RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR
UNTUK MENDETEKSI GIZI BURUK PADA BALITA
Disusun Oleh : Azis Sukma Dhiana
105093003049
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
i ABSTRAK
AZIS SUKMA DHIANA, Rancang Bangun Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Pada Balita, di bawah bimbingan DITDIT NUGRAHA UTAMA dan NIA KUMALADEWI.
Keadaan gizi buruk sudah seharusnya dapat dipantau sedini mungkin, salah satu caranya dengan pemantauan rutin melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Puskesmas menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Karena tidak adanya indikator pasti yang menentukan bahwa balita tersebut dinyatakan kurang gizi atau gizi buruk, maka sering terjadi human error atau kesalahan manusia dalam menganalisa terjadinya gejala awal gizi buruk pada balita dikarenakan berbagai faktor, diantaranya kurangnya SDM yang terlatih dan jumlahnya terbatas. Seiring dengan perkembangan komputer dewasa ini yang mengalami banyak perubahan maka perlu dikembangkannya sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita agar dapat membantu hal tersebut. Penelitian difokuskan pada bagaimana cara kerja sistem pakar memproses sebuah domain permasalahan sehingga tercapai sebuah simpulan atau jawaban atas gizi buruk pada balita. Dengan menggunakan inference engine yang merupakan modul yang berisi model penalaran forward chaining dan teknik penelusuran depth first search, konsistensi pada rule atau aturan – aturan akan terjaga dengan baik sesuai dengan keahlian pakarnya karena tersimpan di dalam blakcboard atau area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh fakta yang terjadi. Pemodelan yang digunakan adalah metodologi pengembangan sistem melalui pendekatan metodologi berorientasi objek (Object Oriented Modelling) serta menggunakan tools pengembangan sistem Unified Modelling Language (UML) yang dikembangkan menggunakan model Expert System Development Life Cycle dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan database MySQL. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan dapat membantu para petugas KB, petugas Posyandu, serta para ibu yang mempunyai anak balita untuk mendeteksi terjadinya gejala gizi buruk pada balita sejak dini dengan mengacu kepada Kartu Menuju Sehat (KMS) sehingga langkah pencegahan segera dilakukan.
Kata Kunci: Sistem Pakar, Gizi Buruk, Kartu Menuju Sehat (KMS), Mesin Inferensi, Expert System Development Life Cycle, Unified Modelling Language (UML), Forward Chaining, Depth First Search.
V Bab + xxiii Halaman + 225 Halaman + 46 Gambar + 26 Tabel + Daftar Pustaka + 4 Lampiran.
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR
UNTUK MENDETEKSI GIZI BURUK PADA BALITA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh : Azis Sukma Dhiana
105093003049
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Rancang Bangun ... 2.2 Definisi Deteksi ... 2.3 Konsep Sistem Informasi ...
2.3.1 Konsep Dasar Sistem ... 2.3.1.1 Definisi Sistem ... 2.3.1.2 Karakteristik Sistem ... 2.3.1.3 Klasifikasi Sistem ... 2.3.2 Konsep Dasar Informasi ... 2.3.2.1 Definisi Informasi ... 2.3.2.2 Kualitas Informasi ... 2.3.2.3 Nilai Informasi ... 2.3.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 2.3.3.1 Pengertian Sistem Informasi ... 2.3.3.2 Komponen Sistem Informasi ... 2.4 Kecerdasan Buatan ... 2.4.1 Definisi Kecerdasan Buatan ... 2.4.2 Karakteristik Kecerdasan Buatan ... 2.4.3 Bidang – Bidang Kecerdasan Buatan ... 2.5 Sistem Pakar ... 2.5.1 Definisi Sistem pakar ... 2.5.2 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 2.5.3 Fitur-Fitur Sistem Pakar ...
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.10.1.1 Definisi Gizi ... 2.10.1.2 Dalil Tentang Gizi / Kesehatan Anak ... 2.10.2 Gizi Buruk ... 2.10.2.1 Definisi Gizi Buruk ... 2.10.2.2 Faktor Penyebab Gizi Buruk ... 2.10.2.3 Ciri – Ciri Gizi Buruk ... 2.10.2.4 Akibat Gizi Kurang Pada Proses Tubuh ... 2.10.3 Kartu Menuju Sehat (KMS) ...
2.10.3.1 Definisi KMS ... 2.10.3.2 Cara Penggunaan KMS ... 2.10.3.3 Pola Pertumbuhan Anak Pada KMS ... 2.10.3.4 Tindakan Hasil Penimbangan ...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data ... 3.2 Metodologi Pengembangan Sistem ... 3.2.1 Inisialisasi Kasus ... 3.2.2 Analisa dan Desain Sistem / Konseptualisasi ... 3.2.3 Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi ... 3.2.4 Pengembangan Sistem ... 3.2.5 Implementasi Sistem ...
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4.5.1 Konstruksi Sistem Pakar ... 4.5.2 Pengujian Sistem Pakar ...
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ... 5.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
135 135
137 138
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.17 4.16 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27
Activity Diagram Untuk Use Case Login ... Activity Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan ... Activity Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Aturan ... Activity Diagram Untuk Use Case Rekomendasi ... Activity Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus ... Statechart Diagram Untuk Use Case Login ... Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan….. Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Aturan ... Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Rekomendasi ... Statechart Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus ... Daftar Obyek Potensial Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Balita ... Class Diagram Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Balita.... Sequence Diagram Untuk Use Case Login... Sequence Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan …... Sequence Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Aturan ........ Sequence Diagram Untuk Use Case Mengisi Rekomendasi ... Sequence Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus ... Physical Database Schema Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi
Buruk Balita ... Rancangan User Interface Masuk ... Rancangan User Interface Form Login... Rancangan User Interface Form Menu Utama Knowledge Engineer..
