• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pembelajaran bersiklus Learning cy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model pembelajaran bersiklus Learning cy"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI

MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) 5E DOSEN PENGAMPU: Dr. Kurnia Ningsih, M.Pd

DISUSUN OLEH:

NUR FAJRIANI (F1072151001) AMELIA PURWANINGSIH (F1072151006) SELLINA YESSI WULANDARI (F1072151008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 3

BAB I... 4

PENDAHULUAN... 4

A. Latar Belakang... 4

B. Rumusan masalah... 4

C. Tujuan... 4

BAB II... 5

PEMBAHASAN... 5

A.Pengertian model pembelajaran Learning Cycle...5

B.Ciri model pembelajaran Learning Cycle...5

C.Landasan teori... 5

D.Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Learning Cycle...7

E.Fase dalam model pembelajaran Learning Cycle...7

F.Aplikasi Learning Cycle 5E dalam kegiatan pembelajaran...8

BAB III... 12

PENUTUP... 12

A.Kesimpulan... 12

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model

Pembelajaran Learning Cycle” untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah SBM Biologi. Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

Terima kasih kami ucapka kepada teman-teman yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannyamenyangkut pembuatan makalah ini, sebagai bahan pertimbangan untuk membuat makalah selanjutnya. Namun demikian, kami sudah berusaha menyajikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Semoga makalah ini

bermanfaat untuk pembaca.

Pontianak, April 2017

(4)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Siklus belajar merupakan salah satu metode perencanaan yang telah diakui dalam pendidikan IPA. Siklus belajar dikembangkan berdasarkan teori yang dikembangkan pada masa kini tentang bagaimana siswa seharusnya belajar. Metode ini merupakan metode yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa . Guru harus menemukan cara-cara memahami pandangan-pandangan siswa, merencanakan kerangka alternatif, merangsang kebingungan antar siswa dan mengembangkan tugas-tugas yang mengajukan konstruksi pengetahuan. Menurut Dahar RW (1998) menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang paling umum dan esensial yang dapat diturunkan dari konstruktivisme ialah siswa memperoleh pengetahuan diluar sekolah dan pendidikan seharusnya memperhatikan hal tersebut. Dan juga menyatakan bahwa pelajaran kemudian dikembangkan dari gagasan yang telah ada mungkin melalui langkah-langkah intermediet dan berakhir dengan gagasan yang telah mengalami modifikasi. Salah satu model belajar mengajar yang menerapkan konstruktivisme adalah penggunaan model siklus belajar atau sering disebut Learning Cycle.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian model pembelajaran learning cycle? 2. Bagaimana ciri model pembelajaran learning cycle?

3. Apa saja kelebihan dan kelemahan model pembelajaran learning cycle? 4. Apa saja fase dalam model pembelajaran learning cycle?

5. Bagaimana penerapan learning cycle dalam pembelajaran biologi?

C. Tujuan

1. Mengetahuai pengertian model pembelajaran Learning Cycle 2. Mengetahui ciri model pembelajaran Learning Cycle

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Learning Cycle 4. Mengetahui fase-fase dalam model pembelajaran Learning Cycle

(5)

BAB II

PEMBAHASAN A.Pengertian model pembelajaran Learning Cycle

Model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa (Dasna dan Fajaroh, 2003).

Model pembelajaran learning cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif (Widhy,2012:1)

B.Ciri model pembelajaran Learning Cycle

a. Setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok untuk di diskusikan oleh anggota dan semua anggota bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

b. Bentuk siklus belajar berbentuk deskriptif karena siswa dan guru hanya menguraikan apa yang mereka amati.

c.Berpusat pada siswa (student center) C.Landasan teori

Siswa mempunyai pengalaman hidup dalam dirinya sebagai konsepsi awal siswa. Apabila kita ungkap konsep awal mereka, maka dengan mudah siswa tersebut dapat

menerima pengetahuan/materi baru karena siswa tersebut secara tidak langsung membangun pengetahuannya sendiri. Model pembelajaran tersebut menurut Dahar (1988) dikenal dengan model konstruktivisme. Model pembelajaran ini berlandaskan pada model Konstruktivisme. Model konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawalai dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahan diri (

self-regulation) dan pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalaman dari hasil interasi dengan lingkungan (Herron,1988).

