21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment atau
eksperimen semu. Metode ini dipakai karena sulitnya mengontrol seluruh variabel
dari luar yang memengaruhi eksperimen. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh strategi writing to learn terhadap kemampuan kognitif siswa,
sehingga peneliti membutuhkan dua kelas yang dikenai treatment dan kelas yang
tidak dikenai treatment untuk dapat melihat pengaruh strategi writing to learn.
Untuk kesesuaian dengan kebutuhan, peneliti memilih desain pretest-posttest
control group. Desain pretest-posttest control group memiliki skema sebagai
berikut,
Tabel 3.1. Skema Pretest – Posttets Control Group Design
E X
K
(Arikunto, 2013, hlm. 125)
Dengan E sebagai kelompok eksperimen dan K sebagai kelompok kontrol
yang dipilih secara acak. 01 sebagai simbol untuk kelompok eksperimen sebelum
diberikan treatment dan 02 menyimbolkan kelompok eksperimen setelah diberikan
treatment. X menunjukkan sebuah treatment yang peneliti berikan berupa strategi
writing to learn dan 03 serta 04 melambangkan kelas kontrol. Posisi kiri ke kanan
menunjukkan waktu sehingga 01 dan 03 dilaksanakan pretest sebelum diberikan
treatment pada kelas ekpserimen dan 02 serta 04 dilaksanakan posttest setelah
diberikan treatment pada kelas ekperimen. Perbedaan dilihat dari pencapaian antara
kelompok eksperimen (02 - 01) dengan pencapaian pada kelompok kontrol (04 - 03)
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA tahun
ajaran 2015/2016 di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Bandung. Pemilihan sampel
ditentukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampeldimana subjek dipilih bukan didasarkan atas strata, random atau
daerah tetapi atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2013, hlm. 183). Karena desain
pretest-posttest control group membutuhkan kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka
dipilihlah dua kelas X MIA. Jumlah sampel adalah 92 siswa dengan masing-masing
kelas sebanyak 46 siswa.
C. Instrumen Penelitian
Beberapa jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tes Pilihan Ganda
Soal tes pilihan ganda yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat sebagai
alat ukur kemampuan kognitif siswa pada materi gerak lurus. Soal tes pilihan ganda
diberikan pada pretest dan posttest dengan soal yang sama dan diberikan kepada kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
2. Tugas Menulis
Tugas menulis diberikan untuk kelas eksperimen berupa soal analisis dan
menulis jurnal harian mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan. Tugas
menulis dipakai sebagai treatment atau bagian dari strategi writing to learn untuk kelas
eksperimen. Tugas menulis berupa soal uraian dibuat oleh peneliti, sedangkan format
jurnal disadur dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh Atasoy (2013).
3. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan disesuaikan dengan RPP yang dibuat guru.
dalam melaksanakan pembelajaran. Penilaian observer terhadap pelaksanaan kegiatan
dinyatakan dengan “Ya” bila kegiatan terlaksana dan “Tidak” bila kegiatan tidak
dilaksanakan. Lembar observasi ini dibuat sebagai alat ukur keterlaksanaan strategi
Instrumen penelitian yang dirancang perlu untuk diuji sehingga menghasilkan
instrumen yang memiliki nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran
dan efektivitas pengecoh yang baik. Pengujian instrumen yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Judgment Ahli
Judgement ahli dilakukan untuk mengukur kesesuaian tes dengan teori.
Instrumen tes yang telah dibuat dikonsultasikan kepada ahli untuk dinilai kesesuaian
soal dengan aspek kognitif, kerasionalan soal, dan aspek lain yang sesuai dengan teori.
Judgement instrumen dilakukan oleh dua orang ahli dan instrumen yang divalidasi ahli
sebanyak 35 butir soal yang terdiri dari aspek kognitif C1 hingga C4 pada materi gerak
lurus. Judgement dilakukan oleh dua orang ahli. Berdasarkan data hasil judgement
diperoleh persentase kelogisan bunyi soal sebanyak 94% dari ahli pertama dan 88%dari
ahli kedua. Persentase kesesuaian indikator soal dari ahli pertama adalah 77% dan ahli
kedua adalah 83%. Instrumen penelitian berupa tes kemampuan kognitif tidak ada yang
dibuang, namun dilakukan perbaikan berdasarkan saran yang diberikan oleh ahli
(Lampiran C).
2. Validitas Butir Soal
Validitas adalah kesahihan atau kevalidan. Salah satu teknik untuk mengetahui
nilai validitas butir soal adalah dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment
(Sapriya,dkk.2006). Rumus korelasi product moment tersebut adalah sebagai berikut,
= � Σ − Σ Σ
√{� Σ − Σ }{Σ − Σ }… .
(Sapriya, dkk. 2006, hlm. 116)
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = jumlah peserta tes
X = skor setiap butir soal Y = skor totoal setiap butir soal
Penghitungan nilai validitas tidak akan berarti apa-apa jika tidak ditafsirkan.
Sapriya dkk. (2006, hlm. 117) menyebutkan bahwa koefisein korelasi selalu terdapat
koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran. Interpretasi mengenai besarnya
koefisien korelasi disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah
Riduwan dan Sunarto (2013, hlm.81)
3. Reliabialitas Tes
Reliabilitas berhubungan dengan tingkat kepercayaan sebuah tes. Sebuah tes
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang
relatif tetap meskipun diberikan kepada siswa yang berbeda, waktu yang berbeda dan
tempat yang berbeda. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan
reabilitas instrumen tes adalah metode belah dua (split-half method). Rumus metode
belah dua (split-half method) menurut Spearman-brown sebagi berikut:
= . �
+� … .
(Arikunto, 2012:107)
Keterangan:
= koefisisen reabilitas yang sudah disesuaikan
= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Untuk melihat apakah hasil tes yang telah dibuat reliabel atau tidak, nilai
reliabilitas yang telah dihitung dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai reliabilitas
Tabel 3.3. Interpretasi Reliabilitas Tes
Koefisien Korelasi Kriteria
< 0,20 Sangat rendah
0,20 < < 0,40 Rendah
0,40 < < 0,70 Sedang
0,70 < < 0,90 Tinggi
0,90 < < 1,00 Sangat tinggi
(Sapriya dkk. 2006, hlm. 127)
4. Indeks Kesukaran
Menurut Sapriya dkk. (2006, hlm. 140) soal atau tes yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah dan tidak terlalu susah. Soal yang terlalu mudah tidak memotivasi
siswa untuk meningkatkan keterampilan berfikir dalam upaya memecahkan soal atau
tes tersebut, sebaliknya untuk soal yang terlalu susah akan menyebabkan siswa putus
ada dan tidak mempunyai semangat untuk memecahkan soal karena diluar jangkauan
kemampuannya. Adapun rumus untuk mencari indeks kesukaran ditunjukkan oleh
persamaan 3.3.
� = … .
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun indeks kesukaran sering diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4. Klasifikasi Indeks Kesukaran
P Kategori
0,00 -0,30 Sukar
0,30 -0,70 Sedang
0,70 -1,00 Mudah
Soal yang dianggap baik adalah soal-soal dengan yang punya identifikasi sedang,
namun bukan berarti soal yang terlalu mudah atau terlalu susah tidak boleh digunakan.
5. Daya Pembeda
Disamping memperhatikan tingkat kesukaran, soal yang baik adalah soal yang
dapat membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan
rendah. Untuk memperoleh gambaran daya pembeda suatu soal, seluruh peserta tes
dikelompokkan menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Untuk peserta kurang
dari 100, seluruh peserta tes dibagi menjadi dua sama besar, 50% kelompok atas dan
50% kelompok bawah dengan terlebih dahulu mengurutkan skor tes tertinggi hingga
skor tes terendah. Adapun rumus untuk mencari daya pembeda adalah seperti pada
persamaan 3.4.
� = � − � = − … .
(Sapriya dkk. 2006, hlm. 143)
Keterangan:
D = daya pembeda
JA = banyaknya peserta tes kelompok atas
JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah
BA = banyaknya peserta tes kelas atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta tes kelas bawah yang menjawab benar
Nilai daya pembeda yang telah diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel
interpretasi daya pembeda yang disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda
D Kriteria
0,00 -0,20 Jelek
0,20 -0,40 Cukup
0,40 -0,70 Baik
0,70 -1,00 Baik sekali
D. Hasil Uji Coba Instrumen
Sebelum soal diberikan kepada siswa sebagai penelitian, soal tes terlebih dahulu
diuji. Pengujian dilakukan dua tahap, pertama diuji penilaian ahli kemudian diujikan
kepada testee. Uji coba dilaksanakan di salah satu SMA di Kabupaten Bandung yang
telah mempelajari materi gerak lurus. Instrument yang diuji cobakan sejumlah 35 soal.
Hasil olah data uji instrumen berupa validitas, reabilitas, tingkat kesukaran serta daya
pembeda setiap butir soal ditunjukkan Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Kognitif
No Aspek
Soal yang digunakan untuk dijadikan soal pretest dan posttest adalah soal dengan
validitas yang memiliki kategori sedang hingga sangat tinggi sehingga terdapat
beberapa soal yang tidak terpakai atau dibuang. Meskipun terdapat beberapa soal yang
dibuang, dalam soal yang dipakai terdapat seluruh aspek kognitif yang dibutuhkan dari
dipakai dan 13 soal yang dibuang. Nilai reliabilitas yang diperoleh dalam uji coba
instrument ini adalah 0,87 dan berada dalam kategori sangat tinggi sehingga dapat
dikatakan keajegan instrument tersebut baik. Tabel 3.7 menunjukkan distribusi tes
dalam aspek kognitif,
Tabel 3.7. Distribusi Tes Aspek Kognitif
Aspek Kognitif Nomor Soal Banyak Soal
Mengingat (C1) 1,2, 9, 16, 17 5
Mengerti (C2) 3, 4, 5, 6, 10, 11, 18 7
Menerapkan (C3) 7, 12, 13, 14, 19, 20, 21 7
Menganalisis (C4) 8, 15, 22 3
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya:
1. Tahap Persiapan
a. Memilih masalah,
b. Melaksanakan studi pendahuluan yaitu dengan studi literasi dan studi
lapangan,
c. Merumuskan masalah,
d. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol,
e. Merancang tugas menulis berupa jurnal dan soal analisis,
f. Melaksanakan judgment ahli untuk memeriksa tugas menulis dan RPP yang
akan digunakan,
g. Merancang instrument penelitian berupa tes tulis untuk pretest dan posttest,
h. Meminta ahli untuk judgment tes,
i. Melaksanakan uji coba instrumen di salah satu SMA di Kabupaten Bandung,
j. Mengolah data hasil uji coba instrument penelitian untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda,
k. Membuat lembar observasi,
l. Menentukan observer.
a. Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat,
b. Observer melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas,
c. Memberikan pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol,
d. Memberikan tugas menulis dan memaparkan tugas yang diberikan kepada
kelas eksperimen,
e. Mengumpulkan tugas menulis pada pertemuan selanjutnya untuk kelas
eksperimen dan memberikan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3. Tahap Pelaporan
a. Melakukan pengolahan data,
b. Melakukan analisis data,
c. Menarik kesimpulan penelitian,
d. Melaporkan hasil penelitian.
Semua langkah penelitian di atas digambarkan dalam bagan alur penelitian pada
Dibuang TIDAK
YA
Studi Literasi Studi Lapangan
Memilih Masalah
Studi Pendahuluan
Merumuskan Masalah
Kelas eksperimen: Pembelajaran menggunakan strategi writing to learn
Memilih Masalah
Menentukan Sumber Data Menentukan Variabel
Menentukan dan Menyusun Instrumen Penelitian
Analisis Data
Menarik Kesimpulan
Menyusun Laporan Judgment Instrumen Penelitian
Uji Coba Instrumen Penelitian
Kelas kontrol: Pembelajaran tanpa menggunakan strategi writing to learn
Mengumpulkan Data: a. Pretest
b. Tugas menulis c. Posttest
F. Analisis Data
Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis agar diketahui hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Berikut merupakan analisis data yang diperoleh:
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasar kepada bentuk instrumen
yang digunakan. Berikut ini merupakan teknik analisis data yang digunakan.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan strategi writing to
learn yang telah dilaksanakan. Format observasi berbentuk checklist pada kolom ya
atau tidak, presentasi keterlaksanaan strategi writing to learn dirumuskan sebagi
berikut:
% = ∑ ∑ � ℎ � × % … .
Setelah dihitung persentase keterlaksanaan melalui lembar observasi, selanjutnya
data diinterpretasikan berdasarkan Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Kategori Persentase Keterlaksanaan Model
Persentase Keterlaksanaan Model (%) Interpretasi
KM = 0 Tidak satupun kegiatan terlaksana 0 < KM 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 < KM ≤ 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
Koswara dan A’izah (dalam Fathanmubina, 2005, hlm. 31) 2. Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda digunakan sebagai pretest dan posttest. Teknik penskoran
menggunakan cara biasa yaitu jawaban benar diberikan skor 1 dan jawaban salah
diberikan skor 0. Pemberian skor diberikan dengan rumus: = Σ … .
Peningkatan kemampuan kognitif pada siswa dicari dengan menghitung nilai
rata-rata gain yang dinormalisasi. Hake (1998) mendefinisikan rata-rata gain yang
dinormalisasi yaitu sebagai berikut,
< � >= % < �− % <> −< � > % � > … .
(Hake, 1998)
Keterangan:
<g> = Rata-rata gain yang ternormalisasi
<Sf> = Nilai rata-rata post-test
<Si> = Nilai rata-rata pre-test
Dengan kriteria nilai gain seperti yang tersaji dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Kriteria N-Gain
Rata-rata gain ternormalisasi Kategori
(<g>) ≥ 0,7 tinggi
0,7 > (<g>) ≥ 0,3 sedang
(<g>) < 0,3 rendah
(Hake, 1998)
Dampak penggunaan strategi writing to learn dilihat dari hasil prestasi antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Karena kelas eksperimen adalah kelas yang
menerapkan pembelajaran dengan strategi writing to learn, maka diharapkan bahwa
pada kelas ini terjadi peningkatan kemampuan kognitif yang cukup signifikan
dibandingkan kelas kontrol. Dampak strategi writing to learn ini diukur dengan
menggunakan effect size (ukuran dampak) diantara rerata hasil prestasi di antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Sinaga (2014) menyebutkan bahwa ukuran dampak
merupakan pengukuran sederhana untuk mengkuantifikasi perbedaan diantara
kelompok yang sama atau dua kelompok dari waktu ke waktu. Effect size (ukuran
= | ̅ − ̅ |
� … .
(Fraenkel dkk., 2012, hlm. 248)
Keterangan:
d = effect size
̅ = Nilai rata-rata kelas eksperimen ̅ = Nilai rata-rata kelas kontrol
� = Standar deviasi pooled
Tabel 3.10. Kategori Cohen dalam Effect Size
Effect size Kategori
0,00-0,10 Lemah
0,10-0,25 Sedang
0,25-0,40 Kuat
0,40 < Δ Sangat Kuat
Cohen (dalam Becker, 2000)
3. Jurnal dan Soal Uraian
Dalam penelitian ini jurnal dan soal uraian digunakan sebagai treatment bagi
kelas eksperimen yang dikenai strategi writing to learn dalam pembelajarannya. Jurnal
dan soal uraian kemudian dinilai utnuk melihat kualitas menulis siswa. Kualitas
menulis diukur dengan menggunakan rubric yang dikembangkan oleh Sinaga (2014),
aspek yang dinilai untuk mengukur kualitas menulis seperti pada tabel 3.11.
Tabel 3.11. Aspek Penilaian Jurnal
No Aspek Penilaian Jurnal
1. Kejelasan dan kebenaran konsep atau hukum
2. Modus Representasi
3. Keluasan dan kedalaman uraian pokok bahasan
4. Hirarki konseptual dan pengorgsnisasian tulisan
5. Gagasan utama atau gagasan besar dari tulisan
Kualitas menulis kemudian diubah kedalam skor dengan membandingkan
tulisan siswa dengan kategori pada aspek di atas. Pemberian skor diberikan dengan
rumus,
= Σ �… .
Dengan S adalah skor siswa dan � adalah perolehan skor siswa untuk kriteria
ke-i.
Kualitas menulis siswa dinilai untuk melihat hubungan kualitas menulis dengan
kemampuan kognitif siswa. Hubungan kualitas menulis dengan kemampuan kognitif
siswa ditunjukkan dengan korelasi linier sederhana. Analisis korelasi bertujuan untuk
mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel. Arikunto (2013, hlm. 338)
menyatakan bahwa analisa regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur
hubungan statistik antara dua variabel atau lebih. Sedangkan analisa korelasi digunakan
untuk mengukur derajat kedekatan antar variabel.
Panggabean (2001) menjelaskan langkah-langkah analisa regresi antara dua
variabel diantaranya:
a. Menentukan garis regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan antar variabel = + …(3.10)
a dan b dapat diketahui dengan menggunakan persamaan:
= ∑ ∑∑ − ∑− ∑ ∑ … .
= ∑ ∑ − ∑− ∑ ∑ … .
b. Uji linearitas regresi
1) Menghitung jumlah kuadrat regresi a ( )
= ∑ … .
/ = {∑ − ∑ ∑ } … .
3) Menghitung jumlah kuadrat residu ( �)
� = ∑ − − ⁄ … .
4) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan ( ��)
�� = ∑ {∑ − ∑ } … .
5) Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan ( ��)
�� = �− ��… .
6) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan ( ��)
�� = − … .
7) Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan ( � )
� = − … .
8) Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan ( ��)
�� = �� ��… .
9) Mengitung rata-rata ketidakcocokan ( � )
� = � � … .
10)Menghitung nilai F ketidakcocokan (�� )
�� = � ��… .
� −� �� ��
⁄ … .
12)Memeriksa linieritas regresi
Jika �� < �
−� �� ��
⁄ , maka regresi linier
Jika �� � −� ��
��
⁄ , maka regresi tidak linier
Analisa korelasi dapat menggunakan korelasi product moment dan Pearson yaitu
sebagai berikut,
= � Σ − Σ Σ
√{� Σ − Σ }{Σ − Σ }… .
(Sapriya dkk. 2006, hlm. 143)
Interpretasi koefisen korelasi yang telah diperoleh ditunjukkan Tabel 3.12.
Tabel 3.12. Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah