• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Semarang 2016 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Semarang 2016 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
458
0
0

Teks penuh

(1)

D A F T A R I S I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

i

DAFTAR ISI ...

i

BAB I

PENDAHULUAN ...

1

A.

Dasar Hukum ...

1

B.

Gambaran Umum Kota Semarang ...

2

1. Kondisi Geografis ...

2

2. Gambaran Umum Demografi ...

3

3. Kondisi Ekonomi ...

6

BAB II

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

...

10

A.

Visi dan Misi ...

11

B.

Strategi Pembangunan Kota Semarang ...

13

C.

Prioritas Pembangunan Daerah ...

14

BAB III

RINGKASAN URUSAN DESENTRALISASI

...

14

A.

Ringkasan Urusan Desentralisasi ...

14

1. Ringkasan Urusan Wajib... ...

14

2. Ringkasan Urusan Pilihan... ...

15

3. Ringkasan SKPD Pelaksana... ...

15

B.

Prioritas Urusan Wajib Yang Dilaksanakan ...

17

1

Urusan Wajib Pendidikan ...

17

2

Urusan Wajib Kesehatan ...

38

3

Urusan Wajib Pekerjaan Umum ...

61

4

Urusan Wajib Perumahan ...

76

5

Urusan Wajib Penataan Ruang……….……..

...

86

6

Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan……….…

...

91

7

Urusan Wajib Perhubungan ... 101

8

Urusan Wajib Lingkungan Hidup ... 110

9

Urusan Wajib Pertanahan ... 125

10 Urusan Wajib Kependudukan dan Capil ... 128

11 Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan ... 140

12 Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.... ... 148

(2)

D A F T A R I S I

14 Urusan Wajib Ketenagakerjaan ... 161

15 Urusan Wajib Koperasi dan UMKM ... 170

16 Urusan Wajib Penanaman Modal ... 180

17 Urusan Wajib Kebudayaan ... 185

18 Urusan Wajib Pemuda dan Olah Raga ... 193

19 Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ... 201

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 214

21 Urusan Wajib Ketahanan Pangan ... 271

22 Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat ... 276

23 Urusan Wajib Statistik ... 292

24 Urusan Wajib Kearsipan ... 295

25 Urusan Wajib Komunikasi dan Informasi ... 299

26 Urusan Wajib Perpustakaan ... 310

C.

Prioritas Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan ... 316

1

Urusan Pilihan Pertanian ... 316

2

Urusan Pilihan Kehutanan ... 324

3

Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral ... 327

4

Urusan Pilihan Pariwisata ... 329

5

Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan ... 337

6

Urusan Pilihan Perdagangan ... 346

7

Urusan Pilihan Perindustrian ... 353

8. Urusan Pilihan Transmigrasi ... 358

D.

Indikator Kinerja Kunci... ... 360

(terlampir)

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ... 392

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ... 405

(3)

D A F T A R I S I

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN II.1 :

FORMAT IKK II. 1 KOTA SEMARANG

TATARAN

PENGAMBIL

KEBIJAKAN

UNTUK

PEMERINTAH

KOTA

DALAM

RANGKA

EKPPD

TERHADAP LPPD TAHUN 2016

LAMPIRAN II.2 :

FORMAT IKK II.2 KOTA SEMARANG

TATARAN

PELAKSANA

KEBIJAKAN

(8

ASPEK)

ADMINISTRASI

UMUM

DALAM

RANGKA

EKPPD

TERHADAP LPPD TAHUN 2016

LAMPIRAN II.3 :

FORMAT IKK II. 3 KOTA SEMARANG

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT

CAPAIAN

KINERJA

PENYELENGGARAAN

URUSAN

(4)
(5)

B A B I P E N D A H U L U A N

Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

DASAR HUKUM

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(LPPD) Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat disebutkan bahwa setiap

berakhirnya tahun anggaran, Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan

laporan keterangan pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) selambatnya bulan ketiga tahun selanjutnya. Atas dasar tersebut, maka disusun

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016 yang merupakan

informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran yang

disampaikan Walikota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Jawa Tengah

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) merupakan laporan

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan Tugas Pembantuan.

Sebagai sebuah wilayah otoritas pemerintahan, Kota Semarang ditetapkan sebagai

Kotapraja di wilayah Provinsi Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara Kesatuan RepubIik

Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan

Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam perkembangannya, Kota Semarang mengalami

penambahan kecamatan hingga terakhir pada tahun 1992 wilayah administrasi kecamatan

di Kota Semarang menjadi 16 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50

Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah

Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat

I Jawa Tengah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) ini disusun dalam enam bab

sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2007, yang terdiri dari:

Bab I

Pendahuluan

Bab II Kebijakan Pemerintah Daerah

Bab III Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Bab IV Penyelenggaraan Tugas Pembantuan

(6)

B A B I P E N D A H U L U A N

Page 2

B.

GAMBARAN UMUM KOTA SEMARANG

1.

GAMBARAN WILAYAH

Kota

Semarang adalah ibukota pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dengan luas

wilayah sebesar 373,70 km

2

(BPS, 2016) yang lokasinya berbatasan langsung dengan

Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten

Demak di sebelah timur dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai

berkisar 13,6 km. Kota Semarang terletak antara garis 6º 50

- 7º 10

Lintang Selatan dan

garis 109º 50

- 110º 35

Bujur Timur. Secara administratif Kota Semarang terdiri atas 16

wilayah kecamatan dan 177 Kelurahan

Gambar 1.1

Peta Administratif Kota Semarang

Kota Semarang sebagai salah satu kota yang berada di garis pantai utara pulau Jawa

memiliki ketinggian antara 0,75 sampai dengan 348,00 di atas permukaan laut. Pada daerah

perbukitan mempunyai ketinggian 90.56 - 348 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang

diwakili oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel wilayah Semarang

Selatan. Tugu, Mijen, dan Gunungpati. Untuk dataran rendah mempunyai ketinggian 0.75

mdpl. Secara topografis, Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan

daerah pantai. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25%

dan 37,78% merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng

tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu :

Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang

Timur, Semarang Utara, Tugu, sebagian wilayah Kecamatan Tembalang,

Banyumanik dan Mijen.

Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari,

Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan.

(7)

B A B I P E N D A H U L U A N

Page 3

Lereng IV (> 50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah

tenggara) dan sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati terutama disekitar Kali

Garang dan Kali Kripik.

Kondisi klimatologi Kota Semarang sama seperti kondisi klimatologi di Indonesia

pada umumnya. Kota Semarang memiliki iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin

muson barat dan muson timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah

Utara Barat Laut menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan.

Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan, turun pada periode ini. Berdasarkan 11 titik

pantau pos hujan, curah hujan di Kota Semarang di tahun 2015 rata-rata mencapai 202 mm

(BPS, 2016). Sedangkan untuk temperatur, pada tahun 2015 suhu udara rata-rata mencapai

28°, dengan kelembaban udara mencapai 76% (BPS, 2016).

