• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Efikasi Diri

A. Pengertian Efikasi Diri

Bandura dalam Sahertian (2010:159) mendefinisikan efikasi diri sebagai

keyakinan seseorang terhadap kapabilitasyang dimilikinya dalam mengorganisir

dan melaksanakankegiatan-kegiatan yang mensyaratkan pencapaiantingkat kinerja

tertentu.Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya

untukmenyelesaikan suatu pekerjaan. Kondisi motivasi seseorang yang lebih

didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif

benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam

pengembanganintensi seseorang (Indarti dan Rokhima, 2008:6).

Efikasi diri (self-efficacy) merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor

lingkungan. Efikasi diri dapat menjadi penentu keberhasilan performansi dan

pelaksanaan pekerjaan. Efikasi diri juga sangat mempengaruhi pola pikir,

reaksiemosional, dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003:86).

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut, penulis dapat

(2)

individu mengenaikemampuan dirinya dalam mengorganisasi dan menyelesaikan

suatu tugas untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.Dengan demikian,

seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi memiliki tekad yang kuat untuk

selalu berusaha mencapai apa yang ia inginkan.

B.Sumber Efikasi Diri

Bandura dalam Lukito (2015:9) menyatakan bahwa efikasi diri

dapatdiperoleh, dipelajari dan dikembangkan dari empat sumber informasi.

Dimana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian

yangdapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif (Positive Arousal) untukberusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Hal ini mengacu

padakonsep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat meningkatkan

perasaanatas efikasi diri (Bandura dalam Lazaruset.al, 1980). Adapun sumber sumber efikasi diri tersebut:

Pertama, pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi (Enactive attainment and performance accomplishment), yaitu sumber ekspektasi efikasidiri yang penting, karena berdasar pengalaman individu secara langsung.Individu

yang pernah memperoleh suatu prestasi, akan terdorong meningkatkankeyakinan

dan penilaian terhadap efikasi diri. Pengalaman keberhasilan individuini

meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi

kesulitan,sehingga dapat mengurangi kegagalan.

Kedua, pengalaman orang lain (Vicarious experience), yaitu

mengamatiperilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu.

(3)

merasamemiliki kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari pada

orangyang menjadi subyek belajarnya. Ia akan mempunyai kecenderungan

merasamampu melakukan hal yang sama. Meningkatnya efikasi diri individu ini

dapatmeningkatkan motivasi untuk mencapai suatu prestasi. Peningkatan efikasi

diri ini

akan menjadi efektif jika subyek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak

kesamaan karakteristik antara individu dengan model, kesamaan tingkat

kesulitantugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta keanekaragaman yang dicapai

olehmodel.

Ketiga, persuasi verbal (Verbal persuasion), yaitu individu mendapatbujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi masalah-masalah yang akan

dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu untukberusaha lebih

gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan. Akan tetapi efikasidiri yang tumbuh

dengan metode ini biasanya tidak bertahan lama, apalagikemudian individu

mengalami peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan.

Keempat, keadaan fisiologis dan psikologis (Physiological state and emotional arousal). Situasi yang menekan kondisi emosional dapatmempengaruhi efikasi diri. Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yangmendalam dan keadaan

fisiologis yang lemah yang dialami individu akandirasakan sebagai suatu isyarat

akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, makasituasi yang menekan dan

mengancam akan cenderung dihindari.

Empat haltersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembangnya

(4)

ditingkatkan dengan membuat manipulasi melalui empat sumber yang diuraikan

tersebut.

C. Dimensi Efikasi Diri

Bandura dalam Lukito (2015:14) mengungkapkan bahwa perbedaan efikasi

diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude, strength

dan generality. Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam

performansi, yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, tingkat kesulitan tugas (magnitude), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada

pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasipada

tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang

dapat dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau perilaku di luar batas

kemampuannya.

Kedua, kekuatan keyakinan (strength), yaitu berkaitan dengan kekuatanpada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat danmantap pada

individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapaitujuan, walaupun

mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yangmenunjang. Sebaliknya

pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akankemampuan diri akan mudah

digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yangtidak menunjang.

