• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK

PADA ANAK BERBASIS WEB

Oleh :

INDAH NURUL AFIFAH NIM. 04550048

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK

PADA ANAK BERBASIS WEB

Diajukan Kepada:

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh :

INDAH NURUL AFIFAH NIM. 045500448

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK

PADA ANAK BERBASIS WEB

SKRIPSI

Oleh :

INDAH NURUL AFIFAH NIM. 04550048

Telah Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Syahiduz Zaman, M. Kom M.Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom NIP. 150 368 777 NIP. 150 377 940

Malang, 29 Januari 2009

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK

PADA ANAK BERBASIS WEB

SKRIPSI

Oleh :

INDAH NURUL AFIFAH NIM. 04550048

Telah dipertahankan Di Depan Dewan Penguji

Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom)

Pada Tanggal, 15 Januari 2009

Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Penguji Utama : Totok Chamidy, M.Kom ( ) NIP. 150 381 177

2. Ketua Penguji : M. Amin Hariyadi, M.T ( ) NIP.150 368 791

3. Sekertaris Penguji : Syahiduz Zaman, M.Kom ( ) NIP.150 368 777

4. Anggota Penguji : M. Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom ( ) NIP. 150 377 940

Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Indah Nurul Afifah

NIM : 04550048

Jurusan : Teknik Informatika

Fakultas : Sains dan Teknologi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 30 Januari 2009

Yang membuat pernyataan,

Indah Nurul Afifah

(6)

Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu,

Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.

Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,

Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya.

Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara

hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi

(7)

! "

# $ %

# &

&

%

' %

%

%

%

( %

' % $ %

$

%

) *

! $ +$ ,& #

+# , ) * & &

* %

) * *

! - - %

' - & - & ' - & - &

(8)

-KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobbil ’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang

melimpahkan segala rahmat, taufiq, hidayah, dan karunia-Nya, tak lupa teriring

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dalam meraih kesuksesan di dunia

dan akhirat, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan skripsi dengan judul

"SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK PADA

ANAK BERBASIS WEB". Sebagai salah satu persyaratan akademis dalam

menyelesaikan program studi Teknik Informatika Spesialisasi Teknik Informatika

jenjang Strata-1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN)Malang.

Dalam Skripsi ini dijelaskan bagaimana sistem ini bekerja. Sehingga

nantinya dapat digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi gizi dan

menentukan tipe gizi pada anak yang berusia 0-5 tahun

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

banyak memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Maka melalui kesempatan

ini perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat yang setinggi-tingginya,

terima kasih yang begitu mendalam dan penghargaan yang tulus kepada yang

terhormat Bapak Syahiduz Zaman, M.Kom., selaku dosen pembimbing I, Bapak

Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom., selaku dosen pembimbing II, serta Ibu Dr. Anik

Puryatni, Sp.A selaku pembimbing di RSU Dr. Saiful Anwar Malang, yang telah

(9)

dukungan semangat yang benar-benar penulis rasakan sehingga terwujudnya

skripsi ini.

Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan

pula kepada yang terhormat:

1. Ayah dan Bunda yang telah banyak memberikan cinta, kasih dan sayangnya

kepada penulis hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, serta

kepada Kakak dan Adik-adikku terima kasih buat doa, dorongan semangat

dan keceriaan yang diberikan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Malang beserta seluruh staf.

3. Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc, selaku Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

beserta seluruh staf.

4. Bapak Suhartono, M,Kom., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

5. Ibu Ririn Kusumawati, M.Kom, selaku dosen wali.

6. DR. Dr. T.P. Hutapea, Sp.P., MARS., DTCE selaku Direktur RSU Dr.

Saiful Anwar Wadir Pelayanan dan Pendidikan Malang yang telah

menerima penulis dengan baik untuk melaksanakan penelitian skripsi di

RSU Dr. Saiful Anwar Malang beserta staf.

7. Prof. Dr. dr. M. Istiadjid ES, SpS, SpBS selaku Ketua Komisi Etik

(10)

dengan menerbitkan “Ethical Clearance” sehingga penulis dapat melakukan

penelitian di RS. Saiful Anwar Malang.

8. Dr. Rahma, Sp.A., Dr Astri Proborin SP.A., yang telah banyak membantu

memberikan keterangan kepada penulis selama melakukan penelitian. Ibu

Reni dan Ibu Nia selaku staf bagian DIKLIT, Ibu Feronica selaku kepala

IRNA IV yang telah menerima, membantu dan memberikan pelayanan

kepada penulis selama melakukan penelitian dengan baik.

9. Perpustakaan Poltekkes Malang, yang telah memeberikan ijin kepada

penulis untuk memakai fasilitas perpustakaan.

10. Seluruh dosen Jurusan Teknik Informatika baik yang telah memberikan

ilmunya di spesialisasi teknik Teknik Informatika maupun pada Mata Kuliah

Dasar Umum (MKDU).

11. Seluruh Asisten Laboratorium Teknik Informatika Universitas Islam Negeri

(UIN) Malang yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan serta

keceriaan.

12. Bara dan Prima, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan

kepada penulis dan memberikan supportnya selama penulis menyelesaikan

skripsi.

13. Sahabat2 dan teman2, khususnya Lil Hanifah, Istidianah, Isna, Ajeng, Aina,

Tri, Arif, Titis, Eva, Anton_Mamek terima kasih buat kecerian,

semangatnya, dan bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi dan studi di

(11)

14. Reni, Maya, Umar, Sofi, Wafdan, Pipit, Rofi, Herle, Eva, Febri, Nurul,

Muzank_titin, Fuada, Rosi, Nia, serta seluruh teman di Kos Sunan Drajat 4,

terima kasih buat doa, keceriaan, semangat dan bantuan yang diberikan

kepada penulis.

15. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah

dilakukannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya tidak

akan luput dari kekurangan dan keterbatasan. Maka dengan segenap kerendahan

hati, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penulisan skripsi ini

jauh dari sempurna oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Laporan skripsi ini

bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan dan

dapat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Malang, 10 Januari 2009

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v

MOTTO ... vi

LEMBAR PERSEMBAHANKU ... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

ABSTRAK ... xix

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 8

1.6 Penelitian Yang Berkaitan ... 9

1.7 Metodologi Penelitian ... 9

1.8 Definisi Istilah... 11

1.9 Sistematika Penulisan ... 13

BAB II : LANDASAN TEORI ... 15

2.1 Tinjauan Tentang Gizi ... 15

2.1.1 Konsep Dasar Timbulnya Masalah Gizi ... 16

2.1.2 Cara Menentukan Status Gizi ... 19

2.1.2.1 Pengukuran Antropometri ... 20

2.1.3 Cara Menyatakan Status Gizi ... 22

2.1.3.1 Z-Skor Terhadap Nilai Median ... 22

2.1.3.2 Baku Anthropometri WHO NCHS (Z-Skor) .... 23

2.1.3.3 Klasifikasi KEP (Mclaren) ... 24

2.2 Tinjauan Tentang Sistem Pakar ... 25

2.2.1 Definisi Sisem Pakar ... 25

2.2.2 Sejarah Sistem Pakar ... 26

2.2.3 Pemakai Sistem Pakar ... 28

2.2.4 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 28

2.2.5 Bentuk Sistem Pakar ... 31

2.2.6 Struktur Sistem Pakar ... 32

2.2.7 Ciri-ciri Sistem Pakar ... 33

(13)

