• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

27 BAB V

PEMBAHASAN DAN ANALISA

5.1Pembahasan

Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah menerima kehadiran Joko Widodo pada Jumat, 1 Februari 2019. Pondok Pesantren Al-Anwar ini dipimpin oleh Kiai Maimun Zubair. Banyak yang menanyakan pada Kiai Maimun Zubair terkait pilihannya dalam pemilihan presiden kali ini. Kiai Maimun Zubair menjawab bahwa semua memiliki kebebasan masing-masing, pilihan saya yakni yang paling dekat pada saya malam ini yang menjadi salah satu pilihan pribadi. Namun insiden salah menyebut nama calon presiden terjadi dalam doa penutup yang merupakan bagian dari akhir acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju ini.Dalam doanya Kiai Maimun Zubair menyebutkan “ Ya Allah, hadza ar rois, hadza rois, Pak Prabowo ij'al ya ilahana," Potongan doa tersebut kurang lebih memiliki arti “ Ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin Prabowo, jadikan, ya Tuhan kami.

Setelah terselip nama Prabowo dalam doa tersebut, Kiai Maimun Zubair dihampiri oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (P3) Romahurmuziy, Kiai Maimun pun kembali berdoa seperti meralat ucapan sebelumnya menjadi : “Jadi saya dengan ini, untuk menjadi, siapa yang ada di samping saya ya Pak Jokowi” . Usai meralat doanya, Kiai Maimun Zubair pun mengucapkan salam yang merupakan tanda bahwa acara telah berakhir. Kiai Maimun Zubair pun menjelaskan maksud dari salah doanya dengan mengucap Pak Joko Widodo ahlii ikhtiyari (dia pilihan saya). Kiai Maimun Zubair juga mengajak para santri untuk mendukung Joko Widodo. Dalam video yang direkam dan diposting oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembagunan (P3) di akun Instagramnya Kiai Maimun berpesan “ Ya pasti, saya sampaikan supaya bisa santri-santri itu ya ikut Kiai. Pak Jokowi ini

(2)

28 orang Jawa dan Islam, dan saya yakin ini akan menjadi besarnya Islam, dan besarnya kemakmuran bangsa” 8

DOA YANG DITUKAR

doa sakral seenaknya kau begal

disulam tambal tak punya moral

agama diobral

doa sakral kenapa kau tukar direvisi sang bandar dibisiki kacung makelar skenario berantakan bubar pertunjukan dagelan vulgar

doa yang ditukar bukan doa otentik produk rezim intrik penuh cara-cara licik

kau penguasa tengik

Ya Allah

dengarlah doa-doa kami dari hati pasrah berserah memohon pertolonganMu

8 Dilansir dari

httpP://pilpres.tempo.co/read/1171673/cerita-maimun-zubair-salah-ucap-dalam-doanya/full&view=ok 19 Februari 11.22 WIB dan httpP://nasional.tempo.co/read/1171384/di-acara-jokowi-maimun-zubair-salah-sebut-prabowo-jadi-pemimpin/full&view=ok 19 Februari 11.31 WIB

(3)

29 kuatkanlah para pejuang istiqomah

di jalan amanah

Puisi di atas merupakan cuitan Fadli Zon di Twitter yang kemudian menuai kontroversi. Puisi tersebut muncul sebagai respon atas kesalahan pembacaan doa oleh Kiai Maimun Zubair. Kontroversi yang terjadi tak hanya di dunia maya, namun juga mendapat respon di dunia nyata. Seperti yang dilansir dari detik.com, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta Fadli Zon untuk mengklarifikasi puisi tersebut dengan bertanya apakah yang dimaksud dengan “ kau “ dalam puisi tersebut adalah Kiai Maimun Zubair. Fadli Zon pun memberikan klarifikasi kepada Lukman Hakim bahwa yang dimaksud dengan “kau” dalam puisi tersebut adalah penguasa dan makelar doa. Dalam video yang dipublikasi oleh Kompas TV pada tanggal 6 Februari 2019 di Youtube dijelaskan bahwa warganet menyoroti puisi Fadli Zon tersebut, cuitan Fadli Zon tersebut bertengker di Twitter selama 3 hari. Alisa Wahid dan Lukman Hakim meminta Fadli Zon untuk menjelaskan maksud penggunaan kata “kau” dalam puisi tersebut. Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pun membuat puisi balasan untuk Fadli Zon dengan judul “AKU” .

Dalam video yang dipublikasi oleh Metro TV pada tanggal 6 Februari 2019 di Youtube. Ketua umum P3 mempertanyakan adab Fadli Zon kepada ulama. Baginya puisi tersebut merupakan perilaku manipulative kepada ulama. Fadli Zon dinilai telah melukai hati warga Nahdlatul’Ulama (NU) karena sosok Kiai merupakan ulama paling sepuh di NU sekaligus penasehat NU. Penggunaan kata “kau begal” merupakan bentuk penistaan serta merendahkan para ulama. Melihat puisi ini ada ditengah pesta demokrasi, puisi tersebut telah menunjukkan bagaimana pendukung dari pihak pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, sehingga Romahurmuziy menilai puisi ini tidak layak dijadikan bahan politik di dunia maya.

(4)

30 Cuitan ini pun berlanjut kedalam dunia nyata. Massa santri se-Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kiai disingkat ASMAK, turun ke jalan dan mendoakan Kiai sebagai bentuk protes. Berdasarkan video dalam Youtube yang dipublikasi oleh Metro TV pada tanggal 11 Februari 2019 dan KompasTV pada 12 Februari 2019,dalam hasil wawancara dengan Ketua PC GP Ansor Probolinggo Muklis menjelaskan bahwa puisi Fadli Zon menyakiti perasaan santri karena membawa Kiai Maimun Zubair ke dalam lingkaran politik. Puisi tersebut telah menyinggung serta menimbulkan kegaduhan karena puisi tersebut menimbulkan dua interpretasi, sehingga publik berhak berpendapat bahwa kata “kau” dalam puisi tersebut mengarah kepada Kiai Maimun Zubair. Walaupun Fadli Zon telah menjelaskan bahwa kata “kau” yang dimaksud tidak mengarah kepada Kiai Maimun Zubair. Aksi ini diamankan oleh 135 personil pengamanan, GP Ansor Probolinggo melayangkan tuntutan agar Fadli Zon dapat bersilaturahmi dengan Kiai Maimun Zubair serta meminta maaf. Apabila dalam 5x24 Jam tidak ada perkembangan atas tuntutan ini, GP Ansor akan mendatangi Fadli Zon di Jakarta dan menyampaikan banyak hal, namun yang akan menjadi fokus adalah pernyatan Fadli Zon yang bersekukuh bahwa puisi yang dibuat tidak mengarah kepada Kiai Maimun Zubair.

