• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi Umum STRUKTUR PASAR ID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekonomi Umum STRUKTUR PASAR ID"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

VII. STRUKTUR PASAR

Pasar output adalah pertemuan antara permintaan output dan penawaran output. Pada sisi permintaan, pasar output mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bahwa permintaan pasar adalah penjumlahan dari permintaan konsumen yang jumlahnya banyak sekali. Namun pada sisi penawarannya, jumlah penjual bervariasi dari jumlah yang sangat banyak sampai jumlah yang sedikit, bahkan hanya satu penjual. Berdasarkan jumlah penjual yang ada, struktur pasar output dibedakan

menjadi empat, yaitu :

1). Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) : pasar dengan jumlah

penjual sangat banyak.

2). Pasar Monopoli : pasar dengan hanya satu penjual. 3). Pasar Oligopoli : pasar dengan jumlah penjual sedikit.

4). Pasar Persaingan Monopolistik : pasar dengan banyak penjual tetapi produk-produknya heterogen, sehingga masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga.

Ketiga pasar terakhir termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna ( imperfect competitive market).

7.1. Pasar Persaingan Sempurna

Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena struktur pasar ini akan dapat menjamin berlangsungnya aktivitas produksi dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Oleh karena itu dalam analisis ekonomi sering digunakan asumsi bahwa perekonomian merupakan pasar persaingan sempurna. Tetapi dalam praktek tidak mudah untuk menentukan suatu industri dapat digolongkan ke dalam pasar persaingan sempurna yang sesungguhnya (sesuai teori). Umumnya, yang ada adalah yang mendekati ciri-ciri struktur pasar tersebut. Namun, sebagai landasan teori untuk analisis ekonomi, mempelajari ciri-ciri pasar

(2)

7.1.1. Asumsi-Asumsi

Model persaingan sempurna didasari oleh asumsi-asumsi sebagai berikut: (1).Terdapat sangat banyak penjual dan pembeli. Oleh karena terdapat sangat

banyak produsen atau perusahaan, maka setiap produsen atau perusahaan hanya memasok produk sebagian kecil saja dari total produk yang ditawarkan di pasar. Pembeli juga sangat banyak sehingga secara individual mereka tidak mempunyai kekuatan monopsoni untuk mempengaruhi mekanisme di dalam pasar.

(2). Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah homogen. Pasar diartikan sebagai gabungan dari produsen yang memproduksi produk yang homogen/identik. Ini berarti bahwa antara produk dari produsen yang satu dengan produk dari produsen yang lain bersifat substitusi sempurna. Oleh karena itu, para pembeli tidak dapat membedakan produk- produk dari produsen yang berbeda.

(3). Setiap produsen adalah pengambil harga ( price taker). Implikasi dari kedua asumsi di atas adalah bahwa produsen secara individual tidak dapat mempengaruhi harga pasar yang berlaku dengan mengubah jumlah produk yang

ditawarkan. Dengan demikian setiap produsen hanya menerima harga pasar. Produsen dapat menawarkan produk berapapun jumlahnya dengan harga pasar tersebut.

(4). Perusahaan-perusahaan bebas masuk dan keluar pasar ( free entry and exit of firms). Tidak ada hambatan bagi setiap perusahaan untuk masuk ke pasar atau keluar dari pasar.

(5). Maksimisasi profit/keuntungan. Tujuan dari semua perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan. Tidak ada tujuan lain.

(6). Tidak ada regulasi dari pemerintah. Tidak ada intervensi pemerintah di dalam pasar ( seperti tarif, subsidi, pembatasan produksi, dan sebagainya). Struktur pasar di mana telah dipenuhi asumsi-asumsi di atas disebut pasar persaingan murni (pure competition). Untuk pasar persaingan sempurna (perfect competition) memerlukan asumsi-asumsi tambahan sebagai berikut.

(3)

(8). Pengetahuan sempurna ( perfect knowledge). Semua penjual dan pembeli diasumsikan mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang kondisi pasar, baik kondisi sekarang maupun yang akan datang. Dengan demikian kondisi ketidakpastian di masa mendatang dapat diantisipasi. Informasi pasar dapat diperoleh dengan mudah dan tanpa biaya.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas kita akan menganalisis ekuilibrium atau keseimbangan produsen/ perusahaan dan pasar/industri di dalam jangka pendek dan jangka panjang. Ekuilibrium produsen dicapai pada saat perusahaannya mencapai keuntungan maksimum. Ekuilibrium pasar atau industri dicapai apabila (a) semua perusahaan dalam posisi ekuilibrium, dan (b) jumlah produk semua perusahaan tersebut sama dengan jumlah permintaan semua konsumen.

7.1.2. Ekuilibrium Jangka Pendek

Analisis jangka pendek (shrot run), yaitu di mana dianggap bahwa setiap produsen tidak bisa menambah kapasitas pabriknya dan tidak mungkin bagi produsen-produsen baru masuk ke dalam pasar. Sedangkan analisis jangka panjang (long run) adalah di mana dimungkinkan adanya baik perluasan kapasitas pabrik oleh perusahaan-perusahaan yang telah ada maupun pembangunan pabrik-pabrik baru oleh pengusaha-pengusaha baru yang masuk ke pasar.

Ekuilibrium Perusahaan Jangka Pendek

Suatu perusahaan dalam kondisi ekuilibrium ketika ia mencapai keuntungan ( π ) maksimum. Keuntungan ( π ) didefinisikan sebagai perbedaan antara total cost (TC) dan total revenue (TR), sehingga dapat ditulis : π = TR – TC. Seperti telah dibahas pada Bab VI, bahwa ekuilibrium perusahaan secara grafis dapat ditunjukkan melalui dua pendekatan, yaitu (1) menggunakan kurve TR dan TC ( lihat Gb. 7.1), dan (2) menggunakan kurve MR dan MC (lihat Gb. 7.2)

(4)

ini konstan dan sama dengan harga pasar, karena semua unit output dijual pada harga yang sama.

Dengan demikian, MR = AR = Pq. Perusahaan mencapai keuntungan maksimum pada penjualan output Qe, di mana jarak vertikal antara kurvr TR dan kurve TC paling lebar. Pada penjualan output di bawahnya atau di atasnya, total keuntungan

tidak maksimum. Pada penjualan di bawah QA ( disebelah kiri titik A) dan di atas QB (disebelah kanan titik B) perusahaan menderita kerugian.

Di dalam Gb. 7.2. ditunjukkan kurve-kurve marginal cost (MC), average cost (AC) dan kurve permintaannya (D ).

Biaya (C) TC Penerimaan (R) TR

B

Keuntungan Maksimum

A

0 QA Qe QB

Gb. 7.1. Kondisi Ekuilibrium dengan Kurve TR dan TC

Biaya (C) Harga (Pq)

SMC( Short-run Marginal Cost)

e’ e SATC ( Short-run Average Total Cost) Pq D = MR = Pq

A B

(5)

Dalam persaingan sempurna kurve permintaan adalah juga kurve AR dan kurve MR. Kurve MC memotong kurve ATC pada titik minimumnya. Perusahaan mencapai keuntungan maksimum pada tingkat penjualan output di mana MR = MC, yaitu pada titik e, di mana kurve MC memotong kurve MR. Di sebelah kiri titik e, belum mencapai keuntungan maksimum, karena setiap penjualan unit output di sebelah kiri Qe masih memberikan keuntungan yang lebih tinggi dari marginal costnya. Di sebelah kanan Qe, biaya setiap tambahan unit output lebih tinggi dari penerimaan (revenue) yang diperoleh dari penjualannya, sehingga total keuntungan berkurang dan dapat menderita kerugian. Dari bahasan ini dapat ditarik kesimpulan :

(a) Jika MC < MR total keuntungan belum maksimum, perusahaan harus meningkatkan outputnya.

(b) Jika MC > MR tingkat keuntungan menjadi menurun, perusahaan harus menghentikan produksinya.

(c) Jika MC = MR tingkat keuntungan jangka pendek adalah maksimum.

Jadi syarat pertama untuk ekuilibrium perusahaan dalam jangka pendek adalah MR = MC. Namun, syarat ini belum cukup, karena pada kondisi di mana MR = MC belum tentu perusahaan dalam kondisi ekuilidrium. Dalam Gb. 7.2. pada titik e’, di

mana syarat MR = MC juga terpenuhi, tetapi perusahaan tidak dalam kondisi ekuilibrium, karena keuntungan maksimum pada tingkat output Qe > Qe’. Oleh karena itu, kondisi ekuilibrium membutuhkan syarat kedua yaitu bahwa pada saat berpotongan dengan kurve MR, MC menaik. Jadi, kurve MC memotong kurve MR harus dari bawah. Pada titik e, slope MC positif, sedangkan slope MR = 0, berarti slope MC > slope MR. Dengan demikian, syarat ekuilibrium perusahaan dalam jangka pendek adalah : (1) MC = MR dan (2) slope MC > slope MR.

(6)

kasus demikian, perusahaan hanya akan meneruskan produksinya jika masih mampu menutup biaya variabelnya.

Dengan kata lain, perusahaan akan menghentikan produksinya ketika perusahaan menderita kerugian minimum. Titik di mana perusahaan dalam kondisi menutup biaya variabelnya disebut “closing-down point” atau dapat disebut sebagai titik di mana perusahaan menghentikan produksinya. Dalam Gb. 7.5 “closing-down point” perusahaan ditandai oleh titik w. Jika harga turun di bawah Pw perusahaan tidak dapat menutup biaya variabelnya dan lebih baik menutup perusahaan.

Kurve Penawaran Perusahaan dan Industri

Kurve penawaran perusahaan adalah juga kurve MC yang menaik dan terletak di atas AVC. Pada Gb. 7.5 , kurve penawaran adalah kurve SMC mulai dari titik w ke kanan. Di bawah harga Pw output (Q) yang ditawarkan perusahaan adalah nol. Sepanjang harga naik diatas Pw, output yang ditawarkan akan naik. Kurve SMC menunjukkan volume-volume output (Q) yang dipilih oleh produsen untuk

Pq(Harga) Pq C (biaya) C

SMC SMC SATC

SATC F C

Pq e MR Pq e MR

A B

0 Qe Q 0 Qe Q Gb. 7.3. Excess Profit Gb. 7.4 Loss Profit

Pq C

SMC SATC

SAVC = short-run average variable cost

Pw W

SAFC = short-run average fixed cost 0 Qw Q

(7)

setiap tingkat harga. Sedangkan kurve penawaran juga kurve yang menunjukkan volume-volume output (Q) yang ditawarkan oleh seorang produsen pada berbagai tingkat harga. Jadi kurve SMC = kurve penawaran perusahaan.

Kurve penawaran industri atau pasar adalah penjumlahan horizontal dari kurve-kurve penawaran perusahaan. Sebagai contoh hanya ada dua perusahaan, A dan B di dalam pasar maka kurve penawaran pasar dapat digambarkan sebagai berikut (Gb. 7.6).

Ekuilibrium Pasar Jangka Pendek

Ekuilibrium pasar tercapai bila volume output yang ditawarkan seluruh produsen di pasar sama dengan volume output yang dibutuhkan oleh seluruh konsumen. Kondisi ini secara grafis ditunjukkan oleh titik perpotongan antara kurve penawaran pasar dengan kurve permintaan pasar. Bagaimana pencapaian posisi ekuilibrium pasar persaingan sempurna , di mana terbentuk harga pasar dan kemudian para produsen menyesuaikan tingkat produksinya dengan harga tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut (Gb. 7.7). Arah pencapaian ekuilibrium pada Gb 7.7 tersebut dapat dijelaskan menggunakan bagan sebagai berikut:

Rp Rp Rp

SMCA=SA SMCB = SB S Pw3 d Pw3 e Pw3 d+e

Pw2 b Pw2 c Pw2 b+c

Pw1 a Pw1 a

0 Qa Qb Qd Q 0 Qc Qe Q 0 Qa Qbc Qde Q

Gb. 7.6a Gb. 7.6b Gb. 7.6c

Penawaran perusahaan A Penawaran perusahaan B Penawaran Pasar/Industri

Ekuilibrium pasar

( S >< D ) Harga Pasar

Kurve Permintaan Perusahaan

(8)

7.1.3. Ekuilibrium Jangka Panjang

Dalam jangka panjang ada kemungkinan perluasan ( atau penciutan) kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam pasar.

Kedua faktor tersebut mengakibatkan adanya penambahan atau pengurangan volume output yang ditawarkan di pasar. Perusahaan-perusahaan yang telah ada akan menambah kapasitas produksi dan perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke

dalam pasar apabila perusahaan-perusahaan tersebut akan dapat memperoleh keuntungan (excess profit). Keuntungan ini dapat diperoleh apabila harga yang berlaku (jangka pendek) melebihi biaya rata-rata jangka panjang (Long Run Average Cost = LAC). Jadi jika P > LAC maka perusahaan-perusahaan yang ada akan memperluas kapasitas produksinya dan atau perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar.

Adanya perluasan kapasitas produksi dan pendirian pabrik-pabrik baru tersebut akan menyebabkan bertambahnya volume output yang ditawarkan di pasar dan selanjutnya menyebabkan harga turun. Hal ini secara grafis, ditandai dengan bergesernya kurve penawaran pasar ke kanan dan turunnya harga. Bila harga turun sampai tingkat di mana P = LAC, maka tidak ada lagi insentif bagi perusahaan-perusahaan untuk menambah kapasitas produksi maupun perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan baru membangun pabrik-pabrik , karena pada saat ini tidak ada keuntungan lebih

Harga Harga

S SMC

SATC P* - P = MR

D

0 Q* Q 0 Q” Q

(9)

( excess profit). Yang ada hanya keuntungan normal, yaitu keuntungan yang sudah termasuk dihitung dalam LAC. Jadi, keuntungan normal diperoleh pada tingkat output di mana P = LAC. Dengan demikian pada kondisi di mana P = LAC, tidak ada lagi penambahan kapasitas produksi dan pendirian pabrik baru. Pada kondisi ini baik pasar maupun perusahaan akan berada dalam posisi ekuilibrium (lihat Gb. 7.8).

Proses : Mula-mula harga pasar ditentukan oleh ekuilibrium jangka pendek, perpotongan kurve S dan D, menghasilkan harga pasar P.---> Pada harga ini ada keuntungan lebih ( excess profit) karena P > LAC. --> ada penambahan kapasitas

produksi dan pendirian pabrik baru sehingga penawaran output di pasar naik, --> S bergeser kekanan menjadi S1, --> harga menjadi turun ke P1, -->P1= LAC, -->baik pasar maupun perusahaan dalam kondisi ekuilibrium jangka panjang.

7.2. Monopoli

Struktur pasar yang bertentangan dengan pasar persaingan sempurna adalah monopoli. Monopoli adalah struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual, tidak ada substitusi produk yang mirip (close substitute), dan terdapat hambatan masuk ( barriers to entry) ke pasar.

Ciri-ciri pasar monopoli dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1). Hanya ada satu penjual. Karena hanya ada satu penjual maka pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Dalam hal ini pembeli hanya menerima syarat-syarat jual-beli yang ditentukan penjual.

P P C

S S1 LMC LAC

P P

P1 P1 D

0 Q 0 Q Pasar Perusahaan

(10)

(2). Tidak ada substitusi produk yang mirip. Misalnya, aliran listrik. Aliran listrik tidak mempunyai pengganti dari barang lain. Ada barang pengganti tetapi sifatnya berbeda, misalnya, lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat menggantikan fungsi aliran listrik untuk menyalakan TV, seterika, dan sebagainya.

(3). Terdapat hambatan masuk ke pasar. Hambatan ini bisa berbentuk undang-undang, memerlukan teknologi yang canggih, dan memerlukan modal yang sangat besar.

(4). Sebagai penentu harga ( price setter). Dengan mengendalikan tingkat produksi dan volume produk yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga yang dikehendaki.

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya monopoli adalah :

(1). Memiliki bahan mentah strategis atau pengetahuan teknis produksi yang spesifik. Perusahaan monopoli umumnya menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah yang tersedia. Sebagai contoh, Pertamina.

(2). Hak paten produk atau proses produksi. Dengan pemberian hak paten akan

melidungi perusahaan atau pihak-pihak pencipta suatu produk dari peniruan pihak-pihak lain.

(3). Terdapat skala ekonomis. Pada beberapa kegiatan ekonomi, dengan

(11)

4). Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah. Melalui peraturan pemerintah, dapat diberikan kekusaan monopoli kepada perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga tertentu.

