• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan konstruktivisme dalam pembela. pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendekatan konstruktivisme dalam pembela. pptx"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRUKTIVISME

DALAM PEMBELAJARAN

ismet@fkip.unsri.ac.id

(2)

Undang-undang tentang Sisdiknas

UU Nomor 20 tahun 2003

Pasal 1 ayat (1): bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan “suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

(3)

Paradigma

Pandangan bahwa mengajar bukanlah sekedar kegiatan dalam menyampaikan informasi

(konten-konten materi)

Pandangan bahwa mengajar bukanlah sekedar kegiatan dalam menyampaikan informasi

(konten-konten materi)

Pembelajaran adalah Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kemampuan

berpikir peserta didiknya (HOTS & LOTS)

Pembelajaran adalah Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kemampuan

berpikir peserta didiknya (HOTS & LOTS)

Konten hanyalah sebagai sarana untuk

berpikir

Pembelajaran harus dikelola dan didisain sedemikian rupa sehingga proses berpikir dapat berlangsung Pembelajaran harus dikelola dan didisain sedemikian

rupa sehingga proses berpikir dapat berlangsung

(4)

Desain pembelajaran

TUJUAN APA YANG HARUS DICAPAI?

BAGAIMANA CARA MEMBERIKAN PENGALAMAN BELAJAR BAGI SISWA/

MAHASISWA?

BGMN CARA MENGETAHUI PENCAPAIAN TUJUAN?

• TUJUAN PEMBELAJARAN

INDIKATOR DAN

MATERI PEMBELAJARAN

• TES

PENGUKURAN DAN PENILAIAN EVALUASI

ASSESMEN

TEORI-TEORI BELAJAR

PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, DAN MEDIA PEMBEL BAHAN PEMBELAJARAN

LINGKUNGAN BELAJAR 5/20/18

(5)
(6)

Merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Dua pendekatan pembelajaran

Pendekatan berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)

Pendekatan berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)

Dua pendekatan pembelajaran

Pendekatan berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)

Pendekatan berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)

(7)

Teori konstruktivis dilandaskan oleh filosofi pendidikan John Dewey dan penelitian Piaget, Vygotsky, psikilog Gestalt Bartlett dan Brunner Teori konstruktivis dilandaskan oleh filosofi pendidikan John Dewey dan penelitian Piaget, Vygotsky, psikilog Gestalt Bartlett dan Brunner

Pengertian Kontruktivisme

Giambatista Vico tahun 1710

(8)

Kenyataannya

Dalam konstruktivisme, penekanan tentang belajar dan mengajar lebih terfokus pada suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka, dan bukan pada kebenaran siswa dalam melakukan

(9)

Kecenderungan pembentukan pengetahuan

Pengetahuan adalah fakta,

Pengetahuan sudah ada sebagai satu fakta atau kenyataan, tinggal menunggu untuk ditemukan.  Kebenaran ilmiah sudah ada tinggal menunggu

untuk dibuka

Pengetahuan merupakan proses pembentukan kita

Pengetahuan bukan sekedar fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang telah mempelajarinya. Pengetahuan mengandung suatu proses,

(10)

pengetahuan kita merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri,

bukan imitasi dari kenyataan, bukan gambaran dunia kenyataan yang ada.

pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari

kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang (mahasiswa). Mahasiswa membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.

Pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas dari

pengamat, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia yang dialaminya

Proses pembentukan ini berjalan terus menerus, dan setiap kali

terjadi reorganisasi atau rekonstruksi karena adanya pengalaman baru.

(11)
(12)

Konstruktivisme

Behaviorieme & maturasionisem

• Teori behaviorisme menjelaskan

belajar sebagai sistem respon tingkah laku terhadap rangsangan fisik. Dalam teori ini murid dipandang sebagai

peserta didik yang pasif, butuh motivasi luar dan dipengaruhi oleh

reinforcement. Kurikulum

dikembangkan dengan kurikulum

yang terstruktur baik dan menentukan bagaimana siswa harus dimotivasi, dirangsang dan dievaluasi.

