• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 1206337 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 1206337 Chapter3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment atau

eksperimen semu. Metode ini dipakai karena sulitnya mengontrol seluruh variabel

dari luar yang memengaruhi eksperimen. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh strategi writing to learn terhadap kemampuan kognitif siswa,

sehingga peneliti membutuhkan dua kelas yang dikenai treatment dan kelas yang

tidak dikenai treatment untuk dapat melihat pengaruh strategi writing to learn.

Untuk kesesuaian dengan kebutuhan, peneliti memilih desain pretest-posttest

control group. Desain pretest-posttest control group memiliki skema sebagai

berikut,

Tabel 3.1. Skema Pretest Posttets Control Group Design

E X

K

(Arikunto, 2013, hlm. 125)

Dengan E sebagai kelompok eksperimen dan K sebagai kelompok kontrol

yang dipilih secara acak. 01 sebagai simbol untuk kelompok eksperimen sebelum

diberikan treatment dan 02 menyimbolkan kelompok eksperimen setelah diberikan

treatment. X menunjukkan sebuah treatment yang peneliti berikan berupa strategi

writing to learn dan 03 serta 04 melambangkan kelas kontrol. Posisi kiri ke kanan

menunjukkan waktu sehingga 01 dan 03 dilaksanakan pretest sebelum diberikan

treatment pada kelas ekpserimen dan 02 serta 04 dilaksanakan posttest setelah

diberikan treatment pada kelas ekperimen. Perbedaan dilihat dari pencapaian antara

kelompok eksperimen (02 - 01) dengan pencapaian pada kelompok kontrol (04 - 03)

(2)

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA tahun

ajaran 2015/2016 di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Bandung. Pemilihan sampel

ditentukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampeldimana subjek dipilih bukan didasarkan atas strata, random atau

daerah tetapi atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2013, hlm. 183). Karena desain

pretest-posttest control group membutuhkan kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka

dipilihlah dua kelas X MIA. Jumlah sampel adalah 92 siswa dengan masing-masing

kelas sebanyak 46 siswa.

C. Instrumen Penelitian

Beberapa jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tes Pilihan Ganda

Soal tes pilihan ganda yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat sebagai

alat ukur kemampuan kognitif siswa pada materi gerak lurus. Soal tes pilihan ganda

diberikan pada pretest dan posttest dengan soal yang sama dan diberikan kepada kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

2. Tugas Menulis

Tugas menulis diberikan untuk kelas eksperimen berupa soal analisis dan

menulis jurnal harian mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan. Tugas

menulis dipakai sebagai treatment atau bagian dari strategi writing to learn untuk kelas

eksperimen. Tugas menulis berupa soal uraian dibuat oleh peneliti, sedangkan format

jurnal disadur dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh Atasoy (2013).

3. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan disesuaikan dengan RPP yang dibuat guru.

dalam melaksanakan pembelajaran. Penilaian observer terhadap pelaksanaan kegiatan

dinyatakan dengan “Ya” bila kegiatan terlaksana dan “Tidak” bila kegiatan tidak

dilaksanakan. Lembar observasi ini dibuat sebagai alat ukur keterlaksanaan strategi

(3)

Instrumen penelitian yang dirancang perlu untuk diuji sehingga menghasilkan

instrumen yang memiliki nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran

dan efektivitas pengecoh yang baik. Pengujian instrumen yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Judgment Ahli

Judgement ahli dilakukan untuk mengukur kesesuaian tes dengan teori.

Instrumen tes yang telah dibuat dikonsultasikan kepada ahli untuk dinilai kesesuaian

soal dengan aspek kognitif, kerasionalan soal, dan aspek lain yang sesuai dengan teori.

Judgement instrumen dilakukan oleh dua orang ahli dan instrumen yang divalidasi ahli

sebanyak 35 butir soal yang terdiri dari aspek kognitif C1 hingga C4 pada materi gerak

lurus. Judgement dilakukan oleh dua orang ahli. Berdasarkan data hasil judgement

diperoleh persentase kelogisan bunyi soal sebanyak 94% dari ahli pertama dan 88%dari

ahli kedua. Persentase kesesuaian indikator soal dari ahli pertama adalah 77% dan ahli

kedua adalah 83%. Instrumen penelitian berupa tes kemampuan kognitif tidak ada yang

dibuang, namun dilakukan perbaikan berdasarkan saran yang diberikan oleh ahli

(Lampiran C).

