TAUHID DAN IMPLEMENTANSI DALAM ILMU ADMINISTRASI NEGARA
1. IMPLEMENTASI TAUHID
Awal dari tauhid adalah menempatkan Allah sebagai Rabbi. Allah telah menciptakan alam semesta sebagai khaliq (pencipta), dan kita adalah makhluq (yang diciptakan). Sehingga, manusia harus tunduk pada penciptanya. Konsep ini merupakan konsep paling pokok dalam aqidah, sehingga jika seseorang belum mengimani hal ini ia tidak dapat dianggap sebagai seorang mukmin yang lurus. Akan tetapi, konsep tauhid dalam tataran yang lebih luas tidak cukup hanya dengan membenarkan bahwa Allah itu Maha Esa.
Jika tauhid kita artikan peng-esaan Tuhan, pengakuan kita bahwa Tuhan hanya ada satu. Dan artinya kita hanya fokus kepada satu Tuhan, tidak lebih tidak kurang, dan Dia tidak lain adalah Allah SWT. Seperti yang saya katakan tadi, pengesaan ini adalah konsep awal dan utama dalam tauhid.
menegaskan tentang keesaan penciptaan (unity of creation. wahdat khaliq mudabbir), kesatuan kemanusiaan (unity of man kind, wahdat insaniah), kesatuan tuntunan hidup (unity of quidence, wahdat masdar hayat),dan kesatuan tujuan hidup (unity of purpose of life.wahdat al-nihayat al-hayat), yang kesemuanya itu merupakan derivasi kesatuan ketuhanan (unity of gothead. Wahdaniyah). Pandangan inilah pijakan yang utuh dan kokoh bila ditarik kepada wilayah realitas manusia sebab manusia dalam perspektif tauhid akan menjadi: pertama, mempunyai komitmen yang utuh untuk mengabdi kepada Tuhan. Kedua, memiliki visi dan misi hidup yang jelas. Ketiga, memiliki tujuan hidup yang jelas. Keempat, menolak pedoman hidup di luar ketentuan Tuhan.
2. TAUHID DAN IMPLEMENTASI DALAM ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Berbicara masalah administrasi negara dimana administrasi negara memegang peranan penting dalam berbagai aspek sosial, budaya, politik, pendidikan, ekonomi dan lain-lain.
Begitu juga dengan tauhid, dimana tauhid mencakup semua dimensi didalam dunia ini.
konsepsi keesaan tuhan bukan hanya sekedar ikatan keyakinan, tapi keterlibatan suatu prinsip tindakan yang memberi inspirasi kepada seluruh aspek kehidupan manusia.Artinya seorang mukmin tidak hanya percaya kepada Tuhan dalam tatanan keyakinan, namun juga dituntut agar keyakinan itu tertata pada tatanan historikal manusia, menyangkut pendidikan, ekonomi, social, budaya, politik, dan iImu teknologi.
hanya kepada-Nya, serta pengakuan hanya Dia lah Yang Maha Pembuat seluruh Aturan Hukum (system), dan sama sekali tidak mempersekutukannya dengan apapun. Juga kewajiban untuk mengikuti semua aturan dan hukum (system) tersebut, serta wajib terikat dengan seluruh perintah dan larangan-Nya. Disamping juga wajib menjadikan Nabi Muhammad saw. Sebagai utusan Alah, yang wajib diikuti, diteladani dan diambil ajaran-ajarannya, dengan tidak mengikuti selain ajarannya, ataupun mangambil ajaran manusia yang lain.
﴿
اوههتتننافت ههننعت منكهاهتنت امتوت ههوذهخهفت لهوسهررتلا مهكهاتتاءت امتوت
﴾
“Dan apa saja yang dibawa oleh Rasul untukmu, maka ambillah, dan apa saja yang dilarangnya, maka tinggalkanlah.”(QS. Al Hasyr [59]: 7)
Rezki Fadjrin Nim: 140802024
DAFTAR PUSTAKA
Mustopadidjaya(2003). SistemAdministrasi Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Atmosudirdjo, Prajudi (1981). Hukum Administrasi Negara. Bandung: Ghalia Indonesia
Hakami, Nurdin (1969). Pengantar Ilmu Tauhid. Bandung: Panca Niaga