• Maturasionisme adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa pengetahuan konseptual tergantung pada tingkat perkembangan biologis seseorang. Oleh karena itu umur menjadi norma yang penting bagi perkembangan pengetahuan seseorang.

Pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) kognitif oleh seseorang terhadap obyek, pengalaman

(13)

Perbedaan teori belajar

konstruktivisme, behaviorisme,

maturasionisme

konstruktivisme behaviorisme maturasionisme

(14)

Piaget (1896-1980

Piaget (1896-1980 Vygotsky (1896-1934)Vygotsky (1896-1934)

(15)

Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat

pengetahuan (epistemologi) yang mempertanyakan:

Apa itu pengetahuan

Bagaimana orang membangun pengetahuan. Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat

pengetahuan (epistemologi) yang mempertanyakan:

Apa itu pengetahuan

(16)

Pengetahuan bukan sekedar kumpulan fakta, atau “barang jadi” yang tinggal diambil, atau ditransfer

dari seorang kepada orang lain.

Pengetahuan bukan sekedar kumpulan fakta, atau “barang jadi” yang tinggal diambil, atau ditransfer

dari seorang kepada orang lain.

Pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) kognitif oleh

(17)

Bagaimana orang membangun pengetahuan ?

Akan dibahas 2 macam konstruktivisme

psikologis yaitu :

1) Konstruktivisme psikologis personal

(Piaget)

2) Konstruktivisme psikologis

sosiokultural (Vygotsky)

Akan dibahas 2 macam konstruktivisme

psikologis yaitu :

1)

Konstruktivisme psikologis personal

(Piaget)

(18)
(19)

• Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme

• Teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif.

Setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia.

• Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca

kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus

mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan

(20)

KONSEP KERJA TEORI PIAGET

Environment (stimulus)

Filtered

Fungsional invarian

Adaption: (Asimilasi dan/ atau Akomodasi)

Membentuk struktur kognitif baru atau mengubah struktur kognitif yg sudah ada

(21)

Kontruktivisme Psikologis Personal PIAGET

Piaget menfokuskan pada proses intra personal (individual)

dalam mengkonstruksi pengetahuan

Mengajukan fungsi intelektual anak dari 3 aspek

Proses yang terjadi ketika interaksi dengan lingkungan

(adaptasi intelektual)

Bagaimana pengetahuan itu disusun

Perbedaan kualitatif dalam berpikir pada berbagai tahap

perkembangan

Setiap orang memiliki struktur kognitif yang disebut skema.

(22)

Proses pembentukan pengetahuan (skema)

Teori Adaptasi Intelektual

(23)

Proses dalam pembentukan pengetahuan seseorang

Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya

seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan.

• Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.

Akomodasi adalah proses pembentukan skema baru atau

karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.

Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan

akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan

pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata).

Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.

(24)

PENGETAHUAN MENURUT PIAGET

PENG. FISIS MATEMATIKAPENG.

(25)

• Pengetahuan fisis, didapat dari abstraksi seseorang terhadap obyek secara langsung.

• Pengetahuan matematis logis, didapat dari

abstraksi seseorang terhadap relasi dan fungsi obyek secara tidak langsung.

• Pengetahuan sosial didapat dari interaksi

seseorang dengan masyarakat, lingkungan dan budaya yang ada.

Bagi Piaget, pengetahuan selalu memerlukan

pengalaman, baik pengalaman fisis maupun pengalaman mental.

Bagi Piaget, pengetahuan selalu memerlukan

(26)

Tahap Perkembangan Kognitif menurut Piaget

• Sensorimotor (0 – 2 tahun):

anak mengatur alamnya dengan indera (sensori) dan tindakan (motor) • Praoperasi (2 – 7 tahun):

anak belum mampu melakukan operasi-operasi mentalOperasi Konkrit (8 – 11 tahun):

anak belum mampu berpikir abstrak

Berpikir secara kombinasi atau klasifikasiBerpikir reversibel

• Operasi Formal (11 tahun ke atas) dengan ciri pokok :

hipotetis abstrak

(27)

Konstruktivisme Psikologis Sosiokultural VYGOTSKY

Vygotsky meyakini bahwa semua fungsi mental yang lebih tinggi berasal dari hubungan sosial antar personal

(interpersonal)

Piaget menfokuskan pada proses intra personal

(28)

Teori Vygotsky

(Konstruktivisme Sosial)

• Potret perkembangan manusia sebagai suatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan social dan budaya.

• Proses mental: ingatan, perhatian (Pembelajaran), penalaran.

Menggunakan temuan-temuan di masyarakat seperti:

bahasa, matematika, alat-alat ingatan.

• Bahasa – pemikiran – social – kebudayaan - masyarakat.

Bahasa dalam bentuknya yang paling awal berbasis

(29)

Vygotsky mengemukakan hukum dan beberapa konsep sbb.

1. Konsep Spontan

Konsep spontan adalah hasil generalisasi dan internalisasi

pengalaman pribadi sehari-hari. Konsep spontan tidak diperoleh melalui pembelajaran secara sistematis, sehingga bisa keliru

2. Konsep Ilmiah

Konsep ilmiah adalah generalisasi atas pengalaman manusia yang dibakukan dalam ilmu pengetahuan dan diajarkan melalui

pembelajaran yang sistematis, sehingga lebih terjamin kebenarannya

(30)

TATARAN SOSIAL.

Tataran dimana pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial di antara orang-orang yang membentuk

lingkungan sosial pembelajar. Tumbuh kembangnya

kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori interpsikologis atau intermental.

TATARAN PSIKOLOGIS.

Tataran dimana terjadi proses internalisasi, sehingga terbangun konsep baru. Tumbuh kembangnya

kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori intrapsikologis atau intramental.

TATARAN SOSIAL.

Tataran dimana pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial di antara orang-orang yang membentuk

lingkungan sosial pembelajar. Tumbuh kembangnya

kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori interpsikologis atau intermental.

TATARAN PSIKOLOGIS.

Tataran dimana terjadi proses internalisasi, sehingga terbangun konsep baru. Tumbuh kembangnya

kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori intrapsikologis atau intramental.

(31)

4. Zone of Proximal Development (ZPD).

ZPD dapat dipandang sebagai sejenis wilayah penyangga di mana dalam wilayah ini pembelajar dapat mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Dalam wilayah ini, fungsi-fungsi atau

kemampuan-kemampuan yang belum matang namun sedang dalam proses menjadi matang, dan akan menjadi matang lewat interaksi dan bimbingan orang dewasa atau berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten.

5. Scaffolding.

Pada ZPD seorang pembelajar membutuhkan bimbingan, bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten agar dapat mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Proses

(32)

ZPD

(zone of Proximal Development

• Merupakan istilah dari Vygotsky untuk

tugas-tugas yang terlalu sulit dikuasai sendiri oleh anak-anak, tetapi yang dikuasai dengan

bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil.

• Batas Tertinggi: Level tanggung jawab tambahan anak yang dapat diterima dengan bantuan

(33)

• ZPD (tenaga pendidik tinggal di zona ini): Memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang menjadi target pada setap tingkat yang dipersyaratkan oleh aktivitas itu.

Batas terendah: Dikerjakan sendiri oleh anak, level

(34)

6. Mediasi

Interaksi sosial dapat berlangsung jika dimediasikan

dengan alat-alat psikologis (psychological tools) berupa

(35)

Piaget atau Vygotsky ?

Cukup lama konstruktivisme personal Piaget dan konstruktivisme sosiokultural Vygotsky

dipertentangkan.

Sekarang para ahli berpendapat kedua jenis konstruktivisme itu saling melengkapi.

Cukup lama konstruktivisme personal Piaget dan

konstruktivisme sosiokultural Vygotsky dipertentangkan.

Sekarang para ahli berpendapat kedua jenis

(36)

Persamaan yang ada dalam kedua jenis konstruktivisme itu antara lain :

a) Keduanya mengakui adanya pengetahuan atau konsep awal.

Piaget menyebutnya skema,

Vygotsky menyebutnya konsep spontan. b) Keduanya sepakat bahwa

pengetahuan itu dibangun oleh pembelajar. Dalam proses konstruksi pengetahuan,

Piaget lebih menekankan peran personal,

Vygotsky lebih menekankan peran sosiokultural. Persamaan yang ada dalam kedua jenis konstruktivisme itu antara lain :

a) Keduanya mengakui adanya pengetahuan atau konsep awal.

Piaget menyebutnya skema,

Vygotsky menyebutnya konsep spontan.

b) Keduanya sepakat bahwa

pengetahuan itu dibangun oleh pembelajar. Dalam proses konstruksi pengetahuan,

Piaget lebih menekankan peran personal,

(37)

Implikasi Konstruktivisme terhadap

Proses Belajar

1. Belajar adalah kegiatan aktif dari mahasiswa

mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, tidak sekedar mengumpulkan fakta.

2. Mahasiswa memasuki kelas tidak dengan kepala kosong. Mahasiswa sudah membawa konsep awal yang bermacam-macam. Juga membawa perbedaan, bahkan kesalahan.

1. Belajar adalah kegiatan aktif dari mahasiswa

mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, tidak sekedar mengumpulkan fakta.

(38)

3. Mahasiswa memiliki cara sendiri (kekhasan) untuk

membangun pengetahuan. Mahasiswa perlu mengenali kekhasan dirinya dan mencoba bermacam-macam cara belajar.

4. Pengetahuan dibangun secara individual dan sosial. Mahasiswa perlu belajar bersama.

5. Belajar memerlukan interaksi sosial dengan orang yang lebih tahu. Belajar juga merupakan proses

dimana seseorang masuk dalam kultur orang terdidik.

3. Mahasiswa memiliki cara sendiri (kekhasan) untuk

membangun pengetahuan. Mahasiswa perlu mengenali kekhasan dirinya dan mencoba bermacam-macam cara belajar.

4. Pengetahuan dibangun secara individual dan sosial. Mahasiswa perlu belajar bersama.

5. Belajar memerlukan interaksi sosial dengan orang yang lebih tahu. Belajar juga merupakan proses

(39)

Implikasi Pendekatan

Konstruktivisme terhadap Proses

(40)

1. Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi.

Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan dari dosen ke mahasiswa.

2. Dosen menjadi mediator dan fasilitator dengan

fungsi

a. menyediakan pengalaman belajar

b. menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang c. Memonitor, mengevaluasi memberi topangan

selama poses mahasiswa belajar. d. memberi umpan balik

1. Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi.

Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan dari dosen ke mahasiswa.

2.

Dosen menjadi mediator dan fasilitator dengan

fungsi

a. menyediakan pengalaman belajar

b. menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang

c. Memonitor, mengevaluasi memberi topangan selama poses mahasiswa belajar.

(41)

3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dosen.

a. Hendaknya tidak melihat mahasiswa sebagai tidak tahu apa-apa.

b. Perlu mengerti cara berpikir mahasiswa. c. Perlu mengerti sifat kesalahan mahasiswa.

d. Perlu membiarkan mahasiswa menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah.

e. Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman mahasiswa

f. Tidak terpaku pada satu-satunya strategi pembelajaran.

3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dosen.

a. Hendaknya tidak melihat mahasiswa sebagai tidak tahu apa-apa.

b. Perlu mengerti cara berpikir mahasiswa.

c. Perlu mengerti sifat kesalahan mahasiswa.

d. Perlu membiarkan mahasiswa menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah.

e. Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman mahasiswa

(42)

Peran Peserta Didik

• Belajar konstruktivisme adalah kegiatan belajar yang aktif, dimana pelajar membangun sendiri pengetahuannya, menyesuaikan konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka.

• Dalam proses belajar konstruktivisme pelajar harus mempunyai pengalaman membuat hipotesis, menguji hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan masalah, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan

pertanyaan, mengekspresikan gagasan untuk membentuk konstruksi baru.

(43)

Aspek/faktor yang berperan pada pembelajaran konstruktivisme

• Peserta didik.

melalui proses asimilasi dan akomodasi siswa membangun pengetahuan, aktif melakukan kegiatan, berpikir, menyusun konsep, memberi makna • Pendidik

membantu kelancaran proses pengkonstuksian, guru dituntut memahami jalan pikiran siswa dalam belajar

• Sarana belajar.

pembelajaran menekankan pada aktivitas siswa, maka bahan ajar, media, lingkungan dan fasilitas lainnya harus disediakan

Evaluasi.

(44)

Belajar konstruktivisme dalam kelompok

• Belajar konstruktivisme dalam kelompok belajar,

peserta didik dapat mengungkapkan bagaimana ia dapat melihat persoalan dan apa yang akan dibuatnya dengan persoalan itu

Belajar akan memberi kesempatan kepada seseorang

untuk secara aktif membuat abstraksi. Usaha untuk menjelaskan sesuatu kepada temannya justru

membantunya untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas dan bahkan melihat inkonsistensi pandangan mereka sendiri.

• Apabila temannya belum memiliki jawaban yang siap, akan meningkatkan keberanian siswa untuk mencari jawaban dan mendorong untuk menemukannya.

Kesalahan yang ditunjukkan oleh teman dianggap

kurang menyakinkan dibandingkan bila ditunjukkan oleh guru, ini dapat meningkatkan rasa harga diri peserta

(45)

Membutuhkan banyak waktu

Membutuhkan banyak waktu

Sukar menentukan pendapat yang sama karena setiap siswa mempunyai gagasan

yang berbeda-beda.

Sukar menentukan pendapat yang sama karena setiap siswa mempunyai gagasan

(46)

Beberapa Model Pembelajaran yang

Konstruktivistik

Secara singkat strategi /model pembelajaran yang konstruktivistik adalah strategi pembelajaran yang

mengaktifkan mahasiswa.

Secara singkat strategi /model pembelajaran yang konstruktivistik adalah strategi pembelajaran yang

mengaktifkan mahasiswa.

(47)

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

2. Model pembelajaran Berbasis Project (Project Based Learning)

3. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching & Learning = CTL)

4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

5. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning)

6. Model pembelajaran Induktif

7. Dan lain-lain

(48)
(49)

PROBLEM BASED LEARNIG

Merupakan model pembelajaran yang medorong siswa untuk mengenal cara

belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian

masalah-masalah di dunia nyata (autentik), dan terbuka sebagai konteks bagi peserta

didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah,

kemampuan berpikir secara kritis dan analitis, sekaligus membangun

pengetahuan baru, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara

(50)

Ciri-ciri Pembelajaran

Problem Based Learning

• Pembelajaran dipicu oleh permasalahan

• Masalah didasarkan pada situasi nyata yang kompleks

• Informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tidak diberikan terlebih dahulu

• Dilaksanakan dalam kelompok kecil yang tetap

• Berfokus pada kecakapan berpikir, diantaranya adalah

menyelesaikan maslah, analisis, penetapan keputusan, dan berpikir kritis.

• Memerlukan integrasi pengetahuan antar disiplin, kecakapan maupun perilaku

(51)

LANGKAH-LANGKAH PBL

Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah

Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

(52)

Langkah – langkah PBL

• Guru membuka proses belajar mengajar

• Guru mengajukan permasalahan pada siswa untuk dipecahkan memakai metode Problem Based Learning (PBL)

• Siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 5 atau 6 anggota kelompok

• Memberi waktu kepada siswa untuk saling mendiskusikan permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut

• Mengawasi dan membantu mengarahkan jalannya diskusi

• Pengumpulan tugas secara kelompok

• Guru mengacak kelompok untuk presentasi terhadap permasalahan yang sudah didiskusikan

(53)

Kelebihan:

• Mengajak siswa berfikir secara rasional

• Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi pelajaran

• Dapat merangsang siswa untuk berfikir dan menghubungkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat

• Memotivasi siswa giat belajar

• Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan siswa

• PBL merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang yang reflektif, kritis dan aktif.