Aksi unjuk rasa lainnya juga terjadi di Bogor. Berdasarkan video yang dipublikasi oleh Liputan6.com pada tanggal 19 Februari 2019 di Youtube, ratusan santri di Bogor juga melakukan aksi unjuk rasa karena puisi tersebut dirasa menyakiti Kiai, dan akan mengultimatul kediaman Fadli Zon apabila tidak meminta maaf dalam waktu 3 hari. Menurut Rachmat Imron Hidayat selaku Ketua GP Ansor Kota Bogor, hampir seluruh wilayah Indonesia santri sudah bergerak dan memprotes puisi Fadli Zon yang menurutnya menghina seorang Kiai Maimun Zubair.

(5)

31 Kiai Maimun Zubair

Kiai Maimun Zubair adalah seorang ulama dan politikus berusia 90 tahun. Saat ini ia merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagi Ketua Majlis Syariah Partai Persatuan Pembangunan. Selama 7 tahun ia pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang, setelah tugasnya berakhir ia mulai berkonsentrsi mengurus pondoknya yang baru berdiri sekitar 7 atau 8 tahun. Namun tenaganya masih dibutuhkan negara sehingga ia diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jateng selama tiga periode.

5.2Analisis Pesan dan makna Puisi “ Doa yang ditukar”

Cuitan puisi “Doa yang ditukar” merupakan pemanfaatan satu dari enam jenis media sosial, yaitu: blog dan micro blogging. Dalam cuitan ini Twitter telah digunakan untuk memperluas interaksi sosial, menjadi tempat dialogis antar banyak audience, dan mengubah pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari pesan yang diunggah oleh Fadli Zon dalam puisi “Doa yang ditukar” telah memperoleh respon dalam bentuk kolom komen sebanyak 1.500 , retweet sebanyak 605 kali dan disukai sebanyak 2.100 like. Dilansir dari timeline Twitter, respon dari pengguna Twiitter seperti #aksibelaKiai kemudian ramai digaungkan.

Fadli Zon merupakan politikus yang memainkan peran sosial dalam proses penyampaian informasi bermuatan politik yang ditujukan kepada unsur-unsur didalamya serta pembentukan opini publik. Dilansir dari Catatan Fadli Zon, cuitan berbentuk puisi ini merupakan respon dari kesalahan penyebutan nama dan pengulangan kembali nama dalam doa yang dipimpin oleh Kiai Maimun Zubair.

“Justru karena saya sangat menghormati K.H Maimoen Zubair, saya tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanya demi

(6)

32 memuluskan ambisi politik seseorag ataupun sejumlah orang. Inilah yang telah mendorong saya menulis puisi tersebut. Saya tidak rela ada ulama kita dibegal dan dipermalukan.”

Penyampaian informasi bermuatan politik ini kemudian dituangkan dalam bentuk puisi politik. Penggunaan puisi politik oleh Fadli Zon sudah ada sejak kontestasi politik ditahun 2014 dengan pandangan bahwa puisi politik merupakan contoh politik yang bermoral tinggi dan bagian dari politik yang berbudaya.9 Namun berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Firman Daeli, Cindy Koan, dan Rustam Fachri, ketiganya mengatakan bahwa cuitan ini bukanlah merupakan sebuah puisi, karena didalamnya banyak muatan narasi politik dan telah menghilangkan nilai dari sastra itu sendiri. Karya seni yang baik hendaklah kontekstual agar dapat meresponi, menjawab, memberikan pesan yang dapat membangun peradaban. Dua pernyataan dari Fadli Zon dan narasumber menunjukkan bahwa ” sastra termasuk puisi ibarat sebuah pisau bermata dua, disamping dapat digunakan untuk mengasah dan memperhalus budi, sastra juga dapat dijadikan alat untuk menanamkan paham-paham yang menumpulkan otak dan memanaskan hati. Semuanya tergantung kepada orang yang menggunakannya”. Dengan kata lain, sebuah puisi politik dapat mendatangkan ketentraman hati, juga sebaliknya bisa membuat sakit hati bagi para tokoh, pelaku, dan simpatisan partai peserta pemilu.”10

Puisi doa yang ditukar oleh Fadli Zon merupakan jenis teks terbuka dengan indikator konsep teks terbuka seperti: ironi, ambiguitas, dan kompeksitas kognitif.

doa sakral seenaknya kau begal

disulam tambal

9 Patji, Abdul Rahman “Puisi Politik dalam Kampanye Pilpres RI 2014 10 Ibid hal 2

(7)

33

tak punya moral agama diobral

Bait pertama dalam puisi ini mengandung kompeksitas kognitif. Berikut adalah penjabarannya :

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), doa adalah permohohan kepada Tuhan dan sakral memiliki arti suci. Dwi Wiji Agustin (2014 : 13) doa secara syar’i adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya dengan sikap khusyu dan tadharru dalam menghadapkan diri kepada-Nya. Sikap ini merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan.11 Pada bait pertama kata doa sakral menjadi penanda untuk kata-perkata yang ada didalam puisi. Penulis puisi mengarahkan bahwa telah terjadi kesalahan atau penyalahgunaan pada suatu hal yang dianggap suci yang tidak sesuai pada hakekatnya. Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan kalimat selanjutnya, yaitu seenaknya kau begal. Menurut Karyono Wibowo dalam video Tribunnews.com puisi ini merupakan bentuk kapitalisasi sebuah doa.12 Lebih lanjut dijelaskan bahwa puisi Fadli Zon bagai menepuk air didulang terpercik muka sendiri. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Cindy Koan, Fadli Zon melakukan strategi politik yang tidak cantik dan terlihat bodoh karena tidak memahami arti dari “doa itu sakral”. Sebuah doa tidak boleh dinilai esensinya, karena bebas nilai dan tidak boleh ditanggapi secara dikotomis benar atau salah. Sehingga dengan memberikan judul puisi ”doa yang ditukar “ telah menunjukan inkonsistensi pemahaman doa sebagai sesuatu yang sakral oleh Fadli Zon13

11 Dalam Al-Qur’an tadharu yang artinya berdoa dengan sepenuh hati hanya akan muncul bila

disertai keikhlasan

12Karyono Wibowo adalah pengamat politik, peneliti di Indo Survey &Strategy, peneliti Senior