Berdasarkan posisi lokasinya, Kota Semarang terletak pada jalur lalu lintas ekonomi

Pulau Jawa. Selain itu, berdasarkan posisinya, Kota Semarang memiliki lokasi strategis

sebagai koridor pembangunan di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu

gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, koridor timur dan koridor barat. Lokasi

strategis Kota Semarang juga didukung dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Mas,

Bandar Udara Ahmad Yani, Terminal Terboyo, Stasiun Kereta Api Tawang dan Poncol,

yang menguatkan peran Kota Semarang sebagai simpul aktivitas pembangunan di Provinsi

Jawa Tengah dan bagian tengah Pulau Jawa, Indonesia.

2.

GAMBARAN DEMOGRAFI

Secara demografi, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun

2016 berjumlah 1.604.419 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah 797.625 jiwa

(49,71%) dan penduduk perempuan sejumlah 806.794 jiwa (50,29%). Jika dibandingkan

dengan penduduk di tahun 2015, penduduk di tahun 2016 mengalami pertumbuhan sebesar

0,6% atau bertambah 9.152 jiwa. Dari sebaran penduduk per kecamatan, Kecamatan

Pedurungan adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak, dan Kecamatan Tugu adalah

kecamatan dengan penduduk paling sedikit. Secara rinci, sebaran penduduk di tiap

kecamatan terlihat pada tabel berikut:

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN TAHUN 2016

NO KECAMATAN JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)

1 Kecamatan Semarang Selatan 85.897 5,35

2 Kecamatan Semarang Utara 131.926 8,22

3 Kecamatan Semarang Barat 164.623 10,26

4 Kecamatan Semarang Timur 81.898 5,10

5 Kecamatan Semarang Tengah 74.391 4,64

6 Kecamatan Gunungpati 76.600 4,77

7 Kecamatan Tugu 31.255 1,95

8 Kecamatan Mijen 57.678 3,59

9 Kecamatan Genuk 93.392 5,82

10 Kecamatan Gajahmungkur 65.340 4,07

11 Kecamatan Tembalang 146.124 9,11

12 Kecamatan Candisari 82.557 5,15

13 Kecamatan Banyumanik 132.360 8,25

14 Kecamatan Ngaliyan 123.741 7,71

15 Kecamatan Gayamsari 76.024 4,74

16 Kecamatan Pedurungan 180.613 11,26

J U M L A H 1.604.419 100,00

(8)

B A B I P E N D A H U L U A N

Page 4

Jika dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan kelompok umurnya, jumlah penduduk

usia produktif (usia 15-64 tahun) di tahun 2016 sejumlah 1.147.521 jiwa, dan jumlah

penduduk usia tidak produktif (0-15 tahun dan 65 tahun keatas) sejumlah 456.898 jiwa.

Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan penduduk yang

produktif, maka akan dapat diketahui Angka Beban Ketergantungan (

dependency ratio

).

Angka beban ketergantungan Kota Semarang pada tahun 2016 adalah sebesar 28,47%.

Secara rinci, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 2016 dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG

BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI TAHUN 2016

KELOMPOK UMUR JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)

0 – 4 128.948 8,04

5 – 9 128.132 7,99

10 – 14 124.303 7,75

15 – 19 148.644 9,26

20 – 24 156.654 9,76

25 – 29 151.623 9,45

30 – 34 141.479 8,82

35 – 39 127.136 7,92

40 – 44 120.670 7,52

45 – 49 107.925 6,73

50 – 54 91.311 5,69

55 – 59 65.022 4,05

60 – 64 37.057 2,31

65+ 75.515 4,71

JUMLAH 1.604.419 100,00 Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi penduduk Kota Semarang hampir

merata pada pendidikan dasar dan menengah (SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat,

SMA/MA sederajat) dengan persentase terbesar adalah tamatan SD/MI sederajat sebesar

22,88%. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi

jumlahnya hanya sekitar 8,78%, yang terdiri dari tamatan Diploma I/II/III sebesar 4,33%

dan tamatan D IV, S1, S2, dan S3 sebesar 4,44%. Berikut ini tabel penduduk Kota

Semarang dirinci berdasar tingkat pendidikan formal.

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG

BERDASAR PENDIDIKAN TAHUN 2016

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)

1 Tidak / belum sekolah 96.542 6,54

2 Tidak / belum tamat SD 301.282 20,40

3 Tamat SD/MI sederajat 337.997 22,88

4 Tamat SLTP/MTs / sederajat 299.785 20,29 5 Tamat SLTA/MA / sederajat 311.934 21,12 6 Tamat Diploma I / II / III 64.103 4,34 7 Tamat D IV / S1 / S2 / S3 65.569 4,44 J U M L A H 1.477.212 100,00 Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

(9)

B A B I P E N D A H U L U A N

Page 5

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG

BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 2016

NO JENIS MATA PENCAHARIAN JUMLAH PERSENTASE (JIWA) (%)

1 Petani Sendiri 27.297 3,89

2 Buruh Tani 18.713 2,67

3 Nelayan 2.528 0,36

4 Pengusaha 54.223 7,73

5 Buruh Industri 180.389 25,70

6 Buruh Bangunan 84.414 12,03

7 Pedagang 87.964 12,53

8 Angkutan 25.949 3,70

9 PNS/TNI/POLRI 96.693 13,78

10 Pensiunan 40.426 5,76

11 Lainnya 83.220 11,86

J U M L A H 701.816 100,00

Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

Untuk mengukur kualitas hidup, terutama yang terkait dengan kualitas pembangunan

manusia di suatu wilayah, digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM

merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun

kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau

level pembangunansuatu wilayah/negara. Sejak data tahun 2014, IPM dilihat dengan

menggunakan indikator metode pengukuran yang berbeda dari sebelumnya. Jika

sebelumnya IPM diukur dengan Angka Melek Huruf (AMH), Angka Harapan Hidup

(AHH), Rata-Rata Lama Sekolah dan Konsumsi Per Kapita, dari tahun 2014 digunakan

indikator Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama

Sekolah (RLS), dan Paritas Daya Beli. Di tahun 2016, diperkirakan nilai IPM Kota

Semarang meningkat menjadi 80,28.

GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

KOTA SEMARANG TAHUN 2016

Keterangan : *) Target pada RPJMD 2016-2021

Sumber : BPS Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang ( data diolah )

77.58

78.04

78.68

79.24

80.23 80.28

77 77.5 78 78.5 79 79.5 80 80.5

(10)

B A B I P E N D A H U L U A N

Page 6

3.

KONDISI EKONOMI

a.

POTENSI DAERAH

Selain berdasarkan posisinya dalam kontekks nasional, Kota Semarang memiliki

lokasi strategis sebagai koridor pembangunan di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari

empat simpul pintu gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, koridor timur dan

koridor barat. Lokasi strategis Kota Semarang juga didukung dengan keberadaan Pelabuhan

Tanjung Mas, Bandar Udara Ahmad Yani, Terminal Terboyo, Stasiun Kereta Api Tawang

dan Poncol, yang menguatkan peran Kota Semarang sebagai simpul aktivitas pembangunan

di Provinsi Jawa Tengah dan bagian tengah Pulau Jawa, Indonesia.

