KARYA TULIS ILMIAH
STUDY REJECT ANALISIS PADA 4 INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAN SWASTA DI BANDAR LAMPUNG
Disusun oleh : M. FADHILAH L.
1001007049
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PATRIOT BANGSA LAMPUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini teknologi ilmu kedokteran dan khususnya di bidang radiologi
sangatlah pesat.
Oleh karena itu dalam menghadapi teknologi yang berkembang pesat saat
ini dibutuhkan pula sumber daya manusia yang professional, dalam bidang
radiologi adalah seorang radiografer yang cekatan,ulet, berkompeten dan memiliki
wawasan yang luas. Hal ini juga dipengaruhi oleh seiring bertambahnya kasus
penyakit yang memerlukan pemeriksaan yang lebih intensif dalam penegakkan
diagnosa.
Guna meningkatkan mutu pelayanan radiologi, maka disetiap rumah sakit
ataupun klinik kita harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu, efektif,
serta efisien yang mampu memuaskan semua pihak. Keadaan ini dapat terwujud
apabila diselenggarakan oleh sumber daya yang berkualitas dan bermutu, baik dari
Dalam usaha pelayanan radiologi yang baik, tentunya tidak lepas dari
timbulnya suatu permasalahan,hal ini dapat timbul karena adanya ketidaksesuaian
kualitas sumber daya manusia terhadap sarana, prasarana dan lingkungan
pelayanan radiologi.
Salah satu masalah yang dapat timbul seperti reject film radiografi yang
dapat menimbulkan kerugian baik dari pihak rumah sakit, pasien.Serta menambah
beban kerja terhadap radiografer dan alat kerja radiologi.
Dengan adanya masalah ini, maka dapat dilakukan suatu study analisa
reject film radiografi di beberapa rumah sakit untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang menjadi penyebabnya, sehingga dapat di ambil suatu kesimpulan untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta yang ingin di teliti yaitu
Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung
dr.A.Tjokrodipo , Rumah Sakit Graha Husada dan Rumah Sakit Bumi Waras.
Dari sini peneliti tertarik untuk membuat suatu karya tulis ilmiah yang
berjudul “study reject analisis pada 4 instalasi radiologi di rumah sakit
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada karya tulis ini adalah: “bagaimana reject analisis
pada 4 instalasi radiologi di rumah sakit pemerintah dan swasta dibandar
lampung?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
untuk mengetahui prosentase reject analisis pada tiap-tiap rumah
sakit yang diteliti.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.untuk mengetahui prosentase penolakan film berdasarkan faktor-faktor
penyebabnya berdasarkan respon yang ada.
2. untuk mengetahui faktor penyebab penolakan film
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah :
1.4.1 Bagi Penulis
manfaat penulisan karya ilmiah ini bagi penulis adalah untuk
menambah wawasan untuk mengetahui faktor faktor terjadinya penolakan
film radiografi pada rumah sakit pemerintah dan swasta.
1.4.2 Bagi Institusi ATRO Patriot Bangsa
Menambah pengetahuan bagi mahasiswa ATRO patriot bangsa
dalam pembelajaran mengenai penolakan film radiografi di rumah sakit.
1.4.3 Bagi Institusi Radiologi Di Rumah Sakit
Dapat menambah wawasan bagi radiografer mengenai penolakan
film radiografi dan dalam memanajemen pelayanan radiologi guna
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini mengurai tentang dasar manajemen radiologi serta aspek
penyebab terjadi nya penolakan film radiografi.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini mengurai tentang konsep,definisi oprasional, desain
penelitian, Lokasi penelitian, sumber data, jenis data pengolahan data dan analisa
data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini mengurai hasil tentang peneliti dan pembahasan yang
sifatnya terpadu tidak dipecah dalam satu bab judul.
BAB V : PENUTUP
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Film Sinar-x
Film sinar-x dapat diartikan sebagai suatu bahan pencatat bayangan
radiografi yang sangat peka terhadap sinar-x dan cahaya yang bahan dasarnya
menggunakan perak halogen. Film sinar-x berfungsi untuk menyimpan
gambaran , yang berguna sekali dalam membantu memberikan informasi
diagnostic. (plaats, 1969)
Film sinar-x terbagi menjadi dua dalam jumlah emulsinya yaitu:
(hauss,1993)
2.1.1.Film Single Emulsi
Jenis single emulsi atau emulsi satu lapis yang biasa digunakan
untuk subtraksi dan duplikasi.film dengan jenis single emulsi disusun dengan lapisan super coat , lapisan emulsi,substratum dan alas film.