Ketiga, generalitas (generality), yaitu hal yang berkaitan cakupan luasbidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap

(5)

tergantung padapemahamankemampuan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas

dan situasitertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan

bervariasi.

Perbedaan efikasi diri (Self-Efficacy) pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu (1) magnitude, (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, (2) Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas

kemampuannya, dan (3) generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya.

2.1.2 Pengetahuan Kewirausahaan

Suryana et. al (2010:66) menyatakan bahwa seorangwirausaha perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapatmengarahkan dirinya guna

memperoleh peluang usaha, menyusun konsepusaha, membuat perencanaan,

masuk pasar, beroperasi(organisasi/sendiri), dan dengan demikian menikmati nilai

tambah danmengembangkan diri.

Menurut Drucker dalam Riani et. al. (2005:18) dasar pengetahuan kewirausahaan adalah inovasi, artinya cara baru memanfaatkan sumberdaya untuk

menciptakan kekayaan. Inovasi bisa dikejar dan diusahakan secara sengaja dan

tidak tergantung datangnya ilham. Untuk membuahkan inovasi kita

memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita secara sistematis.

Ini menyankut kepekaan dan ketrampilan diagnostik, dua macam kemampuan

(6)

Menurut Hisrich dalam Nursito et. al (2013:152) pengetahuankewirausahaan adalah dasar dari sumberdaya kewirausahan yang

terdapat didalamdiri individu.Menurut Kuntowicaksono (2012:49) pengetahuan

wirausaha adalah pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai

karakter positif, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang

usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat

konsumennya. Sedangkan Nursito et. al (2013:154) menyatakan bahwa pengetahuan kewirausahaan didefinisikan sebagaitingkat pengetahuan sebagai

hasil belajar setelah mengikut prosespendidikan kewirausahaan yang diperlukan

untuk memulai dan menjalankan usaha.

A. Dimensi Pengetahuan Kewirausahaan

Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan,

kemampuan dan kemauan. Beberapa dimensi Pengetahuan Kewirausahaan adalah:

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan

usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.

4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis (Suryana, 2006:4).

2.1.3 Minat Berwirausaha

A. Pengertian Minat Berwirausaha

Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan amtara diri

(7)

semakin besar minat (Slameto, 2010:180). Menurut Winkel (2004:650) minat

yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada

suatu bidang tertentu dan merasa senang dalam berbagai kegiatan yang berkaitan

dengan kegiatan bidang itu sendiri. Menurut Walgito (2004:51) minat merupakan

suatu keadaan dimana individu menaruh perhatian pada sesuatu dan disertai

dengan keinginannya untuk mengetahui dan mempelajari serta membuktikan lebih

lanjut mengenai situasi tersebut. Menurut Purwanto (2006:56) minat adalah suatu

perbuatan yang berpusat kepada suatu tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi

perbuatan itu sendiri. Dalam diri manusia terdapat motif yang mendorong

manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.

Menururt Bygrave dalam Suryana (2003:12) wirausaha adalahorang yang

memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untukmengejar peluang

itu. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Meredith dalamSuryana (2003:12)

mengemukakan bahwa wirausaha juga dapat diartikan sebagaisuatu kemampuan

untuk melihat dan menilai peluang-peluang bisnis,mengumpulkan sumber daya

yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil

tindakan yang tepat guna menghasilkan keuntungan daripeluang tersebut.

Pengertian minat bewirausaha menurut Yanto dalam Suryawan (2006:34)

adalahkemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan

hidup,memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada

pada diri sendiri. Menurut Subandono (2007:18) minat wirausaha

adalahkecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu

(8)

mengembangkan usahayang diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari

dalam diri seseorang untukmenciptakan sebuah bidang usaha.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

minat wirausahaadalah kesadaran seseorang yang dapat menimbulkan keinginan,

ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauankeras dengan

adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhanhidupnya tanpa

merasa takut akan kegagalan dan risiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar

darikegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang didirikannya, hal

itu dilakukan guna mencapai tujuan yang diharapkan dalam berwirausaha.