2.2.9 Kelemahan Sistem Pakar ... 36

2.2.10 Arsitektur Sistem Pakar ... 36

2.2.11 Basis Pengetahuan ... 38

2.2.12 Motor Inferensi ... 40

2.2.13 Kategori Masalah Sistem Pakar ... 45

2.3 Tinjauan Tentang Basis Data ... 46

2.3.1 Operasi Basis Data ... 46

2.3.2 Objek Basis Data... 48

2.4 Tinjauan Tentang Website ... 50

2.4.1 Sejarah Web ... 50

2.4.2 Pengenalan Web... 50

2.5 Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu Program ... 53

2.5.1 Diagram Konteks ... 54

2.5.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 55

2.5.3 Flowchart (Bagan Alir)... 59

2.5.4 Entity RelationshipDiagram (ERD)... 60

2.5.4 Jenis-jenis Relationship... 62

2.6 Tinjauan Singkat Software... 64

2.6.1 PHP ... 64

2.6.2 MYSQL... 65

2.6.2.1 Tipe Data MYSQL... 66

2.6.3 Dreamweaver 8 ... 68

BAB III : DESAIN PERANCANGAN DAN SISTEM... 69

3.1 Materi Penelitian... 69

3.2 Alat Penelitian... 69

3.2.1 Kebutuhan Hadware... 69

3.2.2 Kebutuhan Software ... 70

3.3 Analisis Sistem... 71

3.3.1 Dependency Diagram... 71

3.3.2 Konteks Diagram ... 72

3.3.3 Data Flow Diagram... 74

3.4 Entity Relationship Diagram (ERD)... 76

3.5 Rancangan Database ... 77

3.6 Proses Penalaran Inferensi Maju... 82

3.7 Diagram Alir atau Flowchart ... 85

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN... 93

4.1 Implementasi... 93

4.2 Desain Menu Program ... 93

4.2.1 Desain Menu Program Pengguna ... 94

4.2.2 Desain Menu Program Admin ... 94

4.3 Penjelasan Program ... 95

4.3.1 Halaman Menu Program Pengguna ... 95

(14)

4.3.1.2 Menu Halaman Buku Tamu ... 97

4.3.1.3 Menu Halaman Profil ... 98

4.3.1.4 Menu Konsultasi ... 99

4.3.1.5 Menu Halaman Login Pengguna ... 101

4.3.1.6 Menu Input ID Anak ... 102

4.3.1.7 Menu Analisa ... 102

4.3.1.8 Menu Input Analisa Lanjut ... 106

4.3.1.9 Menu Hasil Analisa Final ... 107

4.3.1.10 Menu Berita ... 109

4.3.1.11 Menu Detail Berita ... 110

4.3.1.12 Menu Tentang Sistem ... 111

4.3.2 Halaman Menu Utama Admin ... 111

4.3.2.1 Menu Login Admin ... 111

4.3.2.2 Menu Halaman Depan ... 113

4.3.2.3 Menu Tabel Berat Badan Per Usia ... 113

4.3.2.4 Menu Tambah Berat Badan Per Usia ... 114

4.3.2.5 Menu Tabel Tinggi Badan Per Usia ... 116

4.3.2.6 Menu Tambah Tabel Tinggi Badan Per Usia ... 117

4.3.2.7 Menu Tabel Berat Badan Per Tinggi Badan ... 118

4.3.2.8 Menu Tambah Berat Badan Per Tinggi Badan . 119 4.3.2.9 Menu Hapus Berita ... 120

4.3.2.10 Menu Tambah Berita ... 122

4.3.2.11 Menu Laporan Statistik ... 123

4.3.2.12 Menu Hapus Data User ... 124

4.3.2.13 Menu Sejarah Pemeriksaan Pasien ... 125

4.3.2.14 Menu Daftar Buku Tamu ... 126

4.4 Pengujian Sistem ... 127

BAB V : PENUTUP... 139

5.1 Kesimpulan ... 139

5.2 Saran ... 140

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tabel Antropometri... 23

Tabel 2.2 : Tabel Klasifikasi Mclaren ... 24

Tabel 2.3 : Tabel Kadar Albumin ... 24

Tabel 2.4 : Sistem Konvensional vs Sistem Pakar ... 30

Tabel 2.5 : Simbol Aliran Sistem ... 60

Tabel 3.1 : Basis Data t_kategori_user ... 77

Tabel 3.2 : Basis Data t_user ... 77

Tabel 3.3 : Basis Data t_hasil ... 78

Tabel 3.4 : Basis Data tu ... 78

Tabel 3.5 : Basis Data bu ... 79

Tabel 3.6 : Basis Data bb ... 79

Tabel 3.7 : Basis Data lla ... 80

Tabel 3.8 : Basis Data kategori_bu ... 80

Tabel 3.9 : Basis Data skor ... 81

Tabel 3.10 : Basis Data Mclaren ... 81

Tabel 3.11 : Basis Data Albumin ... 81

Tabel 3.12 : Basis Data Guest... 82

Tabel 3.13 : Basis Data Berita ... 82

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Faktor Penyebab Gizi Kurang... 18

Gambar 2.2 : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Gizi ... 19

Gambar 2.3 : Struktur Sistem Pakar ... 33

Gambar 2.4 : Arsitektur Sistem Pakar ... 38

Gambar 2.5 : Complete Struktur of Rule Base... 40

Gambar 2.6 : Proses Backward Chaining... 41

Gambar 2.7 : Proses Forward Chaining... 42

Gambar 2.8 : Diagram Alir Teknik Penelusuran Depth-First Search... 43

Gambar 2.9 : Diagram Alir Teknik Penelusuran Breadth-First Search... 43

Gambar 2.10 : Diagram Alir Teknik Penelusuran Best-First Search... 44

Gambar 2.11 : Kesatuan Eksternal DFD ... 56

Gambar 2.12 : Arus Data di DFD ... 56

Gambar 2.13 : Proses Data di DFD... 57

Gambar 2.14 : Simpan Data di DFD... 58

Gambar 2.15 : Simbol Entitas... 61

Gambar 2.16 : Simbol Tabel ... 61

Gambar 2.17 : Simbol Penghubung ... 61

Gambar 2.18 : Relasi satu ke satu ... 62

Gambar 2.19 : Relasi Satu ke Banyak ... 62

Gambar 2.20 : Relasi Banyak ke Satu ... 63

Gambar 2.21 : Relasi Banyak ke Banyak ... 63

Gambar 3.1 : Dependency Diagram... 72

Gambar 3.2 : Context Diagram ... 73

Gambar 3.3 : Data Flow Diagram Level 1... 75

Gambar 3.4 : Entity Relationship Diagram... 76

Gambar 3.5 : Flowchart Proses Penalaran Inferensi Maju ... 84

Gambar 3.6 : Flowchart Pendaftaran ... 85

Gambar 3.7 : Flowchart Login ... 86

Gambar 3.8 : Flowchart Form Data Anak ... 87

Gambar 3.9 : Flowchart Pengisian Data Anak ... 88

Gambar 3.10 : Flowchart Analisa Lanjut ... 90

Gambar 3.11 : Flowchart Buku Tamu ... 91

Gambar 4.1 : Desain Menu Program Pengguna... 94

Gambar 4.2 : Desain Menu Program Admin ... 94

Gambar 4.3 : Halaman Depan Pengguna ... 96

Gambar 4.4 : Halaman Buku Tamu ... 97

Gambar 4.5 : Menu Halaman Profil... 99

Gambar 4.6 : Menu Konsultasi ... 99

Gambar 4.7 : Menu Login Pengguna ... 101

Gambar 4.8 : Menu Input ID_anak ... 102

Gambar 4.9 : Menu Hasil Analisa... 103

Gambar 4.10 : Halaman Menu Input Analisa Lanjut... 106

(17)