2.1.2.Film Double Emulsi
Jenis double emulsi atau emulsi bolak-balik yang biasa digunakan
untuk film radiografi. Film dengan jenis emulsi bolak-balik terdiri dari
susunan lapisan supercoat, lapisan emulsi,substratum,lapisan emulsi dan
supercoat. (hauss,1993)
Gambar 2.2 double emulsi
.
Proses terjadinya gambaran radiografi terbagi menjadi dua proses yaitu
proses terjadinya bayangan laten dan proses terjadinya bayangan tampak. Proses
terjadinya bayangan laten pada film rontgen yaitu, apabila objek yang
kerapatannya tinggi dan ditembus sinar-x maka intensifiying screen akan
memendarkan flourensensi sedikit sekali, bahkan hamper tidak ada. Sedangkan
proses terjadinya gambaran tampak yaitu setelh film sinar-x dibangkitkan pada
2.2. Teknik Memproses Film
Dalam suatu proses radiografi, bagian yang terpenting adalah processing room
atau kamar gelap yaitu suatu area atau tempat dilakukan pengolahan film yang
telah disinar, Dimana bayangan laten pada film diubah menjadi bayangan tetap
yang merupakan salah satu pendukung yang penting dalam keberhasilan proses
film radiografi.
Tehnik pencucian film radiografi seperti berikut: (saia,2003)
1. Pembangkit gambar (developer)
developer terdiri dari beberapa komposisi bahan kimia diantaranya
sodium dan potassium carbonate (sebagai bahan pengaktif dan media
larutan basa), hydroquinone (bahan pereduksi memberikan warna hitam), phenidone (memproduksi warna keabuan ), sodium sulfat dan cycon
(mencegah oksidasi pada developer), potassium bromide (sebagai bahan anti fog), glutaraldehyde (sebagai bahan penguatan),dan air.
2. Penetapan film (fixing)
Fixer pada larutan processing terdiri dari asam asetat (menetralkan
film yang telah ditetapka gambarnya), sodium sulfat (pengawet untuk cairan fixer) dan air.
3. Pembilasan dengan air (washing)
Tujuan dari pembilasan adalah membersihkan sisa-sisa bahan
kimia yang masih terdapat pada film setelah proses di developer dan fixer.
4. Pengeringan (drying)
Tujuan dari proses pengeringan yaitu mengeringkan film setelah
proses pencucian film selesai, sehingga apabila disentuh tidak
meninggalkan bekas tangan.
2.3. reject analisis Film
Reject analisis film merupakan suatu metode untuk menentukan seberapa
efektif dan konsisten dari faktor pekerja dan faktor alat dalam menghasilkan
kualitas gambaran radiografi yang baik. Tujuan dilakukan nya reject analisis
adalah untuk memastikan bahwa teknik radiografi dan penanganan film di tangani
secara baik dan benar, serta untuk memastikan bahwa peralatan radiografi
beroperasi secara baik dan konsisten dengan standar tinggi,juga untuk memastikan
Untuk menjamin kualitas mutu dalam pelayanan radiologi, perlu untuk
dilakukan reject analysis. Semakin panjang periode untuk analysis ini, nilai
statistik yang diperoleh juga lebih baik. (chris gunn, 2002)
reject analysis membutuhkan semua informasi dari radiografer, dibutuhkan
kerjasama dalam hal ini dengan tujuan (chris gunn, 2002) :
1. Untuk mencoba mengidentifikasi dari mana, dan mengapa terjadi
reject
2. Untuk mencoba mengurangi biaya keseluruhan instalasi radiologi
Beberapa faktor yang menyebabkan film reject (chris gunn, 2002) :
1. Posisi pasien
2. Pergerakan pasien
3. Under expose
4. High expose
5. Processing
Menurut PERMENKES NOMOR:129/MENKES/SK/II/2008 tentang
standar pelayanan minimal rumah sakit bahwa toleransi pada reject film
adalah ≤ 2%.
