SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK
PADA ANAK BERBASIS WEB
Oleh :
INDAH NURUL AFIFAH NIM. 04550048
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK
PADA ANAK BERBASIS WEB
Diajukan Kepada:
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh :
INDAH NURUL AFIFAH NIM. 045500448
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
HALAMAN PERSETUJUAN
SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK
PADA ANAK BERBASIS WEB
SKRIPSI
Oleh :
INDAH NURUL AFIFAH NIM. 04550048
Telah Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Syahiduz Zaman, M. Kom M.Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom NIP. 150 368 777 NIP. 150 377 940
Malang, 29 Januari 2009
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang
HALAMAN PENGESAHAN
SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK
PADA ANAK BERBASIS WEB
SKRIPSI
Oleh :
INDAH NURUL AFIFAH NIM. 04550048
Telah dipertahankan Di Depan Dewan Penguji
Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom)
Pada Tanggal, 15 Januari 2009
Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Penguji Utama : Totok Chamidy, M.Kom ( ) NIP. 150 381 177
2. Ketua Penguji : M. Amin Hariyadi, M.T ( ) NIP.150 368 791
3. Sekertaris Penguji : Syahiduz Zaman, M.Kom ( ) NIP.150 368 777
4. Anggota Penguji : M. Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom ( ) NIP. 150 377 940
Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Indah Nurul Afifah
NIM : 04550048
Jurusan : Teknik Informatika
Fakultas : Sains dan Teknologi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 30 Januari 2009
Yang membuat pernyataan,
Indah Nurul Afifah
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu,
Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,
Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya.
Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi
! "
# $ %
# &
&
%
' %
%
%
%
( %
' % $ %
$
%
) *
! $ +$ ,& #
+# , ) * & &
* %
) * *
! - - %
' - & - & ' - & - &
-KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobbil ’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang
melimpahkan segala rahmat, taufiq, hidayah, dan karunia-Nya, tak lupa teriring
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dalam meraih kesuksesan di dunia
dan akhirat, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan skripsi dengan judul
"SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI GIZI BURUK PADA
ANAK BERBASIS WEB". Sebagai salah satu persyaratan akademis dalam
menyelesaikan program studi Teknik Informatika Spesialisasi Teknik Informatika
jenjang Strata-1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN)Malang.
Dalam Skripsi ini dijelaskan bagaimana sistem ini bekerja. Sehingga
nantinya dapat digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi gizi dan
menentukan tipe gizi pada anak yang berusia 0-5 tahun
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
banyak memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Maka melalui kesempatan
ini perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat yang setinggi-tingginya,
terima kasih yang begitu mendalam dan penghargaan yang tulus kepada yang
terhormat Bapak Syahiduz Zaman, M.Kom., selaku dosen pembimbing I, Bapak
Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom., selaku dosen pembimbing II, serta Ibu Dr. Anik
Puryatni, Sp.A selaku pembimbing di RSU Dr. Saiful Anwar Malang, yang telah
dukungan semangat yang benar-benar penulis rasakan sehingga terwujudnya
skripsi ini.
Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan
pula kepada yang terhormat:
1. Ayah dan Bunda yang telah banyak memberikan cinta, kasih dan sayangnya
kepada penulis hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, serta
kepada Kakak dan Adik-adikku terima kasih buat doa, dorongan semangat
dan keceriaan yang diberikan kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang beserta seluruh staf.
3. Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc, selaku Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
beserta seluruh staf.
4. Bapak Suhartono, M,Kom., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
5. Ibu Ririn Kusumawati, M.Kom, selaku dosen wali.
6. DR. Dr. T.P. Hutapea, Sp.P., MARS., DTCE selaku Direktur RSU Dr.
Saiful Anwar Wadir Pelayanan dan Pendidikan Malang yang telah
menerima penulis dengan baik untuk melaksanakan penelitian skripsi di
RSU Dr. Saiful Anwar Malang beserta staf.
7. Prof. Dr. dr. M. Istiadjid ES, SpS, SpBS selaku Ketua Komisi Etik
dengan menerbitkan “Ethical Clearance” sehingga penulis dapat melakukan
penelitian di RS. Saiful Anwar Malang.
8. Dr. Rahma, Sp.A., Dr Astri Proborin SP.A., yang telah banyak membantu
memberikan keterangan kepada penulis selama melakukan penelitian. Ibu
Reni dan Ibu Nia selaku staf bagian DIKLIT, Ibu Feronica selaku kepala
IRNA IV yang telah menerima, membantu dan memberikan pelayanan
kepada penulis selama melakukan penelitian dengan baik.
9. Perpustakaan Poltekkes Malang, yang telah memeberikan ijin kepada
penulis untuk memakai fasilitas perpustakaan.
10. Seluruh dosen Jurusan Teknik Informatika baik yang telah memberikan
ilmunya di spesialisasi teknik Teknik Informatika maupun pada Mata Kuliah
Dasar Umum (MKDU).
11. Seluruh Asisten Laboratorium Teknik Informatika Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan serta
keceriaan.
12. Bara dan Prima, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan
kepada penulis dan memberikan supportnya selama penulis menyelesaikan
skripsi.
13. Sahabat2 dan teman2, khususnya Lil Hanifah, Istidianah, Isna, Ajeng, Aina,
Tri, Arif, Titis, Eva, Anton_Mamek terima kasih buat kecerian,
semangatnya, dan bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi dan studi di
14. Reni, Maya, Umar, Sofi, Wafdan, Pipit, Rofi, Herle, Eva, Febri, Nurul,
Muzank_titin, Fuada, Rosi, Nia, serta seluruh teman di Kos Sunan Drajat 4,
terima kasih buat doa, keceriaan, semangat dan bantuan yang diberikan
kepada penulis.
15. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
dilakukannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya tidak
akan luput dari kekurangan dan keterbatasan. Maka dengan segenap kerendahan
hati, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penulisan skripsi ini
jauh dari sempurna oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Laporan skripsi ini
bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan dan
dapat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Malang, 10 Januari 2009
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v
MOTTO ... vi
LEMBAR PERSEMBAHANKU ... vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... xviii
ABSTRAK ... xix
BAB I : PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Batasan Masalah ... 8
1.6 Penelitian Yang Berkaitan ... 9
1.7 Metodologi Penelitian ... 9
1.8 Definisi Istilah... 11
1.9 Sistematika Penulisan ... 13
BAB II : LANDASAN TEORI ... 15
2.1 Tinjauan Tentang Gizi ... 15
2.1.1 Konsep Dasar Timbulnya Masalah Gizi ... 16
2.1.2 Cara Menentukan Status Gizi ... 19
2.1.2.1 Pengukuran Antropometri ... 20
2.1.3 Cara Menyatakan Status Gizi ... 22
2.1.3.1 Z-Skor Terhadap Nilai Median ... 22
2.1.3.2 Baku Anthropometri WHO NCHS (Z-Skor) .... 23
2.1.3.3 Klasifikasi KEP (Mclaren) ... 24
2.2 Tinjauan Tentang Sistem Pakar ... 25
2.2.1 Definisi Sisem Pakar ... 25
2.2.2 Sejarah Sistem Pakar ... 26
2.2.3 Pemakai Sistem Pakar ... 28
2.2.4 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 28
2.2.5 Bentuk Sistem Pakar ... 31
2.2.6 Struktur Sistem Pakar ... 32
2.2.7 Ciri-ciri Sistem Pakar ... 33
2.2.9 Kelemahan Sistem Pakar ... 36
2.2.10 Arsitektur Sistem Pakar ... 36
2.2.11 Basis Pengetahuan ... 38
2.2.12 Motor Inferensi ... 40
2.2.13 Kategori Masalah Sistem Pakar ... 45
2.3 Tinjauan Tentang Basis Data ... 46
2.3.1 Operasi Basis Data ... 46
2.3.2 Objek Basis Data... 48
2.4 Tinjauan Tentang Website ... 50
2.4.1 Sejarah Web ... 50
2.4.2 Pengenalan Web... 50
2.5 Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu Program ... 53
2.5.1 Diagram Konteks ... 54
2.5.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 55
2.5.3 Flowchart (Bagan Alir)... 59
2.5.4 Entity RelationshipDiagram (ERD)... 60
2.5.4 Jenis-jenis Relationship... 62
2.6 Tinjauan Singkat Software... 64
2.6.1 PHP ... 64
2.6.2 MYSQL... 65
2.6.2.1 Tipe Data MYSQL... 66
2.6.3 Dreamweaver 8 ... 68
BAB III : DESAIN PERANCANGAN DAN SISTEM... 69
3.1 Materi Penelitian... 69
3.2 Alat Penelitian... 69
3.2.1 Kebutuhan Hadware... 69
3.2.2 Kebutuhan Software ... 70
3.3 Analisis Sistem... 71
3.3.1 Dependency Diagram... 71
3.3.2 Konteks Diagram ... 72
3.3.3 Data Flow Diagram... 74
3.4 Entity Relationship Diagram (ERD)... 76
3.5 Rancangan Database ... 77
3.6 Proses Penalaran Inferensi Maju... 82
3.7 Diagram Alir atau Flowchart ... 85
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN... 93
4.1 Implementasi... 93
4.2 Desain Menu Program ... 93
4.2.1 Desain Menu Program Pengguna ... 94
4.2.2 Desain Menu Program Admin ... 94
4.3 Penjelasan Program ... 95
4.3.1 Halaman Menu Program Pengguna ... 95
4.3.1.2 Menu Halaman Buku Tamu ... 97
4.3.1.3 Menu Halaman Profil ... 98
4.3.1.4 Menu Konsultasi ... 99
4.3.1.5 Menu Halaman Login Pengguna ... 101
4.3.1.6 Menu Input ID Anak ... 102
4.3.1.7 Menu Analisa ... 102
4.3.1.8 Menu Input Analisa Lanjut ... 106
4.3.1.9 Menu Hasil Analisa Final ... 107
4.3.1.10 Menu Berita ... 109
4.3.1.11 Menu Detail Berita ... 110
4.3.1.12 Menu Tentang Sistem ... 111
4.3.2 Halaman Menu Utama Admin ... 111
4.3.2.1 Menu Login Admin ... 111
4.3.2.2 Menu Halaman Depan ... 113
4.3.2.3 Menu Tabel Berat Badan Per Usia ... 113
4.3.2.4 Menu Tambah Berat Badan Per Usia ... 114
4.3.2.5 Menu Tabel Tinggi Badan Per Usia ... 116
4.3.2.6 Menu Tambah Tabel Tinggi Badan Per Usia ... 117
4.3.2.7 Menu Tabel Berat Badan Per Tinggi Badan ... 118
4.3.2.8 Menu Tambah Berat Badan Per Tinggi Badan . 119 4.3.2.9 Menu Hapus Berita ... 120
4.3.2.10 Menu Tambah Berita ... 122
4.3.2.11 Menu Laporan Statistik ... 123
4.3.2.12 Menu Hapus Data User ... 124
4.3.2.13 Menu Sejarah Pemeriksaan Pasien ... 125
4.3.2.14 Menu Daftar Buku Tamu ... 126
4.4 Pengujian Sistem ... 127
BAB V : PENUTUP... 139
5.1 Kesimpulan ... 139
5.2 Saran ... 140
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Tabel Antropometri... 23
Tabel 2.2 : Tabel Klasifikasi Mclaren ... 24
Tabel 2.3 : Tabel Kadar Albumin ... 24
Tabel 2.4 : Sistem Konvensional vs Sistem Pakar ... 30
Tabel 2.5 : Simbol Aliran Sistem ... 60
Tabel 3.1 : Basis Data t_kategori_user ... 77
Tabel 3.2 : Basis Data t_user ... 77
Tabel 3.3 : Basis Data t_hasil ... 78
Tabel 3.4 : Basis Data tu ... 78
Tabel 3.5 : Basis Data bu ... 79
Tabel 3.6 : Basis Data bb ... 79
Tabel 3.7 : Basis Data lla ... 80
Tabel 3.8 : Basis Data kategori_bu ... 80
Tabel 3.9 : Basis Data skor ... 81
Tabel 3.10 : Basis Data Mclaren ... 81
Tabel 3.11 : Basis Data Albumin ... 81
Tabel 3.12 : Basis Data Guest... 82
Tabel 3.13 : Basis Data Berita ... 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Faktor Penyebab Gizi Kurang... 18
Gambar 2.2 : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Gizi ... 19
Gambar 2.3 : Struktur Sistem Pakar ... 33
Gambar 2.4 : Arsitektur Sistem Pakar ... 38
Gambar 2.5 : Complete Struktur of Rule Base... 40
Gambar 2.6 : Proses Backward Chaining... 41
Gambar 2.7 : Proses Forward Chaining... 42
Gambar 2.8 : Diagram Alir Teknik Penelusuran Depth-First Search... 43
Gambar 2.9 : Diagram Alir Teknik Penelusuran Breadth-First Search... 43
Gambar 2.10 : Diagram Alir Teknik Penelusuran Best-First Search... 44
Gambar 2.11 : Kesatuan Eksternal DFD ... 56
Gambar 2.12 : Arus Data di DFD ... 56
Gambar 2.13 : Proses Data di DFD... 57
Gambar 2.14 : Simpan Data di DFD... 58
Gambar 2.15 : Simbol Entitas... 61
Gambar 2.16 : Simbol Tabel ... 61
Gambar 2.17 : Simbol Penghubung ... 61
Gambar 2.18 : Relasi satu ke satu ... 62
Gambar 2.19 : Relasi Satu ke Banyak ... 62
Gambar 2.20 : Relasi Banyak ke Satu ... 63
Gambar 2.21 : Relasi Banyak ke Banyak ... 63
Gambar 3.1 : Dependency Diagram... 72