Dalam konteks pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang juga merupakan

bagian dari rangkaian kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR bersama dengan

Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan

Kabupaten Grobogan. Sebagai kota metropolitan, Kota Semarang dalam kedudukannya di

kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR menjadi pusat aktivitas perdagangan dan

jasa, industri dan pendidikan. Fungsi inilah yang kemudian berdampak pada perkembangan

pembangunan yang ada di Kota Semarang karena sebagaimana yang diketahui, aktivitas

perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan menjadi aktivitas yang paling banyak

mengundang manusia untuk beraktivitas di dalamnya. Oleh karenanya, Kota Semarang

menjadi salah satu kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk pendatang untuk

beraktivitas di dalamnya.

Dengan letaknya yang strategis, Kota Semarang merupakan pintu gerbang bagi arus

barang dan penumpang dari udara, darat dan laut. Kota Semarang memiliki Pelabuhan

Tanjung Emas yang merupakan pintu utama Jawa Tengah dari jalur laut, serta bandara

Ahmad Yani yang merupakan bandara tersibuk di Provinsi Jawa Tengah. Selama tahun

2016, kinerja penumpang dan bongkar muat barang di Bandara Ahmad Yani dan Pelabuhan

Tanjung Emas dapat terlihat pada tabel berikut ini:

JUMLAH PENERBANGAN, ARUS BARANG DAN PENUMPANG

MELALUI BANDARA AHMAD YANI DAN PELABUHAN TANJUNG EMAS

DI TAHUN 2016 *)

BULAN

BANDARA AHMAD YANI PELABUHAN TANJUNG EMAS JUMLAH JUMLAH 15.540 1.926.477 2.347.715 242.229 1.490.584 148.903 121.114 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

(11)

B A B I P E N D A H U L U A N

Page 7

Dari sisi jumlah penerbangan dan penumpang, Bandara Ahmad Yani melayani lebih

banyak penerbangan dan penumpang dibandingan dengan Bandara Adi Sumarmo

Surakarta. Selama tahun 2015 (hingga November 2016), jumlah penerbangan di Bandara

Ahmad Yani mencapai 15.540 penerbangan dengan jumlah penumpang 1.926.477 orang.

Di kurun waktu yang sama, bandara Adi Sumarmo hanya melayani 6.969 penerbangan

dengan 922.847 penumpang. Dengan kondisi tersebut, pengembangan bandara Ahmad

Yani menjadi keniscayaan untuk lebih meningkatkan koneksitas di Jawa Tengah.

b.

GAMBARAN EKONOMI

Kinerja perekonomian suatu wilayah salah satunya dapat dilihat dari seberapa besar

nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan produksi yang

dihasilkan oleh suatu masyarakat dalam kurun waktu satu tahun yang berada di daerah atau

regional tertentu. Penyajian PDRB dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.

Dari tahun 2014, BPS menggunakan metode dan lapangan usaha baru dalam

penghitungan PDRB. Penyesuaian ini dilakukan sesuai dengan

System of National

Accounts

2008 (SNA2008) atau Sistem Neraca Nasional (SNN) yang merupakan

rekomendasi internasional tentang bagaimana menyusun ukuran aktivitas ekonomi yang

sesuai dengan standar neraca baku yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi. Jika

sebelumnya terdapat 9 jenis lapangan usaha, di penghitungan PDRB yang baru digunakan

17 jenis lapangan usaha. Selain itu, hal baru pada penghitungan PDRB dari tahun 2014

adalah penggunaan tahun dasar penghitungan harga konstan dari sebelumnya tahun 2000

menjadi tahun 2010. Nilai PDRB pada tahun 2016 adalah sebagai berikut ini:

PDRB KOTA SEMARANG TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016

LAPANGAN USAHA HARGA BERLAKU (milyar rupiah)

HARGA KONSTAN 2010 (milyar rupiah) 2015*) 2016**) 2015*) 2016**) 1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan

1.362,22 1.423,98 1.041,93 1.085,32 2 Pertambangan dan

Penggalian

270,12 285,04 183,86 188,39 3 Industri Pengolahan 36.992,39 39.727,41 28.754,50 30.908,29 4 Pengadaan Listrik, Gas 122,31 120,51 124,26 129,87 5 Pengadaan Air 113,66 108,75 104,84 104,25 6 Konstruksi 36.287,62 37.988,31 28.462,91 29.859,58 7 Perdagangan besar dan eceran

reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor

18.953,60 19.368,77 16.392,74 17.154,52

8 Transportasi dan Pergudangan

4.989,76 5.345,63 3.931,80 4.229,93 9 Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum

4.576,77 4.918,17 3.488,72 3.741,15 10 Informasi dan Komunikasi 9.488,19 9.684,85 10.341,28 11.301,88 11 Jasa Keuangan 5.950,78 6.256,29 4.468,34 4.664,31 12 Real Estate 3.697,26 3.845,98 3.285,25 3.513,56 13 Jasa Perusahaan 828,57 898,04 658,03 717,03 14 Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4.479,66 4.607,02 3.413,77 3.490,86

15 Jasa Pendidikan 3.676,69 4.156,57 2.510,83 2.801,96 16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

1.014,38 1.110,49 765,70 836,35 17 Jasa lainnya 1.464,64 1.512,23 1.229,00 1.290,20 PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB)

134.268,63 141.358,04 109.141,55 116.017,45 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

(12)

B A B I P E N D A H U L U A N

Page 8

Berdasarkan harga konstan tahun 2010, pada tahun 2016 sumbangan terbesar berasal

dari lapangan usaha Industri Pengolahan yang sebesar 26,64%. Kontributor tertinggi kedua

adalah dari lapangan usaha Konstruksi yang sebesar 25,74%. Kontribusi terbesar ketiga

berasal dari sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Dan Perawatan Mobil Dan

Sepeda Motor, yaitu sebesar 14,79%. Gambaran lengkap distribusi lapangan usaha PDRB

Kota Semarang dapat terlihat pada tabel berikut ini :

DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010

DI KOTA SEMARANG TAHUN 2012-2016

LAPANGAN USAHA 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 2015 (%) *) 2016 (%)**)

7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor

15,78 15,43 15,20 15,02 14,79 8 Transportasi dan Pergudangan 3,40 3,52 3,64 3,60 3,65 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3,41 3,30 3,15 3,13 3,01

15 Jasa Pendidikan 2,13 2,19 2,27 2,30 2,42

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,65 0,66 0,69 0,70 0,72

17 Jasa lainnya 1,10 1,13 1,15 1,13 1,11

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

keterangan : *) Angka sementara **)Angka sangat sementara

DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU

DI KOTA SEMARANG TAHUN 2012-2016

LAPANGAN USAHA 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 2015 (%) *) 2016 (%)**)

7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor

15,18 14,91 14,30 14,12 13,70 8 Transportasi dan Pergudangan 3,27 3,48 3,64 3,72 3,78 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3,53 3,47 3,35 3,34 3,26

15 Jasa Pendidikan 2,46 2,68 2,75 2,74 2,94

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,69 0,71 0,74 0,76 0,79

17 Jasa lainnya 1,05 1,09 1,12 1,09 1,07

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

(13)

B A B I P E N D A H U L U A N

Page 9

Indikator lain yang digunakan untuk melihat perkembangan ekonomi Kota Semarang

juga dapat terlihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang merupakan kenaikan

output agregat

(keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan perekonomian).