(6)

Secara rinci menurut Hilda (2002) dapat dikemukakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada model konstruktivisme seseorang pendidik (guru) harus memperlihatkan hal-hal berikut:

a. Mengakui adanya konsepsi awal yang dimiliki siswa melalui pengalaman sebelumnya

b. Menekanan pada kemampuan minds-on dan hands-on

c. Mengakui bahwa dalam proses pelajaran terjadi perubahan konseptual d. Mengakui bahwa pengetahuan tida diperoleh secara pasif

e. Mengutamakan terjadinya interaksi sosial

Salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model konstruktivisme ialah penggunaan pendekatan siklus belajar (Learning cycle) (Herron,1988). Siklus belajar adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan mengikuti pola tertentu yang terdiri dari tiga tahap yaitu:

a. Tahap eksplorasi, dimaksudkan untuk mengenali konsepsi awal siswa. Dalam tahap ini guru berperan secara tidak langsung.

b. Tahap pengenalan konsep adalah tahap dimana guru mengumpulkan informasi dari para siwa berkaitan dengan pengalaman merea dalam tahap eksplorasi. c. Tahap penerapan konsep adalah tahap dimana guru menyiapkan situasi yang

dapat dipecahan berdasarkan pengalaman eksplorasi dan pengenalan konsep. Learning cycle merupakan salah satu model perencanaan yang telah diakui dalam pendidikan IPA. Siklus belajar dikembangkan berdasarkan teori yang dikembangkan pada masa kini tentang bagaimana siswa seharusnya belajar. Model ini merupakan model yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk

mengembangkan kreatifitas belajar IPA pada setiap siswa kita. Dalam perkembangan learning cycle 3 fase ini telah berkembang dan disempurnakan menjadi 5 fase. Pada learning cycle 5 fase diperkenalkan oleh Roger Bybee. Siklus belajar terdiri dari 5 fase (5E) yang saling berhubungan satu sama lainnya yaitu:

a. Fase Engagement (menarik perhatian-mengikat) b. Fase exploration (eksplorasi)

c. Fase explanation (menjelaskan) d. Fase elaboration (pengembangan) e. Fase evaluate (evaluasi)

Model learning cycle menurut Lawson diklasifikasikan menjadi 3 bagian berdasarkan jenjang pendidikan yang menetapkannya. Ketiga macam siklus yaitu:

a. Siklus belajar deskriptif b. Siklus belajar empiris-induktif c. Siklus belajar hipotesis-deduktif

(7)

Implementasi learning cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivisme yaitu:

a.Siswa belajar secara aktif

b. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa c.Orientasi pembelajaran

D.Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Learning Cycle a.Kelebihan

 Meningkatkan motivasi belajar

 Membantu mengembangkan sikap ilmiah pembelajar  Pembelajaran menjadi lebih bermakna

b. Kelemahan

 Memerlukan pengolahan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi

 Menuntut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran

 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak

E.Fase dalam model pembelajaran Learning Cycle

Menurut piaget (1989) model pembelajaran LC (Learning cycle) pada dasarnya memiliki 5 fase yaitu:

1. Fase Engagement

Fase ini bertujuan mempersiapkan siswa agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula siswa diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.

2. Fase Eksplorasi

Pada fase exploration, siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.

3. Fase Explanation

(8)

mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini pebelajar menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari.

4. Fase Elaboration

Pada fase elaboration (extention), siswa menerapkan konsep dan ketrampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving. 5. Fase Evaluation

Pada tahap akhir, evaluation, dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase

sebelumnya dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi pebelajar melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong pebelajar melakukan investigasi lebih lanjut.

F.Aplikasi Learning Cycle 5E dalam kegiatan pembelajaran

Berikut ini contoh penerapan Learning Cycle 5E dalam Pembelajaran Biologi di SMA dalam Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai berikut :

Skenario Pembelajaran Siklus LC 5E (Engagement, Eksploration, Explanation, Elaboration, Evaluation).