Gambar 3.2 : Context Diagram ... 73
Gambar 3.3 : Data Flow Diagram Level 1... 75
Gambar 3.4 : Entity Relationship Diagram... 76
Gambar 3.5 : Flowchart Proses Penalaran Inferensi Maju ... 84
Gambar 3.6 : Flowchart Pendaftaran ... 85
Gambar 3.7 : Flowchart Login ... 86
Gambar 3.8 : Flowchart Form Data Anak ... 87
Gambar 3.9 : Flowchart Pengisian Data Anak ... 88
Gambar 3.10 : Flowchart Analisa Lanjut ... 90
Gambar 3.11 : Flowchart Buku Tamu ... 91
Gambar 4.1 : Desain Menu Program Pengguna... 94
Gambar 4.2 : Desain Menu Program Admin ... 94
Gambar 4.3 : Halaman Depan Pengguna ... 96
Gambar 4.4 : Halaman Buku Tamu ... 97
Gambar 4.5 : Menu Halaman Profil... 99
Gambar 4.6 : Menu Konsultasi ... 99
Gambar 4.7 : Menu Login Pengguna ... 101
Gambar 4.8 : Menu Input ID_anak ... 102
Gambar 4.9 : Menu Hasil Analisa... 103
Gambar 4.10 : Halaman Menu Input Analisa Lanjut... 106
Gambar 4.12 : Halaman Menu Berita ... 109
Gambar 4.13 : Halaman Menu Detail Berita ... 110
Gambar 4.14 : Halaman Menu Tentang Sistem ... 111
Gambar 4.15 : Halaman Menu Login Admin ... 112
Gambar 4.16 : Menu Halaman Depan ... 113
Gambar 4.17 : Menu Tabel Berat Badan Per Usia... 114
Gambar 4.18 : Menu Tambah Tabel Berat Badan Per Usia ... 115
Gambar 4.19 : Menu Tabel Tinggi Badan Per Usia... 116
Gambar 4.20 : Menu Tambah Tabel Tinggi Badan Per Usia ... 117
Gambar 4.21 : Menu Tabel Berat Badan Per Tinggi Badan ... 118
Gambar 4.22 : Menu Tambah Tabel Berat Badan Per Tinggi Badan ... 120
Gambar 4.23 : Halaman Menu Berita ... 121
Gambar 4.24 : Halaman Menu Tambah Berita ... 122
Gambar 4.25 : Menu Statistik ... 123
Gambar 4.26 : Halaman Menu Data User... 124
Gambar 4.27 : Menu Laporan Hasil Konsultasi Program... 125
Gambar 4.28 : Halaman Menu Daftar Buku Tamu ... 126
Gambar 4.29 : Hasil Analisa Nurfaizah ... 130
Gambar 4.30 : Hasil Analisa M. Yasin ... 131
Gambar 4.31 : Hasil Analisa Lis M. ... 132
Gambar 4.32 : Hasil Analisa Aditya ... 132
Gambar 4.33 : Hasil Analisa Rehan... 133
Gambar 4.34 : Hasil Analisa Dani B... 134
Gambar 4.35 : Hasil Analisa Faris ... 135
Gambar 4.36 : Hasil Analisa Hatmaja ... 135
Gambar 4.37 : Hasil Analisa Azwa... 136
Gambar 4.38 : Hasil Analisa Rehan... 137
Gambar 4.39 : Hasil Analisa Revangga ... 138
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Tabel Anthropometri Z-score BB/TB Lampiran 2 : Tabel Anthropometri Z-score TB/U Lampiran 3 : Tabel Anthropometri Z-score BB/U
Lampiran 4 : Percentiles og Upper Arm Circumference and Estimaled Upper Arm Muscle
Lampiran 5 : Status Pasien a.n Nurfaizah Lampiran 6 : Status Pasien a.n M. Yasin Lampiran 7 : Status Pasien a.n Aditya Lampiran 8 : Status Pasien a.n Lis Mardiana Lampiran 9 : Status Pasien a.n Rehan
Lampiran 10 : Status Pasien a.n Dani Bima Lampiran 11 : Status Pasien a.n Faris Lampiran 12 : Status Pasien a.n Hatmaja Lampiran 13 : Status Pasien a.n Azwa Lampiran 14 : Status Pasien a.n Rehan Lampiran 15 : Status Pasien a.n Revangga
Lampiran 16 : Permohonan Surat Ijin Pengambilan Data Lampiran 17 : Surat Balasan Dari RS. Saiful Anwar
ABSTRAK
Afifah, Indah Nurul. 2009. 04550048. Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Gizi Buruk Pada Anak Berbasis Web. Pembimbing : (I) Syahiduz Zaman, M.Kom, (II) M.Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom.
Kata Kunci : Sistem Pakar, Gizi Buruk Pada Anak, Forward Chaining,
Gizi buruk adalah kondisi tubuh yang tampak sangat kurus karena makanan yang dimakan setiap hari tidak dapat memenuhi zat gizi yang dibutuhkan terutama energi dan protein.
Ada beberapa penyebab terjadinya masalah terhadap pertumbuhan dan perkembangan seorang anak yang menyebabkan anak terkena penyakit gizi, diantaranya penyebab langsung contohnya kurangnya asupan makanan, yang kedua penyebab tidak langsung contohnya persediaan makanan di rumah.
Anak yang terkena gizi buruk harus cepat ditangani dengan baik, karena apabila tidak cepat ditangani akan menyebabkan kematian. Namun masih banyak orang tua yang memiliki pengetahuan yang terbatas terhadap masalah gizi. Gizi dapat dideteksi sejak dini dan kemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif.
Ada beberapa cara untuk menentukan status gizi seorang anak, salah satunya adalah cara antropometri, cara ini membandingkan antara berat badan dengan tinggi badan, yang nantinya akan menghasilkan analisa berupa berat badan per usia, tinggi badan per usia, dan berat badan per tinggi badan. yang kemudian untuk menentukan tipe gizinya melihat dari hasil analisa berat badan per tinggi badan. apabila hasil analisa berat badan per tinggi badan menunjukkan status gizi buruk maka periksaan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang meliputi, edema, hepatomegali, dermatosis, edema+dermatosis, dan perubahan rambut, serta penilaian pada albuminnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat sistem pakar yang mampu mengidentifikasi gizi buruk pada anak yang berusia 0 hingga 5 tahun. Pembuatan sistem pakar ini menggunakan pemrograman PHP dan MySQL
sebagai basis data. Dengan metode inferensi yang digunakan adalah forward
chaining,
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. (An-Nahl 114)
Demikianlah firman Allah dalam Al-Qur’an, telah dijelaskan kepada kita
sebagai manusia yang bertaqwa hendaknya kita selalu mensyukuri nikmat yang
telah diberikan oleh Allah dengan selalu mengkonsumsi makanan yang halal lagi
baik, dikatakan makanan yang halal yaitu makanan yang boleh dimakan dan tidak
ada larangan menurut hukum Islam atau syar’ie untuk memakannya, sedangkan
dikatakan makanan yang baik mempunyai cakupan yang luas salah satunya yaitu
makanan yang bergizi.
Dalam konteks permasalahan makanan yang halal dan baik, merupakan
kewajiban orang tua untuk memberikan makanan yang halal dan baik kepada
anak-anaknya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
akan tetapi realita di negara Indonesia tidak demikian adanya. Karena akhir-akhir
ini sering dikejutkan dengan ditemukannya penyakit gizi buruk yang pada
dasarnya Indonesia merupakan negara yang subur dan makmur.
