• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangun sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR

UNTUK MENDETEKSI GIZI BURUK PADA BALITA

Disusun Oleh : Azis Sukma Dhiana

105093003049

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

(2)

i ABSTRAK

AZIS SUKMA DHIANA, Rancang Bangun Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Pada Balita, di bawah bimbingan DITDIT NUGRAHA UTAMA dan NIA KUMALADEWI.

Keadaan gizi buruk sudah seharusnya dapat dipantau sedini mungkin, salah satu caranya dengan pemantauan rutin melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Puskesmas menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Karena tidak adanya indikator pasti yang menentukan bahwa balita tersebut dinyatakan kurang gizi atau gizi buruk, maka sering terjadi human error atau kesalahan manusia dalam menganalisa terjadinya gejala awal gizi buruk pada balita dikarenakan berbagai faktor, diantaranya kurangnya SDM yang terlatih dan jumlahnya terbatas. Seiring dengan perkembangan komputer dewasa ini yang mengalami banyak perubahan maka perlu dikembangkannya sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita agar dapat membantu hal tersebut. Penelitian difokuskan pada bagaimana cara kerja sistem pakar memproses sebuah domain permasalahan sehingga tercapai sebuah simpulan atau jawaban atas gizi buruk pada balita. Dengan menggunakan inference engine yang merupakan modul yang berisi model penalaran forward chaining dan teknik penelusuran depth first search, konsistensi pada rule atau aturan – aturan akan terjaga dengan baik sesuai dengan keahlian pakarnya karena tersimpan di dalam blakcboard atau area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh fakta yang terjadi. Pemodelan yang digunakan adalah metodologi pengembangan sistem melalui pendekatan metodologi berorientasi objek (Object Oriented Modelling) serta menggunakan tools pengembangan sistem Unified Modelling Language (UML) yang dikembangkan menggunakan model Expert System Development Life Cycle dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan database MySQL. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan dapat membantu para petugas KB, petugas Posyandu, serta para ibu yang mempunyai anak balita untuk mendeteksi terjadinya gejala gizi buruk pada balita sejak dini dengan mengacu kepada Kartu Menuju Sehat (KMS) sehingga langkah pencegahan segera dilakukan.

Kata Kunci: Sistem Pakar, Gizi Buruk, Kartu Menuju Sehat (KMS), Mesin Inferensi, Expert System Development Life Cycle, Unified Modelling Language (UML), Forward Chaining, Depth First Search.

V Bab + xxiii Halaman + 225 Halaman + 46 Gambar + 26 Tabel + Daftar Pustaka + 4 Lampiran.

(3)

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR

UNTUK MENDETEKSI GIZI BURUK PADA BALITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh : Azis Sukma Dhiana

105093003049

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(4)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(5)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Rancang Bangun ... 2.2 Definisi Deteksi ... 2.3 Konsep Sistem Informasi ...

2.3.1 Konsep Dasar Sistem ... 2.3.1.1 Definisi Sistem ... 2.3.1.2 Karakteristik Sistem ... 2.3.1.3 Klasifikasi Sistem ... 2.3.2 Konsep Dasar Informasi ... 2.3.2.1 Definisi Informasi ... 2.3.2.2 Kualitas Informasi ... 2.3.2.3 Nilai Informasi ... 2.3.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 2.3.3.1 Pengertian Sistem Informasi ... 2.3.3.2 Komponen Sistem Informasi ... 2.4 Kecerdasan Buatan ... 2.4.1 Definisi Kecerdasan Buatan ... 2.4.2 Karakteristik Kecerdasan Buatan ... 2.4.3 Bidang – Bidang Kecerdasan Buatan ... 2.5 Sistem Pakar ... 2.5.1 Definisi Sistem pakar ... 2.5.2 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 2.5.3 Fitur-Fitur Sistem Pakar ...

(6)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(7)

2.10.1.1 Definisi Gizi ... 2.10.1.2 Dalil Tentang Gizi / Kesehatan Anak ... 2.10.2 Gizi Buruk ... 2.10.2.1 Definisi Gizi Buruk ... 2.10.2.2 Faktor Penyebab Gizi Buruk ... 2.10.2.3 Ciri – Ciri Gizi Buruk ... 2.10.2.4 Akibat Gizi Kurang Pada Proses Tubuh ... 2.10.3 Kartu Menuju Sehat (KMS) ...

2.10.3.1 Definisi KMS ... 2.10.3.2 Cara Penggunaan KMS ... 2.10.3.3 Pola Pertumbuhan Anak Pada KMS ... 2.10.3.4 Tindakan Hasil Penimbangan ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data ... 3.2 Metodologi Pengembangan Sistem ... 3.2.1 Inisialisasi Kasus ... 3.2.2 Analisa dan Desain Sistem / Konseptualisasi ... 3.2.3 Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi ... 3.2.4 Pengembangan Sistem ... 3.2.5 Implementasi Sistem ...

(8)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(9)

4.5.1 Konstruksi Sistem Pakar ... 4.5.2 Pengujian Sistem Pakar ...

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ... 5.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

135 135

137 138

(10)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(11)

4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.17 4.16 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27

Activity Diagram Untuk Use Case Login ... Activity Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan ... Activity Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Aturan ... Activity Diagram Untuk Use Case Rekomendasi ... Activity Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus ... Statechart Diagram Untuk Use Case Login ... Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan….. Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Aturan ... Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Rekomendasi ... Statechart Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus ... Daftar Obyek Potensial Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Balita ... Class Diagram Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Balita.... Sequence Diagram Untuk Use Case Login... Sequence Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan …... Sequence Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Aturan ........ Sequence Diagram Untuk Use Case Mengisi Rekomendasi ... Sequence Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus ... Physical Database Schema Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi

Buruk Balita ... Rancangan User Interface Masuk ... Rancangan User Interface Form Login... Rancangan User Interface Form Menu Utama Knowledge Engineer..