Gambar 4.12 : Halaman Menu Berita ... 109

Gambar 4.13 : Halaman Menu Detail Berita ... 110

Gambar 4.14 : Halaman Menu Tentang Sistem ... 111

Gambar 4.15 : Halaman Menu Login Admin ... 112

Gambar 4.16 : Menu Halaman Depan ... 113

Gambar 4.17 : Menu Tabel Berat Badan Per Usia... 114

Gambar 4.18 : Menu Tambah Tabel Berat Badan Per Usia ... 115

Gambar 4.19 : Menu Tabel Tinggi Badan Per Usia... 116

Gambar 4.20 : Menu Tambah Tabel Tinggi Badan Per Usia ... 117

Gambar 4.21 : Menu Tabel Berat Badan Per Tinggi Badan ... 118

Gambar 4.22 : Menu Tambah Tabel Berat Badan Per Tinggi Badan ... 120

Gambar 4.23 : Halaman Menu Berita ... 121

Gambar 4.24 : Halaman Menu Tambah Berita ... 122

Gambar 4.25 : Menu Statistik ... 123

Gambar 4.26 : Halaman Menu Data User... 124

Gambar 4.27 : Menu Laporan Hasil Konsultasi Program... 125

Gambar 4.28 : Halaman Menu Daftar Buku Tamu ... 126

Gambar 4.29 : Hasil Analisa Nurfaizah ... 130

Gambar 4.30 : Hasil Analisa M. Yasin ... 131

Gambar 4.31 : Hasil Analisa Lis M. ... 132

Gambar 4.32 : Hasil Analisa Aditya ... 132

Gambar 4.33 : Hasil Analisa Rehan... 133

Gambar 4.34 : Hasil Analisa Dani B... 134

Gambar 4.35 : Hasil Analisa Faris ... 135

Gambar 4.36 : Hasil Analisa Hatmaja ... 135

Gambar 4.37 : Hasil Analisa Azwa... 136

Gambar 4.38 : Hasil Analisa Rehan... 137

Gambar 4.39 : Hasil Analisa Revangga ... 138

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Tabel Anthropometri Z-score BB/TB Lampiran 2 : Tabel Anthropometri Z-score TB/U Lampiran 3 : Tabel Anthropometri Z-score BB/U

Lampiran 4 : Percentiles og Upper Arm Circumference and Estimaled Upper Arm Muscle

Lampiran 5 : Status Pasien a.n Nurfaizah Lampiran 6 : Status Pasien a.n M. Yasin Lampiran 7 : Status Pasien a.n Aditya Lampiran 8 : Status Pasien a.n Lis Mardiana Lampiran 9 : Status Pasien a.n Rehan

Lampiran 10 : Status Pasien a.n Dani Bima Lampiran 11 : Status Pasien a.n Faris Lampiran 12 : Status Pasien a.n Hatmaja Lampiran 13 : Status Pasien a.n Azwa Lampiran 14 : Status Pasien a.n Rehan Lampiran 15 : Status Pasien a.n Revangga

Lampiran 16 : Permohonan Surat Ijin Pengambilan Data Lampiran 17 : Surat Balasan Dari RS. Saiful Anwar

(19)

ABSTRAK

Afifah, Indah Nurul. 2009. 04550048. Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Gizi Buruk Pada Anak Berbasis Web. Pembimbing : (I) Syahiduz Zaman, M.Kom, (II) M.Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Gizi Buruk Pada Anak, Forward Chaining,

Gizi buruk adalah kondisi tubuh yang tampak sangat kurus karena makanan yang dimakan setiap hari tidak dapat memenuhi zat gizi yang dibutuhkan terutama energi dan protein.

Ada beberapa penyebab terjadinya masalah terhadap pertumbuhan dan perkembangan seorang anak yang menyebabkan anak terkena penyakit gizi, diantaranya penyebab langsung contohnya kurangnya asupan makanan, yang kedua penyebab tidak langsung contohnya persediaan makanan di rumah.

Anak yang terkena gizi buruk harus cepat ditangani dengan baik, karena apabila tidak cepat ditangani akan menyebabkan kematian. Namun masih banyak orang tua yang memiliki pengetahuan yang terbatas terhadap masalah gizi. Gizi dapat dideteksi sejak dini dan kemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif.

Ada beberapa cara untuk menentukan status gizi seorang anak, salah satunya adalah cara antropometri, cara ini membandingkan antara berat badan dengan tinggi badan, yang nantinya akan menghasilkan analisa berupa berat badan per usia, tinggi badan per usia, dan berat badan per tinggi badan. yang kemudian untuk menentukan tipe gizinya melihat dari hasil analisa berat badan per tinggi badan. apabila hasil analisa berat badan per tinggi badan menunjukkan status gizi buruk maka periksaan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang meliputi, edema, hepatomegali, dermatosis, edema+dermatosis, dan perubahan rambut, serta penilaian pada albuminnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat sistem pakar yang mampu mengidentifikasi gizi buruk pada anak yang berusia 0 hingga 5 tahun. Pembuatan sistem pakar ini menggunakan pemrograman PHP dan MySQL

sebagai basis data. Dengan metode inferensi yang digunakan adalah forward

chaining,

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. (An-Nahl 114)

Demikianlah firman Allah dalam Al-Qur’an, telah dijelaskan kepada kita

sebagai manusia yang bertaqwa hendaknya kita selalu mensyukuri nikmat yang

telah diberikan oleh Allah dengan selalu mengkonsumsi makanan yang halal lagi

baik, dikatakan makanan yang halal yaitu makanan yang boleh dimakan dan tidak

ada larangan menurut hukum Islam atau syar’ie untuk memakannya, sedangkan

dikatakan makanan yang baik mempunyai cakupan yang luas salah satunya yaitu

makanan yang bergizi.

Dalam konteks permasalahan makanan yang halal dan baik, merupakan

kewajiban orang tua untuk memberikan makanan yang halal dan baik kepada

anak-anaknya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,

akan tetapi realita di negara Indonesia tidak demikian adanya. Karena akhir-akhir

ini sering dikejutkan dengan ditemukannya penyakit gizi buruk yang pada

dasarnya Indonesia merupakan negara yang subur dan makmur.

Sedangkan gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas

(21)

mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya

menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan

dan produktivitas di masa dewasa.

Salah satu bentuk dari gizi kurang yaitu gizi buruk (severe malnutrition).

Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah teknis yang umumnya

dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk merupakan

bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk

bukan hanya disebabkan oleh kondisi sosial, ekonomi, budaya keluarga, pola

asuh, daya beli keluarga, dan juga pengetahuan ibu, Tetapi juga karena secara

langsung masalah gizi buruk dipengaruhi oleh tidak cukupnya konsumsi energi,

protein dan zat gizi lain serta adanya infeksi penyakit.

Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik (nature)

atau merupakan produk lingkungan (nurture) saja. Model biopsikososial pada

tumbuh kembang anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan intrinsik dan

ekstrinsik. Tinggi badan misalnya adalah fungsi antara faktor genetik (biologik),

kebiasaan makan (psikologik) dan terpenuhinya makanan bergizi (sosial) pada

anak.

Kelainan pertumbuhan anak yang dijumpai adalah antara lain perawakan

pendek (short stature), perawakan tinggi (tall stature), yang diklasifikasikan

sebagai variasi normal dan patologis, malnutrisi dan obesitas, sehingga diperlukan

suatu kiat dalam pengukuran antropometri sebagai salah satu cara penilaiannya.

Selain dari itu, dampak krisis ekonomi yang melanda negeri ini juga

(22)

kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) makanan. Dari hari ke hari harga

sembako semakin melambung tinggi, dampak pada keadaan ini sangat terasa bagi

masyarakat yang keadaan ekonominya lemah. Pada keadaan ini secara tidak sadar

tidak sedikit orang tua yang mengabaikan kesehatan anak-anaknya. Padahal dalam

Al-Qur’an Allah SWT berfirman

……….

Artinya: “...dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka”. (Al-An’aam:151)

Ayat diatas menjelaskan tentang larangan Allah terhadap orang tua untuk

membunuh anak-anaknya, membunuh disini memiliki makn yang luas. Orang tua

tidak boleh mengabaikan hak-hak yang harus diterima anak, misalnya pendidikan

dan kesehatan. Karena anak merupakan amanah atau titipan yang diberikan oleh

Allah.

Pada ayat diatas juga dijelaskan sebagai orang tua tidak boleh merasa takut

miskin untuk menghidupi anak-anaknya, karena semua rezeki telah diatur oleh

Allah. Sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi Rezeki kepada setiap

makhluq-Nya.

Maka pemahaman pengetahuan mengenai gizi dan upaya-upaya

peningkatan perbaikan gizi sangat diperlukan guna mencegah secara dini

memburuknya kemungkinan yang akan terjadi. Akan tetapi hal ini mempunyai

kesulitan bagi masyarakat yang pengetahuannya kurang di bidang gizi.

Kesulitan ini dapat diatasi dengan pakar gizi. Pakar bidang gizi bisa

(23)

ahli bidang gizi yang bekerja pada suatu instansi dan dapat pula melalui sumber

terdokumentasi. Diantara ketiganya yang paling akurat dan mudah adalah

konsultasi dengan dosen yang kompeten pada suatu bidang gizi. Namun cara

tersebut juga memiliki beberapa kendala, diantaranya kendala waktu mengingat

kesibukan yang dimiliki setiap dosen, dan bagi masyarakat yang tidak pernah

merasakan kuliah khususnya di bidang gizi tentu hal itu akan menjadi kendala

utama. Maka dalam hal ini dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, baik dari

tenaga medis dan juga ilmuwan.

Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat, hasil dari

pemikiran dan pelatihan manusia-manusia cerdas, telah berkembang suatu

teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara pikir manusia yaitu

kecerdasan buatan atau Artificial Intellegence (AI). Kecanggihan cara berpikir

manusia ini sudah dijelaskan dalam Al-Quran.

!

"

# $

!

"

%

%

!

"

&

'()

Artinya: “Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)”. (Al-Baqarah:269)

Dari ayat tersebut jelas bahwa Allah telah memberikan karunia kepada

orang-orang yang mau berpikir, kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu

komputer yang khususnya membuat hardware atau software agar komputer dapat

(24)

mengambil keputusan yang dalam hal ini adalah cara berpikir seorang tenaga

medis. Dengan adanya kecerdasan buatan, komputer akan dapat membantu

menyelesaikan masalah yang besar dan kompleks dengan lebih cepat dan objektif

daripada manusia. Disamping itu komputer dapat menyimpan data dalam jumlah

besar sehingga dapat diproses dengan mudah.

Artificial Intelligence (AI) memiliki berbagai macam aplikasi, salah

satunya adalah sistem pakar. Sistem pakar merupakan program Artificial

Intelligence (AI) yang menggabungkan basis pengetahuan dengan inference

engine. Program ini bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas atau

penasehat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu. Sebagai hasil dari himpunan

pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar. Salah satu

bidang aplikasi yang cukup menonjol dalam sistem pakar adalah proses diagnosis.

Dalam pengertian umum diagnosis merupakan proses menentukan penyebab atau

sumber-sumber kegagalan dari suatu sistem atau peralatan yang berdasarkan

gejala-gejala yang teramati. Proses diagnosis ini juga dapat melibatkan tindakan

perbaikan atau pengobatan. Proses diagnosis sering dilakukan oleh pakar dalam

bidang penelitian maupun kedokteran.

Dengan sistem pakar proses konsultasi masyarakat akan lebih mudah,

karena pengetahuan para ahli gizi telah diadopsi dalam sistem ini. Pada skripsi ini

menggunakan metode forward chaining, metode ini dilakukan untuk

mencocokkan fakta atau pernyataan.

Berdasarkan dari uraian di atas maka perlu dibuat sebuah aplikasi,

(25)

manfaat yang signifikan dan sistem pakar gizi buruk untuk anak ini dapat efektif,

dalam hal ini penulis mengangkat suatu tema "Sistem Pakar Untuk

Mengidentifikasi Gizi Buruk Pada Anak Berbasis Web".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut "Bagaimana membuat program aplikasi sistem pakar

untuk menentukan status gizi menurut berat badan per tinggi badannya (BB/TB)

dan mengetahui tipe gizi buruk pada anak?"

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan mengaplikasikan sistem

pakar yang mampu menentukan status gizi menurut berat badan per tinggi badan

(BB/TB) dan mengidentifikasi tipe gizi buruk pada anak dengan memperhatikan

aturan-aturan (rule-rule) secara cepat dan tepat dengan metode dan disain sistem

yang telah dibuat.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dirancang dan dibangunnya sistem pakar untuk menentukan status

gizi dan untuk mengidentifikasi tipe gizi buruk pada anak diharapkan dapat

(26)

a. Bagi Peneliti

Akan menambah khazanah keilmuan, pemikiran dan pengalaman dalam

bidang Teknik Informatika, serta sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Sarjana Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

b. Bagi Lembaga

Hasil dari penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai tambahan

informasi dalam meningkatkan output pendidikan khususnya di perguruan tinggi,

yakni Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

c. Bagi RS. Saiful Anwar Malang

Dapat digunakan untuk mempermudah dokter spesialis anak yang

menangani gizi untuk memeriksa pasien.

d. Bagi Masyarakat Umum

1. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk mencegah dan

menanggulangi masalah gizi buruk pada anak yang terpadu di tanah air dan

berkesinambungan dari semua pihak khususnya dari daerah., utamanya

pemerintah daerah dengan melakukan upaya-upaya yang diperlukan.

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pijakan bagi

penelitian-penelitian berikutnya yang membahas mengenai masalah sistem pakar

3. Berguna untuk pengembangan dalam sumber daya manusia dalam pendidikan

mengenai keluarga sadar gizi (kadarzi) dan juga teknologi.

