III.
Metode Penelitian
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga
September 2013 di Kampung Kalitoko yang berada di
kawasan Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat.
Contoh ikan ditangkap dengan menggunakan satu set
jaring tabur (a net sow). Jaring ditancap sejajar pantai
ikan yang berasosiasi dengan ekosistem padang lamun.
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
Alat dan bahan Kegunaan
Jaring tabur (ukuran hamparan padang lamun
Untuk mendokumentasikan hasil penelitian
Mencatat hasil yang didapat dalam penelitian tersebut
Lampu / Senter
Timbangan
Mistar
Perahu dayung
Buku identifikasi ikan (Peristiwadi, 2006, Kuiter dan Tonozuka 2001,
Mengukur panjang ikan yang tertangkap
Untuk pengoperasian jaring dan survei lokasi
Untuk mengidentifikasi jenis-jenis ikan
C. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian adalah metode observasi langsung di lokasi
yaitu menggunakan jaring tabur (panjang 15 m, mata
jaring 3 jari atau sekitar 5 cm) pada hamparan lamun
untuk mengetahui jenis dan jumlah ikan yang berada
pada ekosistem tersebut. Pemasangan jaring dilakukan
pada pukul 5 sore pada saat air pasang penuh dan jaring
diangkat sekitar pukul 1 dinihari pada saat air surut.
D. Prosedur Kerja Penangkapan Ikan:
Melakukan survei kelokasi pemasangan jaring
kemudian mempersiapkan alat-alat yang akan
dilakukan dengan menggunakan jaring tabur, jaring
dipasang pada lokasi yang dipilih acak secara vertikal,
pada kedalaman bervariasi antara antara 2 meter atau
lebih, tergantung kondisi lokasinya. Setelah pemasangan
jaring dibiarkan selama 8 jam (pemasangan jaring
biasanya dimulai dari jam 5 sore dan jaring diangkat
pada jam 1 pagi).
Jaring diangkat kemudian ikan diambil dan
dimasukan kedalam perahu untuk menghitung jumlah
total ikan yang tertangkap. Ikan dipisahkan berdasarkan
jenis, kemudian dihitung jumlahnya. Pemasangan jaring
untuk penangkapan ikan dilakukan sebanyak 8 kali,
sejak bulan Juli hingga September 2013. Data yang telah
diperoleh kemudian diolah atau dianalisis untuk
menetapkan keragaman, kelimpahan dan dominansi
ikan dihamparan padang lamun. Lihat tabel dan grafik.
E. Analisis data
Data jumlah jenis ikan yang telah dikumpulkan
digunakan untuk mengetahui komposisi jenis dan indeks
keragaman.
1. Komposisi jenis
Komposisi jenis adalah perbandingan antara
jumlah individu setiap spesies dengan jumlah individu
seluruh spesies yang tertangkap, dengan formula yang
Ks =(ni/N) x 100%
Keterangan:
Ks = komposisi spesies ikan (%)
ni = jumlah individu setiap spesies ikan
N = jumlah individu seluruh spesies ikan
2. Indeks keanekaragaman (H’)
Indeks keanekaragaman adalah nilai yang dapat
menunjukkan keseimbangan keanekaragaman dalam
suatu pembagian jumlah individu tiap jenis. Sedikit atau
banyaknya keanekaragaman spesies dapat dilihat
dengan menggunakan indeks keanekaragaman (H’).
Indeks keanekaragaman dikategorikan rendah apabila
menunjukkan nilai H’ ≤2,0, sedang apabila
menunjukkan nilai 2,0 ˂H’ ≤ 3,0, dan tinggi apabila
mencapai nilai H’ ≥3,0.
Keanekaragaman (H') mempunyai nilai terbesar
apabila semua individu berasal dari genus atau spesies
yang berbeda-beda. Nilai terkecil didapat jika semua
individu berasal dari satu genus atau satu spesies saja
(Odum, 1983). Menurut Shannon & Weaver (1949) dalam
Odum (1983), indeks keanekaragaman (H’) dapat
dihitung menggunakan formula sebagai berikut:
H’ = - ∑ (ni/N) ln (ni/N)
di mana: H’= indeks keanekaragaman
N = total nilai
Tabel 2. Ketegori Indeks Keanekaragaman
Nilai Keanekaragaman (H’) Kategori
H’ ≤ 2,0
2,0 ˂ H’≤ 3,0
H’ ≥ 3,0
Rendah
Sedang