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
DAFTAR TABEL
TABEL ISI HALAMAN 2.1 2.2 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18
Perbandingan Sistem Konvensional Dan Sistem Pakar ... Perbedaan Pakar Manusia dan Sistem Pakar ... Tabel Identifikasi Actor... Tabel Identifikasi Use Case... Narasi Use Case Login... Narasi Use CaseMengisi Basis Pengetahuan ... Narasi Use CaseMengisi Basis Aturan ... Narasi Use Case Mengisi Rekomendasi ... Narasi Use Case Menelusuri Kasus ... Analisis Daftar Obyek Potensial ... Daftar Class yang Diusulkan ... Tabel Identifikasi Database ... Tabel Aturan ... Tabel Umur ... Tabel Warna ... Tabel Posisi ... Tabel Tingkat ... Tabel Kondisi ... Tabel Cek gejala ... Tabel Gejala ...
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
DAFTAR SIMBOL UML
Simbol Keterangan
Actor
Use Case
Association
Inheritance
Class, Attributes, dan Behaviour
State
Tranasition Path
Initial State
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
DAFTAR ISTILAH Istilah Keterangan AI ES KE UML ASI BGM MEP KEP KMS Marasmikmik Kwashiorkor Marasmikmik-Kwashiorkor Artificial Intelligent Expert System Knowledge Engineer
Unified Modelling Language Air Susu Ibu
Bawah Garis Merah Malnutrisi Energi Protein Kurang Energi Protein Kartu Menuju Sehat
Penyakit Kekurangan Energi Penyakit Kekurangan Protein
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi komputer yang terus meningkat dalam hitungan perhari. Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya bisnis, kesehatan, pendidikan, permainan dan sebagainya. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar dapat membantu kerja manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia (Wardiana, 2007).
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
menyebabkan status ekonomi masyarakat ikut terpuruk sehingga daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi juga ikut kurang.
Keadaan gizi buruk sudah seharusnya dapat dipantau sedini mungkin, salah satu caranya dengan pemantauan rutin melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Puskesmas menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Syafiq, 2006).
Posyandu yang sering dilakukan di Indonesia adalah sebagai sarana pemantauan gizi balita. Karena tidak adanya indikator pasti yang menentukan bahwa balita tersebut dinyatakan kurang gizi atau gizi buruk, maka sering terjadi human error atau kesalahan manusia dalam menganalisis terjadinya gejala awal gizi buruk pada balita dikarenakan berbagai faktor diantaranya kurangnya SDM yang terlatih, faktor sikologis petugas akibat banyaknya kasus yang ditangani, jumlah SDM terbatas dan aspek – aspek lain yang mempengaruhi tingkat konsistensi berfikir dalam keadaan normal, sehingga hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil analisis kasus yang sedang ditangani (Syafiq, 2006).
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
3. Membuat Inference Engine yang merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses mendapatkan simpulan dengan menggunakan model penalaran forward chaining dan teknik penelusuran depth first search.
4. Merumuskan basis pengetahuan berisi pengetahuan relevan yang diperlukan untuk memahami, merumuskan, dan memecahkan persoalan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat menjadi inti dari penelitian ini antara lain: 1. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya di bidang sistem pakar.
2. Memberikan pemahaman yang menyeluruh mengenai rancang bangun suatu sistem pakar.
3. Memberikan pemahaman lebih dalam tentang konsep sistem pakar pada domain masalah tertentu.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari metodologi pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem.
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Rancang Bangun
Kata “rancang” merupakan kata kerja dari “merancang”, yakni mengatur segala sesuatu (sebelum bertindak, mengerjakan, atau melakukan sesuatu) atau merencanakan. Sedangkan perancangan merupakan kata benda yang memiliki arti proses, perbuatan merancang. Sedangkan “rancang bangun” dapat bermakna sebagai merancang atau mendesain suatu bangunan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008).
2.2 Definisi Deteksi
Kata deteksi yaitu usaha menentukan keberadaan, anggapan, atau kenyataan. Adapun mendeteksi adalah menemukan atau menentukan keberadaaan atau kenyataan sesuatu (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008).
2.3 Konsep Sistem Informasi 2.3.1 Konsep Dasar Sistem 2.3.1.1 Definisi Sistem
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.3.1.3 Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):
a. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system) b. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan (human made system) c. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic
system)
d. Sistem tertutup (clossed system) dan sistem terbuka (open system)
2.3.2 Konsep Dasar Informasi 2.3.2.1 Definisi Informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengelolaan data dalam bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2005).
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan (Jogiyanto, 2005).
2.3.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan (Wahyono, 2003).
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005).
2.3.3.2 Komponen Sistem Informasi
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
6. Blok Kendali
Untuk upaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu diterapkan pengendalian - pengendalian di dalamnya.
2.4 Kecerdasan Buatan
2.4.1 Definsi Kecerdasan Buatan
Definsi Kecerdasan Buatan AI (Artificial Intelligent) adalah suatu area dalam ilmu komputer. Istilah tersebut mencakup banyak definisi (Raynor dalam Turban, 2005). Sebagian besar pakar setuju bahwa AI (Artificial Intelligent) berkaitan dengan dua ide dasar. Pertama ide yang melibatkan pembelajaran proses pemikiran manuasia (untuk memahami apa yang dimaksud dengan kecerdasan buatan), kedua berkaitan dengan representasi dan duplikasi proses tersebut melalui mesin (misalnya komputer dan robot). Satu definisi AI (Artificial Intelligent) yang telah dikenal dengan baik adalah “Kecerdasan Buatan adalah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal yang pada saat itu lebih baik dilakukan oleh manusia.” dinyatakan oleh (Rich dalam Turban, 2005).
