780
OPINI
CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012
PENDAHULUAN
Akupunktur sudah cukup lama dikenal di lingkungan kedokteran Indonesia; ca-bang ilmu ini mulai masuk pelayanan rumah sakit sejak tahun enam puluh-an, kemudian dicoba masuk kurikulum Fakultas Kedokteran. Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan, GBHN 1993 dan Pokok Program Kesehatan PELITA VI tentang pengobatan tradisional dan pe-manfaatannya dalam Pelayanan Kesehatan memberi dasar dan peluang formal bagi akupunktur, ditambah dengan diterbit-kannya Permenkes Nomer 1186/Menkes/Per/ XI/1996 tentang Pemanfaatan Aku punktur di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Pendekatan yang lazim agar akupunktur dapat bermanfaat di Pelayanan Kesehatan tingkat rumah sakit adalah dengan pendekatan biomedis. Cara ini berupa kombinasi dengan tindakan konvensional melalui inovasi teknik
diagnostik maupun terapi. Hal tersebut membutuhkan langkah-langkah yang jelas, tegas, mantap berdasarkan orientasi program yang matang.
DASAR ILMIAH
Mekanisme dasar reaksi biologi setelah jarum menusuk permukaan tubuh menuju titik akupunktur dapat dijelaskan dalam 4 domain biomolekuler dan bioi sika, yaitu inl amasi lokal sekitar tusukan jarum, transmisi antar sel, rel ek cutaneo somato visceral dan transmisi neural menuju ke otot.1-3
Pada dasarnya pengobatan akupunktur dilakukan dengan merangsang pel-bagai titik di permukaan tubuh sepel-bagai usaha membuat keseimbangan berbagai fungsi organ. Daerah di permukaan tubuh yang disebut sebagai titik akupun-ktur merupakan suatu sistim fungsional tubuh yang memberikan efek pengobatan secara
fungsional juga. Peneli tian akhir-akhir ini menemukan banyak bukti tentang peranan neurotransmitter pada reaksi setelah rangsang akupunktur, terutama endo-genous opioid peptida, serotonin, dan noradrenalin dalam susunan saraf pu-sat. Zat-zat tersebut disekresi akibat rangsangan dengan modulasi tertentu. Dapat dimengerti bahwa pengobatan akupunktur adalah terutama untuk kelainan fungsional dan kurang bermanfaat untuk kelainan anatomis.
TEKNIK
Kata akupunktur berarti tusuk jarum; tetapi terbukti bahwa titik-titik akupunktur yang merupakan reseptor di permukaan tubuh dapat dirangsang dengan bermacam cara, asalkan berupa energi; maka berkembang berbagai cara/teknik rangsangan pada titik akupunktur ini.4
Cara-cara lain tersebut:
a) Elektrik: disebut Elektro Akupunktur b) Laser: disebut Laser Akupunktur c) Suara: disebut Sono Akupunktur d) Injeksi: disebut Aqua Akupunktur e) Jarum Suntik: disebut Dry Needling Aku-punktur
f ) Tekanan Jari: disebut Akupresur
Dokter boleh mempergunakan semua teknik akupunktur, akupunkturis bukan dokter sampai saat ini hanya berhak mempergunakan akupunktur murni dengan jarum akupunktur atau akupresur saja. Pembedaan ini berdasarkan profesi yang berkaitan dengan kode etik dan wewenangnya.5-7
Gambar 2 Teknik penusukan jarum
Penelitian di Bidang Kesehatan
Penelitian akupunktur di Surabaya sampai saat ini meliputi:
• Cara pengobatan sederhana berupa Teknologi Tepat Guna Akupunktur untuk
Dok-Akupunktur dalam Pelayanan Kesehatan
tingkat Rumah Sakit
Koosnadi Saputra
RS Adi Husada Undaan Wetan, Surabaya, Indonesia
Gambar 1 Dimensi akupunktur
CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 780
781
OPINI
CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012
ter, Paramedis dan Kader Kesehatan yang da-pat dilakukan di daerah terpencil, yang juga penting untuk kesehatan lapangan militer. • Cara rehabilitasi penderita sebagai pe-lengkap di rumah sakit yang tidak memiliki alat rehabilitasi medik yang memadai.
Indikasi dan Kontraindikasi
WHO membuat nomenklatur tentang in-dikasi dan kontrainin-dikasi penggunaan akupunktur8,9:
1. Standard by The WHO Western Pacif-ic Regional Consultation Meeting 1984. 2. Diperbarui di Geneva sebagai Report of a WHO Scientii c Group: A Proposed Stan-dard International Acupuncture Nomencla-ture, 1991.
Pada dokumen tersebut tercantum hal-hal se-bagai berikut:
Indikasi
1. Saluran napas: pelbagai radang— ditujukan untuk menga tasi kondisi alergi dan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Mata: kelainan bersifat radang
dan fungsional otot serta refraksi.