(12)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL ISI HALAMAN 2.1 2.2 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18

Perbandingan Sistem Konvensional Dan Sistem Pakar ... Perbedaan Pakar Manusia dan Sistem Pakar ... Tabel Identifikasi Actor... Tabel Identifikasi Use Case... Narasi Use Case Login... Narasi Use CaseMengisi Basis Pengetahuan ... Narasi Use CaseMengisi Basis Aturan ... Narasi Use Case Mengisi Rekomendasi ... Narasi Use Case Menelusuri Kasus ... Analisis Daftar Obyek Potensial ... Daftar Class yang Diusulkan ... Tabel Identifikasi Database ... Tabel Aturan ... Tabel Umur ... Tabel Warna ... Tabel Posisi ... Tabel Tingkat ... Tabel Kondisi ... Tabel Cek gejala ... Tabel Gejala ...

(14)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(15)

DAFTAR SIMBOL UML

Simbol Keterangan

Actor

Use Case

Association

Inheritance

Class, Attributes, dan Behaviour

State

Tranasition Path

Initial State

(16)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(17)

DAFTAR ISTILAH Istilah Keterangan AI ES KE UML ASI BGM MEP KEP KMS Marasmikmik Kwashiorkor Marasmikmik-Kwashiorkor Artificial Intelligent Expert System Knowledge Engineer

Unified Modelling Language Air Susu Ibu

Bawah Garis Merah Malnutrisi Energi Protein Kurang Energi Protein Kartu Menuju Sehat

Penyakit Kekurangan Energi Penyakit Kekurangan Protein

(18)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi komputer yang terus meningkat dalam hitungan perhari. Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya bisnis, kesehatan, pendidikan, permainan dan sebagainya. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar dapat membantu kerja manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia (Wardiana, 2007).

(20)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(21)

menyebabkan status ekonomi masyarakat ikut terpuruk sehingga daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi juga ikut kurang.

Keadaan gizi buruk sudah seharusnya dapat dipantau sedini mungkin, salah satu caranya dengan pemantauan rutin melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Puskesmas menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Syafiq, 2006).

Posyandu yang sering dilakukan di Indonesia adalah sebagai sarana pemantauan gizi balita. Karena tidak adanya indikator pasti yang menentukan bahwa balita tersebut dinyatakan kurang gizi atau gizi buruk, maka sering terjadi human error atau kesalahan manusia dalam menganalisis terjadinya gejala awal gizi buruk pada balita dikarenakan berbagai faktor diantaranya kurangnya SDM yang terlatih, faktor sikologis petugas akibat banyaknya kasus yang ditangani, jumlah SDM terbatas dan aspek – aspek lain yang mempengaruhi tingkat konsistensi berfikir dalam keadaan normal, sehingga hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil analisis kasus yang sedang ditangani (Syafiq, 2006).

(22)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(23)

3. Membuat Inference Engine yang merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses mendapatkan simpulan dengan menggunakan model penalaran forward chaining dan teknik penelusuran depth first search.

4. Merumuskan basis pengetahuan berisi pengetahuan relevan yang diperlukan untuk memahami, merumuskan, dan memecahkan persoalan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat menjadi inti dari penelitian ini antara lain: 1. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya di bidang sistem pakar.

2. Memberikan pemahaman yang menyeluruh mengenai rancang bangun suatu sistem pakar.

3. Memberikan pemahaman lebih dalam tentang konsep sistem pakar pada domain masalah tertentu.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari metodologi pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem.

(24)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(25)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Rancang Bangun

Kata “rancang” merupakan kata kerja dari “merancang”, yakni mengatur segala sesuatu (sebelum bertindak, mengerjakan, atau melakukan sesuatu) atau merencanakan. Sedangkan perancangan merupakan kata benda yang memiliki arti proses, perbuatan merancang. Sedangkan “rancang bangun” dapat bermakna sebagai merancang atau mendesain suatu bangunan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008).

2.2 Definisi Deteksi

Kata deteksi yaitu usaha menentukan keberadaan, anggapan, atau kenyataan. Adapun mendeteksi adalah menemukan atau menentukan keberadaaan atau kenyataan sesuatu (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008).

2.3 Konsep Sistem Informasi 2.3.1 Konsep Dasar Sistem 2.3.1.1 Definisi Sistem

(26)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(27)

2.3.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):

a. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system) b. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan (human made system) c. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic

system)

d. Sistem tertutup (clossed system) dan sistem terbuka (open system)

2.3.2 Konsep Dasar Informasi 2.3.2.1 Definisi Informasi

Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengelolaan data dalam bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2005).

(28)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(29)

untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan (Jogiyanto, 2005).

2.3.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan (Wahyono, 2003).

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005).

2.3.3.2 Komponen Sistem Informasi

(30)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(31)

6. Blok Kendali

Untuk upaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu diterapkan pengendalian - pengendalian di dalamnya.

2.4 Kecerdasan Buatan

2.4.1 Definsi Kecerdasan Buatan

Definsi Kecerdasan Buatan AI (Artificial Intelligent) adalah suatu area dalam ilmu komputer. Istilah tersebut mencakup banyak definisi (Raynor dalam Turban, 2005). Sebagian besar pakar setuju bahwa AI (Artificial Intelligent) berkaitan dengan dua ide dasar. Pertama ide yang melibatkan pembelajaran proses pemikiran manuasia (untuk memahami apa yang dimaksud dengan kecerdasan buatan), kedua berkaitan dengan representasi dan duplikasi proses tersebut melalui mesin (misalnya komputer dan robot). Satu definisi AI (Artificial Intelligent) yang telah dikenal dengan baik adalah “Kecerdasan Buatan adalah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal yang pada saat itu lebih baik dilakukan oleh manusia.” dinyatakan oleh (Rich dalam Turban, 2005).