Nama Sekolah : SMA X Mata Pelajaran : Biologi Kelas : X

Semester : II

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit (4 jam pelajaran) Pendekatan : Konsep

Model : Learning Cycle 5E tipe Empiris-Induktif Metode : Ceramah, ekspositori dan diskusi

Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran dan komponen ekosistem aliran energi dan daur

biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan. Indikator : 1. Mendeskripsikan komponen penyusun ekosistem

2. Membedakan faktor biotik dan abiotik beserta contoh 3. Menjelaskan interaksi antara komponen penyusun ekosistem 4. Menyusun bagan aliran energi dalam suatu ekosistem

A. Tujuan Pembelajaran :

(9)

2. Setelah mendiskusikan komponen penyusun ekosistem siswa mampu membedakan faktor biotik dan abiotik dengan masing-masing 3 contoh.

3. Setelah diskusi kelas siswa mampu menjelaskan interaksi antara komponen penyusun ekosistem.

4. Setelah diskusi kelas siswa mampu menyusun bagan aliran energi suatu ekosistem. B. Materi Pokok

Pengertian ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Kestabilan ekosistem sangat dipengaruhi oleh banyak faktor atau komponen antara lain; komponen abiotik dan biotik. 1. Komponen Abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup, baik yang menyangkut

fenomena kebendaan dan fenomena kejadian yang mempengaruhi ekosistem antara lain; a) Cahaya matahari merupakan sumber energi utama

b) Air merupakan faktor pembatas makhluk hidup yang paling penting.

c) Suhu merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap kehidupan organisme. d) Derajat keasaman (pH) merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap karakteristik

suatu ekosistem.

e) Kelembaban merupakan faktor yang berpengaruh terhadap laju hilangnya air pada tumbuhan dan hewan.

f) Kadar garam (salinitas) merupakan faktor penentu ekosistem, misalnya ada tiga jenis ekosistem berdasarkan kandungan garamnya diantaranya; ekosistem air asin, ekosistem air payau, dan ekosistem air tawar.

g) Oksigen (O2) merupakan komponen ekosistem yang sangat penting dan harus selalu tersedia.

h) Karbon dioksida (CO2) merupakan komponen yang dihasilkan oleh proses respirasi makhluk hidup.

2. Komponen Biotik merupakan komponen ekosistem yang terdiri atas semua makhluk hidup (organisme) misalnya:

a). Produsen adalah semua organism yang mampu membuat zat organik yang dibutuhkannya dari zat-zat anorganik (autotrof dan kemoautotrof)

b). Konsumen merupakan organisme yang tidak dapat menghasilkan zat-zat organic (herbivora, karnivora, detritivor).

3. Interaksi antar komponen ekosistem:

a) Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut; netral, predasi, parasitisme, komensalisme, mutualisme.

b) Interaksi antarpopulasi, contoh interaksi antar populasi adalah alelopati.

(10)

d) Interaksi antar komponen Biotik dan Abiotik, interaksi antar komponen biotik dengan abiotik menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.

C. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan awal

 Guru mengucapkan salam pembuka dan doa

 Motivasi meminta siswa menuliskan pada seslembar kertas keadaan ekosistem di lingkungan sekitar tempat tinggal siswa.

Kegiatan inti

Fase 1: Engagement

1. Guru memperlihatkan berbagai model ekosistem.

2. Melalui proses tanya jawab siswa mendeskripsikan komponen penyusun ekosistem. Fase 2 : Exploration

1. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok dengan anggota masing-masing kelompok sebanyak 7 orang siswa.

2. Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan mengamati model ekosistem yang telah ditampilakan guru.

3. Melalui diskusi kelompok siswa membedakan faktor biotik dan abiotik beserta contoh. Fase 3 : Explanation

1. Melalui diskusi kelas siswa menjelaskan interaksi antar komponen ekosistem dalam bentuk narasi.

Fase 4 : Elaboration

1. Melalui diskusi kelas siswa menyususn bagan aliran energi suatu ekosistem. Fase 5 : Evaluation

Evaluasi dilakukan selama pembelajaran dilangsungkan. Guru bertugas untuk mengobservasi pengetahuan dan kecakapan siswa dalam mengaplikasikan konsep dan perubahan berfikir siswa. Instrumen yang digunakan guru berupa rubrik penilaian sebagai berikut :

(11)

Kemampuan mendeskripsikan penegrtian ekosistem (kognitif) Kemampuan

mendeskripsikan komponen penyusun ekosistem abiotik dan biotik (kognitif) Kemampuan mengidentifikasi interaksi komponen penusun abiotik dan biotik

