• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RENEWABLE ENERGY DIRECTIVE UNI EROPA DI JERMAN MELALUI PROGRAM ENERGIEWENDE TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RENEWABLE ENERGY DIRECTIVE UNI EROPA DI JERMAN MELALUI PROGRAM ENERGIEWENDE TAHUN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RENEWABLE ENERGY DIRECTIVE UNI EROPA DI JERMAN MELALUI PROGRAM ENERGIEWENDE TAHUN 2014-2016

Salah satu cara liberalisme institusional memberikan kontributor bagi pemahaman kita tentang hubungan internasional adalah memalui berbagai karya terkait karateristik institusi-institusi dalam tatanan dunia. Sehingga, tema-tema terkait kerja sama dan ketergantungan yang komplek merupakan hal yang dilihat kaum liberal serta peranan yang dimainkan oleh institusi-institusi dalam hubungan internasional. Pandangan liberalisme institusional berpendapat bahwa negara yang bergabung dalam suatu institusi bisa menyerahkan unsur kedaulatan negaranya untuk mencapai kepentingan bersama, salah satunya adalah Uni Eropa. Negara-negara anggota Uni Eropa tetap menjadi negara-negara berdaulat yang independen, namun negara harus bersedia menggabungkan kedaulatan negara demi mendapatkan kekuatan dan pengaruh kolektif. Pada bab sebelumnya menjelaskan bahwa kebijakan energi terbarukan Uni Eropa yang bersifat directive menekankan bahwa negara anggota dapat mengadopsi maupun tidak mengadopsi kebijakan tersebut. Uni Eropa memberi kebebasan bagi setiap negara-negara anggota untuk mengadopsi kebijakan tersebut melalui metode yang berbeda. Uni Eropa sebagai institusi akan membantu negara-negara anggota mencapai tujuan bersama, secara khusus penggunaan energi terbarukan.

Uni Eropa telah menciptakan seperangkat aturan yang memungkinkan negara-negara anggota secara kolektif dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan Uni Eropa. Kebijakan Directive 2009/28/EC tentang promosi penggunaan energi dari sumber terbarukan adalah salah satu instrumen yang harus dicapai negara-negara anggota dalam target nasional. Dalam melihat implementasi kebijakan tersebut, penulis terlebih dahulu menjelaskan peranan Jerman dalam kebijakan energi terbarukan Uni Eropa. Jerman adalah konsumen energi tunggal terbesar di Uni Eropa terhitung sekitar 20% dari permintaan energi Uni Eropa. Menurut Renewable Energy Directive Uni Eropa, Jerman perlu meningkatkan pangsa energi terbarukan menjadi 18,8% pada tahun 2020. Dalam bahasan ini penulis akan menjelaskan kepentingan dan peranan Jerman dalam kebijakan tersebut dalam analisis liberal institusional. Jerman sendiri telah memutuskan untuk mengubah pengadaan energi di Jerman menjadi terutama dengan memanfaatkan energi baru terbarukan dan mengandalkan untuk selalu memakai energi seefisien mungkin. Kesadaran untuk memanfaatkan energi secara efisien di

(2)

Jerman selama beberapa dasawarsa telah meningkat, salah satu penyebabnya adalah krisis minyak sedunia. Pemerintah Jerman sadar bahwa betapa bergantungnya mereka pada sumber energi fosil. Pemerintah Jerman pada waktu itu memulai kampanye penyuluhan tentang menghemat energi. Dengan demikian Jerman akan memberikan sumbangan penting dalam upaya untuk melindungi iklim. Dalam melihat implementasi kebijakan energi terbarukan Uni Eropa yang bersifat directive, penulis akan menjelaskan bagaimana kebijakan energi terbarukan Uni Eropa terjadi lewat program energiewende dalam rentan waktu 2014-2016. 5.1 Peranan dan Kepentingan Jerman dalam Kebijakan Renewable Energy Directive

Uni Eropa

Dalam liberalisme institusional mengatakan bahwa adanya ketergantungan negara dalam institusi memaksa mereka untuk mematuhi aturan yang ada, sehingga negara-negara akan membangun strategi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan institusi tersebut. Institusi internasional mengakui bahwa peranan negara sangat penting dalam mencapai target tujuan bersama yang telah ditentukan. Liberalisme institusional melihat bahwa ide pokok dari teori ini adalah hubungan internasional pada dasarnya diinstitusionalisasikan dari seperangkat aturan, praktik-praktik yang kuat dan peranan aktor dengan institusi saling terhubung. Pandangan liberalisme institusional melihat bahwa negara masih menjadi aktor dominan, namun harus ada aturan-aturan dalam institusi tersebut. Ini akan berpengaruh penting terhadap hasil yang akan dicapai.

Uni Eropa adalah kelompok negara-negara yang unik, dikatakan unik karena setiap negara-negara anggota tetap menjadi negara-negara berdaulat yang independen. Namun, mereka harus menggabungkan kedaulatannya untuk memperoleh kekuatan dan pengaruh kolektif yang lebih besar. Dalam prakteknya, penggabungan kedaulatan berarti bahwa negara-negara anggota mendelegasikan sebagian kuasa dalam keputusan lembaga-lembaga Uni Eropa secara bersama-sama sehingga keputusan yang diambil akan melibatkan kepentingan bersama. Setiap negara-negara anggota Uni Eropa sudah terikat dalam serangkaian traktak yang telah mereka tandatangani secara bersama-sama. Traktat ini terlebih dahulu harus disepakati oleh masing-masing negara anggota dan kemudian akan diratifikasi oleh Parlemen nasional. Liberalisme institusional juga menekankan bahwa negara-negara merupakan agen yang berkuasa memaksimalkan keuntungan yang absolut, bukan memaksimalkan keuntungan relatif. Adanya institusi menjadi tempat untuk menaruh harapan bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu yang menjadi dasar mereka mengikat

(3)

diri dalam institusi tersebut. Institusi memiliki aturan main yang jelas, yang harus dipatuhi oleh negara anggota yang tergabung didalamnya. Insitusi ini akan menjadi tempat untuk negara-negara anggota dapat mencapai kepentingan negaranya dalam mengadopsi kebijakan yang dikeluarkan institusi tersebut. Kebijakan energi terbarukan adalah kerangka kebijakan yang telah disepakati oleh perwakilan negara-negara anggota. Ketika kebijakan disahkan maka negara-negara anggota memiliki kewajiban untuk mengadopsi kebijakan tersebut melalui rencana aksi nasional masing-masing negara anggota.

Hadirnya institusi internasional seperti Uni Eropa berperan penting dalam mengatasi isu-isu yang sedang terjadi, salah satunya adalah masalah energi. Uni Eropa menyadari bahwa meningkatnya konsumsi energi yang tidak terbarukan menjadi permasalahan yang harus diatasi. Dalam mengatasi konsumsi energi yang tidak terbarukan, Uni Eropa sebagai institusi hadir sebagai wadah untuk membuat suatu kerangka kebijakan yang akan diterapkan di masing-masing negara anggota. Peranan Jerman dalam pengembangan dan implementasi target energi terbarukan tentu sangat penting dalam pencapaian target Uni Eropa. Pengembangan kebijakan energi terbarukan Jerman telah sangat dipengaruhi oleh kebijakan energi Uni Eropa.

Jerman pada umumnya dikategorikan sebagai negara “hijau” yang dalam artian bahwa Jerman memiliki kebijakan domestik yang relatif jauh jangkauannya. Jerman secara luas dianggap Uni Eropa sebagai model peranan penting untuk jalur transisi energi berdasarkan energi terbarukan yang memiliki pengaruh besar pada pengembangan energi terbarukan Uni Eropa. Dalam pencapaian target Uni Eropa, Jerman meningkatkan pangsa energi terbarukan untuk konsumsi energi domestik dari 9,31% pada tahun 2008 menjadi 10,3% pada tahun 2013. Secara keseluruhan produksi primer energi terbarukan di Jerman meningkat besar dari 2,7% pada tahun 2003 menjadi 33,7% pada tahun 2013 (European Commission, Case Report Energiewende). Sebagai konsumen energi terbesar di Uni Eropa yang mewakili sekitar 20% dari total wilayah permintaan energi, Jerman akan meningkatkan energi terbarukan yang ditargetkan sebesar 18% pada tahun 2020. Jerman telah mewakili bagian signifikan dari target Uni Eropa dan memainkan peran dalam membantu Uni Eropa memenuhi kebutuhan target energi dan iklim jangka menengah dan jangka panjang.

Pengembangan energi terbarukan adalah salah satu kunci elemen dari strategi energi Jerman. Melalui adanya pengenalan dan kemajuan dari berbagai tahapan maupun instrumen yang efektif akan meningkatkan konsumsi energi terbarukan Jerman. Pemerintah Jerman

(4)

akan secara terus menerus melanjutkan pengembangan energi terbarukan, yang sebagian besar pasokan energi berasal dari sumber energi terbarukan. Kesadaran untuk memanfaatkan energi secara efisien di Jerman selama beberapa dasawarsa telah meningkat, salah satu penyebabnya adalah krisis minyak sedunia. Pemerintah Jerman sadar bahwa betapa bergantungnya mereka pada sumber energi fosil. Pemerintah Jerman pada waktu itu memulai kampanye penyuluhan tentang menghemat energi. Pada awal musim semi 2010 Pemerintah Jerman menyusun konsep baru, yang mana Pemerintah Jerman akan membuat strategi nasional untuk pasokan energi terbarukan. Konsep baru ini tidak terlepas dari kerangka kebijakan yang dikeluarkan Uni Eropa terkait Directive 2009/28/EC/, yang mewajibkan bagi setiap negara-negara anggota untuk menggunakan energi yang bersih dan terbarukan.

Dalam menyajikan perkembangan ekspansi energi terbarukan, Pemerintah Jerman akan melakukan aksi nasional yang merupakan dukungan dalam mencapai target nasional yang ditetapkan Uni Eropa di bawah Directive 2009/28/EC. Menurut Annex I Directive 2009/28/EC, Jerman berkewajiban untuk meningkatkan bagian energinya dari sumber terbarukan pada tahun 2020 setidaknya 18% (Federal of Republic Germany, 13). Jerman mengasumsikan bahwa target 2020 dari energi 18% dari sumber terbarukan dapat dicapai dengan langkah-langkah nasional yaitu tanpa manfaat surplus dari negara-negara anggota lainnya di bawah mekanisme kerja sama yang fleksible yang ditetapkan dalam Directive 2009/28/EC. Dengan demikian, konstribusi Jerman dalam pengembangan energi terbarukan akan mencapai target Uni Eropa.

Adanya upaya rencana aksi nasional yang akan dilakukan Pemerintah Jerman dalam perkembangan energi terbarukan tidak terlepas dari ketergantungan Jerman pada konsumsi tenaga nuklir. Pemanfaatan tenaga nuklir untuk produksi listrik di Jerman sudah terjadi selama beberapa dasawarsa, hal ini mengakibatkan perselisihan yang besar. Bagi sebagian orang Jerman resiko dari tenaga nuklir tidak dapat diperkirakan dan ada kekhawatiran yang mungkin akan terjadi pada manusia, alam dan lingkungan jika terjadi kecelakaan. Rencana aksi nasional ini disusun sesuai dengan Pasal 4 dari Directive 2009/28/EC tentang promosi penggunaan energi dari sumber energi terbarukan. Dalam Pasal ini tertulis bahwa:

Each Member State shall adopt a national renewable energy action plan. The national renewable energy action plans shall set out Member States’ national targets for the share of energy from renewable sources consumed in transport, electricity and heating and cooling in 2020, taking into account the effects of other policy measures relating to energy efficiency on final consumption of energy, and

(5)

adequate measures to be taken to achieve those national overall targets, including cooperation between local, regional and national authorities.

Setiap negara anggota wajib untuk mengadopsi rencana aksi nasional energi terbarukan. Rencana aksi nasional harus menetapkan target nasional negara anggota untuk pembagian energi dari sumber terbarukan yang dikonsumsi dalam transportasi, listrik, pemanasan dan pendinginan pada tahun 2020, dengan mempertimbangkan efek dari langkah-langkah kebijakan lain yang berkaitan dengan efisiensi energi pada konsumsi akhir. Energi dan langkah-langkah yang diambil harus memadai untuk mencapai target nasional secara keseluruhan termasuk kerja sama antara otoritas lokal, regional dan nasional

Directive ini mengharuskan setiap negara-negara anggota untuk mengadopsi rencana aksi nasional. Rencana aksi energi terbarukan nasional harus menetapkan target nasional negara-negara nggota untuk pembagian energi dari sumber terbarukan yang dikonsumsi dalam transportasi, listrik dan pemanasan maupun pendinginan pada tahun 2020. Ini semua mengikuti dokumen yang sudah ditetapkan oleh keputusan Komisi Eropa 2009/548/EC berdasarkan dokumen C(2009)5147. Melalui dokumen yang terperinci terkait rencana aksi energi terbarukan nasional adalah kunci promosi energi terbarukan. Dalam Pasal 192 (2) tentang energi yang tercantum dalam Perjanjian tentang Fungsi Uni Eropa (TFEU) menetapkan bahwa:

European measures shall not affect a Member State's right to determine the conditions for exploiting its energy resources, its choice between different energy sources and the general structure of its energy supply.

Tindakan Eropa tidak akan mempengaruhi hak negara anggota untuk menentukan kondisi untuk mengeksploitasi sumber energinya, pilihannya antar berbagai sumber energi dan suplai energinya.

Uni Eropa tidak akan mempengaruhi hak-hak negara anggota untuk menentukan kondisi dalam memanfaatkan sumber energi, pilihan antara sumber energi yang berbeda dan struktur umum dari pasokan energi. Sebagai salah satu negara anggota Uni Eropa, Pemerintah Jerman mengadopsi kebijakan tersebut melalui rencana aksi nasional yang diterapkan dalam transisi energi yang dikenal energiewende.

Energiewende atau transisi energi adalah proyek terpenting bagi Jeman untuk mengubah pengadaan energi di Jerman menjadi terutama dengan memanfaatkan energi terbarukan dan memakai energi seefisien mungkin, sehingga dengan demikian Jerman memberikan sumbangan yang penting dalam upaya untuk melindungi iklim. Energiewende

atau transisi energi sebuah jawaban bagi Jerman tentang bagaimana Jerman dapat merancang pengadaan energi yang aman, terjangkau dan berkelanjutan. Ogranisasi ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi Jerman sebagai negara yang kondusif untuk perkembangan industri, untuk membuka sektor bisnis yang baru, membuka lapangan kerja baru dan untuk pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan itu dengan reorganiasi ini, Jerman

(6)

akan mengurangi ketergantungan dari minyak dan gas bumi dari luar negeri. Pengembangan energi terbarukan akan terus berlanjut dan Jerman harus memastikan tujuan Jerman untuk membangun sistem energi yang paling efisien, berkelanjutan dan hemat energi di dunia. Hal ini akan menentukan seperti apa transisi energi ke energi terbarukan yang tinggi dan menjadi contoh dalam transisi energi global.

Rencana aksi nasional berdasarkan Directive 2009/28/EC menyatakan bahwa pengembangan energi terbarukan di Jerman akan terus dipromosikan secara paksa. Dalam rencana aksi nasional tersebut, Pemerintah Jerman memperkirakan bagian dari energi terbarukan dalam konsumsi energi final bruto menjadi 19,6% pada tahun 2020, energi terbarukan dari sektor listrik 38,6%, sektor pemanasan/pendinginan 15,5% sedangkan sektor transportasi 13,2%. (EREC, 2011: 51). Dalam harapan pengembangan energi terbarukan pada tahun 2020, Pemerintah Jerman mengharapkan dapat mencapai target nasional. Harus ditekankan bahwa nilai energi terbarukan 19,6% pada tahun 2020 adalah pengembangan yang saat ini diharapkan, bukan target nasional Pemerintah Jerman.

Sebelumnya, Pemerintah Jerman telah menetapkan langkah-langkah maupun instrumen yang diperlukan untuk mencapai target nasional energi terbarukan sebesar 18% pada tahun 2020. Itulah sebabnya di masa lalu Jerman tertarik untuk memiliki target energi terbarukan yang ambisius dalam undang-undang RED yang juga merupakan kewajiban untuk semua negara-negara anggota Uni Eropa. Setiap negara-negara anggota Uni Eropa harus memiliki target sendiri yang diidentifikasi dan ditetapkan oleh Uni Eropa. Sebagai pendukung pembayaran energi terbarukan atau feed-in tariff, Jerman memiliki kepentingan dalam implementasi kebijakan energi terbarukan Uni Eropa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis bersama Dr Andreas Kleine sebagai Wakil Kepala Departemen Penelitian dan Startegi Energi Jerman mengatakan bahwa lembag-lembaga yang ada di Uni Eropa adalah otoritas yang paling relevan dan penting untuk membangun Uni Eropa. Setiap negara-negara yang bergabung menjadi anggota Uni Eropa memiliki kesempatan untuk membawa pandangan yang berbeda terkait kebijakan yang ditetapkan Uni Eropa karena tercapainya kebijakan Uni Eropa akan terlihat melalui implementasi yang dilakukan oleh negara-negara anggota. Dalam membuat kebijakan, Uni Eropa yang akan menjadi undang-undang maka diperlukan kompromi untuk mencerminkan semua kepentingan Uni Eropa dan negara-negara anggota. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis bersama Dr Andreas Kleine menjelaskan bahwa Jerman mengadopsi kebijakan energi terbarukan yang bersifat directive karena ada kepentingan yang Jerman ingin capai. Dalam konteks

(7)

kebijakan ini, Jerman memiliki kepentingan yaitu: pengurangan emisi gas rumah kaca, pemanfaatan energi alternatif terbarukan, penyimpanan cadangan persediaan energi Jerman dan peluang pengembangan ekonomi Jerman .

5.1.1 Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Perlindungan iklim yang dilakukan melalui pengurangan emisi gas rumah kaca menjadi salah satu agenda pembahasan penting bagi Pemerintah Jerman, yang mana dalam hal ini Pemerintah Jerman berusaha untuk membatasi perubahan iklim yang terjadi di Jerman. Terjadinya peningkatan gas rumah kaca yang sampai di atmosfer harus dibatasi dalam jumlah tertentu karena sudah 65% dari jumlah ini berada di atmosfer, sehingga dibutuhkan upaya global maupun upaya nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Akibat dari gas karbon dioksida yang terjadi para perubahan iklim yang juga disebabkan adanya pembakaran bahan bakar fosil, maka diperlukan tindakan bagi para negara-negara untuk mengurangi ketergantungan gas karbon dioksida. Hal ini juga terjadi di Jerman yang mana sepertiga gas rumah kaca di Jerman diemisikan oleh pembangkit listrik. Pengalihan pada penggunaan sumber energi yang netral seperti energi terbarukan merupakan elemen penting dari perlindungan iklim.

Jerman telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbondioksida setidaknya 40% pada tahun 2030 sambil memodernisasi ekonomi Uni Eropa dan menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan untuk semua warga negara Jerman. Jerman memainkan peranan penting dalam memperantai kesepakatan Uni Eropa dalam mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penyebaran energi terbarukan. Adanya ketergantungan perusahaan-perusahaan Jerman terhadap perdagangan emisi memberi dampak buruk pada perubahan iklim. Pada tahun 2020 Jerman hendak mengintensikan kampanye untuk mengurangi emisi gas rumah kaca minimal 40% dan akan melakukan energi terbarukan melalui transisi energi yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Target reduksi yang ditetapkan Pemerintah Jerman sejalan dengan kebijakan perlindungan iklim Eropa dan energi terbarukan Uni Eropa. Para kepala negara dan kepala Pemerintah dari masing-masing negara Uni Eropa secara bersama telah memutuskan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan akan menggunakan energi terbarukan sebanyak 20% sampai 2020, dan pada tahun 2030 minimal sebanyak 40% (Annika Hedberg, 2017: 3). Dengan masing-masing target

(8)

perlindungan iklim dan energi terbarukan, negara-negara Uni Eropa akan membatasi kenaikan pemanasan global selama abad ini maksimal sebanyak 2 derajat. Pada tabel berikut ini perbandingan target iklim dan pencapaian Uni Eropa dan Jerman (Tabel 5.1)

Tabel 5.1

Target iklim dan ketercapaian Jerman

Sumber : Hasil wawancara di Kedutaan Besar Federal Jerman

Saran perlindungan iklim terpenting dari negara-negara anggota Uni Eropa adalah perdagangan emisi, hal ini mewajibkan negara-negara anggota untuk menentukan satu batas maksimal yang baru dari emisi polusi. Ini wajib untuk dilakukan oleh negara-negara anggota karena ini sebagai salah satu strategi mengurangi emisi gas rumah kaca yang disebabkan dari emisi CO2 dari industri

energi dan industri. Pemerintah Jerman menetapkan bahwa untuk setiap ton emisi gas rumah kaca yang dihasilkan perusahaan-perusahaan harus mempunyai sertifikat dalam jumlah yang tidak sesuai, jika tidak memiliki sertifikat maka perusahaan dapat membeli sertifikat emisi untuk menambah atau menanam modal di teknologi yang ramah iklim sehingga emisi CO2 dapat terhindari. Supaya Jerman dapat mencapai

target reduksi nasionalnya, maka Pemerintah Jerman telah memberlakukan adanya

Renewable Energy melalui Energiewende (Transisi Energi), Aktionprogram Klimaschutz 2020 (Program Kegiatan Perlindungan Iklim 2020) dan Klimaschutzplan 2050 ( Rencana Perlindungan Iklim 2050). Program-program kegiatan ini akan

(9)

mencakup berbagai tindakan untuk meningkatkan efisensi energi terbarukan, industri dan pertanian yang lebih ramah lingkungan.

5.1.2 Pemanfaatan Energi Alternatif Terbarukan

Pengembangan energi baru terbarukan di samping efisiensi energi merupakan pilar terpenting dari transisi energi. Energi angin, tenaga surya, energi panas bumi dan biomassa merupakan sumber energi dalam negeri yang ramah iklim. Ini membuat Jerman lebih mandiri dari bahan bakar fosil dan memberikan sumbangan yang penting untuk melindungi iklim. Jerman telah mengalami kemajuan dalam pemanfaatan energi terbarukan, yang paling maju adalah pemanfaatan energi terbarukan dalam sektor listrik. Dalam pemanfaatan energi listrik, Jerman menggunakan energi dari angin, tenaga surya, energi panas bumi dan biomassa. Sejak 2014, energi terbarukan merupakan sumber energi terpenting bagi energi Jerman. Dalam penjelasaannya, Dr Andreas Kleine mengatakan bahwa energi terbarukan memasok sepertiga bagian dari konsumsi di Jerman. Bila dibandingkan sepuluh tahun sebelumnya hanya mencapai sembilan persen. Keberhasilan Jerman ini didorong adanya pemberian tunjangan atau bantuan yang terfokus oleh Pemerintah Jerman. Sebelum mengadopsi kebijakan energi terbarukan Uni Eropa, Pemerintah Jerman pada tahun 1991 telah mengeluarkan “stromeinspeiungsgestz

yaitu undang-undang yang mengatur pemasokan listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan ke jaringan listrik umum. Ini mengharuskan semua perusahaan pengada energi harus membeli energi listrik yang dihasilkan dengan energi terbarukan dam membayar kompenasasi energi. Perlu diketahui bahwa Jerman berada di pusat pasar energi Eropa dan sangat terikat dengan pasar energi listrik. Adanya undang-undang yang dikeluarkan Pemerintah Jerman ternyata tidak berjalan begitu efektif. Penyebabnya energi nuklir masih hal yang mendominasi dalam pemenuhan energi listrik Jerman. Jerman semakin menyadari bahwa integrasi regional diperlukan untuk keamanan pasokan dan fleksibilitas yang lebih tinggi. Ini semua dapat tercapai bila Jerman ingin mencapai bagian yang lebih tinggi dari energi baru terbarukan. Cara yang baik untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi adalah dengan mengkonsumsi lebih sedikit energi dan beralih pada energi terbarukan.

Dalam pengembangan energi terbarukan, tantangan bagi Jerman adalah merancang pengembangan tenaga angin, matahari, tenaga air, biomassa dan panas

(10)

bumi sehingga harganya tetap terjangkau dan pengadaanya terjamin. Oleh karena itu Pemerintah Jerman telah menyusun kembali tunjangan untuk energi terbarukan untuk bidang listrik. Pengembangannya dititikberatkan pada teknologi angin , matahari, tenaga air, biomassa dan panas bumi lebih murah. Koridor pengembangan tahunan untuk masing-masing teknologi membuat perencanaan dan pengembangannya lebih terjamin. Operator dari instalasi energi baru terbarukan harus menjual listriknya tahap demi tahap di pasar. Dengan demikian mereka memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk sistem pengadaan energi.

Sejak diberlakukannya energi terbarukan melalui transisi energi penanaman modal per tahun meningkat secara kontinu terutama di taman tenaga angin yang baru dan instalasi konversi fotovoltaik dan juga pembangkit listrik tenaga kayu dan biogas. Minat yang besar mengakibatkan terbentuknya satu sektor ekonomi yang baru dengan hanya di Jerman mencakup 330.000 tempat kerja. Ini juga merangsang produksi masal yang efisien dari instalasi energi baru terbarukan yang mengakibatkan harga instalasi turun nyata diseluruh dunia. Misalnya pada tahun 2014 satu modal tenaga surya harganya 75% lebih renca daripada harga lima tahun sebelumnya. Pada tahun 2000an di Jerman untuk satu kilowatt jam listrik yang dihasilkan dengan tenaga surya diberi kompensasi kira-kira 50 Eurocent, kini antara 7-12 Eurocent. Tenaga surya di negara ini telah menjadi sumber energi yang penting dan instalasi konversi fotovolkatik kini menghasilkan lebih dari 20% dari listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan. Sumber energi terpenting dari energi terbarukan pada waktu ini adalah tenaga angin. Listrik dari instalasi tenaga angin di daratan harganya rata-rata antara 4,7 Eurocent dan 8,4 Eurocent per killowattjam. Perkembangan penggunaan energi terbarukan dalam sektor listrik dari tahun 1990 – 2014 mengalami peningkatan.

5.1.3 Penyimpanan Cadangan Persediaan Energi Jerman

Pada tahun 2050 Jerman menginginkan bahwa sebanyak 80% hingga 90% energi listrik harus dihasilkan oleh energi terbarukan terutama dari energi angin, tenaga surya, energi panas bumi dan biomassa. Jika tiba-tiba matahari tidak bersinar dan angin tidak menghembus maka dibutuhkan sistem energi listrik yang dapat menyesuaikan diri secara cepat dan fleksibel pada keadaan tertentu, sehingga satu kemungkinan yang dapat dilakukan adalah penyimpanan energi. Ada banyak solusi

(11)

yang dilakukan untuk penyimpanan energi yaitu penyimpanan jangka pendek seperti baterai, kapasitor atau flywheel storage yang dalam satu hari mampu untuk menerima dan memasok listrik beberapa kali, akan tetapi kapasitasnya terbatas. Flywheel energy storage juga mampu menyimpan listrik yang lebih dari jaringan dalam waktu singkat, yang mana disimpan secara mekanis. Untuk menyimpan listrik jangka waktu yang lama, Pemerintah Jerman secara khusus memanfaatkan pumped storage power plant

yaitu teknologi yang terbukti andal untuk menyimpan energi. Ini semua dilakukan untuk menghindari terjadinya kekurangan, misalnya Jerman telah menyediakan beberapa pembangkit listrik tambahan dalam jumlah yang tetap sebagai cadangan. Dengan demikian Jerman memiliki kapasitas terbesar di Uni Eropa, tetapi pengembangannya masih terbatas. Oleh sebab itu ada kerjasama yang intensif dengan negara-negara yang mempunyai kapasitas penyimpanan yang besar terutama Austria, Swiss dan Norwegia.

Satu alternatif lainnya yang dilakukan pemerintah Jerman untuk menyimpan energi dalam jangka waktu yang lama adalah Compressed Air Energy Storage. Dalam hal ini energi yang mendorong udara ke tempat penyimpanan di bawah tanah, misalnya di goa dari salt stock. Jika dibutuhkan, udara bertekanan menjalankan generator yang menghasilkan listrik. Selain itu, konsep baru untuk menyimpan energi jangka waktu yang panjang adalah Power-to-Gas, yang mana listrik dari energi terbarukan melalui elektrolis diubah menjadi hidrogen atau gas bumi sintetik. Kelebihannya adalah hidrogen atau gas dapat disimpan, dapat langsung digunakan atau disalurkan ke jaringan gas bumi, juga transpornya mudah dan penggunaannya fleksibel. Penyimpanan energi jangka panjang tentu akan releval terhadap kesuksesan energi terbarukan Jerman. Penyimpanan energi listrik ternyata mengalami kendala, listrik yang disimpan dalam sistem penyimpanan akan dikenakan beberapa pungutan dan pajak yang dibebankan pada konsumsi listrik. Perwakilan industri dan politisi mendiskusikan soluasi untuk mengatasi hambatan ini untuk sistem penyimpanan energi di Jerman. Namun pada tahun 2013 Jerman memutuskan

“Bundesbedarfsplangesetz” yaitu undang-undang tentang rencana kebutuhan yang akan mengatur pengembangan penyimpanan cadangan energi Jerman khususnya energi listrik. Sistem penyimpanan cadangan energi dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sumber energi terbarukan.

(12)

5.1.4 Peluang Pengembangan Ekonomi Jerman

Pemerintah Jerman mengadopsi kebijakan energi terbarukan Uni Eropa untuk mengembangkan ekonomi Jerman. Bagi Pemerintah Jerman adanya kebijakan energi terbarukan Uni Eropa memberikan beberapa dampak positif yaitu mendorong inovasi, mengurangi biaya ongkos dan meningkatkan pertambahan nilai. Pengembangan energi terbarukan akan mampu mengurangi ketergantungan impor energi sehingga akan memungkinkan penanaman modal yang menguntungkan, ini akan menjadi peluang bagi Jerman untuk mengembangkan ekonomi Jerman. Pemerintah Jerman menyadari bahwa transisi energi menuju energi terbarukan menjamin bahwa energi di masa depan tetap terjangkau dengan dasar bahwa pengembangan energi terbarukan dan efisensi energi tetap dilakukan melalui pengurangan ketergantungan dari energi yang diimpor serta meningkatkan keamanan pengadaan. Pada pembangunan energi terbarukan atau renovasi gedung-gedung sebagian besar dari omset tetap berada di bawah kendali Pemerintah Jerman, dalam artiaan Pemerintah Jerman tidak perlu mengimpor energi. Dalam pembangunan energi terbarukan juga dapat dilakukan dengan sendirinya seperti pemasangan atau perawatan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan setempat. Adanya pembangunan energi terbarukan dan investasi ke efisensi energi terancang secara perlahan akan mencipatkan lapangan kerja di sektor energi dan meningkatkan investasi besar di instalasi energi terbarukan. Pada tahun 2000 jumlah investasi energi terbarukan di Jerman hanya 4,6 milliar euro, namun pada tahun 2015 meningkat menjadi 15 milliar euro.

Pemerintah Jerman menekankan bahwa energi terbarukan bukan sesuatu yang sulit untuk didapatkan dan bukan barang mewah. Ketersediaan sumber daya alam pada negara-negara menjadi peluang untuk mengubahnya menjadi energi terbarukan. Memang benar bahwa proyek energi juga mengakibatkan biaya untuk memulainya, milyaran yang harus ditanamkan untuk membangun prasarana energi yang baru dan untuk implementasi kegiatan efisiensi energi. Pemerintah Jerman menyadari bahwa secara lambat laun ini akan mendukung pembangunan atau pengembangan energi yang berkelanjutan dan ekonomi yang meningkat. Hal ini karena energi terbarukan mendorong inovasi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemakmuran dan jumlah tempat kerja di sektor energi terbarukan. Sejak diberlakukannya energi terbarukan melalui transisi energi penanaman modal per tahun meningkat secara kontinu terutama di taman tenaga angin yang baru dan instalasi konversi fotovoltaik

(13)

dan juga pembangkit listrik tenaga kayu dan biogas. Minat yang besar mengakibatkan terbentuknya satu sektor ekonomi yang baru dengan hanya di Jerman mencakup 330.000 tempat kerja. Tercatat bahwa pada tahun 2015 ada 330.000 tempat kerja yang disediakan dalam sektor energi terbarukan, yang mana di antaranya 142.900 tenaga angin, 113.200 biomasaa, 42.200 tenaga surya, 17.300 panas bumi, 6.700 riset. Harga dari energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya selama beberapa tahun di seluruh dunia sangat menurun penyebabnya karena investasi, pengembangan serta penunjangan energi terbarukan. Biaya investasi yang menurun dan biaya operasional yang memang rendah memberi peluang di beberapa kawasan dunia untuk mampu bersaing tanpa membutuhkan subsidi. Energi terbarukan dapat sangat membantu negara-negara berkembang dan negara-negara industri untuk menutup kebutuhan akan energi yang terus bertambah dan tanpa menambah emisi gas rumah kaca atau dampak lingkungan yang merugikan lingkungan. Pada masa yang akan datang diperkirakan bahwa Jerman akan menjadi negara yang terdepan yang bergerak dalam industri energi terbarukan. Hal ini bisa menjadi peluang yang besar bagi Jerman untuk menguasai pasar energi pada ranah Eropa maupun internasional.

5.2 Impementasi Kebijakan Uni Eropa dalam Program Energiewende Jerman

Dalam pandangan liberalisme institusional membangun asumsi bahwa negara perlu mengembangkan strategi-strategi dalam mendukung aturan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh institusi tersebut. Institusi diperlukan untuk mengatur kekuatan ketergantungan negara anggota. Dalam institusi akan disediakan aturan yang menjadi acuan bagi negara-negara dalam mencapai target yang sudah ditentukan. Negara-negara-negara anggota Uni Eropa bekerja begitu intensifnya dalam mencapai target energi terbarukan sehingga mereka memiliki beberapa fungsi Pemerintahan, sebagai contoh adalah kebijakan transisi energi Jerman; Pemerintah Jerman telah menetapkan aturan kebijakan untuk penggunaan energi melalui transisi energi atau energiewende. Jerman telah mengambil langkah besar dalam meningkatkan efisiensi energinya dan memperkenalkannya melalui program energiewende.

Energiewende dapat dilihat sebagai serangkaian undang-undang Federal Jerman yang berfokus untuk mengubah sistem energi menjadi energi terbarukan. Dalam menerapkan aturan energi terbarukan Uni Eropa, Jerman akan menunjukan bahwa Jerman mampu mewujudkan target energi terbarukan yang telah ditetapkan Uni Eropa yaitu sebesar 20% dari sumber energi terbarukan.

(14)

Dalam pembentukannya, institusi memiliki tiga aspek yaitu persatuan artinya sikap saling mengerti perilaku masing-masing negara anggota, ketegasaan bahwa institusi harus memiliki bantuk peraturan yang dapat mencapai tujuan bersama, otonomi bahwa institusi memiliki wewenang mengubah aturan yang telah disepakati bersama-sama. Peranan institusi tentu dapat meningkatkan kemampuan Pemerintah dalam memonitor kekuatan lain dan mengimplementasikan komitmen sendiri. Oleh karena itu, kemampuan membuat komitmen yang dapat dipercaya berada di urutan pertama. Liberalisme institusional percaya bahwa negara sebagai aktor utama dalam pengambilan keputusan tanpa mengabaikan peran institusi tentu dapat mencapai kepentingan bersama-sama.

Jerman memiliki sejarah yang panjang dalam pengembangan kebijakan energi terbarukan. Dalam upaya mewujudkan implementasi kebijakan energi terbarukan Uni Eropa, Pemerintah Jerman telah mengadopsi ke dalam rencana aksi nasional melalui program transisi energi (energiewende). Ini mendorong Pemerintah Jerman untuk melakukan aksi nyata dalam penyebaran energi terbarukan. Bagi Pemerintah Jerman, energiewende adalah proses yang berkelanjutan yang akan terus melakukan upaya-upaya maupun strategi untuk mencapai target yang telah ditentukan. Dalam beberapa tahun terakhir “energiewende” Jerman menjadi komponen penting dalam transisi energi dari bahan bakar fosil dan energi nuklir menuju energi terbarukan. Transisi energi (energiewende) Jerman telah menjadi pelopor untuk solusi energi yang bersih dan ramah lingkungan.

Saat ini solusi energi buatan Jerman dapat ditemukan di beberapa negara-negara yang tentu memberikan dampak postif terhadap pertumbuhan ekonomi karena penggunaan energi terbarukan. Selain itu, transisi energi memberikan dorongan inovasi, pertumbuhan lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Pemerintah Jerman telah melakukan upaya maupun startegi dalam penyebaran dan pengembangan sistem energi terbarukan Uni Eropa secara mendalam. Dalam upaya mewujudkan pengembangan energi terbarukan, Pemerintah Jerman akan memberikan bantuan melalui peminjaman uang dengan pembayaran bunga yang sangat rendah bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan bantuan dana dalam pengembangan energi terbarukan. Pemerintah Jerman telah mendukung ekspansi energi terbarukan telah melakukan upaya pengembangan teknis dalam beberapa tahun terakhir. Dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Jerman telah melakukan penyebaran energi terbarukan yang dilakukan dalam program energiewende. Pelaksanaan program energiewende bukan suatu proses yang mudah, apalagi banyak pihak-pihak yang

(15)

tetap menginginkan proyek-proyek berbahan bakar fosil. Namun, Pemerintah Jerman tetap konsisten untuk mengajak semua pihak berdiskusi, menyamakan persepsi dan pengetahuan terkait mengembangkan energi terbarukan. Dalam mewujudkan implementasi kebijakan energi terbarukan Uni Eropa, Pemerintah Jerman telah melakukan adopsi kebijakan melalui program energiewende. Berikut ini adalah program energiewende yang telah dilakukan oleh Pemerintah Jerman;

5.2.1 Wind Energy

Perluasan energi terbarukan semakin banyak dibahas dalam hal konsumsi sumber daya yang dimiliki secara khusus terkait konsumsi dan ketersediaan jangkah panjang dalam pengembangan energi terbarukan. Jerman adalah salah satu negara yang telah melakukan pengembangan energi terbaarukan dengan memanfaatkan sumber daya angin sebagai energi terbarukan. Pemerintah Jerman menyadari bahwa energi angin telah memasok bagian terbesar dalam pengembangan energi terbarukan, ini terbukti melalui peningkatan cepat dalam kinerja teknologi energi terbarukan. Saat ini Jerman adalah pusat bagi salah satu pasar energi angin paling maju di abad ke-21, yang mana dalam beberapa tahun terakhir saja terjadi lonjakan dalam pembiayaan dan penyebaran teknologi energi terbarukan.

Tindakan Jerman dalam pengembangan tenaga angin berhasil membuat Jerman menempati pasar terbesar ketiga untuk energi angin setelah China dan Amerika Serikat. Dalam Uni Eropa, industri energi angin dan pasar energi juga berhasil membuat Jerman mempertahankan keunggulan kompetitif dalam pengembangan energi angin. Pemerintah Jerman semakin menyadari bahwa energi tenaga angin memainkan peranan penting dalam memenuhi dan menjami ketersediaan energi listrik. perencanaan pengembangan energi terbarukan Jerman secara khusus energi angin telah lama direncanakan, namun ketergantungan Jerman pada impor minyak sebagai bahan energi sulit untuk dihilangkan. Sehingga ini menghambat untuk melaksanakan rencana penggunaan energi tenaga angin. Adanya kebijakan transisi energi (energiewende) memberi peluang untuk menggunakan energi angin sebagai energi terbarukan.

Dalam pengembangan penggunaan tenaga angin, Pemerintah Jerman telah memanfaatkannya sebagai sumber energi turbin angin, yang mana dapat dimanfaatkan

(16)

secara langsung menjadi energi listrik. Lebih dari 26.772 turbin angin yang berlokasi di Jerman pada akhir 2015 telah dipasang. Bila dilihat dari letak pemanfaatanya, turbin angin dibedakan menjadi onshore wind turbines yaitu turbin angin yang berada kurang lebih 3 km dari garis pantai, yang pada umumnya instalasi dilakukan di daerah daratan. Posisi turbin angin akan menentukan kecepatan angin yang dihasilkan. Sementara, offshore wind turbines yaitu instalasi turbin angin yang dilakukan di laut (Gambar 5.1).

Selanjutnya, dalam tahap penggunaannya tentu onshore dan offshore memiliki keuntungan masing-masing. Dari satu sisi, keuntungan pemasangan offshore adalah kecepatan angin relatif lebih tinggi dan tahanan gesekannya jauh lebih rendah dibandingkan pemasangan di darat. Akan tetapi, pemasangan dilaut tentu akan memiliki kekurangan yaitu membutuhkan transmisi yang lebih kompleks berhubungan dengan jarak dan harus melalui lautan. Dalam proses pengembangan turbin angin yang akan diinstalasi dalam jumlah yang besar maka perlu di perhatikan jarak antar turbin, yang mana jarak antar turbin 3-5 kali diameter turbin pada instalasinya. Pemerintah Jerman terus berfokus pada pengembangan turbin angin sebagai energi terbarukan yang dapat digunakan dalam sektor energi listrik.

Dalam tahap penggunaannya tentu onshore dan offshore memiliki keuntungan masing-masing. Dari satu sisi, keuntungan pemasangan offshore adalah kecepatan angin relatif lebih tinggi dan tahanan gesekannya jauh lebih rendah dibandingkan pemasangan di darat. Akan tetapi, pemasangan dilaut tentu akan memiliki kekurangan yaitu membutuhkan transmisi yang lebih kompleks berhubungan dengan jarak dan harus melalui lautan. Dalam proses pengembangan turbin angin yang akan diinstalasi dalam jumlah yang besar maka perlu diperhatikan jarak antar turbin, yang mana jarak antar turbin 3-5 kali diamter turbin pada instalasinya. Pemerintah Jerman terus berfokus pada pengembangan turbin angin sebagai energi terbarukan yang dapat digunakan dalam sektor energi listrik.

(17)

Gambar 5.1

Onshore Wind Energy dan Offshore Wind Energy

Onshore Wind Turbines

Offshore Wind Turbines

Dalam tahap pengembangan, Pemerintah Jerman telah memanfaatkan turbin angin untuk membangkitkan energi listrik, karena pemanfaatannya begitu strategis. Hal ini terbukti nyata bahwa pada saat ini tubin angin telah banyak beroperasi dan ada yang sedang dalam tahap pembangunan. Turbin angin darat adalah pilar utama dari transisi energi Jerman ke pembangkit listrik yang rendah karbon. Dalam kawasan Uni Eropa, Jerman telah memimpin bidang ini dalam memasang kapasitas tenaga angin darat selama beberapa tahun terakhir. Disisi lain, Pemerintah Jerman juga percaya bahwa turbin angin lepas pantai (offshore wind turbines) memiliki peranan penting untuk dikembangkan dalam pasokan energi listrik. Kecepatan angin di laut jauh lebih tinggi dari daratan dan jauh lebih konstan.

(18)

Walaupun turbin angin lepas pantai masih merupakan teknologi yang relatif baru dan masih dalam tahap pengembangan maupun penyebaran, namun Pemerintah Jerman telah melakukan percepatan pengembangan turbin angin lepas pantai sebagai prioritas dalam pengembangan turbin angin. Selain itu Pemerintah Jerman merencanakan investasi sebesar 75 miliar euro untuk proses pengembangan turbin angin lepas pantai hingga tahun 2030. Strategi terkait pengembangan turbin angin lepas pantai terus dilakukan sebab ini menjadi titik awal dari proses inovasi turbin angin lepas pantai yang merupakan tahapan baru dalam penyebaran energi angin dalam skala yang besar. Ini dilakukan untuk membangun kapasitas tenaga angin dalam skala yang besar terutama untuk menghasilkan dan meningkatkan pangsa energi listrik terbarukan. Secara bertahap, penyebaran turbin angin darat dan turbin angin lepas pantai mengalami peningkatan dalam skala nasional (Tabel 5.2).

Pada tingkat internasional, turbin angin Jerman didukung oleh target listrik terbarukan di bawah arahan (directive) Uni Eropa untuk listrik terbarukan. Strategi turbin angin Jerman menunjukan bahwa realisasi sangat diperlukan untuk mencapai target perlindungan iklim. Sejak 2011, Pemerintah Jerman telah mengerjakan rencana baru untuk meningkatkan komersialisasi energi terbarukan dengan fokus khusus pada

offshore wind farms. Pada tahun 2014 sebanyak 1.736 turbin angin darat yang memiliki kapasitas 4.665 mw berhasil di bangun oleh Pemerintah Jerman, ini adalah ekspansi bruto tertinggi dalam sejarah Jerman. Sementara itu, turbin angin lepas pantai pada tahun 2014 berhasil dibangun sebanyak 141 yang memiliki kapasitas 523. Pengembangan pembangunan turbin angin pantai berlanjut sampai tahun 2015, yang mana meningkat tiga kali lipat menjadi 423 turbin angin dan pada tahun 2016 hanya berhasil membangun 392 turbin angin lepas pantai.

(19)

Tabel 5.2

Kapasitas Pembangkit Listrik Terpasang Bersih di Jerman

Sumber : https://www.energy-charts.de/power_inst.htm 5.2.2 Solar Power

Jerman adalah salah satu produsen tenaga surya terbesar di dunia, yang mana tenaga surya Jerman secara eksklusif terdiri dari photovoltaics (PV) dan solar thermal power.

Photovoltaics adalah sistem untuk mentransfer radiasi matahari menjadi energi listrik melalui sel surya, sedangkan solar thermal power berfungsi untuk mengubah energi matahari menjadi energi panas. Biasanya ini dimanfaatkan untuk memanaskan air, penghangat ruangan juga untuk pendingin ruangan. Dalam penggunaan pendinginan ruangan biasanya digerakan oleh panas matahari. Ini dilakukan untuk mengurangi permintaan listrik untuk pendingin ruangan. Semakin cerah cahaya matahari yang dihasilkan maka semakin tinggi pendinginan yang dihasilkan.

Pemerintah Jerman akan terus mendukung upaya dan startegi dalam pembuatan sel surya. Oleh karena itu, Kementerian Federal untuk Urusan Ekonomi dan Energi menyediakan dana untuk proyek penelitian. Proyek penelitian ini berfungsi untuk mempertahankan keunggulan teknologi juga ekspansi berkelanjutan penggunaan tenaga surya di Jerman. Upaya dalam pengembangan pembuatan tenaga surya melalui

photovoltaics dan solar thermal power dari awal tahun 2000 hingga 2017 mengalami peningkatan (Tabel 5.3). Pemerintah Jerman memang menyadari bahwa sejak awal tahun 2000, Pemerintah belum memiliki rencana khusus dalam pengembangan tenaga surya. Namun sejak adanya kerangka kebijakan Uni Eropa terkait perubahan energi menuju energi bersih dan terbarukan, Pemerintah Jerman mulai sadar untuk menggunakan energi

(20)

tenaga surya. Untuk lebih mendorong perkembangan dan merealisasikan potensi ekspansi secara ekonomis dan efisien, maka perlu untuk meningkatkan peringkat efisiensi demi mencapai pengurangan biaya yang lebih signifikan. Tentu pendanaan penelitian dapat memberikan kontribusi penting dalam rangka mendorong peningkatan peringkat efisiensi. Pada tahun 2014 ada sekitar 1,5 juta sistem fotovaltaics yang dipasang di Jerman, yang prosesnya dimulai dari sistem atap kecil hingga taman komersial dalam skala menengah. Hal ini memberi dampak positif dalam pengembangan energi listrik, ini terbukti bahwa pada tahun 2016 photovoltaics telah menyumbangkan 6,2 - 6,9% pembangkit listrik yang bersih. Jerman melakukan ini untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam konsumsi listrik. Pada pengembangan berkelanjutan, Pemerintah Jerman telah menetapkan target minimum jangkah panjang yaitu 35% pada tahun 2020, 50% pada tahun 2030 dan 80% pada tahun 2050

Tabel 5.3

Energi PV Dihasilkan dan Emisi CO2

Sumber : BMU, BDEW, BMWi, Federal Environmental Agency (UBA) 2018. Graph: PSE GmbH 2018

Dalam pembangkit listrik tenaga surya radiasi matahari digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Prosesnya melalui cermin yang akan mengkonsentrasikan sinar matahari pada pengumpul radiasi dan memanaskannya pada media yang menahan kemudian turbin akan mengubahnya menjadi listrik. Pemerintah Jerman semakin menyadari bahwa pembangkit listrik tenaga surya adalah cara yang paling efisien untuk mengubah energi matahari menjadi listrik. Pemerintah Jerman telah membangun sejumlah

(21)

pembangkit listrik tenaga surya dan telah dioperasikan secara merata di masing-masing wilayah. Pada September 2016, pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Jerman mulai beroperasi di salah satu kota Jerman yaitu Senftenberg sebuah kota dengan penduduk hanya 25.000 jiwa. Kemudian dibangun perusahaan utilitas di kota Stadwerke Seftenberg seluas 2,2 hektar yang diperkirakan akan menghasilkan empat juta kilowatt panas matahari pertahun. Ini terdiri dari 1.680 pengumpul tabung yang menghasilkan panas rata-rat 1.700 jam sinar matahari dalam pertahun.

5.2.3 Geothermal Energy

Energi panas bumi adalah cadangan energi yang tidak akan habis untuk digunakan. Ini adalah sumber energi terbarukan yang dapat digunakan dimana saja, salah satunya di Jerman. Jerman memiliki potensi yang cukup besar dalam mengelola energi panas bumi sebab panas bumi yang cukup besar di Jerman mengandung energi yang jauh lebih tinggi daripada sumber daya energi konvensional. Hingga akhir tahun 2016 ada sekiat 180 instalasi panas bumi yang sedang beroperasi di Jerman yang mana kapasitas terpasang pembangkit ini berjumlah sekitar 33,6 MWt untuk panas bumi, 720,1 MWt dan produksi panas bumi masing-masing 1,099,0 GWht. Masing-masing instalasi ini terdiri dari pemanas yang dikombinasikan dengan rumah kaca. Pada saat itu juga ada 27 pabrik untuk pemanasan listrik atau pembangkit listrik sedang beroperasi di Jerman dan beberapa pabrik baru dibangun. Panas bumi yang diproduksi sekitar 180 instalasi dapat digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan gedung perkantoran maupun rumah pribadi.

Mayoritas proyek panas bumi di seluruh dunia terletak pada sistem geologi dengan transportasi panas yang mendominasi. Berkenaan dengan pembangkit listrik tenaga panas bumi, wilayah Jerman menampilkan formasi geologi dengan lapisan yang mengandung air panas. Ini terutama ditemukan di Lembah Rhine Atas dan Dataran Rendah Utara, serta di Cekungan Molasse di Jerman Selatan. Jerman dengan sisitem pengangkutan panas bumi yang didiominasi konduksi tidak memiliki resevoir uap alami yang dapat digunakan untuk penggerak turbin secara langsung sehingga pembangkit listrik panas bumi didasarkan pada penggunaan sistem biner yang menggunakan fluida dan siklus sekunder. Keberhasilan penggunaan teknologi panas bumi , meningkatkan produksi reservoir akan mengubah situasi Jerman. Energi panas bumi memainkan peranan penting dalam pasar listrik Jerman. Meskipun pengembangan listrik panas bumi di Jerman berjalan lambat, namun Pemerintah Jerman sedang membangun pabrik-pabrik di Dürrnhaar, Insheim, Kirchstockach dan

(22)

Sauerlach serta beberapa pembangkit listrik panas bumi sedang dibangun yang tujuannya akan mengarah pada peningkatan lebih lanjut pembangkit listrik panas bumi di tahun-tahun mendatang. Dalam energi panas bumi yang dekat permukaan, panas bumi dari tanah akan diekstraksi untuk suplai dari kedalaman hingga 400 meter dengan menggunakan pompa, sementara energi panas bumi dalam (<400 meter) digunkan untuk pemanas dan pembangkit listrik. Sistem pompa panas untuk memanaskan dan mendinginakn rumah maupun gedung-gedung perkantoran tersebar luas di Jerman. Panas pompa menggunakan panas di dalam permukaan bawah tanah sebagai sumber panas terbarukan.

Jerman telah menetapkan target perlindungan iklim yang ambisius dan memutuskan untuk menghapus energi nuklir pada tahun 2022. Pemerintah Jerman bertujuan untuk pasokan energi yang sebagian besar didasarkan pada energi terbarukan yang memenuhi 80% dari permintaan listrik dan 60% dari konsumsi energi pada akhir 2050. Pemerintah Jerman terus mendukung pengembangan energi terbarukan, dalam hal ini Pemerintah Jerman telah menyisihkan dana sebesar 1,3 dan 1,1 miliar Euro untuk pendanaan penelitian dan pengembangan energi panas bumi. Pada tahun 2012, Kementerian Federal untuk Lingkungan, Konvervasi Alam dan Keselamatan Nuklir memberikan dana untuk 29 proyek sebesar 20,6 juta Euro.

5.2.4 Bionergy

Transformasi sistem energi dan khususnya sistem energi listrik menjadi sistem berbasis terbarukan yang membutuhkan perubahan sistematis dari komponen sistem yang berbeda. Rencana penghentian secara progresif untuk pembangkit listrik berbasis fosil dan nuklir menyiratkan bahwa pembangkit listrik berbasis energi terbarukan perlu mengambil peranan. Bioenergi diyakini dapat menyediakan layanan penyeimbangan yang perlu untuk dikembangkan dalam menjamin stabilitas sistem dan pasokan keamanan secara bersamaan terkait permintaan listrik. Bioenergi adalah energi terbarukan yang dihasilkan dari sumber biologis yang dikenal biomassa. Bioenergi telah menjadi salah satu pilar awal dari

energiewende di Jerman. Dalam pencapaian tujuan energi terbarukan dalam kebijakan Uni Eropa, Jerman menekankan beberapa hal terkait pengurangan 40% emisi gas rumah kaca, energi terbarukan harus memberikan 27% dari total pasokan energi terbarukan dan di sektor listrik harus meningkat setidaknya 45%. Semua ini ditargetkan hingga tahun 2030. Transisi energi menjadi tantangan bagi Pemerintah Jerman, dalam menghadapi tantangan

(23)

dalam penyebaran energi terbarukan Pemerintah Jerman telah menetapkan bahwa pada tahun 2050 Jerman akan;

a. Mengurangi emisi gas rumah kaca setidaknya 80 hingga 95% b. Menghasilkan 60% dari konsumsi akhir energi terbarukan

c. Menghasilkan 80% dari konsumsi listrik oleh sumber energi terbarukan serta d. Mengurangi 40% dalam konsumsi energi di sektor transportasi

Bioenergi memiliki tempat penting dalam bidang bioekonomi. Sebelumnya, Komisi Eropa mendefinisikan bahwa bioekonomi sebagai salah satu sektor paling inovatif di daerah pedesaan dan bioenergi telah mewakili pendapatan baru untuk daerah pedesaan. Harus diketahui bahwa bioenergi dalam biomassa dapat berasal dari gandum, tebu dan jagung, yang dapat diolah menjadi energi terbarukan. Hal ini menyebabkan para petani gandum, tebu dan jagung untuk meningkatkan hasil produksinya, yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan biomassa. Bioenergi juga menjadi pilar bioekonomi yang meningkat secara efisien. Pada akhir tahun 2016 bioenergi membentuk sumber energi terbarukan yang paling penting di Eropa dan Jerman dengan porsi masing-masing lebih dari 60% dan lebih dari 70% dari total energi terbarukan. Pada tahun 2016, 8,8% dari konsumsi energi final Jerman di sektor panas, listrik dan transportasi dicakup oleh sumber daya bioenergi.

Jerman telah menerapkan kebijakan aktif untuk transisi sistem energi ke arah penggunaan sumber energi terbarukan yang lebih besar yang menyebabkan terjadinya peningkatan kuat dalam jumlah bioenergi yang digunakan untuk listrik, panas dan bahan bakar transportasi. Pada saat yang sama penelitian bioenergi didukung oleh beberapa program penelitian di tingkat nasional yang disediakan oleh; Kementerian Riset dan Pendidikan Federal Jerman (BMBF), Kementerian Urusan Ekonomi dan Energi (BMWi) dan Kementerian Pangan dan Pertanian (BMEL) yang mendukung penelitian bioenergi. Melalui ini Pemerintah akan memberikan pendanaan di bidang bioenergi di Jerman. Jerman memiliki strategi penelitian bioenergi yang kompleks melalui penyebaran energi di negara-negara bagian. Jerman memiliki bagian penting dari energi terbarukan yang didistribusikan melalui berbagai bentuk energi terbarukan yaitu wind power, solar power, geothermal energi, bioenergy.

Pada dasarnya seperangkat aturan yang ditetapkan Uni Eropa bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama-sama, ini sesuai dengan target yang telah diputuskan. Dalam

(24)

implementasi kebijakan energi terbarukan Uni Eropa, Jerman secara luas dianggap sebagai model peranan penting untuk jalur transisi energi berdasarkan energi terbarukan. Ini memiliki pengaruh besar pada pengembangan energi terbarukan Uni Eropa. Untuk menerjemahkan kebijakan energi terbarukan Uni Eropa, Jerman mengadopsi melalui program energiewende. Energiewende atau transisi energi adalah proyek terpenting bagi Jerman untuk mengubah pengadaan energi di Jerman menjadi terutama dengan memanfaatkan energi terbarukan dan memakai energi seefisein mungkin, sehingga dengan demikian Jerman memberikan sumbangan yang penting dalam upaya untuk melindungi iklim. Jerman mengadopsi kebijakan energi terbarukan yang bersifat directive karena ada kepentingan yang Jerman ingin capai. Dalam konteks kebijakan ini, Jerman memiliki kepentingan yaitu; pengurangan emisi gas rumah kaca, pemanfaatan energi alternatif terbarukan, penyimpanan cadangan persediaan energi Jerman dan peluang pengembangan ekonomi Jerman. Pemerintah Jerman telah mengembangkan energiewende melalui beberapa program yaitu membangun energi listrik melalui energi angin, tenaga surya, energi panas bumi dan biomassa. Pemerintah Jerman tetap konsisten untuk mengajak semua pihak berdiskusi, menyamakan persepsi dan pengetahuan terkait mengembangkan energi terbarukan.

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan bahan suplemen dan imbuhan pakan seperti minyak ikan, vitamin E dan ekstrak temulawak menghasilkan nilai yang lebih baik pada parameter seperti IGS,

Palvelutarpeen arviointia on tehty Lapin maakunnan ja kuntien väestötasolla. Palvelutar- peen arvioinnissa on myös kartoitettu nykyisen palvelujärjestelmän tilanne, minkä yhteydes-

Sintesis nanopartikel emas dengan metode reduksi menggunakan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang berperan sebagai agen pereduksi untuk prekursor HAuCl 4

- Melalui penjelasan guru dengan benda kongkrit (kaleng susu yang dipukul dengan pensil), siswa dapat menghasilkan sumber energi bunyi.. - Melalui tanya jawab,

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa dinamika penyesuaian diri sebagai pergerakan yang ditimbulkan dari dorongan semangat individu untuk

mengetahui berapa banyak barang yang sudah di retur. Sering terjadi kesalahan perhitungan penjualan dan pembelian, akibatnya laporan pembelian dan penjualan tidak

Setiap mahasiswa diminta untuk membuat sebuah paper dengan panjang maksimal 500 kata yang berisi rangkuman dan refleksi kritis atas tulisan Abraham van de Beek. yang berjudul

Bagian Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp 251,4 miliar atau 49,3% dari Rp 509,8 miliar menjadi Rp