2.4.2 Karakteristik Kecerdasan Buatan

Berikut ini adalah beberapa karakteristik kecerdasan buatan yang biasa terkandung dalam sistem tersebut (Turban, 2005), yaitu:

1. Pemrosesan Simbolik

(32)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(33)

2.4.3 Bidang – Bidang Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan adalah kumpulan konsep dan ide yang berkaitan dengan perkembangan sistem cerdas. Konsep dan ide tersebut dapat dikembangkan dalam area yang berbeda dan diterapkan untuk domain yang berbeda (Turban, 2005), yaitu:

a. Sistem Pakar(Expert System)

b. Pemrosesan Bahasa Alami / NLP (Natural Language Procces) c. Speech (voice) Understanding

d. Sistem Robotik dan Sistem Sensor e. Computer Vision dan Scene Recognition f. Intelligent Computer - Aided Instruction g. Komputasi Saraf

h. Game Playing i. Penerjemahan Bahasa j. Fuzzy Logic

k. Algoritma Genetika l. Agen Cerdas

2.5 Sistem Pakar

2.5.1 Definisi Sistem pakar

(34)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(35)

pengetahuan yang sensitif yang menjadi hak milik organisasi, maka sangat penting untuk memiliki mekanisme keamanan yang baik.”

2.5.2 Konsep Dasar Sistem Pakar

Konsep dasar sistem pakar mencakup beberapa persoalan antara lain apa yang dimaksud keahlian, siapa yang disebut pakar, bagaimana keahlian dapat ditransfer dan bagaimana sistem bekerja. Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman dan metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan persoalan (Turban, 2005).

Sejauh ini, tidak ada definisi standar untuk pakar, akan tetapi performa keputusan dan tingkat pengetahuan orang adalah kriteria umum dalam menentukan apakah seseorang adalah pakar. Pakar pada suatu waktu atau suatu wilayah mungkin tidak menjadi pakar di waktu atau wilayah yang lain. Misalnya, pengacara di New York mungkin bukan pakar resmi di Beijing, Cina. Pakar memiliki keahlian yang dapat memecahkan persoalan dan menjelaskan fenomena tertentu dalam domain persoalan.

(36)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(37)

10. Efisiensi biasanya menjadi tujuan utama. Efektifitas penting hanya untuk DSS 11. Mudah menangani data

kuantitatif

12. Menggunakan representasi data numerik.

13. Menyerap, memperbesar, dan mendistribusikan akses ke data atau informasi numerik.

10. Efektifitas adalah tujuan utama.

11. Mudah menangani data kualitatif

12. Menggunakan representasi pengetahuan simbolik dan numerik 13. Menyerap, memperbesar, dan

mendistribusikan akses ke penilaian atau pengetahuan.

[image:37.612.114.509.80.569.2]

(Sumber: Turban, 2005)

Tabel 2.2 Perbedaan Pakar Manusia Dan Sistem Pakar

Fitur Pakar manusia Sistem pakar

a. Mortalitas

b. Tranfer pengetahuan c. Dokumentasi pengetahuan d. Konsistensi keputusan e. Unit biaya pengguanaan f. Kreativitas

g. Adaptabilitas

h. Lingkup pengetahuan i. Tipe pengetahuan j. Isi pengetahuan

Ya Sulit Sulit Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Luas

(38)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(39)

2.5.4 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar dapat ditampilkan dengan dua lingkungan: lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi (runtime). Lingkungan pengembangan digunakan oleh ES builder untuk membangun komponen dan memasukan pengetahuan kedalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan nonpakar untuk memperoleh pengetahuan dan nasehat pakar. Lingkungn ini dapat dipisahkan setelah sistem lengkap.

Tiga komponen yang tampak secara virtual di setiap sistem pakar adalah basis pengetahuan, mesin inferensi, dan antarmuka pengguna. Sistem pakar yang berinteraksi dengan pengguna dapat pula berisi komponen tambahan berikut. 1. Subsistem akuisi pengetahuan

(40)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(41)

penggunaan pengetahuan untuk memecahkan persoalan khusus dalam domain tertentu.

3. Mesin Inferensi

“Otak” ES adalah mesin inferensi, yang dikenal juga sebagai struktur kontrol atau penerjemah aturan (dalam ES berbasis aturan).

4. Antar Muka Pengguna

Sistem pakar berisi prosesor bahasa untuk komunikasi berorientasi persoalan yang mudah antara pengguna dan komputer. Komunikasi ini paling baik dilakukan dalam bahasa alami.

5. Balckboard (tempat kerja).

Blakcboard adalah area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input.

6. Subsistem Penjelasan (Justifier)

Kemampan untuk melacak tanggung jawab suatu kesimpulan terhadap sumbernya adalah penting untuk transfer keahlian dan dalam pemecahan masalah.

7. Sistem Perbaikan Pengetahuan

(42)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(43)

2.5.6 Keterbatasan Sistem Pakar

Metodologi ES yang tersedia mungkin tidak langsung dan efektif, bahkan untuk banyak aplikasi dalam kategori umum. Persoalan - persoalan berikut yang memperlambat penyebaran komersial ES (Turban, 2005):

1. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia.

2. Akan sulit mengekstrak keahlian dari manusia.

3. Pendekatan setiap pakar pada suatu penilaian situasi mungkin berbeda tetapi benar

4. Sulit, bahkan bagi pakar berkemampuan tinggi, untuk mengikhtisarkan penilaian situasi yang baik pada saat berbeda dalam tekanan waktu.

5. Pengguna sistem pakar memiliki keterbatasan kognitif alami. 6. ES bekerja dengan baik hanya dalam domain pengetahuan sempit

7. Kebanyakan pakar tidak memiliki sarana sendiri untuk memeriksa apakah kesimpulannya masuk akal.

8. Kosakata atau jargon yang digunakan pakar terbatas sehingga tidak dapat dipahami oleh pakar lain.

9. Acapkali dibutuhkan bantuan dari knowledge engginer yang langka dan mahal suatu fakta yang menjadikan konstruksi ES mahal.