2.4.2 Karakteristik Kecerdasan Buatan
Berikut ini adalah beberapa karakteristik kecerdasan buatan yang biasa terkandung dalam sistem tersebut (Turban, 2005), yaitu:
1. Pemrosesan Simbolik
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.4.3 Bidang – Bidang Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan adalah kumpulan konsep dan ide yang berkaitan dengan perkembangan sistem cerdas. Konsep dan ide tersebut dapat dikembangkan dalam area yang berbeda dan diterapkan untuk domain yang berbeda (Turban, 2005), yaitu:
a. Sistem Pakar(Expert System)
b. Pemrosesan Bahasa Alami / NLP (Natural Language Procces) c. Speech (voice) Understanding
d. Sistem Robotik dan Sistem Sensor e. Computer Vision dan Scene Recognition f. Intelligent Computer - Aided Instruction g. Komputasi Saraf
h. Game Playing i. Penerjemahan Bahasa j. Fuzzy Logic
k. Algoritma Genetika l. Agen Cerdas
2.5 Sistem Pakar
2.5.1 Definisi Sistem pakar
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
pengetahuan yang sensitif yang menjadi hak milik organisasi, maka sangat penting untuk memiliki mekanisme keamanan yang baik.”
2.5.2 Konsep Dasar Sistem Pakar
Konsep dasar sistem pakar mencakup beberapa persoalan antara lain apa yang dimaksud keahlian, siapa yang disebut pakar, bagaimana keahlian dapat ditransfer dan bagaimana sistem bekerja. Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman dan metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan persoalan (Turban, 2005).
Sejauh ini, tidak ada definisi standar untuk pakar, akan tetapi performa keputusan dan tingkat pengetahuan orang adalah kriteria umum dalam menentukan apakah seseorang adalah pakar. Pakar pada suatu waktu atau suatu wilayah mungkin tidak menjadi pakar di waktu atau wilayah yang lain. Misalnya, pengacara di New York mungkin bukan pakar resmi di Beijing, Cina. Pakar memiliki keahlian yang dapat memecahkan persoalan dan menjelaskan fenomena tertentu dalam domain persoalan.
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
10. Efisiensi biasanya menjadi tujuan utama. Efektifitas penting hanya untuk DSS 11. Mudah menangani data
kuantitatif
12. Menggunakan representasi data numerik.
13. Menyerap, memperbesar, dan mendistribusikan akses ke data atau informasi numerik.
10. Efektifitas adalah tujuan utama.
11. Mudah menangani data kualitatif
12. Menggunakan representasi pengetahuan simbolik dan numerik 13. Menyerap, memperbesar, dan
mendistribusikan akses ke penilaian atau pengetahuan.
[image:37.612.114.509.80.569.2](Sumber: Turban, 2005)
Tabel 2.2 Perbedaan Pakar Manusia Dan Sistem Pakar
Fitur Pakar manusia Sistem pakar
a. Mortalitas
b. Tranfer pengetahuan c. Dokumentasi pengetahuan d. Konsistensi keputusan e. Unit biaya pengguanaan f. Kreativitas
g. Adaptabilitas
h. Lingkup pengetahuan i. Tipe pengetahuan j. Isi pengetahuan
Ya Sulit Sulit Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Luas
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.5.4 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar dapat ditampilkan dengan dua lingkungan: lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi (runtime). Lingkungan pengembangan digunakan oleh ES builder untuk membangun komponen dan memasukan pengetahuan kedalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan nonpakar untuk memperoleh pengetahuan dan nasehat pakar. Lingkungn ini dapat dipisahkan setelah sistem lengkap.
Tiga komponen yang tampak secara virtual di setiap sistem pakar adalah basis pengetahuan, mesin inferensi, dan antarmuka pengguna. Sistem pakar yang berinteraksi dengan pengguna dapat pula berisi komponen tambahan berikut. 1. Subsistem akuisi pengetahuan
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
penggunaan pengetahuan untuk memecahkan persoalan khusus dalam domain tertentu.
3. Mesin Inferensi
“Otak” ES adalah mesin inferensi, yang dikenal juga sebagai struktur kontrol atau penerjemah aturan (dalam ES berbasis aturan).
4. Antar Muka Pengguna
Sistem pakar berisi prosesor bahasa untuk komunikasi berorientasi persoalan yang mudah antara pengguna dan komputer. Komunikasi ini paling baik dilakukan dalam bahasa alami.
5. Balckboard (tempat kerja).
Blakcboard adalah area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input.
6. Subsistem Penjelasan (Justifier)
Kemampan untuk melacak tanggung jawab suatu kesimpulan terhadap sumbernya adalah penting untuk transfer keahlian dan dalam pemecahan masalah.
7. Sistem Perbaikan Pengetahuan
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.5.6 Keterbatasan Sistem Pakar
Metodologi ES yang tersedia mungkin tidak langsung dan efektif, bahkan untuk banyak aplikasi dalam kategori umum. Persoalan - persoalan berikut yang memperlambat penyebaran komersial ES (Turban, 2005):
1. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia.
2. Akan sulit mengekstrak keahlian dari manusia.
3. Pendekatan setiap pakar pada suatu penilaian situasi mungkin berbeda tetapi benar
4. Sulit, bahkan bagi pakar berkemampuan tinggi, untuk mengikhtisarkan penilaian situasi yang baik pada saat berbeda dalam tekanan waktu.