Indonesian Public Institute

13

Cindy Koan adalah dosen Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana yang mengampu mata kuliah Agama dan Politik

(8)

34 Begal dalam KBBI adalah perampas, dan seenaknya menjadi penguat dari kata perampas yang dalam KBBI diartikan sebagai diambil secara paksa atau secara sembarangan. Begal merupakan suatu perbuatan yang dikategorikan yang melanggar hukum disertai dengan aksi kekerasaan yang dilakukan oleh seseorang untuk merampas14

. Begal dalam insiden kesalahan pembacaan doa tersebut dapat dilihat dari bagaimana penyebutan objek dalam doa telah ditukar dengan durasi waktu yang singkat. Penulis puisi mengarahkan bahwa pembegalan terhadap doa adalah sebuah perbuatan yang melanggar, karena telah merampas hakikat doa sebagaimna mestinya, seperti: sikap khusyu dan tadharru serta tujuan dari doa itu sendiri.

Selanjutnya istilah disulam tambal menujukan bahwa terjadi sebuah kesalahan serta upaya memperbaiki kesalahan tersebut. Dalam insiden tersebut telah diketahui bahwa Kiai Maimun Zubair menyebutkan nama Jokowidodo setelah terlebih dahulu menyebutkan nama Prabowo. Istilah sulam tambal kemudian dapat diartikan sebagai permohonan ulang agar Jokowidodo dapat menjadi pemimpin. Moral adalah perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam lingkungan tertentu, moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau agama tertantu, moral sebagai tingkah laku hidup manusia yang berlandaskan pada kesadaran untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya.15

Penulis puisi mengarahkan bahwa permohonan ulang sebuah doa dengan tidak berlandaskan pada hakekat doa itu sendiri merupakan sebuah ajaran yang buruk dalam lingkungan.

Agama dalam KBBI adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia dan lingkungannya. Obral dalam KBBI adalah menjual barang secara besar-besaran

14

Kejahatan Begal Berdasarkan Hukum Pidana di Indonesia

(9)

35 dengan harga murah. Sehingga, kalimat “agama diobral” dapat merujuk kepada politik identitas berbasis agama dengan menggunakan tokoh agama. Agama adalah bagian dari identitas yang seringkali menjadi alat utama dalam menjalankan politik identitas. 16

Politik agama dalam sejarah Indonesia mengalami perkembangan yang terus berubah. Pada masa Kolonial agama berperan ganda sebagai legitimasi kolonialisme dan kritik sosial, peran ganda ini dapat dilihat dari didirikannya laskar santri Angkata Oemat Islam (AOI) dalam melawan penjajah. Pada masa orde lama, tokoh-tokoh Muslim Nahdlatul Umana (NU), Muhammadiyah, Masyumi terlibat dala politik praktis dengan mendirikan partai politik. Pada masa orde baru, di awal tahun1990-an Soeharto melirik Islam dengan menggaet kelompok kelas menegah dibawah bendera Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia. Pada masa reformasi, lahirlah partai berbasis keagamaan secara bebas.17 Dilansir dari beritagar.id menguatnya politik identitas bisa merugikan, jika sentiment agama tetap menjadi barang jualan dan kinerja serta program yang diusung bukanlah menjadi sebuah hal yang penting. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyatakan polarisasi identitas dalam Pemilu 2019 jauh lebih kuat dibandingkan dengan variable ekonomi-sosial dan rational choices.

Seperti yang diketahui bahwa insiden salah membaca doa tersebut terjadi disaat Jokowidodo sebagai pihak calon presiden petahanan melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren yang dikelolah oleh Kiai Maimun Zubair. Sosok Kiai Maimun Zubair pun sangat dihormati dikalangan NU. Kunjungan tersebut menandakan bahwa agama dalam hal ini Islam telah digunakan untuk kepentingan politik dalam meraih suara umat Islam dengan mengadakan acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju. Indonesia Maju merupakan slogan dari pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01. Slogan ini diharapkan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu menjalankan pesta demokrasi pemilihan umum yang terbaik, cerdas dan damai,

16

Fitri Ramdhani Harahap, Politik Identitas Berbasis Agama, Universitas Bangka Belitung

17 Muhammad Habibi - Analisis Politik Identitas di Indonesia, Universitas Muhammadiyah

(10)

36 serta menghormati perbedaan dan persaudaraan, menjunjung tinggi peraturan dan persatuan menciptakan kekuatan Bersama menuju Indonesia Maju.18

. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Firman Jaya Daeli, puisi ini membuka ruang dan dirancang agar publik memberikan penilaian negative kepada objek dalam puisi ini. 19

Kata agama diobral adalah konteks politik demi kepentingan pribadi. Selanjutnya Firman mengatakan bahwa penggunaan kata agama diobral dirancang untuk menyudutkan sekelompok orang demi kepentingan politik. Berdasarkan wawancara dengan Cindy Koan, dalam puisi ini Fadli Zon melakukan framing terhadap lawan politiknya dengan menggambarkan bahwa lawan politiknya melakukan religiofikasi politik. Religiofikasi politik muncul karena kepentingan agama direndahkan oleh kepentingan sekularis “politik negara”.Religiofikasi politik disatu sisi tendensius karena melegitimasi kepentingan politik. Di Indonesia , religiofikasi politik sukses karena agama merupakan sesuatu yang rentan dan selalu memiliki dua sisi yang akan memunculkan keberhasilan tertentu wajah agama mana yang ingin digunakan dan tergantung aktor yang menggunakannya. Religiofikasi politik pun sejalan dengan kritik Karl Marx terhadapa agama dengan menyatakan:

“Religious suffering is at one and the same time the expression of real suffering and a protest against real suffering. Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of a heartless world and the soul of soulless conditions. it is the opium of the people.”

Sedangkan Rustam Fachri20

menganggap bahwa penggunaan kata agama diobral merupakan kata-kata vulgar dan provokatif dengan tujuan menjatuhkan lawan politik tanpa argument yang dapaat dipertanggungjawabkan. Puisi ini

18

Dilansir dari : httpP://news.detik.com/berita/d-4224452/timses-jokowi-maruf-usung-slogan-indon esia-maju 31 Mei 2019 23.26 WIB

19 Firman Djaya Daeli adalah pengamat politik

(11)

37 memiliki indikasi politik identitas, namun tidak membenturkan antara identitas agama satu dengan agama yang lain.

doa sakral seenaknya kau begal

disulam tambal tak punya moral

agama diobral

doa sakral kenapa kau tukar

direvisi sang bandar dibisiki kacung makelar

skenario berantakan bubar pertunjukan dagelan vulgar

doa yang ditukar bukan doa otentik produk rezim intrik penuh cara-cara licik

kaupenguasa tengik

Penggunaan kata kau dalam bait satu,dua, dan tiga mengandung ambiguitas dan kompleksitas kognitif didalamnya. Berikut adalah penjabarannya :

Dalam KBBI, kau merupakan kelas kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, dan kata tanya. Penggunaan kata kau dalam puisi di atas menunjukkan ambiguitas pada objek yang dituju.Kau tukar dapat merujuk kepada Kiai Maimun Zubair, sedangkan Kau begal dan Kau penguasa tengik dapat merujuk kepada Jokowidodo. Kemudian penggunaan kata begal memperkuat kesan terhadap sosok penguasa tengik, dalam KBBI tengik diartikan sebagai perbuatan kejam.Maka dari itu penulis puisi menggambarkan bahwa

(12)

38 pembegalan terhadap sesuatu hal yang dianggap suci merupakan sebuah perbuatan yang kejam

Kau begal dan direvisi bandar adalah tanda yang dapat menunjukkan bahwa kata kau yang tuju merupakan seorang penguasa tengik. Hal ini sejalan pada pembahasan di atas, karena saat insiden salah menyebut nama dalam doa yang dibacakan oleh Kiai Maimun Zubair, terlihat sosok Ketua P3 yang kemudian membisikan Kiai Maimun Zubair seakan mengingatkan bahwa Kiai Maimun Zubair telah salah menyebut nama. Setelah dibisiki oleh Ketua P3, Kiai Maimun Zubair pun membacakan ulang doa sebelumnya dengan mengganti nama Prabowo menjadi Jokowidodo. Sehingga direvisi sang bandar dapat merujuk kepada Jokowidodo dan dibiski kacung makelar dapat merujuk kepada Ketua P3.

Mahmud MD dalam wawancara KompasTV menyebutkan bahwa penggunaan kata kau dapat merujuk kepada Kiai Maimun Zubair maupun Ketua P3. Taj Yasin Maimon dalam wawancara KompasTV juga menyebutkan bahwa penggunaan kata kau dapat merujuk kepada Kiai maupun orang yang menukar. Karyono Wibowo juga dalam video yang diupload oleh Tribunnews.com menyebutkan bahwa penggunaan kata kau dapat merujuk kepada penguasa maupun Kiai Maimun Zubair . Menurut Firman Jaya Daeli, penggunaan kata kau dalam puisi di atas dapat merujuk kepada siapapun. Maka dari itu Fadli Zon lah yang dapat menyampaikan kepada siapa kata kau ini dialamatkan. Berdasarkan kacamata hukum, Rustam Fachri menilai kata kau dalam puisi ini tidak dapat merujuk pada subjek yang dimaksudkan, sehingga puisi ini tidak dapat digugat secara hukum. Lebih lanjut Rustam menilai bahwa puisi ini melanggar moral dan etika.

Sementara bandar dalam KBBI adalah orang yang menyelenggarakan perjudian. Kata bandar dapat diartikan bahwa pesta demokrasi dapat menjadi bahan judi dalam politik. Koalisi-koalisi yang terbentuk dan mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden menggambarkan bahwa ada

(13)

39 harga, yaitu kursi kekuasaan sebagai bahan taruhan selama masa pesta demokrasi. Koalisi menjadi bagian yang sangat penting untuk menggerakan mesin politik partai yang bertujuan menjaring kekuatan massa dalam pemilihan presiden.21

Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 414 ayat 1 tentang Penyelenggara Pemilu, disebutkan bahwa partai politik harus memenuhi ambang batas parlemen sebanyak 4 persen dari jumah suara. Sesudah partai memenuhi ambang batas parlemen, langkah selanjutnya adalah menggunakan metode Sainte Lague untuk mengkonversi suara menjadi kursi di DPR. Hal ini tertera dalam Pasal 412 ayat 2, yaitu setiap partai politik yang memenuhi ambang batas akan dibagi dengan bilangan pembagi 1 yang diikuti secara berurutan dengan bilangan ganjil 3,5,7 dan seterusnya.22

Kacung dalam KBBI diartikan sebagai pesuruh, dan makelar diartikan sebagai perantara perdagangan antara pembeli dan penjual. Kacung makelar dapat ditujukan kepada Ketua P3, karena P3 merupakan bagian dari koalisi yang mendukung pasangan nomor urut 1.Cindy Koan berpandangan bahwa pemilihan kata-kata seperti begal dalam bait yang pertama, kau tukar dan makelar dalam bait ke-dua, adalah upaya membangun opini publik seperti:

“kalau sampai ada tokoh-tokoh atau ulama tertentu yang sampai bisa salah berdoa, salah ucap dalam berdoa itu berarti ada permainan politik dibelakangnya”

doa sakral kenapa kau tukar direvisi sang bandar dibisiki kacung makelar

skenario berantakan bubar pertunjukan dagelan vulgar

21 Decky Wospakrik - Koalisi Partai Politik Dalam Sistem Presidensil di Indonesia

(14)

40 Bait kedua dalam puisi ini mengandung kompeksitas kognitif dan ironi.Berikut adalah penjabarannya :

Skenario dalam KBBI adalah rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci. Skenario adalah rangkaian cerita yang ditulis secara terperinci oleh seorang penulis yang dapat menjadi visualisasi dalam bentuk gambar23

. Berantakan dalam KBBI adalah cerai-berai, tidak keruan letaknya, dan bubar dalam KBBI diartikan sebagai bercerai-berai ke mana-mana. Bait kedua ini juga menjadi sebuah penegasan bait pertama mengenai agama diobral. Skenario berantakan bubar dapat diartikan sebagai kedatangan Jokowidodo ke Pesantren milik Kiai merupakan rincian kegiatan pihak 01, namun pada saat bersamaan insiden kesalahan penyebutan nama menjadikan skenario tersebut berantakan. Petunjukan dalam KBBI adalah sesuatu yang dipertunjukkan, tontonan (bioskop, wayang, dan sebagainya), dagelan dalam KBBI adalah lawakan, pertunjukan jenaka dan vulgar dalam KBBI diartikan sebagai kasar, tidak sopan. Dalam bait per-tama penulis puisi menggunakan kata agama diobral, sehingga dalam bait ke-dua dapat diartikan bahwa penggunaan agama lewat tokoh agama telah ada didalam skenario. Indra Samedo dalam CNN.Indonesia menyatakan bahwa “Politik identitas masih bisa memengaruhi masyarakat jika kandidat melibatkan tokoh agama untuk meraih suara, pesan para agamawan memiliki peran yang cukup besar”24 Alih-alih meraup suara dengan cara didoakan oleh Kiai justru gagal karena merampas hakekat dari doa tersebut. Selain gagal, perampasan terhadap sebuah doa juga dinilai sebagai hal yang tidak sopan. Penggunaan kata dagelan merupakan sebuah ironi yang digunakan penulis puisi dalam menggambarkan kejadian perampasan terhadap hakikat dari sebuah doa.