10. Kekurangan kepercayaan pada bagian pengguna akhir menjadi penghalang penggunaan ES.

(44)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(45)

atau problem organisasi atau untuk memanfaatkan kesempatan yang terjadi. Adapun beberapa prinsip dasar pengembangan sistem antara lain (Indrajani, 2009):

1. Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat 2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah 3. Menentukan tahapan pengembangan

4. Menetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten 5. Jangan takut membatalkan atau mengubah lingkup pekerjaan

6. Memecahkan masalah menjadi bagian - bagian yang terkecil 7. Merancang sistem untuk pertumbuhan dan perkembangan

2.7Tools Pengembangan Sistem

2.7.1Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem berorientasi objek, hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi dan sharing dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).

(46)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(47)

1. Use Case Model Diagram

Use Case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa yang akan mengggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengaharapkan untuk berinteraksi dengan sistem. Dalam use case diagram memiliki pemodelan sebagai berikut:

a. Use Case

Pemodelan use case mengidentifikasi dan menggambarkan fungsi-fungsi sistem dari sudut pandang pengguna eksternal dan dalam sebuah cara dan terminologi yang mereka pahami. Use case merupakan urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling terkait (scenario), baik otomatis ataupun manual.

b. Actor

Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinterakasi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Actor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun.

c. Relationship

Pada diagram use case, relationship digambarkan sebagai sebuah garis antara dua simbol.

2. Activity Diagram

(48)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(49)

2.8Database

2.8.1 Pengertian Database

Menurut McLeod (2001), database adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Database dapat dinyatakan sebagai suatu sistem yang memiliki karakteristik, antara lain :

a. Merupakan suatu kumpulan interrelated data yang disimpan bersama tanpa mengganggu satu sama lain atau membentuk kerangkapan data.

b. Kumpulan data dalam database dapat digunakan oleh sebuah program aplikasi atau lebih secara optimal.

c. Penambahan data baru, penghapusan data, modifikasi dan pengambilan kembali data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.

d. Data merupakan suatu sumber yang sangat berguna bagi hampir di semua organisasi.

2.8.2 Struktur Database

(50)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(51)

c. Record menggambarkan suatu unit data individu tertentu. Kumpulan dari record membentuk suatu file. Misalnya file personalia, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap-tiap karyawan.

d. File terdiri dari record - recordyang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. Misalnya file mata pelajaran berisi tentang semua mata pelajaran yang ada.

2.8.3 DBMS (Database Management System)

Menurut Whitten (2004), DBMS (Database Management System) adalah software khusus yang disediakan untuk membuat, mengontrol, dan mengelola database. Menurut Hariyanto (2004) tujuan utama dari DBMS adalah menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari database. Terdapat arsitektur DBMS yang terdiri dari tiga level yaitu:

[image:51.612.111.505.88.619.2]

(Sumber : Hariyanto, 2004) Gambar 2.3 Arsitektur Database

view 1 view2 view3

Conceptual level

(52)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(53)

yang memungkinkan program Java dijalankan di browser Netscape yang kemudian diikuti Internet Explorer. Karena keunikannya dan kelebihanya, teknologi Java mulai menarik banyak vendor seperti IBM, Symantec, dan Inprise.

Sun merilis versi awal Java secara resmi pada awal tahun 1996 yang kemudian terus berkembang hingga muncul JDK 1.1, kemudian JDK 1.2 yang mulai disebut sebagai versi Java2 karena banyak mengandung peningkatan dan perbaikan. Perubahan utama adalah adanya Swing yang merupakan teknologi GUI (Graphical User Interface) yang mampu menghasilkan window yang portabel. Pada tahun 1998 – 1999 lahirlah teknologi J2EE (Java 2 Enterprise Edition) yang berbasis J2SE yang diawali dengan Servlet dan EJB kemudian diikuti JSP. Java juga menjadi lebih cepat populer di lingkungan server side dikarenakan kelebihanya di lingkungan network dan terdistribusi serta kemampuan multi threading. Sedangkan J2ME (Java 2 Micro Edition) dapat menghasilkan aplikasi mobile baik games maupun software yang dapat dijalankan di peralatan mobile seperti ponsel (Somantri, 2004).

2.9.1.2 Karakteristik Java

Sintaks Java merupakan pengembangan dari bahasa C/C++. Berikut adalah beberapa hal tentang pemrograman Java (Somantri, 2004):

(54)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(55)

2.9.1.3 Fitur – Fitur Java yang Menarik

Beberapa fitur yang ditawarkan Java API antara lain sebagai berikut : a. Applet

Program Java yang dapat berjalan di atas browser, yang dapat membuat halaman HTML lebih dinamis dan menarik.

b. Java Networking

Sekumpulan API (Application Programming Interface) yang menyediakan fungsi – fungsi untuk aplikasi – aplikasi jaringan, seperti penyediaan akses untuk TCP, UDP, IP Adrress dan URL. Tetapi Java Networking tidak menyediakan akses untuk ICMP dikarenakan alasan security dan pada kondisi umum hanya administrator (root) yang bisa memanfaatkan protokol ICMP. c. Java Database Connectivity (JDBC)

JDBC menyediakan sekumpulan API yang dapat digunakan untuk mengakses database seperti Oracle, MySQL, PostgreSQL, Microsoft SQL Server.

d. Java Security

Java Security menyediakan sekumpulan API untuk mengatur security dari aplikasi Java baik secara high level atau low level, seperti public/private key management dan certificates.

e. Java Swing

(56)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(57)

2.10 Domain Masalah 2.10.1 Gizi

2.10.1.1 Definisi Gizi

Istilah “gizi” dan ilmu gizi di Indonesia mulai dikenal sekitar tahun 1952-1955 sebagai tejemahan bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa Arab ‘ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidzadibaca ghizi. Selain itu orang mulai menterjemahkan nutrition dengan mengejanya sebagai “ nutrisi’. Ilmu makanan ternak disebut “ilmu nutrisi ternak”. Namun yang lazim dan resmi, baik dalam tulisan ilmiah maupun dokumen pemerintah seperti dalam buku repelita, hanya digunakan kata gizi. (Yuniastuti, 2008).

Definisi ilmu gizi yaitu ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi atau diekskresikan sebagai zat sisa (Sediaoetama, 2000).

WHO menggartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan (proses pencernaan, transport, dan ekskresi) yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ, dan menghasilkan energi (Yuniastuti, 2008).

2.10.1.2 Dalil Tentang Gizi / Kesehatan Anak

(58)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(59)

maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Ayat ini sangat erat kaitannya dengan masalah gizi dan kesehatan anak. Bahwa pada dasarnya Tuhan telah menciptakan makanan yang paling baik sesuai untuk bayi yaitu Air Susu Ibu (ASI). Ada beberapa alasan mengapa para ahli kesehatan dan ahli gizi sangat menganjurkan agar bayi disusui oleh ibunya sampai usia satu tahun, terutama pada usia beberapa minggu setelah lahir (Moehyi, 2008). 1. ASI adalah makanan cair yang secara khusus diciptakan untuk memenuhi

kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk tubuh dan berkembangan disamping memenuhi kebutuhan bayi akan energi.

2. Kandungan zat gizi dalam ASI tidak dipengaruhi oleh makanan apa yang dimakan oleh ibu. Apabila kandungan zat gizi dalam makanan ibu tidak mencukupi, maka untuk memenuhi kandungan zat gizi dalam ASI, tubuh akan mengambil cadangan zat gizi yang ada dalam tubuh ibu. Artinya, selama jumlah asi yang dapat dihasilkan oleh ibu dapat mencukupi jumlahnya, maka kecukupan zat gizi bagi anak akan lebih terjamin.

3. Kadar laktose dalam ASI jauh lebih tinggi dibandingkan dalam susu sapi dan susu kerbau.

(60)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(61)

2.10.2.2 Faktor Penyebab Gizi Buruk

Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi seseorang akan sangat tergantung pada kandungan zat gizi yang ada dalam bahan makanan. Ada tidaknya pemberian makanan di luar keluarga, daya beli keluarga dan kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan serta lingkungan fisik dan sosial. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) telah merumuskan faktor yang menyebabkan gizi kurang seperti bagan di bawah ini (Persagi, 1999):

[image:61.612.114.541.230.551.2]

(Sumber: Persagi, 1999)

Gambar 2.4 Faktor Yang Menyebabkan Gizi Kurang

Gizi Kurang

Asupan Makanan Penyakit Infeksi

Persediaan Makanan

Dirumah Perawatan Anak dan Ibu Hamil KesehatanPelayanan

Kemiskinan Kurang Pendidikan Kurang Keterampilan

Krisis Ekonomi Langsung

Penyebab Langsung

Penyebab Tidak Langsung

(62)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(63)

4. Perut cekung 5. Kulit keriput

6. Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik

7. Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang. c. Tanda - Tanda Marasmic-Kwashiorkor

Tanda – tanda marasmic–kwashiorkor merupakan gabungan dari tanda-tanda kedua jenis KEP di atas.

2.10.2.4 Akibat Gizi Kurang Pada Proses Tubuh

Anak yang status gizinya kurang akan memiliki perkembangan tubuh yang terhambat, sehingga tidak ada keseimbangan antara berat dan tinggi badan. kualitas hidup dari seseorang salah satunya ditentukan oleh komposisi dan jenis makanan yang termasuk zat gizi. Sehingga jika ingin mendapatkan generasi muda yang berkualitas maka sejak dalam kandungan janin harus diberikan asupan makanan yang bergizi. Keadaan gizi pada masa bayi berpengaruh besar terhadap keadaan kesehatan pada masa dewasa. Bayi dalam keadaan gizi baik akan tumbuh menjadi anak dewasa yang sehat, cerdas, produktif, dan berprestasi. Bayi dalam keadaan gizi kurang atau gizi buruk akan mengalami gangguan kesehatan pada masa depan (Atmarita, 2005).

(64)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(65)
[image:65.612.114.505.85.506.2]

(Sumber : BKKBN, 2006) Gambar 2.5 Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menujuh Sehat (KMS) itu hanya difungsikan untuk pemantauan pertumbuhan/perkembangan balita dan promosinya, bukan untuk penilaian status gizi, Pada KMS tidak dibedakan menurut jenis kelamin, balita laki-laki dan perempuan sama saja. Pita gambar yang ada pada KSM berdasarkan persen (%) median, artinya tidak disesuaikan dengan hasil berat badan balita dan kemudian ditentukan statu gizinya atau jelasnya berat badan yang tercantum pada KMS hanya menggambarkan pola pertumbuhan berat badan balita bukan berat badan per umur.

(66)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(67)

2.10.3.3 Pola Pertumbuhan Anak Pada KMS

Bertambahnya ukuran fisik dari waktu kewaktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain - lain. Anda juga harus tahu bahwa setiap anak memiliki garis pertumbuhan yang berbeda-beda, anak tersebut akan tumbuh mengikuti pola pertumbuhan normalnya. Demikian pula dengan perkembangan fungsi tubuh, setiap anak memiliki tahapan perkembangan menujuh ke fungsi yang lebih baik. Cirinya adalah dapat diukur secara kuantitatif, mengikuti perjalanan waktu dan dalam keadaan normal (tidak ada kelainan/sakit) setiap anak memiliki jalur pertumbuhan tertentu.

[image:67.612.112.496.274.575.2]

(Sumber : BKKBN, 2006)

(68)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(69)
[image:69.612.80.549.74.537.2]

(Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2005) Gambar 2.7 Alur Tindakan Hasil Penimbangan

ANAK BALITA HASIL PENIMBANGAN GARIS PERTUMBUHAN NAIK GARIS PERTUMBUHAN TIDAK NAIK

 Beri pujian kepada anak dan ibu.

 Anjurkan agar meneruskan cara pemberian makan kepada anaknya tapi lebih banyak, agar bulan berikutnya berat badannya naik lagi.

