satuan (Rp.) Jumlah Harga (Rp.)

1 Batako 900 1.400 1.260.000

(3)

3 Tenaga Kerja 18 25.000 450.000

Total 2.295.000

6. Total Keseluruhan Pembuatan Kolam dan Biaya Tambahan Tabel 6. Biaya Operasional Pembuatan Kolam

No Nama Jumlah Harga

(Rp.)

1 Kolam Indukan 813.000

2 Kolam Pengantin dan Penetasan 2.539.500

3 Kolam Pendederan 4.221.000

4 Kolam Pembesaran 4.354.000

5 Kolam Penampungan air 2.295.000

6 Tambahan 8.262.000

Total 22.484.500

Tabel 7. Biaya Operasional Tambahan

No Nama Jumlah Jumlah Harga

(Rp.)

1 Pondok 1 2.275.000

2 Sumur 1 600.000

3 Pompa air 1 360.000

4 Selang 1 580.000

5 Induk 15 1.200.000

6 Bak 7 455.000

7 Serokan 5 350.000

8 Styrofoam 5 350.000

9 Tabung Oksigen 1 750.000

10 Waring 2 92.000

11 Paranet 1 1.250.000

(4)

B. Pemijahan dan Perawatan Benih

Induk lele (Clarias sp.) dihasilkan oleh pembudidaya sendiri dengan tujuan agar lebih terkontrol dan mengetahui asal-usul induk, data lebih akurat (usia induk, masa produksi, waktu pertama kali dipijahkan, dan usia produktif), mengetahui kebutuhan nutrisi, dan untuk menghindari perkawinan sedarah.

Untuk menghasilkan induk yang unggul sebanyak 50 ekor, pembudidaya memelihara benih dalam satu kali penetasan sekitar 2000 ekor benih ukuran 3 cm dengan usia 21 – 25 hari. Benih ini dipelihara sampai usia 4 bulan. Setelah itu dilakukan seleksi awal untuk memilih dan memisahkan indukan jantan dan betina kemudian diletakan di kolam yang berbeda. Setelah diseleksi awal, calon indukan dipelihara hingga usia 6 – 8 bulan, di tahap ini asupan nutrisi harus diperhatikan bila perlu diberi pakan tambahan berupa keong mas atau bekicot karena keduanya baik untuk proses perkembangan telur dan hormon. Setelah berusia 8 bulan, pembudidaya melakukan seleksi tahap akhir dengan cara memilih calon induk yang memiliki bobot tubuh di atas rata-rata dan tidak cacat. Indukan yang telah terseleksi di tahap akhir dapat mulai dipijahkan dengan mengambil induk dari tempat lain sebagai pasangannya untuk menghindari perkawinan sedarah.

Kolam pemijahan berukuran 1 x 2 m dengan kedalaman air 0,20 m dan dapat juga berukuran 2 x 3 m dengan kedalaman air 0,20 m yang telah diberi kakaban. Kakaban bisa terbuat dari ijuk atau pun waring, tetapi pembudidaya menggunakan waring karena mudah dalam perwatan dan tidak menyebabkan air kotor.

(5)

Setelah dilakukan seleksi induk siap pijah, induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan dengan perbandingan jantan : betina yaitu 1 : 1, 1 : 2, 1 : 3, dan 1 : 4. Waktu pemasukkan induk ke kolam dilakukan pada pagi atau sore hari. Tetapi idealnya adalah sore hari pada pukul 15.00 – 16.30. Setelah sejam diletakan dapat dilihat bila terjadi saling mengejar antara induk jantan betina maka kemungkinan besar akan terjadi pembuahan. Waktu pembuahan terjadi antara 8 – 12 jam atau lebih.

Pada pagi hari kedua dapat dilakukan pengecekkan bak pemijahan induk ikan lele, jika induk sudah melakukan pemijahan maka akan terlihat telur yang menempel pada kakaban. Pengecekkan kualitas telur lebih baik dilakukan pada siang hari karena dapat terlihat jelas apakah telur itu masih tetap bening atau tidak. Jika telur tetap terlihat bening maka besar kemungkinan telur akan berhasil menetas. Setelah proses pemijahan selesai, induk diangkat dan dipindahkan di kolam karantina (pemulihan). Kemudian dilakukan pemindahan kakaban pada bak perawatan larva. Setelah melakukan pemindahan kakaban pada bak pemeliharaan larva, dilakukan pembersihan pada bak pemijahan dengan cara bak di kuras kemudian dinding bak dan dasar pak pemijahan disikat bersih setelah itu dibilas dengan air. Selanjutnya bak pemijahan dikeringkan dan diisi air kembali bila ingin digunakan kembali.

Kolam untuk proses penetasan larva berukuran 2 x 3 m dengan kedalaman air 0,40 m, atau bisa juga yang berukuran 4 x 6 m dengan kedalaman air sama. Menurut pembudidaya untuk induk ukuran 1,5 kg dibutuhkan kolam penetasan ukuran 2 x 3 m dengan kedalaman air 0,40 m sebanyak 4 – 6 kolam karena benih yang dihasilkan dapat mencapai 40.000 – 70.000 larva.

(6)

berkumpul pada sudut-sudut kolam serta mulai berenang mengikut arah cahaya matahari. Pada malam hari larva ikan lele berenang berkeliling dan berkumpul, juga ada yang muncul ke permukaan, menandakan cadangan makanan kuning telur (yolk) yang berada pada perut larva ikan lele sudah habis. Memasuki hari kelima atau setelah tiga hari telur menetas larva ikan lele membutuhkan asupan makanan tambahan berupa pakan alami. Adapun pakan alami yang diberikan pada larva ikan lele memiliki kandungan protein yang tinggi seperti Artemia atau Tubifex (cacing sutra). Pemberian pakan tambahan dilakukan selama 12-15 hari dengan perbandingan antara 4000 larva ikan lele dengan 1 kg Tubifex (cacing sutra).

Tabel 8. Jumlah Pemberian Tubifex Pada Larva Lele Hari Ke 3 – 15.

Hari Jumlah

Cacing Keterangan

3, 4 dan 5 2 Kg  Jumlah Total Cacing Tubifex yang diberikan

sebagai pakan larva lele bisa di sesuai dengan perkembangan larva.

 Pada hari ke 15, dilakukan penyortiran larva dengan ukuran terkecil berkisar 1 cm.  Penyortiran bisa dilakukan dengan

menggunakan waring dengan ukuran 1 cm.  Pada saat akan dilakukan penyortiran, ikan di

berok atau dipuasakan untuk menghidari stres pada larva lele.

Pada hari ke 16 sampai hari ke 18 pakan untuk larva diganti dengan jenis pakan berbentuk tepung seperti jenis pakan merk fengli ataupun psc. Pemberian Pakan bisa menggunakan perbandingan 1 : 20.000.

Tabel 9. Jumlah Pemberian Pakan Ikan Jenis Fengli Pada Larva Lele Hari Ke 16 – 18.

Hari Jumlah Pakan

(7)

16 0,7 kg Frekuensi pemberian pakan 3x sehari dengan

Pada hari ke 19 untuk waktu pagi hari, larva tidak perlu diberikan pakan fengli, hal ini bertujuan untuk pergantian pakan yang lebih besar seperti pakan merk PF 500. Perlakuan ini dilakukan sampai hari ke 25.

Tabel 10. Jumlah Pemberian Pakan Ikan Merk PF 500 Pada Larva Lele Hari Ke 19 – 23.

Hari Jumlah Pakan

PF 500 Keterangan

19 0,6 Kg Frekuensi pemberian pakan 2 x sehari

dengan waktu sebgai berikut : Pagi : 09.30 – 10.30 Malam : 21.00 – 22.30

 60 % Pemberian pakan diberikan pada

malam hari.

 Untuk 50.000 ekor larva, membutuhkan pakan merk PF 500 sebanyak 5 kg untuk 5

hari.

(8)

dengan berat massa jenis 8-9kg, maka membutuhkan pakan 0,8-1kg per 10% dari berat massa jenis per hari.

Tabel 11. Jumlah Pemberian Pakan Ikan Merk PF 800 Pada Larva Lele Hari Ke 25 – 30

Hari Jumlah Pakan

PF 800 Keterangan

25 1.2 Kg  Frekuensi pemberian pakan 2 x sehari

dengan waktu sebgai berikut : Pagi : 09.30 – 10.30 Malam : 21.00 – 22.30

 60 % Pemberian pakan diberikan pada malam hari.

 Pada hari ke 30 , larva di sortir kembali

dengan ukuran 2 cm, 3 cm dan 4 cm. Dengan jumlah sekitar 50.000 ekor larva

lele.

Pada hari ke 30, dilakukan pernyotiran kembali untuk kemudian dilakukan penjualan ataupun pendederan.Sebelum dilakukan penjualan dan pendederan perlu dilakukan penghitungan biaya operasional terlebih dahulu untuk mengetahui modal yang kita gunakan sehingga kita mengetahui berapa modal yang kita keluarkan untuk 1 ekor larva.

Tabel 12. Biaya Operasional Pembenihan Dalam Sebulan

No Jenis Pengeluaran Jumlah Harga satuan Jumlah Harga

1 Cacing 15kg Rp. 60.000 Rp. 900.000

2 Fengli 2,5kg Rp. 22.000 Rp. 55.000

3 PF 500 5kg Rp. 22.000 Rp. 110.000

4 PF 800 10kg Rp. 17.500 Rp. 175.000

5 Voucher listrik Rp. 105.000

6 Ongkos Kerja 30 Rp. 25.000 Rp. 750.000

7 Biaya tak terduga - - Rp. 500.000

(9)

Jadi, modal pokok ikan adalah JJ01=2.595 .000 50.000 =51,9 Dimana, J0 = Jumlah Operasional ; J1 = Jumlah Ikan

Jadi modal per ekor adalah Rp. 51,9.

Setelah mengetahui jumlah modal ikan per ekornya, maka langkah selanjutnya adalah penjualan. Adapun harga penjualan per ekor untuk wilayah Samarinda per cm berkisar Rp. 50,- hingga Rp. 70,-. Jadi, bila disimpulkan dari satu kali pemijahan/50.000 ekor benih, maka akan kita dapatkan hasil penjualan sebagai berikut :

 Ukuran 2 = Rp. 120,- x 5000 ekor = Rp. 600.000

 Ukuran 3 = Rp. 180,- x 35.000 ekor = Rp. 6.300.000

 Ukuran 4 = Rp. 220,- x 10.000 ekor = Rp. 2.200.000

Total = Rp. 9.100.000

Jadi, hasil penjualan untuk satu kali pemijahan dalam waktu satu bulan akan di peroleh sebagai berikut :

 Rp. 9.100.000 : 50.000 = Rp. 182,- (Harga jual per ekor)

 Rp. 2.595.000 : 50.000 = Rp. 51,9,- (Biaya operasional per ekor)

 Rp. 6.505.000 : 50.000 = Rp. 130,1,- (Laba penjualan ikan per ekor)

Jadi, keuntungan bersih yang didapatkan dalam sebulan adalah Rp. 6.505.000. Jika sebulan ada 30 hari, maka keuntungan yang didapat dalam satu hari adalah Rp. 6.505.000 : 30 hari = Rp. 216.833,33/hari untuk satu kali pemijahan.

Pembenihan dilakukan 12 kali selama satu tahun, berikut adalah rincian biaya yang dikeluarkan.

Tabel 13 . Biaya Operasional Pembenihan Dalam Setahun

No Nama Jumlah Jumlah Harga

(Rp.) 1 Cacing Sutra 180 kg 10.800.000

2 Fengli 30 kg 660.000

(10)

4 PF 800 120 kg 2.100.000

5 Listrik - 750.000

6 Tenaga Kerja - 9.000.000

Total 24.670.000

C. Pendederan

Pendederan adalah proses pemeliharaan untuk menghasilkan ikan ukuran 8-10 cm yang kemudian di lanjutkan ke pembesaran. Dalam pendederan untuk 1 kubik air, benih yang di tebar benih antara 1.500 – 2.500 ekor. Adapun kolam pendederan biasanya 2 x 4 x 0,40 m (kedalaman air), 4 x 6 x 0,4 m (kedalaman air), atau 7 x 9 x 0,40 m (kedalaman air). Pendederan dilakukan 2 - 3 minggu untuk mendapatkan benih ukuran 8-10 cm, tebar mulai bibit ukuran 2-3 cm. Pakan yang di perlukan untuk pendederan selama 3 minggu adalah 30 kg PF 800 atau PF 1000 per 10.000 ekor benih. Saat pemberian pakan usahakan pakan sudah di bibit/ di kembangkan dengan cara di berikan sedikit air lalu di angin anginkan selama 10-15 menit. Rincian konsumsi pakan dalam pendederan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Jumlah Pakan Selama Pendederan Hari

Tabel 15. Biaya Operasional Pendederan

(11)

Total Rp. 1.025.000 Setelah melalui proses pendederan, bibit siap untuk proses pembesaran dengan tebar benih ukuran 8-10 cm dengan kepadatan 150-250 ekor/m3.

Masa budidaya selama 50-60 hari. Adapun asumsi yang diperlukan/10.000 ekor adalah pakan 781-1, 781-2 dan 781-3. Kolam yang diperlukan untuk budidaya yaitu 4 kolam dengan ukuran 2x5x1 m atau 2 kolam dengan ukuran 4x5x1 m.

D. Pembesaran

Untuk kegiatan pembesaran pembudidaya mengisi kolam dengan ketinggian air 50 cm. Memberi bokasi 1 kg/m3 air, dengan cara bokasi

dimasukkan kedalam karung kemudian digantung. Karung diberi lubang-lubang kecil, agar sari dari bokasi bisa keluar. Selanjutnya diamkan selama 1-2 minggu, lalu tebar benih dan setiap 10 hari sekali menaikkan air hingga 10 cm. bila perlu untuk perawatan air agar tetap optimal yaitu dengan memberi kapur dolomit/gamping 10 gram/m3 air. Cara pemberian pakan yaitu 40%

siang dan 60% malam. Proses pemberian pakan /10.000 ekor yaitu:

Tabel 16. Jumlah Pemberian Pakan Tahap Pembesaran Hari ke 1 - 10 Hari

(12)

Tabel 17. Jumlah Pemberian Pakan Tahap Pembesaran Hari ke 11 – 20

Kenaikan pakan perhari pada 10 hari kedua yaitu sebesar 400 gram pakan. Jadi ikan sebanyak 10.000 ekor dalam 10 hari kedua menghabiskan pakan 70 kg 781-II. Lalu menambah air 10 cm sehingga menjadi 70 cm.

Tabel 18. Jumlah Pemberian Pakan Tahap Pembesaran Hari ke 21 – 30 Hari

ke Berat Pakan (gr) Berat Pakan (gr) Siang

Berat Pakan (gr)

(13)

pada tahap kedua. Setelah ikan dipilih menjadi 2 bagian maka di budidaya kembali.

Tabel 19. Jumlah Pemberian Pakan Tahap Pembesaran Hari ke 31 – 40 Hari Keterangan: Jenis pakan 781 – III

Pada pemeliharaan pembesaran ikan pada 10 hari ke - 4, jumlah seluruh pakan yang diberikan sebanyak 500 kg. Dan berdasarkan data tabel diatas terjadi peningkatan jumlah konsumsi pakan perhari sebanyak 2000 gram. Setelah masa pemeliharaan hari ke 31 sampai dengan hari ke 40, dilakukan pemanenan sebesar 20% ikan yang dipelihara dan hasil panen sebanyak 200 kg dengan ukuran 5,6/kg. Setelah masa pemanenan, dilakukan penambahan air sebanyak 15% kedalam kolam pemeliharaan.

(14)

48 55.000 24.400 33.000 49 57.000 25.600 34.200 50 59.000 26.800 35.400 Jumlah 500.000 214.400 300.000

Pada masa pemeliharaan pada 10 hari ke-5, peningkatan dosis pemberian pakan sebesar 2000 gr/hari sehingga jumlah pakan yang digunakan sebanyak 500.000 gram. Dan dilakukan pemanenan ikan lele keseluruhan pada masa tersebut.

Tabel 21. Jumlah Pakan Yang Diberikan Selama 50 Hari

Waktu Jumlah Pakan Kode Pakan Harga (Rp) (Kg) (karung)

10 hari ke-1 30 1 781-III 328.000

10 Hari ke-2 60 2 781-III 765.000

10 Hari ke-3 150 5 781-III 1.600.000

10 Hari ke-4 300 10 781-IV 3.200.000

10 Hari ke-5 500 16 781-V 5.290.000

Jumlah 1.040 34 - 11.183.000

Tabel 22. Analisa Usaha Budidaya Ikan Lele Selama 50 Hari

Jenis

Listrik (bulan) 150.000 5 bulan 750.000 Pekerja 25.000 50 hari 1.250.000 Sarana dan Prasarana - - 12.588.000

Biaya tak terduga - - 1.000.000

Total 15.588.000

B. Hasil Panen

ke-1 18.000 250 kg 4.500.000

ke-2 18.000 1.300 kg 23.400.000

Total 27.900.000

(15)

R

Dapat disimpulkan bahwa petani tersebut mendapat keuntungan dari hasil budidaya lele sebesar Rp. 1,73 setiap pengeluaran yang telah dikeluarkan oleh petani tersebut.