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Menurut Suhartini (2011:44) minat seseorang terhadap suatu objek diawali

dariperhatian seseorang terhadap objek tersebut. Minat merupakan sesuatu hal

yangsangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh

kembangkanpada diri setiap mahasiswa. Minat tidak dibawa sejak lahir,

melainkan tumbuh danberkembang sesuai dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, seperti:

1. Faktor Intrinsik

Faktor intristik adalah faktor-faktor yang timbul karenapengaruh rangsangan

dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor Intristik terdapat beberapa yaitu:

1. Pendapatan

Penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun

barang.Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat

(9)

memperoleh pendapatanitulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk

berwirausaha.

2. Harga Diri

Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang,

karenadengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas,

menjagagengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain.

3. Perasaan Senang

Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang,

baikperasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya dengan

pribadiseseorang, maka tanggapan perasaan senang berwiraswasta akan

memunculkan minat berwiraswasta (Sihad Hantoro, 2005).

2. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yangmempengaruhi individu karena

pengaruh rangsangan dari luar.Faktor ekstrinstik terdiri dari :

1. Lingkungan Keluarga

Kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan

anggotakeluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi

pertumbuhan danperkembangan anak, disinilah yang memberikan

pengaruh awal terhadapterbentuknya kepribadian. Minat berwirausaha

(10)

minat tersebut, karena sikapdan aktivitas sesama anggota keluarga saling

mempengaruhi baik secaralangsung maupun tidak langsung.

2. Lingkungan Masyarakat

Merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik di kawasan

tempattinggalnya maupun dikawasan lain. Misalnya seseorang yang

tinggal didaerahyang terdapat usaha jasa elektronika atau sering bergaul

dengan pengusahaelektronika yang berhasil akan menimbulkan minat

berwirausaha bidangelektronika.

3. Peluang

Merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa

yangdinginkannya atau menjadi harapannya.

4. Pendidikan dan pengetahuan

Di dapat selama masa kuliah dan merupakan modal dasar yang

digunakanuntuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama di

perkuliahanterutama dalam mata kuliah praktek (Sutanto, 2002).

B. Dimensi Minat Berwirausaha

Dalam literatur kewirausahaan, faktor terpenting yang membentuk minat

berwirausaha adalah faktor psikologis. Faktor-faktor psikologis menjelaskan

pola bertindak melalui minat seseorang dalam memilih berwirausaha sebagai

karir (Sagiri danAppolloni, 2009:77). Faktor-faktor psikologis ini terdiri atas

(11)

1. Penentuan Nasib Sendiri (Self-determination)

Menurut Spreitzer dan Kroenke (1997) penentuan nasib sendiri ( self-determination) merupakan keyakinan seseorang bahwa orang tersebut mempunyai kebebasan atau otonomi dan kendali tentang bagaimana

mengerjakan pekerjaannya. Self determination merupakan anggapan bahwa suatu pekerjaan tidak membutuhkan satu perasaan seseorang yang memiliki

peluang untuk menggunakan inisiatif dan mengatur tingkah laku dalam

mengerjakan pekerjaan mereka. Dalam pandangan humanistik, self determination (penentuan diri) merupakan sesuatu yang aktif yang mana terdapat self aware ego dan memiliki kesadaran diri (self consciousness).

2. Kemampuan Menghadapi Resiko (Risk bearing ability)

Risiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan

terjadinya keadaan yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi

kebanyakan orang tidak menginginkannya. Risk bearing ability atau dikenal juga sebagai risk taking propensity merupaan salah satu faktor penting dalam menciptakan usaha baru. Seorang wirausaha harus mampu mengatasi berbagai

risiko yang dihadapi agar dapat memperoleh imbalan atas usaha-usaha yang

telah dilakukannya, terutama imbalan finansial yang sering diidentifikasikan

(12)

3. Kepercayaan dan Sikap (Belief and attitude)

Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh belief and attitude yang dimilikinya. Belief and attitude memegang peran penting dalam menentukan tindakan seseorang. Terkait dengan minat berwirausaha, belief and attitude

berperan penting dalam diri seseorang saat mengambil pilihan berwirausaha

sebagai karir yang akan ditekuni. Faktor ini juga dapat diterjemahkan sebagai

persepsi individu atas keinginan pribadi untuk melakukan tindakan-tindakan

berwirausaha seperti menciptakan usaha baru (Krueger et. al, 2000)

2.1.4 TeoriKewirausahaan

Pengertian wirausahawan (entrepreneur) adalah orangyang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagaikesempatan. Berjiwa

berani mengambil risiko artinya bermental mandiri danberani memulai usaha,

tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalamkondisi tidak pasti. Kegiatan

wirausaha dapat dilakukan seorang diri atauberkelompok. Seorang wirausahawan

dalam pikirannya selalu berusaha mencari,memanfaatkan, serta menciptakan

peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006:16).

Seorang wirausahawan menurut Zimmerer dan Scarborough (2002:3)

adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil risiko

dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara

mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan

untuk mendirikannya. Sedangkan menurut Mudjiarto dan Wahid (2006:2)

(13)

peluang mencari dana, serta sumber dana lain yang diperlukan untuk meraih

peluang tersebut dan berani mengambil risiko dengan tujuan tercapainya

kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.

Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu

terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong

perubahan, inovasi, dan kemajuan di perekonomian kita datang dari wirausaha;

orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil risiko dan

mempercepat pertumbuhan ekonomi. (Longenecker et al. 2001:4).

Dalam konteks manajemen, menurut Usman dalam Mudjiarto dan Wahid

(2006:2) pengertian entrepreneur adalah seseotang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah (materials), tenaga kerja (labors) untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi atau pengembangan organisasi usaha.

Kao dalam Saiman (2009:41) mendefinisikan berkewirausahaansebagai

usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis manajemen

pengambilan risiko yang tepat, dan melalui ketrampilan komunikasi dan

manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau

sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana

dengan baik.

Menurut Hirsch et. al. dalam Saiman (2009:42). berkewirausahaan adalah proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh

individu yang berani mengambil risiko utama dengan syarat-syarat kewajaran,

(14)

jasa. Produk dan jasa tersebut tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai

tersebut bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawan dengan penerimaan

atau penempatan kebutuhan ketrampilan dan sumber-sumber daya.

A. Karakteristik Wirausaha

Longeneckeret. al.(2001:8) menyebutkan empat karakteristik wirausaha, yaitu:

1. Kebutuhan akan Keberhasilan

Psikologi mengakui bahwa tiap orang berbeda dalam tingkat kebutuhan akan

keberhasilannya.Orang yang memiliki tingkat kebutuhan keberhasilan yang

rendah, terlihat puas dengan status yang dimilikinya. Pada sisi lain, orang dengan

tingkat kebutuhan keberhasilan yang tinggi senang bersaing dengan standar

keunggulan dan memilih untuk bertanggung jawab secara pribadi atas tugas yang

dibebankan padanya.

2. Keinginan untuk Mengambil Risiko

Risiko yang diambil oleh wirausaha dalam memulai dan/atau menjalankan

bisnisnya berbeda-beda. Wirausaha yang mengidentifikasikan secara teliti

kegiatan bisnis yang istimewa, menerima risiko fisik sebagaimana mereka

menghadapi kemungkinan terjadinya kegagalan.

3. Percaya Diri

Orang yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri merasa dapat menjawab

(15)

wirausaha yang sukses adalah orang yang percaya pada dirinya sendiri, yang

mengakui adalah masalah di dalam peluncuran perusahaan baru, tapi

mempercayai kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah tersebut.