4. Berguna untuk membantu menangani permasalahan dalam konsep

mendiagnosa gejala gizi buruk sehingga nantinya dapat diketahui tipe gizi

(27)

1.5 Batasan Masalah

Agar tetap terarah dan terfokus pada permasalahan yang diangkat, maka ruang lingkup dibatasi pada:

1. Jenis penyakit, yaitu khusus untuk mengidentifikasi penyakit gizi pada anak.

2. Aplikasi ini hanya difokuskan untuk menentukan status gizi pada anak usia 0

hingga 5 tahun.

3. Sistem ini hanya untuk menentukan status gizi kemudian jika ternyata anak

dinyatakan gizi buruk maka sistem akan melanjutkan pada proses

pengidentifikasian tipe gizi buruk.

4. Perancangan dan pembangunan sistem pakar untuk menentukan status gizi

dalam mengidentifikasi tipe gizi buruk dengan cara anthropometri, yaitu

dengan pemeriksaan pada Berat Badan per Usia (BB/U), Tinggi Badan per

Usia (TB/U), Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB), dan Lingkar Lengan

Atas (LLA), dan jika diketahui anak terkena gizi buruk dari Berat Badan per

Tinggi Badan (BB/TB) maka dilanjutkan dengan penentuan gejala untuk

mengetahui tipe gizi buruk seorang anak dengan menggunakan klasifikasi

Mclaren dan Albumin.

5. Untuk menyatakan status gizi menggunakan cara Z-Skor terhadap nilai

median dan untuk menentukan tipe gizi buruk yaitu berdasarkan data-data

yang telah diperoleh pada penelitian.

6. Sistem pakar ini dibuat berdasarkan data-data yang diperoleh dari Dokter

(28)

7. Bagaimana aturan-aturan forward chaining dalam mengerjakan sistem pakar

untuk mendiagnosa gizi buruk terhadap anak

8. Sistem pakar untuk mendiagnosa gizi buruk terhadap anak ini berbasis web

dengan menggunakan PHP, MySQL sebagai database, Adobe Photoshop dan

software pendukung lainnya jika diperlukan.

1.6 Penelitian Yang Berkaitan

Penelitian yang serupa juga telah dilakukan oleh mahasiswa STIKI dalam

studi khususnya, oleh Ayulis Sugeng N. Angkatan 2006, hanya saja pada

penelitian tersebut hanya mengkaji saja tidak membangun sebuah program.

1.7 Metodologi Penelitian

Tahap-tahap yang dilakukan dalam mengerjakan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Beberapa metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data:

a. Wawancara

Menurut S. Margono, wawancara merupakan sebuah alat pengumpul

informasi dengan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk menjawab secara lisan

pula (Margono,2002:165). Hal senada dikatakan oleh Lexy. J. Moleong,

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu antara pewawancara

(29)

Data yang berkaitan dengan penelitian diperoleh dari wawancara dengan

dokter spesialis anak di RS. Saiful Anwar Malang. Hasil dari wawancara akan

digunakan untuk menggambarkan atau mendiskripsikan proses pengdentifikasian

gizi buruk pada anak.

b. Studi Literatur

Pada metode ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai

referensi dalam penulisan laporan dan pembuatan program. Metode ini adalah

suatu tahap dalam pengumpulan data yaitu melalui studi pustaka sebagai

pendukung dan penunjang penyusunan tugas akhir.

2. Analisa Data dan Sistem

Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil

wawancara yaitu menggabungkan dengan kebutuhan user dengan

menggunakan pemodelan sistem.

3. Perancangan Sistem

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang merupakan metode

dalam mengidentifikasi gizi buruk pada anak dibawah lima tahun dengan meneliti

jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas yang

bertujuan untuk memperoleh data-data secara sistematis, akurat, dan faktual

tentang cara menentukan status gizi dan menentukan tipe gizi buruk pada anak.

Berdasarkan waktunya, penelitian ini termasuk penelitian Crissectional

dimana data diambil dalam satu waktu tertentu.

Pada fase ini merupakan fase untuk memahami rancangan sistem

(30)

oleh pemakai. Pemodelan sistem ini berupa perancangan database dengan

didukung metode yang digunakan serta desain sistem yang dirancang.

4. Pembuatan Program

Membuat program dan merepresentasikan hasil desain ke dalam

pemrograman dengan PHP dan MySQL berdasarkan sistem yang sudah

dirancang dan telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat khususnya

mengenai penanganan gizi buruk terhadap anak.

5. Evaluasi Program

Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem yang telah disusun

secara keseluruhan. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa

sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan

dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung di dalamnya.

6. Pembuatan Laporan Tugas Akhir

Tahap akhir dari pembuatan tugas akhir ini adalah membuat laporan dari

yang telah dikerjakan selama proses pembuatan tugas akhir dan dijadikan sebagai

dokumentasi tugas akhir.

1.8 Definisi Istilah

Anthropometri: (Dari Bahasa Yunani yang berati manusia and

yang berarti mengukur, secara literal berarti "pengukuran manusia"), dalam

antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui

(31)

Dermatosis : Kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah menyerupai

petechia (perdarahan kecil yang timbul sebagai titik berwarna merah keunguan,

pada kulit maupun selaput lendir), yang lambat laun kemudian menghitam.

Setelah mengelupas, terlihat kemerahan dengan batas menghitam. Kelainan ini

biasanya dijumpai di kulit sekitar punggung, pantat, dan sebagainya.

Edema : Meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler) dan di luar

pembuluh darah (ekstravaskuler) disertai dengan penimbunan di jaringan serosa.

Hepatomegali : Pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis

penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam tifoid, amoeba, pemimbunan

lemak (fatty liver), penyakit keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma)

dan penyebaran dari keganasan (metastasis). Keluhan dari hepatomegali ini

gangguan dari sistem pencernaan seperti mual dan muntah, nyeri perut kanan atas,

kuning bahkan buang air besar hitam. Pengobatan pada kasus hepatomegali ini

berdasarkan penyebab yang mendasarinya.

Kwashiorkor : Terdapat tanda-tanda klinis yang tampak pada penderita gizi buruk

tipe kwashiorkor diantaranya : (1) Bengkak (oedema) hampir di seluruh tubuh,

terutama punggung dan kaki. (2) Muka bulat dan sembap (moon face). (3) Mata

kuyu dan sayu. (4) Rambut tipis, jarang, dan mudah dicabut. (5) Terdapat bercak

merah-hitam pada kulit, kadang terkelupas. (6) Cengeng, rewel, dan ”apatis”.

Marasmus : Suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi. Marasmus sering dijumpai pada usia 0 - 2 tahun. Keadaan yang terlihat

(32)

ialah wajah si anak lonjong, berkeriput dan tampak lebih tua (old man face).

Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka

anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang.

Marasmus-Kwashiorkor : Tampak gabungan tanda-tanda klinis pada pada

penderita gizi buruk tipe ini.

1.9 Sistematika Penulisan

Guna memudahkan dan memahami penulisan tiap-tiap bab dalam

pembuatan tugas akhir ini, maka dijabarkan secara singkat sistematika penulisan

tugas akhir yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, penelitian yang

berkaitan, metodologi penelitian, definisi istilah, dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan teori berisi tentang tinjauan dari beberapa literatur,

yaitu mejelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan

permasalahan yang diambil, sebagai acuan dalam analisa dan

pemecahan masalah dari studi literatur yang berkaitan dengan

permasalahan yang dibahas dan nantinya akan memudahkan

(33)

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN PROGRAM

Menjelaskan tentang pembuatan desain dan

perancangan program Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi

Gizi Buruk Pada Anak Berbasis Web yang meliputi materi

penelitian, alat penelitian, Dependency Diagram, Context

Diagram (CD), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship

Diagram (ERD), rancangan database dan flowchart .

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan tentang implementasi dan hasil perancangan

beserta penjelasan dan penggunaan program yang telah dibuat.

Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk

mengetahui aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan

BAB V PENUTUP

Penutup terdiri dari dua, yaitu kesimpulan dan saran.

Kesimpulan berisi rangkuman secara singkat dari hasil

pembahasan masalah. Sedangkan saran berisi harapan dan

kemungkinan lebih lanjut dari hasil pembahasan masalah yang

(34)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Tentang Gizi

#

*

$

+

% &

,

%

' &

%

%

!"

-#

&

$

&

%

(

& '.

/

0

(

&

%

0

& )

*

1

+

)

%

,

2

-3

.

*

+

*

#

/2

!

4

3

,

-./

/2

/

05

67

.

Artinya : “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.(Q.S. Al- An’am : 141)

Allah SWT berfirman, menjelaskan bahwa Dialah pencipta segala

tanaman, buah-buahan dan binatang ternak, kita dianjurkan untuk memakan

semua yang telah Allah sediakan untuk kita, firman diatas menjelaskan tentang

keseimbangan gizi, hendaknya kita memakan makanan yang telah disediakan oleh

Allah, salah satunya adalah buah-buahan. Allah telah menciptakan berbagai

macam jenis tumbuhan yang didalamnya banyak mengandung gizi yang

diperlukan oleh tubuh, dan hendaknya kita tidak berlebih-lebihan dalam

mengkonsumsinya.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

(35)

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,

serta menghasilkan energi.

2.1.1 Konsep Dasar Timbulnya Masalah Gizi

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat,

namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan media dan

pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor,

oleh karena itu pendekatan penanggulannya harus melibatkan berbagai sektor

yang terkait.

Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan

pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan

pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana kekeringan,

perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah

ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kamampuan rumah tangga

memperoleh makanan untuk semua anggoatanya. Menyadari hal itu, peningkatan

status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota

masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Dalam

konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga

masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja.

Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya

masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia

Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang

(36)

Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia

mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum

dapat diatasi secara menyeluruh, sudah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi

lebih.

Disamping masalah tersebut diatas, diduga ada masalah gizi mikro lainnya

seperti defisiensi Zink yang sampai saat ini belum terungkapkan, karena adanya

keterbatasan Iptek Gizi. Secara umum masalah gizi di Indonesia, terutama KEP,

masih lebih tinggi daripada negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1995 sekitar 35,4

% anak balita di Indonesia menderita KEP (persen median berat menurut umur <

80 %). Pada tahun 1997, berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) yang

dilakukan oleh direktorat Bina Gizi Masyarakat, prevalensi KEP ini turun menjadi

23,1 %. Keadaan ini tidak dapat bertahan yaitu pada saat Indonesia mengalami

krisis moneter yang berakibat pada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada

tahun 1998, prevalensi KEP meningkat kembali menjadi 39,8 %. Demikian pula

masalah KVA yang diperkirakan akan meningkat karena masa krisis ekonomi

yang berkepanjangan.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) pada tahun 1999, telah

(37)

Gizi Ku rang

As upan Makanan Penyakit Inf eksi

Kemiskinan, Kurang Pendidikan, Kurang Ketrampilan

Pelayanan Kesehatan Perssediaan Makanan

di Rumah

Peraw atan A nak dan Ibu Hamil

Krisis Ekonomi Langsung

Penyebab Langsung

Penyebab Tidak Langsung

Pokok Masalah

Akar Masalah

Gambar2.1 Faktor penyebab Gizi Kurang (Sumber: Supriasa, 2003)

Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai dimensi yang sangat

kompleks. Daly, et al (1979) membuat model faktor-faktor yang mempengaruhi

keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan

dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan makanan. Faktor

yang mempengaruhi keadaan gizi model Daly dapat dilihat pada gambar dibawah

(38)

Produksi Pertanian Pengolahan bahan makanan Distribusi bahan makanan dan f aktor harga

Pendapatan, lapangan kerja, pendidikan

kemampuan sosial

Kemampuan keluarga menggunakan makanan

Tersedianya bahan makanan dapat diperolehnya bahan makanan Kons umsi makanan Kesehatan Keadaan Gizi

Gambar 2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Gizi (Sumber : Supriasa : 2003)

Ditinjau dari sudut pandang epidemiologi masalah gizi sangat dipengaruhi

oleh faktor pejamu, agens dan lingkungan. Faktor pejamu meliputi fisiologi,

metabolisme, dan kebutuhan zat gizi. Faktor agens meliputi zat gizi yaitu zat gizi

makro seperti karbohidrat, protein dan lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin

dan mineral. Faktor lingkungan (makanan) meliputi bahan makanan, pengolahan,

penyimpanan, penghidangan dan higienis, serta sanitasi makanan. (Supriasa,

2002)

2.1.2 Cara Menentukan Status Gizi

Ada beberapa macam cara untuk menentukan status gizi pada seseorang,

(39)

2.1.2.1 Pengukuran Antropometri

Pengertian istilah “nutritional anthropometry” mula-mula muncul dalam

“Body measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun

1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai :

Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh

manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.

Sedangkan menurut wikipedia Antropometri (dari Bahasa Yunani

yang berati manusia and yang berarti mengukur, secara literal

berarti "pengukuran manusia"), dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran

individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia.

Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran

komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh

yang bebas lemak. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam

surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan

fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang buruk

pada pertumbuhan anak. Alat yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan

adalah table pertumbuhan (growth table) pada gambar terlampir, dilengkapi

dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita

pengukur.

Langkah-langkah Manajemen Tumbuh Kembang Anak

• Pengukuran antropometri : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas.

• Penggunaan table anthropometri Z-Score

(40)

• Penilaian perkembangan anak, dan maturasi

• Intervensi (preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif).

Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari

sejumlah teknik-teknik yang dapat untuk menilai status gizi.

Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara

berkala pada berat, tinggi badan, dan lingkar lengan atas, diperlukan untuk

penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.

1. Berat dan Tinggi Badan Terhadap Umur atau Berat Badan terhadap Tinggi

Badan.

• Pengukuran antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku, beberapa kali

secara berkala misalnya berat badan anak diukur tanpa baju, mengukur

panjang bayi dilakukan oleh 2 orang pemeriksa pada papan pengukur

(infantometer), tinggi badan anak diatas 2 tahun dengan berdiri diukur dengan

stadiometer.

• Baku yang digunakan adalah baku antropometri WHO NCHS untuk anak usia

0-5 tahun yang dibedakan menurut jenis kelamin laki-laki dan wanita.

• Cara canggih yang lebih tepat untuk menetapkan status gizi pada anak dengan

kalkulasi skor Z (atau standard deviasi) dengan mengurangi nilai berat badan

dengan nilai median yang dibagi dengan standard deviasi populasi referens.