 (kognitif dan afektif) Kemampuan siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan dan pemahaman konsep pada penulisan laporan observasi (kognitif dan afektif) Kemampuan siswa dalam presentasi

 (kognitif,afektif dan psikomotor) Kemampuan siswadalam berdiskusi menjawab pertanyaan

 (kognitif) Kemampuan menganalisis masalah interaksi komponen ekosistem biotik dan abiotik (kognitif dan afektif)

 (kogniti,afektif,psikomotorik) Kemampuan memcari solusi masalah dan menuliskan dalam tugas paper

Kegiatan akhir

 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan memberikan penjelasan kepada siswa apabila ada miskonsepsi

 Guru menyimpulkan materi pelelajaran  Guru mengucapkan salam penutup

D. Sumber

 Menjelajah Dunia Biologi 1 untuk kelas X SMA, Sripujianto: Platinum PT Tiga Serangkai

 Biologi Untuk SMA kelas X Erlangga: Pratiwi dkk  Artikel Internet

E. Alat dan Bahan

 Miniatur ekosistem darat dan ekosistem air

BAB III

PENUTUP A.Kesimpulan

(12)

2. Learning Cycle 5E merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa berperan aktif untuk dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran.

3. Pembelajaran Learning Cycle terdiri dari lima tahap yang terdiri atas tahap engagement,exploration,explanation,elaboration, dan evaluation.

4. Penerapan Learning Cycle dalam pembelajaran IPA menempatkan guru sebagai fasilitator yang mengelola berlangsungnya fase-fase tersebut mulai dari perencanaan sampai evaluais. Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran IPA sesuai dengan pandangan

konstruktivis.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 1995. Pengembangan Program PengajaranBidangStudi Kimia. Surabaya: Airlangga University Press.

Dahar, R, Willis.1996. Teori-TeoriBelajar. Jakarta: Erlangga.

Fajaroh, F., Dasna, I.W. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Kimia Zat Aditif Dalam Bahan Makanan Pada Siswa Kelas I Smu Negeri 1 Tumpang – Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 11 (2), hal 112-122.

Hudojo, H. 2001. Pembelajaran Menurut Pandangan Konstruktivisme. Makalah Semlok Konstruktivisme sebagai Rangkaian Kegiatan Piloting JICA. FMIPA UM. Nuhoglu,H dan Yalcin, N.2006. The Effectiveness of The Learning Cycle Model to Increase

Students Achievements in the Physics Laboratory. Journal of Turkish Science Education. Vol 2:3, pp:28-30.

Renner, J.W., Abraham M.R.,Birnie, H.H. 1988. The Necessity of Each Phase of The Learning Cycle ini Teaching High School Physics. J. of Research in Science Teaching. Vol 25 (1), hal 39-58

Widhy, Purwanti H. 2012. “Learning Cycle sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran Sains yang Bermakna. Prosiding Seminar Nasional Penelitian. (Online).

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Karena merupakan kondisi yang mendasar dalam hidup manusia, maka Parekh yang merupakan salah satu penafsir ulung atas pemikiran Arendt membuat afirmasi demikian: "Tanpa

Puji syukur dihaturkan penulis kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan perlindungan – Nya, maka Penilis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul

Pada tahun 2004 perputaran modal kerjanya adalah 4,26X, ini berarti dalam tahun tersebut dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 4,26X, dengan demikian jangka

Beberapa jurus ia memandang kepadaku. Dan melalui sinar matanya itu seolah-olah mengalirlah perasaan kasih sayang yang mesra yang berlimpah-limpah tercurah dari hatinya ke

Diceriterakan pula bahwa lbu Periuk ini, memang sejak mudanya sam­ pai sekarang, adalah orang yang paling dipercaya oleh Raja Rangga Kalo. ltu pula sebabnya,

Kemunculan etika kedokteran atau kode etik kedokteran adalah untuk mengawal profesi para dokter yang mempunyai tujuan mulia yaitu

Dengan adanya ternak sapi khusuwya sapi Bali yang dapat beradaptasi dengan baik di lahan pasang surut, selain memberikan kontribusi me- lalui kotorannya juga dapat dimanfaatkan

Dari hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Rata- rata hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional berada pada kategori baik