 Tanyakan riwayat makanandan penyakit (jika ada)

 Nasehat makanan

 Manajemen terpadu

 Tindakan sesuai temuan

1 T 2 T 3 T

+

Rujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit

Nasehat makanan dan penyembuhan penyakit Kembali ke keluarga : Konseling gizi

 Tata laksana pemberian makanan lokal/RT pasca rawat inap

 10 langakah tata laksana gizi buruk

 Obati penyakit penyerta

PMT penuh GARIS PERTUMBUHAN DIBAWAH GARIS MERAH

-Tanda klinis

(70)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(71)

Posyandu di Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi, Yaitu dengan bapak Suyanto juga dilakukan kepada Ibu Suwarti, AM. Keb.

Alat yang digunakan untuk wawancara berupa alat tulis, dan alat perekam suara yaitu mp3 EXE dengan kapasita memori 4Gb.

c. Studi Literatur

Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi – informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan (Gulo, 2002).

Studi literatur dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari buku karangan dari para pakar ahli gizi diantaranya Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc, Sjahmien Moehyi (Ahli Gizi), Ir.Ahmad Syafiq, M.Sc, Ph.D dan sumber – sumber lain untuk menunjang dalam pembangunan sistem pakar ini. Adapun daftar buku - buku dan sistus-situs web yang menjadi referensi dalam penelitian ini dapat dilihat pada daftar pustaka.

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem

(72)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(73)

sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan dicari solusi serta fasilitas yang akan dikembangkan.

3.2.2 Analisis dan Desain Sistem / Konseptualisasi

Desain konseptual pada ES serupa dengan sketsa arsitektural rumah. Desain tersebut memberikan ide umum bagaimana tampilan sistem dan bagaimana sistem memecahkan masalah (Turban, 2005).

Tahapan ini merupakan tahapan dimana Knowledge Engginer dan pakar menentukan konsep terjadinya gizi buruk yang akan dikembangkan menjadi sistem pakar. Tahapan konseptualisasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguraikan indikator dan gejala klinis apa saja yang dapat dijadikan faktor bahwa seorang balita berpotensi gizi buruk.

3.2.3 Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi

Prototyping ES meliputi representasi pengetahuan yang ditangkap dengan sebuah cara yang memungkinkan inferensi dan kreasi cepat dari komponen utama pada ES pada basis elementer (Turban, 2005).

Dalam tahapan ini dilakukan beberapa tahapan yaitu: 1. Mekanisme Inferensi

(74)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(75)
[image:75.612.113.508.74.560.2]

(Sumber : Turban, 2005). Gambar 3.3 Forward Chaining

Forward cahining adalah pendekatan data-driven mulai dari data yang tersedia atau ide dasar, dan kemudian kita mencoba menarik kesimpulan (Turban, 2005).

Pada tahapan forward chaining dilakukan dengan membuat pohon inferensi untuk memudahkan mencari bagian JIKA terlebih dahulu dari parameter gizi buruk, Setelah semua kondisi JIKA dipenuhi, aturan atau rule dipilih untuk mendapatkan kesimpulan. Proses ini akan berlanjut hingga dicapai kesimpulan akhir.

b. Depth First Search

(76)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(77)

merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu yang diharapkan jika suatu situasi bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).

3.2.4 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem di sini lebih kepada system design atau perancangan perangkat lunak sistem pakar itu sendiri. Desain sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagian – bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap, sebuah sistem yang diperbaiki (Whitten, 2004)

Setelah indikator-indikator serta gejala klinis diformulasikan secara lengkap, kemudian diimplementasikan dengan membuat perancangan sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem ini terdiri atas perancangan sistem, perancangan database, dan perancangan antarmuka pemakai (user interface).

Dalam pengembangan sistem ini dilakukan beberapa tahapan, yakni: 1. Merancang Use Case Model Diagram, narasi Use Case, Statechart Diagram,

Activity Diagram, serta Class Diagram.

2. Merancang databasesistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk 3. Merancang Graphic User Interface

3.2.5 Implementasi Sistem

(78)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(79)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Inisialisasi Kasus

Dalam tahapan ini ditentukan permasalahan yaitu gejala gizi buruk serta gejala klinisnya. Berangkat hasil observasi yang dilakukan kemudian dilakukan pengkajian dan pembatasan masalah yang akan diimplementasikan ke dalam sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan dicari solusi serta fasilitas yang akan dikembangkan untuk proses pengembangan sistem pakar.

4.1.1 Analisis Masalah

1. Aquisi Pengetahuan Analisis Gizi Buruk

Gizi buruk adalah suatu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata -rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat, dan kalori.

Kurang Energi Protein (KEP) adalah seorang yang dinyatakan kurang gizi disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam sehari - hari dan atau gangguan penyakit tertentu.

Analisis kasus berdasar kepada pemaparan pakar, dalam hal ini merujuk kepada Kartau Menuju sehat (KMS) menjadi acuaan untuk menetukan pola berfikir sistem yang akan dibuat. Hasil uraian para pakar yaitu :

(80)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(81)

4. Perubahan grafik pada KMS

Perubahan grafik menunjukan perubahan garis berat badan balita pada KMS. Hal ini diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu; 1T (satu tingkat), 2T (dua tingkat), 3T (tiga tingkat).

5. Gejala klinis penyerta.

Gejala klinis penyerta yang dimaksud adalah: b. Tanda-tanda Kwashiorkor

Edema (pembengkakan) pada tubuh khususnya pada kaki (dorsum pedis)

 Wajah membulat dan sembab

 Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak berbaring terus menerus.

 Perubahan status mental

 Anak sering menolak segaka jenis makanan

 Sering disertai infeksi, kekurangan darah dan diare/mencret  Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut

 Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam (crazy pavment dermatosis)

 Pandangan mata anak tampak layu d. Tanda-tanda Marasmus

 Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit  Wajah seperi orang tua

(82)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(83)

4. Bila grafik tersebut berada di atas garis merah (terletak pada pelangi kuning/hijau), maka balita tersebut digolongkan dalam gizi sedang. Hal ini ada dua kemungkinan:

a. Bila pada penimbangan berat badan bulan berikutnya terjadi kenaikan berat badan, maka anak tersebut gizinya baik.

b. Sebaliknya gizinya dianggap tidak baik apabila terjadi penurunan berat badan dibandingkan penimbangan berat badan bulan lalu.

c. Bila grafik terletak di atas pelangi hijau tua, maka anak tersebut masuk dalam kategori gizi baik.