Sedangkan gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas
mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya
menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan
dan produktivitas di masa dewasa.
Salah satu bentuk dari gizi kurang yaitu gizi buruk (severe malnutrition).
Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah teknis yang umumnya
dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk merupakan
bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk
bukan hanya disebabkan oleh kondisi sosial, ekonomi, budaya keluarga, pola
asuh, daya beli keluarga, dan juga pengetahuan ibu, Tetapi juga karena secara
langsung masalah gizi buruk dipengaruhi oleh tidak cukupnya konsumsi energi,
protein dan zat gizi lain serta adanya infeksi penyakit.
Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik (nature)
atau merupakan produk lingkungan (nurture) saja. Model biopsikososial pada
tumbuh kembang anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan intrinsik dan
ekstrinsik. Tinggi badan misalnya adalah fungsi antara faktor genetik (biologik),
kebiasaan makan (psikologik) dan terpenuhinya makanan bergizi (sosial) pada
anak.
Kelainan pertumbuhan anak yang dijumpai adalah antara lain perawakan
pendek (short stature), perawakan tinggi (tall stature), yang diklasifikasikan
sebagai variasi normal dan patologis, malnutrisi dan obesitas, sehingga diperlukan
suatu kiat dalam pengukuran antropometri sebagai salah satu cara penilaiannya.
Selain dari itu, dampak krisis ekonomi yang melanda negeri ini juga
kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) makanan. Dari hari ke hari harga
sembako semakin melambung tinggi, dampak pada keadaan ini sangat terasa bagi
masyarakat yang keadaan ekonominya lemah. Pada keadaan ini secara tidak sadar
tidak sedikit orang tua yang mengabaikan kesehatan anak-anaknya. Padahal dalam
Al-Qur’an Allah SWT berfirman
……….
Artinya: “...dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka”. (Al-An’aam:151)
Ayat diatas menjelaskan tentang larangan Allah terhadap orang tua untuk
membunuh anak-anaknya, membunuh disini memiliki makn yang luas. Orang tua
tidak boleh mengabaikan hak-hak yang harus diterima anak, misalnya pendidikan
dan kesehatan. Karena anak merupakan amanah atau titipan yang diberikan oleh
Allah.
Pada ayat diatas juga dijelaskan sebagai orang tua tidak boleh merasa takut
miskin untuk menghidupi anak-anaknya, karena semua rezeki telah diatur oleh
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi Rezeki kepada setiap
makhluq-Nya.
Maka pemahaman pengetahuan mengenai gizi dan upaya-upaya
peningkatan perbaikan gizi sangat diperlukan guna mencegah secara dini
memburuknya kemungkinan yang akan terjadi. Akan tetapi hal ini mempunyai
kesulitan bagi masyarakat yang pengetahuannya kurang di bidang gizi.
Kesulitan ini dapat diatasi dengan pakar gizi. Pakar bidang gizi bisa
ahli bidang gizi yang bekerja pada suatu instansi dan dapat pula melalui sumber
terdokumentasi. Diantara ketiganya yang paling akurat dan mudah adalah
konsultasi dengan dosen yang kompeten pada suatu bidang gizi. Namun cara
tersebut juga memiliki beberapa kendala, diantaranya kendala waktu mengingat
kesibukan yang dimiliki setiap dosen, dan bagi masyarakat yang tidak pernah
merasakan kuliah khususnya di bidang gizi tentu hal itu akan menjadi kendala
utama. Maka dalam hal ini dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, baik dari
tenaga medis dan juga ilmuwan.
Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat, hasil dari
pemikiran dan pelatihan manusia-manusia cerdas, telah berkembang suatu
teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara pikir manusia yaitu
kecerdasan buatan atau Artificial Intellegence (AI). Kecanggihan cara berpikir
manusia ini sudah dijelaskan dalam Al-Quran.
!
"
# $
!
"
%
%
!
"
&
'()
Artinya: “Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)”. (Al-Baqarah:269)
Dari ayat tersebut jelas bahwa Allah telah memberikan karunia kepada
orang-orang yang mau berpikir, kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu
komputer yang khususnya membuat hardware atau software agar komputer dapat
mengambil keputusan yang dalam hal ini adalah cara berpikir seorang tenaga
medis. Dengan adanya kecerdasan buatan, komputer akan dapat membantu
menyelesaikan masalah yang besar dan kompleks dengan lebih cepat dan objektif
daripada manusia. Disamping itu komputer dapat menyimpan data dalam jumlah
besar sehingga dapat diproses dengan mudah.
Artificial Intelligence (AI) memiliki berbagai macam aplikasi, salah
satunya adalah sistem pakar. Sistem pakar merupakan program Artificial
Intelligence (AI) yang menggabungkan basis pengetahuan dengan inference
engine. Program ini bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas atau
penasehat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu. Sebagai hasil dari himpunan
pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar. Salah satu
bidang aplikasi yang cukup menonjol dalam sistem pakar adalah proses diagnosis.
Dalam pengertian umum diagnosis merupakan proses menentukan penyebab atau
sumber-sumber kegagalan dari suatu sistem atau peralatan yang berdasarkan
gejala-gejala yang teramati. Proses diagnosis ini juga dapat melibatkan tindakan
perbaikan atau pengobatan. Proses diagnosis sering dilakukan oleh pakar dalam
bidang penelitian maupun kedokteran.
Dengan sistem pakar proses konsultasi masyarakat akan lebih mudah,
karena pengetahuan para ahli gizi telah diadopsi dalam sistem ini. Pada skripsi ini
menggunakan metode forward chaining, metode ini dilakukan untuk
mencocokkan fakta atau pernyataan.
Berdasarkan dari uraian di atas maka perlu dibuat sebuah aplikasi,
manfaat yang signifikan dan sistem pakar gizi buruk untuk anak ini dapat efektif,
dalam hal ini penulis mengangkat suatu tema "Sistem Pakar Untuk
Mengidentifikasi Gizi Buruk Pada Anak Berbasis Web".
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut "Bagaimana membuat program aplikasi sistem pakar
untuk menentukan status gizi menurut berat badan per tinggi badannya (BB/TB)
dan mengetahui tipe gizi buruk pada anak?"
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan mengaplikasikan sistem
pakar yang mampu menentukan status gizi menurut berat badan per tinggi badan
(BB/TB) dan mengidentifikasi tipe gizi buruk pada anak dengan memperhatikan
aturan-aturan (rule-rule) secara cepat dan tepat dengan metode dan disain sistem
yang telah dibuat.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dirancang dan dibangunnya sistem pakar untuk menentukan status
gizi dan untuk mengidentifikasi tipe gizi buruk pada anak diharapkan dapat
a. Bagi Peneliti
Akan menambah khazanah keilmuan, pemikiran dan pengalaman dalam
bidang Teknik Informatika, serta sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
b. Bagi Lembaga
Hasil dari penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dalam meningkatkan output pendidikan khususnya di perguruan tinggi,
yakni Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
c. Bagi RS. Saiful Anwar Malang
Dapat digunakan untuk mempermudah dokter spesialis anak yang
menangani gizi untuk memeriksa pasien.
d. Bagi Masyarakat Umum
1. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk mencegah dan
menanggulangi masalah gizi buruk pada anak yang terpadu di tanah air dan
berkesinambungan dari semua pihak khususnya dari daerah., utamanya
pemerintah daerah dengan melakukan upaya-upaya yang diperlukan.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pijakan bagi
penelitian-penelitian berikutnya yang membahas mengenai masalah sistem pakar
3. Berguna untuk pengembangan dalam sumber daya manusia dalam pendidikan
mengenai keluarga sadar gizi (kadarzi) dan juga teknologi.
4. Berguna untuk membantu menangani permasalahan dalam konsep
mendiagnosa gejala gizi buruk sehingga nantinya dapat diketahui tipe gizi
1.5 Batasan Masalah
Agar tetap terarah dan terfokus pada permasalahan yang diangkat, maka ruang lingkup dibatasi pada:
1. Jenis penyakit, yaitu khusus untuk mengidentifikasi penyakit gizi pada anak.
2. Aplikasi ini hanya difokuskan untuk menentukan status gizi pada anak usia 0
hingga 5 tahun.
3. Sistem ini hanya untuk menentukan status gizi kemudian jika ternyata anak
dinyatakan gizi buruk maka sistem akan melanjutkan pada proses
pengidentifikasian tipe gizi buruk.
4. Perancangan dan pembangunan sistem pakar untuk menentukan status gizi
dalam mengidentifikasi tipe gizi buruk dengan cara anthropometri, yaitu
dengan pemeriksaan pada Berat Badan per Usia (BB/U), Tinggi Badan per
Usia (TB/U), Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB), dan Lingkar Lengan
Atas (LLA), dan jika diketahui anak terkena gizi buruk dari Berat Badan per
Tinggi Badan (BB/TB) maka dilanjutkan dengan penentuan gejala untuk
mengetahui tipe gizi buruk seorang anak dengan menggunakan klasifikasi
Mclaren dan Albumin.
5. Untuk menyatakan status gizi menggunakan cara Z-Skor terhadap nilai
median dan untuk menentukan tipe gizi buruk yaitu berdasarkan data-data
yang telah diperoleh pada penelitian.
6. Sistem pakar ini dibuat berdasarkan data-data yang diperoleh dari Dokter
7. Bagaimana aturan-aturan forward chaining dalam mengerjakan sistem pakar
untuk mendiagnosa gizi buruk terhadap anak
8. Sistem pakar untuk mendiagnosa gizi buruk terhadap anak ini berbasis web
dengan menggunakan PHP, MySQL sebagai database, Adobe Photoshop dan
software pendukung lainnya jika diperlukan.
1.6 Penelitian Yang Berkaitan
Penelitian yang serupa juga telah dilakukan oleh mahasiswa STIKI dalam
studi khususnya, oleh Ayulis Sugeng N. Angkatan 2006, hanya saja pada
penelitian tersebut hanya mengkaji saja tidak membangun sebuah program.
1.7 Metodologi Penelitian
Tahap-tahap yang dilakukan dalam mengerjakan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Beberapa metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data:
a. Wawancara
Menurut S. Margono, wawancara merupakan sebuah alat pengumpul
informasi dengan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk menjawab secara lisan
pula (Margono,2002:165). Hal senada dikatakan oleh Lexy. J. Moleong,
wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu antara pewawancara
Data yang berkaitan dengan penelitian diperoleh dari wawancara dengan
dokter spesialis anak di RS. Saiful Anwar Malang. Hasil dari wawancara akan
digunakan untuk menggambarkan atau mendiskripsikan proses pengdentifikasian
gizi buruk pada anak.
b. Studi Literatur
Pada metode ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai
referensi dalam penulisan laporan dan pembuatan program. Metode ini adalah
suatu tahap dalam pengumpulan data yaitu melalui studi pustaka sebagai
pendukung dan penunjang penyusunan tugas akhir.
2. Analisa Data dan Sistem
Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil
wawancara yaitu menggabungkan dengan kebutuhan user dengan
menggunakan pemodelan sistem.
3. Perancangan Sistem
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang merupakan metode
dalam mengidentifikasi gizi buruk pada anak dibawah lima tahun dengan meneliti
jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas yang
bertujuan untuk memperoleh data-data secara sistematis, akurat, dan faktual
tentang cara menentukan status gizi dan menentukan tipe gizi buruk pada anak.
Berdasarkan waktunya, penelitian ini termasuk penelitian Crissectional
dimana data diambil dalam satu waktu tertentu.
Pada fase ini merupakan fase untuk memahami rancangan sistem
oleh pemakai. Pemodelan sistem ini berupa perancangan database dengan
didukung metode yang digunakan serta desain sistem yang dirancang.
4. Pembuatan Program
Membuat program dan merepresentasikan hasil desain ke dalam
pemrograman dengan PHP dan MySQL berdasarkan sistem yang sudah
dirancang dan telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat khususnya
mengenai penanganan gizi buruk terhadap anak.
5. Evaluasi Program
Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem yang telah disusun
secara keseluruhan. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa
sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan
dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung di dalamnya.
6. Pembuatan Laporan Tugas Akhir
Tahap akhir dari pembuatan tugas akhir ini adalah membuat laporan dari
yang telah dikerjakan selama proses pembuatan tugas akhir dan dijadikan sebagai
dokumentasi tugas akhir.
1.8 Definisi Istilah
Anthropometri: (Dari Bahasa Yunani yang berati manusia and
yang berarti mengukur, secara literal berarti "pengukuran manusia"), dalam
antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui
Dermatosis : Kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah menyerupai
petechia (perdarahan kecil yang timbul sebagai titik berwarna merah keunguan,
pada kulit maupun selaput lendir), yang lambat laun kemudian menghitam.
Setelah mengelupas, terlihat kemerahan dengan batas menghitam. Kelainan ini
biasanya dijumpai di kulit sekitar punggung, pantat, dan sebagainya.
Edema : Meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler) dan di luar
pembuluh darah (ekstravaskuler) disertai dengan penimbunan di jaringan serosa.
Hepatomegali : Pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis
penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam tifoid, amoeba, pemimbunan
lemak (fatty liver), penyakit keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma)
dan penyebaran dari keganasan (metastasis). Keluhan dari hepatomegali ini
gangguan dari sistem pencernaan seperti mual dan muntah, nyeri perut kanan atas,
kuning bahkan buang air besar hitam. Pengobatan pada kasus hepatomegali ini
berdasarkan penyebab yang mendasarinya.
Kwashiorkor : Terdapat tanda-tanda klinis yang tampak pada penderita gizi buruk
tipe kwashiorkor diantaranya : (1) Bengkak (oedema) hampir di seluruh tubuh,
terutama punggung dan kaki. (2) Muka bulat dan sembap (moon face). (3) Mata
kuyu dan sayu. (4) Rambut tipis, jarang, dan mudah dicabut. (5) Terdapat bercak
merah-hitam pada kulit, kadang terkelupas. (6) Cengeng, rewel, dan ”apatis”.
Marasmus : Suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi. Marasmus sering dijumpai pada usia 0 - 2 tahun. Keadaan yang terlihat
ialah wajah si anak lonjong, berkeriput dan tampak lebih tua (old man face).
Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka
anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang.
Marasmus-Kwashiorkor : Tampak gabungan tanda-tanda klinis pada pada
penderita gizi buruk tipe ini.
1.9 Sistematika Penulisan
Guna memudahkan dan memahami penulisan tiap-tiap bab dalam
pembuatan tugas akhir ini, maka dijabarkan secara singkat sistematika penulisan
tugas akhir yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, penelitian yang
berkaitan, metodologi penelitian, definisi istilah, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori berisi tentang tinjauan dari beberapa literatur,
yaitu mejelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan
permasalahan yang diambil, sebagai acuan dalam analisa dan
pemecahan masalah dari studi literatur yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas dan nantinya akan memudahkan
BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN PROGRAM
Menjelaskan tentang pembuatan desain dan
perancangan program Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi
Gizi Buruk Pada Anak Berbasis Web yang meliputi materi
penelitian, alat penelitian, Dependency Diagram, Context
Diagram (CD), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship
Diagram (ERD), rancangan database dan flowchart .
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan tentang implementasi dan hasil perancangan
beserta penjelasan dan penggunaan program yang telah dibuat.
Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk
mengetahui aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan
BAB V PENUTUP
Penutup terdiri dari dua, yaitu kesimpulan dan saran.
Kesimpulan berisi rangkuman secara singkat dari hasil
pembahasan masalah. Sedangkan saran berisi harapan dan
kemungkinan lebih lanjut dari hasil pembahasan masalah yang
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Tentang Gizi
#
*
$
+
% &
,
%
' &
%
%
!"
-#
&
$
&
%
(
& '.
/
0
(
&
%
0
& )
*
1
+
)
%
,
2
-3
.
*
+
*
#
/2
!
4
3
,
-./
/2
/
05
67
.
Artinya : “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.(Q.S. Al- An’am : 141)
Allah SWT berfirman, menjelaskan bahwa Dialah pencipta segala
tanaman, buah-buahan dan binatang ternak, kita dianjurkan untuk memakan
semua yang telah Allah sediakan untuk kita, firman diatas menjelaskan tentang
keseimbangan gizi, hendaknya kita memakan makanan yang telah disediakan oleh
Allah, salah satunya adalah buah-buahan. Allah telah menciptakan berbagai
macam jenis tumbuhan yang didalamnya banyak mengandung gizi yang
diperlukan oleh tubuh, dan hendaknya kita tidak berlebih-lebihan dalam
mengkonsumsinya.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
2.1.1 Konsep Dasar Timbulnya Masalah Gizi
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat,
namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan media dan
pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor,
oleh karena itu pendekatan penanggulannya harus melibatkan berbagai sektor
yang terkait.
Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan
pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan
pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana kekeringan,
perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kamampuan rumah tangga
memperoleh makanan untuk semua anggoatanya. Menyadari hal itu, peningkatan
status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota
masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Dalam
konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga
masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja.
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya
masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia
Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang
Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia
mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum
dapat diatasi secara menyeluruh, sudah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi
lebih.
Disamping masalah tersebut diatas, diduga ada masalah gizi mikro lainnya
seperti defisiensi Zink yang sampai saat ini belum terungkapkan, karena adanya
keterbatasan Iptek Gizi. Secara umum masalah gizi di Indonesia, terutama KEP,
masih lebih tinggi daripada negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1995 sekitar 35,4
% anak balita di Indonesia menderita KEP (persen median berat menurut umur <
80 %). Pada tahun 1997, berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) yang
dilakukan oleh direktorat Bina Gizi Masyarakat, prevalensi KEP ini turun menjadi
23,1 %. Keadaan ini tidak dapat bertahan yaitu pada saat Indonesia mengalami
krisis moneter yang berakibat pada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada
tahun 1998, prevalensi KEP meningkat kembali menjadi 39,8 %. Demikian pula
masalah KVA yang diperkirakan akan meningkat karena masa krisis ekonomi
yang berkepanjangan.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) pada tahun 1999, telah
Gizi Ku rang
As upan Makanan Penyakit Inf eksi
Kemiskinan, Kurang Pendidikan, Kurang Ketrampilan
Pelayanan Kesehatan Perssediaan Makanan
di Rumah
Peraw atan A nak dan Ibu Hamil
Krisis Ekonomi Langsung
Penyebab Langsung
Penyebab Tidak Langsung
Pokok Masalah
Akar Masalah
Gambar2.1 Faktor penyebab Gizi Kurang (Sumber: Supriasa, 2003)
Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai dimensi yang sangat
kompleks. Daly, et al (1979) membuat model faktor-faktor yang mempengaruhi
keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan
dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan makanan. Faktor
yang mempengaruhi keadaan gizi model Daly dapat dilihat pada gambar dibawah
Produksi Pertanian Pengolahan bahan makanan Distribusi bahan makanan dan f aktor harga
Pendapatan, lapangan kerja, pendidikan
kemampuan sosial
Kemampuan keluarga menggunakan makanan
Tersedianya bahan makanan dapat diperolehnya bahan makanan Kons umsi makanan Kesehatan Keadaan Gizi
Gambar 2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Gizi (Sumber : Supriasa : 2003)
Ditinjau dari sudut pandang epidemiologi masalah gizi sangat dipengaruhi
oleh faktor pejamu, agens dan lingkungan. Faktor pejamu meliputi fisiologi,
metabolisme, dan kebutuhan zat gizi. Faktor agens meliputi zat gizi yaitu zat gizi
makro seperti karbohidrat, protein dan lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin
dan mineral. Faktor lingkungan (makanan) meliputi bahan makanan, pengolahan,
penyimpanan, penghidangan dan higienis, serta sanitasi makanan. (Supriasa,
2002)
2.1.2 Cara Menentukan Status Gizi
Ada beberapa macam cara untuk menentukan status gizi pada seseorang,
2.1.2.1 Pengukuran Antropometri
Pengertian istilah “nutritional anthropometry” mula-mula muncul dalam
“Body measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun
1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai :
Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh
manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.
Sedangkan menurut wikipedia Antropometri (dari Bahasa Yunani
yang berati manusia and yang berarti mengukur, secara literal
berarti "pengukuran manusia"), dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran
individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia.
Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran
komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh
yang bebas lemak. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam
surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan
fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang buruk
pada pertumbuhan anak. Alat yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan
adalah table pertumbuhan (growth table) pada gambar terlampir, dilengkapi
dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita
pengukur.
Langkah-langkah Manajemen Tumbuh Kembang Anak
• Pengukuran antropometri : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas.
• Penggunaan table anthropometri Z-Score
• Penilaian perkembangan anak, dan maturasi
• Intervensi (preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif).
Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari
sejumlah teknik-teknik yang dapat untuk menilai status gizi.
Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara
berkala pada berat, tinggi badan, dan lingkar lengan atas, diperlukan untuk
penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.
1. Berat dan Tinggi Badan Terhadap Umur atau Berat Badan terhadap Tinggi
Badan.
• Pengukuran antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku, beberapa kali
secara berkala misalnya berat badan anak diukur tanpa baju, mengukur
panjang bayi dilakukan oleh 2 orang pemeriksa pada papan pengukur
(infantometer), tinggi badan anak diatas 2 tahun dengan berdiri diukur dengan
stadiometer.
• Baku yang digunakan adalah baku antropometri WHO NCHS untuk anak usia
0-5 tahun yang dibedakan menurut jenis kelamin laki-laki dan wanita.
• Cara canggih yang lebih tepat untuk menetapkan status gizi pada anak dengan
kalkulasi skor Z (atau standard deviasi) dengan mengurangi nilai berat badan
dengan nilai median yang dibagi dengan standard deviasi populasi referens.
Skor Z = > +3 (misalnya 3SD diatas median) dipakai sebagai indikator
obesitas. Berat badan per usia, tinggi badan per usia dan berat badan menurut
2. Lingkar Lengan Atas
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) bagian kiri balita,
kemudian dicocokkan dengan tabel percentiles of Upper Arm Circumference.
Apabila LLAnya berada pada percentile 50 hingga 95 maka dikatakan gizi
baik, apabila LLAnya berada pada percentile 5 hingga 25 maka dikatakan gizi
kurang, sedangkan bila kurang dari percentile 5 maka dikatakan gizi buruk.
Lingkar lengan atas menggunakan baku dari pocket book of pediatrics
2.1.3 Cara Menyatakan Status Gizi
Untuk mengetahui status gizi seseorang dapat digunakan berbagai cara,
salah satunya yaitu dengan cara Z-Skor terhadap nilai median.
2.1.3.1 Z-Skor Terhadap Nilai Median
Z-Skor merupakan index anthropometri yang digunakan secara
internasioal untuk penentuan status gizi dan pertumbuhan, yang diekspresikan
sebagai satuan standar deviasi (SD) populasi. Z-Skor digunakan untuk
menghitung status gizi secara anthropometri pada berat badan terhadap umur
(BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U), berat badan terhadap tinggi badan
(BB/TB). Tabel Untuk BB/U, TB/U, dan BB/TB dapat dilihat pada lampiran
Rumus untuk menentukan status gizi dengan cara Z-Skor adalah :
1. Bila nilai real hasil pengukuran berat badan per usia (BB/U), tinggi badan per
usia (TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) lebih besar atau
Z-Skor =Nilai Real-Nilai Median SD Upper
2. Bila nilai real hasil pengukuran berat badan per usia (BB/U), tinggi badan per
usia (TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) lebih kecil dari
nilai median maka :
Z-Skor =Nilai Real-Nilai Median SD Low
2.1.3.2 Baku Anthropometri WHO NCHS (Z-Score)
Baku anthropometri ini digunakan untuk menyatakan status gizi pada
anak. Setelah berat badan dan tinggi badan diukur maka langkah selanjutnya
adalah menentukan nilai standart deviasinya yang mana hasil yang diperoleh akan
menentukan tingkat gizi seorang anak.
Tabel 2.1 Tabel Anthropometri (Sumber : Pokcet book of pediatrics)
Indeks Status Gizi Ambang Batas
BB Sangat lebih >+3SD
BB Lebih +2SD s/d +3SD
BB Normal -2SD s/d +2SD
BB Kurang -3SD s/d -2 SD
BB/U
BB Sangat Kurang <-3SD
TB Tinggi >+2SD
TB Normal -2SD s/d +2SD
TB Pendek -3SD s/d -2SD
TB/U
TB Sangat Pendek <-2SD
Obese >+3SD
Gizi Lebih +2SD s/d +3SD
Gizi Baik -2SD s/d +2SD
Gizi Kurang -3SD s/d -2SD
BB/TB
2.1.3.3Klasifikasi KEP (Mclaren)
Setelah status gizi telah diketahui, hanya pada anak yang terkena kasus
gizi buruk maka berikutnya adalah proses untuk menentukan tipe gizi buruknya,
yaitu menghitung dan menjumlahkan nilai yang telah ditetapkan dengan
menggunakan klasifikasi KEP (Mclaren dan Albumin). Untuk menghitung nilai
ini dapat melihat gejala yang tampak pada anak.
Tabel2.2 Tabel klasifikasi Mclaren (Sumber : Pokcet book of pediatrics)
Tabel2.3 Tabel Kadar Albumin (Sumber : Pokcet book of pediatrics)
a. Skor 0-3 ditentukan sebagai gizi buruk tipe marasmus
b. Skor 4-8 ditentukan sebagai gizi buruk tipe marasmus-kwarshiorkor
c. Skor 9-15 ditentukan sebagai gizi buruk tipe kwarshiorkor
Gx Nilai
Edema 3
Dermatosis 2
Edema + Dermatosis 6
Perubahan Rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin Nilai
<1 7
1-1.49 6
1.5-1.99 5
2-2.49 4
2.5-2.99 3
3-3.49 2
3.5-3.99 1
2.2 Tinjauan Tentang Sistem Pakar
Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah
system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama dibidang bisnis telah terbukti
sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Sistem pakar juga merupakan
bidang teknik kecerdasan buatan yang paling luas penerapannya.(Hariyadi:1)
2.2.1 Definisi Sistem Pakar
Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oeh para ahli. System pakar
yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu
dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun
dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat
diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan
membantu aktivitasnya sebagai asisen yang sangat berpengalaman.
Ada beberapa definisi tentang sistem pakar, antara lain:
• Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang
dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang
dilakukan oleh seorang pakar.
• Menurut Ignizio : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang
berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat
• Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem komputer
yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.(Kusumadewi,
2003 : 109)
2.2.2 Sejarah Sistem Pakar
Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh
Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian artificial intelligence ini
didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan computer
canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu
usaha kearah ini adalah General Purpose Problem Solver (GPS). GPS yang berupa
sebuah prosedur yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan
Herbert Alexander Simon dari Logic Theorist merupakan sebuah percobaan untuk
menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan sebuah predecessor
menuju Expert System (ES). GPS berusaha untuk menyusun langkah-langkah
yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba
bisa (general-purpose) ke program yang spesialis (special-purpose) dengan
dikembangkannya DENDRAL oleh E. Feigenbaum dari Universitas Stanford dan
kemudian diikuti oleh MYCIN. Pembuatan DENDRAL mengarah pada
konklusi-konklusi berikut : GPS terlalu lemah untuk digunakan sebagai dasar untuk
membangun ES yang berunjuk kerja tinggi. Pemecahan masalah manusia adalah
secara berkala untuk informasi baru. Update semacam ini dapat efisien apabila
menggunakan representasi pengetahuan berbasis rule.
Problem yang kompleks membutuhkan pengetahuan yang banyak sekali
tentang area problem. Pada pertengahan tahun 1970-an, beberapa ES mulai
muncul. Sebuah pengetahuan kunci yang dipelajari saat itu adalah kekuatan dari
ES berasal dari pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari
formalisme-formalisme khusus dan pola penarikan kesimpulan yang digunakannya.
Awal 1980-an, teknologi ES yang mula-mula dibatasi oleh suasana
akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersil, khususnya XCON, XSEL
(dikembangkan dari R-1 pada digital Equipment Corp.) dan CATS-1
(dikembangkan oleh general Electric).
Sistem pakar untuk melakukan diagnosis kesehatan telah dikembangkan
sejak pertengahan tahun 1970. Sistem pakar untuk melakukan diagnosis pertama
dibuat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Stanford University. Sistem
in diberi nama MYCIN (Heckerman, 1986).
MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosis
penyakit miningitis dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi
antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara
detail. Dalam uji coba, dia mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang
spesialis. Meskipun MYCIN tidak pernah digunakan secara rutin oleh dokter,
MYCIN merupakan referensi yang bagus dalam penelitian kecerdasan buatan
yang lain (---, 1995). (Kusrini, 2006 :12)
2.2.3 Pemakai Sistem Pakar
Sistem pakar dapat digunakan oleh:
1. Orang awam yang bukan pakar untuk menigkatkan kemampuan mereka dalam
memecahkan masalah.
2. Pakar sebagai asisten yang berpengetahuan.
3. Memperbanyak atau menyebarkan sumber pengetahuan yang semakin langka.
Sistem pakar merupakan program yang dapat menggantikan keberadaan
seorang pakar. Alasan mendasar mengapa ES dikembangkan untuk menggantikan
seorang pakar:
1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.
2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang
pakar.
3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi.
4. Menghadirkan/menggunakan jasa seorang pakar memerlukan biaya yang
mahal.
5. kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat. (Kusrini,
2006 :14)
2.2.4 Konsep Dasar Sistem Pakar
Menurut Efraim Turban 1995 (Arhami, 2005: 11), konsep dasar sistem
pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan
Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang
tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk
pengetahuan yang termasuk keahlian adalah:
1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.
2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.
3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup permasalahan
tertentu.
4. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.
5. Meta- knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).
Bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan
lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang bukan ahli.
Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan,
mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun
kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika
dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya keahlian mereka.
Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan
lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar.
Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu: tambahan pengetahuan (dari para ahli
atau sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi
pengetahuan, dan pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di
komputer disebut dengan nam basis pengetahuan. Ada 2 tipe pengetahuan, yaitu:
Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan
untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan
dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer
harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas
dalam bentuk motor inferensi (inference engine).
Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule-based
system, yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan-aturan. Aturan
tersebut biasanya berbentuk IF-THEN.
Fitur lainnya dari sistem pakar adalah kemampuan untuk merekomendasi.
Kemampuan inilah yang membedakan sistem pakar dengan sistem konvensional.
Tabel 2.4 Sistem Konvensional vs Sistem Pakar (Sumber : Sri Kusumadewi. 2003:112)
Sistem Konvensional Sistem Pakar
Informasi dan pemrosesannya biasanya jadi satu dengan program.
Basis pengetahuan merupakan bagian terpisah dari mekanisme inferensi. Biasanya tidak menjelaskan mengapa
suatu input data itu dibutuhkan, atau bagaimana output itu diperoleh.
Penjelasan adalah bagian terpenting dari sistem pakar.
Pengubahan program cukup sulit & membosankan
Pengubahan aturan dapat dilakukan dengan mudah.
Sistem hanya akan beroperasi jika sistem tersebut sudah lengkap.
Sistem dapat beroperasi hanya dengan beberapa aturan.
Eksekusi dilakukan lengkah demi langkah
Eksekusi dilakukan pada keseluruhan basis pengetahuan
Menggunakan data Menggunakan pengetahuan
Tujuan utamanya adalah efisiensi. Tujuan utamanya adalah efektivitas.
Menurut Turban (1995), terdapat tiga orang yang terlibat dalam
lingkungan sistem pakar, yaitu:
1. Pakar
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman
dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut
guna menyelesaikan masalah.
2. Knowledge engineer (Perekayasa Sistem)
Knowledge engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun
area permasalan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan
jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yag diajukan, menggambarkan analogi,
mengajukan counter example dan menerangkan kesulitan-kesulitan
konseptual.
3. Pemakai
Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu: pemakai bukan pakar,
pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah
basis pengetahuan, dan pakar. (Arhami, 2005 : 12)
2.2.5 Bentuk Sistem Pakar
Ada empat bentuk sistem pakar, yaitu:
1. Berdiri sendiri. Sistem pakar jenis ini merupakan software yang berdiri sendiri
2. Tergabung. Sistem pakar jenis ini merupakan bagian program yang
terkandung di dalam suatu algoritma (konvensional), atau merupakan program
dimana di dalamnya memanggil algoritma subrutin lain (konvensional).
3. Menghubugkan ke software lain. Bentuk ini biasanya merupakan sistem pakar
yang menghubungkan ke suatu paket program tertentu, misalnya dengan
DBMS.
4. Sistem mengabdi. Sistem pakar merupakan bagian dari komputer khusus yang
dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu. Misalnya sistem pakar yang
digunakan untuk membantu menganalisis data radar.
2.2.6 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan
pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi
(consultation environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan
untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar,
sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar
guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-komponen sistem pakar dalam
Gambar 2.3 Struktur Sistem Pakar (Sumber : Muhammad Arhami :2005)
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah seperti
yang terdapat pada gambar diatas, yaitu user interface (antarmuka pengguna),
basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, workplace, fasilitas
penjelasan, perbaikan pengetahuan.
2.2.7 Ciri-ciri Sistem Pakar
1. Terbatas pada bidang yang spesifik.
2. Dapat memberikan penalaran unutk data-data yang tidak lengkap atau tidak
pasti.
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang
dapat dipahami.
Aksi yang direkomendasi
Antarmuka pemakai
Fasilitas penjelasan
Mesin Inferensi
Papan tulis (workplace)
Basis Pengetahuan fakta aturan
Fasilitas Penjelas Pengguna
Knowledge engineer
Pengetahuan Pakar Fakta
Spesifik
4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Outputnya bersifat nasehat atau anjuran.
7. Output tergantung dari dialog dengan user.
8. Knowledge base dan inference engine terpisah.(Kusrini, 2006 :14)
9. Memiliki fasilitas informasi yang handal.
10.Mudah dimodifkasi.
11.Dapat digunakan dalam berbagai jenis computer.
12.Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi.(Kusumadewi, 2003 :122)
2.2.8 Keuntungan Pemakaian Sistem Pakar
1. Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar.
2. Dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.
3. Meningkatkan Output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih
cepat dari manusia. Keuntungan ini berarti mengurangi jumlah pekerja yang
dibutuhkan, dan akhirnya akan mereduksi biaya.
4. Meningkatkan kualitas.
5. Sistem pa