7.2.1. Hubungan Antara Permintaan, MR, dan TR

Untuk melakukan analisis keuntungan atau analisis keseimbangan pada pasar monopoli, terlebih dahulu perlu memahami hubungan antara nilai penjualan total ( total revenue = TR), permintaan ( nilai penjualan rata-rata = average revenue = AR) , dan nilai penjualan marginal ( marginal revenue = MR).

Permintaan Pada Pasar Monopoli

Karena produsen monopoli adalah satu-satunya produsen di dalam pasar, maka kurve permintaan yang dihadapi adalah juga kurve permintaan pasar dan juga merupakan nilai penjualan rata-ratanya. Kurve permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen dapat mempengaruhi harga pasar dengan jalan menjual barang produksinya lebih sedikit atau lebih banyak. Oleh karena itu, untuk mencapai keuntungan maksimum, perusahaan monopoli selain harus menentukan jumlah barang yang dijual juga harus menentukan harga jualnya. Berbeda dengan pasar persaingan sempurna, di mana perusahaan tidak dapat menentukan harga jual. Perbedaan lain dengan pasar persaingan sempurna adalah bahwa dalam monopoli, keseimbangan perusahaan adalah juga keseimbangan pasar. Perbedaan permintaan antara perusahaan monopoli dan perusahaan bersaing dapat dijelaskan dengan grafik 7.9 di bawah ini.

Harga Harga

D ( Permintaan) D ( Permintaan )

(12)

Pada Gb. 7.9.a. terlihat bahwa kurve permintaan perusahaan monopoli bersifat turun dari kiri atas ke kanan bawah karena pengusaha monopoli dapat menentukan harga sesuai dengan jumlah produk yang dijual. Sedang pada Gb. 7.9.b terlihat bahwa kurve permintaan perusahaan bersaing berbentuk garis yang sejajar dengan sumbu horizontal karena pengusaha bersaing tidak dapat menentukan harga jual.

Secara matematis perbedaan tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan-persamaan berikut:

Pada perusahaan monopoli berlaku rumus :

Q = f ( P ) dan P= g ( Q ) ( 1 ) Pada perusahaan bersaing berlaku rumus :

Q = f ( P ) tetapi P ≠ g (Q) ( 2 )

Dimana P adalah harga satuan produk dan Q adalah jumlah produk yang dihasilkan dan dijual. Rumus ( 1 ) menunjukkan bahwa pada perusahaan monopoli, jumlah produk yang dihasilkan dapat ditentukan oleh harga jual dan sebaliknya harga jual dapat ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan. Sedang rumus ( 2 ) menunjukkan bahwa pada perusahaan bersaing, baik bersaing murni maupun

bersaing sempurna, jumlah barang yang dihasilkan ditentukan oleh harga jual tetapi harga jual tidak ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan.

Nilai Produk Penjualan Total(Total Revenue = TR)

Nilai produk penjualan total (TR) pada perusahaan monopoli sangat berbeda dengan TR pada perusahaan bersaing. TR perusahaan bersaing berupa garis lurus miring dari kiri bawah ke kanan atas melalui titik pangkal (origin), karena setiap penambahan jumlah produk yang dihasilkan akan selalu memperbesar TR. Sedangkan TR pada perusahaan monopoli berbentuk parabola atau dikenal sebagai huruf U terbalik, karena setiap penambahan jumlah produk yang dihasilkan tidak selalu memperbesar TR, melainkan mula-mula makin besar sampai pada titik maksimum, kemudian setelah mencapai titik maksimum TR terus menurun sampai titik nol dan jika jumlah produk terus ditambah maka TR menjadi negatif.

(13)

Secara matematis, perbedaan tersebut dapat pula dijelaskan sebagai berikut. Pada perusahaan monopoli :

TR = P Q ( 3 )

Dimana P = harga jual produk dan Q = jumlah produk yang dijual. Karena Q = f (P) dan P = g (Q) , maka TR dipengaruhi oleh harga jual dan jumlah produk yang dijual. Apabila Q bertambah besar maka P bertambah kecil, sehingga TR tidak selalu

bertambah besar, tetapi dapat bertambah kecil hingga bernilai nol dan negatif. Oleh karenanya kurve TR berbentuk parabola. Secara matematis dapat dibuktikan bahwa kurve TR berbentuk parabola. Misalkan, dipunyai fungsi permintaan monopoli adalah sebagai berikut:

Q = 25 – ¼ P ( a )

Karena P juga fungsi dari Q, maka persamaan ( a ) dapat pula ditulis: P = 100 – 4 Q ( b )

Apabila nilai P pada persamaan ( b ) dimasukkan ke dalam persamaan ( 3 ) di atas, maka :

TR = (100 – 4Q) Q = 100 Q – 4Q2 ( c )

Dengan demikian terbukti bahwa persamaan ( 3) merupakan fungsi pangkat dua, yang berarti TR berbentuk parabola.

TR ( Rp) TR (Rp.)

TR

TR

(14)

Pada perusahaan bersaing : TR = PQ ( 4 )

Karena P adalah konstan maka TR hanya ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan (Q). Ini berarti bahwa semakin banyak jumlah produk yang dijual akan semakin besar TR sehingga kurvenya berupa garis lurus berslope positif.

Nilai Penjualan Produk Rata-Rata (AR) dan Nilai Penjualan Marginal (MR)

AR dan MR pada perusahaan monopoli dan pada perusahaan bersaing juga berbeda ( lihat grafik pada Gb. 7.11).

Pada Gb. 7.11.a. terlihat bahwa pada perusahaan monopoli kurve nilai penjualan rata-rata (AR) sama dengan kurve permintaan D. Sedangkan kurve nilai penjualan marginal (MR) merupakan kurve tersendiri. Gb. 7.11.b menunjukkan bahwa pada perusahaan bersaing kurve AR dan MR sama dengan kurve permintaan dan juga sama dengan harga pasar yang berlaku.

Secara matematis AR dan MR perusahaan monopoli dapat dirumuskan sebagai berikut:

Fungsi permintaan (D) dapat dirumuskan : P = f (Q), dimana f’ (Q) < 0 ( 5 ) ∂PQ

Jadi, TR = PQ = Q f (Q) dan MR = --- = f (Q) + Q f’(Q) ( 6 ) ∂Q

Harga (Rp) Harga (Rp.)

P

D ( Permintaan) = AR

P1 P P = AR = MR = D

MR

(15)

Hubungan MR dan Elastisitas Permintaan :

∂Q P 1 P P ∂ P E = - --- --- = - --- --- = --- ; f’(Q) = --- ∂P Q f’(Q) Q Q f’(Q) ∂ Q

Q f’(Q) 1

Karena P = f(Q) maka MR = P ( 1 + --- ) = P ( 1 - --- ) ( 7 ) P E

Dari persamaan ( 7 ) dapat disimpulkan : 1). Jika E > 1 maka MR positif

2). Jika E = 1 maka MR = 0

3). Jika E < 1 maka MR negatif.

Dalam kasus kurve permintaan dan MR bersifat linier seperti pada Gb. 7.11.a

maka permintaan akan menurun secara monoton dan MR akan lebih kecil dari harga untuk setiap jumlah penjualan (Q) yang lebih besar dari nol. Tingkat penurunan MR dua kali dari tingkat penurunan harga. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut: Misalkan dipunyai fungsi permintaan : P = a – b Q

TR = PQ = (a – b Q ) Q = a Q – b Q2 ∂ TR

MR = --- = a – 2 b Q ∂Q

Jadi, slope kurve MR ( - 2 b ) dua kali lebih besar dari pada slope kurve permintaan ( - b ).

(16)

7.2.2. Keseimbangan atau Maksimisasi Keuntungan Monopol Jangka Pendek

Analisis keuntungan dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu (1) pendekatan TR-TC, dan (2) pendekatan MR-MC.

7.2.2.1. Pendekatan TR-TC

Dalam jangka pendek, pengusaha monopoli akan mencapai keuntungan maksimum jika ia memproduksi dan menjual pada tingkat output di mana perbedaan positif antara TR dan TC adalah paling besar. Atau ia meminimumkan kerugian jika perbedaan negatif antara TR dan TC paling kecil. Secara grafis, keuntungan maksimum pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan dalam Gb. 7.13 berikut.

TR

TR

Jumlah Produk (Q) Harga (P)

E > 1

E = 1

E < 1

MR D ( Permintaan) = AR

O Jumlah Produk (Q)

(17)

Pada Gb. 7.13 terlihat bahwa disebelah kiri titik A dan disebelah kanan titik B, TC berada diatas TR, berarti biaya total melebihi nilai penjualan total sehingga perusahaan menderita kerugian. Dengan kata lain, keuntungan hanya diperoleh antara titik A dan titik B.

7.2.2.2. Pendekatan MR-MC

Sesuai dengan dalil keuntungan, bahwa keuntungan maksimum akan dicapai

(18)

Dari Gb. 7.14 terlihat bahwa ekuilibrium jangka pendek terjadi pada titik E dimana MC = MR. Pada kondisi ini produk yang dijual adalah 0Q* dengan harga 0P* dan rata-rata biaya total 0C* ( = C*B ). Keuntungan per unit adalah 0P* – 0C* = P*C* Sehingga keuntungan monopoli jangka pendek adalah P*C* x 0Q* = P*ABC* ( luas terarsir).

Jika Gb. 7.14 menggambarkan kondisi pasar bersaing, maka titik ekuilibrium adalah pada titik F, dimana kurve permintaan berpotongan dengan MC yang berarti MC = P ( syarat ekuilibrium pasar bersaing). Dengan demikian pasar bersaing akan menurunkan harga dan memperbesar jumlah produk .

7.2.2. 3. Pendekatan Matematis

Keuntungan (π ) adalah nilai penjualan total ( TR ) dikurangi biaya total (TC) atau dapat ditulis :

π = TR – TC ( 8 ) Karena TR = P Q, maka π = P Q – TC

Karena Q = f ( P ) dan P = f ( Q ) dan syarat tercapainya keuntungan maksimum

∂π ∂π ∂ P ∂ Q ∂ TC adalah --- = 0, maka --- = Q --- + P --- - ---

∂ Q ∂ Q ∂ Q ∂ Q ∂ Q

Agar tercapai keuntungan maksimum maka :

∂ P ∂ Q ∂ TC Q --- + P --- - --- = 0

∂ Q ∂ Q ∂ Q

∂ P ∂ Q ∂ TC Karena Q --- + P --- = MR ( lihat rumus 5 dan 6) dan --- = MC

∂ Q ∂ Q ∂ Q

maka MR – MC = 0 atau

MR = MC ( 9 )

Persamaan ( 9 ) merupakan syarat tercapainya keuntungan maksimum atau kondisi keseimbangan pada perusahaan monopoli. Syarat ini juga berlaku bagi perusahaan bersaing, namun karena pada perusahaan bersaing berlaku ketentuan MR = AR = P maka syarat tercapainya keuntungan maksimumnya menjadi MC = P.

(19)

7.2.3. Keseimbangan Dalam Jangka Panjang

Pada perusahaan bersaing dalam jangka panjang hanya memperoleh keuntungan normal, dimana harga produk sama dengan biaya total rata-rata minimum. Namun, pada perusahaan monopoli dalam jangka panjang masih dapat memperolek kuntungan yang melebihi normal. Untuk menjelaskan analisis keseimbangan monopoli dalam jangka panjang , dapat dilihat Gb. 7.15 beikut.

Keterangan :

D : Kurve permintaan jangka pendek dan jangka panjang MR : Marginal Revenue jangka pendek dan jangka panjang SMC : Short-run Marginal Cost

SAC : Short-run Average Total Cost LMC : Long-run Marginal Cost LAC : Long-run Average Total Cost

Dalam jangka pendek perusahaan monopoli mencapai keadaan keseimbangan pada saat memproduksi dan menjual produk sebanyak Q1 dengan harga jual P1 dan biaya total rata-rata C1. Dalam jangka panjang perusahaan monopoli akan mencapai keadaan keseimbangan pada saat memproduksi dan menjual produk sebanyak Q2 dengan harga jual P2 dan biaya total rata-rata C2. Jadi jelas bahwa dalam jangka panjang, perusahaan monopoli masih memperoleh keuntungan di atas normal karena harga produk masih diatas biaya total rata-ratanya ( OP2 > OC2).

Hatga dan Biaya

SMC

P1 SAC LMC C1

P2

C2 LAC

D

MR

(20)

7.3. Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis bentuk pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh karena itu sifat-sifat bentuk pasar ini mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli dan sifat pasar persaingan sempurna. Secara umum, pasar persaingan monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu pasar di mana terdapat banyak produsen/penjual yang menghasilkan dan menjual produk yang berbeda coraknya ( differentiated product). Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik selengkapnya adalah sebagai berikut:

1). Terdapat banyak penjual. Terdapat banyak penjual tetapi tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna. Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai ukuran yang relatif sama.

2). Produknya tidak homogen ( berbeda corak). Produk perusahaan persaingan monopolistik berbeda coraknya dan secara fisik mudah untuk membedakan antara produk perusahaan yang satu dengan produk perusahaan lainnya. Sifat ini

adalah sifat yang penting untuk membedakannya dengan sifat pada pasar persaingan sempurna. Perbedaan-perbedaan lain dapat berupa pembung-kusannya, cara pembayaran dalam pembelian, pelayanan penjualan, dan

sebagainya. Karena perbedaan corak tersebut maka produk perusahaan-perusahaan persaingan monopolistik tidak bersifat substitusi sempurna. Mereka hanya bersifat substitusi dekat ( close substitute) . Perbedaan-perbedaan inilah yang menjadi sumber kekuatan monopoli dari perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik.

(21)

Sebaliknya jika suatu perusahaan menurunkan harga, belum tentu diikuti oleh kenaikan permintaan produk yang dihasilkan.

4). Masuk ke dalam industri/pasar relative mudah. Masuk ke dalam pasar persaingan monopolistik tidak seberat masuk pasar monopoli dan oligopoly tetapi tidak semudah masuk pasar persaingan sempurna. Hal ini disebabkan , (1) modal yang diperlukan relatif besar dibandingkan dengan perusahaan pada pasar persaingan sempurna dan (2) harus menghasilkan produk yang berbeda dengan produk yang sudah ada di pasar.

5). Persaingan promosi penjualan sangat aktif. Dalam pasar persaingan monopolistik harga bukan penentu utama besarnya pasar. Suatu perusahaan mungkin menjual produknya dengan harga cukup tinggi tetapi masih dapat menarik banyak pelanggan. Sebaliknya mungkin suatu perusahaan menjual produknya dengan harga yang cukup murah tetapi tidak banyak menarik pelanggan. Oleh karena itu untuk menarik para pelanggan, perusahaan harus aktif melakukan promosi, memperbaiki pelayanan, mengembangkan desain produk, meningkatkan mutu produk, dan sebagainya.

7.3.1. Keseimbangan Jangka Pendek

Kurve permintaan perusahaan persaingan monopolistik merupakan peralihan

dari kurve permintaan perusahaan persaingan sempurna dan kurve permintaan perusahaan monopoli. Jadi, kurve tersebut sedikit miring dari kiri atas ke kanan bawah. Ini berarti bahwa elastisitas permintaannya lebih kecil dari elastisitas permintaan perusahaan persaingan sempurna tetapi lebih besar dari elastisitas permintaan perusahaan monopoli. Analisis keseimbangan pada perusahaan persaingan monopolistik sama dengan analisis pada perusahaan monopoli. Bedanya, permintaan yang dihadapi perusahaan monopoli adalah seluruh permintaan pasar, sedang yang dihadapi perusahaan persaingan monopolistik adalah sebagian dari permintaan pasar.

(22)

Gb. 7.16.a menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan maksimum pada tingkat produksi dan penjualan sebesar Q dan tingkat harga sebesar P karena pada keadaan ini terpenuhi dalil keuntungan ( MR = MC ). Luas PABC menunjukkan jumlah keuntungan maksimum yang diperoleh. Gb. 7.16.b menunjukkan bahwa kerugian minimum pada tingkat produksi dan penjualan sebesar Q1 dan tingkat harga P1. Kerugian minimum sebesar P1ABC1.

Harga dan Biaya

MC

P A

ATC C B

D

MR

0 Q Jumlah Produk Gb. 7.16.a Perusahaan Memperoleh Keuntungan

Harga dan Biaya

MC P1 A

ATC C1 B

D

MR

0 Q1 Jumlah Produk Gb. 7.16.b Perusahaan Mengalami Kerugian

(23)

7.3.2. Keseimbangan Jangka Panjang

Perolehan keuntungan diatas normal seperti ditunjukkan dalam Gb. 7.16.a, mengundang masuknya perusahaan-perusahaan baru. Akibatnya, setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang lebih sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti bahwa masuknya perusahaan-perusahaan baru mengakibatkan kurve permintaan dan tentunya juga kurve MR perusahaan persaingan monopolistik bergeser ke kiri. Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan berlangsung terus sehingga perusahaan hanya menerima keuntungan normal. Jadi, dalam jangka panjang, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik hanya menerima keuntungan normal, seperti halnya perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Gb. 7.17 menunjukkan keseimbangan perusahaan persaingan monopolistik dalam jangka panjang.

Gb. 7.17 menunjukkan bahwa PL adalah sama dengan biaya total rata-rata (ATC) yang berarti perusahaan memperoleh keuntungan normal. Sifat perusahaan persaingan monopolistik ketika memperoleh keuntungan normal berbeda dengan sifat perusahaan persaingan sempurna yang juga ketika memperoleh keuntungan normal. Perbedaan tersebut adalah (1) harga jual produk dan biaya produksi pada perusahaan persaingan monopolistik lebih tinggi dibanding pada perusahaan persaingan sempurna, dan (2) kegiatan produksi pada perusahaan persaingan

Harga dan Biaya

MC ATC

E PL

D

MR

(24)

monopolistik belum mencapai tingkat optimal ( tingkat produksi dengan biaya per unit paling rendah).

Sebaliknya jika perusahaan menderita kerugian minimum seperti ditunjukkan dalam Gb. 7.16.b, maka ia akan keluar dari pasar. Akibatnya, jumlah perusahaan dalam pasar semakin sedikit sehingga jumlah permintaan yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang masih ada menjadi lebih besar. Ini berarti bahwa kurve permintaan akan bergeser ke kanan. Kejadian keluarnya perusahaan dari pasar akan berlangsung terus sampai perusahaan memperoleh keuntungan normal seperti ditunjukkan dalam Gb. 7.17. Dalam keadaan seperti ini tidak ada lagi perusahaan yang masuk ke pasar dan juga tidak ada lagi yang keluar dari pasar. Oleh karena itu Gb. 7.17 tersebut menunjukkan keseimbangan jangka panjang perusahaan persaingan monopolistik.

Sifat-sifat perusahaan persaingan monopolistik demikian tentu akan merugikan masyarakat, karena seandainya mereka beroperasi seperti perusahaan persaingan sempurna maka masyarakat konsumen akan dapat membeli produk dengan harga yang lebih rendah dan jumlah produk yang lebih banyak.

7.4. Pasar Duopoli dan Oligopoli

Duopoli adalah keadaan di mana hanya ada dua perusahaan yang menguasai pasar. Oleh karena itu setiap tindakan yang dilakukan oleh pengusaha yang satu

akan mempengaruhi kebijakan pengusaha lainnya, baik dalam hal menentukan harga, kapasitas produksi, kualitas produk, dan sebagainya. Apabila produk yang dihasilkan oleh pengusaha duopoli homogen, maka pasar dinamakan duopoli murni ( pure duopoly) . Apabila produk yang dihasilkan tidak homogen tetapi bersifat dapat mensubstitusi, maka pasar dinamakan duopoli yang dibedakan ( differentiated duopoly).

(25)

7.4.1. Duopoli

Pasar duopoli jarang sekali ditemukan dalam kenyataan. Oleh karena itu teori pasar duopoli lebih banyak menggunakan asumsi-asumsi, bahkan ada yang perlu dikhayalkan. Namun, teori duopoli sangat berguna sebagai dasar bagi penyusunan teori pasar oligopoli.

Teori pasar duopoli, pertama kali dikemukakan oleh ekonom Perancis

Antoine Augustin Cournot pada tahun 1838 dalam karangannya berjudul “

Researches into the Mathematical Principles of the Theory of Wealth”. Teori Cournot banyak dikrikik oleh ahli-ahli ekonomi, terutama tentang asumsi-asumsinya karena dianggap tidak masuk akal. Betrand-Edgeworth juga telah membuat teori duopoli yang dapat dianggap sebagai penyempurnaan teori Cournot.

Untuk analisis pasar duopoli dapat digambarkan sebagai berikut. Misalnya, hanya ada pengusaha A dan pengusaha B yang menguasai pasar produk tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan pengusaha A akan mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pengusaha B dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu untuk dapat meramalkan dengan baik tentang tindakan yang akan dilakukan oleh pengusaha

pesaingnya maka pengusaha duopoli harus selalu memperhatikan perilaku pengusaha pesaingnya tersebut. Untuk hal ini tentu tidak mudah.

Teori duopoli disusun berdasarkan asumsi-asumsi tentang perilaku

pengusaha-pengusaha pesaing. Dengan demikian apabila asumsi-asumsi itu diubah, tentu akan muncul teori baru. Inilah yang menyebabkan adanya berbagai teori duopoli, karena asumsi-asumsi yang digunakan oleh para ahli yang menyusun teori berbeda.

Teori Duopoli Cournot

Dalam teori ini dua pengusaha duopoli menghasilkan produk yang homogen. Asumsi pokok yang digunakan adalah pada waktu pengusaha duopoli memaksimumkan keuntungannya, jumlah produk yang dihasilkan oleh pesaingnya tidak tergantung dari jumlah produk yang dihasilkan oleh pengusaha yang pertama.

Analisis keseimbangan dengan teori Cournot adalah sebagai berikut. Misalkan fungsi permintaan pasar dinyatakan sebagai :

(26)

dimana p = harga produk homogen yang dijual

q1 = jumlah produk yang dihasilkan pengusaha duopoli A q2 = jumlah produk yang dihasilkan pengusaha duopoli B. Keuntungan dari masing-masing pengusaha duopoli tersebut adalah:

Π1 = p q1 – c1 ( c.2 )

Π2 = p q2 – c2 ( c.3 )

Dimana Π1 = keuntungan pengusaha duopoli A Π2 = keuntungan pengusaha duopoli B c1 = biaya produksi perusahaan A c2 = biaya produksi perusahaan B

pq1 = nilai penjualan total ( total revenue = TR) pengusaha duopoli A pq2 = nilai penjualan total ( TR ) pengusaha duopoli B.

Untuk memaksimumkan keuntungan pengusaha duopoli berlaku ketentuan :

∂Π1 ∂ pq1 ∂ c1 ∂p

--- = --- - --- = p + q1 --- - MC1 = 0 (c.4)

∂q1 ∂q1 ∂q1 ∂q1

∂Π2 ∂ pq2 ∂ c2 ∂p

--- = --- - --- = p + q2 --- - MC2 = 0 (c.5)

∂q2 ∂q2 ∂q2 ∂q2

Ini berarti bahwa masing-masing pengusaha tersebut harus menyamakan nilai produk marginal (MR) dengan biaya marginal (MC). Sehingga MR1 = MC1 dan MR2 = MC2.

Dalam analisis Cournot, masing-masing pengusaha duopoli memaksimumkan keuntungan berkaitan dengan tingkat produk yang dihasilkan. Jadi, MR pengusaha duopoli tidak perlu sama karena jumlah produk yang dihasilkan tidak sama. Karena ∂q2 ∂q2

q = q1 + q2 dan --- = --- = 1 maka ∂q2 ∂q2

∂ (pq)i ∂p

MR duopoli : --- = p + qi --- dimana i = 1 , 2. ∂q ∂q

(27)

∂ (pq)1 ∂p

--- = p + q1 --- = MR1 ∂q ∂q

∂ (pq)2 ∂p --- = p + q2 --- = MR2 ∂q ∂q

Dengan anggapan kurve permintaan berslope negatif ( ∂p/∂q < 0), berarti bahwa pengusaha duopoli dengan jumlah produk yang lebih besar akan mempunyai MR lebih kecil.

Pasar duopoli akan mencapai keseimbangan apabila jumlah q1 dan q2 sedemikian rupa sehingga masing-masing pengusaha duopoli akan mencapai keuntungan maksimum. Proses pemecahan untuk keseimbangan tersebut adalah dengan memecahkan persamaan-persamaan (c.4 ) dan ( c.5) untuk memperoleh nilai q1 dan q2. Sebelum memperoleh tingkat produk keseimbangan, terlebih dahulu perlu menambah suatu langkah, yaitu dengan memasukkan fungsi reaksi (reaction function). Fungsi reaksi tersebut adalah :

q1 = f ( q2 ) dipecahkan dengan persamaan c.4 ( c.6 )

q2 = g ( q1 ) dipecahkan dengan persamaan c.5 (c.7 )

Persamaan c.6 merupakan fungsi reaksi pengusaha duopoli A yang akan memberikan nilai q1 yang memaksimumkan Π1 untuk setiap nilai q2 tertentu.

Sedang persamaan c.7 merupakan fungsi reaksi pengusaha B yang akan memberikan nilai q2 yang memaksimumkan Π2 untuk setiap nilai q1 tertentu. Nilai keseimbangan adalah nilai pasangan q1 dan q2 yang memenuhi kedua fungsi reaksi tersebut.

Misal, dipunyai fungsi permintaan pasar dan fungsi biaya sebagai berikut: P = A – B (q1 + q2) ( fungsi permintaan pasar)

C1 = a1q1 + b1q12 ( fungsi biaya perusahaan A) C2 = a2q2 + b2q22 ( fungsi biaya perusahaan B) Keuntungan pengusaha duopoli adalah:

Π1 = Aq1 – B (q1 + q2) q1 - a1q1 + b1q12

Π2 = Aq2 – B (q1 + q2) q2 - a2q2 + b2q22 Keuntungan maksimumnya adalah : ∂Π1

(28)

∂Π2

--- = A – B (q1 +2 q2) - a2 +2 b2q2 = 0 ∂q2

Dari persamaan diatas diperoleh fungsi reaksi sebagai berikut: A – B (2q1 + q2) - a1 +2 b1q1 = 0

A - a1 – Bq2 = ( 2B + 2b1 ) q1 A - a1 – Bq2

q1 = --- ( 2B + 2b1) A – a1 B

q1 = --- - --- q2 fungsi reaksi pengusaha A (c.8 ) 2 (B + b1) 2 (B + b1)

A – B (q1 +2q2) - a2 + 2 b2q2 = 0 A – a2 – Bq1 = ( 2B + 2b2 ) q2

A – a2 – Bq1 q2 = --- ( 2B + 2b2)

A – a2 B

q2 = --- - --- q1 fungsi reaksi pengusaha B ( c.9 ) 2 (B + b2) 2 (B + b2)

Karena B, b1, dan b2 bernilai positif maka kenaikan salah satu produk pengusaha duopoli menyebabkan penurunan produk optimum pengusaha duopoli lainnya.

Dengan memecahkan persamaan c.8 dan c.9 secara simultan akan diperoleh pasangan nilai q1 dan q2 yang menunjukkan keadaan keseimbangan.

Secara grafis fungsi reaksi tersebut dapat digambarkan seperti Gb. 7.18 .

q2

q1 = f ( q2 )

Titik keseimbangan E

q2 = g ( q1)

0 q1

(29)

Contoh soal teori Cournot:

Misalkan fungsi permintaan pasar dan fungsi biaya produksi pengusaha duopoli adalah :

P = 150 – 0,5 ( q1 + q2 ) C1 = 4 q1

C2 = 0,4 q22

Berapa nilai q1 dan q2 dalam keadaan keseimbangan ? Pemecahan :

Keuntungan pengusaha duopoli adalah sebagai berikut:

∏1 = q1 ( 150 – 0,5 q1 – 0,5 q2 ) – 4 q1 = 150 q1 – 0,5 q12 – 0,5 q1q2 – 4 q1 = 146 q1 –0,5 q12 – 0,5 q1q2

∏2 = q2 ( 150 – 0,5 q1 – 0,5 q2 ) – 0, 4 q22 = 150 q2 – 0,5 q1q2 – 0,5 q22 – 0,4 q22 = 150 q2 – 0,5 q1q2 – 0,9 q22

Keuntungan maksimumnya adalah :

∂∏1

--- = 146 – q1 – 0,5 q2 = 0

∂q1

q1 = 146 – 0,5 q2 --- ( fungsi reaksi duopolis I )

∂∏2

--- = 150 – 0,5 q1 – 1,8 q2 = 0

∂q2

1,8 q2 = 150 – 0,5 q1

q2 = 83 ⅓ - 5/18 q1 --- ( fungsi reaksi duopolis II ) Dengan pemecahan simultan diperoleh:

2 q1 + q2 = 292 5/18 q1 + q2 = 83 ⅓ --- - 31/18 q1 = 208 ⅔

q1 = 1215/31

121⅔ = 146 – 0,5 q2 0,5 q2 = 146 - 121⅔

(30)

Jadi, pada waktu q1 = 121⅔ dan q2 = 49 21/31 , pasar duopoli dalam keadaan keseimbangan. Ini berarti bahwa pengusaha duopoli memperoleh keuntungan maksimum.

Secara grafis keadaan keseimbangan tersebut dapat digambarkan seperti Gb. 7.19 berikut.

ERRRRE

Pada titik E terjadi keseimbangan pasar duopoli, di mana saat iru kedua pengusaha duopoli memperoleh keuntungan maksimum.

Teori Kinked Demand Curve ( Kuve Permintaan yang Patah)

Teori ini mengasumsikan bahwa kurve permintaan bagi pengusaha duopoli merupakan kurve permintaan yang patah. Untuk analisis keseimbangan, diperlukan beberapa asumsi lagi, yaitu :

1). Harga pasar yang memuaskan bagi kedua pengusaha duopoli terlah terbentuk,

misalnya P.

2). Apabila salah satu pengusaha duopoli menurunkan harga , pengusaha pesaingnya juga akan menurunkan harga agar tidak kehilangan pembeli.

3). Apabila salah satu pengusaha duopoli menaikkan harga, pengusaha pesaingnya tidak akan mengikuti menaikkan harga sehingga sebagian pembeli pindah kepadanya.

q2

300

250

200 q1 = 146 – 0,5 q2

150

100

E q2 = 831/3 - 5/8 q1 50

50 100 150 200 250 300 q1

(31)

Keadaan ini menyebabkan harga pada pasar oligopoli biasanya tegar ( tidak mudah berubah).

Berdasarkan asumsi-asumsi diatas, kurve permintaan pengusaha oligopoli akan berupa kurve yang patah seperti dapat dilihat pada Gb. 7.20 berikut.

Misalkan harga keseimbangan pasar yang memuaskan kedua pengusaha duopoli telah terbentuk pada tingkat P* seperti terlihat pada Gb. 7.20. Selanjutnya pada Gb. 7.20 dapat dilihat pula bahwa kurve permintaan bagi suatu pengusaha duopoli adalah

CEF yang patah pada titik E. Titik E ini merupakan titik keseimbangan harga ( P* ) dan kapasitas produksi ( Q* ) bagi pengusaha duopoli tersebut.

Apabila pengusaha duopoli tersebut menurunkan harga dari tingat P*, maka pengusaha duopoli lain akan mengikutinya. Akibatnya kurve permintaan bagi pengusaha yang menurunkan harga menjadi EF, di mana elastisitas permintaan kurve EF sama dengan elastisitas permintaan pasar.

Sebaliknya jika pengusaha duopoli tadi menaikkan harga dan pengusaha pesaingnya juga menaikkan harga maka kurve permintaannya pada harga yang menaik adalah kurve EF’ yang elastisitas permintaannya juga sama dengan elastisitas permintaan pasar. Tetapi karena menurut asumsi bahwa tindakan menaikkan harga oleh suatu pengusaha duopoli tidak akan diikuti oleh pengusaha pesaingnya, maka kurve permintaan bagi pengusaha yang menaikkan harga tersebut menjadi EC yang elastisitas permintaannya menjadi lebih besar dari pada elastisitas permintaan pasar.

Harga dan Biaya Gb. 7.20 Kurve Permintaan Patah ( Solusi Sweezy) F1

C

E MC P*

A C’ AC

B

F

(32)

Hal ini disebabkan karena sebagian pembeli atau mungkin seluruhnya pindah ke pengusaha pesaingnya yang tidak menaikkan harga. Jadi yang menyebabkan kurve permintaan suatu pengusaha duopoli patah adalah karena tindakannya menaikkan harga tidak diikuti oleh pengusaha pesaingnya.

Dengan patahnya kurve permintaan suatu pengusaha duopoli, dengan sendirinya kurve nilai prnjualan marginalnya (MR) menjadi tidak kontinyu, yaitu CABD. Dengan MC dan AC seperti yang terlihat pada Gb. 7.20, maka posisi keseimbangan ( = keuntungan maksimum) adalah pada tingkat penjualan produk sebesar Q* dengan tingkat harga P*. Seandainya terjadi perubahan biaya, selama perubahan tersebut masih dalam interval AB pada kurve MR, maka tingkat produk dan tingkat harga semula tidak akan berubah. pada pasar duopoli atau oligopoli harga. Tetapi jika perubahan biaya cukup besar sehingga keluar dari interval AB maka pengusaha cenderung untuk mengubah tingkat produk dan tingkat harganya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pada pasar duopoli atau oligopoli harga bersifat tegar ( tidak mudah berubah), asal perubahan biaya atau permintaan bersifat moderat ( tidak terlalu besar).

7.4.2. Oligopoli

Seperti telah dikemukanan diatas bahwa teori duopoli merupakan dasar bagi

teori pasar oligopoli. Pada dasarnya terdapat dua teori pokok dalam analisis pasar oligopoli, yaitu :

1). Antara satu pengusaha dengan pengusaha lainnya di dalam melakukan kegi-atannya tidak terdapat suatu ikatan tertentu ( independent action).

2). Antara pengusaha-pengusaha yang ada dalam pasar oligopoli menjalin suatu ikatan (collusion) tertentu. Ikatan ini ada yang sempurna ( perfect collusion) dan ada yang tidak sempurna (imperfect collusion).

Tidak Ada Ikatan Antar Pengusaha

(33)

kemampuan pengusaha oligopoli di dalam perang harga ini, sangat tergantung kepada produk yang dihasilkan dan biaya produksinya. Apabila produk dalam pasar oligopoli adalah homogen ( oligopoli murni ) maka tiap-tiap pengusaha hanya akan turut dalam perang harga sampai batas keuntungan normal. Jika produk yang dihasilkan tidak homogen ( oligopoli yang dibedakan) maka pengusaha akan turut dalam perang harga sampai pada tingkat harga dimana biaya rata-rata (AC) sama dengan nilai penjualan rata-rata (= P ). Untuk lebih jelasnya perhatikan Gb. 7.21 berikut.

Gb. 7.21.a menunjukkan keadaan suatu perusahaan oligopoli murni dalam perang hatga. Pengusaha itu hanya akan turut dalam perang harga sampai harga sebesar P1 dengan jumlah ptoduk yang dihasilkan sebesar Q1, dimana harga sama dengan biaya rata-rata ( P1 = AC). Jika harga dibawah P1 maka pengusaha akan memberhentikan perusahaannya karena dalam jangka panjang ia akan menderita kerugian.

Gb. 7.21.b menunjukkan keadaan suatu perusahaan “oligopoli yang dibedakan” dalam perang harga . Pengusaha ini hanya akan dapat mengikuti perang harga sampai pada tingkat harga P2 dengan tingkat produksi Q2, dimana harga sama dengan biaya rata-rata (AC). Tetapi kapasitas produksi Q2 belum optimum, karena produksi optimum dicapai pada saat MC = AC. Jika harga lebih rendah dari pada P2

Harga Harga

MC

MC AC

AC P2

P1

D2

0 Q1 Q 0 Q2 MR2

(34)

maka perusahaan terpaksa harus ditutup karena biaya rata-rata lebih besar dari pada nilai penjualan rata-rata.

Penggabungan Sempurna Antar Perusahaan

Teori ini mengasumsikan bahwa masing-masing pengusaha oligopoli merupakan bahagian dari suatu industri. Dengan kata lain semua perusahaan oligopoli menggabungkan diri secara sempurna menjadi suatu perusahaan besar, misalnya kartel. Dengan demikian, kartel merupakan perusahaan monopoli murni dengan anggota beberapa perusahaan oligopoli.

Atas dasar prinsip-prinsip monopoli, maka permintaan kartel adalah permintaan pasar, sedang biaya marginalnya ( MC ) merupakan jumlah MC seluruh perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel itu. Dengan diketahuinya permintaan pasar dapat dihitung nilai penjualan marginal (MR) kartel. Berdasarkan dalil keuntungan pada perusahaan monopoli, yaitu MC = MR, maka dapat ditentukan jumlah dan harga penjualan produk kartel yang memberikan keuntungan maksimum. Harga penjualan kartel juga merupakan harga penjualan bagi masing-masing

perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel tersebut. Jumlah penjualan produk perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel dapat ditentukan dengan terpenuhinya syarat seperti rumus berikut :

MRK = MC1 = MC2 = ……… = MCn ( o.1)

dimana : MRK = Marginal Revenue Kartel dan MC1, MC2, ……, BMn adalah biaya marginal masing-masing perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel.

Keuntungan kartel adalah jumlah keuntungan semua perusahaan yang tergabung dalam kartel tersebut, sehingga dapat ditulis :

∏K = ∏1 + ∏2 + ∏3 + ……. + ∏n ( o.2 )

Demikian pula jumlah produk yang dihasilkan kartel adalah jumlah semua produk yang dihasilkan oleh semua perusahaan yang tergabung dalam kartel tersebut, sehingga dapat ditulis ;

QK = Q1 + Q2 + Q3 + …….. + Qn ( o.3 )

(35)

Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan contoh pemecahan secara matematis. Misalkan ada tiga perusahaan oligopoli yang memproduksi produk homogen. Ketiga perusahaan tersebut bergabung dalam suatu kartel. Permintaan pasar terhadap produk kartel tersebut adalah : Q = 1000 – ½ P. Fungsi biaya masing-masing perusahaan oligopoli tersebut adalah :

C1 = 50 – 300 Q1 + 10 Q12 C2 = 25 - 100 Q2 + 3 ¾ Q22 C3 = 75 - 300 Q3 + 111/4Q32 Pertanyaan :

1). Berapa harga penjualan produk Q di pasar ?

2). Berapa jumlah produk yang harus dihasilkan oleh masing-masing perusahaan oligopoli ?

3). Berapa keuntungan yang diperoleh masing-masing perusahaan oligopoli dan keuntungan kartel?

Pemecahan :

Karena Q = 1000 – ½ P, maka P = 2000 – 2 Q ( 1 )

TR kartel adalah P Q = ( 2000 – 2 Q ) Q = 2000 Q – 2 Q2 ∂ PQ

MR kartel adalah --- = 2000 – 4 Q ( 2 ) ∂ Q

Karena Q = Q1 + Q2 + Q3 ( dalil ) maka

MR kartel = 2000 – 4 (Q1 + Q2 + Q3) = 2000 – 4 Q1 - 4 Q2 – 4 Q3 ( 3 ) ∂ C1

MC1 = --- = 20 Q1 – 300 ( 4 ) ∂Q1

∂ C2

MC2 = --- = 7 ½ Q2 – 100 ( 5 ) ∂Q2

∂ C3

MC3 = --- = 22 ½ Q3 – 300 ( 6 ) ∂Q3

Karena syarat kapasitas produksi bagi masing-masing perusahaan oligopoli adalah MR = MC1 = MC2 = MC3 ( dalil ) maka:

MC1 = MC2 atau 20 Q1 – 300 = 7 ½ Q2 – 100 atau

(36)

MC2 = MC3 atau 7 ½ Q2 – 100 = 22 ½ Q3 – 300 atau 22 ½ Q3 = 7 ½ Q2 + 200 atau

Q3 = 1/3 Q2 + 8 8 /9 ( 8 ) Jika persamaan ( 7 ) dan ( 8 ) dimasukkan ke persamaan ( 3 ) maka diperoleh : MR = 2000 – 4 (3/8 Q2 + 10 ) – 4 Q2 – 4 ( 1/3 Q2 + 8 8/9 )

= 1924 4/9 – 6 5/6 Q2 ( 9 ) Karena MR = MC2 maka 1924 4/9 – 6 5/6 Q2 = 7 ½ Q2 – 100 atau

14 1/3 Q2 = 2024 4/9

Q2 = 141,24 ( 10 ) Jika pers. (10 ) dimasukkan ke dalam pers. (7) dan ( 8 ) maka diperoleh : Q1 = 8 3/8 Q2 + 10 = 8 3/8 ( 141,24) + 10 = 62,96 ( 11 ) Q3 = 1/3 Q2 + 8 8/9 = 1/3 (141,24) + 8 8/9 = 56,74 ( 12 ) Karena Q = Q1 + Q2 + Q3 maka Q = 62,96 + 141,24 + 56,74

= 260, 94 ( 13 ) Jika pers. ( 13 ) dimasukkan ke dalam pers. ( 1 ) maka diperoleh :

P = 2000 – 2 Q = 2000 – 2 (260,94) = 1478,12 ( 14 ) 50 – 300 Q1 + 10 Q12 50

AC1 = C1/Q1 = --- = 10 Q1 – 300 + --- atau Q1 Q

10 ( 62,96 ) – 300 + 50/62,96 = 330,40 ( 15 )

25 - 100 Q2 + 3 ¾ Q22 25 AC2 = C2/Q2 = --- = 33/4 Q2 - 100 + --- atau Q2 Q2

33/4 (141,24) – 100 + 25/141,24 = 429,82 ( 16 )

75 - 300 Q3 + 111/4Q32 75

AC3 = C3/Q3 = --- = 11,25 Q3 – 300 + --- atau Q3 Q3

= 11,25 ( 56,74 ) – 300 + 75/56,74 = 339,65 ( 17 )

∏1 = Q1 (P – AC1 )

62,96 ( 1478,12 – 330,40 ) = 72.260,72 ( 18 )

∏2 = Q2 ( P – AC2 )

(37)

∏3 = Q3 ( P – AC3 )

56,74 ( 1478,12 – 339,65 ) = 64.656,79 ( 20 )

∏K = ∏1 + ∏2 + ∏3

= 72.260,45 + 148.061,89 + 64.656,79 = 284.979,13 ( 21 )

Kesimpulan jawaban :

(1). Harga penjualan produk kartel adalah Rp. 1478,12 per satuan

(2). Jumlah produk yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan oligopoli adalah Q1 = 62,96 satuan , Q2 = 141,24 satuan, dan Q3 = 56,74 satuan.

(3). Keuntungan yang diperoleh masing-masing perusahaan adalah ∏1 = Rp.72.260,45 ; ∏2 = Rp. 148.061,89 ; dan ∏3 = Rp.64.656,79. Sedangkan keuntungan kartel adalah ∏K = 284.979,13.

Penggabungan Tidak Sempurna

Teori ini menggunakan asumsi bahwa diantara perusahaan-perusahaan oligopoli yang menghasilkan produk homogen menggabungkan diri secara diam-diam. Jadi tidak membentuk kartel seperti yang telah dibahas diatas. Oleh karenanya penggabungan demikian dinamakan penggabungan tidak sempurna ( imperfect collusion).

Keadaan pasar oligopoli demikian dapat dijelaskan sebagai berikut. Diantara perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam pasar oligopoli, salah satu secara tidak langsung ditunjuk sebagai perusahaan yang menentukan harga ( price leader) . Perusahaan yang menjadi pemimpin umumnya adalah perusahaan yang terbesar, baik dalam hal modal maupun pemasaran produk. Oleh karena itu perusahaan pemimpin ini, menentukan kapasitas produksinya seperti perusahaan monopoli

murni. Tetapi karena produknya tidak bisa memenuhi permintaan pasar maka sisa permintaan pasar tersebut diserahkan kepada perusahaan-perusahaan oligopoli lainnya yang dianggap sebagai pengikut (follower).

Oleh karena itu, kapasitas produksi masing-masing perusahaan pengikut ditentukan sedemikian rupa sehingga :

(38)

Dimana: MRL = nilai penjualan marginal perusahaan pemimpin MCL = biaya marginal perusahaan pemimpin

P = harga produk per satuan

DL = permintaan bagi perusahaan pemimpin DM = permintaan pasar

MC1, MC2,…., MCn = Biaya marginal masing-masing perusahaan pengikut. MCL = MC1 + MC2 + …. + MCn ( penjumlahan horizontal biaya marginal

masing-masing perusahaan pengikut (k.3)

DM = DL + ∑ DF (k.4)

Dimana ∑ DF = penjumlahan horizontal permintaan bagi masing-masing perusahaan pengikut.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan contoh pemecahan persoalan teori ini. Misalkan, ada tiga perusahaan oligopoli yang menghasilkan produk homogen. Perusahaan I bertindak sebagai pemimpin sedangkan perusahaan II dan III bertindak sebagai pengikut. Diketahui fungsi permintaan dan fungsi-fungsi biaya sebagai berikut:

DM = Q = 1000 – 5 P C1 = 100 – 10 Q1

C2 = 150 Q2 – 0,5 Q22 + 25

C3 = 200 Q3 – Q32 + 50

Dimana : Q = jumlah produk permintaan pasar

Q1, Q2, Q3 = jumlah produk yang dihasilkan masing-masing perusahaan C1, C2, C3 = biaya total dari masing-masing perusahaan.

Pertanyaan :

1) Kapasitas produksi masing-masing perusahaan ( perusahaan I, II, dan III) 2) Harga jual di pasar

1) Jumlah produk yang dijual di pasar.

Pemecahan :

MC1 = dC1/dQ1 = 10 = MR1 (i)

MC2 = dC2/dQ2 = 150 – Q2 = P atau Q2 = 150 – P (ii) MC3 = dC3/dQ3 = 200 –2Q3 = P atau Q3 =100 – 0,5 P (iii)

(39)

Q1 = Q – QF = ( 1000 – 5 P ) – ( 250 – 1,5 P )

3). Jumlah produk yang ditawarkan di pasar : Q = 439,3 satuan.

Pembahasan yang telah dilakukan diatas adalah menyangkut kebijakan pasar oligopoli jangka pendek. Untuk jangka panjang, masing-masing perusahaan oligopoli harus menjalankan kapasitas produksi dengan keuntungan yang normal saja. Dengan demikian akan menghambat perusahaan-perusahaan baru untuk masuk dalam pasar.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Boediono . 1982. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis PIE No. 1, BPFE, Yogyakarta

Ferguson, C.E., and J.P. Gould. 1975. Microeconomic Theory. Fourth Edition, Yale University.

Henderson, J.M. and R.E. Quandt. Microeconomic Theory: A Mathematical

Approach. Third Edition, McGraw-Hill International Book Company.

Koutsoyiannis, A. 1985. Modern Microeconomics. ELBS Edition, Macmillan Publishers Ltd, London.

Nicholson, Walter. 1999. Teori Mikroekonomi. Alih bahasa: Daniel Wirajaya, Edisi ke-5, Binarupa Aksara, Jakarta.

Rosidi, Suherman. 2000. Pengantar Teori Ekonomi. Pendekatan kepada Teori Makro & Mikro. Cetakan ke-4, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-15, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Selama dua bulan melaksanakan kerja magang di Harian KONTAN, penulis memperoleh banyak manfaat dan khususnya pengalaman bekerja sebagai reporter dan penulis bisa mengaplikasikan

Hasil kesepakatan yang telah dilakukan diversi dapat berisikan perdamaian dengan atau tanpa ganti kerugian, penyerahan kembali kepada orang tua/Wali, keikutsertaan dalam

Gambar 4.8 Data Kandang setelah Update Berdasarkan tampilan di atas maka, dapat didapatkan hasil yaitu pada tabel kandang dengan ID_Kandang dengan value KAN003 telah

Dalam jaringan syaraf tiruan, model ini terbaca sebagai 5 unit (neuron) input dari tahun 2009 sampai 2013 dan 1 unit neuron output sebagai perbandingan dengan

tahun ( usia TK ); peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan TK dan pemerataan kesempatan untuk emperoleh pendidikan di TK; jumlah dan alamat TK; jumlah anak didik TK;

Pengalokasian pangkalan ke rute menggunakan data penghematan jarak yang mana pengalokasian ini bertujuan agar rute-rute baru dapat terbentuk yaitu dengan mencari nilai

Sehubungan dengan lokasi perumahan tertata tersebut dilakukan penelitian tentang perkembangan perumahan di sebelah Barat dan Timur Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Sunggal dan

Brasinosteroid (BR) adalah hormon endogen  berupa steroid yang dapat memacu pertumbuhan dan dapat ditemukan pada biji, serbuk sari, dan jaringan vegetatif, serta