4. Keinginan Kuat untuk Berbisnis

Banyak wirausaha memperhatikan tingkat keingintahuannya yang dapat

disebut sebagai keinginan kuat untuk berbisnis dengan tujuan apa pun,

menciptakan ketabahan, dan kemauan untuk bekerja keras.

B. Manfaat Kewirausahaan

Zimmerer dan Scarborough (2002:8) merumuskan manfaat kewirausahaan

sebagai berikut:

1. Peluang mengendalikan nasib Anda sendiri

Memiliki suatu bisnis memberikan kebebasan dan peluang wirausaha

untuk mencapai sasaran yang penting baginya. Para wirausahawan ingin

menjadi “pemberi aba-aba” dalam hidup mereka, dan menggunakan

bisnisnya untuk mewujudkan keinginannya dalam hidup. Wirausahawan

meraih kepuasan pribadi dengan menyadari bahwa mereka sendirilah

daya dorong bisnis mereka.

2. Kesempatan melakukan perubahan

Semakin banyak wirausahawan yang memulai bisnis karena melihat

(16)

Para wirausahawan kini menemukan cara untuk mengkombinasikan

keprihatinan mereka terhadap masalah-masalah sosial dengan keinginan

untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

3. Peluang untuk menggunakan potensi sepenuhnya

Terlalu banyak orang yang mendapatkan bahwa pekerjaan mereka

membosankan, tidak menantang, dan tidak menarik. Tetapi pada

kebanyakan wirausahawan tidak banyak perbedaan antara kerja dan

bermain; keduanya sama saja. Bismis-bisnis yang dimiliki wirausahawan

merupakan alat untuk pernyataan dan aktualisasi diri.

4. Peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas

Keuntungan merupakan faktor motivasi wirausahawan dalam

memutuskan pendirian bisnis. Memulai perusahaan milik sendiri

merupakan cara terbaik untuk menciptakan kekayaan.

5. Peluang untuk berperan masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas

usaha Anda.

Wirausahawan menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari

pelanggan yang telah dilayani dengan setia selama bertahun-tahun. Peran

penting yang dimainkan dalam sistem bisnis di lingkungan setempat dan

pengetahuan bahwa kerja mereka memiliki dampak nyata dalam

melancarkan fungsi ekonomi nasional adalah imbalan fungsi ekonomi

(17)

6. Peluang melakukan sesuatu yang Anda sukai

Yang umum dirasakan oleh pemilik usaha kecil adalah bahwa kegiatan

usaha mereka sesunguhnya bagi mereka bukanlah kerja. Kebanyakan

wirausaha yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertentu karena

tertarik dan menyukainya. Jadi mereka menyalurkan hobi dan kegemaran

mereka menjadi pekerjaan sehingga mereka senang melakukannya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pandu M. Lukito(2015) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Efikasi Diri, Faktor Kontekstual dan Sikap Terhadap Intensi Kewirausahaan pada

Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

Efikasi Diri dan Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi

berwirausaha, tetapi faktor kontekstual berpengaruh positif tetapi tidak signifikan

terhadap intensi berwirausaha

Ika Pina Yuliyaningsih (2013) melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi PeluangKerja di Bidang

Akuntansi dengan Minat Berwirausaha”. Hasil penelitian ini menunjukkan

terdapat hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan kewirausahaan

dengan minat berwirausaha dan terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan

antara persepsi peluang kerja di bidang akuntansi dengan minat berwirausaha,

Kadarsih et. al (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yangMemengaruhi Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi FKIP UNS”. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang

(18)

kebebasan bekerja, (c) visioner, (d) keahlian, (e) ketersediaan modal dan

lingkungan sosial, (f) kontekstual, dan (g) persepsi terhadap figur wirausahawan.

Afia Randa Ritonga (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Efikasi Diri, Kesiapan Instrumentasi Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap

Minat Mahasiswa Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Departemen

Manajemen FE UMSU)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil

penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi

terhadap Minat Berwirausaha.