2.4. Penyimpanan Film
Semua tipe film harus disimpan secara baik dengan memperhatikan suhu
kelembaban relative, karena penyimpanan yang tidak baik dapat mempengaruhi
kualitas gambaran radiografi dan juga mempengaruhi kontrol kualitas. Maka
sangat penting juga untuk mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh pabrik
pembuatnya .(hauss,1993)
2.4.1. Penyimpanan Film Yang Belum Diproses
Film radiografi biasanya diperoleh dalam keadaan tertutup rapat,
dibungkus dengan plastic hitam pada bagian dalamnya dan pada bagian
luar dibungkus dengan kotak karton. Film harus terhindar dari sumber
panas dan tersimpan dalam tempat yang kering dan dingin pada suhu
2.4.2. Penyimpanan Film Yang Sudah Diproses
Penyimpanan dan penanganan film yang tepat sangat penting untuk
stabilitas gambaran radiografi, film radiografi yang telah diproses harus
disimpan pada temperatur dan kelembaban udara yang tetap dan kering.
Sirkulasi atau fentilasi udara yang baik, serta terpisah antara film yang
sudah di ekspose dan yang belum agar tidak terjadi double expose
(penyinaran ganda).
2.5 Kualitas Gambaran
Radiografi yang berkualitas merupakan sebuah faktor yang dapat
memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya dalam membantu
menegakkan diagnose suatu penyakit. Semakin banyak informasi yang
diberikan melalui gambaran radiografi nya maka akan semakin baik kualitas
radiografinya (carlton, 1992)
2.6 Resolusi
Resolusi dapat didefinisikan sebagai :
Ukuran objek terkecil atau jarak antara dua benda yang harus ada sebelum
system pencitraan akan mencatat bahwa objek atau benda sebagai entitas yang
rumus reject analysis itu sendiri mencakup dua pokok, yaitu (IAEA) :
a. Untuk reject dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jumlah film reject
--- x 100%
Jumlah total pemakaian film
Jumlah film reject dengan alasan spesifik
--- x 100%
Jumlah total pemakaian film
2.7 Kerangka Konsep
Dalam melakukan penelitian ini dipergunakan kerangka konsep
sebagai berikut :
Input proses output
Pengumpulan data reject film Secara observasi, wawancara dan Pengolahan data menggunakan perhitungan matematika Prosentase film yang di reject/ ditolak dan
Gambar 2.3 kerangka konsep
2.8 definisi operasional
2.8.1 input
1. pengumpulan data reject film di 4 rumah sakit pemerintah dan swasta
yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar
lampung dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha Husada, Rumah Sakit
Bumi Waras.
2. Pengumpulan data dilakukan secara observasi yaitu pengamatan
langsung ke lapangan untuk melihat reject film.
3. Pengumpulan data secara wawancara kepada pekerja radiasi yang ada
di instalasi radiologi rumah sakit.
4. Pengumpulan data secara kepustakaan yaitu mencari referensi atau
sumber materi tentang reject analisis melalui media buku dan sarana
kepustakaan lainnya.
1. pengolahan data reject film yang diperoleh dari 4 rumah sakit
pemerintah dan swasta yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek,
RSUD kota Bandar lampung dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha
Husada, Rumah Sakit Bumi Waras, diolah menggunakan perhitungan
matematika.
2.8.3 output
1. dari hasil pengolahan data yang diperoleh, dapat mengetahui prosentase
reject film pada tiap-tipa rumah sakit yang diteliti.
2. dapat mengetahui alasan dominan atas terjadi nya reject film
BAB III
3.1. Desain Penelitian
Peneitian ini menggunakan pendekatan desain deskriptif kuantitatif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan persentase penolakan film berdasarkan faktor
penyebab penolakan tersebut.
3.2. Tempat Dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di rumah sakit pemerintah dan swasta yaitu
Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung
dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha Husada, Rumah Sakit Bumi Waras dan
dilaksanakan pada tanggal 1 sd 30 mei 2013.
3.3. Populasi
Penelitian ini mengambil data pemakaian film radiografi selama satu bulan
pada pemeriksaan radiografi di 4 instalasi radiologi rumah sakit pemerintah dan
swasta yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar
lampung dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha Husada, Rumah Sakit Bumi Waras
3.4. Sampel
Sampel yang digunakan adalah jumlah film x-ray yang di reject/ditolak dan
diulangi dari keseluruhan pemeriksaan di instalasi radiologi.
1. Lembar kerja untuk mencatat jumlah film yang dipakai, jumlah film
yang ditolak dan faktor penyebab dari penolakan film tersebut.
2. Lembar analisa penolakan adalah daftar table dari rekapitulasi semua
data yang dikumpulkan oleh peneliti yang kemudian dihitungdan
diambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh tersebut dengan
menggunakan perhitungan.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan :
A. Observasi
yaitu pengamatan langsung dilapangan dalam penerapan reject analysis
di 4 instalasi radiologi rumah sakit pemerintah dan swasta di Bandar
lampung.
B. Study kepustakaan
Mengambil referensi-referensi yang berhubungan dengan penulisan karya
tulis ilmiah ini.
C. Wawancara
Tanya jawab kepada dokter spesialis radiologi dan radiografer
3.7. Pengolahan Dan Analisa Data
Data yang diperoleh diolah dan dianalisa secara deskriptif kuantitatif dengan
perhitungan mengenai prosentase reject film berdasar kan faktor penyebabnya.
Analisa yang dilakukan pada beberapa faktor penyebab di bawah ini :
A. Faktor pasien
B. Faktor alat
C. Faktor pekerja
Dan dapat dijabarkan menjadi :
1. Faktor pasien mencakup:
a. Pergerakan pasien(movement)
b. Tidak melepas logam atau perhiasan ditubuh
2. Faktor alat mencakup:
a. Processing
Semua pemeriksaan radiografi di rumah sakit pemerintah Semua pemeriksaan radiografi di rumah sakit pemerintah Semua pemeriksaan radiografi di rumah sakit swasta Semua pemeriksaan radiografi di rumah sakit swasta Evaluasi hasil gambar radiografi yang dihasilkan Evaluasi hasil gambar radiografi yang dihasilkan Evaluasi hasil gambar radiografi yang dihasilkan Evaluasi hasil gambar radiografi yang dihasilkan
Pemasukan dan pengolahan data penolakan berdasarkan faktor penyebab penolakan
c. Tabung x-ray yang rusak
d. Film artefak
3. Faktor pekerja mencakup:
a. Kesalahan dalam memposisikan pasien
b. Pengaturan faktor eksposi high expose
c. Pengaturan faktor eksposi low expose
3.8. Alur Penelitian
BAB IV
4.1 Hasil
setelah mengkaji latar belakang masalah kemudian didukung oleh
landasan teori yang didapat, maka bab ini akan diuraikan hasil
penelitian.
Penelitian ini berlangsung selama satu bulan yaitu pada 1 mei sampai 31
mei 2013 di 4 instalasi radiologi rumah sakit pemerintah dan swasta yaitu
Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung
dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha Husada, Rumah Sakit Bumi Waras,
dalam melakukan penelitian ini penulis mendapatkan fakta bahwa peranan
seorang radiografer sangatlah berpengaruh dalam mendapatkan hasil
gambaran radiografi yang bertujuan untuk membantu menegakkan
diagnose penyakit, data hasil penelitian dihitung prosentasenya
berdasarkan jenis kesalahannya dapat dikategorikan menjadi 3 faktor
yaitu:
a. Pergerakan pasien(movement)
b. Tidak melepas logam atau perhiasan ditubuh
2. Faktor alat mencakup:
a. Processing
b. Kolimator yang rusak
c. Tabung x-ray yang rusak
d. Film artefak
3. Faktor pekerja mencakup:
a. Kesalahan dalam memposisikan pasien
b. Pengaturan faktor eksposi high expose
4.2 alat dan bahan
1. pesawat sinar x pada rumah sakit graha husada
jumlah pesawat : 1 unit pesawat x-ray
merek : TOSHIBA
ukuran film yang tersedia : 24x30 cm
35x35 cm
30x40 cm
Processing : automatic
2. pesawat sinar x pada rumah sakit bumi waras
ukuran film yang tersedia : 24x30 cm
35x35 cm
30x40 cm
Processing : automatic
3. pesawat sinar x pada rsud dr.A.Tjokrodipo
jumlah pesawat : 1 unit pesawat x-ray
merek : LISTEM
ukuran film yang tersedia : 24x30 cm
35x35 cm
30x40 cm
Processing : automatic
4. pesawat sinar x pada rumah sakit umum abdoel moeloek
jumlah pesawat : 4 unit pesawat x-ray
merek : kamar 1 (DONG-A, mobile unit)
kamar 6 (DRX-90)
kamar 5 (SHIMADZU)
ukuran film yang tersedia : 18x24 cm
24x30 cm
35x35 cm
30x40 cm
35x43 cm
Processing : automatic
4.3 data film reject
data pemakaian film keseluruhan dan film reject yang diperoleh dari
hasil penelitian selama bulan mei 2013 di 4 instalasi radiologi rumah
sakit pemerintah dan swasta yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel
Moeloek, RSUD kota Bandar lampung dr.A.Tjokrodipo , Rumah Sakit
Table diatas menjelaskan jumlah reject film pada tiap-tiap rumah sakit menurut
penyebab nya dan seluruh penyebab reject dapat dikategorikan menjadi tiga faktor
yaitu faktor pasien, faktor alat dan faktor pekerja.