Dapat diambil beberapa paramater tetap dari hal di atas sebagai indikator analisis gizi buruk, yaitu diantaranya:

1. Umur balita

2. Letak berat badan pada warna KMS 3. Perubahan berat badan pada KMS 4. Perubahan grafik pada KMS 5. Gejala klinis penyerta.

(84)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(85)

4.2 Analisis dan Desain Sistem

Berdasarkan hasil analisis masalah dapat dirancang kerangka sistem yang menggambarkan kebutuhan sistem pakar di atas. Gambaran untuk sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

[image:85.612.113.504.155.510.2]

(Sumber: Andi, 2003)

Gambar 3.5 Kerangka Sistem Pakar

Dalam penalaran maju, aturan - aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu, dalam hal ini penelusuran depth first search ke dalam basis aturan oleh user. Saat aturan diuji, sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika kondisinya benar, maka aturan itu akan dilaporkan dan disimpan kemudian aturan selanjutnya diuji. Proses ini akan berulang (iterative) sampai seluruh basis aturan teruji dengan berbagai kondisi (Andi, 2003).

(86)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(87)

4.3.1 Mekanisme Inferensi

[image:87.792.29.744.54.419.2]

Gambar 4.1 Pohon Inferensi Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Pada Balita

6

12

15

14 16

M K MK C 13 C 9 10 B 11 A 12 15 14 16

M K MK C 13 C 8 12 15 14 16

M K MK C 13 C 9 12 15 14 16

M K MK C 13 C 10 12 15 14 16

M K MK C 13 C

11 7

5

B B B

7 6 10 9 11 3 12 15 14 16

M K MK C

13 C 9 12 15 14 16

M K MK C

13 C 10 12 15 14 16

M K MK C 13 C

11

A

8

A A B 6 10 9 11 4 1 A 12 15 14 16

M K MK C 13 C B B 7 10 9 11 8 2 D

(88)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(89)

disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik, Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang

15 : Gejala klinis (B): Edema (pembengkakan) pada tubuh khususnya pada kaki, wajah membulat dan sembab, otot-otot mengecil, anak berbaring terus menerus, perubahan status mental, anak sering menolak segala jenis makanan, sering disertai infeksi, kekurangan darah dan diare/mencret, rambut berwarna kusam dan mudah dicabut, gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam,pandangan mata anak tampak layu

16 : Gejala klinis A dan B

5. Teknik Penelusuran(Depth First Search)

[image:89.612.110.566.117.555.2]

a. Penelusuran Data Pada Node Umur Balita

Gambar 4.2 Penelusuran Node Umur Balita

2 1

3 4 5

(90)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(91)
[image:91.612.90.562.109.545.2]

d. Penelusuran Data Berdasarkan Warna BGM Pada KMS

Gambar 4.5 Penelusuran Data Berdasarkan Warna BGM Pada KMS

4.3.2 Representasi Pengetahuan

Teknik representasi pengetahuan dalam sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita adalah dengan menggunakan kaidah produksi. Representasi pengetahuan dengan kaidah produksi pada dasarnya berupa aplikasi aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diharapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).

6

12

15

14 16

M K MK C

13 C

9 10

B 11 A 12 15 14 16

M K MK C

13 C 9 12 15 14 16

M K MK C

13 C 10 12 15 14 16

M K MK C 13 C 11 12 15 14 16

M K MK C

(92)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(93)

KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 1 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis ANDGejala klinis A dan B THEN Kondisi gizi buruk dengan gejala Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmikmik-Kwashiorkor

Rule 7 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 1 tingkat pada KMS AND Tidak disertai gejala klinis THEN Kondisi gizi balita anda kurang

Rule 8 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (A) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmik

Rule 9 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (B) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Kwashiorkor

(94)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(95)

Rule 16 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan tetap THEN Kondisi gizi balita anda baik

Rule 17 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 1 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda baik Rule 18 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada

KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 2 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda baik

Rule 19 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan naikAND Perubahan 3 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda sedang

Rule 20 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 1 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda sedang Rule 21 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada

KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda sedang Rule 22 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada

(96)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(97)

KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 1 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (B) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Kwashiorkor

Rule 29 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis A dan B THEN Kondisi gizi buruk dengan gejala Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmikmik-Kwashiorkor

Rule 30 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 1 tingkat pada KMS AND Tidak disertai gejala klinis THEN Kondisi gizi balita anda kurang

Rule 31 IF Umur anak di bawah 5 tahun ANDLetak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 2 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda sedang

Rule 32 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 3 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda baik

(98)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(99)

Rule 38 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (B) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Kwashiorkor

Rule 39 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis A dan B THEN Kondisi gizi buruk dengan gejala Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmikmik-Kwashiorkor

Rule 40 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Tidak disertai gejala klinis THEN Kondisi gizi balita anda kurang

Rule 41 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 3 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (A) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmik

(100)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(101)

THEN Kondisi gizi buruk dengan gejala Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmikmik-Kwashiorkor

Rule 48 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan tetap AND Tidak disertai gejala klinis THEN Kondisi gizi balita anda kurang

Rule 49 IF Umur anak di atas 5 tahun THEN Kondisi gizi balita anda tidak terditeksi sistem

4.4 Pengembangan Sistem

4.4.2 System Design

4.4.2.1 Identifikasi actor

Actor di dalam sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu Knowledge Engineer (KE) dan Civil.

Knowledge Engineer mempunyai wewenang khusus untuk melakukan perubahan pada sistem, baik melakukan perubahan data setelah melakukan konsultasi dengan pakar ataupun melakukan perubahan koding – koding program.

(102)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(103)

Pada use case di atas terdapat case login yang di dalamnya terdapat objek yaitu user. User di sini merupakan actor dari sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita yang dibagi menjadi dua yaitu civil dan knowledge engineer. Kemudian di dalam use case mengisi basis pengetahuan terdapat beberapa objek potensial diantaranya umur, warna, posisi, tingkat, kondisi, cek gejala, gejala, dan penyakit. Pada use case mengisi basis aturan terdapat di dalamya objek potensial yaitu aturan. Pada aturan ini merupakan kumpulan rule sistem pakar yang merepresentasikan pengetahuan.

Pada use case menelusuri kasus terdapat di dalamnya terdapat objek potensial yaitu question. Question ini merupakan sarana penelusuran kasus bagi user dengan cara mengisi pertanyaan yang disediakan sistem untuk dicocokan dengan aturan yang tersedia pada basis aturan. Use case mengisi rekomendasi dilakukan oleh knowledge engineer. Terdapat objek rekomendasi pada use case ini. Rekomendasi mempunyai kaitan dengan kasus – kasus yang mungkin terditeksi oleh hasil penelususran kasus

[image:103.612.110.530.215.658.2]

4.4.2.2.1 Identifikasi Use Case

Tabel 4.2 Tabel Identifikasi Use Case

No Use Case Name Description Actor

1

2

Login

Mengisi Basis Pengetahuan

Use Case ini digunakan untuk masuk ke dalam sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita. Use Case ini digunakan untuk

Knowledge Engineer dan Civil

(104)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(105)

password yang benar

2. Jika username dan password diterima sistem, maka sistem akan menuju form menu utama

Pre Condition Actor telah memiiliki hak akses berupa username, password.

Post Condition Melakukan pilihan menu pada masing – masing status user.

[image:105.612.113.541.78.672.2]

2.Use Case Mengisi Basis Pengetahuan

Tabel 4.4 Narasi Use CaseMengisi Basis Pengetahuan

Use Case Name Mengisi Basis Pengetahuan

Actor Knowledge engineer

Description Use Case ini digunakan untuk mengubah data

pengetahuan atau basis pengetahuan sistem pakar

References Gambar 4.6

Actor Action System Response

Typical Course of Events Step 1 : Knowledge Engineermemilih menu basis pengetahuan Step 3 : Knowledge

Engineermemilih data yang akan di-edit

Step 5 : Actor meng-edit, menyisipkan, atau

menghapus data pada form perbaikan basis

pengetahuan

Step 2 : Sistem menampilkan form pengetahuan Step 4 : Sistem

menampilkan data yang akan di-edit

Step 6 : Sistem menjalankan request penyimpanan

Alternative Course

(106)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(107)

4.Use Case Mengisi Rekomendasi

Tabel 4.6 Narasi Use Case Mengisi Rekomendasi

Use Case Name Mengisi Rekomendasi

Actor Knowledge Engineerdan Civil

Description Use Case ini digunakanKnowledge Engineer untuk mengubah isi dari rekomendasi dan bagi user Civil digunakan untuk melihat rekomendasi dari kasus yang terjadi.

References Gambar 4.6

Actor Action System Response

Typical Course of Events Step 1 : Actor memilih menu rekomendasi Step 3 : Actormelihat. meng-edit, menyisipkan, atau menghapus data pada form rekomendasi

Step 2 : Sistem menampilkan form rekomendasi Step 4 : Sistem menjalankan request penyimpanan

Alternative Course

-Pre Condition Actor melakukan login

(108)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(109)

4.4.2.3Activity Diagram

1.Activity Diagram Untuk Use Case Login

Gambar 4.7 Activity Diagram Untuk Use Case Login

(110)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(111)
[image:111.612.116.504.97.514.2]

3.Activity DiagramUntuk Use Case Mengisi Basis Aturan

Gambar 4.9Activity Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Aturan

(112)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(113)
[image:113.612.116.509.104.520.2]

5.Activity Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus

Gambar 4.11Activity Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus

(114)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(115)
[image:115.612.114.503.100.499.2]

2.Statechart DiagramUntuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan

Gambar 4.13Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan

(116)

Even numbered pages not converted in the evaluation version

To purchase AllPDF

go to our website at

(117)
[image:117.612.115.505.105.551.2]

4.Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Rekomendasi

Gambar 4.15Statechart Diagram Untuk Use CaseMengisi Rekomendasi

Gambar

Tabel 2.2 Perbedaan Pakar Manusia Dan Sistem Pakar
Gambar 2.3 Arsitektur Database
Gambar 2.4 Faktor Yang Menyebabkan Gizi Kurang
Gambar 2.5 Kartu Menuju Sehat (KMS)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perjuangan melawan penjajah pada Agresi Militer Belanda yang ke II Zainutir ini sering terlibat langsung dengan para sekutu, dan setiap adanya penyusunan

Therefore, when we refer to the Satz system, we refer to the use of machine learning with a small training corpus, representing the word context surrounding each punctuation mark

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 nilai nilai akhlak yang diinternalisasikan di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo adalah nilai cinta kepada Allah, tanggung jawab, kejujuran,

Perluasan bisnis pasar modern pastinya akan memiliki dampak kepada pengecer dan penjual tradisional, demikian juga yang terjadi di Kota Tegal, tidak dipungkiri juga bahwa pengecer

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi, gaya kepemimpinan transaksional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan bagian produksi

“I always knew you were a traitor, Hopfrog.” Lazy Leo was slouching by the foot of the old plank bridge, draped in satin striped in green and gold, with a black silk half cape pinned

Dampaknya akan terjadi peningkatan laba bank dan ROA juga ikut meningkat.hal ini dibuktikan sesuai dengan penelitian Aryan Dhana (2017) yaitu variabel FBIR memiliki

Kategori pertama adalah pengalaman ibu memerah ASI saat bekerja kurang menyenangkan, kategori kedua adalah faktor pendukung ASI eksklusif bersifat komplek, melibatkan berbagai