Skor Z = > +3 (misalnya 3SD diatas median) dipakai sebagai indikator

obesitas. Berat badan per usia, tinggi badan per usia dan berat badan menurut

(41)

2. Lingkar Lengan Atas

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) bagian kiri balita,

kemudian dicocokkan dengan tabel percentiles of Upper Arm Circumference.

Apabila LLAnya berada pada percentile 50 hingga 95 maka dikatakan gizi

baik, apabila LLAnya berada pada percentile 5 hingga 25 maka dikatakan gizi

kurang, sedangkan bila kurang dari percentile 5 maka dikatakan gizi buruk.

Lingkar lengan atas menggunakan baku dari pocket book of pediatrics

2.1.3 Cara Menyatakan Status Gizi

Untuk mengetahui status gizi seseorang dapat digunakan berbagai cara,

salah satunya yaitu dengan cara Z-Skor terhadap nilai median.

2.1.3.1 Z-Skor Terhadap Nilai Median

Z-Skor merupakan index anthropometri yang digunakan secara

internasioal untuk penentuan status gizi dan pertumbuhan, yang diekspresikan

sebagai satuan standar deviasi (SD) populasi. Z-Skor digunakan untuk

menghitung status gizi secara anthropometri pada berat badan terhadap umur

(BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U), berat badan terhadap tinggi badan

(BB/TB). Tabel Untuk BB/U, TB/U, dan BB/TB dapat dilihat pada lampiran

Rumus untuk menentukan status gizi dengan cara Z-Skor adalah :

1. Bila nilai real hasil pengukuran berat badan per usia (BB/U), tinggi badan per

usia (TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) lebih besar atau

(42)

Z-Skor =Nilai Real-Nilai Median SD Upper

2. Bila nilai real hasil pengukuran berat badan per usia (BB/U), tinggi badan per

usia (TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) lebih kecil dari

nilai median maka :

Z-Skor =Nilai Real-Nilai Median SD Low

2.1.3.2 Baku Anthropometri WHO NCHS (Z-Score)

Baku anthropometri ini digunakan untuk menyatakan status gizi pada

anak. Setelah berat badan dan tinggi badan diukur maka langkah selanjutnya

adalah menentukan nilai standart deviasinya yang mana hasil yang diperoleh akan

menentukan tingkat gizi seorang anak.

Tabel 2.1 Tabel Anthropometri (Sumber : Pokcet book of pediatrics)

Indeks Status Gizi Ambang Batas

BB Sangat lebih >+3SD

BB Lebih +2SD s/d +3SD

BB Normal -2SD s/d +2SD

BB Kurang -3SD s/d -2 SD

BB/U

BB Sangat Kurang <-3SD

TB Tinggi >+2SD

TB Normal -2SD s/d +2SD

TB Pendek -3SD s/d -2SD

TB/U

TB Sangat Pendek <-2SD

Obese >+3SD

Gizi Lebih +2SD s/d +3SD

Gizi Baik -2SD s/d +2SD

Gizi Kurang -3SD s/d -2SD

BB/TB

(43)

2.1.3.3Klasifikasi KEP (Mclaren)

Setelah status gizi telah diketahui, hanya pada anak yang terkena kasus

gizi buruk maka berikutnya adalah proses untuk menentukan tipe gizi buruknya,

yaitu menghitung dan menjumlahkan nilai yang telah ditetapkan dengan

menggunakan klasifikasi KEP (Mclaren dan Albumin). Untuk menghitung nilai

ini dapat melihat gejala yang tampak pada anak.

Tabel2.2 Tabel klasifikasi Mclaren (Sumber : Pokcet book of pediatrics)

Tabel2.3 Tabel Kadar Albumin (Sumber : Pokcet book of pediatrics)

a. Skor 0-3 ditentukan sebagai gizi buruk tipe marasmus

b. Skor 4-8 ditentukan sebagai gizi buruk tipe marasmus-kwarshiorkor

c. Skor 9-15 ditentukan sebagai gizi buruk tipe kwarshiorkor

Gx Nilai

Edema 3

Dermatosis 2

Edema + Dermatosis 6

Perubahan Rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin Nilai

<1 7

1-1.49 6

1.5-1.99 5

2-2.49 4

2.5-2.99 3

3-3.49 2

3.5-3.99 1

(44)

2.2 Tinjauan Tentang Sistem Pakar

Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah

system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama dibidang bisnis telah terbukti

sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Sistem pakar juga merupakan

bidang teknik kecerdasan buatan yang paling luas penerapannya.(Hariyadi:1)

2.2.1 Definisi Sistem Pakar

Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha

mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat

menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oeh para ahli. System pakar

yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu

dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun

dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat

diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan

membantu aktivitasnya sebagai asisen yang sangat berpengalaman.

Ada beberapa definisi tentang sistem pakar, antara lain:

• Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang

dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang

dilakukan oleh seorang pakar.

• Menurut Ignizio : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang

berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat

(45)

• Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem komputer

yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.(Kusumadewi,

2003 : 109)

2.2.2 Sejarah Sistem Pakar

Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh

Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian artificial intelligence ini

didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan computer

canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu

usaha kearah ini adalah General Purpose Problem Solver (GPS). GPS yang berupa

sebuah prosedur yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan

Herbert Alexander Simon dari Logic Theorist merupakan sebuah percobaan untuk

menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan sebuah predecessor

menuju Expert System (ES). GPS berusaha untuk menyusun langkah-langkah

yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba

bisa (general-purpose) ke program yang spesialis (special-purpose) dengan

dikembangkannya DENDRAL oleh E. Feigenbaum dari Universitas Stanford dan

kemudian diikuti oleh MYCIN. Pembuatan DENDRAL mengarah pada

konklusi-konklusi berikut : GPS terlalu lemah untuk digunakan sebagai dasar untuk

membangun ES yang berunjuk kerja tinggi. Pemecahan masalah manusia adalah

(46)

secara berkala untuk informasi baru. Update semacam ini dapat efisien apabila

menggunakan representasi pengetahuan berbasis rule.

Problem yang kompleks membutuhkan pengetahuan yang banyak sekali

tentang area problem. Pada pertengahan tahun 1970-an, beberapa ES mulai

muncul. Sebuah pengetahuan kunci yang dipelajari saat itu adalah kekuatan dari

ES berasal dari pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari

formalisme-formalisme khusus dan pola penarikan kesimpulan yang digunakannya.

Awal 1980-an, teknologi ES yang mula-mula dibatasi oleh suasana

akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersil, khususnya XCON, XSEL

(dikembangkan dari R-1 pada digital Equipment Corp.) dan CATS-1

(dikembangkan oleh general Electric).

Sistem pakar untuk melakukan diagnosis kesehatan telah dikembangkan

sejak pertengahan tahun 1970. Sistem pakar untuk melakukan diagnosis pertama

dibuat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Stanford University. Sistem

in diberi nama MYCIN (Heckerman, 1986).

MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosis

penyakit miningitis dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi

antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara

detail. Dalam uji coba, dia mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang

spesialis. Meskipun MYCIN tidak pernah digunakan secara rutin oleh dokter,

MYCIN merupakan referensi yang bagus dalam penelitian kecerdasan buatan

yang lain (---, 1995). (Kusrini, 2006 :12)

(47)

2.2.3 Pemakai Sistem Pakar

Sistem pakar dapat digunakan oleh:

1. Orang awam yang bukan pakar untuk menigkatkan kemampuan mereka dalam

memecahkan masalah.