Nurul Indarti dan Rostiani Rokhima (2008), melakukan penelitian yang

berjudul “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara

Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Efikasi diri terbukti mempengaruhi intensi

mahasiswa Indonesia dan Norwegia. Kesiapan instrumen dan pengalaman bekerja

sebelumnya menjadi faktor penentu intensi kewirausahaan bagi mahasiswa

Norwegia. Kebutuhan akan prestasi, umur, dan jender tidak terbukti secara

signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan.Hasil penelitian juga

menunjukkan tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa Indonesiasignifikan lebih

tinggi dibandingkan mahasiswa Jepang dan Norwegia.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Metode

(19)

1. Lukito, M.

Efikasi Diri dan Sikap

Lanjutan Tabel 2.1 2 Peluang Kerja di Bidang Akuntansi, dan Minat Berwirausaha an dalam Bekerja,

Persepsiterhadap Profesi Wirausahawan,Pekerjaan Orang Tua,

(20)

wirausahawan

Efikasi Diri, Kesiapan Instrumentasi, Kebutuhan Akan Prestasi, dan Minat Mahasiswa akan Prestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha

Lanjutan Tabel 2.1 5. Indarti, N.

2. Kebutuhan akan prestasi, umur, dan jender tidak

2.3 Kerangka Konseptual

Bandura dalam Indarti (2008:6) mendefinisikan efikasi diri sebagai

kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih

(21)

benar. Efikasi diri tidak berkaitan langsung dengan kecakapan yang dimiliki

individu, melainkan pada penilaian diri tentang apa yang dapat dilakukan, tanpa

terkait dengan kecakapan yang dimiliki.Seseorang yang memiliki efikasi diri yang

tinggi memiliki tekad yang kuat untuk selalu berusaha mencapai apa yang ia

inginkan dan memiliki keberanian dalam mengambil risiko.Febriani (2013:9)

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara

efikasi diri dan minat berwirausaha. Hal ini menunjukkan semakin tinggi efikasi

diri seseorang maka semakin tinggi pula minat berwirausaha orang tersebut.

Sebaliknya, semakin rendah efikasi diri seseorang maka semakin rendah pula

minat berwirausahanya.

Saiman dalam Yuliyaningsih (2013:134) menyatakan bahwa pengetahuan

kewirausahaan merupakan salah satu faktor pemicu minat berwirausaha.

Seseorang yang telah memperoleh pelatihan, mata kuliah,seminar, kursus

kewirausahaan akan tertarik untuk berwirausaha. Mata kuliah Kewirausahaan di

universitas merupakan salah satu bentuk pemberian pengetahuan kewirausahaan

kepada mahasiswa agar mahasiswa berminat untuk menekuni bidang

kewirausahaan. Hasil-hasil penelitian terdahulu juga menyimpulkan bahwa

pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Semakin

meningkatnya pengetahuan kewirausahaan seseorang maka akan meningkatkan

minatnya untuk berwirausaha (Yuliyaningsih, 2013:134).

Berdasarkan teori yang telah dijabarkan diatas maka dapat diketahui bahwa

(22)

berwirausaha. Maka dari itu, berdasarkan teori pendukung kerangka konseptual

pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang

akan di uji dalam penelitian ini adalah Efikasi diri dan Pengetahuan

Kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Sumatera

Utara.

Efikasi Diri

(X

1

)

Pengetahuan

Kewirausahaan (X

2

)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

RENCANA UMUM PENGAM&ATW DINAS PENDIDIKAN KOTA MAGELANG.. Alamat

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT,PERIMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MAGELANG. Alamat :

RENCANA UMUM PENGADAAN RSUD TIDAR KOTA MAGEI-ANG Alamat : Jl, Tidar

Panitia Pengadaan Langsung

dibidang administrasi pembangunan, pengendalian dan Eavaluasi Pembangunan yang dilaksanakan serta pembinaan usaha jasa pembangunan dalam wilayah Provinsi

M eningkatkan sikap responsif Aparat pengawasan terhadap lingkungan yang berpengaruh termasuk peran serta masyarakat terhadap pengaw asan pelayanan publik dan