KONSTRUKTIVISME
DALAM PEMBELAJARAN
ismet@fkip.unsri.ac.id
Undang-undang tentang Sisdiknas
UU Nomor 20 tahun 2003
Pasal 1 ayat (1): bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan “suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Paradigma
Pandangan bahwa mengajar bukanlah sekedar kegiatan dalam menyampaikan informasi
(konten-konten materi)
Pandangan bahwa mengajar bukanlah sekedar kegiatan dalam menyampaikan informasi
(konten-konten materi)
Pembelajaran adalah Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didiknya (HOTS & LOTS)
Pembelajaran adalah Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didiknya (HOTS & LOTS)
Konten hanyalah sebagai sarana untuk
berpikir
Pembelajaran harus dikelola dan didisain sedemikian rupa sehingga proses berpikir dapat berlangsung Pembelajaran harus dikelola dan didisain sedemikian
rupa sehingga proses berpikir dapat berlangsung
Desain pembelajaran
TUJUAN APA YANG HARUS DICAPAI?
BAGAIMANA CARA MEMBERIKAN PENGALAMAN BELAJAR BAGI SISWA/
MAHASISWA?
BGMN CARA MENGETAHUI PENCAPAIAN TUJUAN?
• TUJUAN PEMBELAJARAN
• INDIKATOR DAN
• MATERI PEMBELAJARAN
• TES
• PENGUKURAN DAN PENILAIAN • EVALUASI
•ASSESMEN
• TEORI-TEORI BELAJAR
• PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, DAN MEDIA PEMBEL • BAHAN PEMBELAJARAN
• LINGKUNGAN BELAJAR 5/20/18
Merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dua pendekatan pembelajaran
Pendekatan berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
Pendekatan berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
Dua pendekatan pembelajaran
Pendekatan berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
Pendekatan berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
Teori konstruktivis dilandaskan oleh filosofi pendidikan John Dewey dan penelitian Piaget, Vygotsky, psikilog Gestalt Bartlett dan Brunner Teori konstruktivis dilandaskan oleh filosofi pendidikan John Dewey dan penelitian Piaget, Vygotsky, psikilog Gestalt Bartlett dan Brunner
Pengertian Kontruktivisme
Giambatista Vico tahun 1710
Kenyataannya
Dalam konstruktivisme, penekanan tentang belajar dan mengajar lebih terfokus pada suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka, dan bukan pada kebenaran siswa dalam melakukan
Kecenderungan pembentukan pengetahuan
Pengetahuan adalah fakta,
Pengetahuan sudah ada sebagai satu fakta atau kenyataan, tinggal menunggu untuk ditemukan. Kebenaran ilmiah sudah ada tinggal menunggu
untuk dibuka
Pengetahuan merupakan proses pembentukan kita
Pengetahuan bukan sekedar fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang telah mempelajarinya. Pengetahuan mengandung suatu proses,
pengetahuan kita merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri,
bukan imitasi dari kenyataan, bukan gambaran dunia kenyataan yang ada.
pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari
kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang (mahasiswa). Mahasiswa membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.
Pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas dari
pengamat, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia yang dialaminya
Proses pembentukan ini berjalan terus menerus, dan setiap kali
terjadi reorganisasi atau rekonstruksi karena adanya pengalaman baru.
Konstruktivisme
Behaviorieme & maturasionisem
• Teori behaviorisme menjelaskan
belajar sebagai sistem respon tingkah laku terhadap rangsangan fisik. Dalam teori ini murid dipandang sebagai
peserta didik yang pasif, butuh motivasi luar dan dipengaruhi oleh
reinforcement. Kurikulum
dikembangkan dengan kurikulum
yang terstruktur baik dan menentukan bagaimana siswa harus dimotivasi, dirangsang dan dievaluasi.
• Maturasionisme adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa pengetahuan konseptual tergantung pada tingkat perkembangan biologis seseorang. Oleh karena itu umur menjadi norma yang penting bagi perkembangan pengetahuan seseorang.
Pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) kognitif oleh seseorang terhadap obyek, pengalaman
Perbedaan teori belajar
konstruktivisme, behaviorisme,
maturasionisme
konstruktivisme behaviorisme maturasionisme
Piaget (1896-1980
Piaget (1896-1980 Vygotsky (1896-1934)Vygotsky (1896-1934)
Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat
pengetahuan (epistemologi) yang mempertanyakan:
Apa itu pengetahuan
Bagaimana orang membangun pengetahuan. Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat
pengetahuan (epistemologi) yang mempertanyakan:
Apa itu pengetahuan
Pengetahuan bukan sekedar kumpulan fakta, atau “barang jadi” yang tinggal diambil, atau ditransfer
dari seorang kepada orang lain.
Pengetahuan bukan sekedar kumpulan fakta, atau “barang jadi” yang tinggal diambil, atau ditransfer
dari seorang kepada orang lain.
Pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) kognitif oleh
Bagaimana orang membangun pengetahuan ?
Akan dibahas 2 macam konstruktivisme
psikologis yaitu :
1) Konstruktivisme psikologis personal
(Piaget)
2) Konstruktivisme psikologis
sosiokultural (Vygotsky)
Akan dibahas 2 macam konstruktivisme
psikologis yaitu :
1)
Konstruktivisme psikologis personal
(Piaget)
• Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme
• Teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif.
Setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia.
• Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca
kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus
mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan
KONSEP KERJA TEORI PIAGET
• Environment (stimulus)
Filtered
• Fungsional invarian
Adaption: (Asimilasi dan/ atau Akomodasi)
Membentuk struktur kognitif baru atau mengubah struktur kognitif yg sudah ada
Kontruktivisme Psikologis Personal PIAGET
Piaget menfokuskan pada proses intra personal (individual)
dalam mengkonstruksi pengetahuan
Mengajukan fungsi intelektual anak dari 3 aspek
Proses yang terjadi ketika interaksi dengan lingkungan
(adaptasi intelektual)
Bagaimana pengetahuan itu disusun
Perbedaan kualitatif dalam berpikir pada berbagai tahap
perkembangan
Setiap orang memiliki struktur kognitif yang disebut skema.
Proses pembentukan pengetahuan (skema)
Teori Adaptasi Intelektual
Proses dalam pembentukan pengetahuan seseorang
• Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya
seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan.
• Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.
• Akomodasi adalah proses pembentukan skema baru atau
karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.
• Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan
akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan
pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata).
Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.
PENGETAHUAN MENURUT PIAGET
PENG. FISIS MATEMATIKAPENG.
• Pengetahuan fisis, didapat dari abstraksi seseorang terhadap obyek secara langsung.
• Pengetahuan matematis logis, didapat dari
abstraksi seseorang terhadap relasi dan fungsi obyek secara tidak langsung.
• Pengetahuan sosial didapat dari interaksi
seseorang dengan masyarakat, lingkungan dan budaya yang ada.
Bagi Piaget, pengetahuan selalu memerlukan
pengalaman, baik pengalaman fisis maupun pengalaman mental.
Bagi Piaget, pengetahuan selalu memerlukan
Tahap Perkembangan Kognitif menurut Piaget
• Sensorimotor (0 – 2 tahun):
anak mengatur alamnya dengan indera (sensori) dan tindakan (motor) • Praoperasi (2 – 7 tahun):
anak belum mampu melakukan operasi-operasi mental • Operasi Konkrit (8 – 11 tahun):
anak belum mampu berpikir abstrak
Berpikir secara kombinasi atau klasifikasi Berpikir reversibel
• Operasi Formal (11 tahun ke atas) dengan ciri pokok :
hipotetis abstrak
Konstruktivisme Psikologis Sosiokultural VYGOTSKY
Vygotsky meyakini bahwa semua fungsi mental yang lebih tinggi berasal dari hubungan sosial antar personal
(interpersonal)
Piaget menfokuskan pada proses intra personal
Teori Vygotsky
(Konstruktivisme Sosial)
• Potret perkembangan manusia sebagai suatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan social dan budaya.
• Proses mental: ingatan, perhatian (Pembelajaran), penalaran.
• Menggunakan temuan-temuan di masyarakat seperti:
bahasa, matematika, alat-alat ingatan.
• Bahasa – pemikiran – social – kebudayaan - masyarakat.
• Bahasa dalam bentuknya yang paling awal berbasis
Vygotsky mengemukakan hukum dan beberapa konsep sbb.