Selanjutnya dapat dibuat menjadi tabel berikut :
pada tabel ini menjelaskan tentang jumlah reject film berdasarkan kategorinya,
jumlah film reject dan jumlah keseluruhan pemakaian film untuk pemeriksaan
4.4 pembahasan
4.4.1 perhitungan prosentase film reject
Dari tabel-tabel diatas diketahui total film reject pada masing-masing
rumah sakit, maka untuk mendapatkan prosentase film reject dapat dilakukan
perhitungan matematika menggunakan formulasi seperti pada bab II, berikut
uraian data reject film pada tiap rumah sakit yang diteliti :
1. perhitungan prosentase film reject pada rumah sakit umum abdoel
moeloek :
Diketahui jumlah total film reject yaitu 126 lembar dan total pemakaian
film 3154 lembar, maka dapat dirumuskan menjadi:
126
--- x 100%
3154
2. perhitungan prosentase film reject pada rumah sakit umum daerah
dr.A.tjokrodipo Bandar lampung yaitu:
Diketahui jumlah total film reject yaitu 6 lembar dan total pemakaian film
627 lembar, maka dapat dirumuskan menjadi:
6
--- x 100
627
Prosentase reject : 0,9%
3. perhitungan prosentase film reject pada rumah sakit graha husada yaitu :
Diketahui jumlah total film reject yaitu 5 lembar dan total pemakaian film
400 lembar, maka dapat dirumuskan menjadi:
5
--- x 100
400
4. perhitungan prosentase film reject pada rumah sakit bumi waras yaitu:
Diketahui jumlah total film reject yaitu 6 lembar dan total pemakaian film
464 lembar, maka dapat dirumuskan menjadi:
6
--- x 100
464
Prosentase reject : 1,29%
4.4.2 perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnya
Untuk mengetahui prosentase film reject berdasarkan faktor nya yaitu
faktor pasien,faktor alat, dan faktor pekerja maka dapat dilakukan
perhitungan matematika seperti berikut :
1. perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnya pada
a. faktor pasien.
Prosentase film reject karena faktor pasien adalah :
10
Faktor pasien = --- x 100 = 0,3%
3154
b.faktor alat
prosentase fim reject karena faktor alat adalah :
33
Faktor alat = --- x 100 = 1,04%
3154
c.faktor pekerja
prosentase film reject karena faktor alat adalah :
83
Faktor pekerja = --- x 100 = 2,6 %
2. perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnya pada
rumah sakit umu daerah dr.A.tjokrodipo Bandar lampung yaitu :
a. faktor pasien.
Prosentase film reject karena faktor pasien adalah :
2
Faktor pasien = --- x 100 = 0,3%
627
b.faktor alat
prosentase fim reject karena faktor alat adalah :
0
Faktor alat = --- x 100 = 0 %
627
c.faktor pekerja
prosentase film reject karena faktor alat adalah :
4
Faktor pekerja = --- x 100 = 0,6 %
3.perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnya pada
rumah sakit graha husada yaitu :
a. faktor pasien.
Prosentase film reject karena faktor pasien adalah :
2
Faktor pasien = --- x 100 = 0,5 %
400
b.faktor alat
prosentase fim reject karena faktor alat adalah :
0
Faktor alat = --- x 100 = 0 %
400
c.faktor pekerja
prosentase film reject karena faktor alat adalah :
3
Faktor pekerja = --- x 100 = 0,75 %
4.perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnya pada
rumah sakit bumi waras yaitu :
a. faktor pasien.