doa yang ditukar

bukan doa otentik

23Pengantar Penulisan Skenario

24 Indra Samego adalah pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

httpP://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/nasional/20180710083429-32-312875/meraup-suara-pilpres-2019-lewat-kemasan-politik-identitas? 19 Agustus 2019 21.38 WIB

(15)

41

produk rezim intrik penuh cara-cara licik

kau penguasa tengik

Bait ketiga dalam puisi ini mengandung kompeksitas kognitif. Berikut adalah penjabarannya :

Dalam KBBI otentik adalah asli , produk adalah hasil, rezim adalah pemerintahan yang berkuasa dan intrik adalah penyebaran kabar bohong untuk menjatuhkan lawan. Dalam kejadian ini doa yang dibacakan oleh Kiai Maimun telah kehilangan kesuciannya. Pembegalan dalam doa merupakan produk rezim intrik yang menunjukkan bahwa insiden salah penyebutan nama di dalam doa tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjatuhkan pihak lawan. Dengan cara didoakan oleh Kiai Maimun Zubair menunjukkan bahwa pihak petahana didukung oleh pihak ulama, hal ini tentu bertentangan dengan apa yang selama ini dialami oleh pihak 02 yang selama ini diisukan bertentangan nilai-nilai Pancasila. Sebagai contoh dilansir dari detiknews.com Prabowo diberikan tantangan menjadi imam Sholat oleh La Nyalla Mattalitti. La Nyalla Mattalitti mengungkapkan bahwa Pak Jokowi lebih hebat mengenai Islam dibanding Prabowo. Ayo kita uji keislamannya Pak Prabowo, ujar La Nyalla Mattalitti. 25

Kau penguasa tengik menunjukkan bahwa keinginan petahana untuk maju dalam 2 periode dengan menggunakan agama sebagai sesuatu yang kejam. Rustam Fachri menilai bahwa penggunaan kata-kata dalam bait ke-tiga lahir dari unsur kebencian. Cindy Koan kemudian menilai bahwa penggunaan kata “penguasa tengik” merupakan penegasan terhadap penggambaran permainan politik yang dilakukan oleh lawan politik dan bait ini menegaskan bahwa terdapat narasi politik yang sedang dibangun dalam bentuk puisi.

Ya Allah

dengarlah doa-doa kami dari hati pasrah berserah

25 httpP://news.detik.com/berita/d-4341080/kontroversi-tantangan-prabowo-jadi-imam-salat 1

(16)

42

memohon pertolonganMu kuatkanlah para pejuang istiqomah

di jalan amanah

Bait ke-empat dalam puisi ini mengandung ironi, ambiguitas, dan kompeksitas kognitif. Berikut adalah penjabarannya :

Dalam KBBI ya adalah kata untuk memberi tekanan pada suatu pernyataan. Secara etimologis kata Allah (لا ل ه (diderivasi dari kata ilah (ه لإ (yang berarti menyembah (دب ع .(Kata Allah (لا ل ه ( juga dapat diderivasi dari kata alih (ه لأ (yang berarti ketenangan (نك س ,(kekhawatiran (عز ف (dan rasa cinta yang mendalam (ع لو ) Ketiga makna kata alih (ه لأ (mengarah kepada makna keharusan untuk tunduk dan mengagungkan26 Dengar dalam KBBI adalah tangkap suara, lah adalah kata seru untuk memberi tekanan atau menyungguhkan, kami adalah yang berbicara bersama dengan orang lain (tidak termasuk yang diajak berbicara), yang menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca. “ Ya Alah , dengarlah doa-doa kami” adalah perumpaan yang digunakan oleh penulis puisi sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan dengan memberikan kata-kata berupa penekan. Kalimat ini juga menggambarkan fenomena pemanjatan doa dalam media sosial. Hal ini kemudian menjadi lumrah di Indonesia dan dapat ditemui dalam media sosial manapun, seperti contoh: munculnya akun @doabijak di Twitter pada tahun 2011.

26

(17)

43 Gambar 5.1

Akun Twitter @doaBijak

Dari dalam KBBI merupakan sebuah kata depan yang menyatakan tempat permulaan, pasrah artinya menyerahkan sepenuhnya, dan berserah artinya memercayakan diri dan nasib. “Dari hati berserah” tidak menunjukkan makna sebenarnya atau merujuk pada sebuah keadaan hati pasrah berserah, karena penggunaan kata-kata sebelum bait puisi ini menggunakan kata-kata kacung makelar, kau penguasa tengik. Penggunaan kata-kata ini menunjukkan emosi terhadap sebuah keadaan, seperti dalam pembahasan di atas dijelaskan bahwa telah terjadi insiden salah menyebut nama dalam doa yang dibacakan oleh Kiai Maimun Zubair. Semula Kiai Maimun Zubair menyebutkan nama Prabowo dalam doanya, namun setelah dibisiki oleh Ketua Umum P3, Kiai meralat doanya dengan menyebut nama Jokowi dalam doanya.

Memohon dalam KBBI adalah meminta dengan hormat, pertolongan adalah perbuatan atau sesuatu yang dipakai untuk menolong

(18)

44 dan Mu adalah kata yang digunakan sebagai penunjuk pemilik. Kuat artinya banyak tenaga, kan artinya surfiks pembentukan verba, para artinya kata penyerta yang menyatakan pengacuan ke kelompok, pejuang adalah memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga. Jamaluddin, 2002,h.151 istiqomah adalah tidak goncang dalam menghadapi macam-macam problema yang dihadapi dalam kehidupan dengan tetap berdasar dan tetap berpegang pada tali Allah SWT dan sunnah Rasul27. Penulis puisi dalam doanya memohon kepada Allah agar dapat di kuatkan untuk merebut dari penguasa tengik. Namun “para pejuang istiqomah” masih menjadi tanda tanya tentang siapa yang sedang menjadi pejuang, pejuang istiqomah dapat merujuk kepada penulis puisi atau orang-orang yang selama ini memberikan perlawanan kepada pihak petahana. Dilansir dari Idn Times terdapat 5 serangan Politik antara kubu Jokowi dan Prabowo yang ramai di media sosial :

1. Dari jari hingga kontroversi

Berawal dari video seorang Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menurunkan tangan mahasiswa yang mengacungkan dua jarinya saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan Dies Natalis ke-66 di Universitas Sumatera Utara (USU). Merasa tangannya diturunkan, mahasiswa tersebut mengganti dua jarinya dengan jempol. Kubu Prabowo pun meresponi video tersebut, Sandiaga lewat Instagramnya membagikan video serupa dengan kejadian di USU. Dalam video tersebut Sandi bertanya dengan nada menyindir : “kenapa tangannya diturunkan?”

2. Dua versi lagu Potong Bebek Angsa

Fadli Zon pernah mengunggah sindiran melalui Twitter dengan mengganti lirik lagu Potong Bebek Angsa. Unggahan ini pun ramai dibicarakan warganet, hingga Fadli Zon dilaporkan oleh Partai

27

(19)

45 Solidaritas Indonesia. Kubu Jokowi pun menanggapi hal tersbut dengan mengganti lirik lagu Potong Bebek Angsa

3. Jebakan Batman

Istikah jebakan Batman pertama kali dilontarkan oleh Wasekjen PAN Erwin Izharrudin kepada kubu Jokowi, karena memilih KH Ma’aruf Amin sebagai pasangannya dengan memilih calon yang sudah berumur lebih tua.

4. Jenderal Kardus hingga Kejebong dan Kampret

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief menuding adanya dugaan pembayaran mahar 500 miliar yang diberikan calon Wakil Presiden Sandiaga Uno kepada Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilaan Sejahtera demi memajukan dirinya sebagai cawapres Prabowo. Melalui akun Twitternya Andi Arief juga menggunakan istilah Jenderal Kardus untuk Prabowo. Istilah ini pun kerap dipakai kubu Jokowi untuk menyindir kubu Prabowo. Perang istilah dan kicauan di Twitter juga kerap dilakukan, kubu Prabowo menyindir kubu Jokowi dengan kata kejebong, dan kubu Jokowi menyindir kubu Prabowo dengan kata kampret.

5. Perang tagar di media sosial

Kedua kubu saling memiliki tagar, #2019GantiPresiden diciptakan oleh Ketua DPP PKS Mardan Ali Sera, lalu muncul #2019TetapJokowi yang diciptakan oleh relawan Jokowi sebagai tandingan tagar. Munculnya kasus hoaks Ratna Sarumpaet yang merupakan mantan anggota tim pemenangan kubu Prabowo menciptakan tagar baru yaitu #KoalisiPlastik, tak tinggal diam kubu Prabowo pun membalas dengan #BapakHoaksNasional dengan menyertakan unggahan janji-janji Jokowi yang tak kunjung direalisasikan.

Mengacu pada 5 contoh serangan politik di atas, maka posisi para pejuang istiqomah dalam puisi diatas dapat merujuk kepada tiga kategori

(20)

46 komunikator politik, yaitu: politikus, komunikator professional, ataupun aktivis.

Dalam KBBI di adalah kata depan untuk menandai tempat, jalan diartikan sebagai tempat untuk lalu lintas orang, dan amanah adalah sesuatu yang dipercayakan. Sudrajat hal 1, amanah adalah sesuatu yang dipercayakan yaitu berupa sekumpulan tindakan yang harus dilakukan. 28

Penulis puisi menggambarkan bahwa perjuangan yang dilakukan adalah melawan politik identitas berbasis agama dengan menggunakan tokoh agama, dan merampas hakekat daripada doa itu sendiri. Dalam 10 poin “Penjelasan Tertulis Untuk Puisi Doa Yang Ditukar” , Fadli Zon menulisakan pada poin nomor 3 bahwa :

“ Saya tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanya demi memuluskan ambisi politik seseorang ataupun sejumlah orang”.

Maka dari itu penulis puisi menggambarkan bahwa perjuangan yang dilakukan adalah sebuah amanah. Cindy Koan berpandangan bahwa bait ke-4 dalam puisi ini adalah narasi politik yang sedang dilakukan oleh Fadli Zon. Hal ini dapat dilihat dari konsep vis a vis dalam pemilihan kata-kata bait ke-4 29

. Konsep ini juga mengukuhkan identitas pihak Fadli Zon sebagai yang tidak sedang melakukan religiofikasi politik dan berada dalam koridor yang benar. Sementara lawan politiknya diposisikan dalam hal yang buruk, yang sedang tidak melakukan sesuatu pada koridornya. Kemudian Rustam Fachri berpandangan bahwa bait ke-4 dari puisi ini

28

Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag - Amanah pada Orang Yang Tepat :

Kepemimpinan dan tugas pekerjaan sesuai kedudukan sesorang di mata agama Islam dipandang sebagai amanah dan harus berada pada orang yang tepat. Amanah mengharuskan memilih seseorang yang paling pantas untuk mengemban sebuah jabatan. Rasulullah saw menegaskan : “Barang siapa mengangkat seseorang berdasarakan kesukuan atau fanatisme, sementara di sampingnya ada orang lain yang lebih disukai Allah dari padanya, maka ia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman”, (HR Imam Al-Hakim)

29

Dalam kamus hukum vis a vis adalah suatu kondisi dimana para pihak ditempatkan pada kondisi yang saling berhadap-hadapan (tidak saling memihak)

(21)

47 merupakan klaim sepihak yang dilakukan oleh Fadli Zon untuk menggambarkan pihak-pihaknya.

Dari empat bait puisi ini mengandung kompleksitas kognitif didalamnya yang membuat komunikan harus menafsirkan terlebih dahulu makna yang terkandung didalamnya, hal ini dapat dilihat dari penggunaan keseluruhan kata dalam puisi. Ambiguitas dapat dilihat dari penggunaan kata “kau”, dan ironi dapat dilihat dari penggunaan kata: “pertunjukan dagelan vulgar”, “dari hati pasrah berserah”.

5.2.1 Agama dan Politik di Indonesia (Kode Konteks)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada sub bab “Analisis Pesan dan makna Puisi “ Doa yang ditukar” dalam sub bab ini peneliti akan menganalisis agama dan politik di Indonesia. Agama adalah candu merupakan istilah yang dikeluarkan oleh Karl Marx ketika membicarakan masalah agama. Agama adalah sebuah sistem kepercayaan yang mempunyai tujuan dapat memberikan alasan dan hukum-hukum agar seluruh tatanan dalam masyarakat berjalan sesuai dengan keinginan penguasa.30 Bagi Marx agama adalah instrument untuk memanipulasi dan menindas kelas subordinat dalam masyarakat. Semakin seseorang mengabdikan diri pada agama, maka ia semakin kehilangan dirinya karena dikuasai agama31 Cindy Koan menyatakan bahwa agama adalah sesuatu yang sangat rentan dan memang mempunyai dua sisi, sehingga apabila salah satu sisi dibangkitkan dengan denied atau rebuse sisi yang lain pasti menciptakan keberhasilan tertentu serta sejauh mana wajah agama yang dipakai dan aktor-aktor yang terlibat. Di Indonesia, pengaruh agama bahkan ditegaskan, meski secara ambigu dalam konstitusi32. Menurut Ibrahim, dalam konteks politik perbedaan di lapangan praktis, agama dan etnis menjadi sumber utama sebuah konflik, hal ini disebabkan dalam

30Ierzum Farihah “Filsafat Materialisme Karl Marx (Epistimologi Dialectical and Historical

Materialism) Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 3 No 2, Desember 2015 hal 447

31 Ibid hal 448

(22)

48 suasana ekstrim dan fanatik agama menjebak manusia untuk saling menganiaya, inilah yang disebut dengan dua sisi agama sebagai pembimbing manusia ataupun sebaliknya.33 Sehingga agama pun menjadi sumber daya yang kuat untuk dimobilisasi menjadi kekuatan politik.34. Serta menjadikan agama semakin mudah dijadikan alat politik untuk mencapai kepentingan politik tertentu. Bahkan tidak sedikit pula tokoh agama yang menggunakan politik sebagai kendaraan untuk mencapai kepentingan sesaat untuk mendapatkan jabatan, kekuasaan, dan uang.35

Melihat kondisi agama dan politik di Indonesia saat ini, dilansir dari VoaIndonesia politik identitas mewarnai Pemilihan Umum tahun 2019 ini. Politik identitas muncul saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, Acham Munjid menyatakan bahwa “agama dan politik tidak akan bisa berjalan seiringan dan akan menghasilkan demokrasi yang tidak sehat. Menguatnya politik identitas adalah dampak pembungkaman kebebasan berekspresi di ruang publik. Ketika Islam diberi ruang untuk berekspresi, politisi menyalahgunakannya untuk mendapatkan suara36. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Endang Sari, kebangkitan politik identitas tergambar jelas dakam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dimana faktor kesamaan agama menjadi alasan utama memilih pasangan Anies-Sandi, hal ini didasari pada kaitan antara citra diri dan harga diri baik sebagai individu maupun kelompok. “Saya muslim saya memilih Anies-Sandi” merupakan slogan serta bentuk citra diri dan harga diri, hal ini didasari pada sentiment terhadap penistaan agama oleh Ahok di Kepulauan Seribu yang diikuti oleh aksi 411 dan 212. Sentimen ini kemudian dimunculkan untuk menyerang Ahok serta kasus ini mendapat legitimasi dari Lembaga ke-agamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).

33 Ibid 523 34 Ibid 524 35 Ibid 525 36

Achmad Munjid adalah dosen program Studi Agama dan Lintas Budaya serta Peneliti Universitas Gajah Mada

(23)

49 Pilkada Jakarta 2017 menjadi contoh agama menjadi alat politik sekaligus menunjukkan bahwa sentiment terhadap agama dapat menonjolkan sisi agama bukan sebagai pembimbing manusia melainkan saling menganiaya antar manusia itu sendiri. Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan ada satu cara untuk meredam politik identitas dala pemilu selanjutnya, yaitu menghilangkan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold. Menurut Titi saat ini partai berada ditengah-tengah dilemma berkampanye untuk pileg, berkampanye untuk capres yang bukan kadernya. Dengan dihilangkannya presidential threshold37, masyarakat akan dihadapkan pada beragamnya pilihan calon pemimpin yang bukan sekedar menjual agama yang dijadikan kedok semata untuk mendulang suara rakyat.38

5.2.2 Pesan Sebagai Kebohongan

Berikut adalah 10 poin klarifikasi Fadli Zon terkait cuitan “Puisi Doa yang ditukar:” :

1. Saya sangat menghormati K.H Maimoen Zubair, baik sebagai ulama, maupun sebagai pribadi yang santun dan ramah. Beberapa kali saya bertemu dengan beliau. Beberapa diantaranya kebetulan bahkan bertemu di tanah suci Mekah, di pesantren Syekh Ahmad bin Muhammad Alawy Al Maliki di Rusaifah.

2. Di tengah pembelahan dikotomis akibat situasi perpolitikan di tanah air, saya selalu berpandangan agar penilaian kita terhadap para ulama sebaiknya tidak dipengaruhi oleh penilaian atas preferensi politik

37Presidental Thershold adalah ambang batas perolehan suara yang harus diperoleh partai politik

dalam suatu pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden. Pada pelaksanaan pemilu 2019,

Presidential Thershold diatur dalam Pasal 222 UU Pemilu yang menyatakan : “Pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25& dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya

38 Dilansir dari

(24)

50 mereka. Hormati para ulama sama seperti halnya kita menghormati para guru atau orang tua kita.

3. Justru karena saya sangat menghormati K.H Maimoen Zubair, saya tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanya demi memuluskan ambisi politik seseorag ataupun sejumlah orang. Inilah yang telah mendorong saya menulis puisi tersebut. Saya tidak rela ada ulama kita dibegal dan dipermalukan.

4. Secara Bahasa, puisi yang saya tulis tidaklah rumit. Bahasanya sengaja dibuat sederhana agar dipahami luas. Hanya ada tiga kata ganti dalam puisi tersebut, yaitu “kau”, “kami”, dan “-Mu” disitu. Apalagi dalam bait ketiga, saya memberikan atribut yang jelas mengenai siapa “kau” yang dimaksud oleh puisi tersebut.

5. Pemelintiran seolah kata ganti “kau” dalam puisi tersebut ditujukan kepada K.H Maimoen Zubair jelas mengada-ada dan merupakan bentuk fitnah. Tuduhan tersebut bukan hanya telah membuat saya tidak nyaman, tapi juga mungkin telah membuat tidak nyaman keluarga K.H Maimoen Zubair. Kami dipaksa seolah saling berhadapan, padahal diantara kami tidak ada masalah dan ganjalan apa-apa.

6. Keluarga K.H. Maimoen Zubair, melalui puteranya, K.H. Muhamad Najih Maimoen, telah memberikan penjelasan bahwa beliau menerima klarifikasi saya bahwa kata ganti “kau” memang tidak ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair. Tanpa klarifikasi dari saya pun, beliau sendiri berpandangan jika kata ganti “kau” memang ditujukan kepada orang lain. Bukan Mbah Moen Beliau juga menjelaskan jika aksi massa telah menggoreng isu ini bukan berasal dari kalangan santrinya, melainkan digoreng oleh pihak luar.

7. Sekali lagi saya sampaikan bahwa puisi itu sama sekali tidak pernah ditujukan kepada K.H Maimoen Zubair. Penjelasan ini sejak dini juga telah saya sampaikan kepada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuudin saat ia tabayun melalui akun media sosialnya. Sudah saya

(25)

51 jawab dengan tegas dalam tabayun bahwa kata ganti kata “kau” pada puisi itu adalah “penguasa” bukan K.H Maimoen Zubair

8. Guru-guru saya banyak berasal dari ulama dan kyai NU, termasuk almarhum K.H Yusuf Hasyim, putera Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy’ari. Saya juga bersahabat karib dengan K.H. Irfan Yusuf dan kelurganya, yang merupakan cucu Hadratys Syekh, K.H. Hasyim Asy’ari. Begitu juga halnya dengan putera pendiri NU yang lain. K.H Hasib Wahab Abdullah, yang merupakan putera K.H Wahab Hasbullah, adalah sahabat saya sejak puluhan tahun silam. Saya bahkan pernah jadi Dewan Penasihat Pencak Silat NU Pagar Nusa. Itu sebabnya saya juga sangat menghormati NU.

9. Itu sebabnya saya tidak pernah mendudukan para ulama dan kyai berdasarkan preferensi politinya. Politik mudah sekali berubah, sementara penghormatan kita kepada orang-orang alim seharusnya selalu ajeg.

10. Dalam waktu dekat Insya Allah saya mungkin akan bersilaturahim ke K.H Maimoen Zubair. Meskipun puisi saya sekali lagi tidak pernah ditujukan untuk beliau, sebagai salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf karena kontestasi politik yang teradi saat ini mungkin telah membuat beliau dan keluarga menjadi tidak nyaman akibat gorengan orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Dari 10 poin klarifikasi diatas, bentuk kebohongan yang sedang dilakukan oleh Fadli Zon dengan menggunakan puisi politik adalah :

1. Menyesali tindakan meralat doa yang dilakukan oleh lawan politiknya.

2. Membela seorang Kiai, yang dalam hal ini digunakan sebagai alat politik.

(26)

52 5.2.3 Pesan dan Makna Sebagai Bentuk Perlawanan

Fadli Zon sebagai politikus telah memainkan perannya dalam proses opini publik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari cuitan Puisi “Doa yang ditukar” , Fadli Zon menggambarkan bahwa lawan politiknya dalam masa kampanye telah menggunakan agama sebagai alat politik. Fadli Zon menggambarkan bahwa penggunaan agama dalam politik adalah sebuah ajaran yang buruk. Dalam cuitan ini dapat dilihat bahwa lawan politik menggunakan momentum pembacaan doa oleh seorang Kiai dapat meraih suara umat Islam. Dhofier (dalam J.Mardinim, 2016:2) Kiai adalah elemen paling essensial dari suatu pesantren. Pesantren dan Nahdlatul Ulama tidak akan pernah berdiri dan tidak akan pernah eksis tanpa keberadaan para Kiai, dalam posisi ini santri merupakan sub-ordinat Kiai yang harus taat dan tunduk tanpa syarat kepada Kiai, dan jika perlu mengorbankan jiwanya demi Kiai.

Melihat posisi santri sebagai sub-ordinat dan pesan yang disampaikan oleh Kiai Maimun Zubair seperti : “Ya pasti, saya sampaikan supaya bisa santri-santri itu ya ikut Kiai. Pak Jokowi ini orang Jawa dan Islam, dan saya yakin ini akan menjadi besarnya Islam, dan besarnya kemakmuran bangsa” lantas saja dapat mendulang perolehan suara lawan politiknya. Sementara disisi lain Fadli Zon menggambarkan pihaknya sebagai seorang pejuang

Pesan dan makna dalam cuitan ini merupakan bentuk perlawanan Fadli Zon terhadap lawan politiknya. Adapun bentuk perlawanan yang dilakukan adalah perlawanan tertutup, dengan menggunakan kalimat : (1) tak punya moral agama diobral, (2) skenario berantak bubar, (3) doa yang ditukar bukan doa otentik, (4) kuatkanlah para pejuang istiqomah di jalan aman. Berdasarkan wawancara dengan Cindy Koan, perlawanan yang diberikan oleh Fadli Zon terlihat dari narasi politik dalam bait ke-empat karena memiliki konsep “kami dan kamu”, “kami dan kalian”, “mereka dan kami “ itu adalah sebuah vis a vis. Penggunaan diksi kami pejuang amanah mengukuhkan bahwa pihak Fadli Zon sedang tidak menggunakan

(27)

53 makelar doa dan melakukan politik pada koridornya, dan lawannya digambarkan sebagai yang buruk dan tidak melakukan politik

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Adapun ketentuan besarnya dana tabarru’ didasarkan atas tabel penentuan iuran tabarru takaful dana investasi setelah dikurangi biaya pengelolaan (loading),

Konjungsi-konjungsi itu merupakan konjungsi yang biasa dipakai untuk menghubungkan kata, frasa, klausa yang menghubungkan sejajar atau setara (sama tingkatannya dan

Apabila dibandingkan dengan hasil pengujian aktivitas antioksidan terhadap ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana kulit buah jeruk sambal menunjukkan bahwa

Oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian secara otomatis yang dapat dikendalikan secara jarak jauh, aman dan efisien pada proses powder coating sehingga operator

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Laporan Akhir ini berjudul “Aplikasi Sensor Load Cell Sebagai Pengukur Serpihan Cangkir Plastik Air Mineral Untuk Menonaktifkan Motor AC Pada Rancang Bangun Mesin

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada