• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI PEMETAAN DAERAH PERTANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI PEMETAAN DAERAH PERTANI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI PEMETAAN DAERAH PERTANIAN (STUDI KASUS : KOTA LUBUKLINGGAU)

Irman Effendy

Dosen Universitas Bina Darma Palembang Email:irman.effendy@binadarma.ac.id

ABSTRAK

Kota Lubuklinggau merupakan Kota agraris yang terletak di propinsi Sumatera Selatan. Sebagai daerah agraris, mayoritas penduduk di Kota Lubuklinggau memilih mata pencarian sebagai petani. Pembangunan pada sektor pertanian dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan penghasilan masyarakat sehingga dapat menghasilkan keanekaragaman sumber pangan dengan kualitas yang lebih baik. Analisa potensi lahan pertanian sangat diperlukan untuk mengetahui tanaman apa yang paling cocok untuk ditanam pada daerah tersebut sehingga mendapatkan hasil panen yang lebih banyak dengan kualitas yang jauh lebih baik untuk mencukupi kebutuhan pangan pada Kota Lubuklinggau. Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu dibuat suatu aplikasi yang dapat melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah pertanian yang ada di Kota Lubuklinggau. Informasi yang dibuat oleh Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau tersebut menjadi sangat terbatas. Hal ini membuat masyarakat luas yakni petani, investor, Stakeholder yang ingin berinvestasi untuk pertanian di Kota Lubuklinggau tidak bisa mendapatkan informasi tentang daerah dan lahan pertanian secara detail tanpa datang ke kantor Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau secara langsung. Selain itu informasi yang diberikan lewat media booklet atau brosur kurang menarik dan informatif dengan hanya dituliskannya nama serta keterangan daerah pertanian dan lahan pertanian yang dapat dikunjungi. Untuk mengatasi permasalah tersebut, Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau perlu membuat sebuah “Sistem Informasi Pemetaan Daerah Pertanian Kota Lubuklinggau”.

Kata kunci: sistem informasi, Gis, dan pertanian. 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Lubuklinggau merupakan Kota agraris yang terletak di propinsi Sumatera Selatan. Sebagai daerah agraris, mayoritas penduduk di Kota Lubuklinggau memilih mata pencarian sebagai petani. Pembangunan pada sektor pertanian dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan penghasilan masyarakat sehingga dapat menghasilkan keanekaragaman sumber pangan dengan kualitas yang lebih baik.

(2)

Salah satu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah adanya sistem informasi yang diterapkan disegala bidang. Sistem informasi yang ada saat ini adalah sistem informasi geografis. Dimana sistem informasi geografis dapat melakukan pemetaan kedaan lapangan sesuai dengan keadaan lokasi atau permukaan bumi. Pemetaan tersebut biasaanya dibuat berdasarkan titik yang bersumber dari data spasial dan non spasial. Selain itu juga perkembangan teknologi informasi tersebut, saat ini banyak implementasi teknologi informasi pada berbagai bidang kehidupan seperti industri, kesehatan, pendidikan, pemerintahan, pertanian dan banyak lagi yang lainnya.

Informasi yang dibuat oleh Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau tersebut menjadi sangat terbatas. Hal ini membuat masyarakat luas yakni petani, investor, Stakeholder yang ingin berinvestasi untuk pertanian di Kota Lubuklinggau tidak bisa mendapatkan informasi tentang daerah dan lahan pertanian secara detail tanpa datang ke kantor Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau secara langsung. Selain itu informasi yang diberikan lewat media booklet atau brosur kurang menarik dan informatif dengan hanya dituliskannya nama serta keterangan daerah pertanian dan lahan pertanian yang dapat dikunjungi.

Dengan dilihat dari permasalahan yang ada pada Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau, maka berkeinginan untuk menjadikannya topik dalam penelitian ini, dengan membatasi ruang lingkup penulisan dan masalah ini diangkat dengan judul “ Sistem Informasi Pemetaan

Daerah Pertanian Studi Kasus Kota Lubuklinggau”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu : “Bagaimana membuat Sistem Informasi Pemetaan Daerah Pertanian Studi Kasus Kota Lubuklinggau” berbasis web menggunakan pemograman PHP/MapScript, MySQL dan Google MAP API sehingga menghasilkan informasi daerah pertanian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah Kota Lubuklinggau. 1.3. Batasan Masalah

Pada penulisan penelitian ini penulis membatasi masalah hanya pada Pengelolaan Sistem Informasi Pemetaan Daerah Pertanian Studi Kasus Kota Lubuklinggau menggunakan bahasa pemrograman PHP, MySql dan Google MAP API. 1.4. Tujuan dan Manfaat

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan di dalam penelitian ini untuk membuat sistem infomasi pemetaan daerah pertanian di Kota Lubuklinggau sehingga dapat memberikan informasi lahan pertanian kepada pengguna tentang daerah pertanian di Kota Lubuk Linggau.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(3)

3. Memberikan solusi kepada Pemerintah Kota Lubuklinggau terhadap masalah penyediaan informasi yang sedang dihadapi oleh instansi sehingga dapat mencari dan memperbaiki kelemahan pada sistem yang sedang berjalan.

4. Bagi Penulis menambah pengalaman dan wawasan dengan membuat sistem tersebut.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukan orang (yang membangun dan mengoperasikannya) dan data sebagai bagian dari sistem ini.(Riyanto, dkk 2009:35).

2.2. Pengertian Pertanian

Menurut kamus bahasa indonesia, pertanian adalah perihal bertani (mengusahakan tanah dengan tanam-menanam) atau segala yang bertalian dengan tanam-menanam (pengusahaan tanah dan sebagainya). (http://kbbi.web.id/tani, diakses tanggal 22 Desember 2016)

2.3. PHP

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan

pada dokumen HTML.

(Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Andi.Yogyakarta).

2.4. MySQL

MySQL adalah database server yang cukup dikenal saat ini. Database server keluaran T.c.X DataKonsultAB, sebuah perusahaan IT Swedia, ini menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan database server lain. Keunggulan MySQL mampu menangani jutaan user dalam waktu yang bersamaan, mampu menampung lebih dari 50.000.000 record, sangat cepat mengeksekusi perintah dan memiliki user privilege sistem yang mudah dan efisien (Imansyah, 2003:2).

3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau. yang beralamat di Jalan Pembangunan Komplek Perkantoran Pemerintah Kota Lubuklinggau.

3.2. Metode Pengumpulan Data Adapun sumber yang penulis dapat yaitu dari Kota Lubuklinggau dan tehnik pengumpulan data yang digunakan ialah :

a. Metode Pengamatan

(Observasi)

Penulis melakukan

pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung di Kantor Dinas terkait Kota Lubuklinggau sesuai dengan ruang lingkup masalah.

b. Metode Wawancara

(4)

khususnya dinas kesehatan Kota Lubuklinggau.

c. Metode Pustaka

Penulis mencari data-data yang dibutuhkan dari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan Penggunaan sistem infomasi pemetaan daerah pertanian di Kota Lubuklinggau.

3.3. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem adalah sebuah disiplin ilmu yang mengintegrasikan proses, metode, alat-alat bantu bagi perkembangan proses perangkat lunak yang akan dibangun.

Dalam perancangan sistem ini, penulis menggunakan metode pengembangan sistem Model Spiral (Spiral Model). Dalam Spiral Model, pengembangan tidak dilakukan langsung secara penuh dari kebutuhan aplikasi yang dikembangkan, namun aplikasi akan dikembangkan secara bertahap dengan menggunakan prototype. Hal ini ditujukan agar fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem dapat lebih terfokus, sehingga mengoptimalkan proses pengujian pada sistem yang dikembangkan. (Satzinger,2017:224)

Model ini memiliki 4 (empat) aktivitas penting dari 6 (enam) aktivitas yang ada, yaitu

1. Perencanaan (Planning) 2. Analisis Resiko (Risk

Analysis).

3. Produk Rekayasa

(Engineering).

4. Evaluasi Pemakai (Customer Evaluation).

Dengan mempertimbangkan baik kelemahan maupun kelebihan setiap model proses beserta karaterisiknya, Spiral model

cendereng lebih sering digunakan sebagai pola pengembangan sistem-sistem SIG. (Prahasta, 2002 : 233) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Usecase Diagram

Use case diagram digunakan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan yang terjadi antara aktor-aktor dengan use case-use case yang ada dalam sistem informasi geografis pemetaan pertanian di Kota Lubuklinggau , sehingga calon pengguna sistem/perangkat lunak mendapatkan pemahaman tentang sistem yang akan dikembangkan.

4.2. Activity Diagram

Activity Diagram atau Diagram aktifitas merupakan gambaran aktifitas yang dilakukan oleh admin kepada sistem dan juga aktifitas yang dilakukan pengunjung kepada Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian Kota Lubuklinggau yang dapat dilihat pada gambar berikut :

1. Mengelola Data Daerah Pertanian

(5)

2. Mencari Data Daerah Pertanian

Gambar 3.4. Diagram Aktifitas Mencari data daerah pertanian

4.3. Class Diagram

Arsitektur sistem disini dapat digambarkan dengan class diagram, dimana class adalah sebuah spesifikasi yang menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class Diagram mengggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi). Class Diagram ini berisikan objek-objek yang terdapat didalam Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau berbasis web.

Gambar 3.5. Class Diagram 4.4. Rancangan Tabel Database a. Desain File Pengguna

Tabel 3.1. Desain Tabel Pengguna

b. Desain File Daerah Pertanian

Tabel 3.2. Desain Tabel Daerah Pertanian

c. Desain File kecamatan

Tabel 3.3. Desain Tabel Kecamatan

d. Desain File kelurahan

Tabel 3.4. Desain Tabel Kelurahan

f. Desain File Berita

Tabel 3.5. Desain Tabel berita

g. Desain File Data Buku Tamu Tabel 3.7. Desain Tabel Buku Tamu

(6)

4.4.1. Halaman Utama

Dari halaman utama SIG Pemetaan Letak Daerah pertanian maka semua link yang berhubungan ke halaman lain yang ada pada Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau dapat diakses. Halaman tersebut antara lain yaitu:

1. Halaman Berita 2. Halaman Pertanian 3. Halaman Rute Pertanian 4. Halaman Buku Tamu 5. Halaman Login

Untuk masing masing halaman tersebut memiliki fungsi dan informasi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah tapilan untuk setiap halaman dan informasi apa saja yang ada pada halaman tersebut.

Gambar 4.1 Halaman Utama 4.4.2. Halaman Berita

Halaman berita berisikan informasi berita yang berkaitan dengan daerah pertanian. Berita yang ada adalah hasil penginputan oleh administrator Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau. Pada gambar 4.2 terlihat tampilan halaman berita.

Gambar 4.2 Halaman Berita 4.4.3. Halaman Pertanian

Halaman pertanian berisikan informasi daerah pertanian. Untuk menampilkan daerah pertanian yang ada di Kota Lubuklinggau secara detail, silahkan klik detail. Baru kemudian Pemetaan Letak Daerah pertanian-daerah pertanian dapat dilihat. Pada gambar 4.3 berikut ini tampak halaman daerah pertanian perkelurahan.

Gambar 4.3 Halaman Daerah pertanian perkelurahan

Apabila pengunjung ingin melihat informasi daerah pertanian perkecamatan, silahkan klik pertanian kecamatan maka akan tampil informasi sebagai berikut:

Gambar 4.4. Halaman Daerah pertanian perkecamatan

(7)

pengunjung untuk mempermudah dalam pencarian data pertanian yang berkaitan dengan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau ataupun hal lainnya yang berkaitan dengan daerah pertanian. Pada gambar 4.6 tampak menu pencarian daerah pertanian.

Gambar 4.5 Halaman Cari pertanian 4.4.5. Halaman Buku Tamu

Halaman buku tamu adalah halaman yang berisikan form buku tamu. Halaman buku tamu diperutukkan bagi pengunjung untuk memberikan saran, masukan atau kritik yang berkaitan dengan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau ataupun hal lainnya yang berkaitan dengan daerah pertanian. Pada gambar 4.5 tampak form pengisian buku tamu.

Gambar 4.5 Halaman Buku Tamu 4.4.6. Halaman Login

Halaman login adalah halaman yang berisikan form login. Halaman login berfungsi sebagai jembatan untuk masuk ke halaman administrator Sistem Informasi

Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau. Pada gambar 4.6 tampak halaman login.

Gambar 4.6 Halaman Login

Setelah memasukan username dan password yang benar maka selanjutnya administrator Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau dapat melakukan pengolahan data diantaranya adalah:

1. Data berita 2. Data kecamatan 3. Data kelurahan 4. Data daerah pertanian 5. Data Laporan

6. Data buku tamu

Berikut ini adalah tampilan halaman administrator setelah melakukan login dan dapat melakukan pengolahan data yang terlihat pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Halaman Login

4.4.7. Halaman Pengelolaan Data Berita

(8)

yang ada pada halaman administrator, maka barulah administrator dapat melakukan pengelolaan data berita. Berikut ini adalah tampilan dari halaman pengelolaan data berita yang terlihat pada gambar 4.8 berikut ini.

Gambar 4.8 Halaman Pengelolaan Data Berita

Untuk memasukkan data berita maka administrator dapat mengklik link tambah berita yang ada dibawah daftar berita. Sedangkan untuk merubah atau menghapus data berita maka dapat mengklik link yang ada di samping kanan daftar berita. Berikut ini adalah tampilan jika administrator ingin menambah data berita yang tampak pada gambar 4.9 berikut ini.

Gambar 4.9 Halaman Input Berita 4.4.8. Halaman Pengelolaan Data

Kecamatan

Pengelolaan data kecamatan adalah halaman yang diakses oleh administrator untuk memasukkan, merubah dan menghapus data kecamatan yang ada pada Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau. Untuk melakukan pengelolaan kecamatan administrator mengakses menu kecamatan yang ada pada halaman administrator,

maka barulah administrator dapat melakukan pengelolaan data kecamatan. Berikut ini adalah tampilan dari halaman pengelolaan data kecamatan yang terlihat pada gambar 4.10 berikut ini.

Gambar 4.10 Halaman Pengelolaan Data Kecamatan

Untuk memasukkan data kecamatan maka administrator dapat mengklik link tambah kecamatan yang ada dibawah daftar kecamatan. Sedangkan untuk merubah atau menghapus data kecamatan maka dapat mengklik link yang ada di samping kanan daftar kecamatan. Berikut ini adalah tampilan jika administrator ingin menambah data kecamatan yang tampak pada gambar 4.11 berikut ini.

Gambar 4.11 Halaman

InputKecamatan

4.4.9. Halaman Pengelolaan Data Kelurahan

(9)

barulah administrator dapat melakukan pengelolaan data kelurahan. Berikut ini adalah tampilan dari halaman pengelolaan data kelurahan yang terlihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Halaman Pengelolaan Data Kelurahan

Untuk memasukkan data kelurahan maka administrator dapat mengklik link tambah kelurahan yang ada dibawah daftar kelurahan. Sedangkan untuk merubah atau menghapus data kelurahan maka dapat mengklik link yang ada di samping kanan daftar kelurahan. Berikut ini adalah tampilan jika administrator ingin menambah data kelurahan yang tampak pada gambar 4.13 berikut ini.

Gambar 4.13 Halaman

InputKelurahan

4.4.10. Halaman Pengelolaan Data Daerah pertanian

Pengelolaan data daerah pertanian adalah halaman yang diakses oleh administrator untuk memasukkan, merubah dan menghapus data daerah pertanian yang ada pada Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau. Untuk melakukan pengelolaan daerah pertanian administrator

mengakses menu daerah pertanian yang ada pada halaman administrator, maka barulah administrator dapat melakukan pengelolaan data daerah pertanian. Berikut ini adalah tampilan dari halaman pengelolaan data daerah pertanian yang terlihat pada gambar 4.14 berikut ini.

Gambar 4.14 Halaman Pengelolaan Data Daerah pertanian

Untuk memasukkan data daerah pertanian maka administrator dapat mengklik link tambah daerah pertanian yang ada dibawah daftar daerah pertanian. Sedangkan untuk merubah atau menghapus data daerah pertanian maka dapat mengklik link yang ada di samping kanan daftar daerah pertanian. Berikut ini adalah tampilan jika administrator ingin menambah data daerah pertanian yang tampak pada gambar 4.15 berikut ini.

Gambar 4.15 Halaman InputDaerah pertanian

(10)

Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau. Untuk melakukan pengelolaan lokasi daerah pertanian administrator mengakses menu lokasi pertanian yang ada pada halaman administrator, maka barulah administrator dapat melakukan pengelolaan data lokasi daerah pertanian. Berikut ini adalah tampilan dari halaman pengelolaan data lokasi daerah pertanian yang terlihat pada gambar 4.14 berikut ini.

Gambar 4.14 Halaman Pengelolaan Data Lokasi Daerah pertanian

Untuk memasukkan data daerah pertanian maka administrator dapat mengklik link tambah daerah pertanian yang ada dibawah daftar daerah pertanian. Sedangkan untuk merubah atau menghapus data daerah pertanian maka dapat mengklik link yang ada di samping kanan daftar daerah pertanian. Berikut ini adalah tampilan jika administrator ingin menambah data lokasi daerah pertanian yang tampak pada gambar 4.15 berikut ini.

Gambar 4.15 Halaman InputDaerah pertanian

4.4.12. Halaman Logout

Halaman atau menu logout adalah menu yang digunakan untuk

keluar dari halaman

administratorSistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau. Setelah administrator mengklik menu tersebut maka otomatis akan keluar dari halaman administrator dan kembali ke halaman utama Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian dan uraian pada bab sebelumnya berupa analisis serta pemecahan masalah, penulis dapat menyimpulkan dan memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu dan bermanfaat baik bagi Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau, penulis dan semuanya.

5.1. Kesimpulan

Dari analisa dan pembahasan-pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil

implementasi sistem ini maka dapat disimpulkan bahwa SIG dapat digunakan untuk mendukung perjalanan pertanian di Kota Lubuklinggau, dimana SIG dapat memberikan informasi langsung kepada user mengenai lokasi dari sarana pertanian dan fasilitas pendukung yang ada.

(11)

jalan atau suatu tempat, fungsi untuk melihat informasi detail dari hasil pencarian tersebut, fungsi untuk melihat lokasi tempat terdekat dan fungsi untuk melihat informasi detail mengenai sarana pertanian

yang ada di Kota

Lubuklinggau.

5.2. Saran

Dari kesimpulan diatas, maka telah dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut dalam upaya peningkatan pengolahan data Pemetaan Letak Daerah pertanian. Adapun saran – saran yang dianggap perlu yaitu :

1. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau hendaknya diupdate dengan data terbaru sehingga informasi yang ada selalu akurat.

2. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau sebaiknya selalu di kembangakan untuk penambahan fiture atau penggunaan teknologi terbarukan.

3. Dari pembahasan diuraikan diatas, penulis menyarankan agar pemanfaatan teknologi informasi dapat dilakukan secaramaksimal oleh terutama pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Pertanian di Kota Lubuklinggau. diharapkan dapat menjadi salah satu inspirasi bagi Dinas Pertanian Khususnya untuk melengkapi sistem informasi yang ada dan

dapat dikembangkan menjadi salah satu sistem informasi yang handal serta dapat menjadi inspirasi bagi lembaga ataupun instansi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Imansyah, Muhammad, 2003. PHP & MySQL untuk Orang Awam, Maxikom, Palembang

Peranginangin, Kasiman, 2006. Aplikasi Web Dengan PHP

Dan MySQL, Andi

Yogyakarta.

Prahasta, Eddy, 2002, “ Konsep-Konsep Dasar : Sistem Informasi Geografis”, Bandung : Informatika. Riyanto, dkk, 2009, ”

Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geogafis : Berbasis Dekstop dan Web” , Yogyakarta: Gava Media. Satzinger, John W., Jackson, Robert

Gambar

Tabel 3.2. Desain Tabel DaerahPertanian
Gambar 4.1 Halaman Utama
gambar 4.6 tampak menu pencariandaerah pertanian.
Gambar 4.10 Halaman PengelolaanData Kecamatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mitra dalam kegiatan IbM Home Industry Rengginang “Cita Rasa” dan Fajar Raya” yang berlokasi di Desa Rasau Jaya I. Permasalahan mitra yaitu pada kualitas produk, ruang

Menarik konsumen untuk melakukan pembelian juga dapat dilakukan dengan cara memberikan atmosphere yang menyenangkan bagi konsumen pada saat di dalam toko, karena konsumen yang

Salah satu usaha untuk mewujudkan harapan tersebut di atas adalah perlunya swasembada dalam membuat produk tertentu dari bahan dasar lokal yang melimpah di dalam

Sedangkan Produk yang akan dihasilkan melalui kegiatan ini berupa : (1) peralatan belajar tentang anticipatory guidance dan penanganan kecelakaan di lingkungan TK berbasis

sawah, namun pada faktor pemberian bakteri pelarut fosfat memberikan pengaruh nyata terhadap bobot netto gabah kering padi sawah.Dapat dilihat bobot netto gabah

Perasaan ketidakpastian yang dirasakan orang tua dapat diminimalisir dengan peran perawat untuk menciptakan lingkungan yang saling percaya dan mendukung dimana keluarga

Penelitian ini bermaksud meneliti pengaruh karakteristik audit eksternal, yaitu audit tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan opini audit pada price to earnings

Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui tinggi timbunan kritis pada badan jalan, mengetahui daya dukung tanah dengan menggunakan geotextile sebagai bahan