Prosentase film reject karena faktor pasien adalah :
2
Faktor pasien = --- x 100 = 0,43 %
464
b.faktor alat
prosentase fim reject karena faktor alat adalah :
2
Faktor alat = --- x 100 = 0,43 %
464
c.faktor pekerja
prosentase film reject karena faktor alat adalah :
2
4.5 alasan terjadinya film reject yang paling dominan di 4 instalasi radiologi rumah sakit swasta dan pemerintah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka prosentase reject film pada 4
instalasi radiologi rumah sakit swasta dan pemerintah di bandarlampung yaitu :
1. pada rumah sakit umum abdoel moeloek
Nilai prosentase film reject yaitu sebesar 3,4%, nilai ini telah melewati batas
toleransi yaitu 2%. Dan faktor kesalahan pada faktor pasien yaitu 0,3%, faktor alat
yaitu 1,04%, dan faktor pekerja yaitu 2,6%
2. pada rumah sakit umum daerah dr.A.Tjokrodipo bandarlampung
Nilai prosentase film reject yaitu sebesar 0,9%, nilai ini masih dalam batasan
toleransi yaitu 2% dan faktor kesalahan pada faktor pasien yaitu 0,3%, faktor alat
0% dan faktor pekerja 0,6%
3.pada rumah sakit graham husada
Nilai prosentase film reject yaitu sebesar 1,25% nilai ini masih dalam batasan
toleransi yaitu 2% dan faktor kesalahan pada faktor pasien yaitu 0,5%,faktor alat
4.pada rumah sakit bumi waras
Nilai prosentase film reject yaitu sebesar 1,29% nilai ini masih dalam batasan
toleransi yaitu 2% dan faktor kesalahan pada faktor pasien yaitu 0,43% ,faktor alat
0,43% dan faktor pekerja 0,43%
Dari seluruh data penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis,
dapat diketahui alasan dominan reject film terdapat pada prosentase terbesar yaitu
pada faktor pekerja, hal ini disebabkan karena kesalahan baik dalam pengaturan
faktor eksposi maupun teknik radiografinya.
Namun juga terdapat perbedaan prosentase film reject di 4 instalasi
radiologi rumah sakit swasta dan pemerintah,itu tidak terlepas dari jumlah pasien
yang datang setiap harinya pada masing-masing rumah sakit dan itu menjadi
tingkat kesulitan yang berbeda untuk radiografer masing-masing rumah sakit.
Seperti pada rumah sakit pemerintah seperti rumah sakit umum abdoel
moelok yang menjadi rumah sakit provinsi lampung, tentu jumlah pasien akan
lebih banyak karena sering kali menerima pasien rujukan dari rumah sakit daerah
yang ada dilampung.berbeda pada rumah sakit swasta seperti graha husada dan
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pmbahasan, bias diambil kesimpulan
bahwa :
1. prosentase film reject pada rumah sakit pemerintah dan swasta selama
penelitian 1 mei sd 31 mei 2013 yaitu pada rumah sakit pemerintah rsuam abdoel
moeloek yaitu sebesar 3,4% , pada rsud dr.A.Tjokrodipo sebesar 0,9%, pada
rumah sakit graha husada 1,25% dan pada rumah sakit bumi waras 1,29%
2. nilai prosentase film reject terbesar yaitu pada rumah sakit umum abdoel
moeloek sebesar 3,4% yang telah melewati batas toleransi yaitu 2%
3. nilai prosentase film reject juga tidak lepas dari pengaruh jumlah pasien yang
datang ke masing-masing rumah sakit.
5.2 saran
1. untuk mengurangi kesalahan pada faktor pekerja diperlukan adanya penguasaan
radiografer terhadap alat dan teknik radiografinya
2. perlu diadakan penataran kemampuan seperti seminar guna meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Bushong, S.C. 1988
Radiologic science for technologist physies, biology and protection,
Seventh edition, the CV. Mosby Company, S.T Louis
Rasad sjahriar, 1998
Radiologi diagnostic, 2nd edition, Jakarta.
Chris gunn, MA TDCR 2002
Radiographic imaging, third edition
Chesney, 1976
Xray equipment for student radiographers
IAEA,2003