5. Pengguna sistem pakar memiliki keterbatasan kognitif alami. 6. ES bekerja dengan baik hanya dalam domain pengetahuan sempit
7. Kebanyakan pakar tidak memiliki sarana sendiri untuk memeriksa apakah kesimpulannya masuk akal.
8. Kosakata atau jargon yang digunakan pakar terbatas sehingga tidak dapat dipahami oleh pakar lain.
9. Acapkali dibutuhkan bantuan dari knowledge engginer yang langka dan mahal suatu fakta yang menjadikan konstruksi ES mahal.
10. Kekurangan kepercayaan pada bagian pengguna akhir menjadi penghalang penggunaan ES.
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
atau problem organisasi atau untuk memanfaatkan kesempatan yang terjadi. Adapun beberapa prinsip dasar pengembangan sistem antara lain (Indrajani, 2009):
1. Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat 2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah 3. Menentukan tahapan pengembangan
4. Menetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten 5. Jangan takut membatalkan atau mengubah lingkup pekerjaan
6. Memecahkan masalah menjadi bagian - bagian yang terkecil 7. Merancang sistem untuk pertumbuhan dan perkembangan
2.7Tools Pengembangan Sistem
2.7.1Unified Modelling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem berorientasi objek, hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi dan sharing dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
1. Use Case Model Diagram
Use Case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa yang akan mengggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengaharapkan untuk berinteraksi dengan sistem. Dalam use case diagram memiliki pemodelan sebagai berikut:
a. Use Case
Pemodelan use case mengidentifikasi dan menggambarkan fungsi-fungsi sistem dari sudut pandang pengguna eksternal dan dalam sebuah cara dan terminologi yang mereka pahami. Use case merupakan urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling terkait (scenario), baik otomatis ataupun manual.
b. Actor
Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinterakasi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Actor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun.
c. Relationship
Pada diagram use case, relationship digambarkan sebagai sebuah garis antara dua simbol.
2. Activity Diagram
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.8Database
2.8.1 Pengertian Database
Menurut McLeod (2001), database adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Database dapat dinyatakan sebagai suatu sistem yang memiliki karakteristik, antara lain :
a. Merupakan suatu kumpulan interrelated data yang disimpan bersama tanpa mengganggu satu sama lain atau membentuk kerangkapan data.
b. Kumpulan data dalam database dapat digunakan oleh sebuah program aplikasi atau lebih secara optimal.
c. Penambahan data baru, penghapusan data, modifikasi dan pengambilan kembali data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.
d. Data merupakan suatu sumber yang sangat berguna bagi hampir di semua organisasi.
2.8.2 Struktur Database
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
c. Record menggambarkan suatu unit data individu tertentu. Kumpulan dari record membentuk suatu file. Misalnya file personalia, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap-tiap karyawan.
d. File terdiri dari record - recordyang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. Misalnya file mata pelajaran berisi tentang semua mata pelajaran yang ada.
2.8.3 DBMS (Database Management System)
Menurut Whitten (2004), DBMS (Database Management System) adalah software khusus yang disediakan untuk membuat, mengontrol, dan mengelola database. Menurut Hariyanto (2004) tujuan utama dari DBMS adalah menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari database. Terdapat arsitektur DBMS yang terdiri dari tiga level yaitu:
[image:51.612.111.505.88.619.2](Sumber : Hariyanto, 2004) Gambar 2.3 Arsitektur Database
view 1 view2 view3
Conceptual level
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
yang memungkinkan program Java dijalankan di browser Netscape yang kemudian diikuti Internet Explorer. Karena keunikannya dan kelebihanya, teknologi Java mulai menarik banyak vendor seperti IBM, Symantec, dan Inprise.
Sun merilis versi awal Java secara resmi pada awal tahun 1996 yang kemudian terus berkembang hingga muncul JDK 1.1, kemudian JDK 1.2 yang mulai disebut sebagai versi Java2 karena banyak mengandung peningkatan dan perbaikan. Perubahan utama adalah adanya Swing yang merupakan teknologi GUI (Graphical User Interface) yang mampu menghasilkan window yang portabel. Pada tahun 1998 – 1999 lahirlah teknologi J2EE (Java 2 Enterprise Edition) yang berbasis J2SE yang diawali dengan Servlet dan EJB kemudian diikuti JSP. Java juga menjadi lebih cepat populer di lingkungan server side dikarenakan kelebihanya di lingkungan network dan terdistribusi serta kemampuan multi threading. Sedangkan J2ME (Java 2 Micro Edition) dapat menghasilkan aplikasi mobile baik games maupun software yang dapat dijalankan di peralatan mobile seperti ponsel (Somantri, 2004).
2.9.1.2 Karakteristik Java
Sintaks Java merupakan pengembangan dari bahasa C/C++. Berikut adalah beberapa hal tentang pemrograman Java (Somantri, 2004):
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.9.1.3 Fitur – Fitur Java yang Menarik
Beberapa fitur yang ditawarkan Java API antara lain sebagai berikut : a. Applet
Program Java yang dapat berjalan di atas browser, yang dapat membuat halaman HTML lebih dinamis dan menarik.
b. Java Networking
Sekumpulan API (Application Programming Interface) yang menyediakan fungsi – fungsi untuk aplikasi – aplikasi jaringan, seperti penyediaan akses untuk TCP, UDP, IP Adrress dan URL. Tetapi Java Networking tidak menyediakan akses untuk ICMP dikarenakan alasan security dan pada kondisi umum hanya administrator (root) yang bisa memanfaatkan protokol ICMP. c. Java Database Connectivity (JDBC)
JDBC menyediakan sekumpulan API yang dapat digunakan untuk mengakses database seperti Oracle, MySQL, PostgreSQL, Microsoft SQL Server.
d. Java Security
Java Security menyediakan sekumpulan API untuk mengatur security dari aplikasi Java baik secara high level atau low level, seperti public/private key management dan certificates.
e. Java Swing
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.10 Domain Masalah 2.10.1 Gizi
2.10.1.1 Definisi Gizi
Istilah “gizi” dan ilmu gizi di Indonesia mulai dikenal sekitar tahun 1952-1955 sebagai tejemahan bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa Arab ‘ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidzadibaca ghizi. Selain itu orang mulai menterjemahkan nutrition dengan mengejanya sebagai “ nutrisi’. Ilmu makanan ternak disebut “ilmu nutrisi ternak”. Namun yang lazim dan resmi, baik dalam tulisan ilmiah maupun dokumen pemerintah seperti dalam buku repelita, hanya digunakan kata gizi. (Yuniastuti, 2008).
Definisi ilmu gizi yaitu ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi atau diekskresikan sebagai zat sisa (Sediaoetama, 2000).
WHO menggartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan (proses pencernaan, transport, dan ekskresi) yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ, dan menghasilkan energi (Yuniastuti, 2008).
2.10.1.2 Dalil Tentang Gizi / Kesehatan Anak
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini sangat erat kaitannya dengan masalah gizi dan kesehatan anak. Bahwa pada dasarnya Tuhan telah menciptakan makanan yang paling baik sesuai untuk bayi yaitu Air Susu Ibu (ASI). Ada beberapa alasan mengapa para ahli kesehatan dan ahli gizi sangat menganjurkan agar bayi disusui oleh ibunya sampai usia satu tahun, terutama pada usia beberapa minggu setelah lahir (Moehyi, 2008). 1. ASI adalah makanan cair yang secara khusus diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk tubuh dan berkembangan disamping memenuhi kebutuhan bayi akan energi.
2. Kandungan zat gizi dalam ASI tidak dipengaruhi oleh makanan apa yang dimakan oleh ibu. Apabila kandungan zat gizi dalam makanan ibu tidak mencukupi, maka untuk memenuhi kandungan zat gizi dalam ASI, tubuh akan mengambil cadangan zat gizi yang ada dalam tubuh ibu. Artinya, selama jumlah asi yang dapat dihasilkan oleh ibu dapat mencukupi jumlahnya, maka kecukupan zat gizi bagi anak akan lebih terjamin.
3. Kadar laktose dalam ASI jauh lebih tinggi dibandingkan dalam susu sapi dan susu kerbau.
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.10.2.2 Faktor Penyebab Gizi Buruk
Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi seseorang akan sangat tergantung pada kandungan zat gizi yang ada dalam bahan makanan. Ada tidaknya pemberian makanan di luar keluarga, daya beli keluarga dan kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan serta lingkungan fisik dan sosial. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) telah merumuskan faktor yang menyebabkan gizi kurang seperti bagan di bawah ini (Persagi, 1999):
[image:61.612.114.541.230.551.2](Sumber: Persagi, 1999)
Gambar 2.4 Faktor Yang Menyebabkan Gizi Kurang
Gizi Kurang
Asupan Makanan Penyakit Infeksi
Persediaan Makanan
Dirumah Perawatan Anak dan Ibu Hamil KesehatanPelayanan
Kemiskinan Kurang Pendidikan Kurang Keterampilan
Krisis Ekonomi Langsung
Penyebab Langsung
Penyebab Tidak Langsung
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4. Perut cekung 5. Kulit keriput
6. Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik
7. Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang. c. Tanda - Tanda Marasmic-Kwashiorkor
Tanda – tanda marasmic–kwashiorkor merupakan gabungan dari tanda-tanda kedua jenis KEP di atas.
2.10.2.4 Akibat Gizi Kurang Pada Proses Tubuh
Anak yang status gizinya kurang akan memiliki perkembangan tubuh yang terhambat, sehingga tidak ada keseimbangan antara berat dan tinggi badan. kualitas hidup dari seseorang salah satunya ditentukan oleh komposisi dan jenis makanan yang termasuk zat gizi. Sehingga jika ingin mendapatkan generasi muda yang berkualitas maka sejak dalam kandungan janin harus diberikan asupan makanan yang bergizi. Keadaan gizi pada masa bayi berpengaruh besar terhadap keadaan kesehatan pada masa dewasa. Bayi dalam keadaan gizi baik akan tumbuh menjadi anak dewasa yang sehat, cerdas, produktif, dan berprestasi. Bayi dalam keadaan gizi kurang atau gizi buruk akan mengalami gangguan kesehatan pada masa depan (Atmarita, 2005).
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
(Sumber : BKKBN, 2006) Gambar 2.5 Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kartu Menujuh Sehat (KMS) itu hanya difungsikan untuk pemantauan pertumbuhan/perkembangan balita dan promosinya, bukan untuk penilaian status gizi, Pada KMS tidak dibedakan menurut jenis kelamin, balita laki-laki dan perempuan sama saja. Pita gambar yang ada pada KSM berdasarkan persen (%) median, artinya tidak disesuaikan dengan hasil berat badan balita dan kemudian ditentukan statu gizinya atau jelasnya berat badan yang tercantum pada KMS hanya menggambarkan pola pertumbuhan berat badan balita bukan berat badan per umur.
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.10.3.3 Pola Pertumbuhan Anak Pada KMS
Bertambahnya ukuran fisik dari waktu kewaktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain - lain. Anda juga harus tahu bahwa setiap anak memiliki garis pertumbuhan yang berbeda-beda, anak tersebut akan tumbuh mengikuti pola pertumbuhan normalnya. Demikian pula dengan perkembangan fungsi tubuh, setiap anak memiliki tahapan perkembangan menujuh ke fungsi yang lebih baik. Cirinya adalah dapat diukur secara kuantitatif, mengikuti perjalanan waktu dan dalam keadaan normal (tidak ada kelainan/sakit) setiap anak memiliki jalur pertumbuhan tertentu.
[image:67.612.112.496.274.575.2](Sumber : BKKBN, 2006)
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
(Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2005) Gambar 2.7 Alur Tindakan Hasil Penimbangan
ANAK BALITA HASIL PENIMBANGAN GARIS PERTUMBUHAN NAIK GARIS PERTUMBUHAN TIDAK NAIK
Beri pujian kepada anak dan ibu.
Anjurkan agar meneruskan cara pemberian makan kepada anaknya tapi lebih banyak, agar bulan berikutnya berat badannya naik lagi.
Tanyakan riwayat makanandan penyakit (jika ada)
Nasehat makanan
Manajemen terpadu
Tindakan sesuai temuan
1 T 2 T 3 T
+
Rujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit
Nasehat makanan dan penyembuhan penyakit Kembali ke keluarga : Konseling gizi
Tata laksana pemberian makanan lokal/RT pasca rawat inap
10 langakah tata laksana gizi buruk
Obati penyakit penyerta
PMT penuh GARIS PERTUMBUHAN DIBAWAH GARIS MERAH
-Tanda klinis
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
Posyandu di Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi, Yaitu dengan bapak Suyanto juga dilakukan kepada Ibu Suwarti, AM. Keb.
Alat yang digunakan untuk wawancara berupa alat tulis, dan alat perekam suara yaitu mp3 EXE dengan kapasita memori 4Gb.
c. Studi Literatur
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi – informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan (Gulo, 2002).
Studi literatur dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari buku karangan dari para pakar ahli gizi diantaranya Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc, Sjahmien Moehyi (Ahli Gizi), Ir.Ahmad Syafiq, M.Sc, Ph.D dan sumber – sumber lain untuk menunjang dalam pembangunan sistem pakar ini. Adapun daftar buku - buku dan sistus-situs web yang menjadi referensi dalam penelitian ini dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan dicari solusi serta fasilitas yang akan dikembangkan.
3.2.2 Analisis dan Desain Sistem / Konseptualisasi
Desain konseptual pada ES serupa dengan sketsa arsitektural rumah. Desain tersebut memberikan ide umum bagaimana tampilan sistem dan bagaimana sistem memecahkan masalah (Turban, 2005).
Tahapan ini merupakan tahapan dimana Knowledge Engginer dan pakar menentukan konsep terjadinya gizi buruk yang akan dikembangkan menjadi sistem pakar. Tahapan konseptualisasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguraikan indikator dan gejala klinis apa saja yang dapat dijadikan faktor bahwa seorang balita berpotensi gizi buruk.
3.2.3 Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi
Prototyping ES meliputi representasi pengetahuan yang ditangkap dengan sebuah cara yang memungkinkan inferensi dan kreasi cepat dari komponen utama pada ES pada basis elementer (Turban, 2005).
Dalam tahapan ini dilakukan beberapa tahapan yaitu: 1. Mekanisme Inferensi
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
(Sumber : Turban, 2005). Gambar 3.3 Forward Chaining
Forward cahining adalah pendekatan data-driven mulai dari data yang tersedia atau ide dasar, dan kemudian kita mencoba menarik kesimpulan (Turban, 2005).
Pada tahapan forward chaining dilakukan dengan membuat pohon inferensi untuk memudahkan mencari bagian JIKA terlebih dahulu dari parameter gizi buruk, Setelah semua kondisi JIKA dipenuhi, aturan atau rule dipilih untuk mendapatkan kesimpulan. Proses ini akan berlanjut hingga dicapai kesimpulan akhir.
b. Depth First Search
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu yang diharapkan jika suatu situasi bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
3.2.4 Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem di sini lebih kepada system design atau perancangan perangkat lunak sistem pakar itu sendiri. Desain sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagian – bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap, sebuah sistem yang diperbaiki (Whitten, 2004)
Setelah indikator-indikator serta gejala klinis diformulasikan secara lengkap, kemudian diimplementasikan dengan membuat perancangan sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem ini terdiri atas perancangan sistem, perancangan database, dan perancangan antarmuka pemakai (user interface).
Dalam pengembangan sistem ini dilakukan beberapa tahapan, yakni: 1. Merancang Use Case Model Diagram, narasi Use Case, Statechart Diagram,
Activity Diagram, serta Class Diagram.
2. Merancang databasesistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk 3. Merancang Graphic User Interface
3.2.5 Implementasi Sistem
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Inisialisasi Kasus
Dalam tahapan ini ditentukan permasalahan yaitu gejala gizi buruk serta gejala klinisnya. Berangkat hasil observasi yang dilakukan kemudian dilakukan pengkajian dan pembatasan masalah yang akan diimplementasikan ke dalam sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan dicari solusi serta fasilitas yang akan dikembangkan untuk proses pengembangan sistem pakar.
4.1.1 Analisis Masalah
1. Aquisi Pengetahuan Analisis Gizi Buruk
Gizi buruk adalah suatu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata -rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat, dan kalori.
Kurang Energi Protein (KEP) adalah seorang yang dinyatakan kurang gizi disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam sehari - hari dan atau gangguan penyakit tertentu.
Analisis kasus berdasar kepada pemaparan pakar, dalam hal ini merujuk kepada Kartau Menuju sehat (KMS) menjadi acuaan untuk menetukan pola berfikir sistem yang akan dibuat. Hasil uraian para pakar yaitu :
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4. Perubahan grafik pada KMS
Perubahan grafik menunjukan perubahan garis berat badan balita pada KMS. Hal ini diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu; 1T (satu tingkat), 2T (dua tingkat), 3T (tiga tingkat).
5. Gejala klinis penyerta.
Gejala klinis penyerta yang dimaksud adalah: b. Tanda-tanda Kwashiorkor
Edema (pembengkakan) pada tubuh khususnya pada kaki (dorsum pedis)
Wajah membulat dan sembab
Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak berbaring terus menerus.
Perubahan status mental
Anak sering menolak segaka jenis makanan
Sering disertai infeksi, kekurangan darah dan diare/mencret Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam (crazy pavment dermatosis)
Pandangan mata anak tampak layu d. Tanda-tanda Marasmus
Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit Wajah seperi orang tua
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4. Bila grafik tersebut berada di atas garis merah (terletak pada pelangi kuning/hijau), maka balita tersebut digolongkan dalam gizi sedang. Hal ini ada dua kemungkinan:
a. Bila pada penimbangan berat badan bulan berikutnya terjadi kenaikan berat badan, maka anak tersebut gizinya baik.
b. Sebaliknya gizinya dianggap tidak baik apabila terjadi penurunan berat badan dibandingkan penimbangan berat badan bulan lalu.
c. Bila grafik terletak di atas pelangi hijau tua, maka anak tersebut masuk dalam kategori gizi baik.
Dapat diambil beberapa paramater tetap dari hal di atas sebagai indikator analisis gizi buruk, yaitu diantaranya:
1. Umur balita
2. Letak berat badan pada warna KMS 3. Perubahan berat badan pada KMS 4. Perubahan grafik pada KMS 5. Gejala klinis penyerta.
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4.2 Analisis dan Desain Sistem
Berdasarkan hasil analisis masalah dapat dirancang kerangka sistem yang menggambarkan kebutuhan sistem pakar di atas. Gambaran untuk sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
[image:85.612.113.504.155.510.2](Sumber: Andi, 2003)
Gambar 3.5 Kerangka Sistem Pakar
Dalam penalaran maju, aturan - aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu, dalam hal ini penelusuran depth first search ke dalam basis aturan oleh user. Saat aturan diuji, sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika kondisinya benar, maka aturan itu akan dilaporkan dan disimpan kemudian aturan selanjutnya diuji. Proses ini akan berulang (iterative) sampai seluruh basis aturan teruji dengan berbagai kondisi (Andi, 2003).
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4.3.1 Mekanisme Inferensi
[image:87.792.29.744.54.419.2]
Gambar 4.1 Pohon Inferensi Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Pada Balita
6
12
15
14 16
M K MK C 13 C 9 10 B 11 A 12 15 14 16
M K MK C 13 C 8 12 15 14 16
M K MK C 13 C 9 12 15 14 16
M K MK C 13 C 10 12 15 14 16
M K MK C 13 C
11 7
5
B B B
7 6 10 9 11 3 12 15 14 16
M K MK C
13 C 9 12 15 14 16
M K MK C
13 C 10 12 15 14 16
M K MK C 13 C
11
A
8
A A B 6 10 9 11 4 1 A 12 15 14 16
M K MK C 13 C B B 7 10 9 11 8 2 D
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik, Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang
15 : Gejala klinis (B): Edema (pembengkakan) pada tubuh khususnya pada kaki, wajah membulat dan sembab, otot-otot mengecil, anak berbaring terus menerus, perubahan status mental, anak sering menolak segala jenis makanan, sering disertai infeksi, kekurangan darah dan diare/mencret, rambut berwarna kusam dan mudah dicabut, gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam,pandangan mata anak tampak layu
16 : Gejala klinis A dan B
5. Teknik Penelusuran(Depth First Search)
[image:89.612.110.566.117.555.2]a. Penelusuran Data Pada Node Umur Balita
Gambar 4.2 Penelusuran Node Umur Balita
2 1
3 4 5
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
d. Penelusuran Data Berdasarkan Warna BGM Pada KMS
Gambar 4.5 Penelusuran Data Berdasarkan Warna BGM Pada KMS
4.3.2 Representasi Pengetahuan
Teknik representasi pengetahuan dalam sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita adalah dengan menggunakan kaidah produksi. Representasi pengetahuan dengan kaidah produksi pada dasarnya berupa aplikasi aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diharapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
6
12
15
14 16
M K MK C
13 C
9 10
B 11 A 12 15 14 16
M K MK C
13 C 9 12 15 14 16
M K MK C
13 C 10 12 15 14 16
M K MK C 13 C 11 12 15 14 16
M K MK C
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 1 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis ANDGejala klinis A dan B THEN Kondisi gizi buruk dengan gejala Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmikmik-Kwashiorkor
Rule 7 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 1 tingkat pada KMS AND Tidak disertai gejala klinis THEN Kondisi gizi balita anda kurang
Rule 8 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (A) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmik
Rule 9 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (B) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Kwashiorkor
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
Rule 16 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna kuning AND Perubahan berat badan tetap THEN Kondisi gizi balita anda baik
Rule 17 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 1 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda baik Rule 18 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada
KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 2 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda baik
Rule 19 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan naikAND Perubahan 3 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda sedang
Rule 20 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 1 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda sedang Rule 21 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada
KMS berwarna hijau AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda sedang Rule 22 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 1 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (B) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Kwashiorkor
Rule 29 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis A dan B THEN Kondisi gizi buruk dengan gejala Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmikmik-Kwashiorkor
Rule 30 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 1 tingkat pada KMS AND Tidak disertai gejala klinis THEN Kondisi gizi balita anda kurang
Rule 31 IF Umur anak di bawah 5 tahun ANDLetak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 2 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda sedang
Rule 32 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan naik AND Perubahan 3 tingkat pada KMS THEN Kondisi gizi balita anda baik
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
Rule 38 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (B) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Kwashiorkor
Rule 39 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis A dan B THEN Kondisi gizi buruk dengan gejala Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmikmik-Kwashiorkor
Rule 40 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 2 tingkat pada KMS AND Tidak disertai gejala klinis THEN Kondisi gizi balita anda kurang
Rule 41 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan turun AND Perubahan 3 tingkat pada KMS AND Disertai gejala klinis AND Gejala klinis (A) THEN Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmik
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
THEN Kondisi gizi buruk dengan gejala Kondisi gizi balita anda buruk dengan gejala Marasmikmik-Kwashiorkor
Rule 48 IF Umur anak di bawah 5 tahun AND Letak berat badan bulan lalu pada KMS berwarna BGM (Bawah Garis Merah) AND Perubahan berat badan tetap AND Tidak disertai gejala klinis THEN Kondisi gizi balita anda kurang
Rule 49 IF Umur anak di atas 5 tahun THEN Kondisi gizi balita anda tidak terditeksi sistem
4.4 Pengembangan Sistem
4.4.2 System Design
4.4.2.1 Identifikasi actor
Actor di dalam sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu Knowledge Engineer (KE) dan Civil.
Knowledge Engineer mempunyai wewenang khusus untuk melakukan perubahan pada sistem, baik melakukan perubahan data setelah melakukan konsultasi dengan pakar ataupun melakukan perubahan koding – koding program.
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
Pada use case di atas terdapat case login yang di dalamnya terdapat objek yaitu user. User di sini merupakan actor dari sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita yang dibagi menjadi dua yaitu civil dan knowledge engineer. Kemudian di dalam use case mengisi basis pengetahuan terdapat beberapa objek potensial diantaranya umur, warna, posisi, tingkat, kondisi, cek gejala, gejala, dan penyakit. Pada use case mengisi basis aturan terdapat di dalamya objek potensial yaitu aturan. Pada aturan ini merupakan kumpulan rule sistem pakar yang merepresentasikan pengetahuan.
Pada use case menelusuri kasus terdapat di dalamnya terdapat objek potensial yaitu question. Question ini merupakan sarana penelusuran kasus bagi user dengan cara mengisi pertanyaan yang disediakan sistem untuk dicocokan dengan aturan yang tersedia pada basis aturan. Use case mengisi rekomendasi dilakukan oleh knowledge engineer. Terdapat objek rekomendasi pada use case ini. Rekomendasi mempunyai kaitan dengan kasus – kasus yang mungkin terditeksi oleh hasil penelususran kasus
[image:103.612.110.530.215.658.2]4.4.2.2.1 Identifikasi Use Case
Tabel 4.2 Tabel Identifikasi Use Case
No Use Case Name Description Actor
1
2
Login
Mengisi Basis Pengetahuan
Use Case ini digunakan untuk masuk ke dalam sistem pakar untuk mendeteksi gizi buruk pada balita. Use Case ini digunakan untuk
Knowledge Engineer dan Civil
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
password yang benar
2. Jika username dan password diterima sistem, maka sistem akan menuju form menu utama
Pre Condition Actor telah memiiliki hak akses berupa username, password.
Post Condition Melakukan pilihan menu pada masing – masing status user.
[image:105.612.113.541.78.672.2]2.Use Case Mengisi Basis Pengetahuan
Tabel 4.4 Narasi Use CaseMengisi Basis Pengetahuan
Use Case Name Mengisi Basis Pengetahuan
Actor Knowledge engineer
Description Use Case ini digunakan untuk mengubah data
pengetahuan atau basis pengetahuan sistem pakar
References Gambar 4.6
Actor Action System Response
Typical Course of Events Step 1 : Knowledge Engineermemilih menu basis pengetahuan Step 3 : Knowledge
Engineermemilih data yang akan di-edit
Step 5 : Actor meng-edit, menyisipkan, atau
menghapus data pada form perbaikan basis
pengetahuan
Step 2 : Sistem menampilkan form pengetahuan Step 4 : Sistem
menampilkan data yang akan di-edit
Step 6 : Sistem menjalankan request penyimpanan
Alternative Course
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4.Use Case Mengisi Rekomendasi
Tabel 4.6 Narasi Use Case Mengisi Rekomendasi
Use Case Name Mengisi Rekomendasi
Actor Knowledge Engineerdan Civil
Description Use Case ini digunakanKnowledge Engineer untuk mengubah isi dari rekomendasi dan bagi user Civil digunakan untuk melihat rekomendasi dari kasus yang terjadi.
References Gambar 4.6
Actor Action System Response
Typical Course of Events Step 1 : Actor memilih menu rekomendasi Step 3 : Actormelihat. meng-edit, menyisipkan, atau menghapus data pada form rekomendasi
Step 2 : Sistem menampilkan form rekomendasi Step 4 : Sistem menjalankan request penyimpanan
Alternative Course
-Pre Condition Actor melakukan login
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4.4.2.3Activity Diagram
1.Activity Diagram Untuk Use Case Login
Gambar 4.7 Activity Diagram Untuk Use Case Login
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
3.Activity DiagramUntuk Use Case Mengisi Basis Aturan
Gambar 4.9Activity Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Aturan
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
5.Activity Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus
Gambar 4.11Activity Diagram Untuk Use Case Menelusuri Kasus
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
2.Statechart DiagramUntuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan
Gambar 4.13Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Basis Pengetahuan
Even numbered pages not converted in the evaluation version
To purchase AllPDF
go to our website at
4.Statechart Diagram Untuk Use Case Mengisi Rekomendasi
Gambar 4.15Statechart Diagram Untuk Use CaseMengisi Rekomendasi