2. Validitas Butir Soal

Validitas adalah kesahihan atau kevalidan. Salah satu teknik untuk mengetahui

nilai validitas butir soal adalah dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment

(Sapriya,dkk.2006). Rumus korelasi product moment tersebut adalah sebagai berikut,

= � Σ − Σ Σ

√{� Σ − Σ }{Σ − Σ }… .

(Sapriya, dkk. 2006, hlm. 116)

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = jumlah peserta tes

X = skor setiap butir soal Y = skor totoal setiap butir soal

Penghitungan nilai validitas tidak akan berarti apa-apa jika tidak ditafsirkan.

Sapriya dkk. (2006, hlm. 117) menyebutkan bahwa koefisein korelasi selalu terdapat

(4)

koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran. Interpretasi mengenai besarnya

koefisien korelasi disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah

Riduwan dan Sunarto (2013, hlm.81)

3. Reliabialitas Tes

Reliabilitas berhubungan dengan tingkat kepercayaan sebuah tes. Sebuah tes

memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang

relatif tetap meskipun diberikan kepada siswa yang berbeda, waktu yang berbeda dan

tempat yang berbeda. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan

reabilitas instrumen tes adalah metode belah dua (split-half method). Rumus metode

belah dua (split-half method) menurut Spearman-brown sebagi berikut:

= . �

+� … .

(Arikunto, 2012:107)

Keterangan:

= koefisisen reabilitas yang sudah disesuaikan

= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Untuk melihat apakah hasil tes yang telah dibuat reliabel atau tidak, nilai

reliabilitas yang telah dihitung dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai reliabilitas

(5)

Tabel 3.3. Interpretasi Reliabilitas Tes

Koefisien Korelasi Kriteria

< 0,20 Sangat rendah

0,20 < < 0,40 Rendah

0,40 < < 0,70 Sedang

0,70 < < 0,90 Tinggi

0,90 < < 1,00 Sangat tinggi

(Sapriya dkk. 2006, hlm. 127)

4. Indeks Kesukaran

Menurut Sapriya dkk. (2006, hlm. 140) soal atau tes yang baik adalah soal yang

tidak terlalu mudah dan tidak terlalu susah. Soal yang terlalu mudah tidak memotivasi

siswa untuk meningkatkan keterampilan berfikir dalam upaya memecahkan soal atau

tes tersebut, sebaliknya untuk soal yang terlalu susah akan menyebabkan siswa putus

ada dan tidak mempunyai semangat untuk memecahkan soal karena diluar jangkauan

kemampuannya. Adapun rumus untuk mencari indeks kesukaran ditunjukkan oleh

persamaan 3.3.

� = … .

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun indeks kesukaran sering diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4. Klasifikasi Indeks Kesukaran

P Kategori

0,00 -0,30 Sukar

0,30 -0,70 Sedang

0,70 -1,00 Mudah

(6)

Soal yang dianggap baik adalah soal-soal dengan yang punya identifikasi sedang,

namun bukan berarti soal yang terlalu mudah atau terlalu susah tidak boleh digunakan.

5. Daya Pembeda

Disamping memperhatikan tingkat kesukaran, soal yang baik adalah soal yang

dapat membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan

rendah. Untuk memperoleh gambaran daya pembeda suatu soal, seluruh peserta tes

dikelompokkan menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Untuk peserta kurang

dari 100, seluruh peserta tes dibagi menjadi dua sama besar, 50% kelompok atas dan

50% kelompok bawah dengan terlebih dahulu mengurutkan skor tes tertinggi hingga

skor tes terendah. Adapun rumus untuk mencari daya pembeda adalah seperti pada

persamaan 3.4.

� = � − � = − … .

(Sapriya dkk. 2006, hlm. 143)

Keterangan:

D = daya pembeda

JA = banyaknya peserta tes kelompok atas

JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah

BA = banyaknya peserta tes kelas atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta tes kelas bawah yang menjawab benar

Nilai daya pembeda yang telah diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel

interpretasi daya pembeda yang disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda

D Kriteria

0,00 -0,20 Jelek

0,20 -0,40 Cukup

0,40 -0,70 Baik

0,70 -1,00 Baik sekali

(7)

D. Hasil Uji Coba Instrumen

Sebelum soal diberikan kepada siswa sebagai penelitian, soal tes terlebih dahulu

diuji. Pengujian dilakukan dua tahap, pertama diuji penilaian ahli kemudian diujikan

kepada testee. Uji coba dilaksanakan di salah satu SMA di Kabupaten Bandung yang

telah mempelajari materi gerak lurus. Instrument yang diuji cobakan sejumlah 35 soal.

Hasil olah data uji instrumen berupa validitas, reabilitas, tingkat kesukaran serta daya

pembeda setiap butir soal ditunjukkan Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Kognitif

(8)

No Aspek

Soal yang digunakan untuk dijadikan soal pretest dan posttest adalah soal dengan

validitas yang memiliki kategori sedang hingga sangat tinggi sehingga terdapat

beberapa soal yang tidak terpakai atau dibuang. Meskipun terdapat beberapa soal yang

dibuang, dalam soal yang dipakai terdapat seluruh aspek kognitif yang dibutuhkan dari

(9)

dipakai dan 13 soal yang dibuang. Nilai reliabilitas yang diperoleh dalam uji coba

instrument ini adalah 0,87 dan berada dalam kategori sangat tinggi sehingga dapat

dikatakan keajegan instrument tersebut baik. Tabel 3.7 menunjukkan distribusi tes

dalam aspek kognitif,

Tabel 3.7. Distribusi Tes Aspek Kognitif

Aspek Kognitif Nomor Soal Banyak Soal

Mengingat (C1) 1,2, 9, 16, 17 5

Mengerti (C2) 3, 4, 5, 6, 10, 11, 18 7

Menerapkan (C3) 7, 12, 13, 14, 19, 20, 21 7

Menganalisis (C4) 8, 15, 22 3

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Tahap Persiapan

a. Memilih masalah,

b. Melaksanakan studi pendahuluan yaitu dengan studi literasi dan studi

lapangan,

c. Merumuskan masalah,

d. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol,

e. Merancang tugas menulis berupa jurnal dan soal analisis,

f. Melaksanakan judgment ahli untuk memeriksa tugas menulis dan RPP yang

akan digunakan,

g. Merancang instrument penelitian berupa tes tulis untuk pretest dan posttest,

h. Meminta ahli untuk judgment tes,

i. Melaksanakan uji coba instrumen di salah satu SMA di Kabupaten Bandung,

j. Mengolah data hasil uji coba instrument penelitian untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda,

k. Membuat lembar observasi,

l. Menentukan observer.

(10)

a. Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat,

b. Observer melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran di dalam

kelas,

c. Memberikan pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol,

d. Memberikan tugas menulis dan memaparkan tugas yang diberikan kepada

kelas eksperimen,

e. Mengumpulkan tugas menulis pada pertemuan selanjutnya untuk kelas

eksperimen dan memberikan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

3. Tahap Pelaporan

a. Melakukan pengolahan data,

b. Melakukan analisis data,

c. Menarik kesimpulan penelitian,

d. Melaporkan hasil penelitian.

Semua langkah penelitian di atas digambarkan dalam bagan alur penelitian pada

(11)

Dibuang TIDAK

YA

Studi Literasi Studi Lapangan

Memilih Masalah

Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah

Kelas eksperimen: Pembelajaran menggunakan strategi writing to learn

Memilih Masalah

Menentukan Sumber Data Menentukan Variabel

Menentukan dan Menyusun Instrumen Penelitian

Analisis Data

Menarik Kesimpulan

Menyusun Laporan Judgment Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen Penelitian

Kelas kontrol: Pembelajaran tanpa menggunakan strategi writing to learn

Mengumpulkan Data: a. Pretest

b. Tugas menulis c. Posttest

(12)

F. Analisis Data

Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis agar diketahui hasil dari

penelitian yang telah dilakukan. Berikut merupakan analisis data yang diperoleh:

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasar kepada bentuk instrumen

yang digunakan. Berikut ini merupakan teknik analisis data yang digunakan.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan strategi writing to

learn yang telah dilaksanakan. Format observasi berbentuk checklist pada kolom ya

atau tidak, presentasi keterlaksanaan strategi writing to learn dirumuskan sebagi

berikut:

% = ∑ ℎ � × % … .

Setelah dihitung persentase keterlaksanaan melalui lembar observasi, selanjutnya

data diinterpretasikan berdasarkan Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Kategori Persentase Keterlaksanaan Model

Persentase Keterlaksanaan Model (%) Interpretasi

KM = 0 Tidak satupun kegiatan terlaksana 0 < KM 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 < KM ≤ 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

Koswara dan A’izah (dalam Fathanmubina, 2005, hlm. 31) 2. Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda digunakan sebagai pretest dan posttest. Teknik penskoran

menggunakan cara biasa yaitu jawaban benar diberikan skor 1 dan jawaban salah

diberikan skor 0. Pemberian skor diberikan dengan rumus: = Σ … .

(13)

Peningkatan kemampuan kognitif pada siswa dicari dengan menghitung nilai

rata-rata gain yang dinormalisasi. Hake (1998) mendefinisikan rata-rata gain yang

dinormalisasi yaitu sebagai berikut,

< � >= % < �− % <> −< � > % � > … .

(Hake, 1998)

Keterangan:

<g> = Rata-rata gain yang ternormalisasi

<Sf> = Nilai rata-rata post-test

<Si> = Nilai rata-rata pre-test

Dengan kriteria nilai gain seperti yang tersaji dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Kriteria N-Gain

Rata-rata gain ternormalisasi Kategori

(<g>) ≥ 0,7 tinggi

0,7 > (<g>) ≥ 0,3 sedang

(<g>) < 0,3 rendah

(Hake, 1998)

Dampak penggunaan strategi writing to learn dilihat dari hasil prestasi antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Karena kelas eksperimen adalah kelas yang

menerapkan pembelajaran dengan strategi writing to learn, maka diharapkan bahwa

pada kelas ini terjadi peningkatan kemampuan kognitif yang cukup signifikan

dibandingkan kelas kontrol. Dampak strategi writing to learn ini diukur dengan

menggunakan effect size (ukuran dampak) diantara rerata hasil prestasi di antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol. Sinaga (2014) menyebutkan bahwa ukuran dampak

merupakan pengukuran sederhana untuk mengkuantifikasi perbedaan diantara

kelompok yang sama atau dua kelompok dari waktu ke waktu. Effect size (ukuran

(14)

= | ̅ − ̅ |

� … .

(Fraenkel dkk., 2012, hlm. 248)

Keterangan:

d = effect size

̅ = Nilai rata-rata kelas eksperimen ̅ = Nilai rata-rata kelas kontrol

� = Standar deviasi pooled

Tabel 3.10. Kategori Cohen dalam Effect Size

Effect size Kategori

0,00-0,10 Lemah

0,10-0,25 Sedang

0,25-0,40 Kuat

0,40 < Δ Sangat Kuat

Cohen (dalam Becker, 2000)

3. Jurnal dan Soal Uraian

Dalam penelitian ini jurnal dan soal uraian digunakan sebagai treatment bagi

kelas eksperimen yang dikenai strategi writing to learn dalam pembelajarannya. Jurnal

dan soal uraian kemudian dinilai utnuk melihat kualitas menulis siswa. Kualitas

menulis diukur dengan menggunakan rubric yang dikembangkan oleh Sinaga (2014),

aspek yang dinilai untuk mengukur kualitas menulis seperti pada tabel 3.11.

Tabel 3.11. Aspek Penilaian Jurnal

No Aspek Penilaian Jurnal

1. Kejelasan dan kebenaran konsep atau hukum

2. Modus Representasi

3. Keluasan dan kedalaman uraian pokok bahasan

4. Hirarki konseptual dan pengorgsnisasian tulisan

5. Gagasan utama atau gagasan besar dari tulisan

(15)

Kualitas menulis kemudian diubah kedalam skor dengan membandingkan

tulisan siswa dengan kategori pada aspek di atas. Pemberian skor diberikan dengan

rumus,

= Σ �… .

Dengan S adalah skor siswa dan adalah perolehan skor siswa untuk kriteria

ke-i.

Kualitas menulis siswa dinilai untuk melihat hubungan kualitas menulis dengan

kemampuan kognitif siswa. Hubungan kualitas menulis dengan kemampuan kognitif

siswa ditunjukkan dengan korelasi linier sederhana. Analisis korelasi bertujuan untuk

mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel. Arikunto (2013, hlm. 338)

menyatakan bahwa analisa regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur

hubungan statistik antara dua variabel atau lebih. Sedangkan analisa korelasi digunakan

untuk mengukur derajat kedekatan antar variabel.

Panggabean (2001) menjelaskan langkah-langkah analisa regresi antara dua

variabel diantaranya:

a. Menentukan garis regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan antar variabel = + …(3.10)

a dan b dapat diketahui dengan menggunakan persamaan:

= ∑ ∑ − ∑− ∑ ∑ … .

= ∑ − ∑− ∑ ∑ … .

b. Uji linearitas regresi

1) Menghitung jumlah kuadrat regresi a ( )

= ∑ … .

(16)

/ = {∑ − ∑ ∑ } … .

3) Menghitung jumlah kuadrat residu ( )

� = ∑ − − ⁄ … .

4) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan ( ��)

�� = ∑ {∑ − ∑ } … .

5) Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan ( ��)

�� = �− ��… .

6) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan ( ��)

�� = − … .

7) Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan ( )

� = − … .

8) Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan ( ��)

�� = �� ��… .

9) Mengitung rata-rata ketidakcocokan ( )

� = � � … .

10)Menghitung nilai F ketidakcocokan (� )

�� = � ��… .

(17)

−� �� ��

⁄ … .

12)Memeriksa linieritas regresi

Jika � < �

−� �� ��

⁄ , maka regresi linier

Jika �−� ��

��

⁄ , maka regresi tidak linier

Analisa korelasi dapat menggunakan korelasi product moment dan Pearson yaitu

sebagai berikut,

= � Σ − Σ Σ

√{� Σ − Σ }{Σ − Σ }… .

(Sapriya dkk. 2006, hlm. 143)

Interpretasi koefisen korelasi yang telah diperoleh ditunjukkan Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah

Gambar

Tabel 3.2. Interpretasi Koefisien Korelasi
Tabel 3.3. Interpretasi Reliabilitas Tes
Tabel 3.6. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Kognitif
Tabel 3.8. Kategori Persentase Keterlaksanaan Model
+3

Referensi

Dokumen terkait

IMPLEMENTASI STRATEGI WRITING TO LEARN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI HUKUM NEWTON.. Universitas Pendidikan Indonesia

IMPLEMENTASI STRATEGI WRITING TO LEARN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI HUKUM NEWTON.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Karena tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat peningkatan penguasaan konsep pada suatu kelas setelah diberikan Treatment menggunakan pembelajaran dengan

Pada kelas eksperimen peneliti menerapkan treatmeant atau perlakuan berupa penerapan strategi 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dengan media audio visual yaitu

PENERAPAN STRATEGI WRITING TO LEARN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA PADA MATERI GERAK LURUS. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI WRITING TO LEARN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA PADA MATERI GERAK LURUS!. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENERAPAN STRATEGI WRITING TO LEARN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA PADA MATERI GERAK LURUS. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Alasan peneliti menggunakan metode pre eksperimen ini, dikarenakan peneliti hanya melaksanakan treatment (perlakuan) terhadap satu kelas saja yaitu dari keseluruhan