• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MAS AR-RAUDHATUL HASANAH MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MAS AR-RAUDHATUL HASANAH MEDAN."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN

DAN TIPE KEPRIBADIAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MAS AR-RAUDHATUL HASANAH MEDAN

T E S I S

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

MUCHLIS ICHSAN NIM : 081188230165

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRACT

The effect of Instructional Strategy and Personality Type on Students’ Mathematics Learning achievement of MAS . Ar - Raudhatul Hasanah Medan, Muchlis Ichsan.

This research aimed to : ( 1 ) To determine the students’ mathematics result is given by instructional strategy of problem posing higher than given by intructional strategy of expository ( 2 ) To determine differences in mathematics intructional students who had the extroverted personality types with who had introverted personality type. ( 3 ) To determine the interaction of the use of intructional strategies and personality types of the students' mathematics learning achievement.

The population of this research was 208 students from 6 classes of class X MAS . Ar - Raudhatul Hasanah in the first semester 2013 – 2014. The Sampling technique with random cluster sampling. The sample consisted of 36 students for instructional strategy of problem posing and 34 students for instructional strategy of expository. The instrument that used to measure the students’ achievement was of multiple-choice test with four possible answers consisted of 40 items. To determine the personality types of students was conducted by the psychology team “Lavanda” into 2 types , extrovert and introvert. The method of research used experimental method to design 2 x 2 factorial. Analysis technique used ANOVA of two directions at significant level α = 0.05, which normality test used Lilifors and homogeneity test varians used F test.

From the results of the research showed that: (1) The students’ Learning Mathematic achievement who had extrovert and taught by problem posing strategy higher than students who were taught by the expository strategy of Fcount = 5.48 > Ftable = 3.98. (2) The achievement of students' mathematics learning which had extrovert personality higher than students who had introvert personality with Fcount = 9.76 > Ftable = 3.98. (3) There was an interaction between learning strategies and personality in influencing the achievement of students’ mathematics instructional with Fcount = 5.270 > Ftable = 3.98.

(6)

ABSTRAK

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan, Muchlis Ichsan.

Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diberikan dengan strategi pembelajaran problem posing (pengajuan soal) lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberikan strategi pembelajaran ekspositori. (2) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dengan yang memiliki tipe kepribadian introvert ?. (3) Untuk mengetahui interaksi penggunaan strategi pembelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar matematika siswa.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester I MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan dari 6 kelas pada T.A 2013 - 2014 yang berjumlah 208 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian terdiri dari 36 siswa untuk strategi pembelajaran problem posing dan 34 siswa untuk strategi pembelajaran ekspositori. Instrumen pengukuran untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan berganda dengan 4 pilihan jawaban terdiri dari 40 butir soal. Untuk menentukan tipe kepribadian siswa dilakukan oleh team psikologi LAVANDA ke dalam 2 tipe, ekstrovert dan introvert. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian factorial 2 x 2. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikan α = 0,05, dimana terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan Liliefors dan uji homogenitas varians dengan uji F.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa : (1) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki tipe ektrovert dan diajar dengan strategi pembelajaran problem posing lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dengan Fhitung = 5,48 > Ftabel = 3,98. (2) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kepribadian introvert dengan fhitung = 9,76 > ftabel = 3,98. (3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa dengan fhitung = 5,270 > ftabel = 3,98.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, sebagai bentuk persembahan atas segala rahmat

dan karuniaNya sehingga penulis dalam keadaan sehat menjalankan tugas dan aktivitas

sehari-hari untuk menyusun tesis yang berjudul “ Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Tipe

Kepribadian terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan”.

Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

dosen pembimbing Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd dan Prof. Dr. Abdul Muin

Sibuea, M.Pd yang telah membimbing penulis serta meluangkan waktu kepada penulis

untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

Pertama, Prof. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Program

Pascasarjana Unimed, Dr. Arif Rahman, M.Pd sebagai Asisten Direktur I dan Prof. Dr.

Sahat Siagian, M.Pd selaku Asisten Direktur II. Selain itu juga kepada Prof. Dr. Harun

Sitompul, M.Pd selaku ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas belajar selama penulis mengikuti pendidikan.

Kedua, Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Dr. Mursid, M.Pd, Dr. Baharuddin, M.Pd

selaku nara sumber yang telah memberikan kritikan dan masukan pada tesis ini serta

Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis di Program Studi

Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Unimed.

Ketiga, kepada Kepala MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan Muhammad Ilyas,

S.Pd, M.Si yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin dan kepada

guru Matematika di MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan yang telah membantu dalam

menerapkan pembelajaran di kelas untuk mendukung penelitian penulis.

Keempat, Istri tercinta Laila Ramadhani, SE yang selalu berdoa dan terus

mendukung penulis dalam menyelesaikan studi dan putra tercinta Wiam Abyan Ghassani

yang selalu menjadi motivator bagi diri penulis untuk terus belajar dan berkarya sehingga

mampu menjadi insan yang bermanfaat bagi orang lain.

Akhirnya penulis mengakui bahwa tesis ini sebagai karya ilmiah menyadari masih

(8)

karya-karya lainnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pengembangan di dunia

pendidikan di Indonesia.

Medan, Mei 2014

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN ……… i

ABSTRACT……….. ii

ABSTRAK……… iii

KATA PENGANTAR……….. iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR……… xii

DAFTAR LAMPIRAN……….... xiii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ……… 11

C. Pembatasan Masalah ……… 12

D. Perumusan Masalah ………. 12

E. Tujuan Penelitian ………. 13

F. Manfaat Penelitian ………. 13

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ………. . 15

A. KERANGKA TEORITIS ……… 15

1. Hakikat belajar dan hasil belajar matematika ……... 15

2. Strategi Pembelajaran ……….. 22

3. Kepribadian……… 34

B. PENELITIAN YANG RELEVAN ………. 40

C. KERANGKA BERFIKIR ……….. 41

(10)

2. Perbedaan hasil belajar Matematika siswa antara siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert dan

kepribadian introvert.………... 45

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kepribadian siswa terhadap hasil belajar Matematika ………… 47

D. HIPOTESIS PENELITIAN………. 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 50

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 50

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 50

C. Metode Penelitian ……….. 50

D. Desain Penelitian ………... 51

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………. 52

F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ……… 53

G. Pengontrolan Perlakuan ……… 59

H. Teknik Pengumpulan Data …………. ……….. 61

I. Uji Coba Instrumen Penelitian ………. 67

J. Teknik Analisis Data ……… 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 69

A. Deskripsi Data Penelitian ... 69

1. Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi pembelajaran Problem Posing ... 69

2. Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi pembelajaran ekspositori ... 70

3. Hasil belajar matematika siswa memiliki tipe Kepribadian ekstrovert... 72

(11)

5. Hasil belajar matematika siswa menggunakan

Strategi pembelajaran Problem Posing dan memiliki

Tipe kepribadian ekstrovert ... 75

6. Hasil belajar matematika siswa menggunakan

Strategi pembelajaran problem posing dan

memiliki tipe kepribadian introvert... 76

7. Hasil belajar matematika siswa menggunakan

strategi pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe

Kepribadian ekstrovert ... 78

8. Hasil belajar matematika siswa menggunakan

Strategi pembelajaran ekspositori dan memiliki

Tipe kepribadian ekstrovert ... 79

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas ... 81

2. Uji Homogenitas ... 84

C. Pengujian Hipotesis ... 87

1. Hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi

Problem posing lebih tinggi dari hasil belajar

Matematika siswa menggunakan strategi

Pembelajara ekspositori ... 88

2. Hasil belajar matematika siswa memiliki tipe

Kepribadian ekstrovert lebih tinggi dari hasil belajar

Matematika siswa memiliki tipe kepribadian introvert 89

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan tipe

Kepribadian terhadap hasil belajar matematika siswa . 90

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

1. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa

Menggunakan strategi pembelajaran problem posing

(12)

2. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa

Memiliki tipe kepribadian ekstrovert dengan siswa

Memiliki kepribadian introvert ... 97

3. Terdapat interaksi pengaruh strategi pembelajaran Dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar Matematika siswa ... 99

E. Keterbatasan Penelitian ... 100

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 102

A. Simpulan ... 102

B. Implikasi ... 102

C. Saran ... 104

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HAL

1.1 Nilai UN siswa kelas XII MAS. Raudhatul Hasanah Medan

5 tahun terakhir ... 9

2.1 Lima kategori kemampuan belajar menurut Gagne ... 17

2.2 Karakter introvert menurut Eysenck ... 36

2.3 Karakter siswa ekstrovert menurut Eysenck ... 39

2.4 Sifat-sifat kepribadian ektrovert dan introvert menurut Crow dan Crow ... 40

2.5 Perbedaan strategi problem posing dan strategi ekspositori ... 44

2.6 Sifat-sifat manusia bertipe introvert dan skstrovert menurut Jung .... 46

3.1 Rancangan penelitian untuk pengujian hipotesis ... 51

3.2 Kisi-kisi hasil belajar pelajaran matematika ... 62

4.1 Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi pembelajaran problem posing ... 69

4.2 Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi pembelajaran ekspositori ... 71

4.3 Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa memiliki tipe Kepribadian ekstrovert ... 72

4.4 Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa memiliki tipe Kepribadian introvert ... 74

4.5 Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa memiliki Menggunakan strategi pembelajaran problem posing dan memiliki Tipe kepribadian ekstrovert ... 75

4.6 Distribusi frekuensi hasil belajar matematika menggunakan strategi Pembelajaran problem posing dan memiliki tipe kepribadian introvert 77 4.7 Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe kepribadian Ekstrovert ... 78

4.8 Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe kepribadian introvert ... 80

4.9 Hasil pengujian normalitas data untuk strategi pembelajaran ... 81

4.10 Hasil pengujian normalitas data tipe kepribadian siswa ... 82

4.11 Hasil pengujian normalitas data strategi pembelajaran dan Kepribadian siswa ... 82

4.12 Rekapitulasi hasil perhitungan pengujian normalitas data ... 84

[image:13.595.81.524.94.651.2]
(14)

4.14 Rangkuman hasil pengujian homogenitas varians berdasarkan tipe

Kepribadian siswa ... 85

4.15 Rangkuman hasil pengujian homogenitas varians uji Bartlet pada Taraf signifikan α = 0,05 ... 86

4.16 Rangkuman hasil pengujian homogenitas varians populasi ... 86

4.17 Data induk penelitian ... 87

4.18 Rangkuman hasil perhitungan ANAVA faktorial 2 x 2 ... 88

(15)
[image:15.595.66.531.69.691.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

4.1 Histrogram hasil belajar matematika siswa menggunakan

Strategi pembelajaran problem posing ... 70 4.2 Histrogram hasil belajar matematika siswa menggunakan

Strategi pembelajaran ekspositori ... ... 71 4.3 Histogram hasil belajar matematika memiliki tipe

Kepribadian ekstrovert ... ... 73 4.4 Histogram hasil belajar matematika siswa memiliki tipe

Kepribadian introvert ... 74 4.5 Histogram hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi

pembelajaran problem posing dan memiliki tipe kepribadian

ekstrovert ... 76 4.6 Histogram hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi

pembelajaran problem posing dan memiliki tipe kepribadian

introvert ... 77 4.7 Histogram hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi

pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe kepribadian ekstrovert .... 79 4.8 Histogram hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi

pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe kepribadian introvert ... 80 4.9 Pola garis interaksi antara strategi pembelajaran dan tipe kepribadian

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Silabus ……….. 110

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Problem Posing …….. 116

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori …………. 147

4. Hasil peserta test psikologi tipe kepribadian siswa MAS. Raudhatul Hasanah Medan ……… 173

5. Uji Tipe Kepribadian Siswa……….. 176

6. Analisis Validitas Test Hasil Belajar Matematika Siswa … 179

7. Analisis Realibilitas Test Hasil Belajar Matematika Siswa. 183

8. Analisis Indeks Kesukaran Test Hasil Belajar Matematika Siswa... 187

9. Analisis Daya Beda Test Hasil Belajar Matematika Siswa 189

10.Soal Tes hasil Belajar Matematika ……… 191

11.Tabel r Product Moment……… 199

12.Tabel Distribution t ……….. 200

13.Tabel Distribution Chi Kudarat ……… 201

14.Tabel Distribution F ……… 202

15.Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors ………. 207

16.Tabel Distribution Z……….. 208

17.Data Induk Hasil Penelitian……….. 209

18.Hasil Tes Belajar Siswa menggunakan Strategi Problem Posing…... 210

19.Hasil Tes Belajar Siswa menggunakan Strategi Ekspositori………... 211

20.Perhitungan Statistik Deskriptif……….. 212

21.Uji Normalitas Data dengan Uji Liliefors……… 228

22.Pengujian Homogenitas Data……….. 237

23.Analisis Anava………. 241

24.Perhitungan Uji Lanjutan dengan Uji Scheffe ……… 246

25.Hasil Perhitungan dengan SPSS………. 248

26.Surat Keputusan Pembimbing Tesis……… 258

27.Surat Izin Penelitian………. 259

28.Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian……….. 260

29.Surat Hasil Pemeriksaan Tipe Kepribadian………. 261

30.Surat Undangan Ujian Tesis ……….. 262

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dunia informasi saat ini bukan merupakan suatu jarak bagi siapapun.

Informasi dapat diakses dimanapun dan kapan pun dalam berbagai bentuk objek.

Akses-akses canggih yang ada semakin memperluas kemudahan dan juga peluang

untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Karena itu di tahun-tahun selanjutnya

masyarakat akan dituntut untuk lebih memilki kemampuan-kemampuan dan keahlian

khusus. Oleh karena itu setiap orang perlu belajar untuk bisa bertahan dalam

lingkungan dunia yang semakin canggih (global) ini.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dengan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Majunya suatu bangsa banyak

ditentukan oleh kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri, karena pendidikan

sebagai upaya mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi

tinggi. Pendidikan nasional saat ini cenderung menganut paradigma dominasi, yang

berpusat pada guru yang mendominasi, buku paket, dan baju seragam, serta tempat

belajar sebatas kelas. Sedangkan dunia sekarang sedang berubah menuju orientasi

pada murid. Murid bebas memilih sesuai minat dan sumber ilmu yaitu perpustakaan,

lokasi belajar yaitu jagat raya serta individual. Sekolah bukanlah tempat yang

menyeramkan, dan guru lebih berfungsi sebagai fasilitator di kelas. Tidak

mengherankan jika pendidikan nasional dinlai banyak kalangan bukan hanya tidak

berhasil meningkatkan kecerdasan dan keterampilan anak didik, tetapi juga gagal

(18)

Kesadaran akan pentingnya mutu pendidikan sungguh merupakan tantangan

yang tidak ringan. Jikalau kita baru berpikir bahwa kita harus berubah, sesungguhnya

kita sudah terlambat untuk itu. Oleh karenanya permasalahan ini harus segera diatasi.

Mutu pendidikan yang terpuruk di negeri ini harus kita tekan. Setiap lembaga

pendidikan yang ada di republik ini memiliki tanggung jawab besar terhadap mutu

pendidikan yang dimulai dari proses pendidikan itu sendiri dan berakhir pada hasil

pendidikan yang dicapai.

Berbicara mengenai mutu pendidikan sebenarnya kita membicarakan tentang

dua sisi yang sangat penting yaitu proses dan hasil. Mutu dalam “proses pendidikan”

melibatkan berbagai input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik),

metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana prasarana lembaga

pendidikan, dukungan administrasi, berbagai sumber daya dan upaya penciptaan

suasana yang tenang dan nyaman untuk belajar. Mutu dalam konteks “hasil

pendidikan” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga pendidikan pada

setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir semester/cawu, akhir tahun, 3 tahun,

bahkan 10 tahun). Hasil pendidikan dapat berupa hasil test kemampuan akademis

(misalnya ulangan umum dan ujian nasional). Dapat pula berupa prestasi di bidang

lain seperti cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya:

komputer, beragam jenis teknik dan jasa.

Bahkan prestasi lembaga pendidikan dapat berupa kondisi yang tidak dapat

dipegang seperti suasana disiplin, keramahtamahan, keakraban, saling menghormati,

kebersihan, toleransi, dsb. Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling

berhubungan satu sama lainnya, akan tetapi agar proses pendidikan dapat bermutu

(19)

dahulu oleh lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan wajib menetapkan target yang

jelas untuk dicapai setiap tahun atau kurun waktu tertentu. Berbagai input dan proses

harus selalu mengacu pada mutu-hasil (output) yang ingin dicapai. Dengan kata lain

tanggung jawab lembaga pendidikan dalam memperbaiki mutu pendidikan bukan

hanya pada proses pendidikan saja, melainkan lebih dari pada itu adalah pada hasil

yang dicapai.

Berbagai survey pada level international masih menempatkan mutu

pendidikan di Indonesia pada rangking bawah. Berbagai jenis olimpiade tingkat

international yang diikuti perwakilan siswa Indonesia seringkali mereka keluar

sebagai juara. Namun, posisi mutu pendidikan di Indonesia belum beranjak dari

peringkat bawah. Apa sebabnya, apa akibatnya, bagaimana hubungan antara sebab

dan akibat, factor-faktor apakah yang menyebabkan mutu baik ?. Banyak faktor yang

menyebabkan kemerosotan mutu pendidikan.

Tilar menyebutkan karena kesempatan yang tidak merata dalam memperoleh

pendidikan yang baik dari anak-anak bangsa ini. Syafaruddin dalam Qomar

(2012:42) menyebutkan rendahnya rancangan kurikulum, pemeliharaan bangunan

yang tidak sesuai, lingkungan kerja yang tidak kondusif, system dan prosedur yang

tidak mencukupi.

Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai “director of learning

(direktur belajar). Artinya setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan

kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik)

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan pembelajaran.

(20)

Manusia (SDM) sedangkan keberhasilan SDM sangat ditentukan oleh

pendidikannya.

Selama ini masih banyak guru yang salah persepsi terhadap hakikat

pembelajaran yang dinamis dan memberdayakan; suatu pembelajaran yang

memberikan kesempatan luas untuk berinisiatif dan berkreasi; memberikan

rangsangan dan memberikan dorongan kepada siswa. Mereka masih beranggapan

bahwa dengan memberikan pengetahuan atau informasi yang sebanyak-banyaknya

kepada siswa, memungkinkan siswa mendapatkan banyak pengetahuan dan

wawasannya menjadi luas. Gurulah yang memainkan berbagai peran demi

mewujudkan keberhasilan siswa sehingga guru harus menjadi pemain peran atau

aktor di depan kelas, sedangkan siswa mengamati aktivitas guru atau sedapat

mungkin menirukannya.

Persepsi ini didasari suatu pemikiran bahwa guru dianggap sebagai

satu-satunya sumber belajar, sumber pengetahuan, sumber pengalaman, sumber

informasi, dan sumber wawasan, sehingga guru bisa melakukan segala-galanya di

depan kelas. Padahal tanpa mereka sadari, sumber-sumber belajar sekarang ini

semakin banyak dan mudah diakses oleh siswa. Selain guru, sumber belajar bisa

berbentuk siswa sendiri, perpustakaan, buku paket ajar, laboratorium, internet,

majalah, koran dll. Semuanya menawarkan informasi dan pengalaman yang dapat

diambil oleh siswa.

Kualitas pendidikan akan tercermin dengan sendirinya dari kualitas sumber

daya manusia. Adapun sumber daya manusia kita pada umumnya masih rendah,

berarti mutu pendidikan pun secara mayoritas masih rendah. Selanjutnya menurut

(21)

Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki

urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Berdasarkan survei dari lembaga

yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin

teknologi dari 53 negara di dunia.

Menurunnya kualitas diawali dari akar permasalahan yakni arah dari tujuan

pendidikan nasional hingga merembet pada komponen-komponen lain yang

semestinya memang dipengaruhi oleh tujuan pendidikan tersebut, baik kondisi

pendidik, peserta didik, sestem pembelajaran, pola fikir , dan lain-lain. Menurut

Djohar (dalam Qomar, 2012:27), menginventarisir permasalahan pendidikan

Indonesia, yaitu : (1) pendidikan kita telah kehilangan objektivitasnya, (2)

pendidikan kita tidak mendewasakan peserta didiknya, (3) pendidik kita tidak

menumbuhkan pola berfikir, (4) pendidikan kita tidak menghasilkan manusia

terdidik, (5) pendidikan kita dirasa membelenggu , (6) pendidikan kita dirasa belum

mampu membangun individu belajar, (7) pendidikan kita dirasa linier-indoktrinatif,

(8) pendidikan kita belum mampu menghasilkan kemandirian, dan (9) pendidikan

kita belum mampu memberdayakan peserta didik. Proses pendidikan kita ternyata

belum mampu menjadikan peserta didik menguasai keilmuan yang disampaikan para

pendidik.

Menurut Lince (2011), berdasarkan data dalam Education For All (EFA)

Global Monitoring Report (2011) : The Hidden Crisis, Armed Conflict and

Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan

Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New

York, indeks pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI)

(22)

ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori

medium berada di atas 0,80, dan kategori rendah di bawah 0,80.

Dan juga yang menjadi sorotan pada dunia pendidikan dewasa ini adalah

rendahnya mutu lulusan pada setiap jenjang pendidikan lebih spesifik pada pelajaran

matematika. Hayat dan Yusuf (2010:255) menjelaskan bahwa TIMSS (Trends in

International Mathemathic and Science Study) adalah studi international untuk VIII

dalam bidang matematika yang diselenggarakan setiap empat tahun. TIMSS

dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa berbagai Negara di dunia

sekaligus memperoleh informasi yang bermanfaat tentang konteks pendidikan

matematika, dimana Indonesia berada pada urutan ke-35 dari 46 negara peserta.

Selanjutnya menurut Lince (2012) menyebutkan hasil Trends in Mathematics

and Science Study (TIMSS) yang dilakukan oleh International Association for the

Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College, yang diikuti

siswa Indonesia kelas VIII tahun 2011, berada di urutan ke-38 dari 42 negara dengan

skor 386. Skor ini turun dari 11 poin dari penilaian 2007. Siswa Indonesia masih

dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan menghafal dalam

pembelajaran sains dan matematika. Kenyataan ini menunjukkan adanya suatu

komponen pembelajaran yang belum mampu memberikan hasil yang memuaskan

sesuai dengan yang diinginkan.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran dan merupakan ilmu dasar

(basic science) yang penting baik sebagai alat bantu, sebagai pembimbing pola pikir

maupun sebagai pembentuk sikap, maka dari itu matematika diharapkan dapat

dikuasai oleh siswa di Sekolah. Namun pelajaran matematika selalu dianggap sulit

(23)

siswa. Kenyataan di atas mengharuskan pembelajaran matematika diakukan secara

intensif. Dalam hal ini dibutuhkan pembenahan serius dalam pembelajaran

matematika.

Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata

pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tanggal 23 mei 2006 tentang standar isi) bahwa mata pelajaran matematika

perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk

membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,

kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kemampuan ini dapat

dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran matematika karena tujuan

pembelajaran matematika di sekolah menurut Depdiknas (2003) adalah: (1) Melatih

cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan (2) Mengembangkan aktivitas

kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan

pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta

mencoba-coba (3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, dan (4)

Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan

gagasan.

Secara khusus tujuan pembelajaran matematika pada SMU yang desebutkan

dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut : (1) melatih cara

berfikir dan bernalar dalam menerik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan

penyelidikan, eksplorasi, eksprimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten

dan ekonsisten. (2) mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,

intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa

(24)

memecahkan masalah. (4) mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi

atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan

grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan

Pengajaran matematika di sekolah baik tingkat dasar, tingkat menengah,

maupun tingkat lanjutan merupakan sarana utama pengembangan kecerdasan siswa

mengenai konsep – konsep yang terkandung dalam pelajaran matematika, sehingga

pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika tidak mengalami hambatan

terhadap pemahaman siswa. Oleh karena itu pengajaran matematika mengarahkan

pola berfikir ketelitian dan kecermatan yang mempunyai peranan yang penting dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terhadap sisiwa yang memiliki

kecakapan dalam pelajaran matematika yang cenderung dipahami memberi

konsep-konsep yang terkandung di dalam pelajaran matematika tidak dipahami disebabkan

siswa belajar dengan cara menghafal. Pada era sekarang ini, guru tidak boleh lagi

menganggap peserta didik sebagai objek transfer ilmu, tetapi peserta didik adalah

agen pembawa perubahan dalam pendidikan, sehingga mereka harus diperlakukan

sebagai agen potensial dalam pengembangan keilmuan.

Selanjutnya, berdasarkan observasi awal penelitian pada MAS. Ar-Raudhatul

Hasanah Medan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran matematika

setempat bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih

tergolong tidak begitu istimewa. Selain itu faktor yang mendasari rendahnya hasil

belajar Matematika yaitu dikarenakan strategi pembelajaran guru yang bersifat

monoton dan konvensional serta mendominasi proses pembelajaran, ini terlihat

dengan rata-rata Nilai UN siswa Kelas XII pada 5 tahun terakhir pada Tabel 1.1

(25)
[image:25.595.77.525.117.630.2]

Tabel 1.1 Nilai UN Siswa Kelas XII MAS. Raudhatul Hasanah Medan 5 Tahun Terakhir

Tahun

Ajaran 2008-2009 2009–2010 2010-2011 2011–2012 2012–2013 Terendah 1, 25 3, 62 4, 92 5, 33 6, 00 Tertinggi 4, 00 4, 93 6, 71 6, 33 8, 33 Rata-rata 2, 39 4, 39 5, 83 6, 00 7, 41

Guru tersebut mengungkapkan bahwa siswa masih sulit mengerjakan soal.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti mempertimbangkan menerapkan

salah satu strategi pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing (Pengajuan

Soal) dan tipe kepribadian siswa; introvert dan ekstrovert. Suryosubroto (2009:203)

mengatakan strategi pembelajaran problem posing yakni pembelajaran yang

menekankan peserta didik untuk membentuk soal. Informasi yang ada diolah dalam

pikiran peserta didik dan setelah memahaminya, ia akan bisa membuat pertanyaan

(soal), sehingga menyebabkan terbentuknya pemahamannya yang lebih pada dirinya.

Pendekatan pembelajaran ini membuat siswa akan befikir kritis sekaligus dialogis,

kreatif dan interaktif karena melalui strategi pembelajaran ini siswa diharapkan akan

lebih mendalami pengetahuan dan menyadari pengalaman belajar. Selain itu upaya

membantu siswa memahami soal dapat dilakukan dengan menulis kembali soal

tersebut dengan kata – katanya sendiri, menuliskan soal dalam bentuk lain atau

dalam bentuk operasional.

Di samping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, untuk memperoleh

hasil belajar suatu kegiatan pembelajaran juga dipengaruhi oleh tipe kepribadian

siswa. Tipe kepribadian siswa harus mendapat perhatian dalam pembelajaran agar

guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa. Memahami

(26)

sama-sama belajar. Dari proses belajar tersebut, banyak pendapat atau hasil

penelitian tentang macam-macam tipe kepribadian siswa yang bertujuan agar terjadi

kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa

memahami tipe kepribadian peserta dapat dianggap modal atau langkah awal para

pendidik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Jeist (2010:22) menyatakan setiap manusia memiliki tingkah laku yang

berbeda dari orang lain, beberapa orang melakukan sesuatu atas dasar kepentingan

pribadinya, atau kesenangannya sendiri. Namun, beberapa yang lain melakukan

sesuatu atas dasar keberadaan orang lain, ataupun kenyamanan orang lain. Orang

yang tingkah lakunya didasarkan pada dunia dalam dirinya sendiri disebut introvert.

Sedangkan orang yang tingkah lakunya didasarkan pada dunia luar (lingkungan

sekitarnya) disebut ekstrovert. Seorang yang introvert biasanya memiliki

kecenderungan untuk berfikir secara subjektif, berasarkan apa yang dianggapnya

paling benar tanpa memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di sekitarnya. Orang yang

introvert juga cenderung pendiam dan sulit berpartisipasi sosial. Sedangkan seorang

yang ekstrovert biasanya memiliki kecenderungan untuk berfikir secara objektif. Dia

bertindak berdasarkan apa yang terjadi di sekitarnya apakah nyaman bagi orang lain

atau apakah yang dilakukannya itu benar menurut peraturan yang berlaku di

sekitarnya. Seorang yang ekstrovert juga cenderung periang dan mudah

berpartisipasi sosial.

Tipe Kepribadian bersifat dinamis dan berkembang secara terbuka sehingga

manusia senantiasa berada dalam kondisi perubahan dan perkembangan. Kepribadian

selalu dalam penyesuaian diri yang unik dengan lingkungannya dan berkembang

(27)

dilakukan siswa, karena tiap siswa mempunyai pengalaman belajar yang berbeda

satu dengan yang lainnya.

Tipe kepribadian sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena

pelajaran atau materi dapat dipahami oleh murid pada saat fokus terhadap apa yang

sedang dibahas dan ketepatan pemilihan strategi diharapkan dapat menciptakan hasil

belajar yang memuaskan dalam pelajaran matematika. Berdasarkan hal tersebut di

atas, maka peneliti perlu mengadakan suatu penelitian yang berjudul “ Pengaruh

Strategi Pembelajaran dan Tipe Kepribadian siswa terhadap Hasil Belajar

Matematika di MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan ”.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah seperti dijelaskan di atas, terdapat

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar Matematika siswa. Faktor-

faktor yang dimaksud dapat diidentifikasikan dan diformulasi ke dalam beberapa

pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar

Matematika ? Apakah Strategi pembelajaran yang diterapkan guru dalam

pembelajaran Matematika di kelas selama ini sudah cukup efektif ? Bagaimana

prestasi belajar Matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran

ekspositori ? Apakah hasil belajar Matematika siswa dapat ditingkatkan dengan

menggunakan strategi Problem Posing ? Adakah pengaruh kepribadian terhadap

(28)

C. Pembatasan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang begitu

luas cakupan pembahasannya, maka masalah tersebut perlu dibatasi. Adapun fokus

permasalahan yang menjadi kajian penenlitian ini adalah strategi pembelajaran,

kepribadian dan hasil belajar matematika. Strategi pembelajaran yang akan diteliti

adalah strategi ekspositori dan strategi Problem Posing (Pengajuan Soal).

Pembahasan tentang kepribadian siswa dapat digolongkan kepada dua sudut

pandang; introvert dan ekstovert sedangkan hasil belajar siswa yang dimaksudkan

adalah hasil belajar matematika yang mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi baik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori, maupun yang diajar dengan strategi pembelajaran problem posing, dalam

hal ini materi matematika yang diajarkan adalah matriks. Penelitian ini akan

dilakukan di MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan Kelas X semester I.

Pembatasan ini dilakukan setelah mempertimbangkan berbagai aspek yang

melingkupinya seperti aspek pendanaan, waktu, dan tenaga. Di samping itu, tingkat

kesulitan, aksesibilitas, dan ketersediaan sumber menjadi dasar pertimbangan dalam

memberikan batasan terhadap ruang lingkup penelitian ini.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah sebagaimana telah

dirumuskan di atas, berikut ini akan diuraikan tentang rumusan masalah sebagai

(29)

1. Apakah hasil belajar Matematika antara siswa yang diajarkan dengan strategi

pembelajaran problem posing (pengajuan soal) lebih tinggi dari padasiswa yang

diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?

2. Apakah hasil belajar Matematika siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert

lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert ?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan tipe kepribadian

terhadap hasil belajar Matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diberikan dengan

strategi pembelajaran problem posing (pengajuan soal) lebih tinggi

dibandingkan dengan yang diberikan strategi pembelajaran ekspositori

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

memiliki tipe kepribadian ekstrovert dengan yang memiliki tipe kepribadian

introvert ?

3. Untuk mengetahui interaksi penggunaan strategi pembelajaran dan tipe

kepribadian terhadap hasil belajar matematika siswa

F. Manfaat Penelitian

Kajian penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga

pendidik atau guru yang bersifat teoritis maupun bersifat praktis.

(30)

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas

pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran

problem posing( pengajuan soal) pada pelajaran matematika.

2. Bahan masukan bagi sekolah sebagai aplikasi teoritis dan teknologi

pembelajaran

3. Bahan perbandingan bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti

permasalahan yang sama

Manfaat praktis penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru-guru tentang strategi

pembelajaran pada bidang studi Matematika dapat diterapkan guru bagi

kemajuan peningkatan keberhasilan belajar siswa

2. Sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal

yang berhubungan dengan aplikasi teknologi pemebelajaran yang dapat

digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran

(31)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Pada bab V ini dikemukakan simpulan hasil penelitian, implikasi dan saran-saran

yang berhubungan dengan penelitian lanjut maupun upaya memanfaatkan hasil

penelitian ini.

A. Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran problem

posing lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori.

2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih tinggi

dibandingkan siswa yang memiliki kepribadian introvert.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kepribadian dalam

mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Untuk siswa dengan kepribadian

ekstrovert lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa jika

diajar dengan strategi pembelajaran problem posing, sedangkan untuk siswa yang

memiliki kepribadian introvert lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar

matematika jika diajar dengan strategi pembelajaran problem posing.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan

(32)

hasil belajar matematika yang lebih tinggi dibandingkan jika diajar dengan strategi

pembelajaran Ekspositori. Dengan demikian para guru di sebaiknya memiliki

pengetahuan dan pemahaman yang luas dalam memilih dan mempergunakan strategi

pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran yang akan diterapkan pada mata

pelajaran Matematika. Pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh guru tentu akan

lebih mampu dalam memaksimalkan pencapaian hasil belajar siswa.

Strategi pembelajaran tersebut didesain sedemikian rupa agar siswa mampu

mengkontruksi pengetahuan dalam fikirannya dengan cara berdiskusi dengan teman

di dalam kelompoknya sehingga dapat menentukan dan mengambil materi-materi

yang penting dari apa yang dipelajarinya. Penerapan strategi pembelajaran Problem

Posing sangat efektif untuk mata pelajaran matematika, karena strategi ini

menekankan pada pengajuan soal oleh siswa untuk mengembangkan berpikir

matematis atau pola pikir matematis. Merumuskan soal merupakan salah satu dari

pola berpikir matematis untuk memancing siswa untuk menemukan pengetahuan

yang bukan diakibatkan dari ketidaksengajaan melainkan melalui upaya mereka

untuk mencari hubungan-hubungan dalam informasi yang dipelajarinya. Semakin

luas informasi yang dimiliki akan semakin mudah pula menemukan

hubungan-hubungan tersebut.

Dalam membentuk dan menyelesaikan masalah terdapat proses jawaban pada

kelas yang pembelajarannya menggunakan strategi problem posing lebih baik

dibandingkan kelas yang pembelajarannya dengan menggunakan strategi

(33)

problem posing lebih terampil dalam membentuk dan menyelesaikan masalah

dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi ekspositori.

Berdasarkan simpulan kedua memperlihatkan bahwa ada perbedaan hasil

belajar di antara siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dengan tipe

kepribadian introvert. Dengan uji lanjutan kemudian diketahui bahwa siswa yang

memiliki kepribadian ekstrovert memperoleh hasil belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert.

Berdasarkan simpulan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan tipe

kepribadian terhadap hasil belajar matematika siswa. Untuk memperoleh hasil

belajar yang lebih efektif, penggunaan strategi pembelajaran dan kepribadian siswa

maka guru memperhatikan dan merancang susunan pembelajaran, guru dapat

memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tipe

kepribadian siswa.

C.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan keterbatasan penelitian, maka

dikemukakan saran-saran kepada :

a. Sekolah, mengupayakan kualitas pendidikan di Madrasah Aliyah kota Medan

untuk dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang bervariasi.

Sebagai alternatif pengembangannya melalui pemilihan strategi pembelajaran

sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan,

kondisi dan tipe kepribadian siswa. Strategi pembelajaran yang dapat dipilih

(34)

siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert penggunaan strategi problem

posing sangat efektif dalam memberi hasil belajar yang diharapkan, tetapi

untuk siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert penggunaan strategi

ekspositori lebih efektif dalam memberikan hasil belajar matematika secara

maksimal.

b. Guru, diharapkan kepada seluruh guru matematika umumnya agar senantiasa

melakukan pengkajian yang mendalam tentang tipe kepribadian siswa

sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai. Guru perlu

memiliki pemahaman dan wawasan yang baik tentang strategi pembelajaran

problem posing, sehingga strategi pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu

strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan hasil belajar matematika siswa.

c. Peneliti, penelitian ini perlu ditindaklajuti untuk setiap jenjang pendidikan

dan pada sampel yang lebih luas serta variabel penelitian berbeda lainnya,

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, (2009). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press

Ambarjaya, Beni. (2012). Psikologi Pendidikan &Pengajaran (teori dan praktik). Yogyakarta : Caps

Arikunto, Suharsimi.(2002). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2004). Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Brown, I, Stephen, et al. (2005). The Art of Problem Posing. London : Lawrence Erlbaum Associates

Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rieneka Cipta

Cai, J, et al (2012). Mathematical problem posing as a measure of curricular effect on studens’ learning. An international journal of mathematic. USA : Springer

Christou, Constantinos et al. (2005). An empirical taxonomy of problem posing processes. Journal Vol 37.

Daryanto. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung. Yrama Widya

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004: Bidang Studi Matematika. Jakarta: Depdiknas.

Denish, Meda.(2012). Kualitas Pendidikan di Indonesia Saat Ini.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/13/makalah-kualitas-pendidikan-di- Indonesia-saat-ini-454680.html. Diakses pada tanggal

Dick and Carey. (2005). The systematic Design of Instruction. London: Scott, Foresman and Company

Djamarah, Syaiful. B, dkk. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rieneka Cipta.

Lince, Ester.(2011). Indeks Pendidikan Indonesia Menurun. http://edukasi.kompas. com/read/2011/03/02/18555569/ Indeks. Pendidikan. Indonesia. Menurun. Diakses pada tanggal 8 September 2013

(36)

http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/ diakses pada tanggal 8 September 2013

Feist, Jess, dan Feist, Gregory, J. (2010). Teori Kepribadian (theories of personality). terj. Handrianto, Jakarta : Salemba Humanika

Gagne, R. (1965). Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart & Wiston.

Hall, Calvin, S & Lindszey, Gardner .(1967). Theories of personality. New York : John Wiley & Son Inc.

Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Hayat, Bahrul, & Yusuf. (2010). Mutu Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Henich, Robert . (2002). Instructional Media and Technology for Learning. New Jersey Merrill Prentice Hall

Khoeriyah, Liyah. (2005). Studi komparasi hasil belajar Biologi siswa yang berkepribadian introvert dan ekstrovert: sebuah studi di SMA keluarga Widuri Jakarta Selatan. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah. Tidak diterbitkan

Lange, Jan, De. (2004). Mathematical Literacy for Living from OECD-PISA Perspective. Paris: OECD-PISA.

Lin, Pi, Jen. (2004). “Supporting teachers on designing problem-posing tasks as a

tool of assessment to understand students’ mathematical learning”. Proceedings of 28th conference of international group for psychology of mathematics education. Vol 3.

Mahabbah, Intan.Dewi. (2007). Model pembelajaran problem posing tipe post solution posing untuk mengajarkan pemahaman konsep Matematika pokok bahasan bangun segi empat pada peserta didik kelas VII SMP Negeri I Balapulang Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan

Pervin, Lawrencen A, et all. (2010). Psikologi Kepribadian : Teori dan Penelitian. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Pritchard, Alan.(2009). Ways of Learning: Learning Theories and Learning Styles in the Classroom. London and New York : Taylor & Prancis e-Library

Powell, Russel. A, etc. Introduction to Learning and Behavior. Wadsworth : Cengange Learning

Prawira, Purwa. Atmaja.(2012). Psikologi Kepribadian dengan Prespektif Baru. Ar-Ruzz Media : Yogyakarta

(37)

Reigeluth, C.M (1983). Instructional Design Theory and Models. New Jersey :

Publisher’s Hillsdale

Rismawaty. (2009). Kepribadian & Etika Profesi. Jakarta : Graha Ilmu

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada

Sanjaya, Wina.(2008). Pembelajaran dalam Implementasi kurikulum berbasis kompetensi.Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sardiman, A.M. (2009). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sari, Suci.Wulan. (2011). Pengaruh model pembelajaran dan tipe kepribadian siswa terhadap hasil belajar Fisika pada SMP Swasta Al-Itthadiyah Medan Area.Tesis. Unimed : Tidak diterbitkan

Schunk, Dale, H.(2012). Learning Theories: an Educational Perspective. Boston : Allyn &Bacon

Siswono, Tatag, Y.E. (2000). Pengajuan Soal (problem posing) oleh siswa dalam pembelajaran Geometri di SLTP. Makalah seminar nasional mateamtika, ITS Surabaya, 2 November 2000.

Smaldino, Sharon, E, et, al. Instructional Technology & Media for Learning. Ohio :

Pearson Merrill Prentice Hall.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung : CV. Pustaka Setia

Suparman, M. Atwi .(2012). Desain Instruksional Modern. Jakarta : Erlangga

Surya, Sutan, dan Hariwijaya.(2012). Tes Bakat dan Kepribadian. PT. Citra Aji Parama, Yogyakarta.

Suryanto, 1998. Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dalam Seminar Nasional. PPS IKIP Malang. Malang.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rieneka Cipta.

Swaak, et al. (2004). The effects of discovery learning and expository instruction on acquisition of definitional and intuitive knowledge. Journal of computer assisted

learning. Amsterdam : Blackwell Publishing

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

(38)

Thursan, Hakim.(2000). Belajar secara efektif . Jakarta: Puspa Swara.

Upu, Hamzah. (2003). Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Gambar

TABEL
Gambar
Tabel 1.1 Nilai UN Siswa Kelas XII MAS. Raudhatul Hasanah

Referensi

Dokumen terkait

Pada Bab 4 ini penulis akan menyajikan pembahasan yaitu membandingkan antara teori dengan Asuhan Kebidanan Komprehensif yang diterapkan pada klien Ny “I” G1P0000 sejak

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 hingga Maret 2013 ini ialah enzim, dengan judul Isolasi dan Pencirian Xilanase

Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan maerupakan salah satu stimuli penting guna menciptakan image congruity yang baik pada produk/ jasa perusahaan, Hasil penelitian

Analisis hasil uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik, modul bermuatan kecerdasan komprehensif yang dikembangkan dikategorikan sangat valid dengan nilai 92,36

Bentuk peran yang banyak dijalankan para ayah pada kelompok perlakuan tetapi tidak dijalan- kan oleh ayah pada kelompok kontrol adalah mence- gah pemberian makanan atau

Peubah yang diamati yaitu bentuk fisik (warna, bau, tekstur), pH, suhu dan unsur hara (nitrogen, karbon, phospor, kalium dan C/N Rasio). Kesimpulan penelitian adalah penambahan

Bank yang nilai BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan besarnya jumlah biaya