3. Mulut: penanggulangan nyeri dalam pencabutan gigi dan radang kronis.
4. Saluran cerna pelbagai kelainan fungsional sekresi asam lambung, nyeri, dan radang. 5. Saraf, otot, dan tulang: problem nyeri, kelemahan dan kelumpuhan, serta radang sendi.
Kontraindikasi 1. Keadaan hamil.
2. Pengguna pacu jantung.
3. Menusuk dekat daerah tumor ganas. 4. Menusuk daerah kulit yang sedang mera-dang.
WHO juga menghimbau perlindun-gan dan pencegahan penularan Hepatitis dan HIV/AIDS melalui jarum akupunktur mela-lui pendidikan terhadap praktisi akupunktur dan masyarakat pemakai jasa akupunk tur.
Akupunktur dapat juga digunakan sebagai: 1. Terapi alternatif penyakit yang secara kon-vensional belum jelas obatnya.
2. Terapi alternatif penyakit yang su-dah kurang bereaksi terhadap terapi konven-sional.
3. Penunjang terapi konvensional.
4. Salah satu cara rehabilitasi penyakit berat,
seperti stroke, terutama di daerah yang kurang peralatannya.
Pemanfaatan akupunktur dalam sistem pe-layanan kesehatan di Indonesia diharapkan dapat lebih optimal. Masyarakat perlu lebih kritis mengenai indikasi dan kontraindikasi ak-upunktur yang menunjukkan kelebihan mau-pun keterbatasan pengobatan akumau-punktur.
Akupunktur dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Pelayanan sebaiknya sesuai kebutuhan; dapat dibagi menjadi 2 model pelaksanaan:
1. Pelayanan Akupunktur di poliklinik tersendiri
Model ini dapat melaksanakan pelba-gai macam pelayanan kesehatan (promo-tif, preven(promo-tif, protek(promo-tif, kura(promo-tif, dan bahkan rehabilitatif ). Untuk kegiatan promotif dan rehabilitatif, akupunktur bekerja sama den-gan bidang lain dan sangat diharapkan da-pat berfungsi suportif. Kegiatan kuratif dada-pat menjadi model pelayanan tersendiri; model ini dapat menguntungkan bila dapat beker-jasama sebagai model pengobatan lain; tetapi dapat merugikan bila menjadi eksklusif, tidak mengenal atau dikenal bagian lain. Untuk itu dibutuhkan pengelola program yang dapat mempromosikan manfaat akupunktur.
2. Pelayanan Akupunktur Terintegrasi dalam Bidang Lain
Dalam model ini akupunktur dapat berman-faat dalam semua skenario pelayanan keseha-tan karena tidak ber diri sendiri. Akupunktur menjadi bagian tindakan medis yang dapat dimanfaatkan secara tepat guna.
Keuntungan:
a. Dapat diterima dan dilaksanakan oleh tenaga medis maupun paramedis.
b. Dapat lebih merata dan dimanfaatkan baik untuk suportif maupun alternatif. c. Dengan diterima sebagai pelajaran pili-han dalam pendidikan tenaga kesehatan.
Kerugian: Tidak terlihat sebagai disiplin ilmu tersen diri.
3. Akupunktur dalam UPF Rehabilitasi Medik
Banyak kasus di bidang rehabilitasi medik, ter-utama yang berhubungan dengan nyeri dan karena sprain dan strain otot membutuhkan waktu penyembuhan lama; akupunktur
da-pat menjadi penunjang untuk peningkatan kualitas terapi. Di rumah sakit yang peralatan rehabilitasi medisnya masih kurang lengkap, akupunktur dapat dimanfaatkan sebagai tera-pi alternatif.1,4,10
4. Akupunktur dalam Pain Center Onkologi Peranan akupunktur untuk pain relief telah terbukti cukup baik sebagai pengganti an-algesia tingkat sedang. Tindakan akupunktur meningkatkan kadar morphin-like substance
dalam otak.1,4,10 Selain itu, akupunktur juga bermanfaat untuk hal-hal lain seperti: immu-nologi, menunjang dan meningkatkan kes-egaran tubuh, serta mengurangi komplikasi (seperti anoreksia dan singultus).4
5. Akupunktur dalam Penyakit Dalam dan Penyakit Anak
Akupunktur dapat dimanfaatkan untuk immu-nologi, alergi, dan penyakit fungsional lain.4
6. Akupunktur dalam Kebidanan dan Kand-ungan
Peranan akupunk tur dalam bidang reproduksi diharapkan menjadi salah satu model yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah medis. Pada persalinan akupunktur dapat dimanfaatkan sebelum induksi persalinan.4
7. Akupunktur dalam bidang Anestesi Penelitian membuktikan bahwa anestesi da-pat dilakukan dengan cara akupunktur, baik pada tindakan yang kecil maupun se-dang, tanpa komplikasi berarti.1,4
8. Akupunktur dalam bidang Neurologi Akupunktur dapat mengefektifkan penggu-naan obat dan meningkatkan kualitas terapi pada migren, sefalgi, dan paresis.1,4
Akupunktur dalam Teknologi Kedokteran Akupunktur sebagai inovasi bidang kedokteran akan dapat dimanfaatkan untuk menunjang teknologi diagnostik dan terapi seperti karakteristik rel ek nyeri pada titik akupunktur di permukaan tubuh, dan pengukuran satuan kelistrikannya untuk menunjukkan kelainan fungsional organ viscera (mirip EMG dan ECG) dan disebut sebagai Elektrograi Akupunktur.1-3
Dalam bidang terapi saat ini telah dibuat dan dimanfaatkan alat yaitu laser needle equip-ment yang dapat diatur dosis lasernya sesuai dengan kebutuhan organ viscera yang sakit
CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 781
782
OPINI
CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012 DAFTAR PUSTAKA
1. Ernst E, White A. Acupuncture. A Scientii c Appraisal: Butterworth – Heinemann – Reed Education and Profesional Publ., 1999.
2. Saputra. Acupoints Scintigraphy, Tracing Meridians Acupuncture and Corresponding Organ by Radionucleide Technique. AAR Congress VII , Bali - Nusa Dua Sept, 1992 3. Saputra. Penelitian ilmiah akupunktur untuk menunjang IPTEK pelayanan kesehatan (suatu konsep pemikiran). Meridian, Indo n. J. Acupuncture 1994 : I (2).
4. Filshie J, White A (ed). Medical Acupuncture. A Western Scientii c Approach. Churchill Livingstone, 1998. 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/Sk/Viii/2003 tentang Tenaga Akupunktur. 6. UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur pada Sarana Pelayanan Kesehatan.
8. WHO International Standard Terminologies on Traditional Medicine in the Western Pacii c Region. World Health Organization Western Pacii c Region, WHO 2007. 9. WHO Standard Acupuncture Point Locations in the Western Pacii c Region. World Health Organization Western Pacii c Region, WHO 2008.
10. Hopwood V, Lovesey M, Mokone S. Acupuncture & related techniques in physical therapy. Churchill Livingstone, 1997. 11. Litscher G, Schikora D (eds). Laserneedle – Acupuncture. Science and Practice. PABST Science Publ. 2005.
(Schikora German Company Laserneedle, 2005).11
Sistem Pelayanan Akupunktur di Rumah Sakit
a. Status penderita dalam bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan setempat
b. Perlu standar terapi supaya tidak terjadi
bias dalam evaluasi.
c. Model suportif dengan terapi konven-sional ditujukan untuk meningkatkan kualitas terapi.
d. Informasi kemampuan/indikasi perawatan dengan akupunktur perlu diberikan kepada
semua unit lain di rumah sakit.
e. Honor perawatan disesuaikan dengan standard rumah sakit setempat.
Kebutuhan Tenaga
a. 1 dokter penanggung jawab kompeten akupunktur medik.
b. 2 petugas akupunkturis lulusan D3 Aku-punktur (AkuAku-punktur Terapis).
c. 1 tenaga administrasi.
Peralatan Akupunktur untuk Rumah Sakit
a. 4 Tempat tidur perawatan.
b. Jarum akupunktur semua ukuran/model. c. Elektrostimulator.
d. Laser chamber untuk akupunktur (He-Ne Power output 5 mW) untuk kasus anak. e. Alat penunjang medis.
f. Formulir pencatatan dan pelayanan. g. Alat penunjang lain.
h. Penunjang (ruang administrasi).
RINGKASAN
1. Akupunktur bermanfaat untuk pelayanan kesehatan tingkat rumah sakit, baik dilakukan secara tersendiri maupun terintegrasi dengan bagian klinik lain.
2. Rekayasa alat bantu diagnosis dengan menggunakan fenomena titik akupunktur di permu kaan tubuh sebagai ekspresi fungsi organ, akan memberi manfaat klinik dan sosial selain mendo rong teknologi maupun keilmuan bidang kedokteran.
3. Akupunktur akan lebih berkembang dengan pendekatan biomedis dan mudah diterima kalangan medis sebagai teknologi komplementer.
Bagan 1 Model pelayanan akupunktur di rumah sakit
Gabungan
Penyakit Dalam (kelainan fungsional) Neurologi (Neuro science)
Rehabilitasi Medik Salah Satu (Suportif )
Imunologi
Pain Therapy
Alergi
Mandiri Poliklinik Akupunktur (Alternatif )
Tersendiri Unit Rawat Jalan
Pelayanan Kesehatan Akupunktur
CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 782