Tabel 23. Biaya Operasional Pendederan dan Pembesaran Dalam Setahun

No Keterangan Jumlah Jumlah Harga (Rp.)

1. PF 4 kg 660.000

2. 78- I 120 kg 1.312.000

3. 781-II 280 kg 3.060.000

4. 781-III 1.800 kg 19.200.000 5. 781-IV 2.000 kg 21.160.000

6. Voucher - 300.000

7. Tenaga Kerja - 9.000.000

Total 54.692.000

Setelah masa pemeliharaan pada 10 hari ke-3, dilakukan penyortiran dengan memisahkan antara ikan yang telah siap panen dan ikan yang akan dipelihara kembali. Pergantian air dilakukan sebanyak 25% dari volume air sebelumnya.

E. Penjualan

Tabel 24. Pendapatan (Penjualan Ikan Lele Ukuran Benih ) Dalam Setahun

No Ukuran Ikan Jumlah Benih Harga (Rp) Jumlah Pendapatan (Rp.)

1 2 cm 60.000 120,00 7.200.000

2 3 cm 420.000 180,00 75.000.000

3 4 cm 120.000 220,00 26.000.000

Total 600.000 - 109.200.000

Ket: Dalam satu tahun Pembudidaya melakukan pemijahan ikan sebanyak 12 kali. Dan dalam sekali pemijahan rata-rata menghasilkan 50.000 benih.

Tabel 25. Pendapatan (Penjualan Ikan Lele Ukuran Konsumsi) Dalam Setahun

(16)

1 Size 5-6 40 hari 1000 18.000 18.000.000

2 50 hari 6500 18.000 117.000.000

Total 135.000.000

Jumlah benih ikan lele yang tebar sebanyak 10000 ekor untuk ukuran konsumsi, dan pemanenan saat ikan mencapai size 5-6. Untuk mencapai ukuran tersebut ikan dipeliharai selama 40-50 hari.

Jadi dalam satu tahun Pembudidaya mengeluarkan biaya untuk melakukan pembenihan dan pembesaran ikan yaitu biaya operasional sebanyak Rp. 54.962.000, biaya pokok Rp. 23.086.000, biaya tak terduga 18.500.000, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan budidaya (pembenihan dan pembesaran ikan lele) selama setahun ialah Rp.96.548.000 Dan hasil yang didapatkan setelah penjualan benih dan ikan lele ukuran konsumsi sebanyak Rp.244.200.000.

Jadi didapatkan laba yang didapat Pembudidaya untuk satu tahun ialah: Jumlah pendapatan-Biaya produksi = Rp.244.200.000-Rp.96.548.000

Gambar

Tabel 1. Biaya Operasional Pembuatan Kolam Indukan
Tabel 4. Biaya Operasional Pembuatan Kolam Pembesaran
Tabel 6. Biaya Operasional Pembuatan Kolam
Tabel 10. Jumlah Pemberian Pakan Ikan Merk PF 500 Pada Larva Lele Hari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa tekanan eksternal tidak mempengaruhi keputusan auditor internal dalam mengadopsi software audit, sedangkan faktor

Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pada penderita DM dalam pengelolaan diet DM sebelum dan setelah di diberikan

Perancangan tugas akhir ini bertujuan untuk membantu untuk memberikan informasi dan cara untuk menghadapi penolakan sosial untuk remaja, karena penolakan dapat menyebabkan

Brand yang akan digunakan sesuai dengan nama produk tersebut yaitu The Beauty Portable yang artinya semua kebutuhan kosmetik, alat-alat kecantikan dan perlengkapan

Madrasah diniyah formal adalah salah satu program pemerintah untuk meningkatkan pendidikan sesuai dengan harapan untuk menunjang mutu pendidikan dan meningkatkan pembangunan

Ya Allah, Ya Haadii Ya ‘Aliim, Yang Maha Pemberi Petunjuk Yang Maha Mengetahui, Segala puji dan syukur ke hadirat-Mu atas segala petunjuk yang Engkau berikan, sehingga

Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan

Anti nutrisi yang terkandung didalam kulit buah kakao adalah tanin (Duke, 1983) dan theobromine (Wong et al., 1987).Menurut Figueira and Miller(1993), jenis tanin