• PBL merangsang peserta didik untuk bertanyadan menggali pengetahuan secara mendalam.

(54)

Kelemahan:

• Waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan metode Problem Based Learning (PBL) cukup lama.

• Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan, karena

permasalahan diberikan diawal pelajaran sehingga siswa belum paham dengan materi pelajaran.

• Peran siswa dalam proses belajar mereka sendiri sukar untuk di ubah,karena mereka terbiasa berorientasi pada materi pelajaran dan mengingat fakta,

sehingga kemampuan untuk mempertanyakan sesuatu menjadi hilang.

• Perubahan peran pengajar masih sukar dilakukan terutama pada saat pertama kali di terapkan

• Kesulitan untuk memunculkan masalah

(55)

Pembelajaran Berbasis proyek

(56)

Pembelajaran berbasis proyek (project based learning/PjBL) merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk menghasilkan suatu karya melalui pengembangan pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya di masyarakat. Karya yang dihasilkan dapat berupa suatu rancangan, model, prototipe atau produk yang nyata yang dapat diterapkan di masyarakat.

PjBL banyak diterapkan di bidang keteknikan (engineering), namun demikian dari beberapa referensi, metode ini juga telah diterapkan di beberapa bidang studi yang lain. PjBL sebaiknya diterapkan pada mata kuliah – mata kuliah yang berada di dalam kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB ).

Outcomes dari PjBL adalah : • content knowledge

reasoning and problem solving

oral and written communication

teamwork and collaboration

project management

(57)

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang

menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru

(58)

Peran Fasilitator:

Dosen tidak lagi sebagai orang bijak di atas mimbar (teacher is a sage on the stage) yang berfungsi sebagai penyedia fakta, tetapi lebih sebagai fasilitator lingkungan pembelajaran yang membangun komunitas pembelajaran (teacher is a guide on my side).

Konsep ini memberikan ‘respect’, baik kepada dosen maupun mahasiswa sebagai individu dengan pemahaman, minat dan pengetahuan yang sama, yang bergabung dalam suatu wadah untuk berbagi pengetahuan dalam satu proses pembelajaran.

Bahan dan Sumber Pembelajaran:

Bahan dan sumber yang perlu disiapkan meliputi, antara lain: (1) modul-modul pembelajaran yang disiapkan oleh dosen, (2) textbook, dan (3) bahan-bahan bacaan dari internet.

Sarana dan Prasarana:

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan, antara lain adalah: (1) ruang kuliah, (2) ruangan atau di luar ruangan yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta dapat berdiskusi dalam kelompoknya tanpa mengganggu kelompok yang lain, (3) fasilitas internet yang handal dan (4) laboratorium, studio dan/atau bengkel.

(59)

Rancangan Pembelajaran PjBL

Yang perlu dilakukan oleh dosen dan mahasiswa :

DOSEN MAHASISWA

•Merancang suatu tugas (proyek) yang sistematik agar mahasiswa belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian / penggalian

(inquiry), yang terstruktur dan kompleks.

•Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan, evaluasi dan

asesmen.

•Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara

sistematis.

•Menunjukan kinerja dan

(60)

Assesmen dan Evaluasi PjBL

(61)

Contoh ...

No Tahapan Sko

r

1 Perencanaan

 Menyiapkan alat  Menyiapkan bahan

1-5

2 Pengumpulan data

 Mencatat hasil pengamatan

 Data sesuai dengan hasil pengamatan

1-10

3 Pengorganisasian data

 Mengelompokkan data berdasarkan jenis indikator buatan

1-5

4 Pengolahan data

 Menetapkan jenis indikator buatan

1-5

5 Penyajian data

 Membuat laporan tertulis

 Mempresentasikan hasil pengamatan

1-10

Jumlah skor 5-35

Rubrik Penilaian Proyek

(62)

• Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

• Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

• Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

• Meningkatkan kolaborasi.

• Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

• Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

(63)

• Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

• Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

• Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian

diimplementasikan dengan dunia nyata.

• Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

(64)

• Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

• Membutuhkan biaya yang cukup banyak

• Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.

• Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

• Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

• Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

• Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara

keseluruhan

(65)
(66)

• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui

pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

(67)

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

• Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

• Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

• Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

(68)
(69)

Model Pembelajaran Induktif

Model Pembelajaran Induktif

penarikan kesimpulan didasarkan atas

fakta-fakta yang kongkret sebanyak

mungkin,

(70)
(71)
(72)
(73)

No Kegiatan yang

teramati Operasi mental yang tidak teramati dikemukakan oleh guruPertanyaan yang dapat

1 Menyebutkan dan

membuat daftar Membedakan Apa yang kamu lihat/dengar/catat?

2 Mengelompokkan Mengidentifikasi sifat-sifat yang sama

Apa yang sama? Apa kriterianya?

3 Membuat nama dan

mengkategorikan Menentukan urutan secara hierarki dari butir-butir informasi

Bagaimana kita menyebut kelompok itu?

(74)

Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental yang tidak teramati pada tahap interpretasi data

(Joyce dan Weil, 1972)

No Kegiatan yang teramati

Operasi mental yang tidak teramati

Pertanyaan yang dapat dikemukakan oleh guru 1 Mengidentifikasi

butir-butir informasi Membedakan Apa yang kamu amati/perhatikan/temukan ?

2 Menerangkan butir-butir informasi yang telah diidentifikasi

Menghubungkan kategori yang satu dengan yang lain, menentukan sebab dan akibat dari hubungan tersebut

Mengapa hal itu terjadi?

3 Membuat kesimpulan Menemukan implikasi dan meramalkan

Apa artinya?

Apa gambaran yang tercipta dalam pikiran kamu?

(75)

Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental yang tidak teramati pada tahap aplikasi prinsip

No Kegiatan yang

teramati Operasi mental yang tidak teramati dikemukakan oleh guruPertanyaan yang dapat 1 Menganalisa masalah,

menjelaskan fenomena, dan

menyusun hipotesis

Menganalisis masalah atau keadaan,

mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan

Apa yang akan terjadi jika…?

2 Menjelaskan dan/atau mendukung prediksi atau hipotesis

Menentukan hubungan sebab akibat untuk

membuat prediksi atau hipotesis

Mengapa kamu berpikir atau berpendapat hal itu akan terjadi?

3 Menguji

prediksi/hipotesis Menggunakan prinsip yang logis atau fakta ilmu pengetahuan untuk menentukan kondisi yang sesuai dan dibutuhkan

Apa yang dapat kamu

(76)

No Tahap Kegiatan

Dosen Kegiatan Mahasiswa Alokasi waktu

Awal 5-10 %

Inti 80-90 %

Penutup 5-10 %

(77)

SELESAI

(78)
(79)
(80)

Pengertian sempit bahwa strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan.

Pengertian luas dikemukakan Newman dan Logan (2003) mengemukakan empat unsur strategi

Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.

Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.

(81)

Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar

Metode adalah ara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud.

metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

(82)

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa poin pokok bahasan yang akan disajikan dalam mata kuliah ini, antara lain: dasar-dasar pengetahuan tentang data mining, teknik preprocessing data, konsep data

Kesesuaian antara langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair square yang direncanakan pada pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran

Pemilihan jenis ini akan sesuai dengan pemenuhan kebutuhan susu segar yang selama ini belum bisa terpenuhi dalam memenuhi kapasitas produksi, terutama dalam mencoba

Sebetulnya, Meskipun Allah tidak menjelaskan dalam kitab suci bahwa sebuah janji harus ditepati, akal manusia sudah mengerti bahwa janji itu memang harus ditepati

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister pendidikan dalam bidang psikologi pendidikan. Oleh

segala perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh Penyalur KUR dan Penjamin KUR berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite

menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-proses-hasil,

Mampu menganalisis dan memberikan solusi terhadap permasalahan teknologi perikanan laut, yang meliputi alat penangkapan ikan, teknologi dan biosains perikanan laut,