1. Konsep Spontan
Konsep spontan adalah hasil generalisasi dan internalisasi
pengalaman pribadi sehari-hari. Konsep spontan tidak diperoleh melalui pembelajaran secara sistematis, sehingga bisa keliru
2. Konsep Ilmiah
Konsep ilmiah adalah generalisasi atas pengalaman manusia yang dibakukan dalam ilmu pengetahuan dan diajarkan melalui
pembelajaran yang sistematis, sehingga lebih terjamin kebenarannya
• TATARAN SOSIAL.
Tataran dimana pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial di antara orang-orang yang membentuk
lingkungan sosial pembelajar. Tumbuh kembangnya
kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori interpsikologis atau intermental.
• TATARAN PSIKOLOGIS.
Tataran dimana terjadi proses internalisasi, sehingga terbangun konsep baru. Tumbuh kembangnya
kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori intrapsikologis atau intramental.
• TATARAN SOSIAL.
Tataran dimana pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial di antara orang-orang yang membentuk
lingkungan sosial pembelajar. Tumbuh kembangnya
kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori interpsikologis atau intermental.
• TATARAN PSIKOLOGIS.
Tataran dimana terjadi proses internalisasi, sehingga terbangun konsep baru. Tumbuh kembangnya
kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori intrapsikologis atau intramental.
4. Zone of Proximal Development (ZPD).
ZPD dapat dipandang sebagai sejenis wilayah penyangga di mana dalam wilayah ini pembelajar dapat mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Dalam wilayah ini, fungsi-fungsi atau
kemampuan-kemampuan yang belum matang namun sedang dalam proses menjadi matang, dan akan menjadi matang lewat interaksi dan bimbingan orang dewasa atau berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten.
5. Scaffolding.
Pada ZPD seorang pembelajar membutuhkan bimbingan, bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten agar dapat mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Proses
ZPD
(zone of Proximal Development
• Merupakan istilah dari Vygotsky untuktugas-tugas yang terlalu sulit dikuasai sendiri oleh anak-anak, tetapi yang dikuasai dengan
bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil.
• Batas Tertinggi: Level tanggung jawab tambahan anak yang dapat diterima dengan bantuan
• ZPD (tenaga pendidik tinggal di zona ini): Memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang menjadi target pada setap tingkat yang dipersyaratkan oleh aktivitas itu.
• Batas terendah: Dikerjakan sendiri oleh anak, level
6. Mediasi
Interaksi sosial dapat berlangsung jika dimediasikan
dengan alat-alat psikologis (psychological tools) berupa
Piaget atau Vygotsky ?
Cukup lama konstruktivisme personal Piaget dan konstruktivisme sosiokultural Vygotsky
dipertentangkan.
Sekarang para ahli berpendapat kedua jenis konstruktivisme itu saling melengkapi.
Cukup lama konstruktivisme personal Piaget dan
konstruktivisme sosiokultural Vygotsky dipertentangkan.
Sekarang para ahli berpendapat kedua jenis
Persamaan yang ada dalam kedua jenis konstruktivisme itu antara lain :
a) Keduanya mengakui adanya pengetahuan atau konsep awal.
Piaget menyebutnya skema,
Vygotsky menyebutnya konsep spontan. b) Keduanya sepakat bahwa
pengetahuan itu dibangun oleh pembelajar. Dalam proses konstruksi pengetahuan,
Piaget lebih menekankan peran personal,
Vygotsky lebih menekankan peran sosiokultural. Persamaan yang ada dalam kedua jenis konstruktivisme itu antara lain :
a) Keduanya mengakui adanya pengetahuan atau konsep awal.
Piaget menyebutnya skema,
Vygotsky menyebutnya konsep spontan.
b) Keduanya sepakat bahwa
pengetahuan itu dibangun oleh pembelajar. Dalam proses konstruksi pengetahuan,
Piaget lebih menekankan peran personal,
Implikasi Konstruktivisme terhadap
Proses Belajar
1. Belajar adalah kegiatan aktif dari mahasiswa
mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, tidak sekedar mengumpulkan fakta.
2. Mahasiswa memasuki kelas tidak dengan kepala kosong. Mahasiswa sudah membawa konsep awal yang bermacam-macam. Juga membawa perbedaan, bahkan kesalahan.
1. Belajar adalah kegiatan aktif dari mahasiswa
mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, tidak sekedar mengumpulkan fakta.
3. Mahasiswa memiliki cara sendiri (kekhasan) untuk
membangun pengetahuan. Mahasiswa perlu mengenali kekhasan dirinya dan mencoba bermacam-macam cara belajar.
4. Pengetahuan dibangun secara individual dan sosial. Mahasiswa perlu belajar bersama.
5. Belajar memerlukan interaksi sosial dengan orang yang lebih tahu. Belajar juga merupakan proses
dimana seseorang masuk dalam kultur orang terdidik.
3. Mahasiswa memiliki cara sendiri (kekhasan) untuk
membangun pengetahuan. Mahasiswa perlu mengenali kekhasan dirinya dan mencoba bermacam-macam cara belajar.
4. Pengetahuan dibangun secara individual dan sosial. Mahasiswa perlu belajar bersama.
5. Belajar memerlukan interaksi sosial dengan orang yang lebih tahu. Belajar juga merupakan proses
Implikasi Pendekatan
Konstruktivisme terhadap Proses
1. Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi.
Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan dari dosen ke mahasiswa.
2. Dosen menjadi mediator dan fasilitator dengan
fungsi
a. menyediakan pengalaman belajar
b. menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang c. Memonitor, mengevaluasi memberi topangan
selama poses mahasiswa belajar. d. memberi umpan balik
1. Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi.
Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan dari dosen ke mahasiswa.
2.
Dosen menjadi mediator dan fasilitator dengan
fungsi
a. menyediakan pengalaman belajar
b. menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang
c. Memonitor, mengevaluasi memberi topangan selama poses mahasiswa belajar.
3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dosen.
a. Hendaknya tidak melihat mahasiswa sebagai tidak tahu apa-apa.
b. Perlu mengerti cara berpikir mahasiswa. c. Perlu mengerti sifat kesalahan mahasiswa.
d. Perlu membiarkan mahasiswa menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah.
e. Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman mahasiswa
f. Tidak terpaku pada satu-satunya strategi pembelajaran.
3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dosen.
a. Hendaknya tidak melihat mahasiswa sebagai tidak tahu apa-apa.
b. Perlu mengerti cara berpikir mahasiswa.
c. Perlu mengerti sifat kesalahan mahasiswa.
d. Perlu membiarkan mahasiswa menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah.
e. Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman mahasiswa
Peran Peserta Didik
• Belajar konstruktivisme adalah kegiatan belajar yang aktif, dimana pelajar membangun sendiri pengetahuannya, menyesuaikan konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka.
• Dalam proses belajar konstruktivisme pelajar harus mempunyai pengalaman membuat hipotesis, menguji hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan masalah, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan
pertanyaan, mengekspresikan gagasan untuk membentuk konstruksi baru.
Aspek/faktor yang berperan pada pembelajaran konstruktivisme
• Peserta didik.
melalui proses asimilasi dan akomodasi siswa membangun pengetahuan, aktif melakukan kegiatan, berpikir, menyusun konsep, memberi makna • Pendidik
membantu kelancaran proses pengkonstuksian, guru dituntut memahami jalan pikiran siswa dalam belajar
• Sarana belajar.
pembelajaran menekankan pada aktivitas siswa, maka bahan ajar, media, lingkungan dan fasilitas lainnya harus disediakan
• Evaluasi.
Belajar konstruktivisme dalam kelompok
• Belajar konstruktivisme dalam kelompok belajar,
peserta didik dapat mengungkapkan bagaimana ia dapat melihat persoalan dan apa yang akan dibuatnya dengan persoalan itu
• Belajar akan memberi kesempatan kepada seseorang
untuk secara aktif membuat abstraksi. Usaha untuk menjelaskan sesuatu kepada temannya justru
membantunya untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas dan bahkan melihat inkonsistensi pandangan mereka sendiri.
• Apabila temannya belum memiliki jawaban yang siap, akan meningkatkan keberanian siswa untuk mencari jawaban dan mendorong untuk menemukannya.
Kesalahan yang ditunjukkan oleh teman dianggap
kurang menyakinkan dibandingkan bila ditunjukkan oleh guru, ini dapat meningkatkan rasa harga diri peserta
Membutuhkan banyak waktu
Membutuhkan banyak waktu
Sukar menentukan pendapat yang sama karena setiap siswa mempunyai gagasan
yang berbeda-beda.
Sukar menentukan pendapat yang sama karena setiap siswa mempunyai gagasan
Beberapa Model Pembelajaran yang
Konstruktivistik
Secara singkat strategi /model pembelajaran yang konstruktivistik adalah strategi pembelajaran yang
mengaktifkan mahasiswa.
Secara singkat strategi /model pembelajaran yang konstruktivistik adalah strategi pembelajaran yang
mengaktifkan mahasiswa.
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
2. Model pembelajaran Berbasis Project (Project Based Learning)
3. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching & Learning = CTL)
4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
5. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning)
6. Model pembelajaran Induktif
7. Dan lain-lain
PROBLEM BASED LEARNIG
Merupakan model pembelajaran yang medorong siswa untuk mengenal cara
belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian
masalah-masalah di dunia nyata (autentik), dan terbuka sebagai konteks bagi peserta
didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah,
kemampuan berpikir secara kritis dan analitis, sekaligus membangun
pengetahuan baru, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara
Ciri-ciri Pembelajaran
Problem Based Learning
• Pembelajaran dipicu oleh permasalahan
• Masalah didasarkan pada situasi nyata yang kompleks
• Informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tidak diberikan terlebih dahulu
• Dilaksanakan dalam kelompok kecil yang tetap
• Berfokus pada kecakapan berpikir, diantaranya adalah
menyelesaikan maslah, analisis, penetapan keputusan, dan berpikir kritis.
• Memerlukan integrasi pengetahuan antar disiplin, kecakapan maupun perilaku
LANGKAH-LANGKAH PBL
Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Langkah – langkah PBL
• Guru membuka proses belajar mengajar
• Guru mengajukan permasalahan pada siswa untuk dipecahkan memakai metode Problem Based Learning (PBL)
• Siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 5 atau 6 anggota kelompok
• Memberi waktu kepada siswa untuk saling mendiskusikan permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut
• Mengawasi dan membantu mengarahkan jalannya diskusi
• Pengumpulan tugas secara kelompok
• Guru mengacak kelompok untuk presentasi terhadap permasalahan yang sudah didiskusikan
Kelebihan:
• Mengajak siswa berfikir secara rasional
• Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi pelajaran
• Dapat merangsang siswa untuk berfikir dan menghubungkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat
• Memotivasi siswa giat belajar
• Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan siswa
• PBL merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang yang reflektif, kritis dan aktif.
• PBL merangsang peserta didik untuk bertanyadan menggali pengetahuan secara mendalam.
Kelemahan:
• Waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan metode Problem Based Learning (PBL) cukup lama.
• Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan, karena
permasalahan diberikan diawal pelajaran sehingga siswa belum paham dengan materi pelajaran.
• Peran siswa dalam proses belajar mereka sendiri sukar untuk di ubah,karena mereka terbiasa berorientasi pada materi pelajaran dan mengingat fakta,
sehingga kemampuan untuk mempertanyakan sesuatu menjadi hilang.
• Perubahan peran pengajar masih sukar dilakukan terutama pada saat pertama kali di terapkan
• Kesulitan untuk memunculkan masalah
Pembelajaran Berbasis proyek
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning/PjBL) merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk menghasilkan suatu karya melalui pengembangan pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya di masyarakat. Karya yang dihasilkan dapat berupa suatu rancangan, model, prototipe atau produk yang nyata yang dapat diterapkan di masyarakat.
PjBL banyak diterapkan di bidang keteknikan (engineering), namun demikian dari beberapa referensi, metode ini juga telah diterapkan di beberapa bidang studi yang lain. PjBL sebaiknya diterapkan pada mata kuliah – mata kuliah yang berada di dalam kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB ).
Outcomes dari PjBL adalah : • content knowledge
• reasoning and problem solving
• oral and written communication
• teamwork and collaboration
• project management
• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
Peran Fasilitator:
Dosen tidak lagi sebagai orang bijak di atas mimbar (teacher is a sage on the stage) yang berfungsi sebagai penyedia fakta, tetapi lebih sebagai fasilitator lingkungan pembelajaran yang membangun komunitas pembelajaran (teacher is a guide on my side).
Konsep ini memberikan ‘respect’, baik kepada dosen maupun mahasiswa sebagai individu dengan pemahaman, minat dan pengetahuan yang sama, yang bergabung dalam suatu wadah untuk berbagi pengetahuan dalam satu proses pembelajaran.
Bahan dan Sumber Pembelajaran:
Bahan dan sumber yang perlu disiapkan meliputi, antara lain: (1) modul-modul pembelajaran yang disiapkan oleh dosen, (2) textbook, dan (3) bahan-bahan bacaan dari internet.
Sarana dan Prasarana:
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan, antara lain adalah: (1) ruang kuliah, (2) ruangan atau di luar ruangan yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta dapat berdiskusi dalam kelompoknya tanpa mengganggu kelompok yang lain, (3) fasilitas internet yang handal dan (4) laboratorium, studio dan/atau bengkel.
Rancangan Pembelajaran PjBL
Yang perlu dilakukan oleh dosen dan mahasiswa :
DOSEN MAHASISWA
•Merancang suatu tugas (proyek) yang sistematik agar mahasiswa belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian / penggalian
(inquiry), yang terstruktur dan kompleks.
•Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan, evaluasi dan
asesmen.
•Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara
sistematis.
•Menunjukan kinerja dan
Assesmen dan Evaluasi PjBL
Contoh ...
No Tahapan Sko
r
1 Perencanaan
Menyiapkan alat Menyiapkan bahan
1-5
2 Pengumpulan data
Mencatat hasil pengamatan
Data sesuai dengan hasil pengamatan
1-10
3 Pengorganisasian data
Mengelompokkan data berdasarkan jenis indikator buatan
1-5
4 Pengolahan data
Menetapkan jenis indikator buatan
1-5
5 Penyajian data
Membuat laporan tertulis
Mempresentasikan hasil pengamatan
1-10
Jumlah skor 5-35
Rubrik Penilaian Proyek
• Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
• Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
• Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
• Meningkatkan kolaborasi.
• Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
• Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
• Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
• Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
• Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
• Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
• Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
• Membutuhkan biaya yang cukup banyak
• Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.
• Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
• Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
• Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
• Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan
• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
• Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Model Pembelajaran Induktif
Model Pembelajaran Induktif
penarikan kesimpulan didasarkan atas
fakta-fakta yang kongkret sebanyak
mungkin,
No Kegiatan yang
teramati Operasi mental yang tidak teramati dikemukakan oleh guruPertanyaan yang dapat
1 Menyebutkan dan
membuat daftar Membedakan Apa yang kamu lihat/dengar/catat?
2 Mengelompokkan Mengidentifikasi sifat-sifat yang sama
Apa yang sama? Apa kriterianya?
3 Membuat nama dan
mengkategorikan Menentukan urutan secara hierarki dari butir-butir informasi
Bagaimana kita menyebut kelompok itu?
Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental yang tidak teramati pada tahap interpretasi data
(Joyce dan Weil, 1972)
No Kegiatan yang teramati
Operasi mental yang tidak teramati
Pertanyaan yang dapat dikemukakan oleh guru 1 Mengidentifikasi
butir-butir informasi Membedakan Apa yang kamu amati/perhatikan/temukan ?
2 Menerangkan butir-butir informasi yang telah diidentifikasi
Menghubungkan kategori yang satu dengan yang lain, menentukan sebab dan akibat dari hubungan tersebut
Mengapa hal itu terjadi?
3 Membuat kesimpulan Menemukan implikasi dan meramalkan
Apa artinya?
Apa gambaran yang tercipta dalam pikiran kamu?
Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental yang tidak teramati pada tahap aplikasi prinsip
No Kegiatan yang
teramati Operasi mental yang tidak teramati dikemukakan oleh guruPertanyaan yang dapat 1 Menganalisa masalah,
menjelaskan fenomena, dan
menyusun hipotesis
Menganalisis masalah atau keadaan,
mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan
Apa yang akan terjadi jika…?
2 Menjelaskan dan/atau mendukung prediksi atau hipotesis
Menentukan hubungan sebab akibat untuk
membuat prediksi atau hipotesis
Mengapa kamu berpikir atau berpendapat hal itu akan terjadi?
3 Menguji
prediksi/hipotesis Menggunakan prinsip yang logis atau fakta ilmu pengetahuan untuk menentukan kondisi yang sesuai dan dibutuhkan
Apa yang dapat kamu
No Tahap Kegiatan
Dosen Kegiatan Mahasiswa Alokasi waktu
Awal 5-10 %
Inti 80-90 %
Penutup 5-10 %
SELESAI
Pengertian sempit bahwa strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan.
Pengertian luas dikemukakan Newman dan Logan (2003) mengemukakan empat unsur strategi
Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar
Metode adalah ara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud.
metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.