Jika pada tahun 2015 LPE Kota Semarang mencapai 5,80%, maka pada tahun 2016 angka

LPE mencapai 5,85%. Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan LPE nasional (5,02%)

dan LPE Provinsi Jawa Tengah (5,28%).

PERKEMBANGAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI (LPE)

KOTA SEMARANG DAN NASIONAL TAHUN 2011-2016

*) Angka Sangat Sementara

Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2016

Dari sisi inflasi, pada tahun 2016 inflasi mengalami penurunan dibandingkan inflasi

tahun 2015. Inflasi Kota Semarang di tahun 2016 tercatat sebesar 2,32% menurun

dibandingkan inflasi di tahun 2015 yang mencapai 2,56%.

LAJU INFLASI DI KOTA SEMARANG

Sumber: BPS Kota Semarang, 2016 (data sementara, data diolah

)

Inflasi di Kota Semarang akan terus dikendalikan agar dapat tetap berada di bawah

angka pertumbuhan ekonomi. Upaya-upaya untuk mengendalikan inflasi dengan menjaga

kelancaran distribusi serta ketersediaan barang menjadi hal yang yang menjadi prioritas

Pemerintah Kota Semarang.

6.58

5.97

6.25

6.38

5.8

5.85

5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8

2011 2012 2013 2014 2015 2016 *)

2.87

4.85

8.19

8.53

2.56

2.32

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(14)

B A B I I K E B I J A K A N P E M E R I N T A H K O T A S E M A R A N G

Page 10

BAB II

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah

memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi

Kota Semarang yang melaksanakan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota di tahun 2016

yang merupakan pemilihan Kepala Daerah serentak, maka tahun 2016 ini merupakan

transisi pasca pelaksanaan RPJMD Tahun 2010-2015. Kebijakan arahan pembangunan

untuk tahun 2016 yang tertuang Peraturan Walikota Semarang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 disusun dengan

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun

2005-2025, karena belum adanya RPJMD 2016-2021. Sedangkan pada Peraturan Walikota

Semarang Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Semarang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016,

kebijakan arahan pembangunan telah disesuaikan dengan RPJMD Tahun 2016-2021.

Dalam RPJMD Tahun 2016-2021, tahun 2016 merupakan tahun dasar (baseline) bagi

pelaksanaan pembangunan untuk lima tahun ke depan. Program dan kegiatan di tahun 2016

disusun dalam rangka menyiapkan landasan bagi pencapaian visi dan misi Walikota dan

Wakil Walikota sampai dengan tahun 2021 sesuai dengan target-target dalam RPJMD

Tahun 2016-2021 yang merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode ketiga

pada RPJPD Tahun 2005-2025.

A.

VISI DAN MISI

Visi dan misi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah diperlukan sebagai arahan

bagi penyusunan program dan kegiatan selama lima tahun. Visi merupakan rumusan umum

mengenai keadaan yang diinginkan akan terwujud pada akhir periode perencanaan yang

dilaksanakan pada rentang waktu tertentu. Visi dilaksanakan melalui sejumlah misi yang

merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.

Dalam konteks pelaksanaan pembangunan, suatu pemerintahan membutuhkan adanya visi

dan misi sebagai panduan bagi penyusunan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Sebagaimana tercantum dalam RPJMD Tahun 2016-2021, visi Kota Semarang adalah

:

SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU

MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA

Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan

berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan dan

jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif

untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan politik,

keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya.

HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota Semarang yang bergerak untuk mencapai

keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan modern dengan tetap

(15)

B A B I I K E B I J A K A N P E M E R I N T A H K O T A S E M A R A N G

Page 11

SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat Kota

Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan kebutuhan

pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana penunjang.

Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan semangat baru dalam pelaksanaan

pembangunan yang berlandaskan nilai dasar bangsa Indonesia dan masyarakat Semarang

khususnya, yakni kegotongroyongan. Semangat baru tersebut tertuang dalam slogan

Bergerak Bersama Membangun Semarang

.

Slogan tersebut diartikan sebagai satu sikap yang terwujud dalam bentuk inisiatif dan

penuh semangat untuk menyumbangsihkan tenaga dan pikiran dalam rangka membangun

Kota Semarang. Sikap ini diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan

aparatur dan masyarakat terhadap kotanya. Melalui pernyataan ini akan timbul sikap

kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk menjaga kotanya dan melakukan inovasi dan

kreativitas dalam membangun kota dengan tidak meninggalkan budaya dan karakter lokal.

Dalam mewujudkan Visi dirumuskan 4 (empat) misi pembangunan daerah, yaitu :

1.

Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas

Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia

yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta menjunjung

tinggi budaya asli Kota Semarang.

2.

Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan

Pelayanan Publik

Penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah

secara nyata, efektif, efisien dan akuntabel dengan menerapkan prinsip-prinsip tata

kelola pemerintahan yang baik (good governance) sehingga mampu memberikan

pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi

hukum dan hak asasi manusia.

3.

Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan.

Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan

peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana, selaras, serasi,

seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

4.

Memperkuat Ekonomi

Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan

Membangun Iklim Usaha yang Kondusif

Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian

daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan

kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi

kerakyatan dansektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik di tingkat

lokal, nasional maupun internasional serta meningkatkan investasi pada sektor

industri besar untuk menyerap tenaga kerja (Penanaman Modal Asing) yang

didukung oleh keberadaan kawasan berikat, kawasan industri dan pergudangan serta

(16)

B A B I I K E B I J A K A N P E M E R I N T A H K O T A S E M A R A N G

Page 12

Untuk memudahkan pemahaman terhadap kesinambungan pembangunan setiap tahun

dalam jangka 5 (lima) tahun, maka disusun agenda atau tema pembangunan setiap

tahun di masing-masing tahap.

Atas dasar tema pembangunan inilah disusun arah kebijakan lebih jelas agar RPJMD

mudah dituangkan dalam RKPD. Selanjutnya, tahapan-tahapan dimaksud dijadikan sebagai

dasar dan disesuaikan dengan pentahapan RKPD. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

1.

Tahun 2017 : Penyiapan infrastruktur untuk mendukung Kota Metropolitan yang

sejahtera dan melayani

2.

Tahun 2018 : Pengembangan infrastruktur untuk memecahkan masalah besar

perkotaan dan daya saing SDM

3.

Tahun 2019 : Penguatan struktur ekonomi didukung oleh peningkatan sektor

perdagangan dan jasa

4.

Tahun 2020 : Pemantapan Semarang Sehat, Cerdas, Tangguh, Melayani dan

Berdaya Saing

5.

Tahun 2021 : Perwujudan Semarang Hebat

B.

STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA SEMARANG

Visi dan misi membutuhkan implementasi nyata untuk mewujudkannya melalui

penetapan serangkaian strategi pembangunan yang merupakan langkah-langkah berisikan

program-program indikatif. Rumusan strategi tersebut berupa pernyataan yang menjelaskan

bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian

arah kebijakan. Strategi pembangunan berikut ini merupakan strategi dalam RPJMD

2016-2021 dalam rangka pencapaian visi dan misi. Rumusan strategi pembangunan tersebut

adalah sebagai berikut :

1.

Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas.

Strategi untuk mewujudkan misi ini meliputi:

1)

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

2)

Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan

3)

Perluasan kesempatan kerja

4)

Pemberdayaan masyarakat miskin

5)

Pemberdayagunaan

peran

serta

masyarakat

dalam

berbagai

sektor

pembangunan

6)

Pengembangan budaya lokal

2.

Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan

Pelayanan Publik

Strategi dalam mewujudkan pemerintahan kota yang semakin handal meliputi:

1)

Reformasi birokrasi

2)

Peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik

3)

Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan

3.

Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan

Strategi dalam mewujudkan kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan

lingkungan dilaksanakan melalui pembenahan penataan kota yang berwawasan

(17)

B A B I I K E B I J A K A N P E M E R I N T A H K O T A S E M A R A N G

Page 13

4.

Memperkuat Ekonomi

Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan

Membangun Iklim Usaha yang Kondusif

Strategi penguatan perekonomian meliputi:

1)

Peningkatan Produksi Pangan

2)

Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa

3)

Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan

C.

PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

Prioritas pembangunan di tahun 2016 disusun berdasarkan kondisi, potensi,

permasalahan, dan isu strategis serta dengan berpedoman pada dokumen perencanaan

lainnya. Prioritas-prioritas tersebut adalah:

1.

Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas,

dengan

prioritas pada:

1)

Peningkatan Kualitas Pendidikan

2)

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

3)

Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan RSUD

4)

Menuju Semarang Kota Sehat

5)

Peningkatan nilai budaya masyarakat

6)

Pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin

7)

Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi Usaha Produktif Warga Miskin

8)

Pemantapan penurunan angka pengangguran

9)

Peningkatan kesetaraan & keadilan gender

2.

Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan

Pelayanan Publik ,

dengan prioritas pada:

1)

Peningkatan kualitas manajemen tata kelola pemerintahan

2)

Keterbukaan Informasi Publik

3)

Peningkatan kualitas SDM Aparatur

4)

Peningkatan sarana prasarana untuk mendukung pelayanan publik

3.

Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan,

dengan prioritas pada:

1)

Peningkatan Infrastruktur dan utilitas kota

2)

Pengendalian banjir dan rob

3)

Peningkatan Kualitas Wilayah

4)

Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut

5)

Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Hidup

6)

Pengembangan transportasi massal

7)

Peningkatan sarpras & manajemen transportasi

4.

Memperkuat Ekonomi

Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan

Membangun Iklim Usaha yang Kondusif,

dengan prioritas pada:

1)

Peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan lokal

(18)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 14

BAB III

URUSAN DESENTRALISASI

A.

RINGKASAN URUSAN DESENTRALISASI

Pola hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Negara Kesatuan

Republik Indonesia menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

Sebagai konsekuensi sebuah negara kesatuan, diperlukan adanya pembagian wewenang

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Penyerahan kewenangan kepada

Pemerintah Daerah diselenggarakan melalui desentralisasi. Sedangkan dekonsentrasi dan

tugas pembantuan diselenggarakan karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan

dapat didistribusikan dengan menggunakan asas desentralisasi.

Pemerintah Kota Semarang melaksanakan 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.

Urusan-urusan wajib dan pilihan yang dilaksanakan Pemerintah Kota Semarang akan

diuraikan pada penjelasan berikut ini :

1.

ANGGARAN BELANJA, REALISASI DAN PELAKSANA URUSAN WAJIB

NO URUSAN WAJIB DAN SKPD

ANGGARAN TAHUN 2016

PAGU ANGGARAN

REALISASI

ANGGARAN %

1.01 Urusan Wajib Pendidikan 316.949.887.000 245.515.607.675 77,46 1.02 Urusan Wajib Kesehatan 452.525.441.721 402.759.729.560 89,00 1.03 Urusan Wajib Pekerjaan Umum 680.615.880.204 555.060.022.086 81,55 1.04 Urusan Wajib Perumahan 231.938.944.490 220.252.078.765 94,96 1.05 Urusan Wajib Penataan Ruang 26.649.218.125 24.888.877.982 93,39 1.06 Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan 18.196.132.000 15.750.401.139 86.56 1.07 Urusan Wajib Perhubungan 104.551.071.765 91.580.585.955 87,6 1.08 Urusan Wajib Lingkungan Hidup 100.371.650.586 94.022.637.141 93,67 1.09 Urusan Wajib Pertanahan 150.000.000 146.806.850 97,87 1.10 Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil 6.284.602.050 6.131.344.586 97,56 1.11 Urusan Wajib Pemberdayaan Peremp dan PA 7.038.702.000 6.560.646.135 93,21 1.12 Urusan Wajib Keluarga Berencana dan KS 7.038.702.000 6.560.646.135 93,21 1.13 Urusan Wajib Sosial 22.590.345.000 18.052.590.071 79,91 1.14 Urusan Wajib Ketenagakerjaan 22.590.345.000 18.052.590.071 79,91 1.15 Urusan Wajib Koperasi dan UKM 11.365.398.000 10.832.143.325 95,31 1.16 Urusan Wajib Penanaman Modal 8.726.095.000 8.210.477.083 94,09 1.17 Urusan Wajib Kebudayaan 8.726.095.000 8.210.477.083 94,09 1.18 Urusan Wajib Pemuda dan Olah Raga 15.048.981.000 13.376.429.015 96,24 1.19 Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Poldagri 25.890.530.400 24.590.706.881 94,98 1.20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pem Um 342.147.433.249 281.410.025.556 82,25 1.21 Urusan Wajib Ketahanan Pangan 4.369.522.000 4.328.759.838 99,07 1.22 Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat 235.733.912.450 232.989.667.119 98,84 1.23 Urusan Wajib Statistik 675.000.000 661.763.600 98.04 1.24 Urusan Wajib Kearsipan

478.990.000

467.320.000 97,56

1.25 Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika 12.450.232.000 11.487.129.053 92,26 1.26 Urusan Wajib Perpustakaan

3.521.689.000

3.452.723.215

98,04

(19)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 15

2.

ANGGARAN BELANJA, REALISASI DAN PELAKSANA URUSAN PILIHAN

NO URUSAN WAJIB DAN SKPD

ANGGARAN TAHUN 2015 PAGU

ANGGARAN

REALISASI

ANGGARAN % 2.01 Urusan Pilihan Pertanian 22.427.303.000 21.538.731.071 96,04 2.02 Urusan Pilihan Kehutanan 830.868.940 816.042.800 98.22 2.03 Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral 9.194.623.940 8.203.570.100 89,22 2.04 Urusan Pilihan Pariwisata 6.581.275.000 6.332.916.478 96,22 2.05 Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan 6.581.275.000 6.332.916.478 96,22 2.06 Urusan Pilihan Perdagangan 87.377.450.000 80.837.304.865 92,52 2.07 Urusan Pilihan Industri 5.141.565.000 4.953.540.254 96,34 2.08 Urusan Pilihan Transmigrasi

Pelaksanaannya “secara mata anggaran” menempel pada Urusan Ketenagakerjaan dengan SKPD Pelaksana adalah DInas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

240.000.000 221.374.900 92,24

3.

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Untuk melaksanakan urusan-urusan pemerintahan sebagaimana tersebut di atas,

penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan tugas-tugas lainnya, Pemerintah Kota

Semarang dipimpin oleh seorang Walikota dengan dibantu oleh seorang Wakil Walikota

dan perangkat daerah. Organisasi perangkat daerah Kota Semarang terdiri dari :

a.

Sekretariat Daerah yang terdiri dari 4 Asisten, 13 Bagian dan 39 Sub Bagian sebagai

unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi Walikota Semarang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2008.

b.

Sekretariat DPRD yang terdiri dari 3 Bagian dan 9 Sub Bagian sebagai unsur staf

yang mendampingi DPRD dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi Walikota

Semarang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun

2008.

c.

Dinas Daerah yang terdiri dari 19 Dinas, sebagai unsur pelaksana urusan daerah

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008

d.

Lembaga Teknis Daerah terdiri dari 7 Badan, 3 Kantor, RSUD, Inspektorat dan

Satpol PP, sebagai unsur pendukung tugas Walikota dalam penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008.

(20)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 16

Jumlah PNS pada SKPD secara terperinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

NO UNIT KERJA 2 Sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah

0 13 26 8 47 0 47

3 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 8 Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Perempuan dan KB

0 8 96 22 126 0 126

9 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

0 30 16 5 51 0 51

10 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 15 Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika

14 73 94 10 191 0 191

16 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

1 6 44 11 62 0 62

17 Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga 7 47 51 9 114 0 114 18 Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah

0 7 42 7 56 0 56

19 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1 5 56 15 77 0 77

20 Dinas Kebakaran 0 55 40 6 101 0 101 21 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 16 89 66 7 178 0 178 22 Dinas Penerangan Jalan dan

Pengelolaan Reklame

1 31 54 8 94 0 94

23 Dinas Tata Kota dan Perumahan 6 66 97 8 177 0 177 24 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 12 44 57 9 122 0 122 25 Dinas Pasar 22 135 115 7 279 0 279 26 Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

0 17 81 10 108 0 108

27 Dinas Kelautan dan Perikanan 0 39 8 47 0 47 28 Dinas Pengelolaan Sumber Daya

Air dan Energi SDM

(21)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 17

B.

PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

1.

URUSAN WAJIB PENDIDIKAN

1.1.

PROGRAM DAN KEGIATAN

Sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun

2016 adalah

Penguatan Kualitas Pelayanan Dasar melalui Pelaksanaan Pembangunan

Yang Berkelanjutan, Inklusif dan Partisipatif Menuju Kota Semarang yang Sejahtera dan

Berbudaya

. Memperhatikan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 050/1854/SJ tanggal 14

April 2016 tentang Skala Prioritas Penyusunan RKPD Tahun 2016. Prioritas bidang

pendidikan adalah sebagai berikut :

Peningkatan Kualitas Pendidikan, yang difokuskan pada:

1.

Peningkatan kualitas dan kuantitas ruang kelas SD/MI, SMP/MTs;

2.

Peningkatan kualitas sarana prasarana sekolah (toilet, perpustakaan, tempat

olahraga, UKS, lab. IT, laboratorium, dan lain-lain);

3.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar;

4.

Pendidikan karakter siswa di sekolah;

5.

Penelusuran minat bakat siswa;

6.

Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan;

7.

Peningkatan pelaksanaan pendidikan inklusi (Pendidikan Untuk Semua-PUS);

8.

Peningkatan kualitas penyelenggaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

melalui peningkatan sarana prasarana PAUD, peningkatan mutu tenaga

pendidik PAUD, pengaturan dan penetapan regulasi PAUD;

9.

Peningkatan akses dan kualitas pendidikan luar sekolah.

Adapun Program dan Kegiatan yang dilaksanakan pada Urusan Wajib pendidikan

pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1.

Program Pendidikan Anak Usia Dini, program ini diarahkan pada kesempatan yang

sama kepada semua anak usia dini (0-6 Tahun) umumnya dan khususnya anak usia

dini (3-6 Tahun) untuk tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi dan

tahap perkembangan usianya.

2.

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, program ini diarahkan

pada peningkatkan pemerataan dan perluasan layanan pendidikan dasar yang

bermutu dan terjangkau, serta pendidikan untuk berkebutuhan khusus atau inklusi

yang meliputi SD sampai SMP juga mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar 9

(sembilan) tahun.

3.

Program Pendidikan Menengah, program ini diarahkan pada Peningkatkan kuantitas

dan kualitas pendidikan menengah umum dan kejuruan dalam upaya mewujudkan

rintisan wajib belajar pendidikan menengah 12 (dua belas) tahun, yang meliputi

SMA dan SMK

(22)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 18

aksara, putus sekolah, dan masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat

terpenuhi melalui jalur pendidikan formal serta pendidikan life skill

5.

Program Peningkatan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan, program ini

diarahkan pada pengembangan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan dalam rangka peningkatan potensi diri, pengetahuan dan

keterampilan.

1.2.

HASIL PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Sesuai dengan RPJMD Tahun 2016-2021 pada Misi 1. Mewujudkan Kehidupan

Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas, maka Pembangunan diprioritaskan pada

sasaran peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan indikator Rata-rata lama sekolah

dan harapan Lama Sekolah terdapat peningkatan. Rata-rata lama sekolah dari 10,35 tahun

meningkat menjadi 11,94 tahun dengan capaian sebesar 115,36%, sedang Harapan lama

sekolah sampai hari ini masih sama dengan tahun 2015 yaitu 14,33karena belum ada data

resmi dari BPS untuk Tahun 2016 sebagaimana terlihat data dibawah :

INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2016 REALISASI

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

1 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 10,35 11,94 115,36 10,20 2 Harapan Lama Sekolah (HLS) 14,36 14,33 99,79 14,33

Selama Tahun 2016, pelaksanaan Urusan Wajib Pendidikan menghasilkan kinerja

sebagai berikut :

a.

PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (0-6 tahun) yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untukmembantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohaniagar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebihlanjut.

Pendidikan PAUD dilayani dengan satuan pendidikan/lembaga Taman Kanak-kanak,

Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD sejenis.Salah satu indikator

keberhasilan penyelenggaraan program PAUD terutama untuk usia 3-6 tahun dapat diukur

dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD.Pada Tahun 2015 APK PAUD 60,36%

meningkat menjadi 76,78% di tahun 2016. Perkembangan PAUD dapat dilihat pada tabel

dibawah :

INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

1 APK PAUD 3-6 tahun 76,40 76,78 100,48 60,36 2 Jumlah lembaga PAUD

Holistik

- 126 100 -

3 Jumlah Siswa pada jenjang TK / RA

45.798 47.039 100 44.571

(23)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 19

Pada Tahun 2016 ini pendidikan PAUD diarahkan pada pendidikan PAUD holistik

integrative merupakan pendidikan anak usia dini yang mengintegrasikan segala aspek dan

nilai-nilai dalam pendidikan seperti nilai moral, etis, religius, psikologis, filosofis, dan

sosial dalam kesatuan yang dilakukan secara menyeluruh antara jiwa dan badan serta aspek

material dan aspek spiritual untuk memenuhi kebutuhan esensial anak. Disebut PAUD

holistik integratif karena pelayanan yang diberikan dalam PAUD holistik integratife tidak

hanya dalam satu bidang pendidikan saja, akan tetapi pelayanan yang mencakup kebutuhan

yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi, pola pengasuhan dan perlindungan untuk anak.

Satuan PAUD yang melaksanakan pendidikan PAUD Holistik Integratif meningkat pesat

pada Tahun 2016 sudah ada 126 satuan PAUD.

b.

PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN

TAHUN

Selama tahun 2016 hasil yang dicapai yang dihasilkan sangat tinggi di atas 90%. Bisa

dilihat antara lain SD berakreditasi minimal B dari target 90,00% realisasi tahun 2016

sebesar 89,65% sehingga capaian kinerja 99,61%. Demikian juga SMP berakreditasi

Minimal B target yang dipasang 85,04% realisasi tahun 2016 sebesar 81,76 capaian

kinerjanya sebesar 96,14%.

Capaian akreditasi dipengaruhi oleh : (i) sekolah SD mengalami merger (ii) Sekolah

Baru, (iii) masa berlakunya akreditasi yang harus di tinjau lagi akreditasinya. Bahkan ada

yang belum dipasang target akan tetapi tahun 2016 sudah ada realisasi. Jumlah SD yang

melaksanakan pendidikan karakter Tahun 2016 belum dipasang target akan tetapi

pendidikan karakter ada di dalam mata pelajaran yang diajarkan di setiap satuan

pendidikan. Akan tetapi ada yang capaiannya hanya 50,425% yaitu Jumlah Siswa SMP

penerima Beasiswa prestasi/Miskin, akan tetapi ini di karenakan jumlah siswa

miskin/keluarga miskin yang menerima beasiswa berkurang. Sedangkan bagi yang

berprestasi mendapatkan penghargaan pada saat menjuarai lomba prestasi baik tingkat

Kota, tingkat Provinsi, tingkat Nasional dan tingkat Internasional.

INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

1 % SD berakreditasi minimal B 90,00% 89,65% 99,61 90% 2 % SMP berakreditasi Minimal

B

85,04% 81,76% 96,14 85,4%

3 Jumlah SD yg melaksanakan

muatan local pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas

- 512 sekolah 100 -

4 Jumlah SMP yg melaksanakan

muatan local pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas dan pengembangan nasionalisme substansi

- 181 sekolah 100 -

5 Jumlah Siswa SD penerima Beasiswa prestasi/Miskin

5.712 siswa miskin

5.680 siswa miskin

(24)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 20

INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

6 Jumlah Siswa SMP penerima Beasiswa prestasi/Miskin 13 Sekolah pendidikan SD/MI

kondisi bangunan baik

93,94% 94,82% 100,93 93,36%

14 Kondisi Sekolah SMP/MTs 98,48% 98,74% 100,26 98,43% 15 Angka Kelulusan SD/MI (%) 99,98% 99,98% 100 99,98% 16 Angka Kelulusan SMP/MTs

(%)

99,82% 99,95% 100,13 99,82%

Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016

c.

PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH

Capaian yang dihasilkan pada Tahun 2016 program pendidikan menengah sangat

tinggi bisa dilihat bahwa capaian program pendidikan menengah diatas 99% atau minimal

100%. Pada sekolah berakreditasi minimal B untuk SMA dari target 69,00% realisasi tahun

2016 sebesar 73,26% sehingga capaian kinerjanya sebesar 106,17% dan untuk SMK pada

Tahun 2016 dari target 25,00% realisasi tahun 2016 sebesar 78,4% sehingga capaian

kinerjanya sebesar 313,6%. Ini dikarenakan perhitungan akreditasi SMK berdasarkan

akreditasi masing-masing jurusan atau program keahlian pada satuan pendidikan bukan di

hitung berdasar satuan pendidikan itu sendiri. Capaian kinerja dapat dilihat seperti dibawah

ini :

INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

1 % SMA berakreditasi minimal B

69,00 % 73,26 % 106,17 75,23 %

2 % SMK berakreditasi minimal B

25,00 % 78,4 % 313,6 75,23 %

3 Jumlah SMA yg melaksanakan muatan lokal pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas

- 73 % 100 -

4 Jumlah SMK yg melaksanakan muatan lokal pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas dan pengembangan nasionalisme substansi

- 89 % 100 -

5 Jumlah Siswa SMA/K penerima Beasiswa prestasi/Miskin 10 Kondisi Sekolah SMA/SMK/

MA

(25)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 21

INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

11 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%)

99,85 % 99,9 % 100,05 99,83 %

Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016

Meskipun sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pendidikan menengah akan menjadi kewenangan

Pemerintah Provinsi. Akan tetapi Pemerintah Kota Semarang Pada Tahun 2016 tetap

memperhatikan dan melaksanakan kewenangan dengan baik, ini dibuktikan dengan

besarnya hasil capaian indikator pada Tahun 2016.

d.

PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL

Program Pendidikan Non Formal memberi pelayanan pendidikan kepada warga

masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau buta aksara, putus sekolah, dan

masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui jalur pendidikan

formal serta pendidikan

life skill

.

INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

1 Jumlah Kelurahan VOKASI 14 kelurahan 14 kelurahan 100 14 kelurahan 2 Penduduk yang berusia> 15

tahun melek huruf (tidak buta aksara)

99,96% 99,96% 100 99,96%

3 Jumlah Kelembagaan PKBM (akreditasi)

- 2 kelembagaan 100 -

4 Jumlah Lembaga Kursus dan Pelatihan Rujukan

- - - -

5 Jumlah master penguji dan penguji kursus dan pelatihan mengikuti uji kompetensi

5 5 100 -

Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016

Pada Tahun 2016 jumlah kelurahan Vokasi masih sama tahun sebelumnya sebanyak

14 kelurahan, Karena mengacu pada pasal 298 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah, Untuk bisa mendapatkan bantuan hibah, lembaga dan

organisasi kemasyarakatan harus mengurus legalitas di Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia (Kemenkumham). Indikator Jumlah kelembagaan PKBM yang terakreditasi ada 2

Lembaga walaupun Tahun 2016 belum terpasang target.Jumlah master penguji dan penguji

kursus dan pelatihan mengikuti uji kompetensi hasil yang dicapai sebesar 100%.

e.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN.

(26)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 22

INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

1 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

Jenjang SD / MI 77,50 84,79 109,41 77,50 Jenjang SMP/MTs 92,41 92,29 99,87 92,41 Jenjang SMA/SMK/MA 96,30 94,89 98,54 96,30 Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016

Peningkatan kualitas pendidik (guru) dan tenaga kependidikan dilaksanakan melalui :

(i) penambahan jumlah SDM pendidik (guru) dan tenaga kependidikan; dan/atau (ii)

peningkatkan kemampuan dan kapasitas SDM pendidik (guru) dan tenaga kependidikan

(bimbingan teknis/bintek serta pelatihan-pelatihan), dan (iii) Pendidikan/penyesuaian

kualifikasi Universitas Terbuka (UT) khususnya Guru SD.

Adapun jumlah persentase kualitas dan rasio guru dipengaruh oleh 3 (tiga) faktor,

yakni: (i) usia pensiun pegawai; (ii) perpindahan pegawai; dan (iii) kematian pegawai.

f.

PROGRAM MANAJEMEN PELAYANAN PENDIDIKAN.

Pelayanan pendidikan di kota semarang pada tahun 2016 terbilang baik, ini dapat

dilihat bahwa indikator pelayanan pendidikan capaiannya selama tahun 2016 tinggi diatas

90%. Angka Partisipasi Kasar (APK) baik jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA

diatas 100%, ini menunjukkan di Kota Semarang penduduk usia sekolah semua terlayani

pendidikan sesuai jenjangnya. Sedangkan angka putus sekolah sedikit ini bisa dilihat dari

realisasinya yang lebih kecil dari target, Angka putus sekolah SD target 0,02 dan

realisasinya sebesar 0,01, sedangkan angka putus sekolah SMP realisasinya 0,04 dengan

target sebesar 0,07dan SMA/SMK/MA sebesar 0,15 target yang ingin di capai sebesar 0,32

data bisa dilihat sebagaimana di bawah :

INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

1 APM SD/MI 92,00 96,63 105,03 92,08 2 APK SD/MI 100 113,13 113,13 107,54 3 Angka putussekolah SD/MI 0,02 0,01 150,00 0,02 4 APM SMP/MTs 81,20 86,03 105,95 81,24 5 APK SMP/MTs 100 118,01 118,01 110,07 6 Angka putus sekolah SMP/MTs 0,07 0,04 142,86 0,07 7 Angka melanjutkan SMP/MTs 100 102,38 102,38 104,65 8 Rasio APM P/L SD/MI 100 91,91 91,91 91,11 9 Rasio APM P/L SMP/MTs 100 95,17 95,17 101,63 10 APM SMA/K/MA 76 88,62 116,61 76,41 11 APK SMA/K/MA 100 128,92 128,92 113,81 12 Angka putus sekolah

SMA/K/MA

0,32 0,15 153,13 0,32

13 Angka melanjutkan SMA/K/MA

100 116,06 116,06 114,95

(27)

B A B I I I U R U S A N D E S E N T R A L I S A S I

Page 23

1.3.

SKPD PENYELENGGARA URUSAN

Urusan wajib pendidikan di Kota Semarang dilaksanakan oleh dinas pendidikan dan

tugas pokok dan fungsi diatur dalam Peraturan Walikota Semarang Nomor 24 Tahun 2008

tentang tugas pokok dan fungsi dinas Pendidikan Kota semarang. Disebutkan bahwa tugas

dinas pendidikan melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

1.4.

JUMLAH PEGAWAI

Jumlah pegawai yang menangani urusan wajib pendidikan adalah dari Dinas Pendidikan

sebanyak 5.918

orang.

1.5.

ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN

Realisasi keuangan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Wajib

Pendidikan tahun 2016 sebesar :

SKPD

ANGGARAN

Dinas Pendidikan

316.949.887.000 245.515.607.675

77,46

JUMLAH

316.949.887.000 245.515.607.675

77,46

Adapun perincian pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Wajib

Pendidikan tahun 2016 sebagai berikut :

KODE

REK PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (Rp)

REALISASI ANGGARAN (Rp)

PERSEN TASE

(%) URUSAN WAJIB PENDIDIKAN 316.949.887.000 245.515.607.675 77,46 DINAS PENDIDIKAN 316.949.887.000 245.515.607.675 77,46 01 PROGRAM PELAYANAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN

13.013.758.000 12.073.324.883 92,77

002 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik

450.000.000 295.394.457 65,64 003 Penyediaan Jasa Peralatan Dan Perlengkapan

Kantor

247.500.000 234.053.870 94,57

008 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 130.000.000 129.050.000 99,27 010 Penyediaan Alat Tulis Kantor 100.000.000 98.949.500 98,95 011 Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan 125.000.000 87.774.120 70,22 012 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik /

Penerangan Bangunan Kantor

30.000.000 29.927.500 99,76

014 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 50.000.000 40.893.845 81,79 017 Penyediaan Makanan Dan Minuman 360.000.000 357.945.885 99,43 018 Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke

Luar Daerah

600.000.000 474.549.499 79,09 040 Operasional UPTD Pendidikan Kec. Smg

Selatan

354.645.000 338.926.333 95,57

041 Operasional UPTD Pendidikan Kec. Smg Utara

138.294.000 134.562.403 97,30 042 Operasional UPTD Pendidikan Kec. Smg Barat 138.193.000 137.816.967 99,73 043 Operasional UPTD Pendidikan Kec. Smg

Timur

138.238.000 137.082.612 99,16

044 Operasional UPTD Pendidikan Kec. Smg Tengah

190.519.000 189.395.400 99,41 045 Operasional UPTD Pendidikan Kec.

Gunungpati

183.899.000 170.715.232 92,83

046 Operasional UPTD Pendidikan Kec. Tugu 124.335.000 121.048.497 97,36 047 Operasional UPTD Pendidikan Kec. Mijen 105.405.000 99.450.359 94,35 048 Operasional UPTD Pendidikan Kec. Genuk 139.858.000 137.054.022 98,00 049 Operasional UPTD Pendidikan Kec.

Gajahmungkur

Gambar

GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Gambar Bercerita
TABEL KEGIATAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
tabel di bawah ini :

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami sampaikan hasil Pengadaan Langsung Kegiatan Koordinasi Perencanaan Air Minum, Drainase dan Sanitasi Perkotaan Paket Pekerjaan Belanja Jasa Lainnya Pengadaan

[r]

Standar Kompetensi : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan mampu memahami konsep dasar bioproses yang berhubungan dengan mikroorganisme, tumbuhan, hewan,

[r]

Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi logam Cu(II), ligan kurkumin, dan senyawa kompleks Cu(II)-kurkumin terhadap aktivitas ekstrak lipase pankreas terdapat pada

Dengan demikian terdapat tipe data baru bernama struct mhs , yang terdiri dari nama mahasiswa, nilai ujian tengah semester, akhir semester, nilai akhir, dan huruf mutu,

Berdasarkan Penetapan Penyedia Barang/Jasa Nomor : 183/PPBJ- SDA/2016 tanggal 28 April 2016, dengan ini diumumkan Penetapan Penyedia Barang/Jasa sebagai berikut :.. Pekerjaan

Abstrak: Pesantren merupakan lembaga pendidikan di Indonesia, yang tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun lalu, masih eksis dan dibutuhkan kehadirannya di