2. Pakar sebagai asisten yang berpengetahuan.

3. Memperbanyak atau menyebarkan sumber pengetahuan yang semakin langka.

Sistem pakar merupakan program yang dapat menggantikan keberadaan

seorang pakar. Alasan mendasar mengapa ES dikembangkan untuk menggantikan

seorang pakar:

1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.

2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang

pakar.

3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi.

4. Menghadirkan/menggunakan jasa seorang pakar memerlukan biaya yang

mahal.

5. kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat. (Kusrini,

2006 :14)

2.2.4 Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efraim Turban 1995 (Arhami, 2005: 11), konsep dasar sistem

pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan

(48)

Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang

tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk

pengetahuan yang termasuk keahlian adalah:

1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.

3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup permasalahan

tertentu.

4. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.

5. Meta- knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

Bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan

lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang bukan ahli.

Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan,

mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun

kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika

dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya keahlian mereka.

Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan

lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar.

Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu: tambahan pengetahuan (dari para ahli

atau sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi

pengetahuan, dan pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di

komputer disebut dengan nam basis pengetahuan. Ada 2 tipe pengetahuan, yaitu:

(49)

Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan

untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan

dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer

harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas

dalam bentuk motor inferensi (inference engine).

Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule-based

system, yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan-aturan. Aturan

tersebut biasanya berbentuk IF-THEN.

Fitur lainnya dari sistem pakar adalah kemampuan untuk merekomendasi.

Kemampuan inilah yang membedakan sistem pakar dengan sistem konvensional.

Tabel 2.4 Sistem Konvensional vs Sistem Pakar (Sumber : Sri Kusumadewi. 2003:112)

Sistem Konvensional Sistem Pakar

Informasi dan pemrosesannya biasanya jadi satu dengan program.

Basis pengetahuan merupakan bagian terpisah dari mekanisme inferensi. Biasanya tidak menjelaskan mengapa

suatu input data itu dibutuhkan, atau bagaimana output itu diperoleh.

Penjelasan adalah bagian terpenting dari sistem pakar.

Pengubahan program cukup sulit & membosankan

Pengubahan aturan dapat dilakukan dengan mudah.

Sistem hanya akan beroperasi jika sistem tersebut sudah lengkap.

Sistem dapat beroperasi hanya dengan beberapa aturan.

Eksekusi dilakukan lengkah demi langkah

Eksekusi dilakukan pada keseluruhan basis pengetahuan

Menggunakan data Menggunakan pengetahuan

Tujuan utamanya adalah efisiensi. Tujuan utamanya adalah efektivitas.

(50)

Menurut Turban (1995), terdapat tiga orang yang terlibat dalam

lingkungan sistem pakar, yaitu:

1. Pakar

Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman

dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut

guna menyelesaikan masalah.

2. Knowledge engineer (Perekayasa Sistem)

Knowledge engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun

area permasalan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan

jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yag diajukan, menggambarkan analogi,

mengajukan counter example dan menerangkan kesulitan-kesulitan

konseptual.

3. Pemakai

Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu: pemakai bukan pakar,

pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah

basis pengetahuan, dan pakar. (Arhami, 2005 : 12)

2.2.5 Bentuk Sistem Pakar

Ada empat bentuk sistem pakar, yaitu:

1. Berdiri sendiri. Sistem pakar jenis ini merupakan software yang berdiri sendiri

(51)

2. Tergabung. Sistem pakar jenis ini merupakan bagian program yang

terkandung di dalam suatu algoritma (konvensional), atau merupakan program

dimana di dalamnya memanggil algoritma subrutin lain (konvensional).

3. Menghubugkan ke software lain. Bentuk ini biasanya merupakan sistem pakar

yang menghubungkan ke suatu paket program tertentu, misalnya dengan

DBMS.

4. Sistem mengabdi. Sistem pakar merupakan bagian dari komputer khusus yang

dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu. Misalnya sistem pakar yang

digunakan untuk membantu menganalisis data radar.

2.2.6 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan

pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi

(consultation environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan

untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar,

sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar

guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-komponen sistem pakar dalam

(52)

Gambar 2.3 Struktur Sistem Pakar (Sumber : Muhammad Arhami :2005)

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah seperti

yang terdapat pada gambar diatas, yaitu user interface (antarmuka pengguna),

basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, workplace, fasilitas

penjelasan, perbaikan pengetahuan.

2.2.7 Ciri-ciri Sistem Pakar

1. Terbatas pada bidang yang spesifik.

2. Dapat memberikan penalaran unutk data-data yang tidak lengkap atau tidak

pasti.

3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang

dapat dipahami.

Aksi yang direkomendasi

Antarmuka pemakai

Fasilitas penjelasan

Mesin Inferensi

Papan tulis (workplace)

Basis Pengetahuan fakta aturan

Fasilitas Penjelas Pengguna

Knowledge engineer

Pengetahuan Pakar Fakta

Spesifik

(53)

4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.

5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.

6. Outputnya bersifat nasehat atau anjuran.

7. Output tergantung dari dialog dengan user.

8. Knowledge base dan inference engine terpisah.(Kusrini, 2006 :14)

9. Memiliki fasilitas informasi yang handal.

10.Mudah dimodifkasi.

11.Dapat digunakan dalam berbagai jenis computer.

12.Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi.(Kusumadewi, 2003 :122)

2.2.8 Keuntungan Pemakaian Sistem Pakar

1. Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar.

2. Dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.

3. Meningkatkan Output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih

cepat dari manusia. Keuntungan ini berarti mengurangi jumlah pekerja yang

dibutuhkan, dan akhirnya akan mereduksi biaya.

4. Meningkatkan kualitas.

5. Sistem pa

Gambar

Tabel  2.1 Tabel Anthropometri
Gambar 2.3  Struktur Sistem Pakar
Gambar 2.5  complete structure of a rule base Sumber:artificial intelligence. Michael Negnevitsky
Gambar 2.9  Diagram alirir Teknik Penulusuran Breadth-First Search
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel Komisaris Independen memiliki hasil koefisien sebesar 0.260 yang berarti setiap kenaikan 1% pada Kualitas Audit akan mengalami kenaikan Tax Avoidance sebesar 0.260 satuan

Dengan melihat demografi dan peta masyarakat Indonesia yang notabenenya terdiri dari berbagai budaya, bermacam adat, beragam bahasa. Dalam hal ini pendidikan

Cara kerja diagram alir pada perancangan software ini adalah, pertama semua sensor dalam keadaan aktif yaitu sensor gas, sensor suara dan keypad, apabila salah

I am now exceedingly and abundantly rich in every area of my life, for the rest of my life.. You are now exceedingly and abundantly rich in every area of your life for the rest of

komisaris dikelompokkan pada perusahaan berskala besar dan kecil dengan jumlah total aset yang tinggi dan rendah menyebabkan perusahaan memiliki tingkat pengungkapapan

Lampiran 8 Perhitungan Pertumbuhan Fee Based Income Bank Pemerintah Daerah Triwulan IV Tahun 2008-Triwulan II Tahun 2012. Lampiran 9 Perhitungan Pertumbuhan BOPO Bank

Anggraeni, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dengan sabar untuk memberikan bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis dari

Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan