7
,%,*
,',$-Usaha peternakan di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah usaha peternakan domba. Umumnya usaha peternakan domba bertujuan untuk menghasilkan daging guna memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Domba merupakan ternak ruminansia kecil penghasil daging yang memiliki karakteristik berbulu kasar atau , bukan rambut ( ) seperti pada kambing atau sapi.
Bulu domba menutupi seluruh permukaan tubuh domba untuk melindungi tubuh domba dari cekaman lingkungan. Bulu domba juga mempunyai sifat sebagai insulator yang sangat baik dan tidak mudah terbakar. Pencukuran bulu domba direkomendasikan untuk tujuan sanitasi dan kemungkinan infasi berbagai ektoparasit dalam manajemen rutin budidaya domba. Bulu yang diperoleh dari hasil pencukuran di Indonesia masih dianggap sebagai limbah dan belum banyak dimanfaatkan.Pencukuran bulu domba masih jarang dilakukan, selain itu efek yang diperoleh dari pencukuran terhadap produktivitas, kesejahteraan ternak dan sanitasi.
Produktivitas ternak dapat dilihat dari pertambahan bobot badan harian dan konsumsi pakan, sedangkan untuk sanitasi dapat dilihat dari tingkat kebersihan tubuh domba dan jumlah ektoparasit yang terdapat di tubuh domba tersebut. Produktivitas ternak merupakan fungsi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain pakan, pengelolaan dan perkandangan, pemberantasan dan pencegahan penyakit. Ternak harus dipelihara pada kondisi lingkungan yang nyamanagar dapat berproduksi dengan baik.
Ternak domba merupakan hewan berdarah panas yang mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran tertentu dengan cara homeostasis melalui proses termoregulasi. Pada temperatur lingkungan yang rendah domba akan memanaskan tubuhnya melalui pembakaran zat makanan dalam darah, sebaliknya pada temperatur yang tinggi domba akan berusaha menurunkan temperatur tubuhnya melalui kulit maupun pernafasan. Ternak akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya. Apabila terjadi perubahan maka ternak akan
mengalami stres. Stres adalah respon fisiologi, biokimia dan tingkah laku ternak terhadap variasi faktor fisik, kimia dan biologis lingkungan. Stres terjadi apabila terjadi perubahan lingkungan yang ekstrim, seperti peningkatan atau penurunan temperatur lingkungan.
Indonesia berada pada daerah tropis yang memiliki suhu sangat panas dengan kelembaban tinggi. Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi kurang menguntungkan bagi ternak domba. Salah satu faktor yang dapat menghambat pembuangan panas tubuh pada domba adalah wol, yang akan mempengaruhi produksi ternak. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut, maka dilakukan pencukuran wol.
Masalah pokok peternakan di negaraBnegara tropis yaitu tingginya kelembaban udara dan suhu harian yang menyebabkan ternak mengalami cekaman panas. Berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan antara lain: memandikan ternak, pemberian naungan,penyiraman air, pemberian air minum, mengatur perlakuan pemberian pakan dan pencukuran bulu yang berkaitan dengan perolehan panas dari dalam tubuh dan tambahan panas (
) dari lingkungan.
Konsumsi makanan akan bertambah jika aliran makanan cepat tercerna atau jika diberikan makanan yang berdaya cerna tinggi. Penambahan makanan penguat atau konsentrat ke dalam pakan ternak juga dapat meningkatkan palatabilitas pakan yang dikonsumsi dan pertambahan berat badan.Selain pakan yang diberikan kepada ternak untuk meningkatkan bobot badannya, faktor waktu pemberiannya juga sangat berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan ternak. Manajemen pemeliharaan yang masih tradisional menyebabkan performa pertumbuhan domba tidak optimal. Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas domba adalah perbaikan manajemen, baik manajemen pakan maupun pemeliharaan. Pakan merupakan faktor terpenting dalam usaha peternakan sehingga diperlukan manajemen pemberian ransum yang tepat. Kemampuan seekor ternak mengkonsumsi pakan tergantung pada hijauan, temperatur lingkungan, ukuran tubuh ternak dan keadaan fisiologi ternak.Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu diadakan suatu penelitian mengenaimanajemen yaitu pemotongan bulu dan waktu pemberian pakan yang
efektif untuk meningkatkan produktivitas domba lokal sehingga tercapai efisiensi produksi dan efisiensi ekonomi.
.
&4&,$ $ .%.,$
Penelitian ini bertujuan untuk mengujiefisiensi waktu pemberian pakan, pemotongan bulu dan interaksinya terhadap respon fisiologis, performans, dan analisa usaha domba lokal.
,$9,,% $ .%.,$
Penelitian ini diharapkandapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang waktu pemberian pakan dan pemotongan bulu yang efisien sebagai upaya adaptasi domba lokal.
.)+% /./
1. Adanya pengaruh waktu pemberian pakan dan pemotongan bulu terhadap respons fisiologis dan performanspada domba lokal.
2. Adanya interaksi antara waktu pemberian pakan dan pemotongan bulu terhadap respons fisiologis dan performans domba lokal.
3. Adanya pengaruh positif denganwaktu pemberian pakan dan pemotongan bulu terhadap analisa usaha domba lokal